Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL

Tinjauan tentang Alat-Alat Bukti dalam Tindak  Pidana


Pencabulan Anak di Bawah Umur

Nama : lufthi adhitya pratama


Nim : 11720714685

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
2019
A. Latar Belakang

Tindak pidana sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi mungkin tidak
akan pernah berakhir sejalan dengan perkembangan dan dinamika sosial yang terjadi
dalam masyarakat. Masalah tindak pidanan ini nampaknya akan terus berkembang
dan tidak akan pernah surut baik dilihat dari segi kualitas maupun kuantitasnya,
perkembangan ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan pemerintah.
Tindak pidana merupakan suatu bentuk perilaku menyimpang yang selalu ada dan
melekat pada setiap bentuk masyarakat, dalam arti bahwa tindak pidana akan selalu
ada seperti penyakit dan kematian yang selalu berulang seperti halnya dengan musim
yang selalu berganti dari tahun ke tahun.
Hukum pidana sebagai alat atau sarana bagi penyelesaian terhadap problematika
ini diharapkan mampu memberikan solusi yang tepat. Karena itu, pembangunan
hukum dan hukum pidana pada khususnya, perlu lebih ditingkatkan dan diupayakan
secara terarah dan terpadu, antara lain kodifikasi dan unifikasi bidang-bidang hukum
tertentu serta penyusunan perundangundangan baru yang sangat dibutuhkan guna
menjawab semua tantangan dari semakin meningkatnya kejahatan dan perkembangan
tindak pidana.
Beberapa kasus yang banyak terjadi akhir-akhir ini, salah satunya adalah tindak
kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Tindak pidana kekerasan seksual
terhadap anak di bawah umur ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
berbagai pihak. Anak sebagai bagian dari generasi penerus bangsa adalah salah satu
sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan
bangsa yang perlu mendapatkan perlindungan dalam menjamin perkembangan
jasmani, rohani maupun sosial secara utuh dan seimbang.
Anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial belum memiliki kemampuan
untuk berdiri sendiri, maka menjadi kewajiban bagi generasi terdahulu untuk
menjamin, memelihara dan mengamankan kepentingan anak itu. Pemeliharaan,
jaminan dan pengamanan kepentingan ini selayaknya dilakukan oleh pihak-pihak
yang mengasuhnya di bawah pengawasan dan bimbingan negara, dan bilamana perlu
oleh negara itu sendiri. Karena kewajiban inilah, maka yang bertanggung jawab atas
asuhan anak wajib pula melindunginya dari gangguan-gangguan yang datang dari
luar maupun dari anak itu sendiri, dimana dengan adanya perlindungan terhadap anak
yang diberikan tersebut akan mengusahakan kesejahteraan anak.
B. Rumusan Masalah Skripsi.

1. Alat bukti apa saja yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam pembuktian
tindak pidana pencabulan anak di bawah umur?
2. Apa kendala alat bukti dalam pembuktian tindak pidana pencabulan anak di
bawah umur?

C. Tinjauan Pustaka
Pengertian Pembuktian
KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana), sebagai pedoman
beracara di muka Pengadilan secara Pidana tidak memberikan pengertian tentang
pembuktian, sehingga pengertian pembuktian deserahkan kepada para ahli. Menurut
M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP pengertian pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan
dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undangundang untuk membuktikan
kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan
yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang dan yang boleh
dipergunakan hakim membuktikan kesalahan yang didakwakan (M. Yahya
Harahap,2000:273).

Anda mungkin juga menyukai