Anda di halaman 1dari 4

Malam Yang Panjang

Farah Zahiyyah Irfan (21159)

Nama saya Farah Zahiyyah Irfan saat ini saya bersekolah di SMAN 18 Makassar dan
duduk di bangku kelas 12 Ipa 5. Kala waktu saya masih kelas 11 saat itu semuanya berjalan
seperti biasa saja, proses pembelajaran berjalan seperti hari-hari lainnya, sampai suatu ketika
semua siswa kelas 11 mendapat kabar bahwa kami kelas 11 harus melakukan Pramuka Wajib.
Pramuka wajib juga di laksanakan ketika smp, sedangkan waktu SD itu tidak di sebut
Pramuka Wajib tetapi kita menyebutnya Persami (Perkemahan Sabtu Minggu).
Pramuka Wajib bagi saya sendiri yaitu kegiatan yang dapat menambah nilai
ekstrakulikuler, dan kegiatan yang akan membuat para siswa kelas 11 akrab dengan kelas-
kelas lainnya. Saat itu saya dan teman-teman saya sangat senang ketika mendengar kabar
tersebut, kabar bahwa kami akan pergi melakukan Kemah blok (Pramuka Wajib). Saya sangat
exited dan sangat tidak sabar untuk melakukan kegiatan Pramuka Wajib itu, beberapa hari
sebelumnya saya sudah mempersiapkan segala kebutuhan yang akan saya bawa ketika nanti
saya melakukan kemah. Mulai dari pakaian, alat mandi, dan beberapa snack untuk di makan
ketika kita sudah sampai.
Pada tanggal 9 oktober 2023 adalah hari dimana kita pergi melakukan Kemah blok
(Pramuka Wajib). Saya dan beberapa teman saya sepakat untuk berkumpul di salah satu
rumah teman saya yaitu Nadya Umayrah, karena rumah dia lah yang paling dekat dengan
sekolah kami. Pagi pun tiba saya dan beberapa teman saya sudah berkumpul di rumah Nadya
dan mempersiapkan beberapa perlengkapan masak untuk di pakai ketika nanti kami sudah
sampai disana. Kami mengangkat beberapa perlengkapan masak tersebut secara bersama-
sama ke depan sekolah kami dimana tempat bus itu berada.
Mobil yang kami gunakan adalah mobil tentara yang mana bisa di bilang mobil
tersebut lumayan kecil untuk saya dan teman-teman saya yang berjumlah 36 orang. Lokasi di
lakukannya Pramuka Wajib tersebut bernama Pucak Teaching Farm, tempat tersebut termasuk
dataran tinggi. Cuaca disana pun terasa sejuk dan nyaman karena masih banyak pepohonan
yang lebat. Kami sampai disana pukul 11:00 siang dan langsung mencari tenda yang telah di
tentukan untuk kelas kami. Setelah sampai di Pucak kami sangat senang mengingat bahwa
kami akan melakukan berbagai kegiatan yang seru dan menarik.
Selesai menaruh tas-tas kami dan beberapa perlengkapan masak, kami di panggil
untuk melakukan baris-berbaris di lapangan dan diberi tahu kegiatan yang akan di lakukan
yaitu beberapa lomba dan kegiatan pentas seni yang akan di lakukan di malam hari. Kami
melakukan lomba melawan teman kelas kami sendiri beberapa lomba tersebut sangat seru
bahkan kami mengungggah nya di media sosial agar kami bisa melihat nya nanti sebagai
kenangan. Hal yang paling menyenangkan yaitu ketika hujan tiba kami memakai jas hujan
dan mulai bermain hujan, rasanya sangat senang dapat menghabiskan waktu bersama teman-
teman kelas saya. Ketika hari sudah mulai gelap kami di panggil kelapangan untuk
melakukan sholat berjamaah tetapi saya mendapat bagian masak pada malam hari, jadi saya
melakukn sholat di tenda bersama teman piket masak saya di tenda kelas saya.
Ketika saya sholat perasaan saya memang sudah agak lain, saya seperti merasa sangat
dingin seketika. Teman-teman saya pun kembali dari melakukan sholat berjamaah, dan saya
membagikan makanan yang sudah saya masak dan memakannya bersama teman-teman saya.
Setelah itu kami bersama-sama ke lapangan untuk melakukan pentas seni, 3 teman kami ikut
dalam pentas seni tersebut pentas seni tersebut tidak di berikan juara. Pentas seni tersebut
hanya untuk pertunjukan saja. Selesai pertunjukkan seni kami kembali ke tenda masing-
masing untuk siap-siap tidur, kami menyusun barang kami dengan rapi agar kami dapat tidur.
Dikarenakan kondisi tenda yang sempit kami tidur secara gantian.
Pukul 11:00 saya dan beberapa sahabat saya duduk keluar di depan tenda kami
memakan snack yang kami bawa dan minum teh hangat. Setelah itu tepat di sebelah tenda
saya yaitu tenda kelas 11 ips 2 terdengar jeritan cewek yang ternyata cewe itu kesurupan.
Saya merasa penasaran sehingga saya pergi ke tenda sebelah untuk melihat apa yang sedang
terjadi, tetapi karena banyak nya orang saya jadi tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi.
Sampai beberapa guru pun datang membantu menenangkan orang yang sedang kesurupan
tersebut, guru-guru mengangkatnya ke lapangan yang bermaksud agar siswa tersebut berhenti
kesurupan. Saya dan teman-teman saya pun kembali duduk di depan tenda kelas kami, tiba-
tiba dari dalam kembali terdengar suara teriakan cewe yang ternyata salah satu teman saya
yang bernama Mutmainnah kami biasanya menanggil nya inna juga ternyata kesurupan. Saya
pun heran dan bertanya kepada teman saya "Kok bisa inna kesurupan" kata saya. "Tadi Intan
memancing dengan berpura-pura kesurupan sehingga Inna pun kaget dan kesurupan" kata
salah satu teman saya. Saya pun berpikir ada masalah apa Intan ini sampai dia bisa
melakukan hal seperti itu.
Akhirnya satu persatu teman-teman saya dari kelas lain pun ikut kesurupan guru-guru
membantu membawa siswa dan siswi yang kesurupan ke mesjid agar dapat di rukiyah disana.
Ketika mulai terdengar banyak sekali suara-suara teriakan saya pun merasa takut dan mencari
teman saya Nadya agar menemani saya, "Aku ingin pulang" ucapku. Setelah itu saya pergi ke
lapangan tempat dimana banyak siswa dan siswi berkumpul agar saya tidak merasa takut, di
lapangan kami ramai ada banyak guru-guru dan beberapa kakak pramuka yang lainnya.
Sementara itu di tempat lain ternyata sahabat saya yang bernama canthika sudah kesurupan
semenjak dia kembali dari toilet, saya pun panik dan ikut membantu membawa canthika ke
tengah lapangan. Saya pun semakin takut karena semakin malam tiba semakin banyak pula
yang kesurupan, yang kesurupan rata-rata hanya perempuan saja.
Tiba-tiba saya rasa saya sangat ingin buang air kecil, awalnya saya menahannya
karena saya cukup takut untuk ke toilet karena canthika kesurupan juga karena dari toilet.
Sampai akhirnya saya tidak bisa menahannya jadi saya pergi ke toilet bersama beberapa
teman saya kami pergi beramai-ramai agar tidak takut dan tidak ada yang kesurupan lagi.
Toilet yang kita gunakan adalah toilet mesjid, sesampainya disana ternyata semua siswa yang
kesurupan di bawa ke mesjid tersebut sehingga semakin banyak suara-suara teriakan yang
terdengar. Saya hanya bisa menutup telinga saya berharap agar saya tidak mendengarkan
teriakan-teriakan tersebut, ini kali pertama saya mendengarkan teriakan yang saling saut-
menyaut antara satu sama lain. Ketika saya ingin kembali ke lapangan kami pun di hadang,
saya dan beberapa teman saya pun bertanya "Mengapa kami tidak boleh ke kembali ke
lapangan","Karena kami takut siswa dan siswi yang kesurupan semakin bertambah" ucap
salah satu guru. Saya dan beberapa teman saya pun terpaksa tinggal di penginapan yang di
tempati guru-guru dan beberapa siswa yang kesurupan, disitu kami hanya duduk di jalanan
tepat di depan penginapan tersebut. Kami duduk di jalanan karena teras penginapan tersebut
di tempati beberapa siswa yang kesurupan.
