0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan31 halaman
Cerita ini menceritakan tentang lima orang sahabat SMA yang bernama Zafran, Zidan, Aprio, Alma, dan Dzikri yang sedang menghadapi ujian akhir semester. Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar bersama di rumah Dzikri. Alma yang paling pandai sering menjelaskan materi pelajaran yang sulit kepada teman-temannya. Mereka berharap dapat lulus ujian dengan baik.
Cerita ini menceritakan tentang lima orang sahabat SMA yang bernama Zafran, Zidan, Aprio, Alma, dan Dzikri yang sedang menghadapi ujian akhir semester. Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar bersama di rumah Dzikri. Alma yang paling pandai sering menjelaskan materi pelajaran yang sulit kepada teman-temannya. Mereka berharap dapat lulus ujian dengan baik.
Cerita ini menceritakan tentang lima orang sahabat SMA yang bernama Zafran, Zidan, Aprio, Alma, dan Dzikri yang sedang menghadapi ujian akhir semester. Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk belajar bersama di rumah Dzikri. Alma yang paling pandai sering menjelaskan materi pelajaran yang sulit kepada teman-temannya. Mereka berharap dapat lulus ujian dengan baik.
SMA yang sudah kehabisan pokok bahasan disaat-saat nongkrong sehingga akhirnya Cuma bisa ketawa-ketawa. Berawal dari pertemuan semasa MPLS di SMA Nusa Bangsa, telat datang ke sekolah hingga memiliki banyak masalah dengan para senior, inilah yang membuat mereka saling kenal dan bersahabat dekat hingga saat ini.
Ini Zafran, orang yang paling dihormati dan
dikagumi oleh semua temannya. Orangnya aktif, ceria, dan selalu bisa menemukan jawaban dari permasalahan yang dialami oleh teman-temannya. Zidan, mungkin ini yang paling pendiam diantara mereka berlima, karena dia berprinsip kalau diam itu emas. Dia pun selalu mengikuti apa aja yang teman temannya lakukan, selalu mengikuti alur, walaupun seperti itu, dia memiliki planning masa depan yang mungkin akan membuat teman temannya terkejut. Aprio, kayanya ini kebalikan dari Zidan deh, Aprio emang gak bisa diam, gak tau malu, tanpa dia tongkrongan ini kaya gak ada kehidupan, emang paling bisa deh dia mencairkan suasana dan membuatnya menjadi hidup. Kali ini orang yang paling cantik, siapa lagi kalo bukan Alma. Entah kenapa kalo Alma sedang berbicara, teman-temannya langsung dengan hikmat ngedengerinnya seakan-akan setiap kata yang diucapkannya menarik teman-temannya untuk mendenggarkannya. Ini nih yang paling kuat dan gagah diantara yang lain, bisa dibilang ketua panglima tempur. Disegani semua orang, tetapi ada satu kelemahannya, ialah dia suka gegabah dan ceroboh. Siapa lagi nih kalo bukan Dzikri.
“Ehh, ntar pulang sekolah kita mo kemana nih?”
Tanya Zafran sambal menatap keteman-temannya. “Gatau dah, gue ngikut kalian aja” Zidan langsung menjawab. “Kita nonton aja gimana?” Sahut Alma “Males ahh, lagian sekarang ga ada film bagus yang sedang tayang, kita main ke rumah Dzikri ajalah” Aprio menjawab sambal menolehkan kepala kearah Alma. “Bosen tau kalo ke rumah Dzikri terus, kaya ga ada tempat lain aja” Zafran langsung menjawab. “Gini aja, kita muter-muter aja dulu, kali aja ada tempat yang bagus” Dzikri memberi saran. “yaudah ayoklahh..” Teman-temannya ngikut. Setelah sepulang sekolah mereka muter-muter sepanjang jalan Sudirman tanpa tau arah dan tujuan yang jelas.
“Ini kita mau kemana sih Dzik, udah Sembilan
kali kita ngelewatin jalan ini” Tanya Zafran yang sedikit bingung. “Ya gatau, ga ada hal yang menarik, dah cape juga nih gue nyetir” Dzikri mengeluh. “Itu di depan kayanya ada martabak enak tuh” Aprio kelaparan. “Ga mau ahh, terlalu manis” Alma noleh kebelakang. “Iya, manisnya kaya kamu” Aprio ngegombal. “Dihh.. apaan sih.” Alma dengan muka memerah langsung menghadap kedepan. “Bisa aja lu yok, hahaha” Mereka ketawa-ketawa.
Tanpa mereka sadari, mereka pun udah sampai di rumah
Dzikri, itu pun gara-gara Dzikri udah gatau lagi mau kemana, dari pada ngabisin bensin ya kann.. “Yooo… udah sampai nih” Teriak Dzikri penuh semangat. “Hmm…. Sudah ku duga bakal kesini lagi” Jawab Zafran agak lemes. “Udah ayok, jangan bnyak protes, tenang.. udah disiapin makanan kok” Dzikri mengajak kerumahnya.
Mereka langsung ke pondok-pondokan depan
rumah Dzikri yang emang udah jadi basecamp atau tempat nongkrong mereka.
“Nih makan, kentang goreng bikinan mama gue,
dijamin enak dah pokokny” Dzikri membawakan 2 piring kentang goreng. “Ehh,, bagian gue nih..” Aprio langsung mengambil satu piring kentang goreng. “Bagi-bagilah yok” Zafran merebut Kembali “Udah-udah, yok lah makan,, ehh btw kita udah mau ujian semester aja nih, tahun depan udah jadi kelas 12” Alma membuka pembicaraan. “Lah iya juga, ga kerasa yaa” Zidan merenung. “Yaelah, santai aja kali..” Aprio menyenderkan badan. “Bener juga” Teriak Zafran. “Bener apanya?” Sahut Dzikri “Ya.. kita disekolah ini sisa satu tahun lagi, dan lu yang katanya mau punya cewe masih aja jomblo sampe sekarang” Zafran ngeledek “Napa malah bahas itu sih Zaf” Dzikri sedikit kesal. “Tenang aja kali Dzik, ntar gue bantuin” Zafran menenangkan. “Iya iyaa…” sahut Dzikri “Kalian udah ada persiapan belum nih untuk ujian akhir semester nanti? Tanya alma sambil menatap keteman-temannya. “Yaelah santai aja kali, pake sks aja, sistem kebut semalam wkwkwk” Aprio tertawa. “Lu mah santai-santai ntar malah minta jawaban ke gue lagi, males bet gue ngasih jawaban ke elu” jawab Zidan sambil menolehkan kepala kearah Aprio. “Pelit lu Dan_-“ jawab Aprio sedikit kesal. “Yaelahhh,,, makanya belajar, jangan ngandelin orang doang, kalo gue ga ada gimana?” jawab Zidan penuh bijaksana. “Iya-iya ntar gue belajar dan ga nyontek lagi,, tapi kalo gue butuh jawaban kasih yakk,, wkwk” sahut Aprio “Iya santuy aja yok, nanti gue kasih kok. Kalau yang lain gimana? Udah ada persiapan belum?” Zidan menatap keteman-temannya. “Aman sihh,, tapi ada beberapa materi nih yang belum gue ngerti” Zafran menjawab. “Sama nih Zaf,, gw juga ada beberapa yang belum dimengerti apa lagi fisika tuh, pusing banget gue belajar nya” Dzikri pun menjawab “Ehh gimana kalau kita belajar bareng aja, nanti gue ajarin sebisa gue dah, apa lagi fisika tuh” Alma memberikan solusi. Setelah berbincang bincang sambil bercanda, tanpa disadari mentari pun sudah mulai tenggelam. “Udah mau malam nih, kalian mau pulang ga?” Tanya Zafran “Iya nih zaf, mama juga udah nanyain nih” Lanjut Alma. “Yaudah ayok pulang.. kunci mobil gue mana Dzik?” Zafran meminta kunci mobilnya “Nih tangkep” Dzikri melempar kunci mobil. “Ettsss,, untung gue jago” Zafran menangkap kunci Keesokan harinya, seperti biasa setelah bel istirahat pertama berbunyi mereka langsung pergi keluar kelas dan nongkrong di tangga samping kelas mereka.
“Yoshh akhirnya istirahat juga, pusing kepala gue
belajar fisika tadi, mana ngantuk pula” Aprio langsung teriak. “lah ngapain pusing, padahal kan mudah” Bantah Dzikri “Emang lu paham Dzik? Coba jelasin” Aprio ga percaya “Jadi gini yokk,, yang ini lu inikan, terus yang itu lu itukan, setelah itu lu pindahin ke sini sama yang ini lu anukan, habis itu diginiin.. Nahhh jadi gitu yok,, paham ga?” Dzikri menjalaskan. “Apaan sih Dzik, yang ada malah tambah pusing nih gue, ga jelas banget” Aprio menggaruk kepala. “wkwkwkwkwk” teman-temannya tertawa. “Sini gw jelasin, tapi gue mau ambil buku dulu” Alma ke kelas. Bel istirahat sudah mau berbunyi, dan Alma masih menjelaskan materi pelajaran tadi kepada teman- temannya hingga akhirnya waktu istirahat berakhir yang ditandai oleh berbunyinya bel. “Gimana, kalian sudah paham?” tanya Alma “Paham-paham,, makasih Al” Jawab teman- temannya. “Yaudah yok ke kelas, udah bel tuh” Alma mengajak ke kelas “Yok lahh..” Teman-temannya berjalan ke kelas.
Suara bell sekolah pun terdengar hingga ke dalam
kelas yang menandakan bahwa jam pulang, anak-anak sekolah SMA Nusa Bangsa langsung berhamburan keluar kelas, yaa termasuklah sama lima gerombolan ini. Seperti biasa mereka bingung mau nongkrong dimana.
“Kali ini kita mau kemana? Ke cafe atau
kemana?” Zafran langsung bertanya ke teman-temannya. “Mmmm gimana yaa,, Ke rumah Dzikri lagi aja kali” Alma menjawab sambil berjalan. “Rumah Dzikri lagi Dzikri lagi, lu pada ga bosen apa?” Aprio melihat ke Alma. “Yaa gapapa kali yokk,, lagian gue juga lagi ga ada uang nih kalo mau nongkrong di cafe, sekalian dah kita belajar bareng buat persiapan ujian nanti” Zidan memberi saran. “Nah iya, bener tuh Dan, gue juga masih mau mempelajari materi fisika tadi” Alma Langsung setuju. “Udah udah,, jangan ribut, sini gue aja yang bawa mobil” Dzikri mengambil kunci dari Zafran.
Diperjalanan mereka asik bernyanyi nyanyi
hingga tak terasa kalau telah sampai di rumah Dzikri.
“Woii udah sampe nih!” Teriak Dzikri
“Yokk keluar-keluar,, ehh Dzik, seperti biasa yaa” Aprio bermaksud minta cemilan. “Iya aman yokk, gw kasih spesial buat lu. Nih ambil” Dzikri membawakan cemilan. “Asikk,, kalo gini kan enakk” Aprio langsung memakan cemilan. “Makan mulu pikiran lu yokk” Ledek Zidan. “Kalo ga ada makanan, perut kosong, otak gw ga bisa berjalan dengan lancar Dan, jadi gue butuh asupan makan” Aprio menjelaskan sambil menolehkan kepala kearah Zidan. “Udah santai ajaa, buat kalian ada juga nih,, kebagian semua kok” Dzikri meletakkan piring yang berisi penuh dengan cemilan di tengah-tengah mereka. “Gimana nih materi yang dijelasin guru tadi, kalian pada ngerti ga?” Alma melihat keteman-temannya. “Paham sih beberapa, walaupun ada yang belum dimengerti juga, apa lagi materi fisika kuantum tadi,, behh pusing gue belajarnya” Zidan menatap Alma. “Coba kita cari-cari dah tuh penjelasan materinya di youtube, kali aja ada” Zafran membuka youtube. “Nih, ditonton dah, kali aja kalian jadi paham” Zafran meletakkan hpnya untuk di tonton bersama.
Mereka menonton penjelasan materi yang
dipelajarin di sekolah tadi sambil berdiskusi,, yaa biasalah, paling juga Alma tuh yang bantu ngejelasin ke yang lain, secara dia cewe sendiri dan yang paling mudah mengerti diantara mereka berlima. Hari senin pun tiba, yang dimana hari pertama ujian akhir semester, kalau hari senin mah biasanya juga mapel PAI sama bahasa Indonesia dulu ye kann.. “Dann,, oyy Dann..” Aprio berbisik-bisik memanggil Zidan. “Apaan sih Yokk?” Zidan pun ikut berbisik-bisik. “Nomor 22 apaan Dan” Aprio meminta jawaban. “C” jawab Zidan. “Nomor 30 apaan” Aprio minta jawaban lagi. “B” langsung dijawab Zidan lagi. “Okeyy makasih Dan. Yoosshhh akhirnya selesaii...” Ujar Aprio. “Huumm” Zidan ga berbicara
Waktu ujian telah habis, anak anak diharapkan
untuk mengumpulkan kertas ujiannya. Tak lama suara bel pertanda pulang sekolah pun terdengar.
“Ehh gimana ujian tadi, mudah ga?” Alma
menoleh kebelakang. “Ezz... mudah banget malah Al” Aprio langsung menjawab. “Eleehhh mudah mudahh,, padahal lu masih aja minta jawaban sama gue” Mata Zidan lumayan sinis. “Hehee.. dikit juga kok, makasih Dan udah mau bantu.” Aprio cengar cengir sambil menggaruk kepala. “Untuk ujian besok kallian udah siap belum? Mana ujian matematika pula” Dzikri “Santaii aja Dzik, mudah itu mah” Zafran memudahkan. “Iya lu mah santai, lah gue yang kaga ngerti nganggepnya susah” Dzikri aga mengkesall. “Lah kan kemaren udah dikasih kisi kisi tuh, gue yakin dah tuh kisi kisi bakal masuk, walaupun ga semua yaa paling tidak setengahnya lah” Zafran menangkan. “Woiii di depan ada bakso enak tuh kayanya, mampir ke sana dulu Dzik, laper guee...” Aprio tiba tiba teriak. “Yeee Yokk,, giliran soal makan aja lu cepet, tapi ayok lah, gue juga laper nih” Alma melanjutkan. “Bang, baksonya lima ya, satu ga pake saos, satu saosnya dikit aja, tapi kecapnya banyakin, dua bakso ga pake kecap sama saos biarin aja bening, mau nikmatin rasa yang sebenarnya, sama yang terakhir ga pake mie ya bang” Alma memesan bakso. “Okeeyy siapp neng...” Jawab Abang bakso “Widihhh,, masih inget aja lu Al sama kesukaan kit-kita” Aprio memberikan apresiasi. “Wee iya lah, orang kalian mesennya itu itu mulu, masa gue ga inget. BTW Zidan dimana? Kok ga kelihatan” Alma melihat ke sekeliling. “Gatau dah, tiba-tiba dah hilang aja tuh anak” Aprio melihat Alma. “Paling ke toilet, tungguin aja nanti juga balik kesini lagi kok” jawab Zafran. “Hayy guysss..” Zidan tiba-tiba datang. “Woiii dari mana aja lu, tiba-tiba ngilang terus tiba-tiba muncul, udah kaya hantu aja lo wkwkwk” Dzikri menepuk pundak Zidan. “Hehe,, biasa dari toilet, udah kebelet banget gue tadi” Zidan menjawab sambil menggaruk garuk kepala. “Tuhh kan apa gue bilang, pasti ke toilet” pertegas Zafran. “Nihh baksonya, tepat sesuai pesanan si eneng yang cantik jelita” Abang bakso datang membawakan pesanan tadi. “Wihh dah sampe aja nih,, makasih bang..” Aprio udah ga tahan mau makan. “Siapp,, sama-sama bang” Abang bakso meninggalkan meja mereka. “Aww,, panasss” Mulut Aprio kepanasan. “Masih panas Yokk,, yang sabar napa, tiup dulu napa biar ga terlalu panas” Dzikri mengambilkan tisu “Ehh guyss,, setelah ujian kan nanti akan libur panjang, kalian nanti pada liburan keluarga ga?” Zafran bertanya sambil menatap teman-temannya. “Emm gimana yaa,, belum ada rencana sih kalo gue” Dzikri menatap ke Zafran. “Sama aja Zaf, paling gue bakal di rumah aja rebahan, ato ga main sama kalian pada” Zidan menambahkan. “Yaa kalo kalian ga pergi liburan sama keluarga mah paling kita main aja kaya biasa” Pikir Zafran. “Iya Zaf” Jawab teman-temannya.
Tak lama dari itu, disaat perut mereka sudah terisi
semua sambil berbincang bincang, tak terasa matahari sudah menunjukknya waktunya untuk tenggelam. Mereka bersiap siap untuk pulang kerumah masing masing. Hari demi hari, ujian demi ujian telah mereka lewati, hingga akhirnya ujian telah selesai dan liburan sekolah pun sudah dimulai. Yaaa karna mereka ga ada yang liburan sama keluarganya, jadi mereka memutuskan untuk bermain seperti biasanya, ga ada perubahan sampai akhirnya liburan telah berakhir dan mereka memasuki bangku kelas 12.
“Ga kerasa kita udah kelas 12 aja nih” Ujar Zafran
membuka pembicaraan. “Iya nih Zaf, nah iya, ada hal yang mau gue omongi nih” Lanjut Dzikri. “Apa tuh Dzik?” Tanya Zafran. “Yaa... lu tau kan kalo gue pengen punya pacar,, nah ada nih satu, gue udah penasaran banget sama nih cewe, udah dari sd malah, tapi sampe sekarang gue ga tau cara deketinnya. Lu bisa bantu ga?” Dzikri menjelaskan. “Asikk,,, udah ada crush aja lu, emang sifat tuh cewe gimana? Kok lu sampe-sampe bingung buat deketinnya.” Tanya Zafran. “Gimana yaaa,,, menurut gue nih cewe kaya beda aja gitu sama cewe-cewe lain. Dia itu pendiem, cuek, misterius, ga banyak bicara, ga banyak tingkah, misterius dah pokoknya. Malah gue juga ga pernah liat dia ngobrol atau bahkan deket sama cowo.” Dzikri memberikan penjalasan. “Hmmm,,, menarikk, tapi nampaknya susah juga buat dapetin tuh cewe, kalo lu bisa mah hebat lu Dzik, tapi kayanya gue yakin dia ga mau pacaran. Jangankan pacaran, dideketin aja susah.” Zafran sedikit kebingungan. “Nahh itu masalahnya Zaf, makanya sampe sekarang gue bingung” Dzikri menunduk. “Gapapalah, lu coba aja dulu, kan katanya orang bakal luluh sama orang yang tepat, siapa tau lu yang menjadi orang yang tepat untuk mengisi hatinya yang masih kosong” Zafran menenangkan. “Emang siapa sih Dzik nama tuh orang? Gue jadi penasaran, jangan jangan gue lagii wkwkwk” Alma penasaran. “Yee,,, bukan lu kali Al, masa gue suka sama sahabat gue sendiri” Dzikri memalingkan kepalanya. “Wkwkwkw,,, iya Dzikk gue juga cuma bercanda kok. Kasih tau coba siapa tuh orangnya, siapa tau gue bisa bantu” Alma tertawa. “Hmmm.... anuuu,,, itu si Asna anak kelas sebelah” Dzikri menoleh ke Alma “Ohhh Asnaa,,, ini mah temen kecil gue dulu, tapi sekarang gue udah ga pernah lagi main sama dia. Emang sih dia itu dari kecil orangnya pendiam, sama tuh kaya Zidan” Jawab Alna. “Woee ada apa nih bawa bawa gue” Zidan langsung bicara. “Ga ada Dan, Cuma buat contoh aja, wkwkw”Alma ngeliat Zidan. “Udah udah, jadi gimana nih caranya biar gue bisa deket sama dia” Dzikri meminta saran. “Santai santai aja kali Dzik, coba lu ajak ngobrol dulu, tuh anaknya ada di taman depan kelas dia, mumpung dia lagi duduk sendirian coba dah lu ajak ngobrol” Zafran ngasih saran. “Wihh boleh juga tuh, gue coba dulu, doain yakk” Dzikri bergegas pergi ketaman depan kelas Asna. “Iyaa aman Dzik..” sahut teman temannya melihat kearah Dzikri yang sedang berjalan. Dzikri dengan senang dan agak deg deg an karna ingin menemui orang yang dia suka, apa lagi inikan pertama kalinya dia untuk bertemu langsung sama orang yang dia suka i, kalo dulu mah dia ga ada berani beraninya, Cuma bisa diem diem aja memandanginya dari kejauhan.
“Haloo Asnaa,, lu sendirian aja?” Dzikri ramah.
“Iya nih” Jawab Asna sedikit cuek. “Apa kabar Na? dah lama gue ga liat lu” Dzikri mencoba membuka pembicaraan. “Baik” Jawab Asna sambil membaca buku. “Ohh iyaa,, BTW lu lagi baca buku apa sih Na, kayanya seru tuh buku” Dzikri masih mencoba. “Nih” Asna menunjukkan cover buku yang dia baca. “Novel dari Tere Liye yaa.. gue juga suka tuh baca novelnya” Dzikri sok suka biar dinotice. “Iya kah? Yang mana emang?” Asna mulai tertarik. “Yang bumi tuh, suka banget gue apa lagi dinovel itu nyeritain tentang kehidupan di bumi sama awal mula planet bumi terbentuk” Dzikri sok tau. “Ehhh,,, iyaa” Jawab Asna sambil membuang muka. “Ehe iya Na.. (Duhh salah ngomong nih gue kayanya, astagaaa)” Ucap Dzikri dalem hati
Masih diem dieman sampe akhirnya bel masuk
kelas bersuara, Dzikri ga tau lagi mau ngomong apa ke Asna, yaa gimana yaa,, gue sebagai penulisnya aja bingung gimana cara deketin cewe kaya Asna ini, tpi ya ini kan karangan gue, suka suka gue ajalah wueheehee,, udah udahh, mereka masuk ke kelas masing masing, di depan pintu kelas Dzikri udah ditungguin sama temannya.
“Gimana Dzikk?? Kalau dilihat lihat dari muka lu
kayanya ada kendala nih” Aprio langsung bicara. “Mmmm iya nih yok,, bingung banget guee mana gue tadi sok tau pula sama novel kesukaan dia, yang ada dia makin ilfill kali yee sama gue” Dzikri tertunduk lesu. “Nice try nice try, ntar dicoba lagi aja, lu itu seharusnya udah tau duluan apa aja hobi sama kesukaan dia, yaa lu bisa nanya langsung aja sih kedia nya, biar lebih jelas sama lebih pasti juga” Aprio mencoba menenangkan Dzikri. Bel pulang sekolah berbunyi dan anak anak berhamburan keluar kelas, karna ga fokus, Dzikri tanpa sengaja menabrak Asna yang kebetulan lewat hingga buku buku yang dibawanya berjatuhan.
“Ehhh sorry sorry gue ga sengaja” Dzikri
mengambil buku yang jatuh.
Saat Dzikri mau mengambil buku tersebut
ternyata Asna juga sedang mengambil, mereka saling bertatap mata,, yaa kaya difilm film gituu biasanya sih diadegan ini dikasih efek slowmotion biar keliatan lebih dramatis, wkkwkw.
“Ini Na bukunya, maaf yaa” Dzikri sedikit
menundukkan kepala. “Iya” Asna langsung jalan sambil mata sinis.
Keesokan harinya Dzikri pergi ke perpustakaan
sekolah berniat mencari buku Tere Liye, biar ada bahan obrolan sama Asna, disaat sedang mengambil buku, di sela sela Dzikri melihat Asna yang sedang mencari buku Tere Liye juga, Dzikri langsung menghampiri Asna dan menawarkan buku yang dia ambil tadi. “Ehh ada Asnaa,, lagi cari buku apa Na? “Dzikri mendekati Asna. “Mau cari novel tere liye” Asna hanya melirik sebentar. “Lu mau buku ini ga?” Dzikri menjulurkan tangannya ke Asna. “Bolehh,, makasih ya Dzik” Asna mengambil buku tersebut. “Iyaa sama sama Na” Dzikri lanjut mencari buku lain. “Lu kenapa sih Na suka banget sama buku bukunya tere liye?” Dzikri mulai bertanya. “yaa karna buku ini bagus” Asna berjalan ke arah meja. “Kalo itu mah semua orang juga tau” Dzikri mengikuti Asna.
Asna diam tidak menjawab pembicaraan Dzikri
lagi, dia lebih memilih untuk fokus membaca buku. Kalau Dzikri yaa masih aja tuh duduk di depan Asna sambil memandanginnya yang sedang membaca. Tiba tiba Asna berdiri lalu pergi dari sana, mungkin karna risih diliatin sama Dzikri kali yaa jadinya ga fokus buat membaca. “Lu mau kemana Na?” Teriak Dzikri
Asna ga menjawab, dia terus aja berjalan sampai
tak terlihat lagi dipandangan Dzikri. Dzikri pun langsung pergi ke kelas dengan memasang wajah lusuh.
“Weee dari mana lu Dzik, sekalinya dateng
mukalu malah kaya orang ga ada kehidupan hahahaha” Aprio ngeledek “Biasalah yokk,, gini ternyata ya kalo ngedeketin kulkas, dinginnya sampe ke ubun ubun” Dzikri duduk “Santai aja Dzik, gini aja, coba lu buat peduli sama dia, perhatiin aja terus, deketin terus, walaupun akhirnya dia risih pun gapapa, ntar lu coba buat seminggu aja ga ngedeketin dia, kita liat reaksinya bakalan nyari lu atau malah tetep ga peduli sama lu” Zafran memberi saran. “Waduuhh lumayan susah juga yaa,,, tapi gapapalah ntar gue coba deh” Dzikri meng iya in.
Dikantin Dzikri melihat Asna sedang sendirian
memesan makanan, jadi kesempatan dia lah ye kan buat ngedeketinnya. “Bu, pesen indomie goreng 1, pake sosis sama es teh nya juga 1, ini uangnya sekalian buat bayarin nih cewe juga” Dzikri memesan makanan. “Okeyy Dzik,, ini cewe lu ya” Ibu kantin bertanya. “Hehee,, doain aja bu supaya dia suka sama saya” Dzikri tersenyum. “Aamiin,, ibu doain dahh, mana cantik pula, cocok dah dia sama lu Dzik” Ibu kantin mendukung. “Isss apaan sih lu Dzik” Asna kesal. “Nih Dzik pesanannya, sama punya eneng nya juga” Ibu kantin memberikan nampan makanan. “okayy makasih buu,, sini aku aja yang bawain, kita makan di sana aja” Dzikri berjalan ke arah meja.
Sesuap demi sesuap mereka makan, Dzikri tetap
mencoba untuk mengobrol sama Asna yang tetap Asna menjawab singkat dan seperlunya aja, ga ada tanda tanda kalau dia merespon perasaan Dzikri. Keesokannya Dzikri tampak tak mau lagi peduli sama Asna, mencooba untuk menghilang dari kehidupannya yang dimana itu susah untuk dia jalanin. Disaat berlintasan pun yang biasanya Dzikri senyum dan menegur Asna tetapi kali ini tidak, Asna pun kebingungan dengan sikap Dzikri yang tiba tiba berubah. Disaat mereka bertemu di perpustakaan pun Asna mencoba untuk tersenyum kepada Dzikri, tetapi Dzikri malah membuang mukanya seolah olah tak tertarik lagi sama Asna. Satu minggu lagi ialah hari ulang tahunnya Dzikri. Teman temannya membagikan kertas undangan, kecuali untuk Asna.
“Gimana, udah dibagikan semua kan?” tanya
Dzikri. “Amann,, udah kok Dzik..” Jawab Aprio. “Kalo undangan untuk Asna udah Zaf?” Dzikri menatap mata Zafran. “Emmm udah kok Dzik (Maaf Dzik undangan untuk Asna ga gue kasih, kalo dia suka balik sama lu juga dia bakal langsung datang tanpa diundang)” Ucap Zafran dalam hati.
Sampailah dihari H, teman temannya Dzikri yang
diundang sudah pada berdatangan, terkecuali Asna yang dimana emang ga dikasih kertas undangannya.
“Zaf, Asna mana yak, kok belum kelihatan juga?”
Mata Dzikri mencari cari Asna. “Mungkin dia lagi di jalan Dzik, tungguin aja ntar juga dia datang kok” Jawab Zafran sedikit cemas. “Iya deh,, tapi undangannya udah lu kasih kann?” Dzikri memastikan. “Iya Dzikk” Zafran tambah cemas.
Suara MC terdengar untuk memulai acara,
“Baiklah, mari kita buka acara ini dengan kata sambutan oleh yang sedang ulang tahun yang ke-17,, DZIKRIII....”
“Okey, Selamat malam teman teman, terima kasih
sudah menyempatkan untuk hadir diacara gue, ini adalah tahun yang paling berkesan buat gue, ada sahabat sahabat gue yang pasti selalu mengsupport apa aja yang gue lakuin, yang selalu memberi saran dan solosi dari setiap permasalahan yang gue hadapi, yang selalu ada disaat gue suka maupun duka, tak hanya itu, gue juga senang dan bangga punya teman teman hebat seperti kalian ini, yang sudah menyempatkan diri untuk datang malam ini. Walaupun ada satu yang kurang, iyalah orang yang gue suka sejak dulu masih belum terlihat dipandangan gue saat ini, yaa mungkin dia lagi kejebak macet kali yaa, itu aja sih yang mau gue sampein, terima kasih atas perhatiannya” Dzikri mengucapkan kata sambutan sambil memandangi para tamu undangan sambil mencarir cari Asna. “Nampaknya kita langsung saja keacara inti, yaitu tiup dan pemotongan kue yang akan di lakukan oleh Dzikri, iya lah masa gue, kan yang ulang tahun dia, wkwkwwk” MC tersenyum. “Hahahahahahaa” Teman temannya pada tertawa. “Mari kita hitung mundur, 3... 2... 1...” MC mengajak berhitung. Dzikri meniup lilin. “Yeayy... ayok Dzik, potong kuenya, terus kasih ke orang yang paling berharga dihidup lu” MC menyuruh memotong kue. “Ini potongan pertama, bakal gue kasih ke orang tua gue yang udah membersarkan gue dari kecil hingga saat ini” Dzikri menyuapi kedua orang tua nya. “Yang ini bakal gue kasih ke sahabat sahabat gue, yang udah nemenin gue dari awal masuk sekolah ini, yang selalu ada disaat gue suka mau pun duka, yang selalu memberi saran disetiap permasalahan gue, yang selalu mengsupport gue, ada Zafran, Aprio, Zidan, sama ini yang paling cantik Alma” Dzikri menyuapi teman temannya sambil memandangi sekitar mencari Asna. “Iyaa acara inti sudah selesai, mari kita PARTYYYY.....” Teriak MC. Mereka berdansa sambil diiringi oleh musik yang membuatnya tidak bisa untuk berhenti, ada yang sedang minum, berenang bahkan melempar temannya ke dalam kolam wkwkw. Waktu sudah larut malam, teman temannya pun satu persatu pulang kerumah masing masing hingga hanya menyisahkan mereka berlima.
“Kalian ngeliat Asna ga? Kok gue ga ngeliatnya
ya” Dzikri masih mencari Asna. “Ga liat nih gue Dzik” Jawab Zidan. “Hmmm gini Dzik, gue mau jujur aja sama lu, gue mohon maaf yang sebesar besarnya, gue tau lu pasti bakal marah sama gue, sebenernya gue ga ngasih undangan itu ke Asna” Zafran tertunduk. “Dasar hewan berkaki empat yang suka mengonggong lu Zaf, lu napa sih kaya gini!!” Dzikri nampak marah. “Ini semua buat kebaikkan lu Dzik, sama buat ngebuktiin kalo Asna itu beneran suka apa engga sama lo! Kalo dia suka sama lo, dia pasti bakal datang walaupun ga diundang” Zafran menjelaskan sedikit ketakutan. “GUE LEBIH BAIK KALO ADA ASNA DI SISI GUEE!!! Apa lagi ini hari penting gue Zaff...” Dzikri mencoba menahan emosinya. Kringg....!!! Kringgg...!!! terdengar seuara telpon dari hp Alma, ia pun langsung mengangkat telpon tersebut.
“Haloo dek Alma, ini ibunya Asna mau ngabarin
kalo Asna mengalami kecelakaan, tadi dia bilang mau dateng ke acara ulang tahunnya Dzikri, kamu masih di sana kan nak? Sekarang Asna sedang di UGD RS kasih ibu.” Pesan telpon dari ibunya Asna. “Guyss... aaaaaa” Alma meneteskan air matanya. “Na, kenapa naa...” tanya Dzikri sambil memegang pundak Alma. “Asna Dzikk,, Asna.. aaa” Alma semakin deras meneteskan air matanya. “Asna kenapa Maaa.....” Tanya Dzikri tambah kuat. “Asna kecelakaan Dzik, waktu dia mau dateng ke sini, sekarang dia lagi di RS kasih ibu” Jawab Alma langsung duduk. “Yang seriuss Maaa???? Lu ga main main kann” Dzikri memastikan. “Iya gue serius Dzikk” Alma lemas. “Yaudah ayokk kita langsung cepet ke sana, gue mau ketemu Asna sekarang juga” Dzikri bergegas mengeluarkan mobil. Diperjalanan tanpa sengaja mereka melihat bekas TKP Asna kecelakaan, yang ternyata ditabrak oleh truk yang cukup besar, mereka langsung tancap gass ke Rumah sakit. Hingga saat sampai langsung bertemu dengan ibunya Asna.
“Asnaaaa!!!!!” Teriak Dzikri
“Yang sabar ya Dzik,, Turut berduka cita bu” Teman temannya Dzikri “D d dzikrii i i..., gue itu sebenernya juga suka sama lu” Ucap Asna didetik detik terakhirnya.
Tiittttt....... indikator jantung menunjukkan bahwa
tidak ada lagi detak jantung di tubuh Asna yang menandakan kalau Asna sudah meninggal. Isak tangis pun pecah, air mata mereka semua tidak dapat lagi dibendung. Ibu nya Asna menghampiri Dzikri memberikan sesuatu.
“Nak Dzikri, ini ibu temukan di kamarnya Asna,
sebenarnya Asna sering nyeritain tentang kamu ke ibu, ini kamu bisa baca sendiri aja apa yang dia tulis.” Ibu memberikan surat dari Asna. “Baikk terima kasih banyak buuu...” Dzikri langsung mengambil surat itu dan mencium tangan ibunya Asna. “Dear Dzikri, gue tau kok kalo lu dah suka sama gue dari, dari waktu kita masih SD, waktu itu gue masih belum bisa untuk bergaul sama orang, apalagi sama cowo sampe sekarang malah. Gue itu juga suka sama lu Dzik, tapi gue ga bisa dan ga berani makanya dari itu gue cuma bisa diem aja berharap kalau lu mau lagi buat deketin gue dan yaa ternyata benar, akhir akhir ini lu nampaknya mulai mau ngedeketin gue, dan maaf gue malah ga ngerespon itu, malah tetep cuek kaya dulu. Gara gara itu lu malah ngejauhin gue, yaa emang salah gue juga sih, aduuhh gue kok bodoh banget sih. Bentar lagi lu ulang tahun, gue mau ngungkapin perasaan gue ke elu pada saat acara ulang tahun lu nanti. Sampai ketemu nanti ya Dzikri, i love u <3. By: Asna” Begitulah isi surat dari Asna.
“Lu kok ga bilang dari dulu sih Naaa...” Dzikri
menangis sambil memegang tangan Asna yang sudah kaku.
Dipemakaman, Dzikri memandangi makam Asna
sambil menangis dan menyesali perbuatannya. Tapi ya dia sudah tiada, tak perlu lagi untuk disesali. Emang terkadang, orang akan sangat berharga jika ia sudah tiada, sudah menghilang, yang awalnya ga peduli tiba tiba menjadi sangat menyanyangi orang tersebut. -Tamat-