Tara adalah gadis cantik, ceria nan lucu dengan pipi chubby, bola
mata berbinar dan rambut hitam sebahu miliknya yang membuat ia
banyak laki-laki yang jatuh hati padanya. Namun, yang ada di hati
Tara hanya ada satu, Elang. Tara menyukai Elang saat ia tak sengaja
datang terlambat bersama Elang. Terhitung sudah 6 bulan Tara
mengejar cinta Elang dengan segala tingkahnya namun belum juga
mendapatkan hasil yang baik. Elang dengan sikap dinginnya
membuat Tara kesusahan untuk meluluhkan hati Elang.
--•--
Tara turun dari kamarnya dengan buru-buru. "Bunda! Tara
berangkat dulu ya, udah telat!" ujar Tara sambil memakan roti yang
sudah disediakan oleh bundanya kemudian berjalan menuju pintu
rumahnya.
"Eh, tapi bun ada yang kurang tau." Tara berhenti melangkahkan
kakinya dan menoleh kepada Bundanya.
-- • --
"Guys kalian ke kantin duluan aja ya, aku mau ke kelas Elang dulu
ngasih bekal ini." ucap Tara.
"Tapi nanti nyusul ya Ra." ucap Enzie. Dibalas sikap hormat oleh
Tara. Ketiga teman Tara hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah
laku Tara.
-- • --
"Kak Elnya ada kak?" tanya Tara kepada Raka yang sedang duduk
di depan kelasnya.
"Ada tuh lagi sama Haikal Seno, masuk aja." jawab Raka.
"Oke, makasi kak!" balas Tara dengan senyum manisnya. Tara pun
segera masuk ke kelas Elang dan menghampiri tempat duduk Elang.
"Halo kak El ganteng! Ini Tara bawain Roti coklat keju ala Bunda,
soalnya Tara tadi telat bangun jadi bunda yang bikinin hehehe."
ucap Tara meletakkan bekal yang ada di tangannya di meja Elang
dengan senyum pepsodent nya.
"Nama aku juga Tara bukan cil cil." jawab Tara yang ikut kesal
mendengar panggilan Haikal.
"Aku udah gede! Aku juga uda jatuh cinta kok. Kata Cera kalo udah
jatuh cinta itu udah gede!" ucap Tara dengan kedua tangan
dipinggang dan segera berbalik arah untuk pergi meninggalkan kelas
Elang.
Diam-diam Elang memperhatikan tingkah Tara yang menurutnya
menggemaskan saat marah. Ia tersenyum kecil melihatnya. Seno
yang menyadari itu pun menyenggol bahu Elang.
"Kalo suka mah kejar balik, keburu diambil Haikal noh." kata Seno
berbisik.
"Weh apanih diem dieman kaya patung." saut Raka yang ikut
duduk di dekat mereka.
"Eh iya juga, kasian tau El. Dia kayaknya serius suka sama lo,
bayangin dia konsisten banget 5 bulan ngejar lo doang, padahal ga
dapet feedback yang baik dari lo. Mending pikirin ini. Kita liat liat
juga kayaknya lo suka balik sama tu bocil. Cuma kalah aja sama
gengsi." timpal Raka.
-- • --
"Eh itu Elang ga sih? Tapi kok sama cewe ya?" tanya Kiran yang
membuat ketiganya menoleh kearah yang ditunjuk Kiran.
"Udahlah yuk, biarin aja nih liat wajah temen lo udah mau nangis."
ucap Enzie menengahi.
"Gapapa celaaaaa, tapi kak Elang makin ganteng tau. Mungkin itu
tadi adeknya atau mamanya. Gapapa kok." jawab Tara ceria.
"Kalo dibilang capek sih capek. Cuma gatau kenapa setiap aku mau
berusaha ngelupain kak Elang pasti gak bisa. Susah banget!" jawab
Tara sedih.
"Oh gue punya ide!" ucap Cera semangat. "Gimana kalo lo coba
jauhin dia? Gausah ngasih bekal lagi, gausah ke kelas dia lagi, gausa
deket-deket sama temennya itu juga." ujar Cera antusias.
"Boleh juga tuh idenya Cera, coba aja dulu Tar. Kalo gabisa gapapa
kok." timpal Enzie.
—•—
"Tara ini susu buat kamu." ucap Bunda. Namun, Tara tak kunjung
menjawab.
"Bun, tadi Tara waktu di mall liat kak Elang jalan sama cewe,
mereka gandengan tangan juga tau bun. Tara bingung mau lanjut
perjuangin kak El apa ngga, soalnya hati Tara pas liat tadi nyut-
nyutan gitu bun." jelas Tara.
"Nanti Tara pikirin lagi mau gimana nya bun, Tara mau belajar dulu
aja." Tara memeluk bundanya.
--•--
--•--
Tara yang mendengar itu meneteskan air mata dan tanpa sengaja
menjatuhkan popcorn yang ada di tangannya. Tak peduli dengan
penampilannya yang hanya menggunakan piyama, Ia langsung
berdiri namun tangannya dicekal oleh Kiran.
Sesampainya disana Tara segera turun dari mobil dan berlari tempat
itu. Tara kebingungan karena hanya terlihat ruangan gelap tanpa ada
orang didalamnya. Ia berpikir bahwa ia sedang dikerjai oleh teman-
teman Elang. Ia pun berbalik arah dan hendak keluar dari ruangan
tersebut. Namun, tiba-tiba lampu menyala.
Muncul Elang yang membawa kue ulang tahun diikuti kedua orang
tua Tara, Seno, Haikal, Raka, Enzie, Cera, Kiran dan dua orang
yang Tara tak kenal sebelumnya. Tara yang melihat itu tersenyum
menangis terharu. Lalu, ia meniup lilin yang dibawa Elang. Hari ini
adalah hari dimana usia Tara bertambah satu tahun.
--•--
"Mungkin ini hal yang ngagetin buat lo, tapi gue disini mau
ngungkapin apa yang sebenarnya gue rasain ke lo. Gistara, gue jatuh
cinta ke lo sejak pertama gue liat lo. Sejak kita dihukum gara-gara
terlambat masuk, sejak lo selalu naruh coklat di meja gue, bohong
kalo gue bilang barang yang lo kasih gue buang, nyatanya selalu gue
simpen sampai sekarang. Gue mau ngucapin makasih udah buat
hidup gue jadi lebih berwarna, makasih udah hadir dan ngerecokin
hidup gue. Maaf kalo gue ga tau caranya buat ngungkapin semua ini
dari awal. Jadi, Gistara will you be my girlfriend?" ujar Elang
dengan senyum manisnya serta menyerahkan boneka beruang yang
ia beli dengan Syerina waktu itu.
"Makasih juga kak udah mau nerima dan hargai perjuangan aku
selama ini. I love you kak!" ucap Tara yang berada di pelukan
Elang.
"I love you too, bocil." balas Elang mengelus lembut pucuk kepala
Tara.
Hari dimana Tara bertambah satu tahun juga merupakan hari dimana
perjuangan selama setengah tahunnya ini terasa tidak sia-sia. Hari
dimana akhirnya Tara menjabat sebagai kekasih Elang. Sungguh
hari paling bahagia bagi Elang dan Tara.
Dari kisah Tara dan Elang ini membuktikan bahwa cinta bukanlah
tentang siapa yang jatuh terlebih dahulu, tapi mengenai siapa yang
mau bertahan sampai akhir. Kisah abu-abu resmi berakhir dan
semoga cinta Tara Elang tak terputus hingga maut memisahkan.