Anda di halaman 1dari 5

Ecvo oi Bocko|ov

Kisah cinta yang tak bisa kulupakan. Cinta yang hanya berdasarkan sebuah penantian,
penantian panjang yang hanya kesemuan semata. Pengharapanku tentang sebuah cinta sejati,
ternyata....... hanya sebuah cinta semu. Semua itu hanya bisa kulukiskan dalam sebuah kata-
kata, kata-kata kesedihanku dalam cerpen ini.
Aku Roy Kurniawan, seorang mahasiswa teknisi di sebuah Universitas ternama di
Malang. Sejak aku kecil sampai sekarang, aku sama sekali belum tau, apa itu arti cinta. Tapi
rasanya semuanya itu berubah saat seorang mahasiswi pindahan dari Jakarta datang di
Universitas ini. Sejak ku menatap wajahnya, jantung terasa tak berdetak kembali. Seluruh
pandanganku selalu tertuju pada dirinya.
Patricia Veronika.....sebuah nama yang indah untuk seorang wanita secantik dia.
Bahkan seluruh mahasiswa menginginkan dia untuk menjadi kekasihnya. Begitu pula
aku....... ya memang dia wantita tercantik pertama dihidupku, karna posisi pertama sudah di
duduki ibuku tercnita. Walaupun beliau telah tiada, tapi kasih sayang dan pengorbanannya
akan tetap melekat di hatiku.
Sejak ditinggal ibuku saat aku berumur 6 tahhun, aku tinggal bersama ayahku.
Ayahku telah sakit-sakitan sejak ditinggal ibu, jadi aku yang harus menjadi tulang punggung
keluargaku, tpi itu tidak membuat aku pamntang menyerah menjaani hidu. Selama ini aku
bekerja di sebuah supermarket daerah Malang. Meskipun gaji yang didapat tidak terlalu
besar, namun itu sudah cukup untuk menghidupi aku dan ayahku.
Kembali ke kisah cintaku kembali, kalau lama kelamaan cerita kisah hidupku,
judulnya jadi RINTIHAN ANAK TUNGGAL dong. Patricia, Patricia...... nama itu yang
terus berputar di pikiranku. Apakah inni yang namanya cinta mati??? Cinta hidup ajah susah,
apalagi cinta mati. Aku terkenal dengan anak yang penakut di Universitasku, tapi meskipun
begitu, aku juga terkenal dengan cowok terganteng lho. Itulah sebabnya sampai saat ini aku
engga berani unutk menyatakan persaaanku padanya. Jangankan menyatakan perasaan, untuk
dekat dengannya saja sudah membuat aku mandi keringat.
Sabtu, 18 Agustus 1997, aku mendapat ide unutk bisa menyatakan perasaanku
padanya. Maklum, pikirankukan hanya terisi oleh tiga hal, yang pertama Patricia, yang kedua
oleh ide-ide brilian, dan yang ketiga oleh mesin-mesin yang kukeerjakan saat prektikum
nanti. Ya.....dengan cara surat menyurat, maklum saja di jamanku, handphone hanya dimiliki
oleh orabg berpenghasilan tinggi, sedangkan aku???? Itulah sebabnya aku lebih sering
menggunakan surat menyurat. Berjam-jam aku memikirkan kata-kata indah yang akan
kutuliskan, semunya harus ditulisakan dengan detail dan sempurna, tapi yang aku hanyalah
raditor, kampas rem.....mau nulis surat ajah susah.
Setelah 5 jam berlalu, akhirnya jadilah secarik surat indah buatan cowok ganteng.
Sebgian isinya akan aku tuliskan pada kalan

Kamu adalah segala-segalanya bagiku
Jika harapanmu hancur berkeping-keping,
Aku akan menjadi bulan yang menerangi jalanmu
Matahari akan menyinari matamu
Dan......
Akan kudoakan pada langit agar salju berderai di sahara
Seringkali aku berpikir apa yang kurasakan saat ku sendiri
Memikirkan apa itu arti cinta
Memang aku bukan pangeran terbaik untukmu
Tapi aku hanyalah pangeran yang mencintai dirimu
Apakah engkau mau menerima cintaku?

Indah bukan??? Hahaha, itulah karya terbaik dari pangeran Roy. Tapi Cuma satu
permasalahannnya. Siapa yang akan memberikan padanya?? Akhirnya aku menitipkannya
pada seorang sahabatnya. Setelah sekian lama menunggu, bahkan sudah lima hari menunggu,
belum juga suratku dibalas. Tok tok tok, suara pintu mengagetkan penantianku di ruangan
kuliahku, ternyata Rani, sahabat Patricia datang kepadaku dan membawakan surat
balasannya.

Lamanya Patricia membalas surat dariku?
Sorry Roy, bakan Patricia yang lama, tapi akunya yang lupa memberikannya
padamu...
Hmmmmmm........

Wajahku tiba-tiba pucat saat mendengar perkataannya, sungguh perkataan yang
membuat hatiku kecut. Tapi gapapa lah, lagian suratnyya sudah ada padaku. Ku buka
perlahan-lahan isi surat balasanku. Jatung dan nafas ku berhanti beberapa saat, dan apa yang
dituliskan Patricia??

Maaf, kamu siapa ya??????

Dunia seakan akan berhenti berputar. Satu pertanyaan muncul dalam otakku, kenapa
tidak aku tulis nama pengirimnya??? Sia-sialah semua kata-kata indahku. Tapi ini bukanlah
akhir segala cintaku. Aku harus tetap berusaha dan berusaha
Kutlis surat untuk kedua kalinya, denagn kata-kata yang sedikit kutambahkan

Kamu adalah segala-segalanya bagiku
Jika harapanmu hancur berkeping-keping,
Aku akan menjadi bulan yang menerangi jalanmu
Matahari akan menyinari matamu
Dan......
Akan kudoakan pada langit agar salju berderai di sahara
Seringkali aku berpikir apa yang kurasakan saat ku sendiri
Memikirkan apa itu arti cinta
Memang aku bukan pangeran terbaik untukmu
Tapi aku hanyalah pangeran yang mencintai dirimu
Apakah engkau mau menerima cintaku?
From : Roy Kurniawan

Kutitipkan kembali suratku pada sahabatnya, tapi yang ini bukan ke Rani, tapi ke
Rina. Dan lagi-lagi, aku harus menunggu surat balasanku, dan kalian tahu apa yang dikatakan
Rina?

Sorry Roy, aku lama membeerikannya padamu
Tebakanku berkata pasti karna lupa?
Bukan, aku malas ajah harus jauh-jauh memberikan surat ini padamu

Kepucatan menghiasi wajah tampanku. Padahal jarak antara kampus teknisi dan
psikolog hanyalah 5 km. Kusabar kembali, dan ku fokuskan untuk membuka surat dari
Patricia. Dan isinya.......


Maaf, Roy Kurniawan yang mana ya?

Bagaikan wajah spongebob, begitulah wajahku saat membaca surat Patricia. Kenapa
aku harus lupa menuliskan nama fakultasku, alamat rumahku, nama ayahku, nama
tetanggaku... dari pada aku harus menulis surat kembali, akhirnya aku memutuskan untuk
menemuinya secara langsung, walaupun hanya bermodalkan sedikit keberanian dan
kenekatan.
Sepulang mata kuliahku, aku mencoba menunggunya di depan pintu gerbang kampus.
Beberapa jam menunggu, akhirnya dia muncul bersama sahabat-sahabatnya. Kutemui dan ku
tatap wajahnya langsung, layaknya seorang pangeran bertemu dengan seorang putri,
kukatakan sesuatu padanya

Aku yang bernama Roy Kurniawan....

Kalian tahu apa reaksinya??? Dia Cuma tertawa terbahak-bahak mendengar
perataanku tadi. Rasa malu menyelimuti seluruh tubuhku. Mukaku langsung memerah
bagaikan kepiting rebus. Tanpa berpikir lama, aku langsung mengajaknya jalan-jalan di
sekitar pantai Balekambang.

Kamu mau engga jalan-jalan sama aku?

Semua hening...... dan dia menjawab......

Hmm..... mumpung aku free hari ini, jadi boleh dech....

Hatiku terasa bergejolak.....langsung kutarik tangannya yang lembut menaiki sepeda
ontelku.

Kamu gapapa kan naik sepeda ontel?? ( maklum saja aku tanyakan begitu, Patricia
terkenal dengan cewek terkaa di Universitasku)
gapap kok, lagipula aku juga menyukai sepeda antik....

Kata-kata itu langsung membuatku yakin, bahwa dialah yang akan menjadi pasangan
hidupku kelak. Kumulai segala pe.de.ka.te ku bersama dia sejak hari itu. Sengkat cerita rasa
cinta itu muncul. Bertepatan dengan hari ulang tahunku, aku menyatakan lagi perasaaanku
yang sebenarnya kepadanya.

Patricia, mungkin ini terlalu cepat. Tapi aku Cuma inigin ngomong ke kamu, kalau
aku sayang ksmu.....kamu mau engga menjadi pacarku?
Sorry, aku engga bisa Roy........
Maksudnya engga bisa?
Engga bisa untuk nolak

Jantungku terasa berhenti berdetak, dan hanya satu kata yang menggambarkan hatiku
setelah mendengar perkataannya...... SEMPURNA. Sejak saat itu, hhubengan ku dengannya
tak bisa terpisahkan. Himgga pada suatu saat ia mengajakku bertemu dengan keluarganya.
Kulihat rumah yang bagaikan istana, dengan muka menunduk malu, kutemui ayah
ibunya. Dan kalian tahu yang dikatakan ayah dan ibu Patricia?

Ayahmu bekerja apa? Penghasilannya berapa per bulan?

Aku hanya bisa tertuduk diam. Patricia

Anda mungkin juga menyukai