Anda di halaman 1dari 8

Selama 3 bulan setelah ia meninggal, aku belum bisa melupakan kejadian itu,setiap aku

melihat cermin pandangan ku berubah menjadi video yang menggambarkan tragedy itu, aku
merasa takut.hidup ku serasa tak berharga, semuanya menjadi hitam dan kelam, karena aku ia
pergi, karena aku ia harus kehilangan masa dimana seharusnya dia mengejar cita-citanya. tapi
perempuan manis ini selalu ada disisiku, ya…ialah Sabrina adikku ia terus menyemangatiku
unuk kembali membuka diri, membuka pintu hati dan kembali melanjutkan sekolah ku.

Hari ini bagai hari pertama aku melihat dunia luar yang lama hilang dari pandangan ku,
karena semuanya lenyap bersama dengan kematiannya. Langkahku berat sekali. Aku berkali-kali
menghela nafas, ku coba untuk tetap kuat, tapi saat mata ku melihat mobil di garasi itu aku
serasa tak bisa melupakannya tabrakan mobil yang merenggut laras kekasihku. Sabrina kembali
menyemangatiku”kak….kakak masih ingat itu ya….kakak harus kuat mungkin kak laras sudah
tenang dan senang disana. Perjalanan hidup kakak masih panjang! Kejar cita-cita itu….biarkan
semua mengalir begitu saja… ayolah..” Walau gadis kecil yang lugu ini hanya sekedar adik
angkat ku yang dari kecil sudah bersama keluargaku tapi ia bagai adik kandungku.

Aku yang mencoba melawan rasa takut ini mulailah kuambil kunci mobil itu dari tangan
pak muklis dan menstart mobil itu, lalu aku menjalankan mobil sedan hadiah dari omah. Kuantar
adikku ke sekolahnya setelah itu aku mulai menjalankan mobil kesekolah ku, di persimpangan
dekat sekolah aku kemali mengingat masa indah bersama Laras.

Aku sudah berpacaran dengan nya selama 4 tahun dan disata hari anniversary genap 4
tahun itulah hari dimana kecelakaan itu terjadi. Sesuatu terbesit dipikiran ku dan terucap,
”mengapa harus dia yang kembali padamu tuhan…??” aku harus melawan perasaan dan takdirku
ini. Seperti sebelum 3 bulan itu aku memarkirkan mobil ditempat biasa, ya…dulu di sebelah
mobil ku tempat parkir mobil laras. Saat memikirkan itu pikiran ku melampau kemasa silam
yang kelam itu seperti pisau tajam yang ingin menembus jantung ku.

Aku berjalan setapak demi setapak menaiki tangga menuju gedung sekolah ku. Terlihat
di depan ku banyak siswa yang melakukan aktivitasnya seperti biasa, ada yang membaca buku
di pinggir tangga ada yang berlari-larian dan seketika aku terhenti melihat tempat duduk itu,
tempat itu biasanya tempat aku dan laras duduk bersama membahas pr atau pun mempelajari
yang tadi kami pelajari. Tapi kini hanya kenangan. Sekarang tempat duduk itu telah menjadi
tempat pasangan lain untuk bercengkrama.

Aku mulai berjalan memasuki lorong yang sekarang gelap sekali sama seperti hatiku
ini.aku mulai membuka pintu kelas ku. Semua anak itu melihat dengan mata tajam padaku. Rio
mulai menghampiri ku, ”hai sob, gimana kabar mu?” aku pun menjawabnya. ”baik!!” ia
merangkulku dan membawaku ke tempat duduk di sebelahnya, tapi aku memilih kursi pojok itu
yang dulunya tempat duduk laras, ya…memang ia selalu duduk sendiri, seketika aku merasakan
ketenangan dan kehangatan saat aku duduk dibangkunya.

Pelajaran pertama kosong karena gurunya sakit tak kusadari tangan ku masuk kedalam laci meja
itu,ku temukan sepucuk surat berwarna merah bertinta hitam dengan tanda tangan laras kubuka
surat itu,surat itu tampak masih bersegel dan belum ada yang koyak, cuma sedikit kotor saja,
surat itu ternyata untukku aku membacanya di lapangan basket depan kelasku. Ku menebak-
nebak isi surat dan aku berfikir ia akan memberikannya saat kami tamat, tapi sebelum kami
tamat ia telah terbang ke surga menjadi malaikat dilangit sana.
Ini isi suratnya

Revan,mungkin saat kamu terima dan membaca surat ini aku sudah di Belanda untuk
melanjutkan sekolah desain, aku ingin menggapai cita-citaku menjadi desainer.

Revan aku sangat mencintaimu aku ingin menjadi desainer karena mu, karena
semangat cintamu itu aku bertekad melanjutkan sekolahku hingga ke Belanda.
Mungkin kamu akan memutuskan hubungan ini karena aku tak pernah cerita tentang
cita-cita ku ini, tapi kamu perlu tahu selama ini aku selalu mengkhawatirkan mu. Aku
tahu kamu tak pernah peduli dan gak mau dengerin semua omongan ku, tapi aku juga
tahu hatimu itu lembut dan aku selalu merasakan kehangatan saat didekatmu

Kamu harus menggapai cita-citamu untukjadi arsitek, kamu harus kuat dan bangkit.
Kamu jangan makan sembarangan kamu kan tahu kalau kamu gak bisa makan-
makanan yang terlalu berminyak. Jangan tidur malam-malam, kamu juga harus
belajar menjalankan bisnis papa kamu dan juga mengerjakan tugas kuliah kamu
sendiri dan menikahlah dengan wanita yang cantik, baik dan lembut dan juga lebih
menyayangi kamu dari aku. Kamu juga harus belajar melupakanku dan aku akan
belajar melupakan mu…

I LOVE YOU REVAN

Salam cintaku

Laras

Tak kusadari air mataku membasahi pipiku, aku ingin berlari mengejarnya tapi tak bisa.
Aku menghapus air mataku dan kembali kedalam kelas.

Jam istirahat pun tiba, Rio mengajakku untuk main basket, ya…dulu aku adalah kapten
basket dan laras menyukai cara ku bermain, ia selalu melihatku ketika aku bermain walau ia tak
pernah melihat dari dekat, ia hanya berdiri di depan pintu dengan tangan memegang sapu tangan
untuk mengelap keringatku. Rupanya aku tertegun membayangkan itu, Rio kembali mengajak
ku, akupun ikut dengannya dengan langkah lemas, ”kamu kenapa sih sob, masih ngingat Laras?
Udahlah masa duka selama 3 bulan yang menghantuimu itu udah cukup…ini saatnya kamu
bangkit…!! Memang laras itu sulit dilupakan tapi kamu harus bisa melanjutkan hidup mu…”
ceramah rio ”tapi gimana….kami udah pacaran selama 4 tahun kenangan bersamanya tak
mungkin bisa dilupai gitu aja, setiap aku melangkah nafas laras selalu ngikuti aku” aku
menjawabnya ”menurut buku yang aku baca untuk melupakan orang itu kita harus membuang
semua pemberiannya, anggap aja dimana biasanya kau ngedate sama dia itu history dan cuma
tempat nostalgia aja…kau juga harus sibuk” kata Rio panjang ”maksudnya aku sibuk?” tanyaku
”yaelahhhh…kau itu harus banyak kegiatan positif,kesibukan itu bisa membuat kau untuk lupa
sama laras sob” jawab Rio. Kami berjalan menuju lapangan basket dan mulai bermain. Seketika
itu perasaan ku menjadi senang dan aku tampak bergairah lagi. Sepulangnya aku kembali
memikirkan perkataan Rio yang dari tadi berbisik–bisik dipikiranku. Ya…mungkin
perkataannya ada benarnya.

Ku ambil kardus digudang dan mencoba merapikan kamarku, semua barang yang berbau
Laras ku masukkan dalam kardus itu. Hanya satu yang tak ku masukkan yaitu surat ini, biarlah
surat ini tetap berada di sisiku sebagai pengingat ku akan kehidupan indah ku bersama Laras.
Kardus itu kuberikan pada Bi samsiah untuk diletakkannya digudang, tak berapa lama aku
keluar dari kamar untuk makan, saat aku makan terbesit dipikiranku untuk melihat rumah itu,
rumah pohon yang kubuat untuk Laras, rumah yang kuhadiahkan saat kami eniversery ke 1
tahun. Laras merupakan jantung dari rumah ini, karena cuma aku dan Laras yang tahu. Selesai
makan ku ambil topi dan ku dayung sepeda ku menuju rumah pohon yang tak terlalu jauh, d isisi
ku, ku bawa kardus kosong untuk meletakkan semua barang kenangan aku bersamanya. Saat
melihat rumah itu teringat masa-masa bersama Laras di rumah ini.

Kubawa pulang kardus yang sudah berisi barang kenangan kami, setiap barang yang ada
di kardus mempunyai makna sendiri. Di persimpangan jalan menuju rumahku, aku berhenti
didepan rumah Laras, sebentar ku lihat halamannya. Hujan deras mengguyurku terpaksa aku
meneduh didepan halaman rumah Laras, mamanya mengetahui keberadaan ku didepan halaman
rumahnya, mamanya membuka pintu dan menyuruhku masuk “eh..ada nak Revan …kenapa
berdiri disitu aja gak ngetok pintu rumah tante…masuk yuk..” aku menjawab, ”gak usah tante
saya di sini cuma neduh doang”. “Udah masuk aja yuk nanti kamu basah loh…sejak Laras
meninggal. Revan kok gak pernah main lagi kesini ?”. akupun masuk dan duduk di ruang tamu,
mamanya langsung membuatkan ku teh hangat dan menghidangkan beberapa kue kesuakaan
Laras. Jujur….aku sangat tak enak dengan keluarga Laras, karena aku anaknya harus direnggut
yang maha kuasa “tante…maafi revan ya. Karena Revan Laras meninggal, Revan memang gak
bisa jagain Laras, tante dan om boleh membenci saya selamanya”. aku mulai pembicaraan
“Revan…tante sudah melupakan kejadian itu. Setiap orang pasti akan berpulang ke pangkuan
sang Maha Kuasa, mungkin laras sudah waktunya untuk kembali. Tante harap Revan bisa
mengiklahskan Laras, revan…tante ingin kamu tetap memanggil tante dengan panggilan mama
seperti dulu…semuanya tak akan berubah hanya karena Laras sudah tiada.. kamu mau kan?”
terang mama laras “tapi karena revan tante harus kehilangan laras untuk selamanya” sangkal ku
“tapi mama sudah mengikhlaskannnya”jawabnya pendek “ya revan mau..revan boleh gak
kekamar laras..ma”.tanyaku,mamanya menunjukkan tempat kunci kamarnya,aku pun membuka
kamarnya,kamar itu masih seperti iasa tak ada perombakan,baunya pun seperti dulu,foto-fotonya
pun masih terpajang rapi,terutamafoto-foto kenangan indah kamiyang masih terpajang
sedemikian rupanya.semuanya tidak berubah,bantalnyapun masih terasa bau tubuhnya.seketika
fikiran anehku muncul dia masih terasa hidup didunia ini.

Akupun pamit pada mamanya laras untuk pulang “ma revan pulang dulu ya lagian hujannya juga
udah berhenti” “kok cepet banget,yaudah gak papa lain kali main lagi ya kesini”.sambil
mengantar ku keluar. Pelangi yang terpampang di langit menemaniku pulang kerumah,setibanya
dirumah kardus itu langsung ku letakkan digudang.

Aku mendengarkan lagu yang biasanya kami nyanyikan bersama,air mataku tak dapat ku
bendung lagi…lama-lama aku tertidur.esok harinya aku kesekolah seperti biasa,penampilanku
kembali seperti waktu aku masih pacaran dengan laras.sisil cewek yang selalu mengejarku mulai
menyapaku kembali,tapi aku hanya cuekin doang.fajar kapten basket seketika melihatku dengan
tajam,sepertinya ia tidak suka sisil mendekatiku,tapikan bukan aku yang mendekatinya jadi ya
aku biasa aja,jika kita tidak salah mengapa harus takut.Mungkin aku mulai bisa melupakan
laras,sebenarnya saat aku tidur aku bertemu dengan laras didalam mimpiku ia hanya berkata ia
tetap hidup dijantung ku dan setela itu ia mengecup keningku.
Jantung ini merupakan donor dari laras,aku hidup pun karena laras,saat kejadian itu jantungku
koyak maka laras dengan cepat mendonorkan apa yang diperlukan agar aku hidup tetap
hidup,mata kananku pun atas donor dari laras akibat kejadian itu

Seketika cuaca berubah menjadi mendung,masih teringat hujan sangatlah disenangi oleh
laras,tapi karena hujan juga kecelakaan itu terjadi.istirahat kali ini aku mendatangi perpus,ku
ambil buku yang biasa dibaca laras dan duduk ditempat biasa kami membaca.baruku sadari
kisah cinta tak selalu berakhir happy ada kalanya cinta penuh dengan air mata dan juga
kelumpuhan hatiku,cerita cintaku sama seperti cerita cinta buku ini.aku kembali mengingat
masa-masa itu dan terbesit ia paling menyukai bukunya dihalama 222,aku sontak membuka
halaman itu dan menemukan kartu yang masih rapi,lalu kubaca ternyata itu punya laras yang
berisi wish dia hanya menulis

“semoga cinta putih,tulus,suci,abadi itu ada dalam hubungan ku bersama


revan.semoga kami akan bersama sampai maut memisahkan kami

I LOVE YOU REVAN”

Pulang sekolah ini aku ingin kekelas piano dulu sebelum pulang kerumah,aku memainkan not
aransemen yang kubuat untuk laras saat enyversery kami 2 tahun,kenangan indah diruanagan ini
sangat melekat dipikiranku,karena di ruanganini aku menembaknya saat kami masih smp,dikelas
ini juag aku melihatnya untuk pertama kali bermain piano,Sebearnya lagu aransenen ini tak akan
sempurna tanpa seseorang yang memainkannya bersama ku.

2bulan kemudian ku jalani hidup seperti orang normal,aku juga sering datang kerumah laras,aku
juga sering meletakkan harapan,kata mutiara dan semmangat di white boardnya.kadang aku ke
rumah pohon bersama Sabrina dan terkadang kucurahkan semua perasaanku lewat surat yang
kutulis dan kubuat menjadi kapal atau kuterbangkan bersama balon.hari enyversery pun tetap
kuarayakan tapi dengan cara yang beda,Ya…aku datang kekuburannya dan juga kubagikan
barang kenangan kami pada yang membutuhkan.

Pagi ini ku lewati seperti biasa,mengantar adikku kesekolahnya dan juga menyusuri jalan raya
menuju sekolah ku,ku parkirkan mobil ku ditempat biasa aku heran mengapa ada sebuah mobil
Honda jazz putih yang terparkir di tempat parkir laras.

Aku menyusuri lorong sekolah dan meletakkan tas dikelas,aku juga sudah menjadi kapten basket
lagi,walau mendapatkannya dengan sandiwara lucu.jam pertama ini kebetulan wali kelasku yang
mengajar,bersamanya terlihat cewek misterius,Ya..ia anak baru yang tadi melihatku sinis ketika
aku mengambil buku diruang wali kelas.namanya mustika,anak pindahan dari sma di
bandung.semua anak dikelas ku melihatnya tajam,ia duduk disebelahku,aku mulai perkenalan ku
dengannya”hai aku revan” ia menjawab cuek “aku udah tau,kau kan kapten basket,pianisdan
juga ketua kelas” “kamu tau dari mana ya” “kau aneh ya foto yang terpampang dimading siapa
lagi kalok bukan kau.bisa enggak tutup bacot mu untuk sementara”jawabnya sambil melotot.

Istirahat kali ini aku hanya dikelas sambil mengerjakan segubreg tugas,karena aku butuh buku di
perpus terpaksa aku berjalan kesana.buku itu telah ditangan ku tapi terlihatlah keributan dikantin
sekolah,aku mendatangi titik keributan itu terlihat dari kerimunan orang ada perempuan
berambut merah terurai panjang dan tindik dihidungnyasedang menjambak wina,Ya…adalah
mustika aku sotak berlari ketengah kerimunan itu untuk memisahkan mereka berdua.mereka
semakin memucak ketika aku membela wina,akibatnya aku yang menjadi korban mereka tanpa
sadar ika dengan kuat menumbuk ku seketika aku pingsan.tak lama guru BK datang untuk
meleraikan mereka,akupun dibawa ke uks

Setelah siuman aku dipanggil ke ruang walikelas,saat aku masuk ika keluar dari kantor dan
mengucapkan “awas lu pulang…!!”aku hanya tertegun dengan peringatan yang ia lontarkan
pada ku,aku hanya berfikir “apa salahku??”,setelah membuka pintu aku langsung dudukdan
menceritakan semuanya.akupun keluar dari kantor dan mengambil tasku lalu menuju mobil.saat
dipersimpangan jalan keluar sekolah ada mobil yang menghadang laju kendaraan ku,keluarlah
ika,ia ingin membalas dendam karena aku ikut campur.

Ia melempari mobilku dengan telur busuk dan air comberan,aku tak ingin mencari keributan aku
hanya melewati mobilnya dan semua kotoran itu kubersihkan dirumah.esok harinya ika datang
terlambat,ia memanjat dinding sekolah tanpa sadar ia melempar tasnya tepat mengenai kepala
sekolah ku.ia dihukum hormat bendera di tengah lapangan sampai jam istirahat,ketika istirahat
aku kelapangan dan menyamperinya”kamu ya gak ada kapoknya baru anak baru udah nyarik
masalah”ia ingin melawanku tapi ia ingat perkataan kepala sekolah jika tangannya turun
hukumannya semakin lama,karena aku merasa iba ku beli beberapa snak dan soft drink di
kantin. “kamu mau??”ku coba menawarkan saat aku duduk didepanya “mau lah laper nih tapi
lihat lah aku mana bisa makannya”jawabnya dengan muka pemelas “yaudah sini aku suapin”bel
masuk pun bunyi dan berakhirlah masa hukumannya.aku mulai curiga saat ia telat masuk ke
kelas selama 20 menit,aku merasa ada yang tidak beres akupun permisi keluar kebetulan kami
hanya diberi tugas saja dan ia tidak sedang menjelaskan.

Aku mulai mencarinya dari kantor kepala sekolah lalu kantor walikelas dan kantor guru tidak
ada juga,aku menyuruh ana untuk memeriksa toilet tapi juga tidak ada,koridor,parkir,taman dan
kantin juga tidak ada,aku berlari ke ruang piano juga tidak ada,terlintas dipikiranku ada satu
tempat yng belum kucariyaitu banguman sekolah belakang aku berlari menuju tempat itu dan
ternyata benar ia ada disana dengan tangan memegang rokok yang belum dibakar,saat ia coba
merokok aku langsung memotret dan mengambil rokok itu dari mulutnya dan ku buang,”kamu
gila ya….merokok disekolah,kamu nyadar deh kamu itu perempuan gak pantes kamu lakuin itu”
“sebenarnya apa sih masalah kau samaku,kalok mau ceramah dimasjid ohh ia memtang-mentang
ketua kelas bisa semena-mena dengan aku”,ditengah keributan kami seorang siswa melaporkan
kami cabut jam pelajaran.kami dipanggil dan disidang,aku mengatakan yang sejujurnya dan saat
pak ito akan bicara.perempuan bertindik itupun bersuara “pak nunggu apalagi keluarin aja saya
dari sekolah lagian kesalahan saya juga udah banyak”.pak ito yang inginmarah tak jadi ia
berkata “sampai kapanpun saya tidak akan mengeluarkan kamu dari sekolah ini sebelum kamu
tamat,kamu masih dalam pengawasan saya,sekarang lepas semua perhiasan itu”.seketika
perhiasan dan semua barangnya dibakar “hukuman untukmu ika,kamu harus mengecet tembok
sekolah belakang sesuai warna rambutmu dan kamu revan hukumanmu mengawasinya dan buat
agar ia menerima semua nilai bagus jangan sampai ada merah.kamu ika jika kamu mau berhenti
diawasi oleh revan kamu harus berubah”.pulang sekolah ini kami mulai mengecet aku hanya
duduk dan memandangi ia mengecet.rasa iba ku dating aku pun membantunya.aku coba
berbicara padanya tapi ia masih menganggapku musuh “kalok kamu masih anggap aku musuh
mu gimana kamu bisa buruan lepas dari pengawasanku maka anggap aku temanmu”.sontak ia
menjatuhkan kuas dan menitikkan air mata seketika pandanganku terhadapnya berubah,kusadari
bahwa ia hanya karang kasih sayang.ia duduk dan mulai bicara “dulu aku sama seperti kalian
punya mama dan papa,naati semua peraturan aku terus mencoba menjadi anak yang baik,walau
ku sadari papa selingkuh dibelakang mama,ia juga gak pernah peduli dengan ku,lama kelamaan
papa dan mama bercerai.aku ikut dengan mama saat itu semua berubah mama mulai gak pernah
peduli lagi sama aku karena ia sibuk sama kerjaannya,teman-teman ku juag menghindari ku
sejak saat itu penampilanku berubah”jelasnya panjang “aku juga pernah merasakan goncangan
juga dihidupku.tempat duduk yang sekarang ku duduki itu tempat duduk laras kekasih ku yang
meninggal akibat tabrakan mobil.semua hari terasa bahagia jika bersamanya walau orang tua ku
juga sudah bercerai.kami udah 4 tahun menjalin hubungan dan pas enyversery kami ke 4tahun
aku mengajaknya dipuncak,wktu itu kami terlibat pertengkaran dan aku memutuskan pulang saat
diluar hujan lebat dank abut tebal,pertengkaran didalam mobil juga terjadi sampai aku tak
melihat ada mobil didepan mobil kami bagian sisiku rusak tapi cepat kubanting stir dan
menabrak mobil dan seketika tanah logsor menimbun kami.seharusnya yang meninggal itu aku
tapi laras dengan rela mendonorkan jantung,mata dan juga darahnya untuk ku asalkan aku bisa
hidup tanpa cacat.laras hanya bertahan selama 3jam ia meninggal saat ia tau aku bisa
hidup lagi dan operasiku berjalan lancar. saat pemakman aku hanya melihatnya masuk
kedalam peristirahatannya terakkhir aku juga masih ada di kursi roda.aku sempat menutup diriku
tapi karena semangat adik dan surat peninggalan laras aku bangkit”.lalu ia sadar bahwa ia bukan
lah satu-satunya korban anak yang bercerai tapi dia satu-satunya yang tak bisa bangkit dari
masalahnya.

Minggu-minggu berlalu seiring dengan kedekatanku dengan ika,semakin hari semakin terlihat
perubahannya.waktu itu aku sedang bermain piano dan ia melihatku saat ika ingin masuk tiba-
tiba aku terbatuk dan terlihat darah ditangan ku ia langsung lari kedekatku “kamu kenapa van…
kita kedokter yuk” “gak usah aku Cuma kecapeaan doang” sangkal ku “tapi ini gak wajar…sinih
kubantu bersiin..oh ya makasih ya minggu-minggu lalu udah bantuin aku belajar”,aku batuk
lagi,lagi-lagi darah yang keluar” ia terus membujukku “yaudah setelah kita siap
ujian”menenangkannya.

Ika tampak telah mengerti soal.ia sangat berubah saat pertama datang kesekolah ini dengan saat
sekarang,setelah ujian ia langsung minta izin pada pak kepala sekolah,ia dengan cepat
mengendarai mobilnya,sampai disana dokter langsung memeriksaku,aku dan dokter bicara
4mata saja.ia mengatakan aku terkena kanker selaput otak stadium 4. “dok saya mohon
jangan beri tau temen saya,bilang saja saya mengalami infeksi di tenggorokkan” “baik
lah”jawab dokter.dokterpun menjelaskan seperti apa yang telah kami sepakati didalam
ruangannya,ika pun percaya ia lalu menebus obat untukkku. “dok apa yang bisa saya lakukan?”
“maaf sekali jika kanker sudah memasuki stadium 4 maka apapun yang dilakukan tidak
berdampak apa-apa”jawabnya “jadi umur saya tinggal berapa hari lagi dok?”kutanya dengan
suara takut “jika kamu bisa mengontrol kegiatan,makan dan rajin minum obat insyaallah kamu
bisa berahan 3 minggu”jawab dokter dengan berat.

Esoknya ika menjemputku untuk pergi ke sekolah bersamanya dan mamanya.hari ini ia tampak
rapi,ia mengikat rambut dan melepaskan tindik,anting dan kalungnya.pulang sekolah kali ini aku
ada janji main basket dengan temanku.kelakuan ika dan laras sama hanya menontonku dari
depan pintu dengan tangan memegang tisu.selesai bermain ia menghambiriku dengan
membawakan tasku.kami pulang naik taxi aku hanya berkata “bisakah selama 2 minggu ini
kamu ada disisiku?”,ia melihatku dan menjawab “aku akan selalu disisimu van..”.esoknya
merupakan hari pengumuman semua nilai mata pelajaran,seperti yang kuduga ia telah berubah
sekarang takkan tampak lagi tinta merah dikertas ulangannya.

2minggu ini kami selalu bersama,jalan-jalan,ziarah ke makam laras dan pergi kerumah pohon ia
jaga menyukai aku memainkan lagu aransemenitu

Hari senin minggu ke 3 aku datang kesekolah seperti biasa dan belajar seperti biasa,saat aku
pergi ke perpustakaan bersama ika aku mulai batuk darah cepat-cepat ku bersihkan agar dia tak
tahu,tapi saat aku membacabuku aku mimisan dan batuk darah denagn panik ika dan rio
membawaku ke rumah sakit.aku sempat tak sadarkan diri ,saat dokter memeriksaku ia
mengatakan yang sejujurnya bahwa aku menderita kanker selaput otak stadium 4.ia tak percaya
ditambah lagi umurku tinggal 1 minngu.saat aku siuman aku melihat ika dan Sabrina menangis
“kamu kenapa van gak bilang kalok kamu sakit?/”tanya ika “kamu udah tau..kalian ngapain
nangis aku gak papa kok,ina kamu kenapa saying…” “kakak….kakak jangan tinggalin ina
sendirian ina Cuma punya kakak” “ina denger ya…kan masih ada kak mustika” “van kamu udah
janji kita akan pergi ke panti asuhan lagi” “ia tenang aja kita akan pergi bersama kok”.selama 3
hari ini aku dirumah sakit,sesudah pulang sekolah ika selalu datang untuk melihatku dan belajar.

Hari ke 4 aku meminta izin pada dokrer untuk keluarsebentar “dok…please sebentar saja Cuma
mau kepanti doang abis itu balik lagi lagian sayakan sama ika”,dokterpun mengizinkan ia lalu
memeriksa semua kondisi ku.kami pun pergi ke panti untuk membagikan baju,sembako dan juga
peralatan sekolah mereka,ika meminta untuk semua anak mendoakan ku agar bisa sembuh dari
penyakitku ini.seketika itu kulepaskan rasa sakit ku dan tertawa juga bermainbersama
dengannya,tapi penyakit ini muncul dan menghilangkan tawaku.batuk berdarah dan mimisan
membuat ika panic ia langsung membawaku ke rumah sakit lagi.aku langsung
diperiksa.doktermengatakan waktu ku tinggal beberapa jam saja.ika dengan derai airmata masuk
keruang ICUSabrina,pak muklis dan bi samsiah masih kulihat jelas.aku mulai berbicara “ka…
aku boleh minta tolong panggilin semua temen kita dan guru untuk datang”.ika hanya terpaku
dandokter menganggukkan kepalanya iapun mulai sibuk menghubingi mereka, “ina kakak minta
kamu telfon mama,papa,omah minta mereka datang”Sabrina segera menelefon mereka.satu
persatu ruangan ICUdipenuhi mereka,aku masih melihat dengan jelas semua yang ada
diruanagnitu.omah yang terus-menerus berdoa ayah yang memeluk Sabrina dantemen-temen ku
juga pak barito,rio,ikadengan mamanya tapi ada satu yang tak terlihat dimataku yaitu
mama.”pa…mama mana?revan ingin sekali bertemu dengannya untuk terakhirkalinya”tanyaku
lirih “sayang mama ada diluar negri jadi gak mungkin bisa langsung kesini”aku hanya
tersenyum.

Aku memulai dari teman-temanku semua kukatakan sesuai isi hatiku,lalu aku memanggil rio”rio
aku minta tolong banget jagain ika sama sabrina ya,kapten basket juga aku serahin sama
kamu”rio yang kuat tak bisa membendung air matanya ia pun memelukku.lalu aku meminta
maaf pada semua guru terkhususnya pada pak ito”pak tugas dari bapak sudah saya
laksanakan”ia langsung memelukku dan memcium pipiku.lalu kupanggil pak muklis dan bi sam
siah “pak,bi makasih ya sudah bantu revan untuk bangkit maafin juga segala kesalahan revan”
“pa jagain ina dan juga omah,jangan pecat bi samsiah dan pak muklis” “omah revan sayang
banget sama omah revan minta satu kecupan dikening revan”,omah pun mencium ku “ika jujur
aku mulai suka sama kamu disaat itu juga penyakitku ini ada,kamu harus menjadi ika yang
seperti ini selamanya,jangan pernah berubah lagi,aku juga titip ina sama kamu dan terimakasih
untuk semuanya.tante..tante harus lebih peduli sama nika..ika I LOVE YOU”

Setelah aku mengatakan semuanya aku menutup mataku sebentar dan mengucapkan 2 kalimat
syahadad kemudian aku kembali menutup mataku untuk selamanya.ika terduduk dan menangisi
ku.sabrina menciumku untuk terakhir kalinya.semua air mata tumpah diruangan itu.saat papa
mentup aku dengan kain mama ku datang dan hanya bisa menangis lalu menciumku.para suster
memberikan surat yang memang sudah kutulis untuk mama dan aku juga sudah tau bahwa mama
tak akan daaing,aku hanya mengatakan
Ma…makasih udah ngelahirkan ku,makasih udah memberikan asi untukku.semoga
mama bisa bahagia,revan gak pernah membenci mama revan Cuma takut mama lupai
revan.ma I love you

Satu tahun berikutnya semuanya berjalan seperti biasa Sabrina sekarang tinggal bersama omah
dan papa,ika juga telah menjadi siswa teladan dan menjadi DJ dan juga pianis.saat mengenang
hari kematianku ika masih ingat aku ingin sekali saja melihat mama dan papa bergandengan
tanagn.ia pun membawa papa dan mama kekuburan dan mereka bergandengan tangan saat
masuk dikuburanku juga menabur bunga dan menyirami air diatas kuburanku

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai