Anda di halaman 1dari 20

PERMATAKU YANG HILANG

M
alam ini kucoba mengerahkan seluruh ingatanku, menceritakan
dia yang dalam 7-8 tahun lalu menjadi orang yang memenuhi
seluruh ruang dalam hatiku. Dia yang menjadi mimpi dan
khayalku tentang masa depan yang indah dalam ikatan cinta.dia yang
selalu ku ceritakan pada orang orang disekitarku, pada keluargaku, pada
teman teman sekolahku, pada rekan rekan kerjaku. Dia yang akhirnya kini
tinggal menjadi angan angan dan lamunan. Memang Rasanya berdosa
sekali aku masih mengingat dan memimpikannya hingga kini. Sudah
kepunyaan orang, sudah bahagia dengan lelaki pilihannya. Tak pantaslah
aku masih mengharapkannya untuk datang kembali. Ya, aku telah
melupakan rasa itu untuk beberapa waktu, beberapa tahun. Tetapi saat
kemarin tanpa sengaja aku melihat gambar dirinya, “ai……. ternyata rasa
itu masih ada dan masih sama seperti dahulu”. Kuputuskan untuk
menuliskan cerita ini, berharap akan berpindah rasa dalam hati kedalam
baris baris tulisan ini, sehingga tinggal kenangan tanpa perasaan.
Aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (smp) negeri 1
Pengadegan, sekolah menengah vaforit didaerahku. Dipimpin seorang
kepala sekolah bernama bapak masrun S,Pd. Yang mempunyai putri cantik
bernama nismasari ulfi mulyani. Aku kenal baik dengan ulfi, ya dia ketua
OSIS dan aku wakilnya. Berada di SMPku terasa seperti di candi Borobudur
magelang. Berundak undak dengan 8 undakan serta taman luas yang
berada ditengahnya. Semakin asri dengan berbagai tanaman buah dan
tanaman hias yang tumbuh di lahan lahan kosong antar tiap ruang kelas.
Aku kelas VII dan masuk di kelas A, kelas bergengsi tempat anak anak
pandai berada. Duduk paling belakang baris kedua dari sebelah kanan
bersama temanku dari Desa Bedagas, Sulthon Abdulloh Hasan namanya.
Usia smp masihlah sangat muda, bahkan bisa dibilang kanak kanak. Masih
sangat suka bermain main. kejar kejaran, berantem beranteman, hingga
ramal ramalan tentang jodoh. Suatu hari saat permainan ramal jodoh
sedang populernya temanku si sulthon menulis namanya dan nama teman
yang ia klaim pacarnya di sampul buku ku untuk menghitung persentase
jodohnya. Setelah dihitung dengan rumus ngawur otak atik mathuknya
hasilnya 23%. Karna penasaran akupun mencoba menghitung dengan
namaku. Aku mulai menghitung tanpa menulis hanya awang awang saja.
Hasilnya pun 82%. Sebenarnya aku tak pernah yakin dengan permainan
PERMATAKU YANG HILANG
seperti itu, namun dalam hati aku berkata “aku lebih jodoh dengannya
dibandingkan kamu thon”. Dan nama itu adalah MARGI AYU LESTARI.
Aku belum mengenal siapa dan bagaimana margi, tetapi dari namanya aku
membayangkan seorang gadis yang cantik, dan nama itu terus ku ingat
bilalah suatu hari aku bisa mengenalnya.
Waktu terus berjalan dan hingga aku kelas VIII pun aku belum tau yang
mana itu margi. Padahal saat kelas VII aku sangat sering berkeliling main
ke kelas kelas lain dari kelas A – F. menemui teman temanku dikelas lain
dan duduk mengobrol dengan mereka, namun belum juga bertemu dan
berkenalan dengan Margi.
Suatu hari sepulang sekolah, deretan angkutan desa (angkudes alias
angkot) warna hijau dengan rute tujuan masing masing menunggu para
siswa keluar pulang sekolah. Bel tanda pelajaran berakhirpun tiba. Aku
keluar kelas langsung menuju angkot bapak simo yang punya rute
kedesaku, TegalPingen. Aku duduk diatas atap kap angkot sebab bagian
dalam penuh diisi siswa putri. Hal seperti ini sudah biasa didaerahku,
meski berbahaya tapi aku justru menikmatinya. Dari atas angkot aku bisa
menikmati desiran angin yang sejuk menerpa tubuh menghilangkan rasa
lelah setelah seharian belajar, terlebih jika hari itu ada pelajaran olahraga.
Saat sedang menunggu angkot dijalankan pak sopir, tiba – tiba terdengar
suara seseorang memanggil manggil “margi……margi……” seketika ku
menoleh mencari siapakah yang akan menjawab panggilan itu. “oh itu yang
bernama margi,” seorang gadis yang sangat cantik, berkulit putih kuning
langsat, berambut panjang berikat rambut merah muda.
Waktupun berjalan, hanya ada angan angan “ kapan kiranya aku dapat
berkenalan dan berteman dekat dengan margi”.
Pernah satu ekskul denganku, ekskul mading. Pernah juga satu tim paduan
suara untuk acara acara sekolah dan upacara upacara hari besar nasional.
Mungkin aku yang terlalu focus hingga akupun tak mengenali margi hingga
kejadian diangkot kemarin terjadi.
PERMATAKU YANG HILANG
Margi,
Bulan Ramadhan tahun itu waktu kita kelas IX bersamaan dengan bulan
Agustus pada kalender masehi. 2 bulan yang istimewa, ramadhan bagi
umat islam dan agustus bagi seluruh rakyat Indonesia. Bulan agustus
biasanya diadakan perlombaan – perlombaan menyambut hari
kemerdekan 17 agustus. Karna agustus tahun ini berada pada bulan
Ramadhan, perlombaan pun berkaitan dengan hal – hal keagamaan.
Berbagai cabang ilmu keagamaan pun diperlombakan mulai dari tartil,
tilawah, kultum, kaligrafi hingga peragaan busana muslim. Setiap kelaspun
mengirimkan wakil wakilnya mengikuti tiap cabang perlombaan. Aku
sendiri mewakili kelas dalam cabang lomba tilawah “semoga margi juga
mewakili untuk cabang yang sama”, harapku dalam hati.
Hari perlombaanpun tiba, sembari menunggu dewan juri datang aku
banyak mengobrol dengan peserta dari kelas kelas lain. Dewan juri pun
datang dan meminta kita semua masuk ketempat perlombaan di mushola
sekolah. Putra dan putri menjadi satu tempat hanya dipisahkan putra
sebelah utara dan putri sebelah selatan. Dari tempatku duduk aku bisa
melihat seluruh peserta, termasuk kamu yang duduk no 4 dari sebelah
kanan. Kuperhatikan seluruh peserta saat tampil kedepan, baik peserta
putra maupun putri. Tak lupa juga kuperhatikan dirimu dengan wajah ayu
yang terus tersenyum manis dengan bibir merah merona. Selesai semuanya
tampil, kita diminta menunggu pengumuman pada hari esoknya. Dari
penilaianku sendiri aku sudah menebak yang akan juara aku dan dirimu.
Akupun berfikir kalo besok kita berdua akan dipanggil oleh guru, dan bila
itu benar terjadi aku akan meminta nomer hp kamu.
Hari esok pun tiba, pelajaran seperti biasa. Aku terus menanti panggilan
guru yang akan memanggil kita berdua. Sekitar pukul 9 atau 10 panggilan
itu pun terdengar. Kita bertemu di ruang guru. Lalu guru menjelaskan
bahwa kita yang terpilih untuk mewakili sekolah mengikuti lomba tilawah
tingkat kecamatan. Kita pun di mintai nomer hp untuk koordinasi saat
latihan. Kebetulan kamu lah yang menulis terlebih dahulu, dan saat aku
menulis nomerku aku pun mencoba menghafal nomer hp mu
087xxxxxxxxx. Aku terus menghafal nomer itu hingga pulang sekolah.
Sebetulnya bisa saja aku menuliskannya, tetapi karna takut kalau temanku
yang lain tau jadi aku memutuskan untuk mengingatnya saja.
PERMATAKU YANG HILANG

Sepulang sekolah setelah makan siang aku mencoba menghubungi mu


lewat sms kenomer tersebut. “assalamu’alaikum margi, aku nurul”, begitu
kira- kira sms pertamaku. Kutunggu beberapa saat namun tidak ada
balasan darimu. Aku berfikir “mungkin susunan nomernya ada yang salah
“, kucoba mengganti beberapa angka terakhir dan ku sms kembali dengan
pesan yang sama. Kutunggu beberapa saat dan akhirnya kamu pun
membalasnya “wa’alaikumsallam nurul. Tau nomerku dari mana?”
balasmu. “ ada lah”, itulah awal kita berbalas pesan. Sejak saat itu kita pun
menjadi sering berbalas pesan, entah membahas latian atau yang lainnya.
“met cyang” untuk selamat siang, “lgi apha?”,”ws maem drung?” pesan
pesan yang sering ku kirim untuk memulai obrolan. Mungkin kamu merasa
bosan dengan pesan dan pertanyaan yang itu itu saja, sama Aku sendiri
sebenarnya bosan dengan pesan pesan itu, hanya tidak ada ide lain untuk
memulai percakapan, hingga hari ini pun pesan seperti itu masih aku
gunakan, ya dengan penulisan yang gak sealay dulu. Terkadang saat kamu
lama tidak membalas aku buatkan puisi puisi untuk menggodamu agar
membalas pesanku.

Indah nian dirimu


Tiada bandingnya didunia
Karya indah tuhan maha kuasa

Salah satu puisi yang masih kuingat pernah ku kirim untukmu. Kuambil
dari bait bait lagu nasional yang memuat ungkapan cinta pada tanah air
kugunakan untuk mengungkapkan sedikit perasaanku padamu.
Atau terkadang kupanggil kamu dengan panggilan selain nama aslimu
Srikandi- Melati- Adinda dll. Hal yang selalu aku ingat ialah kamu selalu
minta izin untuk tidur tiap jam 21.00. pernah suatu sore aku
menelphonmu, suaramu terdengar tapi suaraku tak terdengar olehmu,
ternyata karna headset yang kupakai.
PERMATAKU YANG HILANG
Margi,
Mendekati perlombaan kita pun diminta berangkat kesekolah tiap hari
untuk latihan, padahal waktu itu sekolah sudah libur akhir ramadhan.
Latian biasanya dimulai pukul 07.00 atau 07.30. kita biasanya datang lebih
awal sekitar pukul 06.30 dan menunggu di depan sekolah. Anita- kamu-
aku, begitu posisi duduk kita menunggu guru pembimbing, bu eka rini
astuti. Masih ingat dengan anita? Dia adik kelas kita yang ikut latihan buat
cadangan.
Pernah suatu hari latian diliburkan, “rul, kayaknya hari ini ibu nggak bisa
datang, tapi kalau kalian latihan sendiri datang saja tidak apa apa”, begitu
pesan ibu eka padaku. Kamu juga sebelum berangkat bertanya padaku “rul
hari ini latian nggak?”. Karna aku ingin bertemu dengan mu, aku katakan
saja “nggak tau mar, mending berangkat saja siapa tau bu eka datang”.
Kita pun datang kesekolah dan menunggu didepan seperti biasa. Sampai
jam 8.an ternyata bu eka tidak datang, akhirnya kita pulang. Aku ikut kamu
naik bus, duduk lain baris karna aku tetap agak canggung, meski
sebenarnya ingin duduk disebelahmu.
Perlombaan tingkat kecamatanpun berlangsung, aku mebaca Q.S Al
Baqoroh 21 – 24, surat yang sama yang dibaca almarhum kakakku, ka
sutrio, dan kamu membaca Q.S Al Isro 1 – 3. Masih teringat bagimana
irama kamu membacanya hingga kini, dan terkadang saat membaca surat
tersebut kugunakan iramamu. Kita pun sama sama mendapat juara 2.
Penyerahan hadiah dilakukan pada malam peringatan 17 agustus di
halaman kecamatan. Aku datang bersama mbakyu ku dan kamu bersama
ibumu. Aku tiba di kecamatan terlebih dahulu, bertemu dengan bu eka
yang datang tak lama kemudian. Beberapa menit kamu pun datang dengan
ibumu, kupun menyalami ibu mu untuk pertama kali. Kita masuk kedalam
kantor kecamatan dan menunggu untuk dipanggil kepanggung. Selesai
pembagian hadiah kamu dan ibu pulang lebih dahulu. Nasi box dan snack
punya mu tertinggal atau entah sengaja ditinggal. Melihat itu akupun
berfikir untuk menukar punyaku dengan punya mu. Sama sama isinya si
tapi kalau dimakan sambil membayangkan pernah disentuh kamu akan
terasa berbeda.
PERMATAKU YANG HILANG
Margi,
Ingatkah kamu? Pernah suatu hari pelajaran seni budaya kita diberi tugas
untuk menulis tentang tarian tarian dari berbagai Negara. Karna sibuk ikut
berbagai lomba dan kegiatan tugasku pun lama selesainya. Seharusnya si
aku minjem saja tugas teman sekelasku, kebelutan aku duduk dikelas A,
kelas yang terkenal anak anak yang pinter pinter, dari kelas VII malah aku
di A. sedangkan kamu duduk di kelas E. tetapi sekalian untuk PDKT aku
minjem punya kamu yang waktu itu sudah selesai. Waktu aku meminjam
buku itu ternyata disampul buku mu tertulis kata ‘awal’. Mungkin sekedar
kata biasa, tapi diantara temanku ada yang bernama awal sehingga akupun
sedikit cemburu dan lalu mengirim pesan ke kamu “mar, aku nulis sesuatu
di bukumu boleh ngga?”, “ iya boleh ngga papa rul”. Kata ‘awal’ pun aku
tambahi menjadi ‘huwal awaalu wal akhiru wa dhohiru wal bathinu’.
Pernah juga aku punya suatu bacaan yang menarik, lalu aku tawarkan
kamu untuk membacanya. Kita pun bertemu didepan kelas IX D untuk aku
menyerahkannya.
Seringkali aku duduk duduk didepan kelas mu atau main kekelas sebelah
kelas IX D berharap bisa melihat diri mu. Menunggu kedatanganmu adalah
kebiasaanku setiap pagi tatkala tidak ada pekerjaan rumah. Aku duduk
didepan kelas karna memang untuk kekelas kamu pasti akan melewati
kelasku. Tas punggung hitam dan rambut panjang berikat rambut warna
merah muda begitulah kamu berangkat sekolah.

Margi,
Waktu ujian pun kian dekat, sekolah mengadakan program tutor sebaya.
Sebuah program di mana kelasku menjadi pengajar bagi teman teman di
kelas lain. Sebenarnya aku sangat ingin mendapat bagian mengajar
dikelasnya mu, namun karna telah dibagi dan aku kebagian dikelas C jadi
ya gimana lagi. Memang kalo cinta akan mencari cari alasan. Saat
pelajaran matematika tugas yang harus diselesaikan hari itu tidak selesai,
hingga pengumpulan tugas pun dilakukan keesokan harinya. Aku sebagai
yang paling dituakan (sebenarnya merasa paling pinter diantara temen
temen tutor yang lain sekaligus karna pernah menjadi ketua osis pada
periode lalu) pun berkeliling kekelas lain melihat bagaimana teman teman
ku mengajar, memeriksa apakah mereka benar benar menjelaskan atau
PERMATAKU YANG HILANG
malah sekedar memberi kunci jawaban. Aku datang kekelas mu dan
mendatangi kelompokmu.
Aku berdiri disebelah mu dan bertanya tentang soal mana yang belum
paham atau belum selesai. Aku melihat ada soal tentang bangun segitiga
yang belum kamu kerjakan, lalu aku mengajarimu bagaimana cara cepat
mengerjakannya. Rumus triple pytaghoras yang setiap rabu pagi selalu
wajib dihafal anak anak kelasku.
Saat pembagian raport aku yang memang aktif dipramuka menanti
kedatangan orang tua didekat pintu gerbang sekolah, menunggu siapa tau
ada orang tua yang menanyakan lokasi kelas anaknya. Sebenarnya yang
paling aku tunggu adalah kedatangan ibu mu. Saat raport dibagikan aku
justru menunggu hingga nama mu disebut, untuk aku sendiri aku tak
begitu penasaran, karna juara 1 bagiku sudah hal yang biasa, meskipun
kadang juga juara 2 kalah sama rival abadiku, nurani birahmatiar. Nama
kamu disebut, ibumu pun maju mengambil raport mu dan keluar kelas, lalu
aku yang sudah menunggu mendatangi ibu mu dan meminta izin melihat
hasil raportmu, mmm…. Lumayan.

Margi,
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini kita pun akan segera mengikuti
ujian nasional. Berbagai cara belajar pun kita lakukan agar nantinya
mendapatkan hasil yang memuaskan. Teman teman ku pun banyak
berdatangan kerumahku untuk belajar bersama, bukan hanya teman dari
satu kelas melainkan juga dari beberapa kelas lain termasuk kelasmu yang
memang akrab denganku. 5 -10.an pun datang tiap harinya, terutama saat
ada tugas untuk diselesaikan.
Hari itu adalah hari terakhir persiapan sebelum ujian nasional. Setelah
belajar bersama selesai aku dan teman teman menyempatkan untuk main
main dulu ke bukit disebelah sungai dekat rumahku. Setelah itu merekapun
pamit pulang. Tinggal ada satu yang bernama andrianto dia pulang paling
belakangan. Dia malah mengajakku menonton seni pertunjukkan kuda
kepang yang katanya sedang berlangsung didesa wlahar. Karna aku tahu
bahwa rumah kamu ada di wlahar aku pun ikut menonton dengan harapan
siapa tahu nanti disana bisa bertemu. Sesampainya disana, benar juga aku
PERMATAKU YANG HILANG
bertemu dengan mu. Akupun menyapa dan bersalaman denganmu.
Ternyata yang menggelar acara itu adalah pamanmu, dalam rangka hajatan
khitan anaknya, benar tidak ya? Aku hanya mengira saja.

Margi,
Hari haripun berlalu begitu cepatnya, rasanya baru kemarin aku mengenal
dan banyak berbalas pesan dengan mu. Kini waktu sekolahpun akan segera
berakhir. Seluruh rangkaian ujian telah selesai kita laksankan. Tinggal
mempersiapkan acara untuk perpisahan sekolah. Aku dan kamu pun
bersama sama bergabung dengan tim paduan suara. 2 buah lagu pun kita
siapkan, sebuah lagu terimakasihku dan sebuah lagu crisye damai
bersamamu. Lagu yang begitu terkenang hingga kini dan masih suka aku
putar untuk bernostalgia mengingat dirimu. Ditengah lagu aku ditunjuk
untuk berpuisi yang sebenarnya adalah lirik lirik dari lagu tersebut yang
dibawakan dengan gaya berbeda. Menunggu waktu latian dimulai atau
selesai latian kita pun biasanya duduk duduk bersama, aku kamu marwati
kadang bersama hajar atau amin. Sering juga kita jalan pulang bersama,
aku jalan menuju rumah dan kamu jalan menunggu bus. Pernah saat aku
jalan dibelakang mu resleting tasnya terbuka, aku ingin memperbaikinya
saja betapa canggungnya.

Margi,
Meskipun sekolah sudah usai tinggal menunggu pengumuman hasil ujian
saja, tapi aku masih sering datang kesekolah terutama saat hari jum’at dan
sabtu untuk mengisi materi ekskul Pramuka. Kamu tau Aku memang
sangat suka dengan Pramuka, dan sudah mulai aktif sejak aku kelas 4 sd.
Suatu hari sebelum mengisi ekskul aku sempatkan untuk datang
bersilaturahmi kerumah mu. Naik bus ¾.an dan turun di depan lapangan
sd n 1 bedagas. Dari situ aku berjalan kaki kerumah mu. Namun
sesampainya di sekitar rumahmu aku bingung mana rumahmu. Disana ada
4 rumah berderet. Rumah mu adalah yang berada dideret no 3 dari jalan
yang baru aku ketahui beberapa waktu kemudian. Akupun berhenti dan
mencoba mengirim pesan ke kamu agar keluar rumah, namun tak kunjung
kamu balas. Sambil menunggu aku terus melanjutkan berjalan karna malu
PERMATAKU YANG HILANG
kalau tetap di situ, mau bertanya keorang juga malu, aku hanya melihat ada
wanita berbaju merah yang duduk didepan rumah pamanmu. hingga terasa
sudah jauh perjalanku aku putuskan untuk berbalik arah dan pulang
langsung menuju kesekolah untuk ekskul. Kemudian keesokan harinya saat
kamu bertanya, aku jawab hanya ingin jalan jalan saja.

Margi,
Sekolah menengah pertama telah berhasil kita selesaikan dengan hasil yang
memuaskan, bahkan aku mendapat nilai sempurna pada pelajaran
matematika dan hanya salah satu nomor pada pelajaran ilmu pengetahuan
alam. Kita melanjutkan kesekolah yang berbeda. Aku ke sekolah menengah
kejuruan (smk) muhammadiyah 1 purbalingga mengambil jurusan teknik
kendaraan ringan, dan kamu melanjutkan ke sekolah menengah atas (sma)
takhassus Al Qur’an wonosobo mengambil jurusan ilmu pengetahuan
sosial.
Jarak yang jauh pun menyebabkan kita tak bisa lagi bertemu untuk waktu
yang lama, terlebih kamu tidak diperbolehkan memegang hp karna disana
kamu sekolah sekaligus di pondok pesantren. Kalau orang biasanya titip
salam ke anak buat orang tua nya kalau aku kebalikkannya, aku nitip salam
ke ibumu buat kamu, “bu nitip salam nggih kangge margi” begitu kalau aku
berbalas pesan dengan ibu mu karna hp beliau yang memegangnya. Pernah
suatu waktu setelah sholat maghrib aku mengirim pesan ke ibu mu seperti
ini
“bu, izinkan aku untuk mencintai putri ibu, margi ayu lestari, walau
bukan untuk sekarang, tapi nanti jika aku sudah menggapai cita – citaku
aku akan datang bu”.
Dan begitulah hari hari aku lalui tanpa kamu mar, kalo kangen aku akan
bertanya kabar keibumu, sekaligus menitip salam buat kamu. Aku harap
salamku benar benar sampai ke kamu, bukannya aku nggak percaya sama
ibumu, soalnya kau sendiri kalau dititipi salam suka malu
menyampaikannya.
PERMATAKU YANG HILANG
Margi,
Beberapa minggu sebelum bulan ramadhan aku mendapat kabar dari
marwati kalau kamu sedang sakit dan dirawat dirumah sakit nirmala
purbalingga “rul margi lagi mriang si, saiki lagi dirawat nang rumah sakit
nirmala”. Awalnya aku cuek saja mendengar berita itu, sebenarnya aku
malu saja kalau dia tau aku menyukai mu “lha terus aku kepiwe?”.
Meskipun terlihat cuek dan biasa saja tapi sebenarnya aku begitu khawatir
dan terus memikirkan mu. Disekolah ketika yang lain sedang rame rame
acara kesenian sekolah, aku hanya diam memikirkan kamu. Aku pun
mencari informasi seputar penyakit yang kamu derita, makanan apa yang
dibolehkan dan makanan yang dilarang untuk nantinya aku ingin
membawa sesuatu sebagai buah tangan. Akhirnya aku memustuskan untuk
menjengukmu yang saat itu kamu sudah pulang dan berada dirumah.
Hari itu sepulang sekolah di hari senin aku pulang membonceng dhayu
prasetyo. Sampai di perempatan pengadegan aku minta berhenti, dan
bilang kalau ada urusan “aku mudhun nang kene bae dhay” . sebenarnya
dhayu menawarkan untuk mengantar kalau memang ada sesuatu, tetapi
aku menyuruh dhayu pulang saja “gep ming ndi si rul?”, “ana urusan”.
Setelah dhayu berlalu aku pun ke toko buah samping salon fia buat dibawa
kerumah mu. Aku memilih buah pisang sesuai info dari google. Setelah
dapat aku pun segera otw naik bus. Aku turun sebelum lapangan sd
bedagas, dekat gang rumah dwiky karna malu kalau ada teman yang
melihat dan ditanya tanyain. Turun dari bus keraguan pun muncul, maju
mundur aku berfikir, aku mikirin kalau nanti ketemu temen dan ditanyain
mau jawab apa. Tapi setelah aku berfikir aku memutuskan untuk tetap
maju “rawe rawe rantas malang malang putung”.
Akupun berjalan menuju rumah mu. Mendekati rumahmu aku mulai
bingung lagi karna belum tau persis rumahmu yang mana. Makin dekat
makin dekat aku melihat ada anak perempuan berseragam smp sedang
jalan yang beberapa waktu kutau namanya eni. Akupun menghampirinya
dan bertanya “hay dhe, tau rumahnya mba margi nggak?”, “iya tau
mas”,jawabnya. “bisa tolong dianterin kesitu gak?” tanyaku lagi, “iya bisa
mas, kebetulan rumahnya disamping rumahku” jawabnya lagi, “kebetulan
banget kalau gitu” timpaku. Kami berduapun jalan bersama. Sampai
didepan rumah mu sekitar pukul 10.00 dan aku ucapkan terimakasih
“terimakasih ya dhe”, “sama sama mas”.
PERMATAKU YANG HILANG
Aku pun mengucapkan salam “assalamu’alaikum” dan masuk kedalam.
Rumah mu sebuah rumah model gudangan, dengan 3 kamar tidur, ruang
tamu, ruang tengah, dapur dan kamar mandi yang berada diluar, sekarang
mungkin sudah banyak berubah. Diruang tamu terpajang gambar mu saat
perpisahan smp, berkebaya jilbab warna merah muda dengan sedikit
hiasan di kepala dan gambar habib syech bin abdel qodir assegaf serta
sebuah kalender. Kanan kiri rumahmu adalah rumah saudaramu. kamu
tinggal bersama kedua orang tua dan mempunyai seorang adik perempuan
bernama wikri (sekarang kamu sudah punya adik satu lagi, yusuf
fathurrahman). Aku pun disambut oleh kedua orang tua dan nenekmu
yang saat itu sudah ada disitu, “kowe rul, kae margi nang kamar”. Aku pun
menyerahkan pisang yang aku bawa langsung masuk dan duduk disebelah
mu yang tengah tiduran. ku Tanya kabar dan ngobrol banyak hal
denganmu. Beberapa saat kemudian ibumu pun masuk dan menemani kita.
Diantara yang disampaikan ibumu kepadaku adalah “masalah kuwe
(jodoh) mengko gampang, sing penting de pada fokus disit sekolahe yang
pinter mengko bisa mewujudkan cita cita”, yang ternyata itu adalah
jawaban ibumu dari pesan yang pernah aku kirimkan dulu.
Tak terasa sudah masuk waktu dhuhur, akupun minta izin untuk sholat
terlebih dahulu. Aku sholat di dalam kamar mu disamping tempat tidur.
Selesai sholat aku diajak makan siang bersama dengan bapaknya mu. Lauk
sayur asem, ikan asin, sambal dan gorengan terasa begitu nikmat, selain
karna memang rasanya juga karna membayangkan makan bersama bapak
mertua hahahaha…..
Selesai makan siang aku pun masuk kembali kekamar menemani mu.
Sekitar pukul satu siang kita diminta pindah dulu karna lampu kamar mu
akan diperbaiki. Kitapun pindah kerumah paman mu disebelah. kamu
dipapah oleh ibu karna memang kondisimu masih sangat lemas,
sebenarnya aku ingin membantumu, tapi karna malu jadinya kau hanya
membawakan bantal saja. Dirumah paman itu kita duduk diruang tamu
sambil menonton televisi. Aku pun dibuatkan secangkir kopi untuk
menemani ngobrol. “ko tah oraha ya rin, go nurul bae” begitu canda
bibimu.
Sekitar pukul 2 keluarga mu berdatangan kesitu menjenguk mu. Aku pun
bersalaman dan berkenalan dengan mereka semua. “ iki kancane rin?”,
Tanya mereka. Memang kalau dirumah kamu dipanggil dengan nama rindi.
PERMATAKU YANG HILANG
Aku heran si “apa hubungannya nama margi ke rindi, tapi sudahlah
memang kadang orang kampung begitu. Kaka ku saja priyanto dipanggil
rasmin”. Aku lalu menjawab “ nggih, kanca sareng smp”. Makin lama
karna banyak orang juga, aku lama lama malu, lalu aku putuskan untuk
pamit pulang, “wangsul riyin bu”.
Akupun pulang dengan berjalan kaki sampai rumah. Dengan perasaan
senang karna sudah bisa ketemu dan bersama seharian dengan mu.

Margi,
Hari Rabu sepulang sekolah, seperti biasa aku berjalan kaki dari
perempatan pengadegan sampai kerumah, ya sekitar 3 km. Ditengah
perjalanan aku mendapat pesan dari nomer mu, yang ternyata bapak yang
mengirim. “ora dolan maning rul?”, “apa olih si?”, “ya olih, malah
kebeneran kena go batir. Kye bapake margi”, “nggih pak, ngenjing kulo tak
mrono InsyaAlloh”

Tiada kebahagiaan bagi seorang pecinta selain panggilan dari yang


dicintai

Keesokan harinya, hari kamis, bertepatan dengan hari pertama bulan


Ramadhan. Setelah sholat dhuhur aku meminta diantar paman alasannya
mau kewarnet. Sampainya didepan warnet akupun minta paman untuk
pulang saja karna aku bakal agak lama. Setelah paman pergi akupun
kembali berjalan sambil menunggu bus lewat. Singkatnya akupun sampai
dirumah mu sekitar pukul 2 siang. Sampai disana ternyata kamu sedang
tidur yang lalu dibangunkan oleh ibu karna kedatanganku. Melihat kamu
baru bangun tidur dan tetap dengan cantiknya aku jadi teringat kata kata
seorang guruku
“ kalo pengin liat gadis itu cantik atau tidak liat pada saat dia bangun
tidur. Kalo tetap cantik berarti memang beneran cantik”.
Berarti memang kamu itu cantiknya beneran pikirku dalam hati.
PERMATAKU YANG HILANG
Sekitar pukul 3 sore orang tua mu pergi untuk menjenguk tetangga yang
sedang berada dirumah sakit. Kita pun ditinggal hanya berdua. Sekitar
pukul 4 nenek mu datang untuk menyiapkan makannan berbuka puasa.
Sebenarnya aku ingin tetap disitu sampai orang tua mu pulang, sekalian
biar bisa buka puasa bersama, tapi karna khawatir nanti kemalaman
pulangnya belum lagi harus jalan kaki, sekitar pukul 5 aku putuskan untuk
pamit pulang. Lagian juga kamu sudah ada nenek yang menemani.

Margi,
Seminggu sebelum lebaran akupun datang kembali menjenguk mu. Kali ini
aku datang lebih pagi. Jam 9 aku sudah sampai dirumah mu. Seperti biasa
akupun duduk disamping mu yang tiduran menemani mengobrol. Siang
kamu makan untuk minum obat. Puasa menjadikan aku mengantuk. Aku
kamu dan ibu pun tiduran berjejer. Tak terasa akupun tertidur pulas.
Bangun bangun tinggal aku sendiri, sementara kamu tengah mandi
ditemani ibu. Selesai mandi kamu masuk kedalam rumah dari arah dapur,
berbalut handuk warna kuning dan dipapah oleh ibu , air sisa mandi pun
masih sedikit menetes di antara dari rambutmu turun ke wajah cantikmu.
itu. Lalu kita pun duduk diteras depan rumah. Duduk berdampingan di
bangku kayu depan rumah paman mu, sambil melihat bunga mawar merah
yang tumbuh didepan rumah.ingin kupetik untuk kuberi pada mu, tapi
bukan bungaku. Jam 5 sorepun aku pamitan untuk pulang.

Margi,
Lebaran idhul fitri pun tiba. Aku berencana untuk kembali datang kerumah
mu. Ini akan menjadi ke 4 kalinya aku datang. Aku juga sudah
menceritakan dirimu pada ibuku. Kamu pun sudah makin membaik
kondisinya. Aku berfikir kalau ini adalah waktu yang tepat untuk aku
menyatakan perasaanku kepada mu. Akupun menuliskan surat.sebuah
puisi pernyataan cinta yang kuambil dari scene film bolywood kal ho na ho.
Selesai kutulis, kubaca lagi berulang kali sambil membayangkan kamu ada
didepanku. Kudengarkan lagu kal ho na ho agar terasa seperti didalam film
itu.
PERMATAKU YANG HILANG

Aku mencintaimu Margi


Aku sangat mencintaimu
Aku sangat sangat mencintaimu
Saat aku menutup mata, aku melihatmu
Saat aku membuka mata, akupun melihatmu
Biarpun kamu tidak didekatku
aku merasa kamu didekatku, disekelilingku
Setiap detik, setiap menit, setiap saat
Mataku selalu mencarimu
Sebutlah ini cinta, kegilaan atau hanya denyut jantungku
itu sama saja
Banyak orang memiliki cinta,
tapi cintaku jauh lebih dari mereka semua
Karna mereka tak memilikimu
Aku tak dapat melupakanmu, aku tak mau melupakanmu
Kamu adalah milikku dan aku akan mencintaimu selamanya
Aku akan mencintaimu sampai mati bahkan lebih dari itu
PERMATAKU YANG HILANG

