Anda di halaman 1dari 6

Hari pertama kerjaku rasanya biasa saja.

Aku juga sedikit bisa menguasai walau hanya


basic nya saja. Namun yang membuatku merasa risih ketika pak hermansyah sering kali
mencuri curi pandang kearahku. Bahkan pak hermansyah berpura pura mengajariku
tentang apa saja pekerjaan yang harus aku lakukan disini lewat komputer di depanku. Yang
membuatku tidak nyaman ketika dengan sengaja pak hermansyah berada di belakangku
seolah olah mengajariku dan dia bisa mendekatkan badan dan wajahnya di samping
kepalaku.

Kalau dilihat dari sudut manapun seakan sedang memelukku dari belakang. Bahkan tak
jarang tangannya pun memegang tangan untukku menggerakan mouse tersebut. Bahkan
bukan hanya sampai di situ dalam minggu minggu awan entah di sengaja atau tidak seakan
pak hermansyah menempelkan bagian celana depannya ke punggung ku.

Aku merasa tidak nyaman dan malah terkesan canggung dan grogi dibuatnya. Bahkan
wajahnya hanya berjarak beberapa inchi dari kepala ku.

Untung saja hanya di minggu minggu awal namun setelah di minggu selanjutnya pak
hermansyah nampak biasa saja. Entah aku yang terlalu parno atau pak hermansyah yang
memang sengaja berbuat begitu aku juga tidak tahu.

Tapi aku yakin bahwa pak hermansyah mempunyai rasa kepadaku.

Memang pekerjaanku hampir mirip ketika aku ikut dengan pak hend dahalu. Namun yang
berbeda saat dengan pak hend dulu semua data sudah siap. Kami tinggal presentasi dan
menyimak saja. Namun disini akulah yang bertugas untuk membuat data. Membuat
presentasi. Yang akan kami perlihatkan kepada client kami.

Aku harus memutar dan memeras otak . Agar terlihat menarik di mata client. Yang
membuatku sedikit kesal ketika pak hermansyah sengaja memperdebatkan data /
mengoreksi bagian dari pekerjaan ku padahal sudah sangat matang menurutku.

Tak lebih dia lakukan. Itu sebagai alasan saja agar bisa lebih dekat kepadaku. Pura pura
memelukku atau memegang tanganku.

Aku juga tidak bisa protes sebab dialah boss nya dan aku hanya karyawan. Terkadang
akupun disuruh nya untuk menemani dia lembur di kantor ya hanya tersisa kami berdua.

Setelah itu dia pasti punya alasan untuk mengantarku pulang.

Sebenarnya aku sedikit keberatan bekerja disini. Tapi aku terus mengingat bahwa cari
pekerjaan sekarang sangatlah susah. Aku sudah dapat pekerjaan yang lumayan masa iya
aku harus resign mana belum ada 1 bulan . Aku selalu menahan egoku menahan semua
pikiran negatifku untuk bisa bertahan dengan pekerjaan ku. Asal pak hermansyah tidak
melecehkan diriku . Aku masih bisa menerimanya.
"Hari ini dek awan ada keperluan ngak ? Ada kegiatan ngak dek?" Tanya pak hermansyah

"Tidak ada pak bagaimana?"

"Bisa temani bapak lembur hari ini. Sampai jam 7 saja nanti dek awan dapat tambahan uang
gaji. Tidak perlu khawatir nanti setelah selesai bapak antar pulang sekalian makan malam"

"Ya sudah kalau begitu. Awan juga hendak menyelesaikan pekerjaan awan juga pak"

"Baik dek kalau begitu. Biar bapak ambilkan minum dulu. Untuk kita berdua. "

Aku juga tidak pernah khawatir jika pak hermansyah mengambilkan minum karna aku selalu
minta minuman yang masih tersegel kepadanya. Bukan nya berfikir yang aneh aneh hanya
saja aku takut jika minuman terbuka dicampur dengan apapun itu.

Lebih baik kita berjaga jaga atau mawas diri. Dibanding jika sudah kejadian dan kita
menyesal.

Sebenarnya pak hermansyah bukan tipe yang workaholic. Memang kami sengaja lembur
karna beberapa hari kedepan akan ada meeting dengan perusahaan di luar kota. Ya
namanya sekretaris . Kemana boss nya pergi aku harus mendampingi nya.
Semenjak minggu minggu awalpun aku juga sering ikut meeting berdampingan dengan pak
hermansyah.

Malam ini aku diantar pulang oleh pak hermansyah. Sebelumnya kami juga makan malam
terlebih dahulu.

"Persiapkan dirimu baik baik ya dek. Besuk sore kita berangkat ke kota pelabuhan. 5-6 jam
perjalanan kita."

"Baik pak. "

Setelah itu pak hermansyah meninggalkan kostku.

Malam ini aku gunakan untuk bersiap siap. Ya aku harus mensetrika beberapa baju yang
akan ku bawa besuk. Kebetulan dua hari kami disana.

Aku nampak semangat karna bagaimanapuj besuk merupakan hari gajian pertamaku.
Karna aku tidak mempunyai koper disini. Aku memasukkan baju yang sudah aku setrika ke
dalam tas jinjing yang berukuran sedang. Lagi pula juga kami pergi dengan mobil milik pak
hermansyah . Dan kamipun juga akan menginap di homestay untuk menghemat budget
pengeluaran kami. Ya memang perusahaan pak hermansyah belum bisa dikatakan
perusahaan yang besar seperti milik pak hend. Baru merangkak keatas.
Kata pak hermansyah bahwa hari ini aku tidak usah datang ke kantor. Dan gajiku sudah
dikirim secera pribadi oleh pak hermansyah langsung karna ada potongan untuk pembelian
hp juga.

Ya aku langsung mengecheck tabunganku untuk memastikannya.


Benar saja gajiku sudah dikirim. Walau sudah dipotong untuk beli hp tapi sisa nya juga
masih lumayan banyak. Karna aku juga sering lembur.

Betapa bahagianya hatiku mendapatkan gaji pertama setelah aku lulus. Dan ini kerja full
time pertamaku.

Aku segera memesan ojol untuk mengantarku ke atm terdekat sambil cari sarapan.

Ya walau kehidupanku sekarang jauh dari kata berkecukupan seperti dahulu. Tapi aku
bahagia. Aku senang disini. Hatiku merasakan kedamaian tapi bukan berasal dari laki laki
manapun. Bisa dikatakan merasa tenang.

Kenapa aku mengambil uang ya buat jaga jaga saja jika ada keperluan mendadak disana
nanti walau sebenarnya perjalanan kami dibiayai oleh kantor.

Selesai aku makan dan mengambil uang di atm aku segera pulang . Namun saat itu mobil
pak hermansyah sudah terparkir di depan kostku..

"Sudah dari tadi pak?" Tanyaku

"Baru juga sampai dek."

"Sudah siap siap?" Tanya nya lagi..

"Belum pak. Awan belum mandi. Baru cari sarapan tadi dan ada perlu ke atm." Ucapku.

"Kamu segera siap siap ya dek. Kita berangkat agak pagi saja biar sampai disana sore tidak
malam malam"

"Baik pak sebentar awan mandi dulu. Bapak bisa tunggu di dalam"

Kostku memang kecil dengan hanya satu kamar yang hanya ada space sedikit saja untuk
ruang tamu tidak ada dapur sama sekali dan kamar mandi dalam dan ada lemari pakaian
saja. Ya ini adalah kost kostan pelajar aku memilih ini karna sesuaikan dengan budget ku

Jadi ruang tamu kecil ini langsung menghadap ke kamar mandi.

Ya saat aku mengguyurkan air ke badanku pasti suaranya akan memenuhi ruangan ini.
Setelah semua persiapan ku selesai kami segera berangakat.

"Sudah di check semua dek . Dari data data dan lain sebangainya."

"Sudah pak. Semua data ada di flashdisk. Dan salinan nya ada di laptop bapak bahkan
sudah saya kirim ke hp saya untuk jaga jaga."

"Barang bawaan mu?" Tanya pak hermansyah.

"Sudah semua pak sudah dari kemarin awan kemas"

"Baguslah kalau begitu kita berangkat sekarang"

Saat pak hermansyah berdiri dari duduknya sekilas aku menyaksikan bagian depan celana
panjang hitamnya membentuk sebuah tenda.

Aku juga pura pura tidak memperhatikannya. Tapi jedolan itu terlihat sangat jelas.

Sejak saat itu aku sudah percaya bahwa pak hermansyah sama seperti diriku. Dan bahkan
pak hermansyah menyukaiku.

Bagaimana bisa hanya mendengarkan bunyi orang sedang mandi saja kontolnya sudah
berdiri seperti itu. Kalau dia laki laki normal tidak mungkin.

Di dalam mobil pun suasana nampak canggung kami jarang sekali ngobrol. Sibuk dengan
pikran masing masing.

Hingga sampai akhirnya kami sampai di homestay dan untung saja ada dua kamar jadi tidak
akan ada fitnah.

Karna pejalanan jauh maka kami putuskan untuk langsung istirahat di kamar masing
masing.

Pagi itu aku langsung bangun dan mandi terlebih dahulu. Aku tidak tahu apakah pak
hermansyah sudah bangun apa belum.

Selesai nya mandi dan segera bersiap siap. Katanya meeting hari ini dijadwalkan pagi.

Baru saja aku ingin duduk di ruang tamu untuk mempersiapkan semua bahan untuk
presentasi . Aku melewati kamar yang di tempati oleh pak hermansyah. Kamar itu memang
sedikit terbuka.

Betapa kagetnya aku melihat apa yang terjadi di dalam.


Pak hermansyah sedang mengocok kontolnya sendiri dangan posisi tiduran dan saat aku
melihat kejadiaan itu bersamaan dengan tubuhnya mengejang dan kontol nya
menyemburkan pejuhnya.

Aku buru buru untuk ke ruangan agar pak hermansyah tidak melihatku.

Di ruang tamu aku segera membuka laptop namun fikiranku tidak fokus kesana. Aku malah
fokus memikirkan kejadian barusan.

Aku juga bukan orang yang munafik. Sudah sebulanan aku tidak merasakan kenikmatan
tersebut.
Wajar selama setahun setengah ini aku intens melakukan hubungan badan dengan pak
hend. Namun sebulanan ini aku tidak merasakan hal tersebut. Jadi wajar jika melihat
kejadian saat itu membuat diriku agak sedikit salah tingkah. Dan nafsu ku seakan naik.
Wajar yang namanya manusia memiliki keinginan seperti itu.

"Rajin nya kamu dek. Pagi pagi sudah rapi begitu dan sudab buka laptop. " ucap pak
hermansyah mengagetkan ku.

"Ya saya tidak mau mengecewakan bapak. Saya harus mempersiapkan semuanya lagi.
Agar lebih matang untuk presentasi bapak nanti"

Senyuman mengembang di bibir pak hermansyah.

"Ya sudah dek silahkan diteruskan . Bapak mau mandi dulu"

"Iya pak"

Dua hari meeting disini berjalan lancar sesuai dengan ekspektasi kami. Walau harus sedikit
drama ada tawar menawar harga namun akhirnya mencapai kata kesepakatan juga.

Sore itu juga kami segera berkemas dan pulang. Ya kami bakal sampai di kota kami saat
malam nanti.

Saat di perjalan sebenarnya aku ngantuk tapi karna kami hanya berdua aku paksakan untuk
meminta pak hermansyah menepi mencari toko untuk beli kopi. Bahkan pak hermansyah
pun juga ikut ikutan beli sekalian istirahat sebentar. Tidak enak juga jika aku tertidur dalam
mobil sedangkan pak hermansyah nyupir sendirian tanpa teman.

Kami akhirnya sampai di rumah tepat pukul 10 malam.

Sebelum sampai dikost pak hermansyah membuka pembicaraan.


"Dek maaf kalau bapak lancang. Boleh atau tidak seandainya bapak menginap di kost dek
awan malam ini. Badan bapak capek dan sudah ngantuk" tanya nya

"Kamar awan sempit apa bapak tidak keberatan. Takut saja tidak nyaman" ucapku menolak
dengan halus sebisaku.

"Tidak apa dek. Ndak papa sempit. Bapak sudah ngantuk berat."

"Silahkan saja pak. " Ucapku sedikit tidak enak hati.

"Makasih ya dek. "

Setelah sampai di kost aku menurunkan tasku dari mobil pak hermansyah. Kemudian kami
masuk ke dalam. Mungkin karna capek. Kami langsung memutuskan untuk tidur.

Walau harus berbagi kasur aku mepet tembok dan pak hermansyah yang menghadap
lemari. Kami saling memunggungi.

Jujur ini pertama kalinya aku tidur dengan laki laki lain selain pak hend secara sadar. Entah
mengapa aku merasa kurang nyaman saja rasanya. Tidak seperti saat tidur berdua dengan
pak hend.
Aku juga sempet tidak bisa tidur lama karna sedikit ada ketakutan jika pak hermansyah
macam macam namun ketika aku mendengarkan pak hermansyah sudah mendengkur
pulas baru aku bisa tidur.

Malam ini juga tidak terjadi apapun mungkin hanya diriku saja yang terlalu berlebihan

Anda mungkin juga menyukai