Anda di halaman 1dari 5

Pengalaman Berkemah Bersama Teman – Teman

Hai, Aku Ruby Revalina Putri biasa di panggil Ruby atau Ruru itu panggilan special
dari Ibu dan Ayah, aku kelas 9 SMP. Aku bersekolah di ALEXANDER INDEPENDENT SCHOOL,
aku mempunyai 5 sahabat yaitu Cindy Key Ashana biasa di panggil Cindy, Nasya Salsabila
biasa di panggil Nasya, Jihan Drenda Wiyata biasa di panggil Jihan, Vania Clarrista biasa di
panggil Vania dan Audrey Yaza Deranda biasa di panggil Audrey, kita sudah berteman sejak
kelas 4 SD sudah sangat lama bukan?, kami bertemu di kantin saat sedang istirahat dan
ternyata kami juga memilih Ekskul yang sama yaitu Dance atau menari. Semenjak kami
bertemu dan berkenalan, kami sering ke kantin bersama, makan bersama, belajar bersama
dan masih banyak lagi. Aku akan menceritakan pengalaman tak terlupakan ku Bersama ke 5
sahabat ku.

Pada suatu hari sekolah kami mengadakan perkajum, tentu kami sangat senang,
acara ini merupakan camping pertama kami di kelas 9. Sekretaris regu kami yaitu Cindy pun
langsung menulis apa saja yang harus kami bawa dan apa saja yang harus kami beli. “Ok aku
catat ya apa aja yang harus kita bawa dan yang harus kita beli” - Cindy

“Ok Cindy” “Kita bawa dan beli apa aja?” Tanya ku. “Mmm makanan pastinya, minuman,
senter, sleeping bag, kompor , Tenda pastinya, obat pribadi, baju ganti, DLL” Jawab Audrey.
“Ok untuk makanan dan minuman sebagiannya kita beli ya kayak beras, telur, minyak, jus,
susu dan lainnya” -Nasya. “OK” Jawab kami semua. “Guys disini ada yang punya kompor
listrik gak?” Tanya Cindy. “Aku ada” Jawab Aku dan Vania Bersama. “Ok kalian bawa ya

“KRINGGGGG” Bel berbunyi menandakan sudah jam istirahat pertama kami berenam
pergi ke kantin Bersama, saat sedang makan dengan sunyi tiba – tiba Audrey
menghancurkan keheningan. “Kalian tau tidak cerita mitos hutan katanya sih di hutan itu
ada penunggunya ada dua sosok aku gak tau sih siapa dua sosok itu ya intinya makhluk
halus dari cerita beberapa orang disitu dua sosok itu dulunya adalah pasangan suami istri
yang tinggal di hutan di sebuah rumah kecil tapi karena kebakaran hutan dan rumah mereka
juga terbakar, mereka tidak bisa di selamatkan akhirnya karena mereka tidak rela dan tidak
tenang karena terlalu cepat meninggal dunia dan diusia yang masih dibilang muda, mereka
pun bergentayangan disana. ” “Seram sekali, ihhh merinding” Kata Vania. “Ngapain takut
lagian itu juga Cuma mitos belum tentu nyata” Kata Jihan . “Iya sih tapi kan bisa jadi
nyata”-Vania. “Iya deh terserah kamu Van mau ngomong apa”.

Akhirnya hari itu datang tepatnya pada hari Kamis kami sangat antusias dan sangat
bersemangat sekali. “Ayo Ruby berangkat keburu telat” Teriak Ibu. “Iya bu tungggu Ruby
sedang memakai sepatu” Balas ku. “Cepat ya nak” Teriak Ibu lagi. “Iya bu” Balas ku lagi.
Sesampainya di sekolah aku melihat ke 5 sahahat ku sedang menunggu ku di depan kelas
“Eh itu Ruby” Tunjuk Jihan. “Eh iya bener” -Audrey. “Ruby ingat kata Ibu jangan pisah dari
rombongan ya” Nasihat Ibu’ “Iya bu, ya sudah ya bu Ruby mau ke kelas dulu” Jawab ku. “Iya
hati – hati ya nak”. “Hai guys udah lama ya nunggunya?” Tanya ku. “Enggak kok kita juga
baru datang” Jawab Vania. “Oooo ok, kita langsung kumpul yuk di lapangan” Ajak ku. “YUK
LET’S GO” Sorak mereka.

