Anda di halaman 1dari 4

Cukup satu tas sling bag dan satu koper yang aku bawa.

Tidak banyak karena hanya satu minggu


tugas kami. Jam sudah menunjukan pukul 06.00 WIB, dan kami bersepakat untuk bertemu di depan
kampus. Segera aku pergi kesana, dan syukurllah teman teman yang lain sudah pada datang. Dan,
mana dia?? “Lagi nyari siapa meg?”, tanya dany. “Pak Anam mana?”, “Pak anam tadi udah kesini,
baru aja balik. Dia ga ikut kesana. Yaudah yuk cepet diangkut kedalam mobil, semua bawaan kalian.”
Kata Bobi selaku perjalanan yang akan kami tempuh adalah 8 jam. Aaku sudah tidak sanggup
membayangkannya, pasti turun turun langsung encok. Pemandangan yang kami lewati sangat bagus,
masih asri dan jauh dari asap. Pemandangan yang indah ditambah lagu tulus langsung dah
mengantarkan ke negeri mimpi. Aku tertidur cukup lama, karena setengah jam lagi kami semua
akan sampai. Lagi enak enak nya musik diplay, tiba tiba Dian mengejutkan kami dengan cerita
mimpinya “Aku semalam mimpi,kalau kita sebuab dikejar kejar mahluk hitam selama disana”. Kami
semua terdiam sejenak mendengar cerita Dian. Dan aku langsunh memecah keheningan dengan
berkata “ Itu cuman mimpi bego, lagian hari gini masih percaya kayak gituan”, “ iya nih dian lu pikir
kita semua mau bikin KKN di desa penari Versi dua apa”, sontak kami semobil ketawa. Dan tiba tiba
saja mobil kijang hijau tua yang kami kendarai terhenti di pinggir hutan yang dikdlilingin dengan
pohon pohon yang rimbun. Dua cowok teman kami, Bobi dan Dany si pemilik mobil tua itu, langsung
turun mengecek kondisi Mobil. “Oke oke aja, ga ada yang bermasalah, kemaren juga udah gua cek
bro”, tegas Dany. “ lah ini buktinya mogok bro bro,kali aja mesin nya panas butuh istirahat ini, kita
tunggu aja dulu”, timpa Bobi.

Sekitar 10 Menit kita berhenti dan melanjutkan kembali perjalanan karena hari semakin gelap. Tidak
lama dari tempat kita berhenti, tulisan “Selamat Datang Di Desa Jambu” sudah terlihat. Akhirny kami
semua sampai di desa yang kami tuju. Sesuai arahan Pak Anam kami mendatangi rumah Kepala Desa
Setempat. Setelah itu kami mendapat kan sebuah Posko yang akan kami gunakan sebagai tempat
tinggal sementara di desa ini. Posko yang kami tempati tidak cukup luas, hanya terdiri dari ruang
tamu, satu tempat tidur dan satu kamar mandi. Dan kami putuskan untuk yang tidur di ruangan
adalah kami para cewek cewek, dan untuk bobi dan dany selaku cowok tidur di ruang tamu. Setelah
menyepakati perjanjian kami semua langsung membersihkan posko yang akan kami tempati.

Setelah itu, kami berjalan menyusuri desa sembari melihat lihat kondisi disekitar desa. Dan kami juga
berniat untuk mencari sebuah bengkel, guna untuk membenahi mobil yang akan kami kendarai
untuk pulang. Ditengah perjalanan kami, kamj bertemu dengan warga setempat. Langsung saja kami
menyakan mengenai keberadaan bengkel yang kami cari. Warga tersebut memberi tau lokasinya.
Lokasi bengkel tersebut berada 300 Meter dari Gapura Selamat Datang. Kami semua terdiam
karena selama perjalanan kami tidak melihat adanya bengkel. Kami memutuskan untuk kembali ke
Posko, dan mendatangi bengkel pada esok hari.

Kami semua beristirahat dengan tenang dan nyenyak sekali malam ini. Sampai sampai tidak
menyadari bahwa Matahari telah muncul kembali.

Terdengar suara Bobi dari luar yang meminta kami untuk segera bersiap siap menjalankan tugas
masing masing. Setelah nya, kami kembali mengunjungi bengkel yang kemaren tidak tidak jadi kami
kunjungi. Seoanjang perjalanan, udara uang kami hirup sangat lah masih segar. Sebuah hal yang
tidak mungkin kami rasakan di Kota.

Menurut informasi yang kami dapat dari salah satu penduduk, tempat yang kami tuju sudah sampai.
Tapi kami tidak menemukan apapun disini. “Udah dibilangin kan, jangan percaya samap omongan
orang yang baru kita kenal, buktinya sekarang mana bengkel nya? Lagian mana tau orang kemaren
ga waras”, umpat Dian. Aku sontak memberi isyarat ke Dian untuk tidak mengatakan seperti itu
“shutt, diam... jangan bicara seperti itu”. Hampir 30 Menit kami clingak clinguk mencari keberadaan
bengkel itu, hingga akhirnya “Guys, sini deh.. ini kayak nya bengkel yang kita cari”, teriak Dany.

Kami segera menuju ke arah Dany, sebuah gudang tua, berdebu dan tidak berpenghuni sepertinya.
Kami semua saling menatap satu satu Hingga pada akhir nya Dany lah yang berani untuk mengetuk
Gudang tersebut. Selang 5 Menit kami berdiri di pintu gudang (Suara Pintu Terbuka), Kami semua
terkaget dengan sosok tua di balik pintu. Segera kami menanyakan mengenai tujuan kami, dan kakek
tersebut hanya tersenyum dan berkata “Bawa saja kemari mobil nya”.

Setelah itu kami langsung bergegas untuk kembali ke Posko. Namun perjalanan kami kembali posko
kali ini, menjadi sangat lama sekali. Kami tidak tau, apakah kami menyasar apa gimana? Karena
seingat kami, jalan untuk menuju ke bengkel ini hanya ada satu jalan saja.

Kami semakin panik karena hari mulai gelap, tidak ada persiapan yang kami bawa. Hanya membawa
ponsel masing masing. Suara hewan membuat kami semakin merinding, ditambah ketersediaan nya
cahaya yang sangat minim.

Tibalah kami disamping sebuah Pohon yang cukup Gede, kami terheran heran. Karena dari kami
berangkat tadi kami tidak menjumpai pohon ini. “Fiks kita nyasar ini!” Ucap Weni. Tak berselang
lama setelah Weni ngatakan hal itu, tiba tiba saja segerimbolan momyet datang dihadaoan Kami. “
Ya Tuhan aku kaget sekali”, kami berusaha tenang agar tidak memicu pergerakan si monyet monyet
ini. Hingga pada hitungan Dany ketiga kamj semua berlari sekencang mungkin. Monyet monyet itu
sangat menyeramkan, tidak diketsjui darimana datang nya. Kami semua terengah engah, merasakan
malam itu sangat panjang sekali.

Syukurllah kami sampai di Posko dengan selamat, monyet itu tidak melukai kami. Dari kejadian hari
ini kami mulai merasakan keanehan masing masing. Banyak keanehan yang mulai muncul dari desa
ini.

Kami semua tidak akan membicarakan hal tersebut malam ini, karena badan kami sangat lelah
sekali. Kami memutuskan untuk membersihkan diri lalu beristirahat.

Matahari telah berada di atas kepala, dan yaa kita semua baru saja terbangun. Dany sudah terlebih
dulu bangun daripada kami, karena dia harus mengantar mobil ketempat bengkel itu. Dan menurut
dany, pagu itu dia sangat mudah menemukan bengkel tua itu. Tidak sesulit kemaren kami mencari.

Kami kembali drngan aktivitas kami masing masing, “Eh Wen,selama disini aku sama sekali tidak
menemukan anak kecil ya?”, tanyaku pada Weni. “Ah iya karena kits bangun nya pada siang semua
Meg, jadi anak anak nya pada sekolah”, “Apa benar gitu ya?”, tanyaku kembali.

“ iya, yaudah ayok nyalain kompor nya keburu kita semua kelaparan”, pinta Weni. Hari ini aku dan
Weni mendapat tugas menjaga posko dan juga memasak, kami berdua merebus mie instan untuk
kami jadikan sarapan siang ini.

Kami tengah melakukapn makan bersama di ruang tamu, tiba tiba saja ada suara ketukan pintu.
Kami kira suara ketukan pintu itu kedatangan dari Pak Anam kalah tidak juga dari bapak Kepala desa,
karena selama kami e hari disini mereka sama sekali tidak ada kabar.

Alangakah terkejud nya Bobi, ketika yang dia lihat ketika membuka pintu adalah tidak ada orang di
luar sama sekali. Kami sontak terkaget dan terdiam, karena suara tadi itu jelas suara orang mengetuk
pintu. Dan kami semua mendengarnya.
Satu persatu keanehan muncul menghantui kami, kami sudah bersuaha melaporkan ini semua ke
Kepala Desa, namun jawaban beliu hanya menertawakan kami saja. Ini hari Ke 6 kami di desa ini.
Kami memutuskan untuk balik ke kota lebih awal. Segala persiapan telah kami lakukan. Kami
menempuh perjalanan menuju bengkel dengan jalan kaki. Untuk berpamitan dengan kepala desa
sudah kami lakukan.

Sampai lah kami pada bengkel tua itu,kami melihat mobil kami tengaph diparkir didepan bengkel.
Dan sepertinya keadaan nya sudah membaik. Kami mengetuk pintu bengkel itu, tidapk terdengar
suara orang sama sekali. Hingga akhir nya pintu terbuka, kami terdiam ketika melihat anak kecil
dibalik pintu itu tertawa langsung masuk kembali. Tak lama kemudian kakek pemilik bengkel tua itu
muncul, “Itu cucu saya, mobil kalian sudah aman, ini ada sedikit pemberian dari saya. Ini hanya buah
saja, semoga bisa membantu sebagai bekal di perjalanan kalian.” Ucap kakek itu seraya memberika
tas kresek hitam yang berisi buah jambu. Dengan baik kami menolak pemberian kakek tersebut,
karena kami merasa tidak enak. Kakek itu hanya tersenyum lalu memberika kunci mobil kami.

Perasaan lega ketika kami sudah berada didalam mobil, semua dalam kondisi baik. Langsung kita
menuju tempat kita kembali. Lagu Resah dari payung teduh menemani perjalan kami. Setengah
perjalanan sudah kami lewati. Dan 45 Menit lagi kita keluar dari hutan. Namun tiba tiba saja mobil
kami kembali terhenti. Dan setelah di cek mobil dalam keadaan baik baik saja, yaa mungkin butuh
istirahat. Aku hanya terdiam, ketika aku mengetahui mobil kami terhenti disebelah pohon besar
yang kami temui padaa saat malam itu. Aku berdoa didalam hati ku agar tidak terjadi hal yang tidak
kita inginkan.

Kami semua merasa lapar, dan sial nya persediaan makan kami telah habis. Kami semua hanya
menggeka napas panjang. “Eh guys kita masih ada makanan nih”, ucap Dany, “Hah?? Makanan? “,
tanya Weni. “Iya bentar, aku ambilin deh”, balas Dany.

Dany membawa kantong kresek bitam dihadapan kami, dan setelah kami buka isi dari kantong
plastik tersebut adalah buah jambu. “Eh anjritt, bukannya tadi kita menolak nya ya?”,tanya bobi. “Iya
tadi aku juga udah ngasih kembali ke kakek nya”,balas Dian.

“Astagfirullah Haladzim , apalagi ini Tuhan”, keluhku.

Kita semua terdiam, dan tak begitu lama mobil kami bisa hidup kembali. Kami pun melanjutkan
perjalanan dengan sedikit cepat. Karena kami merasa sangat caoek dengan semua yang sudah
terjadi.

Seharus nya perjalanan bisa kami tempuh dengan waktu kurang lebih 8 Jam, tapi kini yang kami
tempuh adalah 12 Jam. Setiba nya kami di kampus kami langsung mencari keberadaan Pak Anam.
Kami menuju Fakultas, untuk menanyakan keberadaan Pak Anam. Dan kalian tahu jawaban dari
Fakuktas apa mengenai Pak Anam, bahwa yang namanya Pak Anam sudah tidak mengajar di
kampus, beliau sudah 3 bulan yang lalu tidak ditemukan setelah melakukan sebuah penelitian di
Desa yang tidak disebutkan nama nya. Badan kami seketika lemas, kami merasa tidak percaya
dengan apa yang terjadi. “Anjing!!! Apaa apaan ini semua!!!, umpat Dany. Kami terlihat sangat putus
asa dengan keadaan yang Ada, kami juga sangat bersyukur karena kami bisa kembali. Kami tidak tau
dosa apa yang kami buat, sehingga kami harus menerima semua ini. Hanya pelajaran yang bisa kita
ambil dari persitiwa tersebut. Dan kami berdoa agar Pak Anam bisa ditemukan kembali. Kami tidak
menuntut apapun dari kampus, karena kejadian ini bukan salah dari siapapun melainkan musibah
yang harus dijalani. Kami berlima sepakat, untuk cerita yang telah kami alami ini bisa menjadi
pemberitaan di kampus, agar tidak terjadi kejadian yang sama. Satu hal yang harus kamu tau
“Selama bumi ini bukan menjadi milikmu, jangan terlalu percaya dengan apa yang ada dipikiran
mu,semua bisa terjadi sewajarnya”.

Anda mungkin juga menyukai