Anda di halaman 1dari 6

Nama : Della Afita Khaerunnisa (08)

Kelas : XI MIPA 5
Tugas : Cerita Pendek
- Keterangan :
1. Siswa sekolah A : Joanna
2. Siswa sekolah B : Aira
3. Guru BK/Ibu Aira : Bu Zara
4. Guru Bahasa Indonesia sekolah A : Bu Lita
5. Orangtua Joanna : Bapak Dipta dan Mama Daisa
“Aku dan teman pertamaku”
Kring!! Kring!!! (bunyi bel sekolah A)
Bunyi bel menggema dengan keras di lorong sekolahku, yang berarti jam pelajaran pertama
sudah mulai. Lorong yang sepi membuat suara bel sekolah dan bunyi langkah sepatuku
terdengar begitu bising. Belum lagi suara murid-murid yang sedang bersiap memulai jam
pelajaran pertama.
“Salahku juga karena terlalu asik bercanda dengan Aira di bus tadi,” Rutuk Joanna dalam
hati perihal keterlambatannya di hari pertama sekolah sehabis libur kenaikan.
Memang alasan ia terlambat karena bertemu dengan Aira, teman pertamanya setelah pindah
dari rumah lamanya. Karena Joanna adalah murid pindahan pada semester kedua,
membuatnya sulit mendapatkan teman, terlebih lagi ia sangat pemalu. Dan Aira adalah orang
pertama yang berani mengajaknya berbicara.
-Satu jam sebelum Joanna terlambat sekolah-
Seperti biasa, Joanna akan berangkat sekolah dengan bus halte depan komplek rumahnya
jam 06.00 pagi. Namun saat ia naik ke bus ada yang berbeda dengan biasanya, yaitu tempat
duduk yang biasa ia duduki –diujung belakang dekat jendela- sudah ada yang
mendudukinya. Terpaksa ia duduk disebelah tempat biasa ia duduki.
“Ouh hai,” Sapaan dari sebelahnya membuat Joanna memalingkan wajah.
“Eh ya hai,” Balas Joanna canggung, ia tidak terbiasa disapa oleh orang lain di bus.
“Kau anak baru disekolah A ya?,” Tanya gadis yang sepertinya seumuran dengannya itu
sembari menunjuk name tag di seragamnya.
“Iya baru saja pindah seminggu yang lalu,” Jawab Joanna dengan sungkan.
“Oala pantas saja aku baru melihatmu, ouh ya namaku Aira dari sekolah B dekat balai
kota itu, namamu siapa kalo boleh tau?,”Tanya Aira dengan semangat.
“Eh ya namaku Joanna,” Jawab Joanna dengan pelan karena ini pertama kalinya ada
yang mananyakan namanya dengan senyum selebar gadis sepantarannya ini.
“Joanna? Nama yang bagus, kalo gitu aku memanggilmu dengan nama Anna, apakah
boleh? Agar kita lebih akrab,”Tukas Aira dengan semangat, menurutnya Joanna anak yang
baik namun pemalu membuatnya ingin mengenal Joanna lebih jauh.
“Boleh terserahmu eum… Aira,” Balas Joana denga malu.
“Ouh iya Anna apa kau suka juga dengan mereka?,” Tunjuk Aira pada gantungan kunci
pada tas Joanna.
“Eum eum suka, aku suka mereka dari awal mereka debut, mereka adalah boy grup
kesukaanku, eum… apa kamu juga ARMY Aira?,” Jawab Joanna dengan semangat kali ini.
“Iya aku juga ARMY, biasmu siapa di BTS? Aku Jimin, kalo kamu Anna?,” Jawab Aira
dengan cepat.
“Aku? Taehyung, syukurlah bias kita beda coba kalo sama, rebutan kita ahahaha,” Jawab
Anna dengan tawa membuat Aira mengangguk-angguk mengiyakan dan tertawa bersama
Joanna.
Hingga akhirnya kedua remaja perempuan tersebut larut dengan percakapan tentang idola
kesukaan mereka. Melupakan bahwa Joanna telat melewati tempat pemberhentianya. Dan
setelah sadar bahwa tempat pemberhentiannya terlewat, Joanna langsung berdiri dan pamit
pada Aira bahwa ia akan turun pada pemberhentian kali ini.
“Dah Aira aku duluan, nanti kita bertemu di taman depan komplek rumahku ya,” Teriak
Joanna setelah turun dari bus.
“Iya, sorekan, dahhh Anna,” Jawab Aira bersamaan dengan berlalunya bus.
Karena Joanna melewati tempat pemberhentiannya, maka mau tak mau ia harus lari agar
tidak terlambat. Namun berusaha secepat mungkin berlari, akhirnya Joanna tetap terlambat.
-Sekarang didepan kelas Joanna-
Joanna hanya bias menunduk melihat gurunya yang menggelengkan kepala melihat
keterlambatannya di hari pertama masuk sekolah sehabis libur kenaikan. Joana sebisa
mungkin mengabaikan teman-temannya yang memandanginya denga tatapan meremehkan.
“Kamu taukan sekarang jam berapa? Gimana bias kamu terlambat di hari pertama Joanna?,”
Tanya Bu Lita, guru Bahasa Indonesia.
“Iya bu tau jam 07.08, maaf bu saya terlambat,” Sesal Joanna.
“Ya sudah duduk dibangkumu, ibu maafkan karena ini hari pertama, besok kalo kamu
seperti ini lagi ibu ngga segan-segan bawa kamu ke ruang BK,” Tukas Bu Lita dengan tegas.
Mendengar itu Joanna mengangguk dan langsung menuju tempat duduknya dan siap
mengikuti pembelajaran. Dengan harapan sekolah cepat usai membuat Joanna tersenyum
selama proses belajar mengajar, memikirkan akan bertemu dengan Aira, teman pertamanya di
daerah rumah barunya.
|****|
“Dy-na-na-na, na-na, na-na-na, na-na, life is dynamite~~,” Senandung Joanna dengan riang.
“Hai Anna!! Cie udah apal aja kamu liriknya, aku masih ngapalin loh,” Kata Aira dengan
kencang.
Karena niatnya memang ingin membuat Joanna kaget, melihat Joanna mendelik sebal
menandakan bahwa Aira berhasil membuat Joanna kaget. Sedangkan Aira hanya terkikik
geli.
“Iya dong udah apal, kamu apalin gihh, jangan jail jadi orang tu astaga Aira,” Dumel
Joanna.
Sedangkan Aira hanya nyengir membenarkan ucapan temannya itu. Akhirnya keduannya
bercanda gurau selama perjalanan pulang. Kalo sudah seperti ini mereka akan semangat
hingga akhirnya melupakan masalah sekolah yang sering kali membuat keduanya mengeluh
kesal.
Joanna senang akhirnya ia punya teman baik dan menyenangkan seperti Aira. Keduanya
pun memutuskan tidak jadi ke taman karena mereka sudah pulang bersama dan mengobrol
tentang banyak hal. Menurut keduanya itu sudah cukup untuk bermain bersama di hari
pertama berkenalan dan menjadi teman.
Keduanya pun bertambah dekat dan sering menghabiskan waktu luang untuk bermain dan
bercanda. Keduanya bahkan sudah bertukar nomor hingga bisa berkomunikasi via telpon.
Namun Joanna menjadi lebih sering terlambat masuk sekolah karena keasikan berbicara
dengan Aira di bus hingga membuatnya terus melewati tempat pemberhentiannya untuk
berangkat ke sekolah. Aakibatnya ia sering dipanggil oleh guru BK karena keterlambatannya.
|****|
“Joanna !! Kamu lagi kamu lagi!! Kamu tahu ini sudah kesekian kalinya kamu terlambat,”
Tegur Bu Zara selaku guru BK pada Joanna.
“Maaf bu, saya ngga akan telat lagi bu,” Sesal Joanna sambil menunduk.
“Maaf! Maaf! Percuma kalo kamunya tetap telat, ya udah untuk terakhir kalinya ibu maafin,
kalo sampai besok kamu telat lagi, kamu taukan akibatnya,” Jawab Bu Zara dengan lugas.
“Iya bu saya tahu, makasi ya bu udah maafin saya, kalo gitu saya izin masuk kelas ya bu,”
Jawab Joanna dengan sopan bentuk permintaan maafnya.
Mengangguk menjadi jawaban akhir dari Bu Zara, selaku guru BK untuk perkataan Joanna
perihal keterlambatnya. Bu Zara memaafkan Joanna karena anak itu anak yang baik juga
prestasi. Semoga saja Joanna tidak melakukan kesalahan lagi, harap Bu Zara dengan tulus.
Joanna sendiri bersyukur untuk saja Bu Zara memaafkan kesalahnya kali ini. Kalua tidak
bias jadi ia tidak ikut ulangan harian Matematika. Ia harus semangt belajar agar besok akhir
pekan ia bisa bermain dengan Aira tanpa ada bayang-bayang tugas.
|****|
Akhirnya hari ini, hari Minggu yang ditunggu-tunggu oleh Joanna tiba. Joanna segara
bergegas bangun dan memulai aktivitas bersih-bersih agar nanti malam ia bisa puas main
dengan Aira. Nanti ia dan Aira akan membahas tentang album terbaru idola mereka yang
baru saja dirilis sebulan lalu.
Malamnya ia bersiap dengan mandi dan memakai pakaian nyaman. Setelahnya ia bergegas
turun untuk makan malam dan pamitan untuk main ke rumah Aira. Tenang saja ia sudah
mengantongi izin dari orangtuanya untuk pergi ke rumah Aira malam ini.
“Pa! Ma! Aku udah selesai makannya aku pamit ya,” Pamit Joanna pada orangtuannya.
“Ya udah jangan malam-malam pulangnya,” Pesan sang Mama ia terima dengan baik.
“Nanti kalo mau pulang kabarin biar abang kamu jemput nanti,” Titah sang Papa.
“Iya Ma Pa, ya udah aku pamit main ya,” Ucap Joanna pada orangtuanya.
“Iya dah, hati-hati sayang,” Balsa sang Mama.
Joanna mengganguk dan segera bergegas keluar rumah dan mengeluarkan sepedanya. Jarak
yang tidak jauh membuatnya memilih sepeda untuk berangkat kerumah Aira. Ia
bersenandung dengan riang. Membayangkan bagaimana serunya nanti saat bermain dengan
Aira. Ia sunggahan tidak sabaran dan memilih meninggikan kecepatan sepedanya.
Dan benar saja ia sudah sampai dan langsung mengetuk pintu rumah ini. Berharap-harap
cemas semoga Aira menerima kedatangannya dengan tangan terbuka. Dan saat pintu dibuka,
kaget bercampur cemas saat melihat siapa peringai yang membuka pintu rumah temannya.
|****|
“Bu Zara?!! Ibu kok bisa disni?!!,” Tanya Joanna kaget.
“Yang ada ibu tanya ke kamu, ngapain malem-malem ke rumah ibu gini??,” Pertanyaan
Joanna dijawad dengan pertanyaan oleh Bu Zara.
“Saya?? Mau main sama Aira,” Jawab Joanna dengan linglung.
“Main sama Ra?? Kok kamu kenal anak ibu,” Kaget Bu Zara.
“Aira anak ibu?,” Tanya Joanna memastikan.
“Iya dia an—
“Anna!! Kamu udah datang??” Teriak Aira dari dalam rumah.
“—nak ibu,” Lanjut Bu Zara kaget.
“Eh iya Ra, ini baru aja,” Jelas Joanna pada Aira sembari melirik guru BKnya dengan
canggung.
“Ouh ini? Ibuku Na, kenalini bu ini Anna yang sering aku ceritain dan Anna ini ibuku,
mungkin kamu kenal, ibu guru BK di sekolah kamu,” Terang Aira pada Joanna dan ibunya.
“Hmm iya aku kenal Ra,” Jawab Joanna sungkan.
“Ya udah masuk dulu oke,” Minta Bu Zara.
Aira dan Joanna sontak mengiyakan. Dan Bu Zara menuntun keduanya ke ruang tamu untuk
memastikan satu hal yang membuatnya penasaran dan itu berhubungan dengan perihal sering
terlambatnya Joanna ke sekolah. Sepertinya Bu Zara paham akan masalah keterlambatan
Joanna kalua Aira, anaknya sering menceritakan perihal keberangkatannya yang tidak lagi
membuat anaknya itu mengeluh.
“Jadi Joanna apa ngga ada hal yang perlu kamu jelaskan ke ibu??,” Tanya Bu Zara pelan.
“Iya bu ada, jadi alasan saya sering melewatkan tempat permberhentian saya karena—
|****|
“—karena itu saya sering telat bu, Aira teman pertama saya disini dan kebetulan kesukaan
kami sama, jadi saat saya dan Aira mengobrol saya sering lupa waktu, maaf ya bu, saya
seneng banget punya teman baru disini,” Jelas dan sesal Joanna.
“Haah… jadi alasan kamu telat karena itu? Kalau seperti ini harusnya Aira kamu juga bantu
ingetin Joanna kalo tempat pemberhentiannya udah dekat dan kamu Joanna juga jangan
kebabaslan kalo ngobrol,” Nasihat Bu Zara pada kedua remaja di depannya ini.
“Iya bu pasti, maaf ya bu,” Sesal Joanna.
“Iya bu maafin Ra ya, Ra janji deh sering-sering ingetin Joanna nanti,” Jawab Aira.
“Nah gitukan ibu tenang ya udah sana katanya mau main dan ibu minta jangan sampai ini
terulang lagi juga jadiin pembelajaran buat kalian kalo perkara terlambat bukan hal sepele
oke?,” Terang Bu Zara dengan tegas.
Aira dan Joanna mengangguk dengan cepat dan Aira bergegas berpamitan pada ibunya
untuk membawa Joanna ke kamarnya. Dan keduannya tersenyum dengan lepas setelah
mendapatkan pembelajaran baru tentang hidup, bahwa jangan pernah menyepelekan sesuatu
karena belum tentu semuanya akan berakhir dengan baik.
Dan Bu Zara tersenyum teduh melihat kedua remaja tersebut. Setidaknya Aira, anaknya
tidak lagi mengurung diri di kamar sendirian dan bisa bermain dengan teman sebayanya.
|****|
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai