Anda di halaman 1dari 9

BERAKHIR TANPA MEMULAI

Namaku Risya Carissa Kanindya, aku sering


di panggil dengan sebutan “sya”. Aku adalah
murid kelas 7 di SMP ternama di kotaku, aku
memiliki teman baik bernama Rania Laura
Nathania, dan memiliki musuh bebuyutan bernama
Naren baskara anggara ia adalah murid paling
pintar di kelasku semenjak dulu aku dan dia tidak
pernah berhenti bertengkar sampai teman teman di
kelasku sudah tidak aneh melihat kita bertengkar
dan sering juga teman teman kelas menjodohkanku
dengan dia, karena mereka mungkin lelah melihat
kita bertengkar sampai Raina berkata “eh kalian
ribut mulu awas nanti jodoh kan bisa aja dari benci
jadi cinta.” disitu aku sangat jijik Raina berkata
seperti itu rasanya tidak mungkin aku jatuh cinta
dengan orang yang sangat aku benci waktu itu “
NAJIS mending gw gak punya jodoh seumur hidup
daripada jodoh gw dia.” kataku kala itu. Dia hanya
diam saja saat di jodohkan oleh teman teman kelas,
aku pun merasa aneh kenapa dia diam saja tapi aku
tidak terlalu memikirkannya yang aku pikirkan saat
itu hanya rasa jijik jika benar aku berjodoh
dengannya bahkan aku melihat mukanya saja sudah
emosi. Aku pun tidak tahu mengapa kita sering
bertengkar seperti ini karena sejak pertama bertemu
dia sangat jahil dan menyebalkan.
Suatu hari guruku membagikan kelompok
belajar kepada kelasku yang berisi 4 orang dan
sialnya aku malah kebagian kelompok bersama
Naren musuh bebuyutanku di sisi lain aku senang
bisa sekelompok dengan teman baikku Raina, dan
satu orang anggota kelompokku adalah Javier
teman baik dari Naren. Menurutku itu hari sialku
karena kelompok belajar itu berlaku sampai lulus
SMP, aku sempat protes kepada guruku igin
berganti kelompok karena menurutku tidak
sanggup jika aku harus berurusan dengan dia
sampai aku lulus SMP dan hasilnya guruku tetap
memaksaku untuk menerima kelompok yang telah
dia pilih, aku hanya bisa pasrah meratapi nasibku
yang sangat sial. Aku berkata kepada Raina “ sial
banget gw na bisa sekelompok sama cowok paling
nyebelin di kelas ini huh.” sambil aku
menghembuskan nafas kasar, Naren pun
mendengar percakapan ku dengan Raina “ dih
emang lo doang yang sial gw juga sial bisa
sekelompok sama nenek lampir kayak lo.” kata
Naren dengan wajah yang seperti meledek, itulah
yang membuatku kesal dengannya, dia cukup
populer di sekolahku mungkin karena dia
berprestasi dan terkenal alim entah mengapa sifat
jahilnya itu dia tunjukan kepadaku padahal dia ke
teman cewek yang lain sangat cuek dan tidak jahil.
Naren memiliki banyak teman cowok hampir
sekelas teman cowok dekat dengannya, tetapi dia
sangat anti dengan cewek kecuali aku dia sangat
senang jika menjahili ku bahkan kalau belum aku
pukul atau aku kejar dia takkan berhenti
menjahiliku sepertinya menjahiliku sudah menjadi
rutinitas sehari-harinya baginya, jika kelasku tidak
ada guru teman teman cowok Naren selalu ke pergi
ke meja Naren karena aku sekelompok dengan
Naren maka otomatis teman temannya juga
menghampiri ke mejaku di situ aku sangat kesal
karena mejaku selalu berantakan dan mereka sangat
berisik tidak berbeda jauh dengan Naren sangat
menyebalkan karena mereka sudah bersekongkol
dengan Naren untuk menjahili aku disitu aku makin
membenci Naren dan teman teman Naren selalu
menjodohkanku dengannya “ Sya kalian cocok deh
kita doain deh semoga jodoh.” kata Aksa salah satu
teman Naren, “ NAJIS BANGET DEH GAK
BAKAL MUNGKIN GW SUKA SAMA COWOK
NYEBELIN KAYAK DIA.” kataku sambil teriak
di depan teman temannya “ah masa sih awas loh
nanti beneran suka sama gw gimana, secara gw
ganteng” kata Naren sambil nada menggodaku,
tanganku pun reflek menyubit pinggangnya dengan
keras “ AH SAKIT NEK LAMPIR.” ringisan
Naren karena aku menyumbit pinggangnya terlalu
keras, dan teman temannya tertawa menyaksikan
kejadian lucu itu “ahahahahahahaha sya sumpah
kalian lucu banget sih kalau suatu hari nanti lo suka
sama Naren gw dukung banget.” kata Raina,
“SETUJUU GW PENDUKUNG NASYA GARIS
KERAS.” ucap Aksa, dan teman Naren bernama
Jevano berkata “Nasya apaan sa?”, “Nasya tuh
singkatan Naren Risya ahahahahahaha.” kata Aksa
dan teman teman Naren dengan kompak menjawab
“AHAHAHAHA LUCU JUGA GW
PENDUKUNG NASYA”, “IH NAJIS GW GAK
MAU YA SAMA DIA PERGI KALIAN SANA
GANGGU ORANG LAGI BELAJAR AJA” usirku
ke teman teman Naren, dengan tertawa temen
temennya pergi dari tempatku.

Hari-hari terus berlalu aku semakin deket


dengan Naren karena dia sering mengajarkan
pelajaran yang aku kurang mengerti, walaupun kita
sering berantem dan dia selalu ngejahilin aku tapi
daripada cowok-cowok yang ada di kelasku dia
yang paling peduli dan selalu bisa buat aku tertawa
suatu ketika saat jamkos(jam kosong) seperti biasa
teman teman Naren pada ke tempatku, waktu itu
aku sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh
guruku saat aku sedang fokus mengerjakan tugas
tiba-tiba ada suara “BRAKK” ya itu suara barang
jatuh dan ternyata yang jatuh adalah tempat pensil
tingkat kesayangan aku disitu tempat pensilku jatuh
gara gara ulah aksa dia bilang kepadaku “sya
sumpah maafin gw ya, gw gak sengaja sumpah
maafin.” dengan wajah yang sangat merasa
bersalah, “gapapa santai.” kataku tapi mukaku
waktu itu tidak bisa di bohongin aku langsung
badmood dan diam saja, Naren tiba tiba izin mau
ke kamar mandi aku sedikit kesal waktu itu “ih
dasar cowok nyebelin bukannya minta maaf juga
karena gara gara dia juga kan temen temennya
pada ngumpul di tempat aku atau nanya keadaan
aku malah tiba tiba pergi gitu aja.” kataku dalam
hati dan setelah beberapa lama dia kembali dengan
peralatan untuk ngebenerin barang aku bingung dia
mau ngapain tiba tiba dia menghampiriku dan
berkata “sini tempat pensilnya sya biar sama gw
benerin.” aku kaget dan bilang “udah gak bakal
bisa ren susah ini” dia tanpa basa basi mengambil
tempat pensil dariku dan dia mulai ngebenerin
tempat pensilku akhirnya tempat pensilku sudah
bener lagi “ nih jangan sedih lagi maafin temen gw
ya.” kata dia dengan mengelus kepalaku disitu aku
tak tahu perasaan apa yang ada di hatiku rasanya
jantungku ingin meledak jantungku berdetak
dengan cepat aku pun lansgung menepis perasaan
ku “Apaan sih pegang pegang modus lo, btw
makasih.” kataku dengan nada malas “ yeehh nek
lampir udah di bantuin masih aja marah-marah
mulu yang ikhlas dong!!” kata dia dengan nada
menggodaku “terimakasih Naren baskara anggara
sudah ngebenerin tempat pensilku” kataku dengan
senyum yang terpaksa dan Raina yang
menyaksikan itupun tertawa, ya walaupun dia
nyebelin dan terlihat tidak peka tapi sebenarnya
cuman dia yang bisa bikin aku senag kembali dan
yang bisa ngertiin aku.

Hari terus berlalu aku dengan dia naik menjadi


kelas 8 dan kitapun semakin dekat walaupun kita
masih selalu berantem tapi kita sekarang makin tau
sifat satu sama lain dan perasaan ku mulai tumbuh
aku semakin hari semkin jatuh cinta dengan dia
disitu aku menutupi perasaanku dengan aku terlihat
semakin benci sama dia, bahkan temanku Raina
belum tau kalau aku sudah jatuh cinta dengan
Naren karena akun gengsi banget kalau temen
temenku pada tau kalau cowok-cowok yang selama
ini aku benci malah aku suka banget sama dia dan
aku juga gak mau disebut makan omongan sendiri
ya walaupun emang bener kenyataannya kalau aku
makan omongan sendiri tapi gengsiku tinggi.

Waktu baru masuk semester 2 aku


mendapatkan kabar bahwa sekolah ngumumin
kalau misalnya bakal libur selama 2 minggu karena
ada virus covid 19 disitu aku senang dengan teman
temanku karena bisa libur kelas pun seketika bising
dengan sorakan dari teman temenku dan akupun
pulang ke rumah dengan perasaan senang bahwa
akhirnya libur lumayan lama 2 minggu berlalu
dengan cepat saat aku mempersiapkan untuk
berangkat sekolah ternyata libur di perpanjang
menjadi 1 bulan aku distu seneng banget aku
merasa keberuntungan memihak padakku tetapi
ternyata itu adalah awal yang buruk bagiku, libur
semain di perpanjang-perpanjang sampe kita suruh
belajar di rumah menggunakan handphone aku
sudah lama sekali tidak bertemu teman temanku
dan Naren karena tidak boleh keluar rumah dan
kemana mana harus pakai masker disitu aku sudah
bosen banget karena sudah 1 tahun dan sudah naik
kelas menjadi kelas 9 tidak bertemu mereka
padahal dulu waktu sebelum ada virus ini aku dan
teman temanku pernah bermimpi untuk libur
selama 1 tahun dan ternyata dugaanku salah aku
kira itu adalah mimpi indah dan ternyata itu adalah
mimpi terburukku, aku sudah tidak berkomunikasi
dengan Nareen karena sebenarnya kita itu sama
sama gengsi jadi kalau gak ada yang chat duluan ya
gak bakal ada yang buka obrolan jadi kita lost
contact, dan saat aku mau lulus kondisinya kita
masih disuruh belajar di rumah akupun disuruh ke
sekolah untuk cap 3 jari dan akupun senang setelah
sekian lama aku bertemu kembali dengan teman
temanku terutama bertemu Naren.

Pagi hari aku dateng ke sekolah untuk cap 3


jari dan foto kelulusan aku bertemu dengan teman
temanku, aku bertemu Naren dan rasanya aku
bahagia sekali tapi suasananya waktu itu sedit
canggung karena udah lama gak ketemu dan udah
lama gak ngobrol tapi temen-temennya Naren
masih teteo suka ngejahilin aku malah sekarang
Naren seperti canggung banget kalau berhadapan
denganku disitu aku ada rasa sedih karena kangen
di jahilin dengannya sampai pulang pun kita hanya
mengobrol biasa dan sedikit canggung dan
akhirnya kita pulang ke rumah masing-masing, saat
sampai dirumah aku mendapatkan notif WhatsApp
saat aku buka ternyata itu notif pesan dari Naren
dia minta save ke aku dan dia juga bilang kalau
misalnya kita tadi terlalu canggung akhirnya kita
berdua chatan selama 3 hari berturut-turut dan
disitu kita gak asing lagi kita chatan,teleponan kita
bener-bener deket lagi bahkan sampe kelulusan pun
aku cuman melalui zoom dan ternyata saat foto
kelulusan itu adalah terakhir kalinya aku bertemu
dengan dia dan sedihnya juga aku gak seSMA sama
dia tapi waktu kelas 10 kita masih chatan dan
teleponan hampir tiap hari padahal waktu itu
hubunganku dengannya tidak jelas mau di bilang
temen kita lebih daripada temen mau dibilang
pacaran dia gak pernah nembak jadi kita hanya
terjebak dalam hubungan HTS(Hubungan Tanpa
Status) tapi temen temen SMPku pada tau kalau
kita lagi deket sampai suatu ketika aku merasa
sikap Naren berubah dia jarang chat aku lagi sering
nutup pembicaraan kalau bukan aku yang chat
duluan dia gak bakal chat aku padahal sebelumnya
dia yang selalu chat aku duluan.

Sampai saat kelas 11 aku mendapatkan info


dari teman SMPku yang sesekolah dengan dia
kalau dia lagi deket sama cewek lain disitu hatiku
hancur rasanya mau marah mau cemburu aku
bukan siapa-siapa dia dan akupun gak berhak
cemburu,aku akhirnya tau alasan dia hilang gitu aja
ternyata dia lagi deket sama cewek lain, rasanya
sia-sia selama ini aku deket dengan dia bahkan aku
pas SMA aku tidak deket sama cowok manapun
tapi ini resikoku karena aku memilih untung
menjalani hubungan yang belum jelas mau kemana
disitu aku kecewa aku benci apalagi kalau aku
tanya ke Naren dia pacaran atau gak sama cewek
yang ada di sekolahnya dia selalu mengalihkan
pembicaraan dan aku pun cape aku memutuskan
untuk memblokir nomor dia karena kita juga udah
asing aku merasa kecewa sedih marah campur aduk
akhirnya aku memutuskan untuk move on dengan
cara aku sekarang lebih menyibukan diri dengan
organisasi agar aku bisa lupa dengan dia sampai
aku naik ke kelas 12 aku mulai terbiasa dan akupun
mulai membuka blokir WA Naren, sampai suatu
ketika aku mendapatkan kabar lagi bahwa Naren
dengan cewek yang waktu itu deket dengannya
mereka udah gak deket lagi disitu aku biasa aja tapi
ada sedikit perasaan senag dihatiku ya walaupun
aku ngerasa kalau udah move on kalau mendengar
namanya lagi hatiku merasa kecewa senang
bercampur aduk, pada akhirnya aku hanya bisa
mendengar kabar tentangnya tanpa berani memulai
obrolan duluan, sampai bertemu di titik terbaik
kita,entah bertemu lagi atau tidak aku senang
mengenalmu walaupun kisah kita tidak berakhir
bahgia tapi aku pernah merasa orang paling
bahagia saat bersamamu

“Dulu kita hanya sebuah orang asing yang saling


berkenalan dan kini kita asing kembali, tapi
dengan sebuah cerita dan kenangan”

-SELESAI

Anda mungkin juga menyukai