Anda di halaman 1dari 27

CONTOH AUTOBIOGRAFI

This Is me
Nama lengkapku adalah Sholihatun Nimah. Aku sangat bersyukur kedua orang
tuaku memberiku nama tersebut. Menurutku nama Sholihatun Nimah adalah nama
yang indah. Sholihatun Nimah mempunyai arti seorang perempuan solehah yang
diberi kenikmatan. Kedua orang tuaku berharap dengan nama tersebut akan menjadi
doa untukku supaya aku menjadi seorang wanita yang solehah yang selalu taat
kepada Allah sebagai Tuhanku dan taat kepada kedua orang tuaku. Selain itu kedua
orang tuaku juga berharap aku selalu diberi kenikmatan oleh Allah dalam setiap
langkahku di dunia.
Nama panggilanku adalah Nimah. tetapi ada suatu kebiasaan di kos tempat
tinggalku. Di mana setiap nama panggilan akan diubah untuk lebih mengakrabkan
semua penghuni kos. Namaku Nimah diubah menjadi Tunik. Nama Tunik diambil dari
perpaduan antara Sholihatun dan Nimah. bukan hanya namaku saja yang diubah
tetapi semua penghuni kos. Seperti misalnya temanku yang paling menyebalkan nama
aslinya adalah Lela tetapi kami memanggilnya Nur Lek. Jadi jangan heran jika ada
yang memanggilku Nimah ataupun Tunik. Aku selalu beranggapan apapun namaku itu
merupakan berkah yang harus disyukuri.
Saat ini saya masih tinggal bersama kedua orang tua dan adikku. Kami tinggal
di desa kecil yang terletak di kabupaten Pati tepatnya desa Raci kecamatan
Batangan. Tempat tinggal kami memanglah sebuah desa kecil yang memang cukup
makmur. Dipimpin oleh seorang kepala desa yang bijaksana yang bernama Ibu Mamik
Tri Murti,S.Pd. desaku cukup aman dan nyaman untuk ditempati. Desa Raci terletak
di pinggir jalan pantura yang di sebelah Selatan jalan terdapat sawah yang
terhampar. Dan di sebelah Utara terdapat tambak yang berjejer. Sebagaian 3besar
penduduk bermata pencarian sebagai petani entah itu petani sawah maupun petani
tambak.
Sebenarnya jika boleh jujur ada yang tidak aku sukai dari desaku. Memang
bisa dikatakan masyarakat di desaku tinggal adalah masyarakat yang tergolong
makmur. Orang yang kayalah yang dihormati dan dikenal. Mungkin kata- kata itu
memang benar. Seperti yang terjadi di desaku. Jika orang yang mempunyai
kekuasaan dan kekayaan pasti akan dikenal dan dihormati. Dan orang- orang yang
tidak mampu bersiap- siaplah untuk merasa terasing. Aku sendiri heran kenapa
sebagian besar masyarakatnya seperti itu. Menurutku ini sangatlah tidak adil. Kita
hidup dalam kebersamaan di sebuah desa kecil yang cukup makmur tetapi kenapa
perbedaan tetap ada dan dipermasalahkan. Seperti yang pernah aku amati ketika
Pak Dheku sedang berduka karena ibu beliau meninggal dunia terbukti orang yang

datang melayat banyak. Bahkan ada satu tradisi di desaku yaitu jika ada orang
meninggal maka pihak keluarga harus mengadakan tahlil selama tujuh hari. Hal ini
terlihat pada saat Pak Dheku mengadakan tahlil di rumahnya selama tujuh hari
tersebut selalu ramai selalu banyak orang yang datang untuk melayat. Tetapi beda
halnya dengan tetanggaku ketika dia harus kehilangan orang yang dicintai. Pada saat
pelaksanaan tahlil hanya sedikit orang yang datang mungkin hanya orang- orang di
lingkungan sekitar saja yang datang. Dan maklum sajalah karena Pak Dheku adalah
orang yang cukup kaya dan terpandang di desaku sedangkan tetanggaku hanyalah
seorang petani biasa.
Permasalahan tersebut membuat aku tidak nyaman untuk tinggal di sana.
Akupun pernah berpikir jika besok aku tak akan menjadi masyarakat desa Raci lagi.
Memang aku tidak suka dengan sistem masyarakatnya. Perangkat desa yang ada di
desa Raci juga terlihat gemedhe kalau orang Jawa bilang.
Kota Pati merupakan kota kecil yang terletak di Jawa Tengah. Banyak ciri
khas yang ada di kota Pati. Dari dialegnya yang mempunyai kekhasan yaitu dengan
dialeg leh, go dan are. Di Pati juga terdapat makanan khas yaitu nasi gandul.
Nasi gandul adalah nasi yang diberi kuah santan dan terdapat daging di dalamnya.
Yang tidak pernah merasakan nasi gandul bisa langsung datang ke kota Pati. Di sana
terdapat banyak penjual nasi gandul. Dan dijamin jika sudah merasakan nasi gandul
walau baru sekali pasti akan ketagihan lagi.
Di semarang saat ini aku berada, aku tinggal di jalan Hawa III nomor 23
Semarang. Aku tinggal disebuah kos yang sederhana. Di sini aku tinggal bersama 16
temanku. Di kos ini aku menemukan sebuah keluarga baru. Sebuah keluarga yang
tidak terdapat ikatan darah tetapi terdapat ikatan batin. Di sini kami merasa
senasib sebagai anak rantau. Kekeluargaan sangat terasa jika tinggal di kos ini.
Kenyamanan juga menjadi kesan pertama ketika tinggal. Meskipun aku jauh dari
orang tua tetapi aku merasa aman di sini karena kita semua saling melindungi satu
sama lain. Kekompakanpun jelas terlihat hal ini terbukti ketika kos kami mengadakan
karya wisata ke Yogyakarta, semua penghuni kos ikut semua. Kami juga tidak
membeda- bedakan dan tidak mempermasalahkan dari mana kami berasal.

Tersayang

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara yang terlahir dari pasangan
suami istri sembilan belas tahun yang lalu tepatnya pada tanggal lima Februari 1993.
Aku bersyukur sekali dilahirkan dari rahim seorang ibu yang memiliki sifat lemah
lembut. Kedua orang tuaku begitu sabar menantikan kehadiranku di dunia karena
mereka harus menungguku selama tujuh tahun sejak pernikahan kedua orang tua.
Memang pada saat awal pernikahan mereka ibuku sudah pernah hamil tetapi sayang
usia kandungan ibu tidak bertahan lama. Diusia kandungan yang menginjak 3 bulan
ibu harus mengalami keguguran. Baru tujuh tahun kemudian ibu hamil aku. Bapak dan
ibu sangat senang sekali ketika mengetahui kehamilan ibu.
Kelahamilan ibu pada saat mengandung aku bisa dikatakan unik. Pada saat
hamil ibu mengandungku selama sebelas bulan. Memang bisa dikatakan sangat aneh.
Kata ibu dulu pada saat ibu hamil kakekku pernah berkata jika ibu hamil akan
diadakan pagelaran sinden di rumah. Tetapi meski ibu sudah hamil kakekku tidak
segera melaksanakannya. Alhasil aku tidak mau keluar dari rahim ibuku. Baru setelah
sebelas bulan pada suatu malam kakekku menggelar pagelaran sinden dan anehnya
pada malam itu juga aku terlahir.
Ibuku bernama Warini. Ibuku adalah ibu terbaik diseluruh dunia. Beliau
sangat menyayangi anak- anaknya. Tetapi saat ini aku merasakan kesedihan yang
begitu mendalam. Tak pernah kusangka sebelumnya ibuku menderita sakit jantung
dan diabetes. Tubuhnya yang dulu subur kini seiring usianya bertambah justru
semakin kurus. Sangat menyedihkan memang jika aku lihat di masa lalu. Dulu ibu
memiliki tubuh gemuk subur tetapi kini hanya tulang berbungkuskan kulit. Sejak ibu
menderita jantung ditambah diabetes yang menyerangnya ibu sering sakit- sakitan.
Dadanya sering sesak ketika dia banyak pikiran. Meskipun ibu mempunyai penyakit
seperti itu ibu tidak pernah mengeluh sedikitpun. Itulah yang selalu membuatku
belajar dari ibu yaitu selalu mensyukuri segala sesuatu yang ada di dalam diri kita.
Satu lagi yang membuatku bangga kepada ibu. Beliau selalu rela berkorban demi
keluarga misalnya saja ibu rela tidak makan asalkan keluarga bisa makan dengan
kenyang. Pernah suatu ketika ibu membeli sate kambing untuk makan malam. Tetapi
ibu tidak makan sate kambing segigitpun justru beliau hanya makan nasi dengan
kecap sisa sate tersebut. Semua sate kambingnya diberikan kepada bapak, aku dan
adekku. Memang sungguh miris jika melihat ibu makan. Karena ibu mengidap
diabetes yang mengharuskannya tidak makan segala makanan yang mengandung gula
berlebih, setiap sarapan ibu hanya makan nasi jagung dengan tempe goreng.
Aku selalu berdoa untuk kesembuhan ibuku. Saya sangat berharap ibu kembali
seperti dulu tidak sakit- sakitan terus. Satu yang pernah ibu katakan padaku yang
membuatku benar- benar merasakan keharuan dan kesedihan yang begitu mendalam.
Ibu ingin sekali membuatku menjadi orang sukses.. Satu yang selalu ditakutkan ibu.

