A. Pendahuluan
Dalam perkembangan Islam banyak sekali dasar yang telah menjadi dasar hukum yang kita
ketahui selain Al-Qur’an dan As-Sunnah dimana contohnya Ijma, Uruf dan lain sebagainya.
Sebagaimana sudah menjadi perbincangan para ulama ushul fiqih. Dan banyak pula perbedaan
para ulama-ulama ushul fiqih dan para imam-imam, ada yang mangakui kehujjahan dari
maslahah mursalah dan ada pula yang menolak kehujjahannya.
Dari latar belakang diatas kami mengambil kesimpulan yang telah kami rumuskan dalam
beberapa rumusan masalah, yaitu pertama; pengertian maslahah mursalah, kedua; syarat-
syarat maslahah mursalah, ketiga; macam-macam maslahah mursalah, keempat; kehujjahan dan
objek maslahah mursalah, kelima; contoh-contoh maslahah mursalah.
Adapun di dalam maklah kami terdapat sistematika penulisan yang meliputi pendahaluan,
pengertian maslahah mursalah, syarat-syarat maslahah mursalah, macam-macamnya, kehujjahan
dan obyek kajiannya, contoh-contoh, kesimpulan dan daftar pustaka.
Maslahah mursalah menurut bahasa berarti prinsip kemaslahatan (kebaikan) yang dipergunakan
menetapkan suatu hukum Islam. Juga dapat berarti, suatu perbuatan yang mengandung nilai baik
(bermanfaat).
Menurut istilah ulama ushul ada bermacam-macam ta’rif yang diberikan diantaranya :
Imam Al-ghazali mena’rifkan bahwa maslahah mursalah pada dasarnya ialah meraih
manfaat dan menolak mudarat.
Ketiga ta’rif diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu, maslahah mursalah memelihara
tercapainya tujuan-tujuan syara’ yaitu menolak mudarat dan meraih maslahah.
C. Syarat-Syarat Maslahah Mursalah
3. Maslahah itu harus sejalan dengan tujuan hukum-hukum yang dituju oleh Syar’i.
D. Macam-Macam Maslahah
1. Maslahah Dharuriah
Maslahah dharuriyah adalah perkara-perkara yang menjadi tempat tegaknya kehidupan manusia,
yang bila ditinggalkan, maka rusaklah kehidupan, merajalelah kerusakan, timbullah fitnah, dan
kehancuran yang hebat. Perkara-perkara ini dapat dikembalikan kepada lima perkara yang
merupakan perkara pokok yang harus dipelihara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
2. Maslahah Hajjiyah
Maslahah hajjiyah adalah semua bentuk perbuatan dan tindakan yang tidak terkait dengan dasar
yang lain (yang ada pada maslahah dharuriyah) yang dibutuhkan oleh masyarakat tetap juga
terwujud, tetapi dapat menghindarkan kesulitan dan menghilangkan kesempitan.
Hajjiyah ini tidak rusak dan terancam, tetapi hanya menimbulkan kepicikan dan kesempitan, dan
hajjiyah ini berlaku dalam lapangan ibadah, adat, muamalah dan bidang jinayat.
3. Maslahah Tahsiniyah
Maslahah tahsiniyah ialah mempergunakan semua yang layak dan pantas yang dibenarkan oleh
adat kebiasaan yang baik dan dicakup oleh bagian mahasinul akhlak. Tahsiniyah ini juga masuk
dalam lapangan ibadah, adat, muamalah, dan bidang uqubat.
Imam Abu Zahrah menambahkan bahwa termasuk lapangan tahsiniyah, yaitu melarang wanita-
wanita muslimat keluar ke jalan-jalan umum memakai pakaian-pakaian yang seronok atau
perhiasan-perhiasan yang mencolok mata. Sebab hal ini bisa menimbulkan fitnah dikalangan
masyarakat banyak pada gilirannya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh keluarga dan
terutama oleh agama.
E. Kehujjahan dan Objek Maslahah Mursalah
Dalam kehujjahan maslahah mursalah, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama ushul
diantaranya :
b. Maslahah mursalah dapat menjadi hujjah/dalil menurut sebagian ulama Malik dan sebagian
ulama Syafi’i, tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh ulama-ulama
ushul.
Diantara ulama yang paling banyak melakukan atau menggunakan maslahah mursalah ialah
Imam Malik dengan alasan Allah mengutus utusan-utusannya untuk membimbing umatnya
kepada kemaslahatan. Sebagaimana Allah berfirman :
“Tidaklah semata-mata Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk kebaikan seluruh alam”.
(Al-Anbiya 107)
Yang dimaksud dengan segi peribadatan adalah segala sesuatu yang tidak memberi kesempatan
kepada akal untuk mencari kemaslahatan juznya dari setiap hukum yang ada di dalamnya. Di
antaranya, ketentuan syari’at tentang ukuran had kifarat, ketentuan waris, ketentuan jumlah bulan
dalam iddah wanita yang ditinggal mati suaminya atau diceraikan.
Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa maslahah mursalah itu difokuskan terhadap lapangan
yang tidak terdapat dalam nash, baik dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah yang menjelaskan
hukum-hukum yang ada penguatnya melalui suatu I’tibar.
F. Contoh-Contoh Maslahah Mursalah
1. Tindakan Abu Bakar terhadap orang-orang yang ingkar membayar zakat, itu adalah demi
kemaslahatan.
2. Mensyaratkan adanya surat kawin, untuk syahnya gugatan dalam soal perkawinan.
4. Membuang barang yang ada di atas kapal laut tanpa izin yang punya barang, karena ada
gelombang besar yang menjadikan kapal oleng. Demi kemaslahatan penumpang dan
menolak bahaya.
5. Dalam Al-Qur’an tidak ada perintah untuk mengumpulkan Al-Qur’an dari hafalan dan
tulisan, tetapi para sahabat melakukannya.
G. Kesimpulan
Maslahah mursalah adalah suatu perbuatan yang mengandung nilai baik (manfaat) dan
memelihara tercapainya tujuan-tujuan syara’ yaitu menolak mudarat dan meraih maslahah.
Obyek maslahah mursalah berlanddaskan pada hukum syara’ secara umum juga harus
diperhatikan adat dan hubungan antara satu manusia dengan yang lain. Secara ringkas maslahah
mursalah itu juga difokuskan terhadap lapangan yang tidak terdapat dalam nash, baik dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah, yang menjelaskan hukum-hukum yang ada penguatnya melalui suatu
I’tibar.