“Baik pagi semua” Sapa kakak pembina Bernama kak Edy, Kak Alya, Kak Clara dan Kak Kenzo
“PAGI PAGI PAGI” Sorak Siswa Siswi dengan semangat. “Semangat sekali ya sudah tidak
sabar ya mau Camping” Kata Kak Alya. “IYAA” Jawab para murid – murid. “Ok sebelum
berangkat ke tempat Tujuan alangkah baiknya kita berdoa dulu agar tidak ada kejadian yang
tidak di inginkan, berdoa dimulai” Perintah Kak Kenzo. “Berdoa selesai, Ayo kita Bersama –
sama pergi ke tempat pemarkiran bus yang akan kita naiki” Ajak Kak Edy. “Baris ya jangan
dorong – dorong” Perintah Kak Clara. “IYA KAK”. Sesampainya di bus aku, Nasya dan Jihan
duduk bersebelahan aku di tengah, Nasya di sebelah kanan dekat jendela dan Jihan duduk di
sebelah kiri.

Sesampainya disana kami langsung membangun tenda di tempat yang sudah di


tentukan lalu langsung beristirahat sebentar. “Eh Ru emang boleh ya bawa guling pas lagi
camping?” Tanya Cindy. “Mmm gak tau katanya sih gak boleh tapi aku gak bisa tidur pake
guling kayak kurang nyenyak gitu makannya aku bawa guling” Jawab ku. “Eee ok”. “Ok
sudah membangun tendanya semua?” Tanya Kak Alya. “SUDAH KAK” Jawab semua siswa
dan siswi. “Ada kesulitan memasang tendanya?” Tanya kak Clara. “TIDAK ADA KAK” Jawab
para peserta. “Ok bagus Sekarang kita akan bermain permaian yaitu The Mine Field atau
Ladang ranjau cara bermainya adalah nanti kalian akan berpasangan berdua – berdua
dilapangan ini akan di taruh benda-benda seperti cone, bola, botol, dan lainnya secara acak
di rumput. Setiap orang berpasangan salah satunya memakai penutup mata. Orang satunya
harus menuntun temannya dari ujung satu ke ujung lainnya tanpa menginjak benda-benda
tersebut hanya dengan menggunakan kata-kata. Yang ditutup matanya tidak boleh
berbicara sama sekali. Untuk membuatnya lebih sulit, kami akan membuat, rute khusus
untuk anggota tim yang memakai penutup mata.” Jelas Kak Alya. “Bagaimana mengerti?”
Tanya Kak Kenzo. “MENGERTI KAK” Jawab semua peserta. “Baik kalua semuanya sudah
mengerti waktunya 15 – 30 menit yang paling cepat akan mendapatkan hadiah dari kakak
pembina, permainannya dimulai dari sekarang” Perintah Kak Edy. Aku berpasangan dengan
Audrey kami bermain dengan sangat lihai dan lincah. “Baik pemenangnya adalah Ananda
Ruby Revalina putri dan Audrey Yaza Deranda dari kelas 9C, dengan waktu 10 menit 3 detik,
selamat.” Kami majuu dan semua peserta bertepuk tang beserta dengan guru – guru dan
kakak – kakak pembina. “Selamat ya” Kata Kak Clara sambal memberikan hadiah kepada
kami. “Terimakasih kak” Ucap kami sambal menerima hadiah dari kak Clara. Kami
menjalankan acara dengan sangat bersemangat dan tidak lupa diiringi dengan canda dan
tawa sangat seru, setelah itu di malam hari kami berkumpul mengintari api unggun untuk
menghangatkan diri karena cuaca yang dingin sambil bernyanyi Bersama kami juga
membakar jagung untuk makanan pendamping sangat menyenangkan sampai kami lupa
sudah jam 21.15.

Saat dimalam hari kami masih ada permainan lagi yaitu mengumpulkan 5 bendera
yang di sembunyikan oleh kakak pembina di hutan, dibentuk anggota yang berisi 6 anggota,
aku satu kelompok dengan Vania, Nasya, Rafael, Edgar dan Evan, ditengah – tengah
pencarian kami, kami melihat suatu sosok dengan ber ciri – ciri memakai kain kafan yang
menutupi badanya, dia tidak berjalan melainkan melompat , mukanya hancur tidak
berbentuk lagi dengan darah yang terus mengucur dari mukanya dan belatung yang
menghiasi mukanya. Rafael yang berjalan paling depan langsung menghentikan jalannya.
“Eh kenapa kok berenti?” Tanya ku yang berada di belakangnya. “Itu kalian liat itu” Tunjuk
Rafael ke sosok itu. “Hah itu apa?” Tanya Nasya dengan nada gemetar dan dengan berjalan
mundur. “Aku juga gak tau” Jawab Rafael dengan nada gemetar dan juga berjalan mundur.
“Apakah kita akan lanjut mencari bendera yang ke 5 itu?” Tanya Edgar. “IYA, iya kita akan
tetap mencari bendera itu demi nilai” Jawab Evan. “Ok dalam hitungan ke 3 kita langsung
lari ok, mumpung dia tidak menyerang kita” Perintah Rafael. “1..2…3… LARI”. Kami semua
langsung berlari tidak memperdulikan apa – apa. Setelah kami mengambil bendera kami
yang terakhir kami langsung mengembalikannya lagi kepada kakak pembina. “Akhirnya
selesai juga ya setelah melewati perjuangan yang sulit” Kata Edgar. Kami semua kompak
berkata “iya”. Setelah acara selesai, kami mandi dan gosok gigi, kemudian kami semua tidur,
aku tidur sambil memeluk guling kesayangan ku dan di tutupi oleh selimut jangan lupa juga
untuk membaca doa. Saat sedang asik tidur aku terbangun di tengah malam untuk
membuang air kecil. “Ji bangun temenin aku ke toilet yuk” Ajak ku kepada Jihan. “Mmmm
aku masih ngantuk kamu sendiri aja ke kamar mandi” Jawab Jihan. “Temeninlah sebentar
aja ayo lah” paksa ku kepada Jihan. “Mmm iya iya ayo” Jawab Jihan lagi dengan nada lemas.
Akhirnya aku dan Jihan pun pergi ke kamar mandi berdua karena yang lain susah di
bangunkan, letak kamar mandinya lumayan jauh dari tenda lumayan jauh dan gelap
disertain pohon pisang yang menghiasi toilet umum tersebut menambah kesan horrornya.
Ketika sampai di depan toilet ternyata banyak yang antre jadi mau tidak mau kami harus
menunggu, saat sedang asyik menunggu antrean yang sebentar lagi giliran kami aku melihat
suatu sosok perempuan berambut Panjang dan memakai baju putih yang lusuh dan kotor
sedang duduk di pohon pisang aku tidak tau mataku yang salah dan apakah aku sedang
berimajinasi aku tidak tau. “Ji kamu lihat perempuan yang duduk di pohon itu gak?” Tanya
ku kepada Jihan. “Eh lihat kok itu apa ya?” Jawab Jihan. “Miripp Mbak kunti gak sih tapi gak
tau deh” Jawab ku. “Eh itu sana itu giliran kamu masuk toiletnya” Kata Jihan. “Oh iya aku
masuk dulu ya”. “Iya sana aku tunggu di luar ya”. “Ok jangan lama – lama ya”. “Ok sip”.

Aku pun masuk dan buang air kecil, saat sedang santai membuang air kecil tiba –
tiba ada yang memegang leher belakang ku, aku reflek menoleh dan melihat siapa yang
memegang leher ku tapi nihil tidak ada siapa – siapa, setelah itu aku kembali melanjutkan
aktifitas ku dan tiba - tiba sekarang ada yang menepuk pundak ku, reflek lagi aku menoleh
dan tidak ada siapa – siapa. Bulu kuduk ku langsung berdiri tegang, aku juga dengan cepat
menyelesaikan aktifitas ku karena firasat ku sudah tidak enak, setelah selesai aku langsung
berlari keluar dengan tergesa – gesa. “Ruby kamu kenapa kok ngos – ngosan gitu kayak abis
marathon aja?” Tanya Jihan. “Eee gak papa kok ayo kita langsung ke tenda aku ngantuk”
Jawab ku sambil mengajak Jihan ke tenda dengan mengandeng dan sedikit menariknya
“Mmm ok ayo”. Kami pun Kembali ke tenda dengan jantung ku yang berdebar, sesampainya
kami langsung tidur dengan membaca doa aku memeluk gulingku seerat – eratnya dan
menutup mata ku dengan rapat. Saat sedang asyik bermimpi tiba – tiba aku merasa
badanku seperti ketindihan seperti tertiban oleh sesuatu yang sangat berat aku berusaha
untuk menggerakkan badanku tapi nihil seluruh badan ku kaku tidak bisa bergerak aku juga
mencoba untuk membuka mata tetapi sangat susah seperti mataku dilem tidak bisa
terbuka, aku terus berdoa dalam hati dan akhirnya setelah beberapa lama badan ku bisa di
gerakkan Kembali tangan ku bisa bergerak, kaki ku juga. Aku terbangun dengan keadaan
lemas, berkeringat, ngos – ngosan, pusing dan jantung berdetak dengan cepat seakan - akan
sehabis marathon lari. Aku tidak tau apa yang terjadi pada ku tetapi aku yakin penghuni
disini tidak suka aku ada di sini.

Pagi harinya seperti biasa kami sholat, mandi, sarapan dan setelah itu kami
mengikuti acara pramuka seperti biasa ini adalah hari terakhir kami bercamping sangat seru
dan menyenangkan banyak pelajaran dan pengalaman baru yang kami dapatkan. Banyak
sekali acara yang kita ikuti seperti acara memasak, mencari bendera yang di sembunyikan
oleh kakak pembina di suatu tempat rahasia, bermain lumpur dan masih banyak lagi. Saat
ini kami sedang membereskan barang – barang karena sebentar lagi kami akan pulang ke
rumah masing – masing. “Eh Audrey itu baju kotor mu jangan lupa dimasukin ke tas sama
sabun kamu juga jangan lupa” Aku mengingatkan Audrey agar tidak ada barang yang
tertinggal. “Ok” Jawabnya. “Ok sudah selesai semua tinggal sekarang bergabung bersama
yang lain di lapangan, Guys yang udah selesai langsung ke lapangan ya” Kata Vania. “OK”.
“Pagi semuanya, gimana seru nggak acaranya?” Sapa dan tanya kak Edy. “BAIK, SERU
BANGET” Jawab para murid. “Tapi sayangnya hari ini hari terakhir kita bercamping di hutang
ini” Ucap Kak Edy dengan nada sedih. “Mari kita akhiri acara ini dan semoga kita dapat
bercamping lagi di lain hari, Sampai jumpa semua” Ucap perpisahan kak Alya. Setelah itu
kami pun kembali ke bus dan pulang ke rumah masing – masing.

Itulah cerita pengalaman tak terlupakan ku bersama sahabat – sahabatku, sangat


menyenangkan dan juga sangat seram. Lain kali aku ingin bercamping bersama mereka lagi.

Anda mungkin juga menyukai