Anda di halaman 1dari 7

CERITAKU DI BUKIT LAWANG

Perkenalkan namaku Aldito Waradhana , aku tinggal di Binjai dan aku


berkualiah di Universitas Sumatera Utara jurusan DIII perjalanan wisata . Sedikit
ceritaku tentang pengalaman ku selama di Bukit Lawang .

Aku pergi kesana menaiki mobil yang dicarter dosenku bersama 3 sahabatku
dan satu dosen pembimbing kami . Kami pergi dari Medan dikarenakan kami
berempat menginap di rumah dosen pembimbing sebelum ke Bukit Lawang.
Persiapan ke Bukit Lawang kami persiapkan dengan baik mulai dari tenda
berjumlah dua , nesting , gas , dan alat motret ( kamera dan drone ). Kenapa
membawa kamera dan drone dikarenakan aku dan tiga sahabatku di percaya oleh
dosen pembimbing untuk membuat sebuah film dan sekaligus tugas untuk ujian
akhir semester . Oh iya aku dari tadi asik membicarakan dosen tapi tidak
memperkenalkannya hehe... maapkan . Dua dosen ku yang ikut mendampingi
kami ke Bukit Lawang bernama Pak Samerdanta Sinulingga ( dosen pembimbing
perfilman ) dan Pak Koko ( dosen mata kuliah MICE ) . Oke mari kita lanjutkan
ceritanya.

Perjalanan kami tempuh dari medan ke Bukit Lawang sekitar dua setengah
jam . Cukup jauh dan melelahkan karena macet yang tak tertahankan dan
beberapa jalan yang berlubang . Aku agak sedikit gak enak dengan teman-teman
yang lain karena aku dan 3 sahabatku naik di mobil pribadi sedangkan mereka
menaiki bus linus dan cukup sempit dan panas kasihan mereka. Temen- temen
yang berangkat menggunakan bus sudah duluan pergi kesana karena jadwal bus
sudah ditentukan pukul 9 sudah di fakultas ilmu budaya , sedangkan kami
berangkat di pukul 3 dikarenakan mobil carteran bermasalah dan harus mencari
ganti mobil carteran yang lain . Kondisi pada saat itu menegangkan jikalau tidak
mendapat mobil pengganti aku dan 3 sahabatku pasti bakalan tidak bisa kesana .
Dosenku panik menelpon semua kontak yang ada di hp untuk mencari mobil
pengganti , wajah kami yang riang mulai mengusut dan berpikir kalau ini tidak jadi
kami akan bangun tenda di depan rumah dan menyuruh masyarakat di sekitar
rumah dosenku menjadi orang utan sebentar hahaha ...

Ketika kami sudah menurunkan kepala kami karena ketidakpastian tiba-tiba


anugerah itu datang mobil carteran ada dan langsung aku ambil dan menjemput 3
sahabatku beserta dosenku untuk segera pergi . Semua barang dimasukkan
kedalam mobil dan sudah dipastikan tidak ada yang tertinggal . Namun hal itu
adalah kebohongan ketika buru – buru ada saja yang tertinggal bener saja kompor
dan gas tertinggal akhirnya kami putar balik padahal sudah agak cukup jauh dari
rumah dosenku , kalau tidak diambil bakalan gawat harapan kami masak indomi
dan kopi ketika malam bisa pupus hehehe.

Selama beberapa menit perjalanan canda dan tawa masih dikumandangkan


ada yang berbicara tentang wanitanya , pengalaman selama dia hidup sampai
sekarang , dan berbagai hal lainnya . kata- kata yang menggundang gelak tawa
terus menerpa menjadikan suasana didalam mobil begitu harmonis dan aku
sebagai supir juga tidak merasa lelah . Namun harmonisasi itu tidak berjalan
lama , ditengah perjalanan karena sudah lelah tertawa dan lelah menunggu mobil
berjam- jam membuat mata mulai redup dan lama kelamaan tertidur . Aku mulai
mengencangkan sedikit laju mobil agar cepat sampai dan tidak terlalu gelap ketika
tracking lagi ke dalam hutan , sekaligus aku kesal dengan mereka yang tidur biar
tidurnya gak nyenyak hahaha. Percakapan singkat dimulai
Aku : maap ada lobang tadi gak sengaja hehehe

Pak danta : haa

Teman – teman : ( ngorok )

Aku : pak , cacing cacing di perut curi semua nutrisi

Pak danta : ada warung makan dipinggir jalan kita makan dulu

Aku : siap laksanakan pak

Aku yang tadinya mengebut mulai mengendurkan pedal gas untuk mencari rumah
makan padang yang terdapat di sepanjang jalan kuala .

Setelah makan kamipun bergegas pergi menuju ke bukit lawang . Perjalanan


yang kami tempuh kira-kira tinggal beberapa jam lagi . Seperti biasa Dimas,
Dandi ,Yudi dan Pak Danta tidur didalam mobil lagi hmmm ( aku di tingal tidur lagi
). Sekiranya sudah mau dekat telepon pun berbunyi. Ternyata itu dari handphone
Dandi dan yang menelpon ialah Pak Koko .

Kring kring kring

Dandi : halo iya pak

Pak Koko : halo Dan nnt ketika masuk gerbang ke Bukit Lawang nya bilang aja
udah sama bang Dora ya.

Dandi : iya pak


Menutup telepon

Dandi : tok nnt kalau udh di gerbang bukit lawang bilang aja udh sama bang
Dora gak usah bayar lagi kata pak Koko tadi .

Aku : oke Dan

Setelah sampai di gerbang bukit lawang

Penjaga gerbang : ( menstop mobil ) karena sebelum memasuki bukit lawang


harus membayar uang masuk.

Aku : bang kami dari rombongan USU dan sudah di bayar sama
bang Dora

P . Gerbang : bang Dora siapa ya

Aku : itu bang Dora katanya si guide disini

P. Gerbang : ( kebingungan )

Tiba-tiba ada bapak bapak ngampiri mobil kami

Aku : pak kami dari rombongan USU dan tadi udh di bayar sama
bang Dora

Bapak-bapak : Bang dora mana yaa , oo rombongan bus tadi yaa

Aku : iya pak

Bapak-bapak : yaudah masuk-masuk


Setibanya kami di Bukit Lawang hari sudah menjelang magrib kami jalan
mengitari sungai dan hutan . Teman-teman yang lain sudah sampai ketengah
hutan dan mereka sudah mendirikan tenda yang dibantu oleh guide disana . kami
kira perjalanan kami ke hutan akan mudah ,ternyata kami harus menyebrang
sungai yang arusnya cukup deras dalam kondisi matahari sudah tenggelam . Guide
bilang kita harus menyebrang sungai dan alat alat yang kami bawa dimasukkan ke
plastik agar tidak basah ketika menyebrang . semua bawaan kami letakkan ke
tanah dan oleh guidenya barang kami dan mulai menyebrang kan kami 2 orang di
satu ban. Cukup seru arus kencang ditambah penerangan cuman di hasilkan oleh
sebuah lampu menambah seru dan sedikit cemas.

Ketika kami semua tiba di sebrang sungai masih ada juga sedikit konflik
dikarenakan ada barang yang tertinggal di sebrang dan membuat kondisi kurang
harmonis karena sudah capek .

Pak danta : cek barang kalian apa ada yang ketinggalan di sebrang?

Yudi : keknya celanaku sama sepatu ketinggalan di sebrang pak

Aku : aduh kenapa dalam kondisi seperti ini masih saja ada yang apatis

Kondisi hening seketika , emosi yang sudah ku tahan karna capek akhirnya
terceplos dan membuat suasana pada malam itu agak berantakan .

Lantas ketika semua permasalahan selesai kami langsung bergegas ke bumi


perkemahan menemui yang lain . Aku pikir semua akan berubah ketika kami
datang dan bertegur sapa dengan yang lain , haha tapi itu hanya la impian semata
ku bukannya disambut malah mendengar kata “ jangan terlalu ramah sama yang
baru datang “ awal yang bagus dari sebuah permusuhan antar stambuk .
Yaa kata- kata seperti itu membuat aku dan temenku yang baru datang agak
sedikit emosi . Kami dirikan tenda di belakang dan tak ingin memikirkan perkataan
sampah seperti itu . Malam mulai semakin larut badan kami yang bau dan lengket
harus di bersihkan . Kata temen- temen cewek yang sudah di situ kemah kami
deket dengan air terjun , waaah asik juga malam malam mandi di air terjun
hehe...

Kami letakkan semua barang ke dalam tenda dan kami pun menuju ke air
terjun untuk mandi . Pengalaman pertamaku mandi di air terjun dan di alam
bebas. Aku, Dandi , Dimas , dan Pak danta menuju ke air terjun tersebut
sementara Yudi tidur di tenda dengan alasan sakit ( dia memang nub si bacot aja
kuat hahaha) . Sesampainya di air terjun

Pak Danta : lebih enak tidak memakai apa apa ini mandi disini segar

Dandi : iya skuyy

Aku : dingin banget cuy

Dimas : alah dingin dingin jambu nya ini

Kami pun mandi berempat di tengah tengah air terjun sangat segar sekali
dingin yang semula kurasa hilang seketika dengan guyonan guyonan yang bisa
menghangatkan badan karna ketawak sambil mengekeh .

Anda mungkin juga menyukai