Kelas : XI MIA 5
M.Pel : Bahasa Indonesia
Dikamar mayat non. Aku yang mendengar jawaban bik Inah langsung berlari dan
diikuti oleh bik inah dari belakang.
Ayaaaahhhhhhhhh....seru ku sembari membuka penutup wajah Ayah, Ayah jangan
tinggalin Dinda sendiri Ayah, Dinda udah nepati janji dinda untuk pulang bawa piala
ini Ayah. kata ku sembari memeluk badan Ayah yang sudah tak bernyawa lagi.
Non harus sabar yah, ini mungkin cobaan untuk non.
Iya makasih bik. Kataku sembari mengecup kening ayah dengan lembut dan kasih
sayang.
Akhirnya dinda hanya tinggal bersama bik ina,tanpa ayah yang selalu memberinya
semangat dan selalu mengingatkannya bahwa ayahnya sangat saying sekali
kepadanya atas semua prestasi yang membanggakan yang dinda dapatkan.
Cerpen ini sangat bagus, karenanya cerpen ini dimuat di Departeman Pendidikan
Nasional Pusat Balai Bahasa Yogyakarta. Cerpen ini juga disusun secara runtut
sehingga pembaca bisa memahami dengan baik isi cerpen ini. Pemilihan kosakata
dalam cerpen ini membuat pembaca merasakan ikut berlalu di dalam cerpen ini.
Cerita dalam cerpen ini pun lain dari yang lain dan tidak seperti cerita pada
umumnya yang itu itu saja. Hampir tidak terdapat kekurangan dalam cerpen ini,
hanya ada beberapa kata yang tak baku yang belum dicetak miring.
Katanya sangat mudah dipahami jadi gampang untuk di mengerti pembaca.Cerpen
ini benar benar menyentuh hati para pembacanya. Cerpen ini memberi semangat
hidup pagi para manusia yang sudah kehilangan semangat hidupnya. Cerpen ini
juga menggambarkan kasih sayang seorang Ayah kepada anaknya. Selain itu,
cerpen ini juga menggambarkan berbaktinya seorang anak pada orang tuanya.