Anda di halaman 1dari 6

Tema: PERSAHABATAN

Judul:AKU DAN SAHABATKU

Aku dan Sahabatku

Bagiku sahabat adalah seseorang yang istimewa dapat menghiburku,


seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, karena dialah sahabat
yang selalu ada untukku. Aku cukup beruntuk memiliki sahabat seperti
Diana “yaa…….. itu namanya”
Seperti biasa di hari sekolah aku selalu bangun pagi pukul 04:30 aku
langsung membereskan tempat tidurku agar rapi, lalu aku bersiap siap
mandi dan whudu untuk melaksanakan sholat shubuh dan setelah
sholat aku langsung kemeja makan, lalu bersiap siap memakai seragam
sekolah dan setelah itu aku mengabari sahabatku Diana untuk
berangkat bersama. Setelah berangkat lalu sampailah ke sekolah dan
berjalan ke kelas sambil mengobrol dengan Diana, banyak teman
teman sekolah yang menyapa aku dan Diana. Samapainya di kelas aku
dan Diana di sambut ke 2 sahabatku juga yaitu, dila dan rara
“selamat pagi diana, putri” sambutan dari dila saat baru masuk kelas
“pagi juga dil” membalas sapaan dila
Aku duduk di bangku yang berdekatan dengan sahabatku seperti
biasa kita mengobrol sambil menunggu bel masuk, entah itu
membicarakan keseharian masing masing atau membicarakan tentang
tugas sekolah.
“dil kamu tadi berangkat sama rara ?” Tanya ku kepada rara dan dila
“ya seperti biasa put “ jawab spontan rara dan dila
“kriingggggg….kriingggggg……kriinggggg…” terdengar suara bel
sudah menunjukkan pukul 07:30 artinya sudah masuk. kita kembali ke
bangku masing masing dan waktunya belajar kali ini pelajarannya cukup
sulit yaitu matematika, aku tau ini pelajaran kesukaan hasahabtku rara.
Dia sangat pintar dalam pelajaran matematika karena favorite lesson.
Pelajaran pun dimualai guru yang tampaknya menjelaskan dengan
sungguh sungguh, dan guru pun memberi tugas tentunya aku, dila, dan
diana yang tidak suka pelajaran matematika tentunya berfikir sangat
sulit
“pelajaran yang membosankan” ucap diana kepada dila
“ ih apaan si diana padahal ini kan gampang banget” saut rara yang
agak keliatan marah
mereka pun saling adu mulut dan aku yang mendengarnya sangat risih
“stop…udah ya,apasi kalian berdua ini ra kalau kamu emang suka
pelajarannya yauda la kerjain sana.” Ucapku yang agak emosi
mendengar ocehan mereka, bel pun sudah berbunyi untuk istirahat.
Kita pun mengemasi buku dan berjalan ke kantin “ra kamu ga ikut ?”
tanya diana “kayaknya si rara ngambek deh gais” ucapku kepada
mereka berdua, rara yang keliatan murung sambil buang muka berjalan
dengan mengajak teman sekelas menghindari kita ber 3 “yah….rara
ngambek beneran tuh…” ucap dila yang merasa gak enak kepada rara,
lalu kita pun berjalan ke kantin sambil membicarakan rara “gimana
nanti pas pulang kita minta maaf ke rara?” tanya dila yang
bersemangat agar bisa baikan dengan rara lalu diana menyaut “ga
deh…!” “ko gitu si kamu din.” Ucapku membalas diana, kita pun saut
menyaut dengan nada yang tinggi. Sampai di kantin kita bertemu rara
lalu dila pun memanggil rara “ rara…..ra…..!” suara dila yang sangat
keras , rara yang tidak peduli pun biasa aja dan buang muka pura pura
tidak tahu “tu kan, ga peduli biarin aja lah.” saut diana yang tidak peduli
ke rara dan rara pun kembali ke kelas kita yang masih makan di kantin
lanjut membicarakan rara lagi lagi diana yang jengkel ke rara terlihat rai
raut muka yang sangat emosi “ udah lah kalian ngapain si masi
ngomongin si rara itu!” kata diana yang emosi “ diana kamu kenapasi
ko gitu ke rara padahal kan kita juga uda sahabatan lama” ucap dila
meyakinkan diana “nah...iya tuh , kasian juga rara “ kataku yang kasian
kepada rara.
Bel pun berbunyi lalu kita berjalan kembali ke kelas yang agak
tergesa gesa, sudah sampai dikelas aku dan 2 sahabatku menghampiri
rara “diana kamu ko ke situ si?” tanyaku kepada diana yang sengaja
tidak mau ikut menghampiri rara. Aku dan dila pun menghampiri rara
yang sedang mengobrol dengan teman sekelas “rara kamu kenapa ko
tadi buang muka sama kita?kamu marah ya sama kita?” ucap dila yang
gak mau rara marah, rara pun buang muka dan sengaja berpindah
tempat menjauhi kita” tuh kan apa aku bilang si rara tu emang
ngambekan, uda biarain aja lah” ucap diana yang menghampiri aku dan
dila.
Guru pun sudah datang untuk kembali mengajar aku dan dila kembali
ke bangku masing masing, kali ini sudah pergantian jam pelajaran”
maaf anak anak saya ada acara hari ini, lanjutkan materi sebelumnya
dan mohon untuk tidak rame!” ucap pak guru yang terlihat terburu
buru, “yeyyy jamkossss” ucap teman teman sekelas yang senang karna
jamkos.
Kembali lagi aku dan 2 sahabatku dila dan diana langsung
berkumpul ke bangku yang paling belakang kita kembali membicaran
rara, tampaknya rara kelihatan sangat kesal karena biasanya kita ber 4
selalu bersama sama dan sekarang tinggal rara saja yang tidak ikut
berkumpul “aku panggil rara dulu ya biar lengkap, ra...rara...sini
kumpul” ucap dila yang selalu ingin rara baikan, rara yang tampak biasa
aja dan pura pura tidak mendengarnya “rara tu caper banget deh,
hanya karena masalah sepele aja dia sampe segitunya ke kita” ucap
diana yang begitu kesal dan tidak peduli ke rara, diana yang kesal
akhirnya pergi dari kita “ada apasi mereka berdua kayanya ada masalah
pribadi deh dil” ucapku yang curiga kepada rara dan diana.
Lalu aku dan dila kembali ke bangku masing masing untuk
mengerjakan tugas yang di berikan tadi, aku yang pura pura tanya ke
rara karena bangku kita berdekatan “ ra kamu udah yang nomer 2?”
tanyaku ke rara, lagi lagi rara tidak menjawab hanya diam saja.
Aku yang mendengar putri lagi pura pura tanya ke rara yang tidak
peduli “ tu kan emang rara uda keterlaluan banget ke kita!” ucapku
bisik bisik ke putri “nanti kita pulang sekolah bicara sama rara dan
minta maaf, yaa walaupun kita tidak salah juga sih” ucap putri yang gak
mau ribut
Saat itu aku dan rara keluar untuk main dan tanpa mengajak mereka
berdua aku menjemput rara kerumahnya, berangatla kita ketempat
tujuan aku dan rara berjalan menuju meja pesanan lalu pesan makanan
dan sesudah memesan makanan berjalan lagi dan mencari tempat
duduk yang kosong, saat itu suasana agak panas ya karena siang hari
tapi kita mencari tempat yang tidak panas lalu kita duduk berdua sambil
mengobrol tidak lama kemudian makanan datang dan kita yang
kelaparan lalu memakan sampai habis tidak lama kita lanjut mengobrol
“eh din aku mau ngomong penting tapi ini rahasia ya!” ucap rara yang
agak serius
“oh.. ya ngomong aja si ra gapapa kalo emang rahasia ya aku ga
ngomong siapa siapa” ucap ku ke rara
“ jadi aku aslinya tuh gak suka sama si dila dan putri” ucap rara dengan
muka yang jengkel
“emang kenapa ra? Kita juga kan udah sahabatan lama “ ucapku yang
penasaran
“aku iri pada dila dia selalu di turuti di sayang sama ortunya apalagi
putri dia juga cantik banyak yang suka, kamu ingat gak pas kita main ber
4 itu? tuh pas putri diliatain sama cowok cowok terus juga ada yang
minta username instagram”
rara yang bercerita panjang dan aku yang hanya terdiam tidak bisa
bicara apa apa ya karena rara membicaran sahabatku “ din kamu
jangan ngomong sama mereka berdua ya ini rahasia” ucap rara yang
ketakutan dan panik
Bel pun berbunyi waktu untuk pulang aku berkemas
membereskan buku buku dan memasukkan ke dalam tas diana dan dila
pun membereskan juga
“rara kamu pulang sama aku ya kaya biasanya” tanya dila ke rara
“gak dil aku di jemput!” jawab rara yang cuek
“ra... tunggu bentar kita mau ngomong” teriakku ke rara sambil
memegang tangan rara
“rara kita salah apa si ke kamu? Ya kalau emang kita salah minta maaf”
ucapku ke rara, dan ya diana pun menyauti perkataanku tadi sambil
marah aku juga berfikir mereka berdua ada rahasia yang di
sembunyikan aku dan dila saling menatap dengan muka yang punya
pikira yang sama.
“ rara kamu sudah ngelewati batas dan juga seenaknya aja, aku tau ya
rahasia kamu yang waktu kita main berdua itu! apa aku harus
mengatakannya sekarang ke dila dan putri? Ya biar mereka tau kamu
sebenarnya gimana!” ucap diana yang udah kesal ke rara yang banyak
drama
Dan diana pun menceritakan semuanya yang rara katakan waktu
mereka berdua main bersama, aku yang hanya terdiam mendengar
diana cerita dan dila pun juga sama hanya terdiam.
“ hah?” ucapku dan dila yang spontan kaget setelah mendengar diana
bercerita
Rara yang kelihatan malu dan menundukkan kepala hanya terdiam
tidak berkata kata , ternyata diana kesal bukan karena masalah pribadi
ya karena rara membicaran aku dan dila rara juga tidak suka kepada
aku dan dila.
“ rara kamu itu sahabatku yang paling istimewa dan baik hati” ucap dila
yang selalu baik dan tidak pernah benci pada sahabatnya sendiri
Aku pun juga sebaliknya aku juga tidak membenci rara.
Rara pun meminta maaf sambil menangis dengan rasa kecewa
telah berbicara seperti itu, ya kita ber 3 juga memaafkan rara
bagaimanapun rara juga sahabat kita juga dan saling memaafkan.
Aku dan sahabatku pun sudah tidak bertengkar lagi dan kita saling
terbuka yang di rasa tidak enak atau tidak suka di bicarakan saja.
Kembali pasa esok hari ya seperti biasa aku kembali kesekolah dan
seperti biasa juga aku selalu berangkat bersama diana, sesampainya di
kelas bertemu dengan rara dan dila ya tentunya kita ber 4 sudah baikan
dan tidak ada lagi yang di sembunyikan.

Anda mungkin juga menyukai