Anda di halaman 1dari 5

Hai namaku Izzy, sekarang aku duduk di bangku SMP sebagai siswa yang baru naik kelas 8.

Aku tinggal
bersama kedua orang tuaku dan adik perempuanku. Hari ini adalah hari senin, hari dimana akan ada
pembentukan kelas baru.

"Kak, ayo sarapan. Ini ibu udah masakin mie. Keburu dingin nih", ibu yang menyuruhku sarapan agar
kuat untuk menghadapi realita yang tak sebagus ekspektasiku ini.

"Iya bu", aku menjawab dengan penuh semangat.

Aku pun langsung bergegas menuju meja makan dan menghabiskan sarapan yang dibuatkan oleh ibu.
Sarapan pun sudah habis, ini saatnya aku pergi ke sekolah.

"Bu, yah, kakak berangkat dulu ya" Aku berpamintan kepada ibu dan ayahku, tidak lupa mencium tangan
mereka dan meminta doa.

Biasanya aku pergi ke sekolah dengan teman-temanku yang bernama Dara dan Naura, kami sudah
sangat dekat dari SD, waktu kelas 7 pun kami satu kelas.

Kami bertiga pergi ke sekolah dengan jalan kaki, karena rumah kami yang tidak jauh dari sekolah.

"Aduhh, gimana ya kalau kita ngga sekelas?", tanya Dara.

"Ya ngga papa Dar, tapi kita harus tetep main bareng, kamu juga jangan lupa kalo kamu masih punya
aku", kataku.

Kami berbincang begitu lama, sehingga tidak sadar kami sudah sampai di sekolah. Aku pun langsung
memasuki ruang kelasku dan bertemu teman-temanku. Tidak lama kemudian, ada pemberitahuan untuk
segera menuju ke lapangan.

Sesampainya di lapangan, aku berbaris menurut kelas 7. Setelah lama menunggu, bapak guru pun
datang.

"Anak-anak, berikut ini pembagian kelas untuk kelas 8",pak guru yang memberitahukan pembagian
kelas yang baru.

"Dara, kamu memasuki kelas 8 C", ujar pak guru

"Gais, aku masuk 8 C nih, semoga kita masih satu kelas ya", kata Dara

"Okey, semoga aja ya, kita tinggal nunggu nama kita disebut nih Nau", kataku

"Iya Iz", kata Naura

Setelah lama menunggu, namaku pun disebut.

"Izzy, kamu memasuki kelas 8 F", ujar pak


"Yahh, aku ga sekelas nih sama Dara, namamu juga gaada nih di kelas ku Nau", aku yang merasa sedikit
sedih karena kami ngga sekelas.

"Iya nih Iz, aduh aku di kelas mana ya, aku sebenernya ngga mau kalo kita ngga sekelas, tapi ya udah
gini", kata Naura yang kecewa.

"Yaudah kamu tunggu dulu aja, mungkin sebentar lagi namamu akan dipanggil", kataku

"Iya iz", jawab Naura

Tidak lama kemudian, nama Naura pun dipanggil.

"Untuk Naura, kamu memasuki kelas 8 I", kata pak guru

"Yahh, mana jauh lagi sama kelasnya Dara dan Izzy", gumam Naura.

Lalu kami kembali ke kelas 7 untuk mengambil tas dan langsung menuju ruang kelas 8. Di jalan menuju
ruang kelas 8, kami masih berbincang-bincang.

"Aduh, gimana ini kita ngga sekelas lagi. Mana di kelas baru ini, aku ngga kenal siapa-siapa", ujar Dara
yang menunjukkan kekhawatirannya.

"Ngga papa kok Dar, kita kan masih bisa main bareng, kamu juga harus mencoba kenalan dengan temen
kelasmu nanti. Tapi kalo kamu sudah dapet temen baru, jangan lupain kita (Aku dan Naura) ya", aku
yang mencoba memberi nasihat.

"Iyah Dar, kita harus tetep main bareng, nanti kalo kita ada tugas, bisa lah ya kita ngerjain tugas bareng
walaupun kita ngga sekelas", ujar Naura yang tidak ingin kehilangan sahabatnya.

Dara tiba di kelas duluan sebelum aku dan Naura. Karena ruang kelasnya yang ngga jauh-jauh juga dari
ruang kelas 7.

Sekarang tinggal aku dan Naura yang berjalan menuju ruang kelas kita masing-masing.

Lalu, aku tiba di kelasku. Dan Naura tetap berjalan menuju kelasnya.

Setelah waktu berjalan lama, bel pulang pun berbunyi, aku segera menuju ke ruang kelas Naura dan
Dara.

"Nau, ayo kita pulang. Aku sudah cape banget.", kataku yang mengajak Naura pulang.

"Ayo", kata Naura

"Eh itu Dara, tapi itu dia sama siapa ya? Kok udah akrab banget", tanyaku ke Naura.

"Eh iya, padahal tadi kata Dara, dia ngga kenal sama sekali temen sekelas dia, sekarang malah udah
akrab banget", ujar Naura.
"Yaudah ayo kita samperin", kataku

Lalu, aku dan Naura menghampiri Dara yang sedang becanda tawa dengan seseorang.

"Permisi Dar, ayo kita pulang. Aku udah cape nih", kataku

"Eh ada Izzy sama Naura nih, kenalin ini temen baruku, namanya Nadya", ujar Dara sambil mengenalkan
teman barunya kepadaku dan Naura

"Oh iya salam kenal ya", kataku dan Naura

"Yaudah Nad, aku pulang dulu ya", kata Dara yang berpamitan kepada Nadya

Kemudian, kami bergegas pulang. Karena sudah cape dan tidak bersemangat, di jalan pun kita hanya
diam.

Sesampainya di rumah, aku lalu bergegas mengganti pakaian dan langsung makan siang. Setelah makan
siang, aku lanjut mengerjakan tugas sekolah.

"Kak, tadi udah pembagian kelas kan? Kakak masuk di kelas mana?", tanya ibu.

"Kakak masuk di kelas 8 F bu", jawabku.

"Kenapa kok Kakak ngga masuk kelas 8 A aja?", tanya adikku yang sekarang kelas 5 SD.

"Ya ini kan di acak dek, kakak ngga bisa milih sendiri harus masuk kelas mana", jawabku.

"Oalah gitu kak", adikku membalas.

Aku pun bergegas memasuki kamar, dan mengerjakan tugas sekolahku. Waktu berlalu begitu cepat,
hingga sudah jam 10 malam dan aku langsung bergegas tidur.

Lalu, terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi sudah tiba. Aku bangun, lalu mandi dan
siap-siap untuk pergi ke sekolah. Aku mengecek hp ku, ternyata ada SMS dari Dara.

"Iz, aku maulai sekarang berangkat sekolah di anter nih, jadi gabisa bareng kamu lagi.", Dara yang
membertahuku itu.

Setelah membaca pesan itu, aku langsung sarapan dan bergegas menuju ke rumah Naura, yang letaknya
berdekatan dengan rumahku.

"Naura, ayo kita berangkat", kataku.

"Iyyaa, sebentar ya Iz, aku mau pasang sepatu dulu", kata Naura

Lalu kami pun berangkat dan tidak sengaja kami berpapasan dengan Dara yang di antar ke sekolah
dengan ayahnya.

Dia diam saja, tidak menyapa ku dan Naura walaupun sebenarnya dia melihatku.
Sesampainya di sekolah, kami langsung menuju kelas kami masing-masing. Lalu bel masuk pun berbunyi
dan menandakan dimulainya waktu belajar.

Setelah menunggu waktu lama, akhirnya bel istirahat pun bunyi.

"Asyikk, akhirnya kita istirahat. Aku mau ke kopsis ah", aku yang senang karena istirahat dan langsung
menuju kopsis.

Sebelum itu, aku ke kelas Naura terlebih dahulu dan mengajak Naura untuk pergi ke kopsis bareng.

Setelah itu, kami pun menuju ke kelas Dara. Sesampainya di kelas Dara, aku tidak melihat Dara sama
sekali.

"Eh permisi, Dara nya ada?", aku bertanya kepada teman sekelas Dara.

"Waduh, ngga ada nih, sepertinya tadi udah keluar bareng Nadya", ujar teman sekelas Dara.

"Oalah, ya sudah", kataku

Aku pun langsung menuju kopsis bersama Naura. Sesampainya di kopsis, kami bertemu Dara yang
sedang bergurau dengan Nadya.

"Eh itu Dara ya", kata Naura sambil menunjuk ke arah Dara.

"Oh iya itu Dara, ayo kita samperin", aku sambil berjalan menuju Dara bersama Naura.

"Eh Dar", aku menyapa Dara

Tetapi, Dara tidak mendengarku.

"Daraa.....", teriak Naura.

"Eh iya apa Nau? Ada Izzy juga", kata Dara

"Dar, ayo kita ke perpus, aku mau pinjem buku nih", kataku

"Maaf ya Iz, aku ngga bisa nih", kata Dara

"Oalah yaudah kalo gitu. Ayo Nau kita ke perpus", aku yang mengajak Naura ke perpus.

Sesampainya di perpus, aku langsung mengambil buku yang ingin aku pinjam. Lalu, aku dan Naura
langsung kembali ke kelas masing-masing.

"Eh Iz, itu Dara kok kayak udah nemuin sahabat baru ya. Tadi pagi di jalan aja ngga nyapa kita, padahal
sebenernya dia ngelihat kita kan?", kata Naura

"Iya, Dara ngelihat kita kok, mungkin dia emang udah ketemu temen barunya", kataku

Lalu kamu pun kembali ke kelas masing-masing.


Bel pulang pun berbunyi, aku langsung menuju kelas Naura. Setelah sampai, aku langsung menghampiri
Naura dan kami langsung menuju kelas Dara.

"Permisi, Dara nya mana ya?", aku bertanya ke temen sekelas Dara.

"Oh ini ada Dara. Daraa.... kamu dicari nih", kata temen sekelas Dara.

"Eh iya Iz, aku pulang bareng Nadya nih Iz, Nau.", ujar Dara

"Oalah okey", kataku.

Aku dan Naura pun langsung bergegas pulang.

Sejak saat itu, aku dan Dara asing. Aku yang masih bermain dengan Naura tanpa Dara, karena Dara ada
teman baik yang lain.

Aku yang selalu mencoba menghubungi Dara, tetapi tidak pernah di balas. Aku juga selalu menyapa
Dara, tetapi dia malah menunjukkan sikap yang tidak enak. Semoga saja, Dara menemukan teman yang
baik dan tidak seharusnya dia melupakan teman lamanya.

Anda mungkin juga menyukai