Margi,
Lebaran pun tiba. Hari itu aku datang diantar sepupuku handriono.
Sesampainya aku kita mengobrol sebentar dan sepupuku meminta pergi
untuk menambal ban yang bocor dan aku menemaninya. Sebelum aku
pergi, sengaja aku tinggalkan hpku agar aku punya alasan untuk kembali.
Sebelum dhuhur pun aku sudah kembali lagi kerumah mu sendirian karna
sepupuku kuminta pulang. Beberapa waktu kemudian datanglah marwati
dengan ibunya dan satu temannya kesitu yang aku lupa namanya
menjenguk mu. Selesai sholat dhuhur aku pun makan bersama mu dan ibu.
Lupa masakan apa waktu itu, tapi aku makan sangat hati hati jangan
sampai muncul bunyi antara sendok dan piring dengan sikap duduk tegap
laksana tentara. Menjelang sore aku mendapat pesan dari orang yang
ngakunya pacar mu. Marah marah menanyakan mengapa aku sering
datang kerumahmu. kutanggapi dengan santai. Akupun menanyakan hal
itu ke kamu “ini beneran mar?”. kamu pun berkata kalau memang ada
hubungan dengan orang tersebut. “ai….. mengapa baru sekarang bilang.
Setidaknya saat aku datang aku tak berharap lebih dari sekedar teman”.
Akupun memutuskan untuk segera menelphon sepupuku tadi untuk
menjemputku. Sebelum pulang aku minta kamu untuk berdiri dan
menyanyi bersamaku, sekedar memastikan kalau kamu sudah benar benar
baikan, karna mungkin aku akan lama tidak datang lagi kesitu. sepupuku
pun datang dan aku pamit pulang. Ditengah perjalanan aku bercerita pada
sepupuku betapa patah hatinya mengetahui kamu punya pacar. Sampai
dirumah aku kirimkan pesan “mar tadi aku selipkan surat buat kamu di
buku yasin yang ada di kamarmu”. Ya suratku aku selipkan saat aku masuk
kamarmu untuk sholat ashar.
Masih adakah surat itu sekarang?
Sejak saat itu aku menjadi jarang berbalas pesan dengan mu. Kamu pun
kian membaik dan mulai lagi melanjutkan sekolah. Akupun dengan
berbagai kesibukanku di pramuka menjadi tidak terlalu terfikirkan dengan
mu. Mungkin hanya beberapa minggu sekali aku tetap berkirim pesan
dengan ibu mu, menanyakan kabar dan menitip salam untukmu.
PERMATAKU YANG HILANG

Margi,
Harus ku ceritakan padamu bahwa dalam perjalanan ku mencintaimu aku
pernah suka dan dekat dengan seorang gadis dari bumisari, yughi agus
triasih namanya. Waktu itu aku mendengar dia menyukaiku, hingga aku
tak ingin perasaannya tak terbalas seperti saat aku tau kamu punya pacar.
Juga desakan dari temanku edi imam yang membuat perumpamaan “ibarat
buah apel, yughi itu sudah didepan mata tinggal petik, sementara margi
masih belum jelas”. Meski akhirnya aku sadar betapapun aku mencintai
seseorang, tak ada yang bisa menggantikan kamu dihatiku. Aku pernah
berjanji pada diriku sendiri

“akan aku sediakan satu ruang khusus di hatiku untuk mu


margi. Kapanpun kamu akan datang, masuklah dan aku
terima kamu bagaimana juga keadaanmu”

Aku takut seandainya suatu saat kamu datang dan aku meninggalkan yughi
yang sudah dalam perasaannya. Jadi Sebelum hal itu terjadi kuputuskan
untuk menjauh dengan yughi dan tetap dengan harapanku kepadamu.
Karna aku pikir cinta anak sekolah itu sekedar cinta monyet, cinta yang
sekedar memenuhi rasa yang menggebu sesaat. Andai bukan sekarang,
mungkin suatu saat nanti.

Margi,
Libur tengah semester kelas 12 smk kamu pulang kerumah. Aku yang
mengetahuinya pun datang kerumahmu. Silaturahmi sekalian mengisi sku
laksana poin kesehatan. Kebetulan kamu ikut ekskul PMR. Dan itu juga
yang mendorongku bergabung dengan PMR di smkku, ya karna kamu, biar
ada kesamaan dan topik saat mengobrol. Aku datang memakai kaos merah
seragam jelajah rute juang pahlawan jawa tengah yang baru aku ikuti
beberapa bulan lalu, tak lupa dengan scraf dan topi latsitardanus xii
(latihan integrasi taruna wreda nusantara) pemberian kapten inf. Yacobus
PERMATAKU YANG HILANG
winarto. Kali ini pertemuan kita tak berlangsung lama, karna aku datang
jam 4 sore. Obrolan ditemani teh manis hangat yang dibuat oleh mu.

Margi,
Akhirnya bangku SMK telah kita selesaikan. Komunikasipun semakin
lancar. Aku makin sering berbalas pesan dan datang kerumah mu
membahas tentang apa yang akan kita lakukan untuk selanjutnya, akan
kemana kita bekerja, setidaknya untuk mengisi bulan Ramadhan tahun itu.
Aku pernah menawarkan ke kamu untuk bekerja di tempat pamanku di
toko pakaian yang akhirnya akupun tak jadi bekerja disitu. Kedatangan ku
pun tak selalu bertemu denganmu. Terkadang kamu pulang dari TPQ
sampai larut sore. Aku hanya ngobrol sama ibumu atau dengan sepupu mu
sendi. Masih ingat nggak, waktu kita berlomba mengkhatamkan Al Qur’an
paling banyak, ya aku kalah.
Bulan juni 2017 aku diterima di sebuah perusahaan di daerah cikarang.
Karna usia yang belum cukup 18 th akupun harus menunggu 5 bulan. Tak
lama kemudian kamu pun diterima sebagai guru di mts ussriyah
purbalingga.
Aku mengisi waktu menunggu dengan melatih Pramuka di sd mi dan smp,
kebetulan juga akan diadakan kegiatan jamboree ranting waktu itu. Di
perkemahan aku bertemu dengan sepupumu, sendi. Aku selalu mengawasi
dia karna aku tau kamu juga pasti menyayanginya.

Margi,
Karnaval hari jadi Purbalingga dilaksanakan 27 agustus 2017. Kamu
menghubungiku dan meminta menitipkan sendi kalau aku juga akan
menonton “rul kamu besok nonton karnaval ngga?, sendi pengin ikut tapi
aku sama mba wiwit. Kalo boleh aku nitip sendi sama kamu ya?”. Aku
mengiyakan dan menjemput sendi yang sedang menunggu didepan warung
bakso depan lapangan sd bedagas dengan bapaknya “nitip sendi ya mas?”
“nggih pak”, sahutku. Sampai di kota, aku menemui mu yang sudah sampai
terlebih dahulu dan menunggu di halaman masjid agung Darussalam.
Sembari menunggu giliran sekolahmu untuk jalan kita pun duduk duduk
PERMATAKU YANG HILANG
bertiga, aku sendi dan kamu. Ternyata disitu juga ada guru guru smkku.
Kutemui mereka dan ditanya sama salah satu guru yang melihatku bertiga
“itu siapa rul? Pacarmu?”, “belum bu, masih teman” jawabku malu. Selesai
karnaval kita bertemu kembali di gor Guntur darjono. Kamu meminta foto
bertiga kamu sendi dan mba wiwit. Aku sebenarnya juga ingin berfoto
bersama, namun karna malu ya ngga jadi. Sendi pun pulang bersamamu
bertiga.

Margi,
Bulan November umurku genap 18 th, aku pun akan segera berangkat
keluar kota. Sebelum berangkat ku sempatkan datang kerumah mu,
niatnya berpamitan karna akan lama tak bertemu. Sesampainya disana
ternyata kamu sedang tak berada dirumah. Aku menunggumu pulang
ditemani sendi. Setelah lama tak kunjung pulang, aku pun memutuskan
untuk pulang karna harus bersiap untuk keberangkatkanku sore harinya.
Aku hanya menitipkan salam ke ibunya sendi.
Beberapa waktu lalu sebelum aku pergi, aku sempat membeli 2 buah buku
yang ingin aku berikan kepada mu. Aku menitipkan buku tersebut kepada
sahabatku alyat priutomo (saat penulisan telah almarhum), karna dia
merupakan tetangga mu. Buku itupun diterima oleh ibu mu karna saat
alyat kerumah kamu sedang tidak ada.
Libur natal dan tahun baru aku pulang kekampung. Tak lupa aku datang
kerumahmu.
Libur lebaran akupun pulang lagi. Aku datang kerumah mu sekitar pukul 4
sore. Aku duduk lesehan di ruang tamu menunggu mu yang belum pulang
dari tpq. Aku mengobrol dengan ibu mu yang menggendong adik baru mu
yusuf faturrohman . kamu pun pulang dan duduk mengobrol disampingku.
Dibatasi segelas air sirup warna merah yang disuguhkan buatku. Seperti
biasa jam 5 pun aku pamit pulang. Tak lupa aku berikan uang jajan buat
wikri karna aku telah bekerja. “itung itung sebagai calon kakak ipar”,
pikirku.
PERMATAKU YANG HILANG
Margi,
Tak kusangka lebaran waktu itu adalah pertemuan terakhir kita. Aku tak
tau bagaimana ceritanya. Sholat ‘idul Adha selesai dilaksanakan. Seperti
tradisi, tiap lebaran aku akan menghubungi keluarga keluargaku. Aku
mengambil hp dan membuka aplikasi WA. Kulihat ada pesan dari grup
alumni smp. “ai….surat undangan dari margi”. Sebuah surat undangan
resepsi pernikahan bertuliskan namamu dan nama seorang lelaki yang aku
sendiri tak mengenalnya, ia tak pernah muncul dalam cerita cerita
sebelumnya. Mungkin kalau dia orang yang dulu katanya pacarmu itu
masih mending, sedangkan dia adalah sosok yang baru saja muncul. Tak
pernahpun aku dengar kau dekat dengannya. Setidaknya kalau kau pernah
bercerita tentang dia aku tak sekaget ini. Surat itu meruntuhkan seluruh
angan dan harapanku. Membuat langit yang biru menjadi mendung yang
membawa hujan kesedihan.
30 agustus 2018 margi akhirnya menikah. Sungguh hal yang begitu
menyesakkan bila diingat sampai kini.
Penyesalan mengapa dulu tak buru buru aku sampaikan keseriusanku
kepadanya dan orang tuanya.
Padahal seluruh keluargamu sampai tetanggamu pun tau akan kedekatan
kita.
Sampai sekarang ada pertanyaan yang masih belum kudapati jawabannya

“pernahkah ada aku dihatimu walau hanya sesaat saja?”

Beberapa tahun berlalu. Setelah aku melupakan dirimu, kini engkau malah
sering kali hadir dalam mimpiku.
Suatu mimpi Aku bertemu kembali dengan mu dihalaman smp. kamu
datang dan menangis didepanku, seolah ada suatu penyesalan dari dirimu.
Ku pun mengusap air mata mu sambil berkata “sudahlah mar, yang lalu
biarlah berlalu. Ku ikhlaskan dirimu bersamanya. Semoga kamu bahagia
selalu”.
PERMATAKU YANG HILANG
Margi, aku menulis cerita ini bukan karna aku masih mengharapkanmu,
sama sekali tidak. “Pantang pisang berbuah dua, pantang pemuda makan
sisa” kata zainudin kepada hayati dalam film tenggelamnya kapal van der
wijck. Begitupun diriku, aku hanya ingin engkau bahagia walaupun tak
bersamaku. Dan semoga aku akan menemukan kembali PERMATAKU
YANG HILANG

To be continue………………..

Anda mungkin juga menyukai