Semakin malam suara teriakan pun selalu bertambah sehingga semakin malam udara
nya semakin dingin dan semakin mencekam. Suasana di depan penginapan sangat gelap
sehingga saya dan teman-teman saya berharap agar waktu berjalan lebih cepat, karena
mungkin ketika pagi hari kami tidak terlalu takut. Kami sangat ngantuk tetapi kami juga tidak
bisa tidur, kami terus berdzikir agar kami tidak ikut kesurupan juga. Hingga sekitar jam
03:00.00 kami mulai mengantuk dan tertidur di jalanan depan penginapan, tetapi ketika kami
mendengar suara teriakan lagi kami pun terbangun kembali. Sampai di pukul 04:00 kami pun
terbangun dan sahabat kami canthika juga kembali sadar, setelah itu kami di perintahkan
untuk kembali ke lapangan. Saya membawa canthika di punggung saya lalu kembali ke
lapangan, jalanan yang kita lalui cukup gelap dan banyak tanaman-tanaman liar. Ketika
sampai di lapangan saya dan beberapa teman saya yang tadi nya di penginapan pun kaget
melihat orang-orang tidur secara bersamaan di lapangan, mereka seperti menggelar karpet
atau spanduk untuk di gunakan tidur. Saya pun mencari tempat kosong agar bisa ikut tidur
juga, yang paling penting saya mencari teman kelas saya dulu.
Akhirnya setelah mendapatkan tempat saya pun ikut tidur hingga jam 06:00 pagi,
kami terbangun dan melihat beberapa siswa dan siswi lain yamg sudah bangun lebih dulu.
Kami di perintahkan untuk kembali ke tenda kami masing-masing untuk mempersiapkan baju
kami dan barang-barang lain dikarenakan kita akan pulang hari itu. Kami akhirnya memasak
dan makan bersama kembali di tenda kami, tetapi hanya ada 1 teman kami yang masih
kesurupan hingga pagi sehingga dia di pulangkan lebih dulu. Setelah kami sarapan dan
membereskan perlengkapan kami, kami pun di minta untuk berbaris di lapangan sebelum
pulang. Kami menunggu kepala sekolah kami untuk acara penutupan Kemah blok tersebut.
Di tengah-tengah berlangsung nya penutupan ternyata masih ada siswa yang kembali di
rasuki, disitu saya memberi tahu Canthika agar terus berdzikir agar dia tidak ikut kesurupan
lagi.
Teman saya yang tadi di pulangkan lebih dulu tiba-tiba menelpon ketua kelas kami
dan bilang "Kalian pindah tempat, jangan berbaris di bawah pohon" ucapnya. Kami pun
kaget mengapa dia tahu bahwa kami berbaris di bawah pohon sedangkan dia sudah di
pulangkan lebih dulu tadi. Tepat setelah telepon tersebut mati Canthika yang tadi berbaris di
depan saya pun pingsan dan kembali kesurupan. Kami tetap berbaris hingga acara penutupan
selesai, lalu kami mencari tempat untuk menunggu mobil yang kemarin kami kendarai. Salah
satu teman kami bilang bahwa Canthika tidak bisa di bawa pulang kalo dia belum berhenti
kesurupan, karena kami takut jin yang masuk ke dalam diri Canthika tetap ikut bersama kami.
Ketika Canthika sudah tidak kesurupan kami pun naik ke mobil Canthika duduk di
bagian depan bersama salah satu guru kami. Kami pun pulang ke sekolah, dan sampai di
sekolah sekitar pukul 04:00 sore, setelah sampai kami langsung mengambil barang masing-
masing dan pulang ke rumah kami. Hari itu adalah hari yang sangat terasa panjang menurut
saya, setelah melakukan kegiatan Pramuka Wajib tersebut saya menjadi trauma ketika
mendengar suara jeritan. Seluruh kejadian ini (kesurupan) disebabkan oleh beberapa siswa
yang kurang sopan saat berada di sana, ada juga siswa yang pergi ke tepi danau saat malam
hari yang membuat jin penunggu tempat tersebut menjadi marah.
Oleh karena itu ketika kita berada di tempat yang baru kita kunjungi kita harus
menjaga sikap, menjaga kalimat, menjaga perlakuan, serta bersikap baik. Agar tidak di
ganggu oleh mahkluk gaib yang berada di tempat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai