Kata Pengantar
Jakarta, 01/02/2023
2
1
“ASKAAA…” sahut seorang perempuan bersurai hitam
pekat saat menghampiri sosok pria yang telah menjadi teman
baiknya sejak kecil dilapangan sekolahnya saat jam istirahat.
Pria bernama Aska itu pun menoleh kearah sumber suara.
Terlihat sosok gadis bernama Kinara yang kerap dipanggil Nara
dihadapannya.
Kringg!! Kringg!!
4
“Besok besok gw belajar naik helicopter aja deh biar tuan putri
ini gak pegel pegel jalan balik dari sekolah ke istananya” balas
sindir Dena.
5
Saking semangatnya, sehabis mengambil dompetnya ia
sampai lupa untuk menutup tasnya kembali dan kakinya pun
tersandung cukup kencang pada bagian bawah etalase, hingga
ada beberapa barang yang terjatuh. Beruntungnya, tidak ada
barang yang pecah ataupun rusak. “Ya ampun ra, santai aja kali
ga bakal pergi juga ni toko” ucap Dena sambil membantu Nara
berdiri lagi.
6
“Gak kak gak perlu repot re…” belum juga selesai
bicara, Dena tanpa segan langsung memotong pembicaraan Nara
dengan pertanyaan yang bertubi tubi sambil mengambil hp nya
dan setelah itu mengulurkan tangannya ke arah pria itu. “kak,
saya Dena siswi SMA Neo, kalo boleh tau nama kakak siapa?
Nomor telfonnya berapa? Rumahnya dimana kak? Kakak udah
lama kerja disini?.”
7
temannya yang sedang dibuat histeris seorang penjaga toko yang
memang tak bisa dipungkiri bahwa ia sosok pria yang rupawan.
9
yang tadinya kecil karna semakin dipikir malah menjadi
semakin besar.
10
Berbagai ekspektasi Nara yang awalnya sudah terbayang
seakan akan hancur begitu saja.
11
2
Sabtu, pukul 07.00 Nara bangun dan tanpa ada rasa
janggal sekalipun. Pagi itu, setelah sarapan Nara berniat untuk
mengembalikan kotak tua itu kepada kak Ray.
Jarak toko antik itu tak jauh dari rumah Nara, hanya
butuh 15 menit jika berjalan kaki, sehingga ia memutuskan
untuk berjalan kaki saja. Di sepanjang perjalanan Nara sesekali
memandangi sekitar jalan. Pagi itu lumayan banyak toko yang
sudah buka.
12
pikir panjang, Nara segera masuk dan mencari pemilik atau
setidaknya penjaga toko tersebut.
“Nah pas banget, ini nih pak dia yang jagain tokonya
waktu itu, namanya kak Ray kalo ga salah.” Nara menahan pria
yang hendak berjalan keluar dari kedai itu.
13
Pria yang ditahan itu menatap Nara dengan tatapan
bingung “ada apa ini pak? Ini juga siapa? Kenapa nahan nahan
gw woi gw mau pergi ni buru buru.”
“Loh ini mah anak saya neng, sejak kapan dia jadi
penjaga toko barang antik, dia tau barang antik gimana juga boro
boro neng” bapak itu semakin bingung karna anaknya yang di
bilang sebagai penjaga toko barang antik.
Hari hari terus berjalan, tapi tak ada satupun orang yang
mencari keberadaan kotak itu, sudah lelah mencari cari tentang
pemilik kotak itu. Nara memutuskan untuk menganggap bahwa
kotak itu memang miliknya.
15
Malam harinya, setelah makan malam, Nara diminta
ibunya untuk menjaga adik semata wayangnya yang umurnya
terpaut cukup jauh darinya, adiknya yang bernama nadin itu baru
berumur 4 tahun.
Benar saja, tak tau dari mana, sekarang kotak antik ini
berisikan satu boneka kecil yang menggambarkan seseorang
pria berambut coklat, dengan seragam sekolah.
17
3
Malam hari di mana Nara sedang tertidur pulas, tanpa
Nara sadari kotak itu kembali tersinari bulan dan bergetar hebat.
Tak berselang lama, pada malam penuh bintang itu, turunlah
hujan deras dengan beberapa sambaran petir.
19
“Ya makasih.” Jawab Aska singkat sembari bangun dan
berjalan meninggalkan Nara.
“heh, beneran ini gak ngerasa beda apa gimana gitu mas
nya? Ini emang lu yang berubah apa gw yang terlalu peka sih?
Gila, lu yang sekarang jauh jauh lebih cuek kalo lu mau tau aja.
Udah cuek, sok cool banget, sok ganteng lagi idih.” Jawab Nara.
“Nah, dari tadi dong, kalo dari tadi kyk gini kan gw gak
usah capek capek ngomong panjang lebar.” Langsung saja Nara
20
menyantap somay didepannya itu. Aska yang melihat Nara
hanya bisa menggelengkan kepalanya.
21
“Dena, lu biasanya kalo ada murid baru apa lagi cowo,
maju dibarisan paling depan, kok ini lu diem aja? Gak lagi sakit
kan sayang ku yang satu ini?” Tanya Nara sembari menghampiri
Dena
“Lah dia mah dari awal kita ada disini juga udah ada Na,
lu kemana aja baru liat dia?” Jawab Dena.
22
Seharian sekolah Nara tak bisa fokus pada pelajaran ia
hanya memikirkan bagaimana bisa semua orang disekolahnya
tak merasa janggal pada sosok laki laki baru itu.
23
4
Selama waktu istirahat pun digunakan Nara untuk
menanyai teman teman disekitarnya, semuanya merasa kenal
dan normal normal saja pada laki laki tersebut. Semua orang
berkata bahwa laki laki itu sudah berada sejak awal masuk
sekolah
24
terdiam untuk beberapa waktu, hingga bel masuk kelasnya
berbunyi membuyarkan kesunyian mereka berdua.
25
Aska yang mendengar perkataan itu entah mengapa
merasa sangat panas, emosinya memuncak, tetapi tak sedikit pun
ia mengutarakan perasaannya. Ia hanya terdiam, diam dan diam
begitu saja sampai mereka tiba di rumah Nara.
27
mereda ia malah semakin jadi. Ia merasa kalah saing dengan laki
laki itu. Sembari melihat kearah kaca, pikirnya bagaimana bisa
seorang Aska yang tampan rupawan ini, atlet voli, digandrungi
banyak wanita masih memiliki saingan.
29
keadaan mulai canggung, dirumah itu hanya ada ia, Aska dan
asisten rumah tangga yang biasa menjaga rumah Aska.
“ha- hah? e-engga kok Ra, iseng aja tadi itu mah.” jawab
Aska terbata bata. Saat Nara ingin berbicara lagi, ibunya Aska
atau yang sering Nara panggil Tante Ela yang baru saja pulang
dari kantornya tiba tiba membuka pintu rumah Aska.
“hehe iya tante gak apa apa, ini juga Nara mau pamit
pulang kok tante, tadi cuma nganterin titipan dari ibu aja buat
tante sama Aska nyemil dirumah.” Nara berpamitan kepada
Tante Ela dan Aska.
30
“Iya sama sama tante, Terima kasih atas tawarannya, tapi
kayaknya enggak dulu deh tante lain kali, aku pulang aja, toh
besok juga masih sekolah terus biar tante bisa istirahat juga kan
hehe” jawab Nara bersiap siap untuk pulang.
31
Ada sedikit rasa lega di perasaan Aska saat mendengar
penjelasan Nara, namun bukan berarti rasa cemburu, dan
bersaing antara dia dan pria itu menjadi berkurang.
32
5
Pagi itu tiba, Nara sudah bersama Aska menuju ke
sekolah. tak butuh waktu yang lama, mereka sudah sampai di
sekolah, Nara diturunkan di dekat gerbang sekolah dan Aska
harus memarkirkan motornya terlebih dahulu di dekat lapangan
sekolahnya.
33
“dia sih yang ngide nganterin gw, soalnya semalem abis
gw kirimin kue buat dia sama nyokapnya.” mendengar itu, Dena
sudah tak heran lagi mengapa Aska mau mengantarkan Nara.
35
Pesan dari Nara hanya dijawab singkat “engga apa apa
lagi mau aja” oleh Aska. Aska menjadi semakin diam dan tak
perhatian seperti tadi lagi.
36
6
Hari dimana di sekolah Neo di adakan pensi pun tiba,
sekolah Neo banyak mengundang penyanyi terkenal sehingga
ramai sekali orang orang dari dalam atau pun luar sekolah yang
menonton. Tiket berhasil dijual hingga habis. Nara tentunya juga
semakin sibuk dengan menjadi panitia di acara tersebut.
37
Semua orang sudah terkumpul di lapangan Sekolah Neo,
dan saat yang di tunggu tunggu oleh seluruh penonton pun
dimulai.
39
Seusai pembagian konsumsi, Nara memakan makanan
bagiannya dan memainkan ponselnya. Ia membaca ulang pesan
dari Aska. Ia baru sadar sebenarnya Aska sering kali
memberikannya perhatian yang lebih. Nara makan sambil
tersenyum senyum sendiri teringat masa kecilnya yang jauh
lebih dekat lagi dengan Aska dari pada masa sekarang.
40
Lily, sosok wanita incaran seluruh pria dia sekolah Neo,
seperti nama bunga Lily yang dikenal sebagai bunga yang
memiliki keindahan dan tampilan elegan, seperti itulah sosok
Lily di mata semua orang.
41
temukan di dalam kotak antik itu, hanya saja dalam versi
wanita.
42
lihat lagii… bonekanya mirip tampilannya sama cowo misterius
itu….” Batin Nara
43
Nara merasa ada sesuatu yang aneh, apakah ini mimpi?
Nara mencubit dirinya sendiri dan terasa sakit. Sial, ini bukan
lah mimpi.
Apa iya ada hubungan antara boneka, ia, pria itu dan
kotak antik itu? Semenjak Nara menemukan kotak itu, banyak
kejadian kejadian tak terduga didalam hidupnya.
44
Jam yang di tunggu tunggu Nara akhirnya tiba, Jam
pulang sekolah. Entah tersambar apa, Aska mengajak Nara
untuk pulang bersamanya. Nara yang sedang pusing, sampai
lupa bahwa suasana hatinya sedang tidak baik kepada Aska, ia
menerita tawaran itu.
47
7
Setibanya dirumah sakit Nara langsung saja dibawa ke
unit gawat darurat. Tak lama, dokter yang akan menangani Nara
tiba, Nara dilakukan pemeriksaan, dokter merujuk Nara agar
diperiksa di dokter spesialis jantung karna ada kecurigaan bahwa
jantung Nara bermasalah.
48
Tentu ibunya sangat terkejut akan hasil pemeriksaan itu,
ibunya teringat akan almarhum ayah Nara yang meninggal karna
keganasan penyakit jantung yang dideritanya dulu. Ibunda Nara
tak ingin kehilangan Nara seperti ia kehilangan orang yang
paling ia cintai dulu.
51
itu meneriaki namanya. Aska akhirnya dihukum berdiri diluar
kelas hingga kelas guru itu selesai.
“Gak gak gak, gak ada ikut ikut, gw mau ada kegiatan
osis, lu gak bisa ikut As.” Nara tak bisa membawa Aska ikut
bersamanya. Akhirnya Nara meninggalkan Aska sendirian.
53
8
Nara yang sudah selesai melakukan kegiatan osisnya
ingin kembali ke kelas, tapi niat itu ia urungkan karena tanggung
sebentar lagi sudah waktunya istirahat. Akhirnya ia memutuskan
untuk menunggu waktu istirahat di taman belakang sekolah.
54
sih… kalo diliat liat bonekanya agak mirip lu hehe” Nara
sebenarnya ingin tahu dari mana ibunya dan pria itu
mendapatkan bonekanya, tau saja ia bisa membelikannya untuk
adiknya yang sebentar lagi ber ulang tahun.
55
Asik menertawai pria itu, saat Nara ingin memberi
pertanyaan lagi, Pria itu sudah menghilang. Nara seketika
terdiam, menoleh kearah belakang dan mencari kesekitar
keberadaan pria itu, tapi hasilnya nihil.
56
Nara melihat ke arah belakang. Kursi milik pria itu juga
ikut menghilang. Ia berfikir, apa iya dunia sudah tidak baik baik
saja? Apa iya ini bagian dari konspirasi dunia?
“Gw udah bilang dari awal kalo gw gak punya nama, dan
gw gak punya nama juga ada alasannya yaitu karena gw bukan
dari dimensi ini Ra, dan boneka yang lu maksud mirip sama gw,
itu emang gw Ra, boneka itu harus dimasukin kedalam kotak
dan kotak itu sebelumnya harus diaktivin dulu pake cahaya
rembulan biar gw bisa muncul di dimensi ini” pria itu
menjelaskan semuanya kepada Nara.
58
Pria itu mengangguk, Nara masih terkejut atas semua
kejadian yang ia alami sekarang. Pria itu meminta untuk Nara
menunjukka kepadanya kotak beserta boneka yang ia miliki.
Nara dan pria itu membuat janji untuk bertemu di taman dekat
rumahnya untuk menunjukkan itu semua.
59
Kesalah pahaman pun meruak memenuhi pikiran Aska,
Aska yang geram Nara didekati oleh pria itu langsung
menghampiri mereka dan mendorong bangku yang di duduki
pria itu.
60
Aska yang baru sadar dengan kondisi Nara setelah pria
itu berhasil lepas darinya, merutuki dirinya sendiri. Niatnya
adalah melindungi Nara dari pria lain, tapi bukannya melindungi
ia malah membuat Nara panik.
61
9
Nara berakhir menghabiskan waktunya di UKS, ibunya
tak bisa datang karna harus bekerja pada saat itu, mau tak mau
pria itu lah yang menemani Nara di UKS.
62
Akhirnya jam pulang sekolah tiba, Nara diantar Aska
pulang kerumahnya, Lily yang mendengar tentang Aska
mengantar Nara pulang merasa kesal karna rencananya tadi
gagal. Lily ingin membuat Aska menjadi benci kepada Nara,
namun hasilnya malah kebalikannya, Aska dan Nara menjadi
semakin lengket.
Jarak dari rumah dan taman tak jauh, Nara berjalan kaki
menuju taman, sepanjang jalan ia menikmati senja yang indah.
Sesampainya di taman ternyata pria itu sudah menunggunya, ia
duduk di bangku taman.
63
“iya bener banget, kalua boneka itu kamu keluarin, aku
bisa menghilang sekarang” jawab pria itu, Nara yang penasaran
langsung membuktikan perkataan pria itu.
64
kerajaan. Mereka awalnya hidup bahagia, namun ada satu
pasukan kerajaan dan permaisuri dari kerajaan lain yang sangat
cinta mati kepada sang ratu dan raja. Karna sudah cinta mati,
seorang pasukan kerajaan bersekongkol dengan permaisuri itu
untuk menculik ratu dan membawanya jauh dari raja.
65
berdua, tetapi terlebih kepada Kais yang memiliki paras yang
rupawan.
66
Keesokan paginya, hari sabtu, pagi pagi Nara sudah
bersiap siap jogging di taman. Ia berangkat sendiri, walaupun
sendirian Nara tak takut dan Nara orangnya cenderung cuek
kepada hal lain saat ia sendirian. Dengan earphone yang
memutar lagu kesukaanya, Nara mulai pagi hari nya dengan
jogging.
67
“jangan pernah sekali kali kau berika ia nama, jika sudah
terlanjur cepat hapus nama yang ia gunakan sekarang. Jika tak
kau hapus maka secara perlahan kotak itu akan hilang
keajaibannya.” Isi surat itu.
68
mau lanjut kuliah buat ngejar cita cita Nara.” Nara takut ia tak
bisa menggapai cita citanya.
“Iya nak, ibu tau kamu masih mau menggapai cita cita
mu, kamu masih bisa kok untuk menggapai itu semua, toh ini
baru hanya pertunangan kok, bukan berarti kamu besok banget
dinikahin sama dia” penjelasan ibunda Nara terdengar
melegakan, tapi tetap saja ini terasa terlalu cepat untuk Nara.
69
merasa sedikit senang karna dirinya bisa mendapat perawatan di
salon secara cuma cuma.
70
Saat pintu ruangan itu terbuka dan muncul lah Nara
beserta ibunya, mereka berdua langsung disambut oleh ibu dan
ayah Aska. Aska yang melihat Nara sangat sangat cantik pada
malam itu sampai terdiam, terpukau melihat kecantikan Nara. Ia
sampai lupa untuk menyapa Nara dan ibunya secara langsung.
“E-eh, iya maaf tante, lagian anak tante cantik banget sih
hari ini jadi gak fokus kan.” Siapa wanita yang tak tersipu jika
dibilang seperti ini.
71
Setelah semuanya menikmati hidangan yang tersedia,
Acaranya pun dimulai, acara itu di buka dan dibawakan oleh
ayah Aska. Acaranya dibagi menjadi beberapa sesi.
72
“Iya nak, sebelumnya terimakasih telah mengundang
kami dan memilih Nara sebagai pasangan mu. Tante sangat
senang Nara dapat bertemu orang yang baik seperti Aska. Tante
mengizinkan Aska untuk melamar Anak tante, tante harap kamu
dapat menjaga, membagaiakan dan menjadinya orang yang lebih
baik kedepannya. Tapi kembali lagi kepada Nara, semua
keputusan ada ditangannya.” Semua menengok ke arah Nara.
73
Kedua pihak keluarga setuju untuk tidak mempublik
hubungan Nara dengan Aska terlebih dahulu karna status
mereka yang masih pelajar dirasa terlalu cepat jika keduanya
sudah bertunangan.
74
10
Keesokan paginya, Nara berangkat sekolah diantar oleh
Aska, mungkin sampai seterusnya itu akan menjadi rutinitas
baru Aska setiap paginya.
76
Aska yang melihat Nara sedang berdekapan dengan
lelaki itu tentunya langsung menghampiri dan membantu Nara
untuk bangun. Nara bangun dibantu oleh Aska. Aska
menanyainya ada apa dan mengapa ia bisa berdekapan dengan
Kais.
77
Pertandingan yang pertama ada voli. Nara duduk di
tribun bersebelahan bersama Dena yang sedari menunggunya.
78
dengan menangnya team Aska dan Kais, mereka ada di
peringkat pertama.
79
butuh diam untuk meredakannya. Dengan sigap Kais berdiri
didepan Nara untuk melindungi Nara. Kerja regu yang kompak
membuat regu Nara lah yang memenangkan pertandingan itu.
80
menjadi kikuk di depan Nara, tapi entah mengapa sebuah
senyuman terukir di bibir Kais.
81
mengapa ia lama kelamaan merasakan sesak yang teramat di
dadanya?
82
Tak banyak bicara, Aska sesudah menurunkan Nara langsung
putar balik dan kembali mengendarai motor kesayangannya itu
menuju ke rumahnya.
83
Nara mengiyakan perintah pesan dari nomor tak dikenal
itu. Tetapi Nara juga waswas, takut jika ini hanyalah jebakan
orang yang iseng kepadanya. Saat ingin kesana, Nara tak lupa
membawa semprotan lada miliknya dan juga tongkat baseball
milik almarhum ayahnya untuk berjaga jaga.
84
Nara enggan menghapus nama itu, pikirnya toh itu hanya
nama, tak akan berdampak apa apa dengan Kais. Nara memang
dikenal sebagai orang yang mudah digoyahkan, sekali itu sudah
menjadi keputusannya, maka keputusan itu sudah fiks dan tak
bisa diganggu lagi.
85
11
Keesokan harinya, saat Nara berjalan dikoridor
sekolahnya tiba tiba saja tasnya ditarik dari belakang. Tarikan
itu membuatnya berputar balik kearah belakang. Ternyata yang
menarik tasnya itu adalah Kais.
86
Sepulang sekolah, Nara dan Kais memesan taxi online
untuk menuju ke bioskop terdekat. Kais bercerita bahwa ia
sebenarnya diberikan tiket itu secara gratis saat hendak pergi ke
sekolah orang seorang perempuan yang sepertinya baru saja
diputusi oleh kekasihnya.
87
Kais tak menjauh ataupun menolak, ia malah
memperbaiki posisi duduknya agar Nara lebih nyaman lagi.
Nara yang terbiasa memeluk guling saat tertidur, sekarang
malah mendekap Kais. Kais tak tau harus bagaimana,ia bingung
haruskah ia membalas pelukan Nara atau tidak.
88
Kais larut dalam kenyamanan pelukan Nara, ia berharap
diberi sedikit lagi waktu untuk memeluk Nara lebih lama. Nara
yang malu menjadi tontonan public karena mereka masih juga
berpelukan, memlepaskan pelukan Kais secara paksa.
89
Aska mengomeli Kais, panjang lebar Aska mengomeli
Kais semuanya ia bahas, mulai dari penyakit yang Nara idap,
bahayanya jika Nara kelelahan, waktu menonton yang pas,
bahkan makanan yang Nara makan pun dibahas olehnya. Kais
hanya menaggapi omelan panjang lebar Aska dengan kata “ok.”
90
berpamitan untuk pulang kepada ibunda Nara. Setelah selesai
berpamitan, ia bergegas pulang.
91
12
Keesokan harinya Nara sudah kembali kesekolah. Saat
memasuki kelas, ia tak menemukan keberadaan Kais beserta
bangku dan kursinya. Ini sudah pasti karna ulah Aska yang
kemarin masuk kedalam kamarnya.
92
Ini adalah hari yang paling membosankan bagi Nara,
seharian ia hanya terdiam duduk atau tidur di bangkunya.
93
Kais mengajak Nara untuk belajar bersama di
perpustakaan. Setiap istirahat tiba, mereka berdua langsung saja
pergi untuk belajar di perpustakaan. Terkadang Aska ikut
mereka untuk belajar bersama.
94
Kurang lebih setengah jam waktu yang mereka tempuh untuk
sampai di pantai yang mereka tuju.
95
13
Keesokan pagi, Nara masih harus kesekolah untuk
melihat nilai yang ia peroleh saat ujian kemarin. Pagi itu entah
kenapa Aska tak menjemputnya.
96
Kais percaya bahwa bukan Nara lah yang melakukan itu
semua. Kais yakin Nara tak sejahat itu.
97
Tetap saja tak ada yang percaya terhadap Kais, mereka
malah menganggap Kais bersekongkol dengan Nara untuk
membully anak itu sehingga Kais membela Nara sekarang.
98
Nara sangat berterima kasih kepada Kais, karna Kais lah
yang membantunya keluar dari masalah serumit ini. Nara
memutuskan untuk membatalkan lamaran dari Aska, ia sudah
terlanjur sakit hati. Bagaimana tak sakit hati, bahkan ia tak
membela Nara sedikitpun. Nara merasa bahwa hubungannya
dengan Aska hanya sampai pertemanan saja, tak lebih. Ia
mengembalikan cincin yang diberikan waktu itu.
99
14
Satu bulan setelah kejadian itu, Lily sedang menjalan
kan hukumannya, dan beberapa hari lagi yang lainnya akan
mengadakan graduation atau hari kelulusan.
100
Nara mengecek akun akun yang pernah ia buatkan untuk
Kais. Tak ada satupun akun itu tersisa. Nara mengecek lagi ke
foto yang ada di bagian belakang ponselnya.
Pria itu melangkah dari belakang, dan ya, benar saja itu
Kais yang Nara maksud. Nara tak percaya apa yang ia lihat di
depan matanya.
102
Tiba tiba ada seseorang yang memeluk Nara dari
belakang, orang itu berbicara “rasanya aku merindukan
pelukanmu yang sangat itu.” Iya, benar, itu adalah suara Kais.
“aku… aku suka sama kamu Ra, apa kamu mau jadi
pasangan ku untuk selamanya?” ternyata yang ingin dinyatakan
adalah perasaannya.
“ya mau lah, kamu masih ilang ilangan juga aku mau”
Nara sudah pasti menjawab mau tidak mungkin ia menolaknya.
104