Dia takut tidak bisa melihat kesuksesan yang diraih anak- anaknya kelak. Aku selalu
berharap ibu akan selalu menemani setiap langkahku.
Ibu mungkin beruntung memiliki pendamping seperti bapak. Meskipun bapak
hanya petani biasa , tetapi bapak selalu berjuang untuk keluarga dan anak- anaknya.
Bapak adalah seorang pekerja keras. Beliau mau melakukan apa saja supaya asap
dapur terus mengepul dan biaya sekolah kami tetap lancar. Dulu bapak hanyalah
seorang kuli. Dia berangkat dari pagi pulang sore begitu setiap harinya. Dan
malamnya yang seharusnya digunakan sebagai waktu istirahat digunakan bapak untuk
mengurus tambak. Aku merasakan betapa capeknya bapak dalam mencari nafkah
untuk keluarga. Kegigihan dan kerja keras bapak menjadi pelajaran yang sangat
berharga untukku. Tetapi Alhamdulillah sekarang bapak sudah tidak menjadi kuli
lagi berkat kerja keras dan kegigihanya. Sekarang bapak sudah memiliki tambak
sendiri yang lumayan banyak untuk orang kampung. Sekarang bapak tidak menyewa
tambak lagi untuk digarapnya tetapi bapaklah yang menyewakan tambaknya untuk
orang lain. Sekarang Bapak memiliki tiga tambak yang dikelolanya sendiri dan dua
tambak yang disewakan.
Aku memiliki seorang adik yang sangat bandel meski dia perempuan. Dia
bernama Sofiana Ramdhani. Dia lahir pada tanggal 24 November 2003. Dia biasa
dipanggil Sofi. Saat ini dia sedang berada di kelas empat di SD Negeri Raci 02.
Walaupun namanya Sofi aku selalu memanggilnya Menyeng. Sofi adalah anak yang
sangat hiperaktif. Hampir tiap hari dia tidak pulang di rumah. Dia selalu bermain
bersama teman- temannya. Jujur ketika aku kecil aku benci sekali dengan adikku
karena aku takut kasih sayang dari kedua orang tuaku akan terbagi. Tetapi sekarang
sudah tidak lagi. Rasa benci yang dulu ada sekarang berganti dengan rasa sayang
yang tiada bandingnya selayaknya sayang dari sang kakak kepada sang adik.
Kedua orang tuaku memang bukanlah dari orang yang mengenyam pendidikan
tinggi. Mereka hanya lulusan SMP tetapi mereka selalu mengutamakan pendidikan
untuk anak- anaknya. Kedua orang tuaku terutama ibu begitu menggebu- gebu untuk
menyekolahkanku di sekolah yang memiliki fasilitas lengkap. Meskipun kami hidup
dalam kesederhanaan, orang tuaku selalu menyisihkan uang untuk keperluan
pendidikan kami. Kedua orang tuaku juga mempunyai impian untuk menyekolahkanku
sampai pendidikan tinggi. Aku juga selalu berharap semoga apa yang diimpikan kedua
orang tuaku akan terkabul.
Aku memang tergolong anak yang manja kepada orang tua. Orang tuaku dulu
juga sering memanjakanku. Maklum lah karena aku adalah anak satu- satunya. Dan
orang tuaku juga harus menunggu lama untuk kehadiranku di dunia. Pada saat aku
masih kecil segala yang aku inginkan pasti dituruti. Meskipun pada saat itu uang dari
kedua orang tuaku bisa digolongkan pas- pasan tetapi mereka tidak menghiraukan

hal tersebut yang terpenting dalam hidup mereka adalah kesenanganku. Pernah
suatu ketika pada saat aku masih berumur enam tahun. Di desaku sedang
dilaksanakan sebuah karya wisata ke Yogyakarta. Pada saat itu aku ingin sekali ikut
tetapi orang tuaku sudah tidak punya uang lagi karena uang mereka sudah digunakan
untuk berobatku. Aku sempat dilarikan di rumah sakit karena lambungku mengalami
infeksi. Pada saat itu aku tidak mau tahu dan aku selalu marah karena ingin pergi ke
Yogyakarta. Kemudian orang tuakupun terpaksa harus berhutang kepada tetangga
untuk membayar karya wisata tersebut. Jika aku ingat masalah tersebut sungguh
rasanya sedih sekali. Betapa jahatnya aku kepada orang tuaku. Aku hanya ingin
kesenangan saja tanpa tahu bagaimana kondisi kedua orang tuaku. Andai aku dapat
kembali kemasa lalu tak akan aku biarkan kedua orang tuaku harus terbebani karena
aku. Aku akan lebih memilih tidak ikut karya wisata tersebut.
Dulu aku selalu takut jika harus bepergian tanpa orang tuaku. Kemanapun aku
berada orang tua harus ada di sampingku menemaniku. Jika aku bermainpun ibu
harus ada menemaniku. Pada saat aku TK ibu juga menemaniku di sekolah jika
ditinggal sebentar saja pastilah saya menangis. Pernah suatu ketika pada saat aku
sedang belajar menggambar. Ibu aku suruh menemaniku di luar jendela kelas, tetapi
tiba-tiba ketika aku menoleh kearah ibu berada ibu sudah tidak ada di tempat itu.
Seketika itu juga aku menangis dan tidak mau melanjutkan menggambar. Dan alhasil
nilai nol aku dapatkan.
Orang Paling Teraniaya
Banyak kejadian yang pernah aku alami sewaktu masih TK. Mulai dari kejadian
yang paling menyedihkan hingga kejadian yang paling memalukan. Dimulai dari
kejadian yang paling menyedihkan dulu waktu TK saya pernah jatuh hingga gigiku
harus tanggal. Ketika itu aku sedang bermain prosotan aku sempat terjatuh dengan
kepala berada di bawah. Dan dalam kejadian tersebut aku harus rela satu gigiku
tanggal. Jika soal jatuh tak hanya kali ini saja. Selain itu akupun pernah terjatuh
ketika acara jalan santai bersama teman- teman satu kelas dan bapak ibu guru.
Sewaktu itu aku memakai sepatu yang bertali. Di tengah jalan tali sepatu yang aku
pakai lepas dan tidak sengaja saya menginjaknya. Dan akupun terjatuh tengkurap di
jalan. Kedua telapak tangan dan kaki ku berdarah terkena kerikil- kerikil yang ada di
jalan. Itu adalah bebarapa pengalaman yang menyedihkan sewaktu aku TK.
Ada juga pengalaman yang paling memalukan ketika aku TK. Pada waktu itu
aku baru saja pulang dari rumah sakit. Seminggu setalah aku pulang dari rumah sakit
kedua orang tuaku sepakat supaya aku kembali bersekolah kembali. Pada hari
pertama aku masuk sekolah setelah sekian lama harus merasakan sakitnya jarum

suntik aku sangat senang sekali karena dapat bertemu dengan teman- teman
kembali. Pada hari itu di tengah- tengah pelajaran tiba- tiba perutku mules sekali.
Sebenarnya pada saat itu ingin sekali aku minta izin untuk pergi ke kamar mandi
tetapi urung aku lakukan karena takut dengan guruku yang sedang mengajar.
Kemudian aku tidak menyangka sekali sebuah ledakan besar keluar dari pantatku.
Suara hening karena semua siswa mendengarkan penjelasan dari guru tiba- tiba
berubah menjadi tertawaan yang begitu keras. Sungguh sangat malu sekali pada
waktu itu. Itulah pengalaman yang paling memalukan dalam hidupku dan aku selalu
berharap tak akan pernah mengulanginya kembali.
Setalah dari TK Darma Wanita saya melanjutkan di SDN Raci 02. Pada awalawal kelas satu prestasiku tidak begitu menonjol. Aku hanya dapat ranking lima. Baru
kemudian pada awal kelas tiga hingga kelas enam prestasiku sudah mulai terlihat.
Pada awal kelas tiga hingga kelas enam aku selalu mendapat ranking satu maupun
dua. Pada saat SD aku mempunyai banyak pengalaman. Berbagai lomba pernah aku
ikuti meskipun tidak pernah mendapatkan juara. Aku pernah mengikuti lomba siswa
teladan pada saat kelas lima. Pada saat lomba tersebut aku mendapatkan teman
baru. Kami begitu akrab meski baru pertama bertemu. Dia bernama Sinta. Orangnya
cantik dan baik. Pada saat itu dia memiliki rambut yang panjang. Dan pada saat
pengumuman lomba ternyta temanku Sinta tersebut mendapat juara satu sedangkan
aku masuk tiga besar saja tidak. Memang Sinta adalah anak yang cerdas terbukti
kemarin waktu aku bertemu dengannya ternyata dia sekarang kulyah disalah satu
Universitas di Jerman. Memang sungguh hebat sekali dia. SMAnyapun merupakan
salah satu SMA terbaik di Indonesia yaitu SMA Taruna Nusantara.
Selain lomba siswa teladan aku juga pernah mengikuti lomba IPU atau ilmu
pengetahuan umum. Lomba baca puisi juga pernah aku ikuti. Pada saat lomba IPU
prestasiku lumayan walau hanya mendapat juara tiga tapi setidaknya masuk tiga
besar. Tetapi pada saat lomba puisi aku tidak mendapatkan juara. Maklumlah
suaraku memang begitu keras. Tetapi yang sampai sekarang aku bingungkan
bagaimana bisa guruku memilihku untuk mengikuti lomba baca puisi sedangkan
suaraku pada saat itu pas- pasan.
Saya pernah merasakan kecewa waktu SD karena aku ingin sekali lomba pesta
siaga sewaktu kelas lima. Sebenarnya guru- guruku menginginkan aku ikut tetapi
karena umurku sudah melampaui batas umur untuk ikut lomba tersebut. Sedih sekali
rasanya tetapi kesedihanku terobati dengan aku diikutkan lomba pramuka untuk
golongan penggalang. Dalam perlombaan tersebut dari sekolahku diwakili oleh 10
putra dan 10 putri. Dalam pramuka tersebut terdapat lomba pentas seni dan dari
sekolahku menampilkan tarian menuju puncak. Dalam tarian tersebut kami mengikuti
gerakan pada salah satu ajang pencarian bakat menyanyi disalah satu stasiun

televisi swasta. Pada saat mengikuti perlombaan tersebut dengan semangat kami
menari tetapi ada satu yang kami sesali karena kami tidak begitu kompak dalam
menampilkannya. Malampun semakin larut, dan ini adalah saatnya kami harus tiduk.
Rasanya begitu capek sekali. Kami juga harus berbagi tempat dalam tenda dengan
teman- teman sekelompokku. Tidur berdesak- desakan dan hanya beralasakan tikar
merupakan hal yang paling berkesan. Pada saat tidur ada- ada saja hal yang
diperbuat oleh teman- temanku. Salah satu dari mereka ada yang kentut. Sontak
kamipun tertawa bersama. Pada saat tidurpun ada hal yang paling memalukan yang
aku lakukan. Pada saat tidur aku bermimpi sedang pentas menari menuju puncak dan
alhasil akupun mengigau. Dengan gerakan yang tidak begitu jelas aku tidur sambil
menari. Salah satu dari guru pendampingku melihatnya dan yang lebih parah beliau
merekam semua igauanku. Dan keesokan harinya pada saat kami sedang bersiap- siap
untuk pulang beliau memperlihatkan hasil rekaman igauanku. Dan teman- teman yang
lainpun ikut menonton mereka tertawa bersama dan malu tentu saja aku dapatkan.
Pada saat SD menurutku aku adalah orang yang paling teraniaya di dunia.
Bagaimana tidak semua teman laki- lakiku memusuhiku. Mereka memang tidak suka
jika aku berhasil. Segala keusilan pernah aku dapatkan di kelas. Pernah suatu ketika
pada saat aku kelas lima teman- teman menempelkan permen karet di bangkuku. Dan
alhasil permen karet tertempel dirokku. Bukan hanya itu saja keusialan mereka.
Pada saat aku sedang ada pelajaran olahraga. Seperti biasa saat pelajaran olahraga
aku harus menyopot sepatuku. Dan pada saat setelah selesai olahraga ternyata kaos
kakiku hilang satu. Ternyata kaos kakiku diumpetkan oleh salah satu temanku.
Alhasil aku tidak memakai kaos kaki pada saat sekolah. Itu adalah contoh sebagian
kecil dari keisengan mereka.
Saat aku SD aku sudah mengerti antara teman sejati dan teman bohongan.
Aku memiliki seorang teman bernama Dewi. Dia memang sainganku dalam
berprestasi. Sebenarnya kita masih saudara. Dihadapanku dia sangat baik kepadaku
tetapi dibelakangku dia bersikap tidak senang padaku. Ketika ada permen karet
dikursiku ternyata dia juga ikut menaruh permen karet tersebut. Entah kenapa dia
membenciku seperti itu. Sampai sekarangpun dia seperti masih mempunyai dendam
kepadaku terbukti jika kita berpapasan di jalan dia tidak pernah mau menyapa.
Apalagi kemarin aku sempat ada masalah dengan dia. Ternyata Dewi dari kecil
dulu hingga sekarang suka dengan temanku yang benam Wawan. Wawan adalah
teman baikku. Dia juga masih anak dari kerabat keluargaku. Wawan memang dekat
denganku kami begitu akrab. Waktu kecil kita sering mandi bersama di rumahku.
Ketika aku berada di kelas tiga SMA aku begitu akrab dengan Wawan. Dan dia
bilang kepada Wawan bahwa dia suka dengan Wawan. Tetapi Wawan bilang jika dia
suka denganku. Mungkin karena itulah sekarang dia tidak menyukaiku. Padahal aku

merasa tidak mempunyai masalah dengannya. Aku selalu berharap kami akan baikan,
kami kembali seperti dulu. Sewaktu kecil kami sering bermain bersama. Mulai dari
bermain boneka, bermain masak- masakan, bermain sepeda, dan berdandan
selayaknya artis. Sewaktu kami belum bisa bersepeda, kami sering berlatih
bersama. Dewi mempunyai sepeda kecil sekali, aku sering meminjamnya untuk
berlatih karena sepedaku terlalu besar. Jujur saat ini kangen sekali dengan
kebersamaan itu.
Dibalik teman- teman yang memusuhiku aku beruntung mempunyai temanteman yang baik kepadaku. Teman- teman tersebut adalah Yuli, Dwi, dan Nur. Kami
memang bersahabat sejak kecil. Meraka sangat baik kepadaku. Sampai sekarangpun
kita masih berteman dengan baik. Sekang temanku yang bernama Nur dan Dwi sudah
mempunyai suami dan mempunyai anak. Tinggal aku dan Yuli yang masih menjomblo.
Sebenarnya tidak semua teman laki- lakiku kejam padaku. Ada tiga temanku
yang bernama Santo, Wawan, dan Ricky. Kami sering sekali belajar kelompok
bersama. Setiap hari aku, Dwi, Nur, Santo, Wawan, dan Ricky sering ke rumah Yuli
untuk belajar kelompok sambil bermain dan mencari buah kersen. Rumah Yuli
memang tempat yang paling nyaman. Rumahnya penuh pohon- pohon dan banyak
sekali pohon kersen di sana sehingga membuat suasana menjadi nyaman.
Kebersamaan kami begitu erat setiap hari setelah pulang sekolah pasti kita
berkumpul di sana. Sampai sekarang kami masih begitu akrab tetapi sayang temanku
yang bernama Santo sudah berubah. Dia sudah agak sombong jika bertemu saja dia
sama sekali tidak menyapa.
Aku memang salah satu anak yang paling beruntung di kelas. Dari semua
teman- temanku satu kelas hanya aku dan Ricky yang melanjutkan sekolah sampai
sekarang. Kebanyakan teman- temanku berhenti sampai SMA bahkan ada yang hanya
berhenti sampai SMP. Saat ini Ricky bersekolah di AKPELNI. Sampai sekarang
Rickypun masih berkunjung ke kosku jika ada waktu luang. Memang benar jika ada
yang bilang persahabatan bagai kepompong meskipun sekarang kita sudah berubah
dewasa namun persahabatan akan tetap menjadi persahabatan yang tak akan pernah
musnah dimakan usia.
Setelah lulus dari SD kebetulan aku, Ricky, Yuli dan Dewi bersekolah di
tempat yang sama yaitu di SMPN 1 Juwana. Dan kebetulannya lagi aku dan Dewi satu
kelas. SMPku merupakan salah satu SMP favorit di kota kabupaten Pati. Pada saat
aku SMP, SMPku sudah memilki predikat sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN).
Memang sekolahku tergolong sekolah elit. Kebanyakan teman- temanku adalah anak
orang kaya, pejabat, dan pengusaha sukses. Semua peserta didik juga memilki
kemampuan yang sangat baik. Rata- rata teman- temanku pintar. Pada saat awal
masuk di sana jujur saja aku sedikit minder karena aku bukanlah siapa-siapa. Aku

bukanlah anak orang yang berdasi dan bukanlah anak dari saudagar kaya. Tetapi
dengan seiringnya waktu aku mulai terbiasa dengan kondisi tersebut. Ternyata
teman- temanku baik. Mereka tidak memandang siapa kita.

Pacar Atau Musuh


Pada awal aku masuk SMP dunia begitu asing menurutku. Aku bertemu dengan
orang- orang baru yang tak aku kenal sebelumnya. Pada kelas VII aku di kelas VII C
yang diwali kelasi oleh ibu Tri yang mengampu mata pelajaran ekonomi. Beliau adalah
wali kelas yang baik. Selalu memperhatikan anak- anak di kelas. Di SMP kelas satu
prestasiku justru menurun.
Di kelas tujuh aku memiliki seorang teman yang bernama Ade. Nama
lengkapnya Ade Tegarindra. Dia merupakan setua kelasku. Dulu dia orangnya usil
banget. Tiap aku mengerjakan tugas pasti diganggu. Pernah suatu ketika pada saat
aku sedang mengerjakan mencatat pelajaran matematika tiba- tiba dia datang
mendekatiku dan bolpoin yang aku gunakan direbutnya. Kamipun rebut- rebutan
bolpoin pada saat aku ambil tidak sengaja bolpoin tersebut terkena pipinya hingga
berdarah. Pada saat itu aku merasa bersalah sekali karena aku dia jadi terluka.
Meskipun pernah seperti itu, dia tetap saja tidak pernah berubah. Setiap aku
menulis pasti bolpoinku diambil dan pada saat aku sedang membaca pasti buku
bacaanku diambilnya. Tetapi itu menciptakan suatu keakraban tersendiri bagi kita.
Meskipun kadang aku jengkel karena tingkahnya namun aku tak pernah membencinya
apa lagi dendam justru tertawa sendiri jika ingat tingkah konyolnya.
Pada saat kelas delapan aku berada di kelas VIII B. Kelasnya menurutku asyik
juga. Di kelas delapan aku kembali menemukan teman- teman baru karena di kelas
delapan kita di acak. Di kelas delapan aku sudah tidak satu kelas lagi dengan Ade.
Itu tandanya hidupku akan tentram. Pada saat di kelas delapan prestasi belajarku
sudah mulai meningkat. Walau aku tidak mendapat peringkatsatu tapi setidaknya
aku mendapatkan peringkat dua.
Masuk di kelas sembilan aku merasa kembali seperti saat SD ada beberapa
temanku yang sering ngejailin aku. Mereka bernama Heri dan Ali. Setiap hari bukubukuku mereka umpetkan. Tidak hanya itu saja bahkan buku- bukuku sering mereka
corat- coret. Aku merasa sebel sekali kepada mereka bahkan aku pernah sampai

menangis di kelas karena ulah mereka. Sampai sekarangpun jika aku bertemu dengan
mereka rasanya ingin menonjok wajah mereka.
Di SMP kelas sembilan ini juga aku sudah mengenal apa itu cinta. Dari
pertemuan yang tidak disengaja timbul suatu perasaan yang sulit diuraikan dengan
kata- kata. Pada suatu hari ada suatu kebodohan yang aku lakukan. Teman SDku
yang bernama Nur sedang jatuh cinta dengan seorang pria yang bernama Denit.
Dengan inisiatif sendiri aku membuat surat cinta untuk si Denit. Tetapi niat ingin
membantu mempersatukan mereka justru aku mempermalukan temanku sendiri.
Surat yang aku beri kepada Denit justru disebarkan seseorang yang bernama Puji.
Sejak itulah aku mengenal seseorang yang bernama Puji. Kesan pertama yang ada
adalah menyebalkan.
Entah bagaimana ceritanya aku ditembaknya. Dia rela memutuskan pacarnya
demi aku itulah yang membuatku berfikir untuk menerimanya. Enam bulan berlalu
pacaran kamipun berjalan tanpa ada rintangan. Di awal yang bahagia namun harus
berakhir dengan tragis. Ternyata dia tidak sesetia yang aku fikirkan. Di belakangku
ternyata berkali- kali dia menghianati kepercayaanku. Dan yang paling menyedihkan
ternyata selama ini aku hanya dijadikan taruhan bersama teman- temannya.
Sosok yang aku anggap sebagai malaikat yang selalu menghiasi dan mewarnai
hari- hariku ternyata tak lebih dari seekor babi yang menjijikan. Dulu aku selalu
beranggapan dia adalah orang yang sempurna. Karena ternyata dia pintar sekali. Dia
selalu mendapat juara parallel di sekolahnya. Selain itu dihadapanku dia juga
bersikap baik dan perhatian. Kini semua kenangan tentangnya sudah ku tutup rapat
dalam memoriku dan tak pernah ku buka kembali. Aku akan membiarkan memori
tentangnya berubah menjadi usah dan lenyap dimakan usia.
Kelas sembilan merupakan masa penuh kenangan. Pada saat ini kita harus
merasakan perpisahan dengan teman- teman SMP yang selama tiga tahun bersama.
Kesedihan pasti terasa pada saat akan ujian karena pada saat inilah sebentar lagi
kita akan berpisah. Seiring dengan semakin mendekatnya ujian dan perpisahan
terdapat suatu kegelisahan tersendiri di hatiku. Aku selalu berfikir apakah aku bisa
mengerjakan soal- soal ujian? Dimanakah aku akan melanjutkan sekolahku?
Pendidikan Jatuh Cinta
Aku memang salah satu anak yang beruntung di saat siswa- siswa lain bingung
mencari sekolah tetapi aku sudah tenang karena aku sudah diterima disalah satu
SMA favorit di kota Rembang. Aku diterima di SMAN 1 Rembang. SMAN 1 Rembang
merupakan salah satu SMA yang berpredikat sebagai sekolah berstandar
internasional. Merupakan kebanggan tersendiri bagiku dan bagi orang tuaku aku bisa

diterima di sana. Tetapi ada satu kekhawatiran tersendiri bagiku karena di SMAN 1
Rembang merupakan salah satu sekolah yang memungut biaya mahal. Sedangkan
orang tuaku hanya orang biasa. Tetapi keteguhan dan keyakinan dari orang tuaku
yang menuntunku untuk meneguhkan hati sekolah di sana.
SMAN 1 Rembang yang beralamat di jalan Gajah Mada nomor 5 Rembang
merupakan salah satu sekolah favorit di kabupaten Rembang. Aku mendaftar di
SMA ini bersama dengan 11 temanku. Mereka adalah Lintang, Ulin, Hida, Tika, Nia,
Riski, Septian, Danar, Icha, Wahyu Nita ,Dewi dan Firla. Untuk dapat bersekolah di
sana memang syaratnya cukup berat. Kami harus memiliki nilai rapor minimal ratarata 75 dan kami juga harus mengikuti beberapa tes yaitu tes tertulis dan tes
wawancara. Pada saat tes tertulis kami bertiga belas berangkat bersama karena
memang jadwal kami tes bersamaan. Pada hari pertama saat tes tertulis rasanya
dek- degan dan agak sedikit takut jika aku tidak diterima di sekolah ini. Pada hari
itu pelaksanaan tespun berjalan dengan lancar Dan di hari kedua kami tidak dapat
mengikuti tes wawancara secara bersamaan karena memang pelaksanaan tes
wawancara dilaksanakanan dua kali. Dan saya mendapatkan hari kedua pelaksanaan
wawancara. Pada saat pelaksanaan wawancara begitu menegangkan. Bagaimana tidak
pelaksanaan wawancara kita harus menggunakan bahasa Inggris sedangkan aku tidak
begitu lancar berbahasa Inggris. Saat- saat yang ditunggupun tiba namaku dengan
urutan 49 dipanggil. Pada saat memasuki ruangan rasanya benar- benar jantungku
bertabuhan. Akupun mencoba untuk tenang dan meningkatkan konsentrasi. Pada saat
aku mengambil undian aku mendapatkan text reportdalam teks ini aku menceritakan
pengalamanku pada saat study tour di Jakarta. Dan dalam wawancara tersebut ada
sedikit kekeliruan yang setiap saat aku pikirkan setelah wawancara. Pewawancara
pertama bertanya padakuwhat do you buy tetapi aku mengira what do you by.
Sehingga aku menjawabbuy bus. Sontak kedua pewawancara yang mewawancaraiku
tertawa. Tes wawancarapun selesai dengan perasaan yang tidak tenang karena
kekeliruanku tersebut.
Akhirnya hari yang ditunggu- tunggupun datang yaitu pengumuman penerimaan
siswa baru. Dengan hati yang berdebar aku melihat pengumuman tersebut dan tidak
aku sangka sebelumnya aku lolos dan secara otomatis aku diterima di sekolah
tersebut. Tetapi ada hal yang sangat mengecewakan tidak semua teman- temanku
diterima. Yang diterima di SMAN 1 Rembang hanyalah aku, Hida, Tika, Lintang, Ulin,
Danar, Riski, Wahyu Nita dan Dewi. Icha, Firla, Septian, dan Nia tidak lolos. Sedih
sekali kita tidak bisa satu sekolah lagi. Meskipun yang diterima 8 orang tetapi Dewi,
Wahyu Nita, dan Riski mengundurkan diri. Riski dan Wahyu Nita akhirnya masuk di
SMAN 1 Pati dan Dewi bersama Nia bersekolah di SMAN 2 Rembang.

Pada saat masa orientasi siswa rasanya senang sekali karena pada saat itu aku
bertemu dengan teman- teman baru. Pertama aku sekolah di sana rasanya minder
sekali karena kebanyakan teman- temanku lancar berbicara Inggris. Tetapi kedua
orang tuaku selalu memberiku semangat. Mereka menyuruhku untuk mendekati
teman- teman yang pintar dan menyuruhku belajar bersama mereka. Memang
sekolah di SMAN 1 Rembang mendapatkan tantangan sendiri untuk belajar di sana.
Selain saingannya berat di sana juga mewajibkan semua mata pelajaran selain
Agama, Pkn, dan bahasa Jawa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar. Pertama menang aku agak kagok tetapi lama kelamaan sudah terbiasa.
Dalam tes tengah semester dan tes akhir semester juga menggunakan bahasa
Inggris.
Pada saat SMA banyak hal yang berubah dalam hidupku. Saat SMA saya
memutuskan untuk memakai jilbab. Tidak pernah terpikirkan dalam hidupku untuk
memakai jilbab sebelumnya. Pada awal mulanya aku memakai jilbab karena saya
bernazar jika saya diterima di sekolah favorit aku akan memakai jilbab. Dan benar
saja aku diterima di salah satu sekolah favorit. Memang pada awal memakai jilbab
rasanya berat sekali. Panas, berat, dan tidak bisa bebas itulah yang ada dalam
pikiranku saat memakai jilbab pertama kali. Tetapi dengan berjalannya waktu aku
mulai menikmati hijabku. Meskipun masih setengah- setengah jilbabnya. Pada saatsaat tertentu saja aku memakai jilbab, misalnya pada saat bersekolah dan pada saat
pergi bersama teman- teman SMA. Tetapi jika pergi tidak bersama teman SMA aku
tidak memakai jilbab.
Pada saat SMA ada hal menarik yang aku dapatkan. Pengalaman- pengalaman
baru juga aku dapatkan. Mulai pada saat masa orientasi siswa atau MOS dan
penerimaan tamu amalan atau PTA. Merupakan pengalaman pertama yang aku
dapatkan sewaktu sekolah di SMAN 1 Rembang. Pada saat MOS aku mulai
berkenalan dengan teman- teman baru. Pada saat ini pula aku mempunyai kenalan
baru yang duduk satu bangku denganku. Dia bernama Desiva. Desiva orangnya baik
banget selain itu dia juga pinter. Dia memiliki postur tubuh gendut. Kemudian pada
saat PTA juga merupakan pengalaman pertama yang juga mengesankan. Kami
melakukan kemah satu hari satu malam. Pada saat PTA aku mendapat hukuman dari
kakak- kakak bantara karena kaos kakiku kurang panjang.
Diawal belajar di sekolah tersebut kami bertemu dengan banyak guru-guru
mulai dari guru yang dianggap paling galak sampai guru yang dianggap paling santai.
Guru yang paling ditakutkan adalah guru mata pelajaran Agama beliau bernama bu
Umroh. Memang beliau disiplin sekali, selain itu tegas dalam hal pakaian. Jilbabpun
juga diatur. Kita diwajibkan memakai jilbab yang besar dan tebal selain itu juga
harus menutup dada. Memang pertama kami agak takut tapi lama- kelamaan kami

sudah terbiasa dengan beliau. Dan guru yang paling tidak ditakuti adalah pak
Jurjaini. Beliau mengajar keterampilan akuntansi.
Pada saat kenaikan kelas merupakan saat yang paling mendebarkan. Bagaimana
tidak saat inilah penentuan apakah aku masuk kelompok IPA atau IPS. Alhamdulillah
aku masuk di grup IPA. Aku masuk di kelas XI IPA 2. Di kelas IPA 2 ini aku
mendapatkan teman- teman baru kembali. Di kelas ini juga aku bertemu dengan
pacar keduaku. Dia bernama Avif Prasetya Ardiansah tetapi lebih dikenal dengan
RT. Keakraban kami dimulai pada saat kami satu kelompok dalam pembuatan film
pada pelajaran Bahasa Inggris. Karena setiap hari kita bertemu dan sering diantar
pulang dia menambah kedekatan kita. Avif adalah ketua kelasku di kelas XI IPA 2.
Dia memiliki sifat baik, bijaksana, penyabar, dan memiliki jiwa pemimpin. Karena
sifat- sifatnya tersebut yang membuatku jatuh hati kepadanya. Waktu pasaran
kami tidak lama seperti pacaranku sebelumnya kami hanya mampu bertahan enam
bulan. Menurutku dia sabar sekali karena selama enam bulan jadian kami sudah
beberapa kali putus.
Sebenarnya tidak ada niatan aku jadian dengannya. Ternyata sebelum
denganku Avif sudah terlebih dahulu akrab dengan Kiki teman satu kelasku. Mereka
hampir saja jadian jika saja Avif tidak bertemu denganku. Mungkin aku bisa
dianggap sebagai pengganggu hubungan mereka. Tetapi untung saja Kiki tidak marah
denganku. Dia tetap menjadi teman baikku di kelas. Meskipun aku dan Avif satu
kelas tetapi kami tidak pernah pacaran pada saat sekolah. Untuk kebersamaan kami
ada waktu tersendiri yaitu pada saat libur sekolah.
Avif pernah mengikuti Paskibraka di kabupaten. Dan dia mendapatkan uang
yang lumayan dari Paskibraka tersebut. Kemudian dia mentraktirku dengan temanteman yang lain. Kami ditraktir di rumah makan Maria. Di sana dijual bakso dan mie
ayam. Kami tidak berani memakan bakso di sana karena memang pemilik dari warung
tersebut adalah orang Cina takutnya jika daging yang digunakan tidak daging halal.
Tanpa pikir panjang aku dengan teman- teman yang lain memesan semangkok mie
ayam dan segelas es jeruk. Perutku yang sudah keroncongan membuatku sudah tidak
sabar untuk memakan pesananku. Dengan sangat kagetnya pesanan yang datang mie
ayam hanya menggunakan sumpit dan sendok. Di sana tidak disedikan garpu. Alhasil
stres yang aku dapatkan karena aku tidak bisa makan dengan sumpit. Karena malu
jika harus makan mie ayam menggunakan sendok akhirnya aku memutuskan untuk
tidak makan. Dengan alasan sudah kenyang aku hanya minum es jeruk saja. Melihat
teman- teman yang lain dengan lahapnya makan mie ayam, sungguh batin ini rasanya
tersiksa karena sebenarnya perutku sudah lapar banget.
Setelah putus dengan Avif aku dekat dengan pacar dari temanku. Dia
bernama Lingga sedangkan temanku bernama Yani. Mereka sudah dua tahun pasaran.

Tetapi karena kehadiranku mereka menjadi putus. Tidak ada niatan aku untuk
merebut Lingga dari Yani karena memang pertama aku tidak mempunyai perasaan
apapun dengan Lingga. Tetapi dengan berjalannya waktu ada sedikit perasaan cinta
dengan dia. Sering dia menyatakan cinta kepadaku tetapi aku selalu menolaknya
dengan alasan untuk konsen dengan ujian terlebih dahulu. Tetapi ketika mendekati
ujian dia menghilang entah ke mana. Dia tidak pernah menghubungiku bahkan nomor
telefonnyapun tidak aktif. Aku berusaha melupakan Lingga dan konsen dengan ujian
yang akan aku jalani.
Dengan menghilangnya Lingga aku dekat dengan Wawan teman SDku dulu.
Setiap malam Wawan selalu menelfonku. Kami sering curhat tentang masalah kita
sehari- hari. Aku bangga sekali dengan Wawan. Wawan merupakan anak yatim dan
dia harus menjadi tulang punggung dikeluarganya. Akhirnya dia merantau ke kota
Bandung. Di sana pada awal mulanya dia bekerja sebagai buruh angkut di salah satu
toko buah besar. Tetapi dengan kerja kerasnya sekarang dia menjadi manager di
sana. Ada sebuah pengakuan dari Wawan yang benar- benar membuatku tercengang.
Di masa- masa buruknya dia pernah menjadi pencopet. Dan dia mengakui itu dengan
penuh penyesalan. Sekarang dia berubah menjadi seseorang yang bijaksana dan
pekerja keras. Selama kedekatan kami ada sebuah pengakuan yang membuatku
terharu. Ternyata dia memendam rasa suka selama 10 tahun kepadaku. Sejak SD dia
suka kepadaku tetapi dia tidak cukup berani untuk mengungkapkan itu. Tetapi pada
saat dia mengungkapkan perasaannya kepadaku bukanlah waktu yang tepat. Karena
selain mendekati ujian akupun juga tidak mempunyai perasaan cinta kepadanya.
Di SMA juga selain pengalaman menyenangkan pengalaman menyedihkanpun
aku dapatkan. Aku mengatakan bahwa pada saat itu adalah hari kehancuranku.
Setiap hari aku harus menyaksikan kedua orang tuaku bertengkar. Setiap saat aku
selalu memikirkan mereka. Bahkan kedua orang tuaku pernah memutuskan untuk
bercerai. Tetapi Alhamdulillah niatan itu diurungkan karena aku menangis di depan
mereka memohon untuk tidak berpisah. Karena pertengkaran dari orang tuaku
tersebut juga berdampak pada hasil belajarku. Di kelas XII hasil belajarku menurun
drastis. Yang biasanya aku masuk dalam 10 besar tatapi kini di kelas XII 20
besarpun tidak masuk. Aku sangat takut dengan kondisiku apalagi sudah mendekati
ujian akhir. Untung saja aku mempunyai guru yang sangat baik, beliau bernama Ibu
Sriatun. Bu Atun begitulah kami biasa memanggilnya. Guru pengampu mata pelajaran
matematika tersebut dengan telaten menemaniku untuk curhat. Segala perasaan
dan permasalahan semua aku ungkapkan dengan Bu Atun. Dengan adanya bu Atun
semua dapat meringankan bebanku selama ini. Bu Atun selalu menyemangatiku untuk
lebih giat belajar dan selalu berdoa semoga aku diberi kemudahan oleh Allah SWT.
Bu Atun tidak pernah aku lupakan berkat beliau saya bisa seperti ini.

Di tengah- tengah menuju ujian aku sedang dekat dengan temanku SMP yang
bernama Ade. Kami bertemu kembali pada saat sedang meminta doa restu kepada
guru- guru SMP setelah tiga tahun tidak bertemu. Ada yang berubah dari dirinya
sekarang dia bertambah tinggi, tambah gemuk, dan tambah putih. Berbeda dengan
dulu dia hanya mempunyai badan tinggi dan kurus. Aku kaget sekali sewaktu pertama
kali dia melihatku dia langsung menyalamiku. Kemudian setelah pertemuan itu kami
mulai dekat. Kita sering membahas materi ujian bersama, sering bercanda dan
membahas masa- masa SMP dulu. Dia begitu perhatian denganku. Dia selalu
menanyakan aku apakah aku sudah makan atau belum. Padahal tidak pernah
sebelumnya ada cowok yang sebegitu perhatiannya denganku. Dia memang anak rajin
dan pintar. Saya sering belajar darinya.
Semakin hari kita semakin dekat. Suatu hari dia mengakui jika dia suka
kepadaku sejak pertama kali bertemu sewaktu SMP. Dia memendam rasa tanpa
berani mengatakan kepadaku selama enam tahun. Bahkan sampai saat itupun dia
masih memendam perasaan cinta kepadaku. Tetapi kita bertemu disaat yang tidak
tepat. Karena dia sudah mempunyai pacar bernama Yuni yang merupakan teman
sekelasnya. Awalnya aku tidak berniat jadian dengannya. Kita hanya menjadi teman
dekat. Tetapi karena kedekatan kami, suatu hari dia memberanikan diri menyatakan
cintanya kepadaku. Dia mengakui jika dia sudah putus dengan Yuni. Tentu saja aku
langsung menerimanya. Karena sebenarnya akupun ada rasa dengannya. Dan tanggal
2 Mei 2011 akhirnya kami jadian.
Pada saat kelulusan SMA adalah saat- saat yang paling membahagiakan. Puas
rasanya setelah usahaku selama ini terbayar dengan predikat lulus dan selembar
ijazah. Tetapi setelah berselang beberapa hari setelah kelulusan merupakan saat
yang paling membingungkan dalam hidupku. Semua cowok yang pernah dekat
denganku kembali menanyakan janjiku kepada mereka. Lingga yang dulu menghilang
sudah kembali lagi, serta Wawan juga menanyakannya. Jujur aku bingung harus
bagaimana tetapi hatiku sudah kumantapkan untuk memilih Ade. Karena memang
sebelumnya aku sudah jadian dengan Ade.
Setelah kelulusan SMA sama seperti siswa- siswa lain yang sibuk mencari
perguruan tinggi maka begitupun denganku. Ada banyak perguruan tinggi yang aku
incar untuk aku daftar. Sebenarnya sebelum kelulusan aku sudah diterima di
beberapa universitas swasta yang ada di Indonesia. Yang pertama aku sudah
diterima di UNISULA jurusan kedokteran. Yang kedua aku sudah diterima di UMS
jurusan pendidikan biologi. Aku mendaftar di kedua universitas tersebut melalui
jalur PMDK. Tetapi kedua orang tuaku tidak menyetujuinya. Kedua orang tuaku
menginginkan aku untuk kuliah di jurusan PGSD. Aku sempat sebel dengan kedua
orang tuaku karena memaksakan keinginannya kepadaku. Aku benar- benar tidak

suka mengampil jurusan PGSD karena memang pada dasarnya aku tidak mempunyai
niatan untuk menjadi seorang guru. Pada saat itu aku bentrok dengan kedua orang
tuaku selama seminggu aku tidak berbicara dengan mereka. Hingga suatu hari ada
pengumuman aku tidak lolos pada saat SNMPTN. Akhirnya aku menuruti keinginan
kedua orang tuaku untuk mengambil jurusan PGSD di IKIP PGRI Semarang.
Pada saat itu aku merasa seperti sebuah robot. Aku sempat tidak mempunyai
semangat hidup lagi karena aku menganggap buat apa aku hidup jika yang ku lakukan
adalah keterpaksaan saja tanpa sedikitpun aku menginginkan. Aku seperti robot saja
yang harus patuh disuruh- suruh dan harus mau untuk dijadikan apa saja. Bunuh diri
sempat terlintas dipikiranku, aku sudah tidak tahan lagi bahkan orang luarpun sudah
ikut campur dalam menentukan masa depanku. Ini adalah masa depanku sendiri aku
yang mengalami, aku yang merasakan tetapi kenapa semua ikut campur.
Ketika merasakan kekacauan di dalam diriku tidak satupun orang yang bisa ku
jadikan tempat curahan tempatku mengadu. Tidak ada seorangpun yang merasakan
hancurnya hidupku. Hanya Allahlah yang senantiasa mendengarkan segala keluh
kesahku. Ketika ku ingin mengakhiri hidupku ku ingat seseorang yang slalu ada
didalam hatiku. Seseorang yang selalu menghiburku. Seseorang yang selalu
membuatku senyum. Jujur saja aku tidak ingin meninggalkannya, hingga ku
memutuskan untuk mengikuti segala permainan dan keinginan dari kedua orang
tuaku. Ku berharap semoga aku kuat dan aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku
Pada saat mendaftar aku tidak begitu ikhlas dan aku berharap aku tidak
diterima di IKIP. Tetapi Ade selalu menyemangatiku, dia selalu menasehatiku untuk
selalu menuruti kedua orang tuaku dan aku juga tidak boleh mengecewakan kedua
orang tuaku. Pada tanggal 6 Juni 2011 tes tertulis penerimaan mahasiswa baru di
IKIP PGRI Semarang dilaksanakan. Dengan hati berdebar- debar aku mengikuti tes
tertulis. Akhirnya pukul 11.00 waktu mengerjakan selesai. Setelah mengikuti tes
akupun menuju tempat kos saudaraku. Pada saat makan siang tiba- tiba telefonku
berdering. Panggilan dari private number telah masuk. Pada saat telefon aku angkat
terdengar suara seorang cewek dengan suara khas serak- serak basah terdengar
dengan kata- kata yang memekakkan telinga. Kata- kata yang membuatku benarbenar terjatuh dan tak ada harapan lagi. Kata- katanya tajam bahkan lebih tajam
dari pisau seorang koki. Benar- benar mimpi buruk dalam hidupku dan tak pernah
aku mempercayai semua ini akan terjadi kepadaku.
Panggilan telfon tersebut adalah dari Yuni. Ternyata Yuni masih jadian
dengan Ade. Betapa runtuh dan hancurnya hatiku yang selama ini mulai aku bangun
kembali. Kekokohan hatiku telah musnah dan tak tersisa lagi. Tenyata selama ini
Ade telah membohongiku dia mengaku sudah putus dengan cewek yang bernama Yuni

tetapi ternyata mereka masih jadian. Dan parahnya lagi pada saat Yuni mencaci maki
aku, tak sedikitpun Ade bergeming untuk membelaku.
Aku sudah sangat kecewa dengan Ade. Hingga aku memutuskan untuk tidak
berhubungan lagi dengannya. Tidak ingin mengenalnya. Tetapi semakin aku ingin
melupakannya hati ini semakin rindu padanya. Semakin ku ingin membencinya hati ini
semakin cinta padanya. Aku bingung aku harus bagaimana? Jujur memang aku masih
sangat sayang dan cinta padanya tapi aku harus menerima kenyataan jika dia
bukanlah untukku.
Hari-hariku selanjutnya ku lalui dengan semangat baru tanpa ada dia
disampingku. Aku sadar walau bagaimanapun aku harus bangkit. Aku tidak boleh
terlihat lemah. Nimah adalah seseorang yang kuat. Hari-hari tanpanya adalah hari
yang sangat membosankan tak ada canda, tak ada tawa, tak ada senyum, dan tak
akan ada kata-kata romantis yang kudengar kembali. Dan aku harus berjuang sendiri
tanpa ada yang menyemangati aku. Benar- benar sendiri.
Selang satu minggu setelah tes tertulis terdapat tes wawancara. Pada saat
tes wawancara aku mempunyai teman baru. Dia bernama Yani yang sekarang menjadi
teman satu kelasku. Meskipun kita baru bertemu tetapi kami sudah sangat akrab.
Bahkan kita sudah menceritakan pengalaman pribadi kita masing- masing. Pada saat
tes wawancara ada yang mengingatkan aku pada Ade. Karena ada seorang teman
sekelasku yang bernama Ade. Sempat terlintas dipikiranku. Bagaimana keadaan Ade
sekarang? Dimanakah dia sekarang? Sedang apakah dia sekarang? Bersama siapakah
dia? Sudah makankah dia? Masih ingatkah dia denganku? Tetapi aku berusaha
menghilangkan itu semua. Aku berusaha fokus pada tes wawancaraku.
Saat- saat yang paling aku tunggu akhirnya datang juga. Hari pengumuman
penerimaan mahasiswa barupun tiba. Dengan hati yang dek- degan aku membuka
pengumuman tersebut. Dengan tak terduga ternyata aku diterima menjadi
mahasiswa baru di IKIP PGRI Semarang.
Seiring berjalannya waktu hubunganku dengan Ade kembali membaik. Setelah
pengumuman tersebut aku mulai disibukkan dengan beberapa kegiatan di kampus.
Mulai dari POEMA, ESQ, dan Pendidikan Karakter. Sehingga aku harus bolak- balik
Pati Semarang. Dalam perjalanan pulang aku sering pulang bersama Ade. Karena
pada saat itu Ade juga melakukan pendaftaran di AKMIL. Kita seperti saat dulu tapi
memang ada sedikit perasaan canggung dalam diriku. Aku selalu memberinya
semangat.
Dan ketika suatu hari aku pulang bersama dengannya seperti biasa candaan
dan tawa terus mengiringi perjalanan kami. Di tengah- tengah candaan sempat
membuatku benar- benar sakit, ternyata orang yang selama ini aku anggap benarbenar hanya untukku ternyata tidak hanya untukku. Ternyata dia masih berstatus

pacar dengan Yuni. Ya Allah benar- benar hati ini hancur. Tak ku sangka dia tega
melakukannya padaku. Kenapa dia berani mendekati aku? Disaat dia masih
mempunyai hubungan dengan orang lain. Aku benar- benar tidak percaya dengan
semua ini. Tapi aku mencoba menerima dengan ikhlas, aku juga harus sadar diri siapa
aku sebenarnya. Memang hati ini hancur tapi aku berusaha menutupinya jangan
sampai dia tau betapa remuk dan hancurnya aku. Aku hanya bisa menunggu karena
aku percaya dengan berjalannya waktu jika memang dia terbaik untukku pasti dia
akan kembali padaku.
Suatu hari setiap pagi telfon berdering terus tetapi lagi- lagi dengan private
number . Ternyata itu adalah telfon dari seorang perempuan yang benama Yuni. Yuni
bilang jika dia ingin berteman denganku. Setiap hari banyak yang kita bicarakan.
Mulai dari makanan, perguruan tinggi, meteri pelajaran sekolah, liburan dan masih
banyak lagi. Memang ada sedikit keanehan yang terjadi. Dulu dia sangat membenciku
karena dia berfikir jika aku merebut Ade dari tangannya. Dia sering bilang jika aku
harus menjauhi Ade. Tapi jujur aku tidak bisa jika harus menjauhi Ade.
Suatu hari ada kabar ku dengar bahwa mereka telah putus. Ade juga
mengabariku jika dia dan Yuni telah putus. aku sempat berpikir kenapa setiap
kisahku aku selalu menajdi orang ketiga Siantar mereka. Dari mulai pacar pertamaku
hingga sekarang aku selalu dicap perebut cowok orang. Padahal aku tidak berniat
merebut mereka. Mereka sendiri yang mendatangiku. Dia bercerita jika selama ini
Yuni telah menghianatinya. Dia selingkuh dengan orang lain. Mungkin itu adalah
balasan untuk Ade karena dia juga menghianati cinta Yuni.
Entah aku harus senang atau sedih dengan putusnya mereka. Selama itu Ade
berusaha meyakinkan aku jika dia memang benar- benar mencintaiku. Dia berusaha
meyakinkan jika dia adalah yang terbaik untukku. Akhirnya pada tanggal 2
September 2011 Ade datang ke rumahku dengan membawa sebuah boneka, foto,
kalung dan cokelat. Senang sekali rasanya sewaktu Ade meyakinkan aku. Akhirnya
kamipun jadian kembali dan berjalan hingga sekarang.
Ade adalah orang yang sangat romantis. Dia sering mengirim puisi- puisi indah
sebelum tidur. Dia juga sering menyanyikanku lewat telfon. Dan pengalaman yang
paling romantis ketika aku bersamanya adalah ketika dia mengajakku keluar di
malam hari. Dia mengajakku ke suatu tempat yang begitu indah. Kita bisa melihat
bintang dengan leluasa. Pada saat aku menikmati bintang tiba- tiba dia mengambil
gitar yang dibwanya yang kemudian dipetiknya dan dia menyanyikan sebuah lagu yang
berjudul Karena Ku Sayang Kamu. Pada saat itu aku menyandarkan kepalaku di
pundakku. Pada saat itulah kejadian yang paling mengesankan bersama Ade. Tetapi
dia juga orangnya cemburuan sekali. Dia sering marah jika dia tahu aku boncengan

dengan temanku laki- laki. Padahalkan kami hanya berteman. Dan dia juga marah jika
aku chating dengan temanku di facebook.
Bersama Ade banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan. Mulai dari
ditinggal beberapa bulan tanpa komunikasi karena memang dia harus melakukan
pendidikan di AKMIL. Pada saat itu aku benar- benar sepi tidak seperti biasanya.
Hanya teman- temankulah yang selalu menemaniku. Biasanya setiap pagi ada yang
membangunkanku tetapi pada saat itu dia tidak pernah sms aku. Setelah dari
pendidikan rasanya Senang sekali tetapi juga sedih karena dia harus ditugaskan di
luar Jawa tepatnya di Balik Papan. Ketika aku tahu dia akan tinggal jauh sebenarnya
aku tidak ikhlas tetapi harus bagaimana lagi aku harus mendukungnya demi sebuah
tugas yang ada di pundaknya.
Kata orang long distance relations Ship atau LDR itu sulit. Memang begitulah
yang aku rasakan. Tetapi karena sudah terbiasa dengan LDR aku tidak begitu
mempermasalahkannya. Kepercayaan dan keyakinan selalu aku utamakan. Meskipun
ada sedikit kekhawatiran dalam hidupku tetapi aku berusaha untuk
menyingkirkannya. Aku percaya dan yakin Ade tidak akan mengecewakanku.
Semenjak dia ditugaskan di luar Jawa baru dua kali aku bertemu dengannya. Yang
pertama pada saat Idul Fitri dan kemarin pada saat dia mengambil cuti. Waktu yang
sempit untuk bertemu aku gunakan sebaik mungkin. Meskipun sudah lama tak
bertemu Ade tetap seperti dulu romantis.
Pada tanggal 25 November 2012 aku bertemu dengannya. Aku bela- belain
cuma sehari pulang untuk bertemu dengannya. Di tengah pertemuan kami dia
melakukan hal yang paling romantis. Dia bernyanyi sambil berlutut di depanku
dengan membawa sebuah gitar. Pada saat itu dia menyanyikan sebuah lagu yang
berjudul Cinta Terbaik dengan tatapan yang begitu dalam dia memandangku.
Setelah itu berdiri dan mencium tanganku sambil berkata i Love u. Itulah terakhir
aku bertemunya. Sampai sekarang kita belum pernah bertemu kembali. Sudah 1,8
tahun kita menjalin hubungan. Banyak harapan dan impian aku rencanakan dengan
Ade.
Orang tua kami memang sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Ade.
Dari tiga kali pasaran, baru Adelah orang pertama yang aku ceritakan kepada orang
tuaku dan aku kenalkan kepada mereka. Mereka memang pada awalnya suka dengan
Ade. Tetapi setelah tahu pekerjaan Ade yang sebagai seorang TNI bapakku
berubah pikiran. Dahulu bapak senang sekali dengan Ade tetapi sekarang beliau agak
tidak suka. Beliau mempunyai pikiran jika seorang TNI akan pergi jauh apalagi
sekarang Ade memang ditugaskan di luar Jawa. Tetapi untung saja ada ibu. Beliau
selalu mendukungku dengan Ade. Ibu memang sudah suka dengan Ade.

Aku memang di lahirkan dari orang Jawa. Aku harus tinggal di lingkungan yang
tumbuh berbagai macam aturan adat yang kental. Memang aturan adat tidak ada
yang berani melanggarnya karena apabila aturan tersebut dilanggar akan berakibat
buruk. Di Jawa memang ada aturan yang mengatur tentang jodoh. Semua orang yang
ingin mengarah ke arah pernikahan pasti akan memperhitungkan hal ini. Tidak
terkecuali dengan aku. Keluargaku terutama nenekku sangat memperhitungkan hal
itu untuk hubunganku dengan Ade. Dan naasnya aku dengan Ade diperhitungkan
tidak jodoh. Apabila aku dengan Ade tetap melanjutkan hubungan kami justru itu
akan menjadi boomerang untuk kami. Salah satu dari orang tua kami pasti akan ada
yang meninggal. Memang aneh dengan aturan seperti itu. Mana mungkin umur
seseorang ditentukan oleh ramalan dari sebuah adat. Tetapi itulah kenyataan yang
harus aku alami. Dari sebuah ramalan tersebut alhasil semua keluargaku melarang
aku jika aku masih mempertahankan Ade. Sampai sekarang aku masih belum bisa
menerima adanya adat tersebut. Dan untung saja adanya adat ini tidak
menggoyahkan hubunganku dengan Ade. Sampai sekarang aku masih terus berusaha
meyakinkan keluargaku terutama kedua orang tuaku.
Masa kuliah merupakan masa yang menyenangkan bagiku. Aku bertemu dengan
teman- teman baru. Mereka memiliki keunikan- keunikan sendiri. Dengan berbeda
logat dari berbagai daerah menambah keunikan tersendiri. Kami saling belajar adat
dan kebiasaan yang ada dimasing- asing daerah.
Jujur saja aku lebih senang dengan teman- teman kuliah sekarang dari pada
waktu aku masih SMA. Teman- temanku sewaktu SMA memiliki sifat individualis.
Mereka hanya akan peduli dengan teman apabila mereka sedang butuh. Mungkin
karena itulah sekarang sifatku juga agak individualis. Pertama kali aku kuliah di IKIP
PGRI Semarang, memang aku bertindak individualis. Ketika temanku meminta
bantuan ketika tes aku tidak mau memberinya bantuan. Aku mempunyai prinsip
karena ini adalah usahaku sendiri jadi aku yang akan menikmatinya sendiri. Tetapi
karena sekarang karena aku akrab dengan teman- teman yang lain aku sudah agak
menghilangkan keburukanku tersebut. Selain itu aku aku pernah ditegur oleh salah
satu teman kuliahku jika aku masih seperti anak kecil. Belum bisa menghargai teman.
Karena kata- kata dari temanku tersebut sekarang aku sudah bisa merubah sifatku.
Sekarang aku sudah peduli dengan teman- temanku. Teman- teman kuliahku
sekarang lebih asyik jika diajak bercanda. Kita selalu mengutaman kebersamaan
kami.
Masa kuliah adalah masa yang paling mengubah hidupku. Pada masa kuliah
adalah pertama kalinya aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku. Aku memang
anak yang manja dengan kedua orang tuaku. Segala sesuatu aku selalu bergantung
dengan mereka. tetapi sekarang aku harus berpisah dengan mereka. Aku harus kos

di Semarang karena memang rumahku jauh dari kampus. Pada awal mula aku kos
rasanya menyiksa sekali. Setiap hari aku kangen dengan kedua orang tuaku. Aku
selalu membayangkan jika aku di rumah. Setiap hari kedua orang tuaku selalu
menyiapkan segala keperluanku tetapi saat ini aku harus menyiapkan sendiri segala
keperluanku. Setiap subuh ibu selalu membangunkanku untuk sholat tetapi sekarang
tidak ada lagi suara ibu yang selalu mengomel karena aku bangun kesiangan. Dahulu
aku sering marah karena ibu selalu memarahiku jika aku bangun terlambat. Tetapi
sekarang aku menyesal telah marah jika dibangunkan ibu. Sekarang aku berubah
menjadi lebih dewasa. Aku menjadi lebih mandiri. Segala sesuatu sudah aku lakukan
sediri. Aku sudah tidak pernah menggantungkan hidupku dengan orang lain.
Aku berjanji kepada orang tuaku untuk melakukan yang terbaik. Selama kuliah
Alhamdulillah indeks prestasiku lumayan memuaskan. IP semester 1 sebanyak 3, 36
dan di semester 2 aku mendapat IP 3, 56. Aku bertekad akan selalu meningkatkan
prestasiku untuk membanggakan kedua orang tuaku. Aku tahu bagaimana susahnya
mencari uang untuk biaya kuliah. Dan aku berjanji tak akan mengecewakan mereka.
Yang Terpenting
Berbicara masalah orang yang penting dalam hidupku ibu adalah salah satu
orang yang paling penting dalam hidupku. Ibu karena beliau adalah wanita yang
melahirkanku. Selama 11 bulan aku tinggal dirahim ibuku. Ibuku adalah sosok orang
yang paling menyayangiku dan mengasihiku. Setiap saat beliau selalu mengingatkanku
untuk sholat. Ibulah orang yang selalu mendukungku untuk sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi. Meskipun kami dari orang yang tergolong sederhana tetapi ibu selalu
menyisihkan uangnya untuk biaya sekolahku. Setiap aku pulangpun ibu selalu
menasehatiku supaya aku tidak ikut terpengaruh dengan kehidupan di kota. Dalam
hidupku ibulah orang yang paling memanjakanku.
Selain ibu ada bapak yang menjadi orang terpenting dalam hidupku. Meskipun
bapak mempunyai sifat keras tetapi beliau mempunyi sifat penyanyang, penyabar,
dan pekerja keras. Nenek dan kakek juga merupakan orang terpenting dalam
hidupku. Selama kuliah ini nenek dan kakekkulah yang membayarkan biaya kuliahku.
Sahabat- sahabat yang selama ini dekat denganku juga merupakan orang yang
terpenting dalam hidupku. Aku tidak bisa hidup tanpa mereka. Mereka memberikan
warna tersendiri dalam hidupku. Setiap hari ku lukiskan kisahku bersama mereka di
selembar memori yang tak akan pernah bisa usang. Bagiku sahabat seperti mata dan
tangan. Meskipun jarak antara mata dan tangan itu jauh tetapi mereka saling
membantu satu sama lain. Mata akan mengeluarkan air mata apabila tangan terluka
meski mata tidak merasakan sakit dan tangan akan menghapus air mata ketika mata
menangis. Begitupun dalam sebuah persahabatan, antar satu teman dengan teman
yang lain akan saling membantu, melindungi, dan saling merasakan. Sahabat adalah

tempat berbagi senang maupun sedih, manis maupun pahit, dan tempat untuk
berbagi tawa.
Jika ada yang bilang pacar adalah segalanya tetapi menurutku itu salah. Aku
akan lebih memilih teman dan sahabat. Memang benar kata orang mencari sahabat
tidak semudah mencari pacar. Mencari sahabat seperti mencari sebuah jarum di
antara tumpukan jerami. Oleh karena itu aku akan menjaga baik- baik sahabatku.
Tak akan pernah aku lukai sedikitpun perasaan sahabatku.
Pacarku saat ini juga akan menjadi orang terpenting dalam hidupku. Aku
memiliki sifat yang semangat memang karena pengaruh dia. Dia yang selalu
memotivasi aku. Dia yang selalu menyuruhku untuk belajar. Dia juga yang
mengajarkanku untuk menjadi seseorang yang rajin.

Inspirasi On
Dalam hidupku ada bebarapa orang yang aku kagumi. Pertama aku kagum
dengan Raditya Dika. Entah kenapa aku kagum dengan dia. Padahal jika berbicara
soal tampang dia tidak begitu cakep. Yang aku suka dari Raditya Dika adalah gaya
bicaranya. Memang selain dia sebagai novelis dia juga sering melakukan stand up
comedy. Gaya komedi yang dia bawakan dalam bukunya selalu menarik perhatian. Aku
bisa dikatakan sebagai penggemar berat dari buku- bukunya. Dari buku pertamanya
Kambing Jantan, Babi Ngesot, Radikus Makankakus, Marmut Merah Jambu hingga
buku terakhirnya Manusia Setengah Salmon. Semua buku yang ditulis oleh Raditya
Dika pasti akan membuat kita tertawa jika membacanya. Dari seorang Raditya Dika
aku belajar bagaimana menjadi seorang yang menyenangkan. Menjadi seseorang yang
membuat senyum orang- orang di sekitar.
Selain Raditya Dika yang menjadi inspirasi dalam hidupku adalah ibu Sri
Mulyani. Mantan menteri keuangan Republik Indonesia ini membuat aku
berpandangan bahwa wanita juga bisa menjadi orang besar. Menurutku beliau
merupakan sosok Kartini di masa kini. Dengan kemampuan dan ketegasannya
sekarang beliau menjadi salah satu petinggi di IMF. Itu merupakan prestasi yang
luar biasa bagi seorang wanita. Ibu Sri Mulyani menginspirasi saya untuk menjadi
seorang yang hebat, seseorang yang akan meraih kesuksesan, seseorang yang bisa
melakukan hal yang membanggakan untuk negeri tercinta. Meskipun saya hanya
seorang wanita tetapi ibu Sri Mulyani mengilhamiku untuk menjadi seorang wanita
yang kuat, mempunyai mental baja dan otak cemerlang. Dari kekuatan ibu Sri

Mulyani aku belajar bagaimana menjadi seorang yang kuat. Seseorang wanita yang
membanggakan. Menjadi seorang Srikandi.
B.J. Habibi siapa yang tidak mengenal beliau? Mantan presiden RI ke 3 ini
sangat- sangat memberi contoh kepadaku. Beliau dianugerahi otak jenius tetapi
beliau bersikap rendah diri. Beliau juga masih mempertahankan warga negaranya
sebagai warga negara Indonesia meskipun beliau memiliki kehidupan yang lebih baik
di Jerman. Cinta bapak B.J. Habibi dengan ibu Ainun juga memberi pelajaran
kepadaku tentang arti cinta. Saya banyak belajar dari kisah bapak Habibi dan ibu
Ainun bagaimana cara mencintai, cara menyayangi, cara berbagi, dan cara menjaga
kesetiaan. Yang paling membuat aku salut dari kisah beliau adalah ketika ibu Ainun
menghembuskan napas terakhirnya bapak Habibi masih setia berada di sampingnya.
Dari ketulusan bapak Habibi dan ibu Ainun aku belajar bagaimana cara mencintai
seseorang. Bagaimana cara berbagi dengan orang yang disayang. Dan belajar tentang
kesetiaan.

Berbagi Itu Menyenangkan


Menarik merupakan hal yang subyektif. Setiap orang pasti memiliki hal
menarik yang berbeda- beda. Begitupun denganku. Aku ditakdirkan menjadi seorang
perempuan yang memiliki jiwa sosial tinggi. Entah kenapa jika aku melihat orang
yang lemah, orang yang mempunyai kemampuan sosial di bawahku selalu aku sedih
tidak jarang hingga aku meneteskan air mata. Sering aku ditegur oleh kedua orang
tua dan teman- temanku ketika air mataku keluar saat aku melihat salah satu acara
di televisi swasta yang menayangkan kehidupan orang- orang yang terpinggir.
Menang belum banyak yang bisa aku lakukan untuk orang- orang di sekitarku yang
belum beruntung. Pernah aku membagi- bagikan kolak pada saat bulan puasa kepada
tukang becak di sekitar Juwana yang dibantu saudara- saudaraku. Memang berbagi
merupakan hal yang paling menyenangkan.
Aku mempunyai pengalaman yang sangat mengejutkan berkat berbagi dengan
sesama. Pada saat semester dua diadakan PGSD Fair yang di sana terdapat sebuah
perlombaan drama. Dalam pertunjukan tersebut dari kelasku menampilkan sebuah
drama yang berjudul Senja di Pagi Hari. Akulah yang ditunjuk sebagai sutradara
dalam pertunjukan tersebut. Tetapi itu merupakan hal yang berat dan aku lakukan
sendiri karena teman- teman yang lain sibuk dengan pameran bioteknologi. Mulai
dari membuat naskah, mengaudisi para pemain, hingga pembuatan properti aku harus

turun tangan sendiri. Pada saat itu aku mulai lelah karena aku hanya dibantu oleh
satu orang temanku saja yaitu Ian dan tak ada satupun teman yang lain peduli
dengan pertunjukan tersebut. Mereka semua sibuk dengan bioteknologi. Ketika aku
meminta bantuanpun mereka enggan untuk membantu. Di situ aku mulai lelah, aku
mulai putus asa karena aku merasa bekerja sendiri padahal ini adalah perwakilan
kelas yang seharusnya semua anggota kelas dapat bekerja sama. Hingga tiba saat
pementasan. Pada saat pementasan juga aku harus menyiapkan sendiri propertiproperti yang digunakan. Sebelum pementasan dimulai, saya bersama teman-teman
yang lain sarapan terlebih dahulu. Pada saat di warung tersebut aku melihat seorang
ibu berada di depan warung diantara tumpukan- tumpukan sampah. Ibu tersebut
mengais- ngais sampah dan memakan sisa makanan yang ada di tempat sampah.
Sontak hatiku trenyuh melihat hal tersebut. Tanpa sepengetahuan teman- teman
yang lain aku membeli sebungkus nasi dan seplastik es teh. Pada saat kembali ke
tempat pertunjukan aku terlebih dahulu menghampiri si ibu tersebut. Dan aku
memberikan nasi bungkus dan es teh tersebut supaya dapat dijadikan sarapannya.
Aku juga berharap si ibu berhenti mencari makanan di tempat sampah. Tetapi
meskipun nasi sudah aku berikan si ibu tersebut tetap saja mengais- ngais sampah.
Pada saat aku kembali untuk berkumpul dengan teman- teman yang lain, sang ibu
tersebut melihatku sambil tersenyum. Senang sekali rasanya ketika aku melihat
senyuman si ibu.
Akhirnya pertunjukan di mulai. Hati mulai dek- degan ketika kelasku dipanggil
untuk mempertunjukan drama tersebut. Dengan tenang aku memperkenalkan
dramaku dan kami memulai pertunjukan. Lega rasanya setelah pertunjukan selesai.
Ketika pemenang diumumkan saat inilah saat yang paling menegangkan. Ternyta
kelas 3B mendapat juara pertama. Sontak akupun menjerit dengan senangnya
akhirnya usahaku selama ini terbayar sudah. Puas rasanya dengan usahaku selama ini
meskipun tidak ada yang membantu dan aku harus bekerja keras tetapi aku telah
melakukan yang terbaik untuk kelas 3B. Dan bioteknologi kelas 3B tidak
mendapatkan juara apapun. Aku mulai berpikir mungkin ini adalah berkat dari doa si
ibu tersebut. Ini adalah berkah dari kita berbagi. Allah akan mengganti hal yang
kita beri untuk orang lain dengan sesuatu yang sangat berharga.
Dari semua pengalam hidup yang ada aku berusaha belajar menjadi seorang
manusia seutuhnya. Aku belajar tentang cinta. Aku belajar tentang hidup. Aku
belajar tentang berbagi. Dan aku belajar tentang sebuah ketegaran. Kehidupan akan
membuat manusia menjadi individu yang berbeda sesuai dengan sikap mereka
terhadap kehidupan. Aku percaya dengan sebuah petuah jika kita tidak selamanya
ada di atas suatu saat pasti akan ada si bawah dan sebaliknya. Aku terus berusaha
bagaimana mempersiapkan kehidupan pada saat ada di bawah agar tidak terjatuh

lebih dalam dan menyiapkan pada saat di atas supaya kita tidak tumbang dengan
cara belajar dari pengalaman dari kehidupanku sendiri.

Kupu- kupu
Kupu kupu siapa yang tidak mengetahui hewan indah ini. Dia mempunyai sayap
yang berwarna- warni. Dia bisa terbang bebas sebebas yang dia mau. Dia terbang
membawa mimpi- mimpi dalam hidupnya. Itulah kenapa aku menyukai hewan kecil ini.
Aku ingin menjadi seekor kupu- kupu yang terbang bebas. Begitupun aku, aku juga
ingin terbang tinggi membawa impian di masa yang akan datang.
Memang tak ada yang tahu bagaimana kehidupanku di masa yang akan datang.
Tetapi tak ada salahnya jika kita mempersiapkan segala hal untuk dikehidupan yang
akan datang. Banyak hal yang aku rencanakan dalam hidupku. Banyak juga impianimpian yang aku harapkan. Semua impian- impian yang aku lakukan semua untuk
orang- orang yang aku sayang. Untuk orang- orang yang membutuhkanku. Tak ada
salahnya kita bermimpi dan impianlah yang akan memberi motivasi kita untuk
memperjuangkan hidup.
Banyak hal yang ingin aku lakukan pertama aku ingin mempunyai panti asuhan.
Dari kecil aku sudah memimpikan hal ini. Di panti asuhan ini aku ingin menampung
anak- anak yang kurang beruntung. Anak-anak yang tidak diharapkan kehadirannya.
Anak- anak yang tersisih dari orang- orang yang dicintainya. Aku tahu betapa
sakitnya menjadi anak yang tidak diharapkan. Memang mereka kurang beruntung di
masa kecil tetapi aku ingin menjadikannya orang yang beruntung di masa yang akan
datang. Aku ingin memberikan mimpi di setiap anak yang kurang beruntung.
Selain ingin mendirikan panti asuhan, aku juga ingin mempunyai sebuah
yayasan pendidikan. Aku banyak melihat anak- anak yang tidak merasakan sekolah.
Padahal sekolah adalah hal yang penting dalam hidup mereka. Sekolah dapat
dijadikan jalur untuk mewujudkan impian- impian mereka. Alasan finansial sering
dijadikan alasan mereka untuk tidak sekolah. Ini sangatlah miris di usia belia
mereka tidak dapat menikmati rasanya sekolah. Usia mereka merupakan usia emas
untuk perkembangan mereka. Tetapi apa daya nasib berkata lain.
Aku ingin sedikit merubah nasib mereka. Aku ingin memberi kesempatan
mereka yang kurang beruntung untuk merasakan sekolah tanpa di kenakan biaya
sedikitpun. Aku ingin mempunyai sekolah mulai dari SD, SMP sampai SMA. Selama
aku hidup banyak kenikmatan yang aku dapatkan dari sekolah. Mulai dari bertemu
ilmu- ilmu baru, guru- guru baru, hingga teman- teman baru. Aku ingin mereka
merasakan seperti yang ku rasakan.
Impianku yang lain adalah menjadi seorang penulis. Aku ingin menjadi seperti
Raditya Dika. Sejak SMA aku mulai suka menulis. Aku pernah membuat cerpen yang
berjudul Cacat Fisik Bukan Cacat Hati. Tetapi sangat di sayangkan tulisanku harus
terhenti karena aku mulai disibukan dengan urusan kuliah. Aku ingin sekali
menginspirasi banyak orang melalui tulisanku.

Anda mungkin juga menyukai