Anda di halaman 1dari 4

SAHABAT SEJATI

Contoh Cerpen :
Pada saat aku masuk SMP, aku itu menyukai seseorang dia itu bernama Rangga. Dia orangnya
itu baik sekali dan nggak kayak yang lain. Di kelas 7 ini aku duduk paling depan bersama Vera.
Waktu pertama kali kenal dia tanya namaku.
Nama kamu siapa?
Namaku Nabila, kamu?
Namaku Vera.
Lama-lama kita itu jadi akrab sekali, dan kita putuskan untuk menjadi sahabat yang sejati.
Pada saat itu, guru itu menugaskan kita untuk kerja kelompok Bahasa Indonesia, dan
kelompokku adalah aku, Vera dan Vania. Setelah selesai kerja kelompok aku, Vera, dan Vania
istirahat dahulu di rumahku. Kami di sana bercanda dan tertawa bersama. Semenjak kerja
kelompok itu kami sering sekali bersama. Dan akhirnya Vania kami anggap sebagai sahabat kita.
Kami bertiga adalah sahabat yang sangat sejati, kami berjanji tidak akan mudah marah karena
hanya hal yang sepele, apa lagi karena cinta.
Waktu itu Vania cerita sama aku.
Menurut kamu Rangga itu orangnya kayak gimana? tanya Vania.
Orangnya itu baik ganteng, dan nggak kayak laki-laki lainnya, emangnya kenapa? jawabku.
Nggak apa-apa.
Hayo! jangan-jangan kamu suka ya sama Rangga?
Apaan sih orang aku nggak suka kok, paling kamu!
Nggak ya, aku nggak suka sama dia.
Aku terpaksa bohong sama dia karena aku belum siap ngomong sama Vania. Pada saat kami
belajar bersama di rumahnya Vania, Vania itu cerita sama aku dan Vera. Dia cerita katanya dia itu
suka sama Rangga. Aku pun terkejut mendengar kata itu keluar dari mulut Vania.
Aku pun pulang. Kenapa ya, kata-kata itu tidak bisa lepas dari pikiranku? Aku bingung sekali
kalau aku relakan Rangga untuk Vania, aku nggak bisa. Tapi kalau aku kehilangan sahabatku aku
juga nggak bisa. Waktu di kelas, aku melihat Vania dan Rangga kejar-kejaran. Aku cemburu
sekali, aku harus bagaimana? Air mata ini ingin menetes, tapi aku tak ingin menangis di depan
Vera, aku nggak mau membuat dia sedih. Aku sudah nggak kuat lagi dengan ini semua, lebih
baik aku kubur dalam-dalam cintaku ini.
Waktu itu jam kosong di kelasku 2 jam, karena guruku sedang sakit dan nggak bisa masuk untuk
mengajar. Tiba-tiba Rangga itu menarik tangan Vania ke depan kelas. Aku bingung kenapa,

Rangga menarik tangan Vania? Dan ternyata Rangga itu menyatakan perasaanya ke Vania, aku
pun terkejut, dan aku langsung keluar untuk menangis. Aku berharap nggak ada orang yang lihat
aku. Aku sedih sekali serasa air mata ini nggak bisa berhenti untuk menetes. Lalu Vera itu
mencari aku, Vera pun lihat aku di sana, aku pun langsung menghapus air mataku ini. Vera
bertanya.
Kamu kenapa? tanya Vera.
Aku nggak apa-apa kok. jawabku.
Bohong, kamu habis nangiskan!
Nggak. Aku lagi nyari udara aja.
Nggak usah bohong! Katanya nggak ada rahasia di antara kita bertiga.
Udah aku nggak apa-apa, tenang aja.
Bener?
Bener
Pada saat di kelas aku melihat mereka selalu berdua terus, aku harus bisa bertahan dengan semua
ini. Pada saat itu Vania, Vera dan Rangga ngajak aku makan bakso di depan sekolahan, biasanya
aku dan sahabatku sering sekali ke sana. Tapi kali ini aku nolak, karena aku nggak bisa melihat
mereka berdua terus. Aku pun bilang.
Sorry aku nggak bisa. kataku.
Kenapa? tanya Vania.
Banyak tugas! Ya udah, aku pulang dulu!
Tumben-tumbenan dia kayak gitu.
Ya udahlah biarin aja, mungkin dia memang lagi banyak tugas. tambah Rangga.
Aku pulang sambil menangis, aku sedih sekali, rasanya hidupku ini nggak ada artinya apa-apa
lagi. Pada saat aku duduk di bangku bersama Vera, Tiba-tiba Vania datang, aku langsung pergi.
Pada saat aku pergi, Vania mengejarku dan memegang tanganku dan dia bertanya.
Kamu kenapa Nabila, selalu menjauh dariku? tanya Vania.
Aku nggak menjauh kok, aku mau ke toilet. jawabku.
Nggak usah bohong deh kamu!
Aku nggak bohong.
Kamu itu sekarang berubah!
Maafin aku Van, aku nggak jujur sama kamu. batinku.
Bell pulang pun berbunyi. Aku langsung segera beres-beres dengan cepat karena aku ingin
pulang sendiri. Sesampainya di rumah aku masuk kamar dan menutup pintu kamar. Pada sore
hari Vania, Vera, dan Rangga datang ke rumahku untuk mengajakku bersepeda. Bel rumahku pun
berbunyi. Ibuku pun membukakan pintu dan berkata.

Ada apa Ver?


Nabilanya ada nggak, tante?
Ada di dalam, tante panggilin dulu ya.
Ibu pun memanggilku. Nabila bil, dicari Vera.
Suruh pulang aja bu, aku nggak mau keluar!
Ver, Nabila nggak mau keluar.
Ya udah tante, makasih ya.
Ya.
Maafin aku Ver, Van, Rangga aku nggak bisa ketemu kalian. batinku.
Pada saat aku masuk sekolah Rangga dan Vera bertanya sama aku.
Kamu kenapa sih Nab? Bentak Rangga ke aku.
Asal kamu tahu, aku itu suka sama kamu, aku menghindar karena aku nggak kuat lihat kamu
sama Vania. Puas! puas! kamu! jawabku.
Kamu suka sama Rangga? tanya Vera
Iya, dari dulu sampai sekarang perasaanku ini tetap sama. Aku memendam perasaanku dari dulu
sampai sekarang.
Maafin aku, tapi aku sukanya sama Vania.
Iya, aku tahu kok.
Tiba-tiba Vania datang dan berkata.
Kamu, suka sama Rangga! Dan karena itu kamu jauhi aku? tanya Vania.
Maafin aku, aku nggak bisa lihat kamu sama Rangga. tangisku.
Pengkhianat! Kamu itu menusuk aku dari belakang!
Nggak. Van, aku itu nggak seperti yang kamu bayangin.
Udah! nggak usah ribut terus! Apa ini yang namanya sahabat, katanya kita nggak akan marah
karena masalah sepele apalagi karena masalah cinta. Kenapa kalian melanggar janji sahabat kita.
Kita itu Sahabat Sejati. Jadi, janganlah pernah kita ribut hanya karena masalah sepele. Kalian itu
kayak anak kecil tahu nggak. sambung Vera.
Iya, Ver maafin aku. Aku tahu aku salah, Van maafin aku ya, dan Rangga aku rela kok kamu
sama Vania, asalkan kamu dan Vania bahagia. jawabku.
Bener. Kamu memang sahabatku yang paling baik. Makasih ya, Ver sudah sadarkan kita.
Iya, aku senang kalau kalian baikan.
Akhirnya masalah ini selesai karena Vera yang telah menasihati kita. Kita akan berjanji untuk
menjadi Sahabat Sejati.
SELESAI

Cerpen Karangan: Isnu Sabrina Jannatin naiim

Anda mungkin juga menyukai