Anda di halaman 1dari 10

TUHAN YANG BERBEDA

Safira adalah gadis berusia 15 tahun yang sudah lulus di bangku SMP. Safira melanjutkan
sekolahnya di SMA favorit di jakarta. Saat itu Safira melaksanakan MOS(Masa Orientasi
Sekolah). Sepulangnya MOS, Safira dijemput sama bundanya. "Bunda dari tadi nungguin
Safira?" Ucap Safira kepada Bunda "Enggak kok, Bunda baru aja nyampai, eh ternyata kamu
udah keluar." Saut Bunda. Dan mereka berbincang bincang di atas mobil. "Gimana sekolah SMA
nya, bagus kan?" Kata Bunda. "Belum tau Bunda, kan baru pertama kali sekolah, itu pun masih
MOS bukan belajar." Sambil mengeluarkan smartphonenya. Dan Bunda pun tertawa kecil.

Dan sesampainya di rumah, "Safira , ganti baju habis tu makan ya, Bunda pergi ke kantor
ayah sebentar" sembari memutar mobil. "Iya bunda" kata Safira bergegas ke kamarnya. Dan
Safira langsung membuka smartphonenya dan langsung cek WhatsApp, karena temen MOSnya
tadi buat grub WhatsApp. Dan ternyata Safira sudah masuk dalam grub tersebut. Sembari Safira
bermain smartphone, bibi sudah memanggil Safira "Non, makan dulu, bibi udah siapin sarapan
non, Bunda juga nyuruh Non makan kan?" Ucap bibi teriak. "Bentar Bi, aku lagi ganti baju."
Setelah ganti baju, aku makan sambil menonton film kesukaan aku yaitu Spongebob
Squarepants. Besar besar gini, aku suka film kartun ya, nggak suka tu nonton film sinetron yang
lebay. Setelah aku makan aku ke kamar buat main smartphone, dan ternyata aku ketiduran
sambil main smartphonenya. Tiba tiba aku bangun, jam sudah mendekati 5.15 aku bangun dan
langsung mandi sore. Dan ternyata Bunda udah pulang tapi sendirian, karena ayah pasti
pulangnya malam, jarang ayah pulangnya sore. Habis ganti baju, Bunda datang ke kamar
"Tok..Tok..Tok.., boleh Bunda masuk?" Sambil tok tok pintu " Iya Bun, bentar Safira bukain
pintunya" sambil meletakkan handuk. "Kamu udah selai mandi?" Bunda bertanya. "Udah Bun,
emngnya kenapa?" Saut Safira terheran heran. "Kita ke Mall yuk, kan kamu belum beli baju, tas,
sepatu dan yang lain lain!" Ajak Bunda. "Tapi kan proses belajar mengajar nya belum di mulai
Bun, kenapa harus beli sekarang?" Jawab Safira membantah. "Iya Bunda tau, tapi tadi pulang
dari kantor Ayah, Bunda liat diskon gede-gedean di Mall, mana tau ada perlengkapan sekolah di
situ." Saut Bunda seneng. "Hem, ya udah de, kalau udah ada diskon ma, Bunda seneng banget."
Jawab Safira pasrah. " Iya dong, diskon itu perlu banget buat emak emak kaya Bunda ini."
Sambil senyum senyum.

Sesampainya di mall,Safira tercengang, apa yang di katakan Bundanya memang benar, lagi
ada diskon gede-gedean buat alat rumah tangga, makanan dan perlengkapan sekolah. Dan
mereka memilih apa yang di butuhkan Safira dan rumah. Selesai belanja mereka pulang. Dan
sesampainya di rumah mereka membongkar apa yang mereka beli tadi. "Ini cocok ngak buat
Bunda?" Tanya Bunda. "Cocok dong Bun, secara itu kan diskon." Sambil ketawa "hehe, yang
pentingkan murah." Sambil nyobain bajunya. Sementara mereka lagi asik asik nyobain yg
mereka beli, sampai ngk kedengaran Ayahnya pulang. " Ayah pulang." Tidak ada yg menyaut
"kemana ya mereka?" Sambil mikir. Dan ternyata "Kalian disini, dari tadi Ayah ngoceh ngk ada
yg nyaut satu pun." Tegur Ayah. "Biasa yah, kalau emak emak habis belanja apalagi diskon
gede-gedean, orang meninggal aja mungkin ngk denger." Saut Safira . "Iss, apaan sih Safira
enggak yah, memang ngk kedengaran sama Bunda tadi." Sambil membela diri. "Ya udah, Safira
kamu bereskan barang barang kamu lalu ke kamar habis tu tidur ya, besok kan mau sekolah?"
Sambil mengelus elus kepala Safira. "Iya Yah." Sambil mencium Ayah sama Bunda.

Esoknya, Safira diantar sama Ayah soalnya Ayah pergi kerjanya agak telat. Dan sesampainya
Safira di sekolah, Safira langsung masuk ke ruangan MOS dan Safira hanya bermain smartphone
tidak dengan teman-teman nya yang lain. Bel telah berbunyi menandakan untuk masuk kelas.
Kakak pembina OSIS sudah datang. Kakak tersebut akan mengenalkan dirinya. Di mulai dari
kakak Mita "Hallo adik adik, perkenalkan nama kakak Mita Rahmayanti, adik adik bisa panggil
kakak dengan sebutan kak Mita, kelas 12 IPA 3." Sambil memperkenalkan dirinya. "Ada yang
ingin bertanya lagi?" Semua yang ada di kelas, menggeleng karena tidak ada lagi pertanyaan yg
muncul. Selanjutnya, kak Fadel sumpah ini kakak nya ganteng banget. "Perkenalkan nama kakak
Muhammad Fadel Rizky, kelas 12 IPA 3 juga, 3 tahun kakak sama kak Mita sekelas, mungkin
jodoh kali ya hehe, adek adek boleh panggil kakak sayang, beb, pacar atau baby." Sambil
memperagakan. Sontak semua orang di dalam kelas tertawa oleh kelucuan kak Fadel. Dan kak
Fadel bertanya, "adakah pertanyaan yang lain?" Dan aku memberanikan diri buat bertanya "Saya
kak" sambil mengangkat tangan "ya silakan dek,"sambil mengarahkan tangannya ke aku.
Dengan memberanikan diri aku bertanya "kak Fadel ada no WhatsApp ngak?" Sambil tersipu
malu. Dan semua orang menyoraki aku. Tapi, malahan kak Mita yang menjawab. "Adek, kak
Fadel ni orangnya playboy lo, jangan mau sama dia, cewenya banyak." Sambil rada rada bisik
gitu. "Enak aja, kak Fadel ngak gitu kok, bukannya kak Fadel playboy, kak Fadel terlalu ganteng
jadi banyak gitu cewek yang antri mau jadi pacar kak Fadel." Berbicara dengan sombongnya.
Karena sudah tertawa terbahak bahak oleh ulahnya kak Fadel, kak Fadel lupa sama pertanyaan
aku, dan aku pun ngak berani lagi buat ajuin pertanyaan soalnya aku takut dia memang punya
pacar.

Dan beberapa hari kami melaksanakan MOS sesuai dengan perintah sekolah, hari terakhir
MOS adalah hari di mana kelas di acak lagi sesuai dengan jurusan yang diminati. Dan ternyata
aku di letakkan di kelas 10 IPA 3, karena aku suka IPA ya, makanya aku ambil jurusan IPA.
Setelah aku melihat di mana kelas aku, aku langsung pulang soalnya Bunda udah jemput
"Gimana sayang MOS nya, lancar?" Bunda bertanya, "lancar kok Bun, seru banget sama kakak
pembina nya Bun, untung Safira dapat kakak pembina yang baik banget, suka becanda, cantik
dan ganteng lo Bun." Sambil tersenyum gitu. "Ooh ya, jadi udah ngerasain gimana enaknya jadi
anak SMA dong?" "Belum lah Bun, soalnya itu kan kelas MOS Bun, bukan kelas tetap, jadi
kedepannya Safira belum tau Bun, seru apa ngaknya." Kayak bete gitu. "Pasti bagus dong
kedepannya, Bunda yakin kok. Terus Safira ambil jurusan apa?" Bunda bertanya. "Jurusan IPA
Bunda, soalnya Safira mau jadi dokter." "Nah pilihan yang tepat itu, ini harus kita kasih tau ayah
sayang." Kata Bunda "lah kenapa Bun?" Tanya Safira terheran. Soalnya Bunda sama Ayah
kemarin tu sepakat, Bunda waktu SMA kan jurusan IPA ni, sedangkan Ayah IPS, nah jurusan
apa yang di ambil Safira antara IPA sama IPS harus trakir makanan gitu." Sambil ketawa kecil.
"Oohh, gitu ya Bun." Sesampainya di rumah Safira langsung istirahat.

Pagi itu sudah datang, yaitu upacara bendera pertama di tahun ajaran baru, semua Siswa/i dan
majelis guru berkumpul di lapangan basket. Setelah selasai upacara kami para murid langsung
masuk kelas dan ternyata aku mendapatkan teman baru dan kami pun saling menyapa "Hai,
nama aku Safira Kristina kamu boleh panggil aku Safira" sapa aku duluan. "Hai juga, nama aku
Sarah Rizqi Amaria kamu boleh panggil aku Sarah" sembari bersalaman.

Dan semenjak hari kami berkenalan, aku sama Sarah sudah jadi sahabat. Aku mengajak Sarah
pergi ke rumah untuk bermain. Hari sudah menunjukkan jam setengah empat. Ternyata bagi
orang Islam sudah masuk waktu solat ashar. Dan Sarah bertanya "Saf, arah kiblatnya dimana?"
Tanya Sarah. Sontak aku kebingungan kan soalnya agama aku Kristen dan Sarah Islam. "Bentar
ya Sar, aku tanyain Bunda dulu." sambil berlari lari kecil. Bunda lagi duduk di sofa sambil
membaca majalah, aku tanya "Bun, arah kiblat buat solat dimana ya?" Tanya aku. Bunda
menjawab "ooh, memang siapa yang mau solat nak?" Tanya Bunda terheran. "Iihh Bunda, kan
temen aku datang, dan dia orang Islam, dia mau solat, terus dia tanya sama aku, aku kan ngak tau
Bun." Jawab Safira panjang lebar. "Hehe, iya iya, sini Bunda tunjukkin" sambil berjalan ke
kamar Safira. Sesampainya di kamar, bunda bilang "eehh, ada temennya Safira ternyata" sambil
bersalaman. "Hehe, iya tante" jawab Sarah. "Arah kiblatnya ke arah sini Sarah." Sambil
memperbaiki sajadah. "Hehe, iya tante, makasih Tante" sambil memakai mukenah. Sembari
Sarah solat, Safira dan Bunda nya keluar dari kamar Safira, guna untuk supaya Sarah tidak
terganggu solatnya. Safira terheran kenapa Bunda nya tau arah kiblat, sedangkan agama
bundanya Kristen. "Bun, kenapa Bunda tau arah kiblatnya, secara Bunda kan beragama Kristen?"
Tanya Safira terheran. "Iya, soalnya temen Bunda dulu juga ada yang solat disini, makannya
Bunda tau." Sambil menjawab pertanyaan tersebut, Sarah sudah selesai solat asharnya, dan Sarah
siap siap untuk pulang, takut Ibunya nanti khawatir. "Tante, Safira, Sarah pulang dulu ya, takut
nanti Ibu khawatir, soalnya Sarah belum kasih tau ibu" ucap Sarah. "Eehh, iya. Kamu hati hati
ya, sering sering main ke rumah tante ya" ucap Bunda Safira pada Sarah. "Iya tante, aku pamit
ya" sambil bersalaman.

Paginya, hari minggu, dan kami orang Kristen pergi ibadah ke gereja. Dan sebelum aku pergi,
Sarah telvon aku di WhatsApp. "Hallo saf, kamu ada di rumah ngak? Aku mau pergi main ke
rumah kamu!" Tanya Sarah. "Eeh, iya Sarah. Maaf Sar, aku mau pergi ibadah ke gereja. Palingan
sore nanti aku pulang." Jawab Safira. "Eeh, iya Saf, ngak papa, aku lupa kalau kamu mau ibadah
sekarang." Meminta maaf. "Iya Sar, ngap apa apa." Dan Safira langsung pergi bersama Bunda
dan Ayah nya.

Keesokan harinya kami sekolah, ternyata ada anak baru, dan dia memperkenalkan dirinya.
"Hai, perkenalkan nama aku Endy Arfian, kalian bisa panggil aku Endy. Semoga kita bisa
menjadi teman yang baik." Ucap Endy. Dan Safira berbisik-bisik kapada Sarah tentang anak baru
tadi. "Eeh Sar, kayak nya aku cinta pada pandangan pertama deh sama cowok baru itu" ujar
Safira. "Gila ya kamu, masa baru pertama kali liat udah suka aja, emang masih ada ya cinta pada
pandangan pertama?" ucap Sarah sambil cecengesan. "Ada dong, ini aku buktinya" sambil
mencibir.

Beberapa minggu kemudian, Ibu Guru memberikan kelompok belajar kimia, dan ternyata aku
satu kelompok dengan Sarah dan Endy, itu Lo cowok yang aku suka. Dan dari kelompok ini lah
persahabatan kami di mulai. Setiap hari kami melaluinya bersama sama, seperti belajar
kelompok bersama di cafe, hangout bareng dan itu semua kami lakukan 4 bulan. Hingga suatu
hari waktu kami pergi ke taman bermain, disitulah endy mengungkapkan perasaan nya ke Sarah.
"Sar, aku mau ngomong sama kamu" ucap Endy. "Iya, mau ngomong apa Endy?" Jawab Sarah
bingung. "Sebenarnya aku suka sama kamu saat pada pandangan pertama, pada saat kita pertama
kali bertemu. Dan apa yang kita lakuin selamat 4 bulan ini, aku tambah yakin kalau aku beneran
suka sama kamu." Ucap Endy panjang lebar. (Duuaarr) hati Safira merasakan sakit, ternyata
cowok yang dia suka selama ini, menyatakan cinta kepada sahabatnya sendiri. Safira langsung
pergi dari taman itu, dan ternyata Sarah menyadari kalau Safira pergi dari meraka berdua. Sarah
mengejar Safira yang berlalu sambil menangis, dan Endy mengejar Sarah yang mengejar Safira.

Safiran pulang, saat itu Bundanya bertanya "eeh Safira, kamu kenapa, hei nak, dengerin
Bunda dulu nak." Safira langsung masuk ke kamar dan disitu Safira menangis tersedu sedu.
Hingga dia tidak sadar matanya sudah bengkak karena menangis. Sarah tidak enak hati sama
Safira, Sarah langsung kerumah Safira, untuk menanyakan apakah Safira sudah pulang. "Permisi,
Safira.. Safira," teriak Sarah dari luar. "Eeh, Sarah ada apa nak?" Tanya Bunda heran. "Safiranya
udah pulang tante?" Tanya Sarah "sudah, emang kenapa Sarah?" Tanya Bunda lagi "ooh, ngak
papa tante, ya udah Sarah pamit pulang ya tante" jawab Sarah.

Keesokan harinya, Safira duduk sendirian di kelas dan Sarah baru datang dan menghampiri
Safira. "Saf, kok mata kamu bengkak sih? coba cerita sama aku" tanya Sarah. Safira diem, ngak
mau bicara sama Sarah. Dan pelajaran dimulai saat itu Safira meminta temannya untuk bertukar
tempat duduk, "Hani, boleh aku pindah di dekat mu?" Tanya Safira, "ooh, boleh kok" jawab
Hani. Dan sontak membuat hati Sarah menjadi serba salah. Dan lonceng berbunyi, menandakan
istirahat. Sarah mau klasifikasi kan masalah ini, dan ternyata Safira sudah pergi duluan, dan
Sarah menyusul Safira ke kantin. "Saf, aku perlu bicara sama kamu." Sambil memegang tangan
Safira. "Ngomong apaan sih, cepat aku lapar nih." Ujar Safira ngambek. "Kamu kenapa berubah
gitu sama aku sekarang saf, apa salah aku sama kamu?" Kata Sarah. "Masih tanya aku kenapa
Sar? Kamu seharusnya peka dong sama aku, aku kan sudah curhat sama kamu, kalau aku tu suka
sama Endy." Ujar Safira marah. Tiba tiba Endy datang dan langsung samperin mereka berdua.
"Kamu ngak berhak bentak Sarah seperti itu Saf." Endy membela Sarah. "Kamu kenapa belain
dia sih, jelas jelas Sarah tu perebut cowok orang. Hati hati sama Sarah, mana tau cowok kalian di
rebut sama Sarah." Sontak membuat Endy marah dan menampar pipi Sarah. "Keterlaluan kamu
ya Endy, bisa bisanya kamu nampar aku demi Sarah?" Safira lari dari keramaian dan menangis.
"Endy, kamu kenapa nampar dia?" Sarah marah. "Habisnya dia itu ngomong yang ngak
sejujurnya. Ya aku marah dong." Ujar Endy. "Ngak seharusnya kamu nampar Safira seperti itu,
dia kan cewek." Ujar Sarah sangat marah. "Ya, maaf deh, aku khilaf. Tangan ku spontan aja
nampar dia, aku ngak bermaksud buat nampar dia." Endy meminta maaf kepada Sarah. "Kenapa
kamu minta maaf nya ke aku, minta maafnya ke Safira, bukan sama aku." Sarah menjelaskan.
"Sekarang kamu kejar Safira, lalu minta maaf."

Didalam kelas Safira terus menangis, dia berfikir ternyata cowok yang dia suka menampar
pipi nya demi belain cewek yang dia suka yaitu sahabatnya sendiri. ("Awas aja kamu ya Sarah,
aku bakal buat kamu menderita jika kamu terus dekat dengan Endy") berbicara di dalam hati.
Tiba tiba Endy datang dengan niat minta maaf. "Safira, aku minta maaf ya, aku ngak sengaja
nampar kamu, itu spontan aja." Ujar Endy meminta maaf. "Apa? Kamu bilang ngaj sengaja?
Kamu pikir ngak sakit apa?" Ujar Safira sambil nangis. "Iya aku tau kok sakit, tapi gimana ya.
Tolong maafin aku ya?" Ujar Endy minta maaf lagi. "Aku benar benar tidak bisa maafin kamu,
kamu pergi dari kelas ini, kalau ngak aku bakalan kasus in masalah ini ke BK." Safira tambah
marah. Dan Endy pun pergi, dari pada dia dapat masalah di BK.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Waktunya anak SMA untuk pulang. Bunda Safira tidak
bisa menjemputnya karena tugas kantor lagu banyak. Sarah dan Endy pulang berdua naik mobil
dan Sarah memberi tumpangan kepada Safira. "Saf, bunda kamu ngak jemput? Pulang bareng
kami aja." Sarah mengajak Safira untuk pulang bareng. "Siapa juga yang mau pulang sama
tukakng tikung kayak kamu." Ujar Safira cengengesan. "Saf, Sarah tu niatnya baik ya, kamu
jangan ngomong gitu sama Sarah." Spontan emosi Endy naik. "Kan emang betul, si tukang
tikung itu cocoknya sama cowok yang kasar ke cewek lain demi belain ceweknya." Safira makin
menjadi jadi. "Udah udah, kalau Safira tidak mau ya ngak papa, ya udah kami pergi dulu ya Saf,
hati hati Saf." Sarah pamit. Safira langsung emosi. "Awas kamu ya Sarah, aku jamin hidup kamu
setelah ini ngak bakalan nyaman." Ujar Safira dendam. Safira pulang dengan baik taksi, Safira
berpikir untuk balas dendam ke Sarah, karena apa yang dilakukan Sarah kepadanya membuat
hati Safira sangat sakit. ("Aku harus pikirkan pelajaran apa yang bisa Sarah dapat.") Berbicara di
dalam hati. Sambil memikirkan, Safira sudah sampai di rumahnya.

Ternyata Bunda sudah pulang. Melihat Safira menangis, Bunda langsung bertanya. "Saf,
kamu kenapa?" Tanya Bunda heran. "Ngak kenapa kenapa Bun." Ujar Safira. "Terus, kenapa
kamu nangis? Coba cerita sama Bunda." "Udahlah Bun, ngak penting juga." Ujar Safira dan
langsung berjalan ke arah kamarnya. "Hei nak, dengerin Bunda dulu, kamu kenapa nangis?"
Tidak ada suara yang keluar dari Safira. "Biarkan dia tenang dulu, kalau sudah reda, aku bakalan
ngomong sama Safira."

Hari sudah mulai malam, Bunda memanggil Safira buat makan. Tapi Safira tidak keluar
kamar. "Bentar ya yah, Bunda panggil Safira dulu." Bunda meminta izin pada ayah. "Emang
kenapa safiranya Bunda?" Tanya ayah. "Mungkin dia ada masalah di sekolahnya yah." Jawab
Bunda. "Ooh, ya udah Bunda panggil sana." Bunda mengetok ngetok pintu Safira, ternyata pintu
Safira tidak dikunci. "Hai sayang, ayo kita makan." Ajak Bunda. Safira menggeleng. "Kamu
kenapa, ada masalah di sekolah? Coba dong cerita sama bunda. Mana tau bunda dapat
solusinya." Sambil Bunda menenangkan Safira. Dan ternyata Safira menangis sekencang
kencangnya. "Yaudah kalau kamu belum mau cerita sama Bunda, sekarang puas puasin aja
nangis nya, luapkan kekesalan kamu. Bunda bakal ada di samping kamu." Ujar bunda
menenangkan. Seketika Safira nangis sekencang kencangnya, Ayah terkejut kenapa putri remaja
nya menangis. Dan ayah menuju ke kamar Safira, tampak Bunda sedang merangkul Safira.
Waktu itu ayah memberikan kode ke Bunda, apa yang sedang terjadi sama putri remajanya. Tapi
Bunda menyuruh Ayah buat pergi dulu, Bunda mau cari situasi yang tepat. Dan ternyata ayah
peka. Ayah tidak mau menganggu putri remaja nya yang lagi sedih, biarkan Bunda nya yang
kasih solusi.

Sudah sekian lama Safira nangis, akhirnya dia cerita sama Bundanya. "Gimana, sekarang
udah reda, ngak mau nambah lagi nangis nya?" Bunda mencoba bercanda. "Iihh, apaan sih Bun."
Sambil menghapus air matanya. "Sekarang udah bisa cerita dong sama Bunda, apa
masalahnya?"ujar Bunda bertanya. "Hehe, iya Bunda, Safira akan cerita sama Bunda." Dan
Safira menceritakan semua kejadian yang terjadi pada dirinya. "Ooh, gitu. Masalah cinta ya?"
Bunda langsung angkat bicara. "Menurut Bunda itu hal yang wajar dalam usia kamu. Dalam usia
remaja saat ini, rentan banget terjadi yang seperti itu. Gini ya nak, Safira harus bisa
mengendalikan emosi Safira. Safira ngak boleh cuek in Sarah, marah marah sama Sarah apalagi
sampai berantem sama Sarah. Ingat Lo nak jangan karena gara gara cowok persahabatan kalian
jadi hancur kayak gini. Ingat nak cowok banyak seperti itu, tapi mencari teman yang seperti
Sarah susah lo nak, apalagi beda agama. Lagi pun Sarah kan belum menerima jawaban apakah
dia mau jadi pacarnya Endy atau tidak." Bunda cerita panjang lebar. Safira hanya mengangguk.
"Lagi pun nak, kamu bilang tadi agamanya Endy itu Islam, Sarah juga Islam menurut Bunda itu
bagus dong, dari pada sama kamu nanti anak kamu agamanya apa ikut papa nya atau mama nya,
ribet kan. Walaupun kamu pacaran sama Endy, Bunda dan Ayah ngak bakalan setuju juga,
karena silsilah di keluarga kita, boleh berteman sama orang Islam, tapi tidak boleh menikah
dengan orang Islam, jadi gitu sayang. Sekarang ngerti kan, Bunda mohon jangan berantem sama
Sarah ya nak." Bunda menjelaskan semuanya. "Ya udah, kalau kamu lapar ke bawah ya, tapi
kalau tidak, kamu istirahat aja ya nak." Sambil mencium kening Safira. Safira memikirkan apa
yang di bicarakan Bunda nya tadi. Seketika memikirkan itu, Safira sudah mulai ngantuk karena
dia tadi habis nangis, dan akhirnya Safira pun tertidur.

Keesokannya, seperti biasa Safira sarapan pagi bersama Ayah dan Bundanya. "Eeh, anak
kesayangan ayah udah siap." Ujar ayah memuji. "Hehe, iya yah." "Jadi anak ayah sekarang udah
besar ni, sudah mulai menyukai cowok ya." Ajak ayah bercanda. "Apaan sih ayah." Safira tersipu
malu. "Apa yang di katakan Bunda itu benar lo sayang, karena persahabatan itu jauh lebih
penting dari segala galanya, kamu harus mempertahankan persahabat kamu ya sayang." Ucap
Ayah. Karena Ayah sama Bunda udah bilang seperti itu, aku berniat untuk meminta maaf kepada
Sarah.

Setibanya di sekolah Safira langsung mencari Sarah. Dan ternyata Sarah lagi duduk berdua
sama Endy. Safira langsung menemui mereka berdua. "Sar..." Sapa Safira. "Eeh, Safira. Ada apa
saf?" Tanya Sarah. "Aku mau minta maaf sama kamu. Aku sadar apa yang aku lakukan sama
kamu terlalu jahat, jadi tolong ya maafin aku." Sambil bersalaman. "Iya Saf, jauh sebelum kamu
meminta maaf, aku udah maafin kok, kan kamu ngak salah, disini tu cuman salah paham
maafkan aku juga ya Saf." Ujar Sarah. "Iya Sarah." "Dan Endy, aku juga minta maaf ya, kalau
aku pernah jelek jelekin Sarah di depan kamu." Meminta maaf kepada Endy. "Iya Saf, aku
maafin. Maafkan juga ya aku, sudah menampar kamu waktu itu." Ujar Endy.

Setelah mereka bermaafan, mereka bertiga berjanji tidak ada salah satu di antara mereka yang
akan menikah. Mereka sudah membuat kesepakatan bahwa mereka akan bersahabat selamanya.

TUGAS CERPEN
Bahasa Indonesia
T
E
M
A

PERSAHABATAN

NAMA: BUNGA LAST DEEP RADE


KELAS: XII IPA 3

SMA N 1 KEC. SITUJUH LIMO


NAGARI

TP: 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai