Anda di halaman 1dari 44

Hari ini badanku terasa lelah sekali, seharian ini tidak sedikit

sekali pekerjaan yg kuberakhirkan, walau berakhir semua


rasanya puas juga menjalani kesibukan hari ini. Sore itu waktu
telah hampir setengah 6 sore, seusai memselesaikan berkas-
berkas di ruang kerjaku aq siap pulang kerumah, mobil kijang
hijauku telah siap di tempat parkir mengantarku pulang.

Kulihat jalanan di depan kantorku terkesan lancar, nyatanya


perdiksiku salah, tidak lebih lebih 1 km dari kantor, jalanan
macet total, ya telahlah nikmati saja daripada menggrutu juga
nggak ngurangi macet.

Cerita Sex Mesum 2019 Karyawan Pabrik yang Cantik

Cerita Sex Ngentot Lokasi kantorku kebetulan dekat dengan


jajaran pabrik-pabrik, dan jam segitu rupanya macet angkuta
umum yg mencari penumpang, tiba-tiba ditengah kemacetan
jalanan kulihat didepan sebuah toko ada seorang perempuan yg
manis sekali, kulitnya putih, tingginya kurang lebih 165 cm
dengan memakai seragam pabrik biru-biru ditutup blazer hitam
terbuka yg kelihatan ketat terkesan dadanya begitu menyesakkan
baju seragamnya, untuk ukuran karyawan pabrik, cewek itu
terlalu cantik, walau bajunya begitu sederhana tdk seimbang
dengan kecantikannya.

Kuperhatikan dengan akurat, dirinya kelihatan memandangku


dan tersenyum tipis menatapku, akupun tersenyum
memandangnya, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil
dibelakangku, cepat-cepat kutancap mobilku berhubung jalan
didepan telah lancar kurang lebih 30 meter ke depan. Rugi sekali
aku tdk dapat berhenti waktu itu, kulihat di spion perempuan itu
naik angkot di tiga mobil dibelakangku.. Seandainya saja?

Sekira 200 meter jalan lancer, tiba-tiba kemacetan datang lagi,


makin sumpek aja aku, akhirnya kulihat didepan ada toko kecil
dengan tempat parkir yg agak luas, akhirnya lampu sent mobil
kunyalakan kekiri dan aku berhenti, walau tetap ada rokok,
kuniatkan beli lagi sambil beli minuman ringan, sambil berharap
perempuan di angkot belakang dapat ketahuan lagi jejaknya.
Alamak.. Sambil minum teh botol dingin, tiba-tiba saja angkot
dibelakang yg membawa perempuan itu berhenti, aku berharap..
Tiba-tiba benar saja perempuan itu turun kemudian bayar
ongkos ke sopir di depan.

Wah terbukti benar kalau telah jodohku nih.. Kulihat perempuan


itu masuk juga ke dalam toko, sambil tersenyum tipis dirinya
menuju ke penjual toko itu dan kulihat membeli lima buah
indomie, susu dancow dan kopi instant lima sachet.
“Lho rumahnya dimana Mbak?” tanyaku sambil tersenyum.
“Oh saya kos dibelakang toko ini, Mas,” jawabnya sambil
mencari dompet dari dalam tasnya.
“Nama saya Iwan, boleh kenalan Mbak?” tanyaku sambil
menjulurkan tangan buat bersalaman.
“Saya Nuning, Mas,” jawabnya sambil senyum dan menjabat
tanganku..
Busyet tangannya mulus sekali dan hangat sekali agak
berkeringat.
“Berapa Mbak?” kata Nuning pada penjual toko sambil
mengeluarkan dompetnya.
“Dua puluh sembilan ribu limaratus Mbak “jawab penjual toko
itu.

“Ini saja Mbak, sekalian teh botol satu dan rokok dua bungkus”
kataku sambil ngeluarin uang seratus ribu ke wanita penjaga
toko.
“Nggak usah Mas, saya ada kok” kata Nuning sambil ngeluarin
dualembar uang duapuluh ribuan.

“Ya telah gini aja, uang ini bawa dulu, tapi saya minta dibikinin
kopi dulu, sekalian kalau boleh main ke kos-mu sambil nunggu
macet, boleh nggak?” Kataku sambil ngembaliin uangnya.
“Baiklah kalau begitu terima kasih, tapi tempatnya jelek lho Mas,
kata Nuning sambil tersenyum.

“Ah jangan gitu, saya malah nggak enak nih ngrepotin minta
kopi segala” Kataku sambil nerima kembalian dari penjaga toko.
“Mbak, saya titip mobil ya, sekalian ini buat parkirnya,” sambil
kukasih wanita penjaga toko uang limaribu”
“Wah makasih ya Mas” kata penjaga toko.

Nuning tersenyum dan mengajakku berlangsung di gang sebelah


toko itu, jalannya kecil cuman satu meter lebarnya, jadi kalau
jalan nggak dapat bareng, wajib satu-satu, Nuning jalan di depan
dan aku dibelakangnya.
Kuperhatikan tidak hanya dadanya yg membusung, nyatanya
pinggul dan pantat Nuning sangatlah montok habis, hingga-
sampai rok yg digunakannyapun membungkus ketat pantat
indah itu serasi sekali dengan pinggul yg ramping, ditambah
aroma tubuhnya yg wangi walau kutahu itu aroma parfum biasa.

Kira-kira duapuluh meter jalan, Nuning berhenti dan membuka


psupaya logam kecil disebuah rumah tanpa halaman dan
nyatanya didalamnya berjajar kamar-kamar kontrakan dengan
pembatas tembok satu meter antar kamarnya.

“Disini Mas, kamarku paling ujung, dekat dengan kamar mandi,


silahkan masuk dulu Mas, aku mau panasin air sebentar buat
bikin kopi” kata Nuning nerocos.
Kamarnya nyatanya lumayan bersih, di ruang tamu ada karpet
biru, meja kecil ditengahnya dan diujung TV 14 inch terpasang
rapi ditambah hiasan manik-manik yg keren, tidak sempat
kulihat kamar tidurnya, tapi menonton ruang tamunya tertata
rapi aku yakin kamar tidurnya tentu bersih juga.

Kuambil remote TV dan kunyalakan, pas kabar sore, kuikuti


perkembangan pencalonan presiden dari para politikus negeri
ini, tapi aku lebih berminat menonton gambar dibelakangku
nyatanya gambar Nuning memakai kebaya dan samping, cantik
sekali.. Tdk dandan saja dirinya cantik, apalagi dalam gambar
itu belahan dada kebaya agak rendah, jadi sembulan toket
putihnya kelihatan seksi dan erotis sekali.

“Itu gambarku waktu di kampung bulan lalu Mas, waktu agenda


kawinan sepupuku” kata Nuning sambil membawa dua gelas
kopi.
“Terbuktinya kampungmu dimana? Dan lagi jadi apa waktu
agenda itu?” Tanyaku sambil menolong nurunin gelas kopi
ditaruh di meja.

“Kampungku di Cianjur Mas, waktu itu aku kebagian ngisi nari


Jaipongan, yah gini-gini aku penari Jaipongan Mas, walau hanya
sebatas agenda di kampung aja” Kata Nuning sambil tersenyum
manis.
“Pantesan tapi cantik juga kalian baju kebaya ya, lebih sensual
dan luar biasa” Kataku sambil memandang wajah cantiknya.

“Pantesan apa Mas? Masak orang kampung gini dibilangin


sensual dan luar biasa” Kata Nuning.
“Pantesan tubuh kalian keren dan terawat itu sebab rajin
jaipongan ya”
“Ah Mas, dapat aja,” katanya sambil mencubit tanganku.
“Silahkan Mas diminum kopinya, aku tinggal sebentar ya mau
mandi dulu, udah gerah banget nih rasanya”

Nuning masuk ke dalam kamarnya dan mengambil peralatan


mandi, letak kamar mandi kontrakan itu ada di luar tapi tetap
dekat dengan kamar Nuning mungkin cuma kurang lebih 4 meter
saja dari pintu kamarnya.
“Tunggu sebentar ya Mas, silakan diminum kopinya” Nuning
berlangsung dengan berkalungkan handuk putih dipundaknya,
sementara rambutnya diikat ke belakang, terkesan cantik dan
alamiah sekali.
Kurang lebih sepuluh menit Nuning di dalam kamar mandi,
kudengar suara, ‘waduh gimana nih bajunya basah gini,’
akhirnya aku mendekat kamar mandi dan berteriak.

“Ada apa Ning? Ada yg dapat saya santu?” kataku sedikit cemas
dan heran.
“Nggak apa-apa kok Mas, bajuku pada jatuh dan basah, Mas apa
diluar ada orang lain?” Tanya Nuning sambil teriak.
“Ntar aku lihat dulu, ke pintu depan” kataku sambil berlangsung
ke psupaya dan gang kecil menuju rumahnya.

“Nggak ada siapa-siapa” Kataku sambil mendekat ke pintu


kamar mandi.
Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan kulihat Nuning hanya
berbalut handuk putihnya, kulihat pundaknya putih sekali,
sementara toketnya yg montok sedikit menyembul dan pahanya
yg putih dan mulus sekali terkesan tertutup handuk kira-kira 20
cm diatas lututnya, wah aku jadi kaget sekali dan tiba-tiba
Nuning menengok dari belakang pintu dan berlari menuju
kamarnya.

“Sorry ya Mas, bajuku pada basah semua, aku ganti baju dulu
ya,” kata Nuning sambil berlari dengan tubuh mulus terbalut
handuk.
Menonton pemandangan yg menggairahkan itu,
mengdampakkan otot dalam celanaku berdenyut-denyut, dan
sedikit mengembang, ‘gile bener, tubuhnya montok bener’.
Kataku dalam hati, sambil masuk ke kontrakannya dan
menonton-lihat lagi gambar sensualnya.

“Maaf ya Mas, sebetulnya aku malu tadi,” kata Nuning sambil


duduk di sampingku, Nuning sore itu memakai kaos kuning dan
bawahan celana strit hitam ketat sebatas lutut, tetapi kaos
panjangnya menutupi tahap bawah hingga 10 cm diatas lutut.

Malam itu kami hanya ngobrol saja hingga jam delapan malam,
dari dialog itu kutahu kalau Nuning telah hampir setahun
bekerja, sempat kuliah D-1 tahap Sekretaris dan kini bekerja di
tahap administrasi keuangan sebuah pabrik, dan kutahu bahwa
Nuning telah punya pacar di kampungnya, tetapi orangtuanya
tidak lebih setuju.

“Jangan kapok main ya Mas,” kata Nuning berharap.


“Justru aku yg berharap boleh main kesini lagi kalau kalian
nggak keberatan,” kataku sambil memakai sepatu, sambil
berlangsung pulang kuberbagi kartu namaku.

“Kalau ada apa-apa telpon aja,” kataku sambil bersalaman,


perlahan kuremas tangan halusnya dan Nuning kelihatan malu
dan tertunduk.
“Daah” aku pamitan dan Nuning mendampingi aku hingga ke
tempat parkir.
Seusai perkenalan itu, tidak lebih lebih dua bulan, kami hanya
akrab saja, bahkan Nuning menyebutkan kekaguman sebab aku
nggak sempat bertindak tdk sopan, walau kami tidak jarang
pulang hingga jam 10 malam, paling hanya berpegangan tangan
saja, entahlah mungkin lama-kelamaan dirinya mulai sayang,
walau telah kuceritakan bahwa aku telah beristri dan punya
seorang anak. Hingga sebuahhari, aku tetap ingat itu hari Rabu,
dirinya menelpon ke HP-ku,

“Mas, aku pengen ngobrol dapat nggak, sore ini jemput aku ya?”
kata Nuning di telepon.
“Oke, emangnya ada apa?” Tanyaku.
“Yah pokoknya kelak aja deh, aku mau cerita, udah dulu ya,
hingga kelak di tempat biasanya,” Nuning menutup telponnya.

Cocok jam 16.30 aku meninggalkan kantor, kulihat dari


kejauhan Nuning telah menantikan dan sedikit mengayunkan
tangan kegirangan. Nuning masuk ke mobilku dan tersenyum.
“Mas, kami jangan pulang dulu ya, aku pengen cerita tidak
sedikit dan menenangkan hatiku,” kata Nuning sambil
menatapku.
“Oke, kami jalan-jalan ke Ciater aja ya, disana kami dapat
berendam air panas sambil ngobrol,” ajakku sambil terpikir ada
kolam renang yg terbukti lumayan enjoy untuk berendam di
malam hari.

“Oke, kayaknya asyik juga tuh,” Kata Nuning mengiyakan.


Aku menelepon ke rumah, dan bilang ada pekerjaan di kantor yg
wajib diberakhirkan, kalau ada apa-apa ngebel aja ke kantor,
kebetulan aku telah setting teleponku tiga kali kring di-
forwardkan ke HP-ku.
“Kamu ada persoalan apa, kok kelihatan kusut begitu?” kataku
sambil mencubit dagu Nuning.

“Nggak tahu kenapa aku pengen cerita persoalanku ke Mas,


kayaknya aku tenang kalau udah ada di sampingmu Mas,” kata
Nuning sambil memegang lenganku.
Posisi mobilku terbukti agak susah untuk berdekatan, hingga
akhirnya Nuning hanya dapat memegang lenganku saja. Sambil
sedikit berkaca-kaca, Nuning menceritakan bahwa pacarnya di
kampung telah memutuskan hubungan dengannya. Selagi di
perjalanan aku tidak sedikit kasih nasehat dan arti kepadanya,
dan diapun kelihatan lebih tenang. Hingga di Ayam Goreng
Brebes, Lembang aku memarkirkan mobilku.

“Kita makan dulu yuk,” ajakku.


Berhubung tempat parkirnya penuh, aku agak jauh memarkir
mobilku, dan baru hari ini Nuning berani berlangsung
disampingku sambil memeluk pinggangku, akupun akhirnya
merapatkan tubuh dan memeluk pundaknya sambil menuju ke
tempat makan.

Menuju ke Ciater, diperjalanan Nuning memandangku semakin


dan tiba-tiba saja bibirnya mengecup pipiku, aku agak gugup
tetapi menikmati juga, sambil sesekali kuremas tangan halusnya.
Wah mau nggak mau tidak sedikitnya rangsangan selagi
perjalanan mulai mempengaruhi adrenalinku juga. Dan sesampai
di Ciater nyatanya suasananya hujan agak deras, jam telah
menunjukkan jam delapan malam, berendam di kolam renang
rasanya nggak mungkin, pulang juga telah telanjur, akhirnya
kutawarkan ke Nuning.

“Gimana kalau kami berendamnya di kamar aja?”


Aku agak khaNuningr dirinya keberatan, tapi katanya, “Ya
terserah Mas aja” kata Nuning.
Di front room hotel, aku booking satu kamar yg ada bathtub buat
berendam air panas, didepan meja frontroom Nuning tetap
memeluk pinggangku, hari ini terasa kelembutan dadanya
menyentuh badanku, dan ini mau nggak mau berpengaruh pada
otot pejal didalam CDku.

Malam itu Ciater dingin banget, kabut turun tebal banget seusai
hujan, hingga perjalanan menuju ke kamarpun wajib perlahan,
petugas hotel telah menantikan di depan kamar dan
membukakan pintu kamar.
“Silahkan Pak, silahkan Bu, apa ada yg dipesan?” kata petugas
hotel ramah, mengira kami pasangan suami istri.
“Sementara belum Mas, kelak saja kalau butuh saya telpon dari
kamar,” kataku sambil memberi sedikit trik buat petugas hotel.

Nuning masuk ke kamar dan aku tetap duduk di ruang TV,


sambil mencari-cari chanel yg keren, sambil melepas penat dua
jam lebih di belakang kemudi. Tiba-tiba Nuning keluar dari
kamar, alamak Nuning telah berganti baju dengan celana singkat
pink ketat dan kaos senam ketat putih polos singkat hingga
kelihatan pusarnya, kulihat bayangan puting toketnya yg
kecoklatan, tanpa dibungkus beha, pahanya putih dan mulus
menantang, sementara pantatnya yg bahenol tercetak ketat di
celananya dan dadanya sangatlah montok menantang.

“Ayo Mas, katanya mau berendam? Jangan liatin gitu dong,”


Kata Nuning sambil duduk disampingku.
“Oke, tapi aku nggak bawa baju berendam nih,” kataku sambil
membuka baju kerjaku, aku yg telah tdk kuat menonton
pemandangan yg memancing birahi itu.

“Mas, badanmu kekar juga ya, “kata Nuning sambil memeluk


lenganku dari samping, terasa toket montoknya melekat erat di
lenganku.
Perlahan kuusap paha putih Nuning dan tiba-tiba Nuning berdiri
dan duduk di pangkuanku, akhirnya tubuh montok itu kupeluk
sambil kuangkat kakinya kuletakkan pahanya yg putih, mulus
dan hangat itu diatas pangkuanku. Perlahan Nuning menatap
mataku, kemudian memelukku erat sekali, terasa sekali
kekenyalan toket montoknya, walau terkendala kaos tipis yg
digunakannya, lumayan lama Nuning menyembunyikan
wajahnya di bahuku, kemudian dirinya mengatakan lirih.

“Mas, aku sayang kamu, aku takut kehilangan kalian Mas,”


kubelai perlahan rambutnya, kurenggangkan pelukannya dan
kutatap mata Nuning, dalam hitungan detik, bibir kami saling
melumat pertama agak perlahan, sambil kunikmati kelembutan
bibirnya, lumayan lama kami beratraksi dengan bibir kami dan
makin lama pagutan dan ciumannya makin buas, dan kamipun
saling melumat bibir.

Perlahan ciuman kami agak melemah, lembut kuciumi lehernya,


belakang telinga dan pundaknya, kukecup lembut tanpa suara,
tangan kananku mendarat perlahan di dadanya, begitu padat,
kenyal dan kencang, sementara tangan kiriku pelahan membawa
kaos ketatnya. Nuning menengadahkan wajahnya dan
membusungkan dadanya sambil membawa tangannya, dan
segera kulepas kaos ketatnya, betul-betul keindahan toket
seorang wanita yg kulihat didepanku, kulitnya yg putih bersih
tanpa cacat, ditambah sepasang toket yg montok, padat dan
menantang, perlahan kujelajahi dan kusapu lembut gunung
indah nan menantang itu, dan perlahan kuusap putingnya yg
menonjol keras kecoklatan, mungkin dirinya telah terangsang.

“Mas, pantatku kayak ada yg mengganjal nih, dibuka celananya


ya Mas, biar nggak sakit,” kata Nuning.
Aku berdiri dan Nuning membuka reslutingku, melepas ikat
pinggangku dan menurunkan celanaku.
“Apa itu Mas?” kata Nuning sambil menutup matanya dengan
jari yg tetap terbuka.

Otot pejalku yg telah membesar dan mengeras sekali, tercetak


jelas pada celana singkat katun yg ketat, perlahan kutarik tangan
Nuning, kutempelkan tangannya menyusuri bonggol keras dari
luar celana pendekku, perlahan dan lama-lama Nuning
berinisiatif meremas penisku dari luar celana pendekku.

Kubiarkan Nuning mengelus dengan jemarinya dan sesekali


meremas, kadang pelan kadang agak kuat, mungkin dirinya
mulai menikmati mainan barunya, sementara kunikmati ajaran
kenikmatan, sambil kulihat ekspresinya.

“Gimana Ning?” kataku sambil menatap matanya.


“Mas, aku belum sempat meperbuat semacam ini, tadinya malu
sekali aku menontonnya, nyatanya kemaluan cowok dapat segede
ini ya?” katanya sambil tersipu.
“Kalau kalian mau, kalian boleh buka celanaku” kataku.
Perlahan tangan halus itu menurunkan celana pendekku dan
tiba-tiba penisku yg telah tegak dan berdiri keras seolah miniatur
tugu monas, Nuning menatap tidak berkedip menonton
kemaluanku, pelan jarinya mengelus batangku yg tegang
semacam kayu, urat-urat yg menonjol dirinya telusuri perlahan,
alamak nikmat sekali, dan garis urat di tengah-tengah tahap
belakang ditelusurinya perlahan, penisku berkedut-kedut dan
tiba-tiba diremasnya kantong pelirku, sungguh kenikmatan yg
luar biasa.

Kutarik Nuning untuk berdiri, kebelai pinggul indahnya,


berputar kebelakang meremas bongkahan pantatnya yg bahenol,
kupeluk dan kuusap erat punggungnya, perlahan kukecup
lehernya, belakang telinganya dan pundaknya, kulihat dan
kurasakan kulitnya merinding, Nuning mempererat pelukannya
dan menempelkan ketat dadanya yg padat membusung ke
dadaku, paduan antara kehangatan dan ajaran birahi yg
mengalir lewat kulitnya.

Nuning yg hanya tinggal memakai CD tipis warna pink,


menggoyangkan dan menempelkan ketat kemaluanku yg telah
tegang membesar ke daerah bukit venusnya, walau tetap
terpisahkan CDnya, tetapi kurasakan ada kelembaban dari balik
CDnya. Kulihat mata sendu Nuning menikmati foreplay yg
panjang malam itu, kelihatan dirinya telah terangsang sekali,
dari sorotan matanya dan pelupuk matanya yg agak sembab, dan
toketnya yg kencang menantang dengan puting yg mengeras.

Kuraba CDnya dan kuturunkan, Nuning menolong menurunkan


CDnya dan melempar dengan ujung kakinya, sambil kucium dan
kulumat bibir seksinya, kujamah dan kuremas toket montoknya,
dan dan merta kuangkat tubuh telanjang nan mulus itu ke kamar
dan kutidurkan diatas kasur bersprei putih bersih.

Sambil tetap menciuminya, aku tidur merapatkan ke tubuhnya,


kaki kuangkat dan kegesek-gesekkan diatas paha putihnya,
sementara tanganku kembali meremas dadanya yg kian montok
dan menggunung dengan puting susunya yg menonjol kecil
kecoklatan. Perlahan aku turun menciumi lehernya dan
memutar-mutarkan lidahku ke gunung kembarnya bergantian,
kusapu hingga basah dengan menyisakan puting, dibagian akhir
nanti, sementara tanganku menjelajah ke pangkal pahanya,
menyibak rambut kemaluannya yg halus menghitam itu, kuusap
bibir memeknya dan Nuning menggelinjangkan pinggulnya.

Kuperhatikan Nuning memejamkan matanya menikmati


sentuhan dan rangsangan yg kuberbagi, sementara tanpa sadar
penisku yg tegak dan keras, diremasnya perlahan dan kadang
menguat saat rangsangan datang menguat. Kumainkan ujung
jariku menyapu bibir memeknya yg telah membasah dan kusapu
pelan belahan celah memeknya yg membasah, sambil kujilati
putingnya dengan ujung lidahku bersamaan kuputar perlahan
kelentitnya dengan ujung jari telunjukku,

seirama antara jilatan lidahku di ujung putingnya dan usapan


ujung jari telunjukku di ujung kelentitnya, dan merta Nuning
menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan
membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya hingga
kelihatan merangsang sekali, sambil menutup matanya dengan
bibir yg membasah dan sedikit terbuka, sementara tangannya
menggenggam erat sekali kemaluanku yg tetap mengeras dan
berdenyut-denyut.
“Uuff mmaas, kau apakan tubuhku ini,” mulut Nuning
mengerang menahan kenikmatan.

Tubuhnya menggelinjang keras sekali, pahanya bergetar luar


biasa dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jariku
tetap menyentuh kelentitnya, dan tiba-tiba penisku dicengkeram
dengan keras seolah mengundang untuk menikmati orgasmenya
dalam foreplay itu.
Kuremas dengan irama perlahan toketnya yg tambah mengeras
dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan
kananku terjepit diantara kedua paha mulusnya, kemaluanku
diremasnya dan tangan satunya memelukku erat sementara paha
dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu
berserakan tidak karuan, orgasme pertama telah dirasakannya.
Tanpa berhenti kumainkan pelan tanpa henti kelentitnya, dan
mungkin kini Nuning telah terangsang kembali.
“Mas, tolong masukkan, aku ingin merasakannya sayang,”
katanya sambil menghiba dan meringis menahan kenikmatan
tiada tara yg dirasakannya.
Perlahan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat
dipahanya yg mengangkang dan kepala penisku menempel di
kelentitnya menggantikan ujung jari telunjukku.

Sambil kuciumi leher putihnya, pundak dan belakang telinganya,


kepala penisku bergerak-gerak mengelilingi bibir memeknya yg
hangat dan basah, kulihat Nuning merem melek menikmati
benda pejal di bibir memeknya, lidahnya menyapu bibirnya
hingga membasah, dan wajahnya memerah dengan mata merem
melek tidak beraturan. Dengan perlahan akhirnya sedikit demi
sedikit kumasukkan batang penisku ke dalam memeknya, saat
kucoba menyelipkan kepala penisku ke mulut memeknya rasanya
peret dan susah sekali, kulihat Nuning sedikit meringis dan
membuka mulutnya dan sedikit menjerit.
“Aah,”

Tetapi akhirnya kepala penisku telah mulai masuk dan mulai


kurasakan kehangatan memeknya, perlahan kumasukkan sesenti
demi sesenti, pada kurang lebih centimeter ke 4 menuju ke 5,
Nuning tiba-tiba berteriak dan menjerit.

“Aduh Mas sakit sekali,” katanya, “Semacam ada yg menusuk


dan nyerinya hingga ke perut,” katanya.
“Aku cabut aja ya?”
“Jangan, biarkan dulu kutahan rasa sakit ini,”
Aku yg telah merasa kenikmatan yg luar biasa dan sedikit demi
sedikit mulai kumasukkan lagi batang penisku. Kulihat Nuning
meneteskan air mata, tetapi tiba-tiba dirinya menggoyangkan
pantatnya dan pastinya akhirnya penisku hampir seluruhnya
masuk, kenikmatan yg belum sempat kurasakan, penisku serasa
digigit bibir yg kenyal, hangat, agak lembab dan nikmat sekali.
Akhirnya kamipun mulai menikmati hubungan badan ini.
“Mas rasa sakitnya telah agak bertidak lebih, kini keluar
masukkan penismu Mas, rasanya nikmat sekali”
Perlahan aku mulai mengayun batang penisku keluar masuk ke
memek Nuning, kulihat tangannya diangkat dan memegang erat-
erat kepalanya dan akhirnya luar biasa sprei tempat tidurnya,
sementara pahanya dirinya kangkangin lebar-lebar dan mencari-
cari pinggulku, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku
dan seolah meminta penisku untuk dimasukkan dalam-dalam ke
memeknya.

Berbagai kali ayunan, akhirnya aku agak yakin dirinya telah tdk
begitu merasakan sakit di memeknya, dan kupercepat bandul
penisku di memeknya. Nuning berteriak-teriak dan tiba
merapatkan jepitan kakinya di pantatku, kepala menggeleng-
geleng dan tangannya luar biasa kuat-kuat sprei tempat tidurnya,
mungkin dirinya mau orgasme, pikirku. Tiba-tiba tangannya
memelukku erat-erat dan kakinya makin merapatkan jepitannya
di pantatku, kurasakan toket besarnya tergencet dadaku, rasanya
hangat dan kenyal sekali, aku diam sejenak dan kubenamkan
penisku seluruhnya di dalam memeknya.

“Oh, mmas aku keluar.. Ahh.. Ahh.. Ahh,”


Aku merasakan nikmat yg amat sangat, penisku berdenyut-
denyut, rasanya ajaran darah mengalir kencang di penisku, dan
aku yakin penisku sangat tegang sekali dan begitu membesar di
dalam memek Nuning, semacammya aku juga bakal
mengeluarkan air kejantananku.

Berbagai saat kemudian, kubuka sedikit jepitan kaki Nuning


dipantatku, sambil kubuka lebar-lebar paha Nuning, kulihat ada
cairan kental berwarna kemerah-merahan dari memek Nuning,
penisku rasanya licin sekali dialiri cairan itu, dan akhirnya
dengan cepat aku kayuh penisku keluar masuk dari memek
Nuning, nikmat sekali rasanya. Ada mungkin delapan hingga
sembilan kayuhan penisku di memek Nuning, tiba-tiba
kurasakan ada sesuatu yg bakal meledak dari dalam penisku dan
akhirnya..
Croot.. Croot.. Croot.. Croot..

Ardi (24thn) dan pacarnya Citra (22thn), mereka tetap sama-


sama duduk dibangku kuliah di suatu universitas populer di kota
malang. Pacar Ardi (Citra) mempunyai paras yang cantik dengan
dada dan pinggul yang bisa dibilang montok, ditunjang pula
dengan tubuh yang langsing semacam model jadi tidak heran
tidak sedikit kawan-kawan Ardi yang merasa sirik dan cemburu
ketika Citra memutuskan untuk berpacaran dengan Ardi.

“Anjirrr Di, pacar loe bener-bener kayak bidadari dech.. udah


cantik, baik pula, beruntung banget loe dapetin dia!” hampir
kawan-kawan Ardi bilang begitu… Setiap liburan mereka tidak
jarang menginap di suatu losmen favorit mereka di daerah wisata
S* dibilangan kota batu.

Cerita Sex Dewasa 2019 Perkasanya Penjaga Losmen

Cerita Sex Ngentot Terbaru Tanpa sadar setiap mereka


menginap di villa itu ada sepasang mata yang rutin mengawasi
mereka khususnya Citra. Sebut saja Budi (45) suami dari Yanti
(37) perawat villa yang biasa mendampingi handuk bersih dan
sabun setiap ada tamu yang datang. Budi berkerja sebagai
penjaga gerbang divilla itu. Dan Budi sangat hafal hari dan jam
berapa Ardi dan Citra datang. Sore itu Yanti telah berkemas-
kemas sebab ada keluarganya yang sakit di Surabaya.

Tetapi sebab ada tamu datang dirinya ingin menyiapkan


kebutuhan tamunya dulu. Disinilah niat jahat Budi muncul,
Sebab sebetulnya Budi telah lama terpesona dengan kemolekan
tubuh Citra. Ketika Yanti hendak mendampingi kebutuhan
tamunnya dengan sigap Budi menghentikannya
“Bu’e pergi saja…nanti kemaleman dijalan, biar saya saja yang
mendampingi kebutuhan tamu”, ujar Budi.
“Baiklah pa’e..titip rumah sama villa ya..bu’e sama Tole (anak
laki-lakinyanya) paling cuma pergi 2 hari”, dan tdk lama seusai
itu Yanti pulang kerumah yang terbukti berada dibelakang villa
untuk kemudian pergi. Budi pun tersenyum lebar mendengar
ucapan Yanti.
Sementara itu didalam kamar Ardi sedang mengecek kado yang
terbukti telah dibawanya. Hari itu Citra terbukti sedang
berulang tahun dan Ardi bermaksud ingin memberbagi kejutan
terhadap Citra.

” Yank aku punya kado special niy buat kalian ” sambil


memperlihatkan suatu bungkasan kecil terhadap Citra.
” Apa itu Yank…? ” Tanya Citra sambil tersenyum.
” Wah tapi ada saratnya nih “. Jawab Ardi.
” Apa sih saratnya? kalian bikin penasaran aja dech” ujar Citra.
” Mata kalian wajib ditutup dulu dan jgn dibuka hingga aku
yang bukain “.
” OKe..!! “jawab Citra bersemangat. Seusai menutup rapat mata
Citra , Ardi berniat memasangkan cincin ketika Citra sedang
bugil,
dan mereka dikelilingi lilin ketika bercinta. Ketika sedang asik
dengan lili-lilinnnya Ardi terkejut mendengar suara pintu kamar
mereka diketuk.

” Sebentar ya yank itu paling Bu Yanti nganterin anduk sama


sabun ” ujar Ardi. Mendengar ucapan Ardi, Citra hanya
menganggukan kepalanya.
Sempet kaget juga pas membuka pintu yang mendampingi
bukannya Bu Yanti tapi malah Pak Budi.

“Loh kok malah Bapak yang nganterin ??”, tanya Ardi bingung.
“iya mas istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit
diSurabaya, sebab takut kemalaman makanya biar saya saja
yang mengantarkan”, jawab Budi ramah.
Ketika sedang memberbagi handuknya, tiba-tiba saja Budi
langsung mendekap tubuh Ardi yang terbukti lebih kecil dari
belakang.
Lalu leher tahap belakang Ardi dipukul dan seketika itu pula
Ardi pingsan. Sebetulnya letak villa itu jauh dari keramaian dan
sedikit terpencil, tetapi supaya tdk menggangu aksi busuknya
Budi mengikat tangan dan kaki Ardi juga tdk lupa menyumpal
mulut Ardi dengan kertas dan diplester. Seusai merasa lumayan
aman Budi mengunci pintu dan mendudukan Ardi disebuah
kursi yang dihadapkan kespring bed. Ketika menonton Citra
yang duduk diranjang dngn mata tertutup Budi tampak bahagia

” Wah gak butuh susah payah ngentot nih anak, tentu dirinya
pikir saya pacarnya ” ujar Budi dalam hati.
” Yank kok lama sih surprisenya?? ” tanya Citra terus.
” Apa Surprise ?”. Senyum Budi terus mengembang.

Budi Cuma diam dan dirinya langsung menghampiri Citra lalu


coba membuka resleting jaketnya. Budi sangat terkejut seusai
menanggalkan jaket Citra, Sebab nyatanya dirinya langsung bisa
menonton dua bukit kembar sebesar jeruk bali hanya ditutupi
bra sedikit trasnparan bewarna merah. Budi menolong Citra
berdiri, sebab yakin itu Ardi Citra mulai membuka bra dan jeans
ketatnya. Budi pun terus melenelan ludah dalam-dalam dan
setengah tidak percaya apa yang sedang dilihatnya.

“mimpi apa aku semalem?” pikir Budi. Citra coba meranggkul


dan mencium Budi sebab dirinya pikir itu Ardi.
Tapi buru-buru Budi menahan bibir mungil Citra
“ssssssssttttttt,,,,,,”. Citra pun terdiam.
Budi menuntun Citra berbaring diranjang dan mengikat kedua
pergelangan tangannya diujung ranjang. Citra terkesan pasrah
sambil berucap,

“aduuh yank kok pake diiket-iket segala sih, langsung


kesurprisenya aja dong aku dah gak tahan nih…”. Mendengar
suara Citra yang manja Budi langsung mengawali menjilati kaki
Citra yang sengaja tidak diikatnya,
“ sssshhh geli yank “ Citra mendesah merasakan ada lidah yang
mengjilati seluruh kakinya. Desahan Citra terus menjadi ketika
lidah Budi mulai mengarah kepaha dan selangkangan.
Lidah Budi sempat terhenti didepan memek yang tetap
terbungkus G-string. Budi sedikit menggeser dan mulai
memainkan lidahnya dibibir memek Citra.

Sesekali lidahnya dimasukan dalam-dalam ke memek yang


terbukti jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya. Citra
sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan
kedalam lobang nikmatnya. Tapi Citra hanya bisa menikmati
perlakuan “terus yank..lebih dalam lagi”. Ujarnya terus lirih
sebab birahinya mulai memuncak. Hampir 10 menit Budi
menjilat klirotis dan mengocok memek Citra ketika tiba-tiba
seluruh badan Citra menegang dan menyemburkan cairan
kewajah Budi. Tubuh Citra tetap lemas sebab orgasme
pertamanya ketika Budi bangun dan membuka seluruh
pakainnya.

Tamparan keras menyadarkan Ardi .


“ Hey bego jgn pingsan aja, kalian wajib liat pacar kalian bakal
ketagihan ngerasain rudal saya yang besar ini…hahaha”. kalimat
itu yang dibisikan Budi ketelinga Ardi.
“ Hhmmmmppphhhh”. Cuma itu yang bisa Ardi ucapkan.

Ardi sempat terpaku ketika menonton ukuran penis Budi yang 3x


lebih besar dibanding miliknya. Tampak pas dengan badan kekar
dan hitamnya. Tapi Ardi hanya bisa menggoyang-goyangkan
kursi sambil mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya yang
terkendala plester. Tampak wajah penuh penolakan menonton
sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya bakal digenjot oleh
pria lain yang mempunyai penis 3x lipat lebih besar dari
miliknya. Ardi hanya bisa pasrah menyaksikan momen itu.

Ardi hanya bisa menonton dari samping ranjang dengan tangan


dan kaki terbelit dan mulut yang disumpal ketika Budi mulai
menaiki ranjang melepas penutup terbaru di tubuh Citra. Budi
melirik sambil tersenyum kearah Ardi ketika rudal miliknya
digesek-gesekkan kememek Citra yang terbukti baru dicukur.

“ Ssssshhh Yank ayo dimasukin aku udah gatel banget nih “.


Desah Citra.
Budi yang terbukti telah sangat bernafsu mulai mencoba
memasukan penisnya perlahan, baru topi bajanya yang masuk
bibir memek & klirotis Citra telah ikut berminat kedalam .
4 hingga 5 kali dorongan barulah seluruh penis Budi menghilang
ditelan memek sempit Citra.

” aaaaaacchh “, erangan panjang dari mulut Citra. Dirinya


sangat bimbang kenapa penis Ardi bisa jadi sangat besar ,
“apa ini surprise dari Ardi…? “ pikir Citra. Yang jelas ada
sensasi yang jauh lebih nikmat dirasakan Citra ketika penis yang
jauh lebih besar menyundul mulut rahimnya seolah-olah tdk ada
tempat lagi dilobang memeknya.

“ Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin penis sebesar itu???”,


pikir Ardi.
Budi yang terbukti jauh lebih pengalaman coba memainkan
birahi Citra. Sambil memejamkan mata dirinya hanya
mendiamkan penis besarnya dilobang Citra. Dan saat merasa
Citra telah mulai bisa menerima barulah Budi memaju
mundurkan pantatnya pelan-pelan.

“aaachh sssshh”,hanya suara itu yang bisa Citra ucapkan.


Budi pun makin bersemangat mendengarkan desahan-desahan
Citra. Menonton adegan ini tanpa sadar Batang Ardi menegang.
Sebab belum sempat Ardi menonton Citra digenjot pria lain
didepan matanya.
Hampir 20 menit tubuh putih mulus Citra digarap Budi. Citra
tampak lemas sebab selagi ditunggangi Budi sempet 2x Citra
orgasme.
Ardi hingga terheran-heran sebab biasanya Citra jarang bisa
orgasme. Apalagi tidak jarang kali Ardi telah keburu keluar
ketika Citra baru mau hingga. Mengenal Citra melemah Budi
menghentikan gerakannya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan
dirasakan Citra ketika penis Budi dicabut dari lobangnya.

Memahami kelelahan Citra , kedua puting mungil Citra dihisap


dalam-dalam oleh Budi. Lidah Budi perpetualang keseluruh dada
dan leher Citra. Sambil sesekali Budi memasukan kepala
penisnya ke lobang Citra. Terkesan bekas merah bekas cupangan
Budi didaerah dada dan leher Citra. Menerima serangan ini
birahi Citra kembali naik .
“Yank masukin lagi ya” , ucapan terbaru Citra sebab ketika Budi
kembali menggenjot memek sempit Citra hanya rintihan dan
erangan yang keluar dari bibir Citra.

5 menit berselah Budi tetap terlalu perkasa hingga akhirnya


terpikir oleh Budi untuk membuka penutup mata Citra supaya
dirinya tau bahwa yang sebenanya sedang menungganginya
bukan pacarnya melainkan Lelaki biadab bernama Budi.
Sambil menghisap puting Citra , Budi coba membuka kain yang
dipakai untuk menutup matanya.
“Paaachh ooch jaanggannh’’, Citra tidak percaya apa yang
sedang terjadi. Dihadapannya ada Bapak-bapak tua yang sedang
mengerjainya.
“ampuuunnhh paaacckh , suudaaahh “, pinta Citra memelas.

Saat matanya menatap Ardi tidak berdaya ada rasa kecewa tapi
rasa itu berubah menjadi nikmat saat penis Budi terus
menghujam memek yang selagi ini hanya diberbagi terhadap
Ardi.
Citra juga kagum merasakan keperkasaan Budi sebab telah
hampir 1 jam Citra digarap Budi belum ada tanda-tanda Budi
mau mengeluarkan spermanya malahan Citra terus mengalami
orgasme beruntun.
“ ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh “, sesekali ucapan itu
keluar saat serangan rudal raksasa milik Budi terus menerus
diterimanya.

Sebetulnya Citra juga menikmati pergumulan itu hanya saja di


rutin memalingkan wajahnya dari hadapan Ardi yang dari tadi
memperhatikan mereka. Citra tetap menjaga perasaan Ardi.
Lagi-lagi Citra hampir mencapai puncak begitupun Budi,
mengenal faktor itu Budi mempercepat gerakannya, selain itu
Budi juga membuka ikatan tangan Citra.
“aakkuu keeeluuarrh paakhh” , Teriak Citra.
“ Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh “. Dan yang
membikin Ardi sangat tercengang menonton kejadian itu ,
dimana tangan Citra yang telah tdk terbelit menekan erat-erat
pantat Pak Budi seakan tau mau melepasnya ketika cairan
hangat menyembur dari memek sempitnya.
Disaat yang sama Budi menumpahkan begitu tidak sedikit
sperma di liang memek Citra, faktor yang belum sempat
diperbuat Ardi sebelumnya karna takut Citra hamil. Tapi
terbukti birahi Citra yang telah tdk terkontrol lagi Citra telah
tdk peduli bakal faktor itu. Ardi berpikir Citra juga menikmati
perlakuan Budi terhadapnya.

Dan yang lebih membikin Ardi cemburu sekaligus marah ketika


sadar alias tdk Citra melumat Budi dengan penuh mesra dan
tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan seusai habis-
habissan bertarung diranjang. Seusai rudal Budi mulai mengecil
barulah dirinya luar biasanya dan bangun. Citra tampak sangat
kelelahan .

“ Nak cantik kini ayo kami mandi dan jangan melawan kalau
tetap mau selamat “ ujar Budi dengan nada mengancam.
Citra sempat menonton Ardi dan bilang “ sorry honey “. Ardi
pun hanya pasrah menonton Citra digiring kekamar mandi yang
ada aspek kamar. Dan Ardi hanya bisa membayangkan apa yang
bakalan terjadi disana.
Akal bulus Budi tdk berhenti hingga disitu sesampainya dikamar
mandi Budi teringat ucapan Citra mengenai Surprise akhirnya
dirinya coba menghasut Citra.

“ maaf ya cantik, saya sebenernya tdk mau meperbuat faktor ini


ke wanita baik-baik semacam kamu”. Ujar Budi coba
mempengaruhi Citra.
“ Tapi sebetulnya semua ini rencana pacar kalian itu. Dirinya
meminta saya menjalankan kemauannya untuk membikin
kejutan kepadamu”.
“Pacarmu bilang dirinya pengen ngeliat kalian dientot lelaki
lain”. Budi memperjelas lagi.
“ Apaaa…!! Jadi ini scenarionya Ardi. Sial betul dia, terbukti
aku cewe apaan..” Citra naik darah mulai terhasut kebohongan
Budi.
“ Baiklah klo itu mau nya, dirinya bakal menonton semuanya.”
Ujar Citra lagi.

Citra yang emosi sebab tipuan Budi berubah menjadi binal.


Dirinya membuka pintu kamar mandi dan hebat Budi disudut
kamar mandi. Dari arah itu Ardi bisa menonton dengan sangat
jelas Citra dan Budi saling bertukar lidah sambil berpelukan
mesra. Ardi pun terus binggung menonton perubahan sikap Citra
itu. Citra yang tadinya pendiam dan sempat iba menonton Ardi
berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin
memperlihatkan sesuatu terhadap Ardi.

“ aaachhh enakkhh sayaaanghh “ ringis Budi keenakan ketika


lidah Citra mulai menjalar keleher dan menghisap puting hitam
Budi.
Tdk berhenti hingga kesitu jilatan Citra mulai turun
keselangkangan Budi. Penis besar itu mulai dihisap Citra, meski
terkesan agak kesusahan tapi batang Budi bisa dihisapnya
dalam-dalam sambil sesekali jilatannya diarah kan ke buah pelir
Budi dengan lihai.
Budi hebat Citra berdiri dan membalik tubuh sexy Citra
menghadap ke pintu. Budi jongkok dan mulai menghisap rakus
kemaluan Citra.
“ Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh”, racau Citra mulai
bangkit lagi birahinya.

Budi mulai kesetanan dirinya berdiri dan mulai memasukan


batangnya kememek Citra.
“ sssshhh ooohhh” Desah Citra saat seluruh batang Budi
dimasukkan.
Budi mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar-
mutar kedua puting Citra dari belakang.
“plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu.
“penis muuu enaaak sayaangg…teruuuzz entooot akuu…”. Budi
tdk bisa menjawab sebab tiba-tiba Citra menengok kebelakang
dan langsung menyambar bibir Budi.

Citra yang birahinya telah tidak beraturan menahan gerakan


Budi dan melepaskan kemaluaannya, kemudian menyuruh Budi
duduk diclosed dan menaiki batang perkasa Budi. Bak
penunggang Rodeo Citra bergoyang sangat liar.

15 menit berselang Budi mencoba berdiri sambil menggendong


Citra dengan penis yang tetap menancap. Dan tanpa instruksi
Budi menutup pintu kamar mandi untuk kemudian kembali
mengerjai Citra sepuas hatinya. Ardi penasaran bakal apa yang
terjadi didalam sana. Hanya jeritan kenikmatan Citra dan Budi
yang bisa didengar Ardi. Selagi 40 menit didalam sana Ardi
sempat mendengar berbagai kali Citra berteriak histeris
menandakan lagi Citra mendapat orgasme beruntun dan terbaru
Budi melenguh panjang. Ardi baru bisa bernafas lega ketika
jeritan-jeritan tadi menghilang dan hanya terdengar suara
kucuran shower menandakan 2 insan didalamnya sedang mandi
bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran.

Budi dan Citra telah berlilitkan handuk sekeluarnya dari sana.


Citra menggandeng tangan Budi dan bilang “ sayang abis ini
kami makan dulu yuk, aku laper nih…” ajak Citra manja. Budi
menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian mereka
berpakaian , Citra sama sekali tdk melirik kearah Ardi seolah-
olah hanya ada Citra dan Budi diruangan itu. Akhirnnya Ardi
hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai
menjauh meninggalkannya sendiri. Udara kota Batu yang dingin
membikin Ardi tertidur.

2 jam berselang Ardi tetap tertidur diposisinya semula. Hingga


akhirnya Ardi tersadar dan menonton Budi berjongkok
membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan
Citra yang duduk dipinggir ranjang sambil tangannya
menjambak rambut Budi. Menyadari korbannya tersadar Budi
menghentikan aktifitasnya.
“ Sayang aku mau liat dong , seberapa kuat laki-laki sialan ini “.
Citra tersenyum seolah tau kemaun Budi dengan sigap Citra pun
membuka celana Ardi dan langsung memasukan batang Ardi
yang terbukti telah berdiri menonton adegan Citra dan Budi
barusan.
Tanpa komando Citra mulai bergoyang dipangkuan Ardi. Citra
merasakan hambar sebab batang Ardi terbukti tdk seperkasa
milik Budi.

15 detik bersi kukuh akhirnya Ardi mengeluarkan spermanya.


Citra terus mempercepatnya kocokannya tapi tersadar sebab
penis Ardi tiba-tiba menciut dan keluar sendiri dari lobang Citra.
Sambil berdiri Citra membersihkan memeknya dengan handuk.

“ Ach bikin kotornya aja nih..!!! emang dasar cowo loyo…!!!”,


Citra marah-marah.
Sambil tersenyum puas Budi mengampiri Ardi ,
“Hey tolol Cuma segitu performamu ?”. bentak Budi
“ Kini kalian liat bagaimana sewajibnya memperperbuat wanita
secantik ini” ucapnya terhadap Ardi.
Merasa senang Citra pun memeluk mesra tubuh kekar Budi
seraya berucap,

Perkenalkan aq Clarisa. Aq bakal menceritakan pengalaman


pertamaku jadi aq menjadi menyukai berhubungan sex dengan
pria yg lebih tua 10-15 thn dariku. Aq merupakan seorang
perempuan yg tetap berumur 20 thn.

Mamaq orisinil indonesia sebab dirinya dilahirkan di Bandung


sedangkan Papiku merupakan pendatang dari Shanghai jadi aq
bisa berkomunikasi dalam tidak sedikit bahasa serta logat
tergolong bahasa mandarin serta sunda.
Cerita Sex 2019 Terkagum dengan Punya Papah
Cerita Sex Ngentot 2019 Aq boleh berbangga sebab tidak sedikit
sekali laki-laki dikampusku yg mengejarku bahkan ada yg
terang-terangan ingin menjadikanku sebagai pacar mungkin
dikarenakan sebab wajahku yg semacam campuran Cecilia
Cheung serta almarhum Nike Ardilla, namun aq menolak sebab
aq ingin menuruti semua perintah orangtuaku untuk memilih
kuliah daripada pacaran

Diantara Papi serta mamaq, aq sangat mengagumi Papiku sebab


dirinya tergolong orang yg gigih dalam bekerja dari situasi yg tdk
mempunyai apa-apa menjadi seorang yg bisa dianggap lumayan
kaya. Pasti saja aq sebagai anakanya tersanjung serta salut
terhadap jiwa pantang menyerah Papiku itu.

Hal ini membikinku menjadi terus bersahabat serta


menumbuhkan keinginan untuk mencari kekasih semacam
Papiku. Mungkin faktor ini pula yg membikinku tetap single
sebab tdk ada laki-laki di kampusku yg semacam dia. Sejujurnya
rata-rata laki-laki di kampusku di Universitas xxx (edited) yg aq
kenal tdk mempunyai prinsip pemikiran masa depan bahkan ada
berbagai dari mereka lebih menyukai kenikmatan Narkoba yg
membikinku menjadi benci dengan mereka.

Pada sebuahhari menjelang hari raya, ibuku berangkat bersama


kawannya untuk berangkat keluar negeri serta aq hanya di
rumah bersama Papiku (oh ya, sebelum aq lupa, kami sekeluarga
mempunyai agama yg tidak sama serta aq sendiri tdk tahu
bagaimana bisa terjadi). Sebelum berangkat ke luar negeri, ibuku
menyuruh Papiku untuk menjagaku serta dirinya sendiri.

Seusai kepergian ibuku ke luar negeri bersama kawannya,


Papiku menjadi lebih tidak jarang mengurung diri serta dirinya
jarang sekali keluar rumah hingga sebuahketika, aq iseng-iseng
mengintip kegiatannya jadi terjadi faktor yg indah tersebut.
Sebuahsore, aq curiga sama Papiku sebab selagi seharian dirinya
tdk keluar dari kamarnya serta aq takut terjadi apa-apa
dengannya, jadi aq memutuskan untuk mengintip dari pintu
kamarnya. Ketika aq membuka pintu itu sedikit demi sedikit, aq
sempat terbengong ketika mendengar serta melihat Papiku
sedang melihat Blue Film dengan posisi setengah telanjang.
Kulihat dengan jelas bahwa Papiku sedang mengocok dengan
penuh ritme kemaluannya yg tdk begitu terkesan olehku sebab
dirinya sedang membelakangiku.

Desahan Papiku yg bercampur oleh suara TV membikinku


mengalami perasaan gelisah (mungkin aq menjadi terangsang
siapa tahu ya) jadi pintu menjadi terbuka lebar serta Papiku
cepat-cepat menghentikan aksinya serta mematikan TV. Dirinya
sempat marah sebab aq mengganggu aktifitasnya. Aq merasa
bersalah serta aq menanyakan apa yg bisa kulakukan untuknya.
Akhirnya dirinya menjawab bahwa aq mesti dihukum dengan
menuruti kemauannya serta aq pasti saja menolaknya sebab
bagaimanapun dirinya merupakan Papi kandungku. Melihat
penolakanku, Papiku tampaknya kesal serta hanya mencuekiku
saja serta kembali melihat film itu tanpa peduli bahwa anaknya
satu-satunya berada di dekatnya.

Selama film itu berjalan, aq hanya diam saja serta aq tampaknya


telah terbuai dengan film itu sebab aq sempat menelan ludahku
berkali-kali serta aq merasakan CDku telah basah oleh cairan
kewanitaanku apalagi disaat aq kembali melihat Papiku
mengocok kemaluannya yg terus lama terus besar. Entah setan
dari mana, aq tiba-tiba saja memeluknya dari samping serta
menempelkan toketku di tangannya. Papiku berhenti serta
memandangku, dirinya tdk menolak, tdk berkomentar apapun.
Dari dekat wajahnya telah tampak guratan-guratan kulit tuanya,
dihiasi kumis yg mulai tampak uban satu dua. Tampaknya beliau
salah tingkah wajib bersikap apa, aq kan anaknya.

Beliau tampak memandangiku serta perlahan-lahan


menggerakkan tangannya menjamah toketku serta meremasnya
perlahan sekali. Aq jadi agak risih, meskipun tdk menolak juga.
Dirinya menangkupkan telapak tangannya di gunung itu serta
menekannya sambil meremasnya. Caranya agak lain namun
entah kenapa aq merasakan sesuatu yg lain yg mulai mengaliri
tubuhku.
Untuk orang seumur Papiku kemaluannya mungkin terkesan
tetap kokoh. Panjangnya mungkin kurang lebih 17 alias 18 cm,
agak tebal kulitnya, terus ada urat besar di segi kiri serta kanan
yg terkesan semacam ada cacing di dalam kulitnya. Kepala
batangnya tampak kompak (ini istilahku!), penuh serta agak
berkerut-kerut. Garis celahnya tampak semacam luka irisan di
kepala kemaluannya. Aq memegangnya perlahan, terasa ada
sedikit kedutan khususnya di bagian uratnya. Lingkaran
genggamanku tampak tidak tersisa memenuhi lingkaran
batangnya. Nyatanya beliau terbukti luar biasa walau telah
berumur. Aq mulai menggerakkan tanganku mengocok
batangnya itu, saat itu yg terpikir segeralah beliau ejakulasi terus
menyelesaikan urusan lainnya.
Eh tdk tahunya seusai berbagai lama, Papiku bangkit serta
mendorongku perlahan-lahan jadi berbaring di ranjang. Beliau
bangkit serta mengunci pintu. Aduh jangan.. jangan.. Entah
terpengaruh apa, aq telah tdk ingat lagi batasnya. Papiku
perlahan-lahan menggeraygi tubuhku dimulai dari toketku.
Beliau luar biasa kaos ketat serta bra-ku ke atas jadi berada di
atas gundukan toketku yg menyebabkan toketku terlepas serta
tanpa perlindungan. Jemarinya mulai meremas-remas toketku
serta memilin-milin putingnya.

Saat itu separuh tubuhku tetap belum total terhanyut namun


nyatanya Papiku jagoan juga serta mungkin sebab argumen ini
ibuku menyayginya. Dalam waktu mungkin tidak lebih dari 10
menit aq mulai mengeluarkan suara mendesis yg tidak bisa
kutahan. Kulihat dirinya tersenyum. Serta menghentikan
aktivitasnya. Tiba-tiba aq merasakan sabuk celanaku dibuka.
Belum berakhir berpikir aq merasakan hawa dingin AC di kulit
pahaku yg artinya celanaku telah lepas. Berbagai saat kemudian
aq merasakan tarikan lembut di pahaku yg berarti CDku pun
telah dilepas. Aq tetap terhanyut oleh rasa nikmat dari Papiku di
toketku tadi serta tidak tahu wajib bagaimana.

Tiba-tiba aq merasakan sepasang jemari menjembeng (membuka


ke kiri serta ke kanan) bibir-bibir kemaluanku. Serta yg dahsyat
lagi aq merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di
tengah-tengah bentangan bibir itu. Aq mulai sedikit panik sebab
tdk mengira bakal sejauh ini namun pasti saja aq tdk bisa
berbuat apa-apa sebab aq sendiri yg mengawalinya tadi serta
juga aq sangat mengagumi Papiku serta sangat menyayginya.
Sementara itu penis Papi kandungku mulai mendesak masuk
dengan mantap. Untuk orang seusia dia, boleh juga. Aq mulai
merasakan perasaan penuh di kemaluanku serta terus penuh
seiring dengan terus dalamnya batang itu masuk ke dalam
liangnya. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari beliau ketika
seluruh batang itu hanyut masuk.

Aq sendiri tdk mengira batang sebesar serta sepanjang tadi bisa


masuk seluruhnya. Rasanya semacam terganjal serta untuk
menggerakkan kaki saja rasanya agak sulit. Sesaat keherananku
yg sama timbul ketika melihat film biru dimana adegannya
seorang cewek berada di atas cowoknya serta bisa bergerak naik
turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh penis itu masuk,
bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku.

Berbagai saat kemudian Papiku mulai luar biasa perlahan


penisnya serta aq merasakan gesekan yg terasa agak geli di
dinding celahku. Sedikit demi sedikit aq mulai merasa enjoy.
Beliau terus bergerak serta sayang belum hingga 10 gerakan
tusuk serta tarik, beliau luar biasa penisnya serta mengocoknya
sendiri serta mengarahkannya ke meja yg tdk jauh dari
ranjangnya. Sementara aq sendiri tetap dalam kondisi
menggantung, ketika semprotan-semprotan ganas itu terlontar
semacam semprotan pemadam kebakaran.

Papiku tampak melenguh-lenguh tertahan ketika dari ujung


kemaluannya menyemprot-nyemprotkan tidak tidak lebih dari 8
kali semprotan cairan putih kental, padahal tangannya hanya
bergerak mengocok sekali untuk dua kali semprotan. Tampak
dahsyat sekali yg dialami Papiku. Sementara aq sendiri betul-
betul tetap menggantung, posisiku bahkan belum berubah,
mengangkang di ranjang, jadi dari sebelah meja kerja Papiku
pastilah selangkanganku tampak terkesan jelas.
Papiku duduk di ranjang di depanku sambil memegangi kepala
kemaluannya yg tampak memerah. Diliriknya selangkanganku
terus di rebahkannya dirinya di sana. Berbagai saat berlalu.
Tiba-tiba di tengah kegamanganku, kesadaran moralku muncul.
Aq bangkit serta mengambil pakaianku, menggunakannya cepat-
cepat, merapikan rambut, terus duduk menunduk. Serta
berucap,
“Aq minta maaf Pa, aq nggak sengaja!” Papiku hanya tersenyum
kepadaku serta langsung menjawab ucapanku tadi,
“Bantuin aq membersihkan ini, ya!” dirinya mengambil kain
serta tissue serta mulai membersihkan sisa-sisa di atas meja serta
sofa tadi.

Aq mengambil tissue serta mulai ikut membersihkan, sekali aq


memandanginya serta tanpa sadar beliau memandang balik serta
kami saling berpandangan berbagai lama.
Seusai bersih aq berniat keluar kamarnya untuk mandi. Entah
kenapa, dirinya membukakan pintu, serta sebelumnya dirinya
membisikkan kata-kata ini.
“Terima kasih anakku sayang, maaf Papi terlalu cepat, mungkin
habis kalian mandi aq bisa memperbaikinya, kalian mandi dulu
gih serta Papi juga mau mandi nih.
” Hahh.. habis mandi? Ya.. ampun..! Tetap dengan perasaan
menggantung, aq berjalan menyusuri ruang tengah itu serta
menuruni tangga untuk menuju ke kamar mandi untuk mandi.

Setiap gerak langkah kakiku menggesekkan perasaan geli serta


entah apa yg membikinku kadang-kadang menggelinjang sendiri.
Mungkin sebab sebetulnya aq pun menyimpan keinginan itu di
bawah sadar jadi -sama semacam Papiku- ketika ada penyaluran
yg dibutuhkan merupakan penyaluran total.

Ketika aq mandi, terlupakan telah perasaan menggantung tadi,


meskipun kadang-kadang kalau dengan cara tdk sengaja saat
mandi, menyabuni selangkanganku terasa begitu enjoy. Tiba-tiba
saja rasa was-was timbul di hatiku, jangan-jangan aq mengidap
kelainan (maksudku Papiku kan hampir 20 tahun lebih tua
dariku, serta aq bernafsu padanya!).
Atau mungkin hanya sebab ‘itunya’ Papiku yg tampak
mempesona apalagi aq baru pertama kali merasakan kemaluan
laki-laki (aq kehilangan perawan ketika waktu aq tetap kecil
sebab aq suka sekali naik sepeda serta aq sempat jatuh dari
sepeda jadi faktor ini merusak perawanku serta itu mungkin
kenapa aq tdk mengeluarkan darah perawan ketika
berhubungan dengan Papiku). Hingga sebuahsaat aq merasakan
berbagai jemari meraba toket serta paha bagian dalamku. Aq
segera terbangun tapi Papiku telah merangkul anak kandungnya
sendiri dengan cara erat dari belakang. Entah bagaimana aq
telah berada di pangkuannya di atas toilet bowl. Pantatku terasa
sedang menduduki sesuatu yg keras.
Sementara tangan satunya sedang mengelus bagian paha
dalamku hanya sekian centimeter dari area kemaluanku.

“Pa.. jangan.. Tolong.. Pa!” Entah bagaimana kedengarannya


kalimatku tadi, bernada menolak alias malah terhanyut. Yg pasti
sentuhan di kedua titik tererotis dari tubuhku itu, semacam
mengalirkan daya penghanyut yg dahsyat. Jadi sementara
sebagian akalku menolak lakukanan papiku itu, seluruh tubuhku
yg lain mulai terhanyut total. Ketika dari bibirku keluar kalimat-
kalimat penolakan serta tanganku mulai bergerak memberontak,
seluruh bagian yg tubuh yg lain malah pasrah serta khususnya
pahaku yg mulai terasa kesemutan mengiringi rasa semacam
ingin kencing dari selangkanganku setiap kali jemari papiku
menyapu seluruh permukaan kemaluanku yg tertutup oleh bulu-
bulu pubic-ku yg tidak sedikit serta halus.

Akhirnya kira-kira seperempat jam kemudian seluruh tubuhku


hanyut luruh, bahkan dari bibirku keluar suara mendesis serta
rengekan manja setiap kali Papiku berbuat sesuatu di bagian
tubuhku tadi. Mungkin kelebihan dari mereka yg telah berumur
semacam Papiku di antaranya ialah kesabarannya dalam
melakukan seluruh proses hubungan intim, tdk asal ingin segera
menyelipkan itunya saja semacam tidak sedikit anak-anak muda
serta faktor ini yg akhirnya membikin saya menjadi tergila-gila
bersenggama dengan orang yg berumur semacam Papiku. Aq
menyandarkan punggungku di atas dadanya. Sementara itu
terasa bagiku sebuah silinder panjang, keras serta hangat,
berdenyut-denyut di antara kedua bongkahan pantatku.
Papiku menghentikan aktivitasnya serta berbisik lagi,
“Kita ke kamar saja ya!” Beliau mendorongku berdiri serta
merangkulku, terus menuntunku masuk ke dalam kamarku yg
letaknya bersebelahan kamar mandi itu.

Aq semacam tidak berdaya mengikuti apa saja yg dilakukannya.


Ada dorongan yg sangat kuat mengalahkan segala energi
penolakanku. Dibaringkannya aq ditepi ranjang, separuh paha
serta kakiku tetap terjuntai di lantai jadi hanya punggung hingga
pantat saja yg berbaring di ranjang. Entah bagaimana rasanya
laki-laki melihat seorang wanita telanjang bulat dalam kondisi
pasrah (siap disenggamai) berbaring dalam posisi semacam
posisiku saat itu? Yg pasti aq melihat Papiku semacam tertegun
berbagai saat memandangiku.

“Kamu terbukti sempurna anakku sayang.” Aq melihat beliau


melepas kaos oblongnya jadi bisa kulihat tubuh ceking putih itu.
Dalam kondisi semacam itu kulihat bahwa dari balik celana
pendeknya tampak kemaluannya telah menegang terkesan dari
mencuatnya batangnya itu jadi terkesan menonjol. Kemudian
dibukanya juga celana pendeknya itu jadi terkesan bandul
batang panjang serta besar itu tampak memerah kepalanya tegak
mengacung ke depan di antara kedua pahanya yg ceking.
“Paaa..” aq bahkan tdk tahu terbuktigilnya untuk apa.
Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku,
Papiku berbisik,

“Sstt.. kalian diam saja, nikmati saja!” katanya sambil dengan


kedua tangannya membuka pahaku jadi selangkanganku terkuak
cocok menghadap pinggulnya sebab ranjangnya itu tdk terlalu
tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi bakal ada sesuatu
yg bakal menempel di permukaan kemaluanku.

Benar saja, aq merasakan sebuah benda tumpul menempel cocok


di permukaan kemaluanku. Tdk langsung diselipkan di ujung
celahnya, namun hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan
bibirnya, membikin bibir-bibir kemaluanku terasa monyong-
monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala
kemaluannya. Namun pengaruh yg lebih besar ialah aq
merasakan rasa nikmat yg sangatlah bergerak cepat di sekujur
tubuhku dimulai dari titik gesekan itu. Berbagai saat Papiku
melakukan itu, lumayan untuk membikin tanganku meraih
tangannya serta pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aq
sangatlah menanti puncak permainannya.

Papiku menghentikan aktivitasnya itu serta menempelkan kepala


kemaluannya cocok di antara bibir labia mayora-ku serta terasa
bagiku cocok di ambang memekku. Aq sangatlah menanti
tusukannya. Oh.. God.. please! Tdk ada siksaan yg lebih
membikin wanita menderita tidak hanya dalam keadaanku itu.
Yg wanita serta yg telah sempat melakukan senggama serta
menikmatinya, pasti setuju, ya nggak! Akhirnya Papiku
sangatlah mendorongkan pinggulnya mendorong terkuaknya
memekku oleh penisnya. Sedikit demi sedikit aq merasakan
terisinya ruangan dalam liang kemaluanku. Aq sangatlah tergial
ketika merasakan kepala kemaluannya mulai melewati area G-
spot-ku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya seusainya.
Aq hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Papiku
membuka pahaku lebih lebar lagi.
“Papi..!” lagi-lagi hanya kata itu yg terucap dari bibirku.

Sedikit bergetar aq ketika mengucapkannya. Saat itu seluruh


penis Papiku telah hanyut masuk seluruhnya di dalam liang
kemaluanku. Tanpa sengaja aq terkejang semacam menahan
kencing jadi dampaknya semacam meremas penis Papiku.
Beliau bahkan belum lagi bergerak.
“Aduhh.. Clarisa sayang.. kamu.. luar biasa sekali!” Papiku
ikutan menegang, mungkin dampak kejangan tadi.

Beliau mencengkeramkan kedua tangannya di pinggulku, terasa


sedikit kukunya di ujung kulitku. Tapi itu hanya rasa yg kecil
saja dibandingkan apa yg terjadi cocok di tengah-tengah tubuhku
saat itu. Kakiku tetap menjuntai di lantai karpet kamarnya itu.
Tanganku memegangi lengannya yg mencengkeram pinggulku.
Aq mencakarnya ketika beliau luar biasa kemaluannya serta
belum hingga tiga perempat panjangnya kemudian
menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aq nyaris menjerit
menahan lonjakan rasa nikmat yg disiramkannya dengan cara
tiba-tiba itu.

Begitulah berbagai kali Papiku melakukan hujaman-hujaman ke


dalam liang terdalamku tersebut. Setiap kali hujaman semacam
menyiramkan rasa nikmat yg amat tidak sedikit ke tubuhku. Aq
begitu terangsang serta terus terangsang seiring dengan terus
tidak jarangnya permukaan dinding memekku menerima
gesekan-gesekan dari urat-urat penis Papiku yg semacam akar-
akar beringin yg menjalar-jalar itu. Mungkin sebab tenaganya yg
mungkin telah tdk sekuat masa mudanya. Biasanya kalau orang
bersenggama itu terus lama terus cepat gerakannya, Papiku
malah terus melambat hingga pada sebuah irama gerakan yg
konstan tdk cepat serta tdk lambat. Tapi anehnya justru bagiku
aq terus bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit
kemaluannya. Pada bagian ini, semacam sebuah bagian ancang-
ancang menuju ke sebuah ledakan yg hebat, aq merasakan
pahaku mulai semacam mati rasa seiring dengan terus
membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku.

Aq mulai mengejang, kedua tanganku meremas-remas lengannya


sesekali mencakarnya, disertai jatuhnya tetesan keringat di dada
serta perutku. Aq mulai tdk terkontrol lagi, suaraku terdengar
keras sekali. Aq tidak perduli lagi. Aq mulai dengan cara tidak
sadar semacam memerintah Papiku.

“Cepatlah.. hh.. Papi.. Clarisa sayang sama Papii!” sambil


mengatakan demikian aq bangkit dari berbaringku serta
menjepit pinggul Papiku dengan kedua pahaku sementara
betisku kuangkat.
Aq meraih pinggul Papiku serta menggerak-gerakkannya dengan
cara kasar. Papiku semacam kedodoran menanganiku saat itu,
beliau terengah-engah mengikuti gerakan tanganku di
pinggulnya. Tapi semacam kuceritakan di atas, beliau luar biasa
sekali saat itu. Bayangkan ini telah hampir 20 menit, beliau terus
bergerak kontinyu hingga pada sebuahtitik,

“Ahh.. Paaa.. hh..” (aq tdk bisa bercerita lagi dibagian ini, kakiku
mengejang, pinggulku terasa kesemutan rasa nikmat, nafasku
memburu cepat, detak jantungku terasa cepat sekali, sementara
di bawah sana aq terus merasakan gesekan-gesekan kuat serta
mantap dari Papiku).

Ketika usai, aq tetap berbaring di ranjang tetap dengan posisi


semacam tadi, tapi hari ini lemas sekali. Lemas yg sangat
melegakan tubuhku, semacam separuh tubuhku telah menguap.
Aq memandangi langit-langit serta tetap tetap belum bisa
berpikir jernih. Tiba-tiba aq mendengar bisikan serta sentuhan
kulit basah di sampingku.

“Clarisa anakku, bantuin Papi ya.. menyelesaikan ini!” Aq


melirik ke samping serta yg pertama kulihat sebuah batang
mengkilat yg tegak mengacung ke atas, separuh pangkalnya
tergenggam oleh tangan keriput Papiku.

Beliau berbaring cocok di sampingku serta kelihatannya tetap


belum ejakulasi. Gila apa ini? Papiku luar biasa tangan kiriku
serta menggenggamkannya di penisnya itu serta
mengarahkannya untuk menggerak-gerakkan kocokan. Aq
mengikuti saja, tubuhku tetap lemas sekali tergolong kedua
tanganku.

q pulang kampung dari maapabilanku di kota, hampir 8 bln aq


menganggur di kampung, serta aq hanya bisa menolong ibuku
masak serta berangkat keladang, aq juga disuruh untuk segera
menikah, tapi laki-laki yg ada dikampungku nggak begitu luar
biasa hati, kalau terpaksa menikah dengan laki-laki yg ada
dikampungku, sama saja tidak jauh beda dengan ibuku hidupku.

Maka aq segera mencari lowongan kerja di koran. Tetapi dengan


ijazahku yg hanya SMP lowongan yg susai hanya PRT. Seusai
pamit serta berbekal aspirasi yg menggebu-gebu aq pun menuju
ke alamat salah satu pemasang iklan yg tinggalnya di kota
terdekat dengan desaku.
Cerita Sex Hot 2019 Dipaksa Tapi Nikmat Sekali

Rumah itu besar serta mewah. Kutekan bel di pintu gerbang


serta keluarlah seorang perempuan 40 tahunan. Yg membikinku
terkejut, nyatanya ia berwajah semacam bintang film india yg
tidak jarang kulihat di TV. Ada tanda titik di dahinya.

“Apakah benar di sini mencari pesuruh rumah tangga, bu?”


tanyaku.
“Iya benar, dik”
“Saya mau menikahi, bu” sambungku. Ia menamatiku sebentar.
“Mari masuk dulu, dik” ajaknya. -cerita sex pembanmtu-
“Nama kalian siapa? Serta kalian dari mana, dik?” tanyanya.

Aq pun membahas diriku apa adanya, kecuali pasti saja


pengalamanku 3 thn menjadi PRT pak N.
“Baiklah, kalian saya terima bekerja di sini, Nis. Dengan gaji 450
ribu sebulan, tapi kalian wajib menjalani percobaan selagi 1 bln.
Kalau tdk ada persoalan bakal saya pakai terus. Bagaimana>”
katanya.

Aq pun langsung mengangguk, soalnya gaji 450 ribu buat


seorang pesuruh sangat tinggi menurutku.
Dulu pak N pun aq hanya di gaji 300 ribu, pasti saja di luar ‘trik
(baik berupa uang maupun barang)’ yg kuterima sebab pelayan
sex ku.

Kamarku di tahap belakang. Seusai istirahat sejenak, akupun


mulai menolong pekerjaan bunda tadi yg namanya nyatanya
Hesti, seorang keturunan India. Menurutnya ia tinggal di situ
bersama suami serta 2 anak laki-lakinya yg buka toko konveksi.

Seminggu bekerja di situ, aku mulai mengetahui anak buah


keluarganya. Suami Bu Hesti bernama Pak Ranu, serta dua
anaknya laki-laki Zaki serta Arga. Kalau menonton mereka
sekilas aku jadi ingat bintang film Syahrukh Khan.

Ganteng dengan tubuh tinggi tegap atletis dengan bulu-bulu di


dadanya. Orang India terbukti populer cantik serta ganteng.
Akupun terus suka pada keluarga itu sebab mereka nyatanya
ramah. Bahkan tidak jarang aku diajaknya makan malam
bersama semeja.

“Minumlah ini madu India, agar kalian gak gampang cape,” ajak
Bu Hesti pada sebuahacara makan malam bersama sambil
memberiku segelas minuman berwarna kuning emas. Aku ragu-
ragu menerimanya. Sementara anak buah keluarga lain telah
mengambil segelas masing-masing.

“Ini terbukti minuman simpanan kami, Nis. Tdk boleh terlalu


tidak jarang diminum, malah tdk baik. Dua minggu sekali
cukuplah soalnya pengaruhnya luar biasa.. ha.. ha.. ha..!” Sahut
Pak Ranu disambut tawa Zaki serta Arga.

“Kamu bakal rasakan khasiatnya kelak malam, Nis,” sambung


Zaki tanpa kuketahui maksudnya. Lagi-lagi disambut tawa
mereka sambil masing-masing mulai minum, kecuali Bu Hesti.
Akupun pelan-pelan mencicipnya.

Ada rasa manis serta masamnya. Terbukti semacam madu, tapi


seusai minum berbagai teguk aku juga merasakan badanku
hangat malah agak panas. Semua menghabiskan minumannya,
maka akupun juga berbuat demikian. Baru seusai itu kami
makan malam.

“Tidurlah kalau kau cape, Nis,” perintah Bu Hesti seusai kami


berakhir cuci piring jam 8 malam. Tdk biasanya aku tidur sepagi
itu, tapi entah kenapa aku merasa mataku berat serta perutku
panas. Aku masuk kamar serta rebahkan diri.

Tapi rasa panas di perutku nyatanya malah menjadi-jadi serta


menjalar ke seluruh tubuhku. Aku tidak tahan untuk tdk
meremas toketku mengurangi rasa panas itu. Kemudian juga
meremas-remas seluruh tubuh hingga seputar bawah pusar serta
pahaku. Ingatanku segera melayang pada remasan-remasan Pak
N.
Telah lumayan lama aku tidak bersetubuh dengan laki-laki itu,
apakah kini ini tubuhku sedang menuntut? Gawat, pikirku, kalau
benar itu terjadi. Selagi ini aku hanya meperbuat hubungan seks
aman dengan Pak N. Belum sempat dengan pria lain. Belum
habis pikiranku berkecamuk mendadak pintu kamarku terbuka
serta masuklah Pak Ranu. Buru-buru aku menghentikan
kegiatan tanganku.
“Kamu kelihatan sakit, Nis?” tanyanya sambil duduk di tepi
ranjangku.
“Eng.. eng.. tdk, pak,” sahutku pelan. Tapi Pak Ranu segera
tempelkan telapak tangan di dahiku.

“Benar, Nis, tubuhmu panas sekali. Kalian wajib segera diobati.


Cepat telungkup, biar kupijat sebentar untuk menurunkan
panasmu.
Jelek-jelek begini aku pintar mijat lo..” perintahnya. Serta,
mungkin sebab aku merasa perlakuannya semacam ortu pada
anaknya maka aku menurut. Aku tengkurap serta sebentar
kemudian kurasakan pantatku dinaikinya serta punggungku
mulai dipijat-pijatnya.

Tdk sebatas punggung, tapi tangannya juga ke arah pundak,


leher, pinggang malah bergeser-geser ke kiri-kanan hingga
kadang menyenggol segi luar toketku. Aku diam saja, tetapi
seusai aku merasa pantatku juga ditekan-tekan oleh pantatnya,
mulailah aku tidak tenang.

Pengalaman seksku dengan Pak N membikinku bisa merasakan


manakala pria sedang naik nafsu syahwatnya. Demikian pula Pak
Ranu saat itu. Pijatannya tambah berani. Dirinya mulai
meremasi tetekku serta pantatnya menekanku keras-keras. Aku
bentrok tetapi tidak berdaya.

“Pak! Jangan, pak!” seruku sambil berupaya menyingkirkan


tubuhnya. Tapi mana sanggup aku melawan tubuh besar kekar
itu. Tidak hanya itu entah kenapa aku malah mulai ikut
terangsang. Di antara perperbuat Pak Ranu sekilas-sekilas aku
juga ingat perperbuat seks Pak N padaku. Uugghh.. aakk..
aakkuu.. malah jadi terangsang.

Aku tidak bentrok lagi ketika dasterku ditariknya ke atas hingga


tinggal beha serta celana dalamku. Aku ditelentangkannya
dengan posisi dirinya tetap mengangkangiku. Dibukanya t-shirt
yg digunakannya juga piyama tidurnya.

Dan.. gila aku menonton tonjolan besar di balik celana dalam nya
serta sejurus kemudian nampaklah si tongkat penggadanya yg
panjang besar kurang lebih 20 cm dengan diameter 4 cm! Behaku
direnggutnya kasar demikian pula celana dalamku. Tubuhku
tidak meperbuat perlawanan apapun ketika ia menggumuliku
habis-habisan.

Dan.. bless langsung aku disodok serta digenjotnya. Aku ingat


pengalamanku dengan Pak N. Ingat bagaimana dirinya
memerawaniku. Persis sama perlakuannya dengan Pak Ranu.
Aku tidak habis pikir sewaktu pahaku malah menjepit paha Pak
Ranu serta.. menyambut gejokannya dengan putaran pinggulku.
Syahwatku ikut terbakar!

Entah berapa lama Pak Ranu terus menggenjotku keluar masuk


naik turun sambil mulutnya mengenyut-ngenyut tetekku. Aku
hanya bisa menggeleng-geleng kenikmatan serta kelojotan
merasai badai hempasannya hingga aku tidak tahan lagi untuk
menahan orgasme. Aku merinding lalu.. Cruut.. suur.. suur..
tubuhku berkejat-kejat menumpahkan mani.

Pak Ranu menggasakku lebih keras, tidak peduli cairanku


memperlicin jalannya. Mungkin hampir tidak terasa sebab besar
serta panjangnya tetap sanggup memenuhi liang V-ku. Sleebb
slebb jlebb jleebb.. bunyi tusukan-tusukannya.

Mungkin kurang lebih 30 menit telah berlalu ketika aku orgasme


yg kedua kali.. seerr.. seerr.. serr.. klenyer.. kembali aku terkejat-
kejat hingga belasan kali. Sejurus kemudian hentakan Pak Ranu
sedemikian keras menekanku. Dalam-dalam gadanya
dibenamkan di V-ku lalu pantatnya berkejut-kejut hingga
belasan detik. Lalu diam terbenam. Dirinya ejakulasi. Nafas kami
tersengal-sengal.
“Kamu hebat, Nis,” bisiknya sambil mencium bibirku,
“Nanti lagi, ya,” katanya tidak kumengerti.

Ia bangkit, mengenakan pakaiannya lalu keluar membiarkanku


telentang telanjang di ranjang. Belum habis capeku digenjot Pak
Ranu, masuklah Zaki ke kamarku.
“Permainanmu luar biasa banget, Nis. Aku juga mau dong..”
katanya sambil mulai melepasi pakaiannya hingga bugil. Aku
segera menutup tubuhku dengan selimut, tapi tidak
berkegunaaan sebab sesaat kemudian ia telah luar biasa
selimutku juga tubuhku ke pelukannya.
“Jangan, Mas Zaki,” protesku tidak berdaya.
“Tak apa, Nis. Papa bilang kalian telah tidak perawan lagi kan?
He he he..”

“Jangan, mas..” tapi suaraku hilang ditelan bibirnya yg melumat


ganas bibirku. Tangannya liar merayapiku sambil mendorongku
kembali terjelepak di ranjang. Ciumannya menjalar menjulur
dari bibir terus turun.

Ke tetekku, putingku, perut, pusar, pubis hingga akhirnya hingga


di V-ku. Menelusup lincah memasuki gua garbaku. Mengobok-
obok dalamnya. Aku kembali teringat permainan Pak N. Tetapi
yg ini lebih gila lagi.

Syahwatku jadi menggelegak mengikuti irama lidah Zaki.


Dirinya memutar tubuh hingga kami 69, mengangsurkan
zakarnya ke mulutku. Gila! Lebih panjang serta besar dibanding
bapaknya. Tanganku tidak sanggup menggenggamnya serta
mulutku tidak sanggup menampung seluruhnya. Paling hanya
separuh yg masuk.

Maka perlombaan menjilat serta menghisap pun dimulai. Kami


saling memuasi. Rasanya hingga berjam-jam waktu aku merasa
wajib menumpahkan maniku serta dijilatinya hingga tandas
tuntas. Sementara milik Zaki tetap tegar tegang walau licin oleh
ludahku.
Kemudian ia memutar tubuhnya lagi serta menusukkan
pentungannya ke memekku yg telah agak kering. Preett..

“Iiih sakit, mas..,” desisku menggigit bibir serta memeluk


punggungnya sebab terasa batang penisnya masuk begitu dalam
hingga aku kesakitan.
“Sabar, Nis. Sebentar lagi juga nikmat,” bisiknya.
Kupeluk punggungnya erat-erat ketika tubuhku terangkat sebab
sodokannya. Shlleeb shleeb shleebb.. batang penis besar itu
menumbukku bagai alu menumbuk lesung.

Keluar masuk, naik turun, hingga cairan nikmatku mengalir lagi


jadi rasa sakit pun bertidak lebih. Serta kenikmatanku
bertambah manakala bulu dadanya menggesek-gesek putingku.
Pahaku terus menganga lebar. Mataku terpejam-pejam
menikmati remasan serta belaian tangan kekarnya di sekujur
tubuh.

“Akh.. akhu mau keluar, Nis..” Lalu jreet.. jreet.. jroot.. jrot..
jrut.. pantatnya menyentak-nyentak. Tubuhnya kaku menegang
ketika spermanya menyemprot rahimku hingga basah kuyup.
Semprotannya kuat sekali.
“Akk.. aku bisa hamil, mas,” desisku puas sebab aku juga
orgasme lagi.

“Jangan kuatir, Nis, kami punya obat pencegah hamil,”


jawabnya sambil menggulirkan tubuhnya ke sisi. Serta.. belum
Zaki turun dari ranjang, si Arga telah ganti menaikiku.
Tubuhnya sama atletis dengan Zaki. Tapi gayanya lebih liar.

Begitu Zaki keluar kamar, akupun diangkatnya agar menduduki


batang penisnya lalu disuruh menungganginya kencang-kencang.
Tangannya ikut memegangi pinggangku serta melontarkanku
naik turun. Zakarnya juga menyodok ke atas setiap pantatku
turun.

Gila! Tubuhku semacam mainan. Tangannya berpindah ke


tetekku serta meremasinya hingga aku mendesis-desis, antara
sakit serta nikmat. Hancur rasanya memekku digempur bapak
serta dua anaknya yg batang penisnya berkapasitas luar biasa.
Serta.. aku kembali orgasme justru saat tubuhku dilontar ke atas,
jadi punggungku agak meliuk ke bawah merasakan tersalurnya
syahwatku untuk kesekian kali.

“Telah, mas, cukup..” pintaku sebab kelelahan. Tetapi Arga tidak


menggubris.
“Aku belum cukup, Nis. Kau wajib bisa mengeluarkan spermaku
baru aku puas..” Serta lemparannya tetap terus berjalan hingga
setengah jam lagi.

Sampai akhirnya dirinya berhenti lalu tangannya menekan


pinggangku lekat-lekat ke zakarnya, kemudian terasa pantatnya
melonjak-lonjak menyemburkan cairan hangat. Lagi-lagi
rahimku disemprot sperma hasil ejakulasi. Tidak terasa sperma
bapak serta dua anaknya memenuhi celah memekku.

Pintu kamarku terbuka serta masuklah Pak Ranu serta Zaki


sambil mengangkat segelas minuman. Keduanya telanjang.
“Minumlah ini, Nis, biar kalian nggak hamil,” Pak Ranu
menyerahkan gelasnya padaku. Akupun meminumnya tanpa
pikir panjang, sebab aku sangatlah takut hamil serta haus sekali
seusai melayani tiga maapabilan ini berjam-jam.

Rasanya semacam minuman kuning yg tadi kuminum. Badanku


jadi hangat lagi serta.. gairahku bangkit lagi. Aku jadi sadar pasti
minuman ini dibubuhi obat perangsang. Tapi kesadaranku
segera hilang ketika merasa tubuhku ditunggingkan oleh Zaki.
Kemudian..
Ya, malam itu dengan cara brutal ketiga orang itu mengerjaiku
semalam suntuk tanpa istirahat sejenakpun. Mereka bergantian
menyemprotkan sperma di rahimku, di perut, wajah, mulut
hingga telinga serta rambutku juga. Aku mandi sperma.

Dan entah berapa kali akupun mengalami orgasme yg rutin


mereka telan bergantian. Tidak jarang ketiga celahku mereka
masuki bersama-sama. Celah mulut, memek serta anusku.
Tubuhku jadi ajang pesta mereka hampir 10 jam lamanya, toh
selagi itu aku tidak merasa capai. Mungkin gara-gara minuman
berkhasiat itu?
Pagi hari Bu Hesti datang serta menyeka tubuhku yg lemas
lunglai tidak sanggup bangun.

“Maaf, Nis. Aku telah tidak sanggup melayani suamiku yg


hiperseks jadi aku mencari orang pengganti,” ceritanya.
Mataku tetap terkantuk-kantuk sebab pengaruh obat
perangsang. “Moga-moga kalian betah disini, serta kami bakal
membayar berapapun yg kalian minta..” lanjutnya.
“Aa.. apa telah sempat ada pesuruh yg dibeginikan, bu?” tanyaku
lirih.

“Telah, Nis. Tapi tidak sedikit hanya bersi kukuh dua hari.. lalu
minta pulang. Aku harap kalian kuat, Y Nis. Aku bakal sediakan
obat-obatan untukmu.. Ini minumlah obat untuk menguatkan
serta membersihkan rahimmu,” dirinya mengangsurkan sebotol
obat yg namanya tidak kumengerti sebab berbahasa asing.

“Kali ini kalian boleh istirahat seharian,” lalu dirinya keluar


kamar.
Aku pun tertidur lelap. Baru siang hari bangun untuk mandi
serta makan. Bu Hesti melayaniku semacam anaknya sendiri.

Kami tidak tidak sedikit berbicara. Berakhir makan aku kembali


ke kamar. Membersihkan ranjang, mengganti sepreinya yg
penuh bercak sperma serta mani. Lalu aku tidur lagi. Hingga jam
makan malam tiba serta aku diundang untuk makan bersama
lagi, serta minum cairan kuning emas itu lagi. Serta..

Anda mungkin juga menyukai