Anda di halaman 1dari 5

Nama : Juliana Sibarani

Kelas : XI MIA 5
M.Pel : Bahasa Indonesia

1. Contoh teks Cerpen


SEMUANYA HANYA UNTUK AYAH
Karya Nining Septia
Pagi yang cerah di hari minggu. Ku tatap langit yang begitu cerah dengan dihiasi
awan yang begitu putih seperti putih salju, dan dihiasi oleh kicauan burung yang
menambah pagi ini semakin indah. Apalagi aku bisa menikmati hari ini dengan Ayah
di taman belakang rumah. Karena aku terlalu sibuk oleh urusan sekolah ku tiap hari
yang membuat ku jarang sekali menikmati indah nya dunia bersama Ayah walau pun
Ayah hanya bisa menemani ku sembari duduk diatas kursi rodanya.
Dinda hari ini kamu gak latihan apa? tanya ayah tiba-tiba.
Enggak Yah hari ini libur, capek masa tiap hari aku latihan terus. Aku kan mau
nemani Ayah juga. Masa bik Inah terus sih yang nemani ayah sedangkan aku anak
semata wayang Ayah jarang ngurusin Ayah. jawab ku sembari terus mendorong
kursi roda Ayah mengelilingi halaman belakang rumah.
Ayah ku terkena penyakit setruk, tangan kiri nya sudah tidak berfungsi lagi. Selain itu
Ayah terserang penyakit diabetes. Aku adalah anak semata wayang. Bunda ku telah
meninggal sejak aku kelas 1 SMA akibat kecelakaan. Aku adalah anak piatu, maka
dari itu aku sangat sayang sama Ayah walau aku jarang dirumah gara-gara sibuk
mempersiakan ujian yang sudah di lambang pintu. Dan biasanya setiap hari
mingggu aku selalu latihan piano dan bulu tangkis.
Enggak apa-apa kok sayang. Ayah ngerti kamu tuh harus konsen belajar. Kamu gak
usah pikirin Ayah yah?
Aku pun menghentikan kursi roda. Ayah maafin Dinda ya..Dinda memang bukan
anak yang baik untuk Ayah. Kata ku sembari menunduk dan berurai air mata.
Enggak Dinda, Ayah cukup bangga sama kamu. Kamu anak yang baik,pintar,rajin
dan berprestasi.. ucap Ayah sembari mengelus kepala ku.
Dinda sayang Ayah. Kataku sembari memeluk tubuh Ayah.
iya sayang ayah juga.
oh iya Ayah besok Dinda akan mengikuti perlombaan piano tingkat kota Yah.
Doakan Dinda ya yah. kataku sembari melepaskan pelukan Ayah.
iya sayang pasti Ayah doakan kamu menang. Ayah yakin kamu pasti bisa jadi yang
terbaik. Menang lah demi Ayah ya. pinta Ayah pada ku.
iya Yah, Insaallah. kata ku sembari meneteskan air mata.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah aku langsung bergegas menuju ketempat
pertandingan bersama Ayah dan bik Inah pembantu ku. Bik Inah bagi ku seperti ibu

kandung ku maka setiap ada pertandingan aku selalu mengajak dia.


Setibanya di tempat pertandingan ternyata yang ikut lomba lumayan banyak. Wajar
aja sih ini perlombaan tingkat kota. Aku mendapat nomor urut 56 sedangkan yang
mengikuti perlombaan sebanyak 80 orang. Belum tiba giliran ku tampil tiba-tiba
muka ayah pucat dan badannya bergemetar. Aku yang melihat kejadian itu langsung
panik dan menangis karena tiba-tiba Ayah tidak bisa bicara.
Ayah kenapa yah.? Bik hubungi rumah sakit yah pesan ambulan cepat. perintah ku
pada bik Inah. Tak lama kemudian ambulan datang, dan Ayah dimasukan kedalam
ambulan. Aku pun masuk kedalam ambulan itu meninggalkan acara itu. Aneh tibatiba Ayah bisa bicara walaupun terbata-bata.
Din..da..mau..kemana..bi..ar..ayah..ditemani..bik Inah..ka..mu..harus
ikut..perlom..baan ini,,ayah..yakin..kamu bisa..bawa..pu..lang..piala
itu..untuk..Ayah..yah..
iya yah pasti yah doain Dinda, Dinda sayang Ayah semoga Ayah cepat
sembuh..Dinda akan membawa piala itu untuk Ayah.. Dinda janji Yah. kataku
sembari terus menangis. Tapi air mataku tak ada gunanya. Ambulan itu terus
berjalan meninggalkan ku, Dan aku pun kembali memasuki ruangan itu kebetulan
nama ku dipanggil. Aku pun langsung tampil dengan terus berurai air mata
memikirkan keadaan ayah dan brusaha tetap menampilkan yang terbaik karena aku
yakin aku bisa membawa piala itu untuk Ayah.
1 jam telah berlalu aku belum dapat kabar tentang keadaan Ayah karena dari tadi bik
Inah tidak bisa dihubungi. Dan itu semua makin membuat ku cemas dan binggung
bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Tiba-tiba ku mendengar nama ku
dipanggil oleh dewan juri. Aku tidak sadar kalau pengumuman pemenang
perlombaan telah dimulai.
Dinda Khairunissa. Teriak juri itu penuh semangat disertai tepuk tanggan para
penonton dan para paserta lomba itu. Dan betapa terkejutnya aku ternyata aku
menjadi juara 1. setelah menerima piala itu aku pun langsung minta izin kepada
dewan juri untuk pulang lebih dulu. Dan itu membuat para juri heran dan binggung.
Tanpa pikir panjang lagi aku langsung kerumah sakit. Setibanya di rumah sakit aku
lalu menanyakan ruangan Ayah pada resepsionis dirumah sakit itu. Setelah
mengetahui ruanganya aku pun langsung berlari sambil meneteskan air mata. Dan
ketika tiba di UGD betapa terkejutnya aku ketika melihat tidak ada Ayah disitu. Tapi
ketika ku membalikan badan aku melihat bik Inah sedang menangis.
Bibik... panggil ku sembari berlari menghampiri bik Inah. non Dinda..
Bibik kenapa nangis? gimana keadaan Ayah? Ayah baik-baik aja kan bik? tanya ku
pada bik Inah.
Non harus sabar yah.. Ayah non Dinda kembali kepada-NYA. Jawab bik inah
dengan ragu.
Apaaa? gak mungkin bik, Ayah gak mungkin meninggal? sekarang ayah dimana
bik? tanya ku sembari menangis histeris.

Dikamar mayat non. Aku yang mendengar jawaban bik Inah langsung berlari dan
diikuti oleh bik inah dari belakang.
Ayaaaahhhhhhhhh....seru ku sembari membuka penutup wajah Ayah, Ayah jangan
tinggalin Dinda sendiri Ayah, Dinda udah nepati janji dinda untuk pulang bawa piala
ini Ayah. kata ku sembari memeluk badan Ayah yang sudah tak bernyawa lagi.
Non harus sabar yah, ini mungkin cobaan untuk non.
Iya makasih bik. Kataku sembari mengecup kening ayah dengan lembut dan kasih
sayang.

Nama : Juliana sibarani


Kelas : XI MIA 5

2. Teks ulasan cerpen


SEMUANYA HANYA UNTUK AYAH
Semuanya hanya untuk ayah adalah cerpen karya Nining Septia , seorang
mahasiswa sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Ia lahir di
Jakarta 23 September dan bertempat tinggal di GMNU, Jalan H.O.S Cokroaminoto
TR III/890B, Gg. Ngadimulyo, Sudagaran, Jakarta Timur . Cerpen ini menceritakan
tentang perjuangan hidup seorang anak tinggal bersama ayahnya yang mengalami
sakit stroke, tangan kiri nya sudah tidak berfungsi lagi dan ibunya sudah meninggal
akibat kecelakaan.oleh karena itu dinda sangatmenyayangi ayahnya.
Awal kisah dimulai saat dinda sedang menghabiskan harinya berbincang seru
dengan ayahnya di taman belakang rumah dan Ayahnya hanya bisa menemani nya
sembari duduk diatas kursi roda. Mereka asih berbincang hangat mengenai waktu
dinda yang sangat padat yang membuat dinda jarang sekali menghabiskan waktu
bersama dan menemani ayahnya dirumah.ayahnya yang selalu di temani oleh
pembantu dinda yang bernama bik ina Namun ayahnya mengerti bahwa itu semua
demi kebaikkan dinda. Demi cita cita dan prestasi yang membanggakan yang akan
dia bawa pulang kerumah dan membanggakan sang ayah.
Hari itu dinda mengabarkan kepada ayah bahwa dinda mengikuti perlombaan piano
tingkat kota.dinda meminta doa kepada ayah supaya ia menjadi pemenang. Saat itu
tentu saja sang ayah sangat bangga dan mengatakan bahwa dinda pasti bisa dan
jadi yang terbaik. Dinda juga bertekad akan membawa kemenangan itu untuk
ayahnya.
Keesokkan harinya ketika pertandingan akan dimulai tiba-tiba wajah Ayah pucat dan
badanya gemetar.tentu saja dinda dinda panic dan langsung menyuruhbibik untuk
membawa ayah ke rumah sakit. Namun ketika ambulan itu meninggalkan acara itu.
Ayah berkata dengan terbatah batah kalau dinda harus membawa pulang
kemenangan. Beberapa jam kemudian setelah dinda usai mengikuti perlombaan itu
dinda tidak mendapat kabar apapun tentang ayahnya. Oleh kerena itu dia bergegas
pulang. Namun tiba tiba ia mendengar namanya di panggil sebagai juara oleh juri.
Tanpa pikir panjang di pergi kerumah sakit sambil meneteskan air mata. Saat itu bik
ina yang berada di rungan ayah mengatakan kalau ayah sudah tidak ada dan terus
berusaha menenangkan dinda . Ayah sudah berada di kamar mayat bik ina
memberitahukan dinda . Dinda berlari keruangan itu dan memeluk badan ayahnya
dan mengatakan kalau dinda sudah bawa piala untuk Ayah. Kenapa ayah pergi
tinggakan dinda dan dinda mengecup kening ayahnya untuk yang terakhir kalinya.

Akhirnya dinda hanya tinggal bersama bik ina,tanpa ayah yang selalu memberinya
semangat dan selalu mengingatkannya bahwa ayahnya sangat saying sekali
kepadanya atas semua prestasi yang membanggakan yang dinda dapatkan.
Cerpen ini sangat bagus, karenanya cerpen ini dimuat di Departeman Pendidikan
Nasional Pusat Balai Bahasa Yogyakarta. Cerpen ini juga disusun secara runtut
sehingga pembaca bisa memahami dengan baik isi cerpen ini. Pemilihan kosakata
dalam cerpen ini membuat pembaca merasakan ikut berlalu di dalam cerpen ini.
Cerita dalam cerpen ini pun lain dari yang lain dan tidak seperti cerita pada
umumnya yang itu itu saja. Hampir tidak terdapat kekurangan dalam cerpen ini,
hanya ada beberapa kata yang tak baku yang belum dicetak miring.
Katanya sangat mudah dipahami jadi gampang untuk di mengerti pembaca.Cerpen
ini benar benar menyentuh hati para pembacanya. Cerpen ini memberi semangat
hidup pagi para manusia yang sudah kehilangan semangat hidupnya. Cerpen ini
juga menggambarkan kasih sayang seorang Ayah kepada anaknya. Selain itu,
cerpen ini juga menggambarkan berbaktinya seorang anak pada orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai