Anda di halaman 1dari 5

Nama : Diah Budiani

NPM : 2113041037
Kelas : 5A
Matkul : Menulis Kreatif

Benang Merah Cinta diantara Persahabatan

Suatu hari di sebuah sekolah ternama SMA Pradita Dirgantara, terdapat tiga sahabat
karib, Nadira, Fara, dan Diba, yang saling berbagi dalam segala hal. Mereka telah bersahabat
sejak awal masuk sekolah, dan persahabatan mereka sangat erat. Nadira adalah gadis hitam
manis, yang memiliki tinggi badan 160 cm, selalu berpenampilan sederhana dan rapih.
Berwatak baik, ceria dan ngeselin. Fara adalah perempuan putih dengan tinggi badan 155 cm.
gaya berpakaian heboh dan kekinian. Memiliki watak humoris, menye-menye dan egois,
memiliki kebiasaan ngedrakor, dan Diba adalah wanita cantik putih bermata sipit dengan
tinggi badan 155 cm, dengan cara berpakaian kekinian ootd garis keras. Berwatak ceplas-
ceplos, enak diajak curhat, dan tukang ngebucin parah.

Di tengah persahabatan mereka, datang seorang lelaki tampan hitam manis dengan
tinggi 175 cm, gaya berpakaian rapi, wangi, dan simple. Berwatak ekstrovert, dan friendly
abis. Serta memiliki kebiasaan tukang ngambis organisasi, lelaki itu bernama Aksa Tomas
Dirgantara. Aksa memiliki seorang sahabat yang bernama Lutfi, mereka sudah berteman
sejak bangku SMP. Lutfi adalah cowo blasteran berkulit putih, mata sipit dengan tinggi badan
170 cm, gaya berpakaian fashionable, kekinian, wangi dan bisa dibilang Lutfi ini anak hits
ygy wkwk. Lutfi memiliki watak yang tidak jauh berbeda dengan aksa tetapi kebiasaan
mereka berdua berbeda jauh. Kebiasaan Lutfi tukang nongkrong, main game dan males-
malesan wkwk, berbanding terbalik dengan Aksa.

Pagi itu Aksa pergi ke perpustakaan, di sana dia melihat gadis putih dengan tinggi
badan 155 cm yang tengah kesulitan mengambil buku di rak atas. Gadis itu melompat-lompat
kesusahan mengambil buku pilihanya, aksa yang melihat tingkah lucu gadis mugil itu hanya
bisa tersenyum, dan mendekatinya. Aksa mengambil buku novel dengan judul Seribu Tahun
Mencintaimu, kemudian melirik gadis yang ada di sampingnya. Dengan muka kesal gadis itu
menatap aksa dengan tajam, dalam hatinya berkata “dih kok diambil sih, itukan buku pilihan
gue”. Beberapa detik mereka saling bertatapan, lalu Aksa memberikan novel itu kepada gadis
yang ada di hadapanya. Sontak gadis tersebut terkaget dan bingung, awalnya dia sudah
berburuk sangka karena Aksa menyerobot buku pilihanya, dan ternyata Aksa sengaja
mengambil novel itu untuk diberikan kepadanya. Seketika muka yang tadinya kesal kini
berubah tersenyum manis, belum sempat berterima kasih Aksa sudah pergi meninggalkan-
nya.

Semenjak kejadian itu Fara selalu terbayang-bayang muka Aksa, dia selalu teringat
kejadian di perpustakaan minggu lalu. Di tengah Fara yang sedang melamun datang dua
sahabatnya Nadira dan Diba. Nadira dan Diba bingung dengan tingkah Fara akhir-akhir ini,
dia sering melamun dan tiba-tiba salting sendiri. “Kamu kenapa dah fir, kok aneh banget
akhir-akhir ini? ucap Nadira. “Eh, udah lama tah lorang di sini?” saut Fara. “Lumayan, ada
setengah jam kita perhatiin loo kek orang gila ngelamun, teros kek gitu tiba-tiba nyengir
sendiri, dihh ngeri gue” celetuk Diba. Tanpa membalas ucapan Diba, tiba-tiba Fara
tersenyum salting sambil menatap laki-laki tinggi, hitam manis itu yang tengah berjalan
melewati kelas mereka. Nadira yang melihat tingkah aneh Fara hanya bisa melirik Diba dan
mengerutkan dahinya, dalam hatinya berkata “Ini anak kenapa dah”. Diba yang mengerti apa
yang dipikirkan Nadira hanya bisa menggelengkan kepala.

Siang hari yang panas dan melelahkan Nadira dan Diba pergi ke kantin. “Lo mau ikut
kita ga fir ke kantin?” ajak Diba. “Ah engga lah, males gue” jawab Fara. “Ya udah kita ke
kantin dulu yaa Fir, mau beli es sama cemilan, pusing banget gue di kelas” saut Nadira.
Sesampai di kantin Nadira dan Diba memesan es teh dan duduk di meja kantin. Mereka
berbincang-bincang dan bercanda sambil menikmati es yang telah dipesan, datanglah dua
orang laki-laki Aksa dan Lutfi. “Boleh join ga? Soalnya meja lain dah penuh nih” tanya Lutfi.
“oh iyaa boleh, silakan” jawab Diba. Mereka berempat mengobrol bersama, namun di sini
ada yang berbeda, yaaa tatapan Aksa kepada Nadira seperti ada sesuatu. Dengan muka cuek
Nadira membalas tatapan Aksa, hingga beberapa menit mereka saling bertatapan tanpa ada
obrolan. Tatapan Nadira membuat Aksa terpanah dan merasa nyaman. “Mata yang indah”
batin Aksa. Lutfi yang sadar akan tingkah mereka berdua langsung menegor Aksa “Duh duh
biasa aja dong sa sampe segitunya natapnya, awas loo naksir HAHAHA”. “Dih apasii si loo
fi” saut aksa (sambil menggaduk minumanya, dan salting menatap Nadira). Nadira tersenyum
melihat tingkah dua lelaki yang ada dihadapanya. “Eh tapi gapapa sa, temen gue ini masih
jomblo kok jadi deketin aja gass ahahhaha” celetuk Diba. Dengan muka kesal Nadira
menyenggol tangan Diba, dan mereka berempat tertawa bersama.

Di Minggu pagi yang dingin dan sedikit mendung, Aksa terbangun dari tempat tidur
dan dia melihat jam di samping ranjang-nya. “Ah masih pagi ternyata, mana mendung lagi
enaknya ngapain ya gue libur-libur gini…” Aksa melirik laptop di atas meja belajar dan
memutar lagu kesukannya. Di tengah asik mendengarkan lagu yang dia putar, tiba-tiba Aksa
teringat dengan gadis cantik yang membuatnya jatuh hati, Aksa mengingat sorot bola
matanya yang begitu indah dan senyumnya yang begitu manis, mengingat akan hal itu
seketika Aksa menjadi salting. Akibat rasa kagumnya yang besar dia penasaran ingin mencari
tahu tentang siapa gadis cantik bermata indah itu, kemudian dia menelusuri media sosial
untuk mencari tahu tentang identitas gadis tersebut. “Yeay akhirnya ketemu juga IG-nya,
masyaallah selain cantik ternyata dia juga tidak suka mengumbar-umbar muka di sosmed,
makin suka deh gue ahaha” gumam Aksa. Yaa setalah hampir 1 jam dia mencari sosmed
gadis itu, akhirnya ketemu. “Nama yang indah Nadira Rinjani, heum… eits apa ini wah ada
no W, nii keknya punya Nadira deh apa gua tc aja minta save sekalian modus ngechat
hahaha” ucap Aksa kegirangan. Selain mendapatkan sosmed Nadira, Aksa juga mendapatkan
nomor WA-nya, dia merasa senang dan kegirangan lalu langsung menghubungi nomor
tersebut.

Malam itu, Diba menelpon Nadira dan Fara. Dia bercerita kalau dia ditembak oleh
Lutfi teman Aksa. “Eh eh lorang tau gasii hahah, gilaa masa gua ditembak sama lutfi temenya
Aksa itu” ucap Diba ditelpon. Seketika kedua temanya tersontak kaget “Hah kok bisa?” tanya
Fara. “Eh orang gila, kok bisa dip loo ditembak sama lutfi emang lorang kapan deketnya?”
saut Nadira. “Haha kaget ya lorang tiba-tiba gue bilang gini, iyaa jadi sebenernya gue sama
Lutfi ini dulu satu sekolah waktu SMP, tapi dulu gue juga ga kenal sama Lutfi dan Aksa,
cuma pernah tau mukanya di sekolah aja. Terus lo inget ga sii dir waktu kita di kantin itu
sama dia orang, nah dari situ sii Lutfi nii mulai nge-WA gue, gue juga gatau dia bisa dapet
nomor gue dari mana. Terus akhirnya kita chatan dong terus deket udah hampir 1 bulan ini
dan sekarang dia nembak gue hahaha” jelas Diba. “Weh kok bisa sii dib, aaa gue iri. Kan
pengen juga ditembak tapi ditembak Aksa hahah, tutor dong Dib?” Saut Fara. “Hah? Emang
lu suka sama Aksa fir?” tanya Diba kepada Fara. “Wkwk iyaaa dib gue suka sama Aksa,
gegara waktu itu dia ambilin gue novel di perpus. Karena gue ga nyampe pas mau ngambil
bukunya di rak atas” jawab Fara. Di tengah obrolan seru mereka berdua, Nadira hanya diam
dan menyimak obrolan mereka, dia sedikit kaget dan agak nyesek setelah mendengarkan
pengakuan sahabatnya tentang orang yang dia sukai. Nadira tidak menyangka ternyata Fara
juga mencintai Aksa, padahal disatu sisi dia tengah dekat dengan Aksa. “Eh dir kok lo diem
aja sii, tidur ya loo” tanya Diba. “Iyaa dir loo tidur apa gimana, kita udah ngobrol panjang
lebar gini masa lo ga respon sama sekali” saut Fara. “Eh iyaa guys maaf yaa gue lagi kurang
fokus ini, soalnya sambil ngerjain tugas hehe” jawab Nadira menutup-nutupi. “Ya elah rajin
amat si lo dir” saut Diba.

Nadira tengah asik membaca novel di perpustakan, dia membaca novel berjudul
Salahkah Aku Mencintaimu. Di tengah keasikan-nya membaca tiba-tiba datang seorang laki-
laki yang langsung duduk di sebelahnya. “Heyy fokus banget kek-nya, lagi baca apa sii?”
tanya lelaki itu. “Emhh heyy sa, hehe ini lagii baca novel” jawab Nadira. “Apa tuh
judulnya?” tanya Aksa (sambil melihat cover novel dan membaca judulnya). “Hayoo dira lagi
mencintai siapa nih, jangan-jangan mencintai aku ya hahaha” saut Aksa kembali. “Dihh apa
sii lo sa pede banget” jawab Nadira (sambil tersenyum salting). “Haha ya gapapa sii dir kalo
mencintai aku juga, ga salah kok” ujar Aksa. Nadira hanya tersenyum dan menggelengkan
kepala melihat tingkah Aksa yang tengah menggodanya itu. Tidak terasa sudah hampir 1 jam
mereka mengobrol dan bercanda di perpustakan tanpa menyadari bahwa jam istrirahat sudah
berakhir. “Eh astagfirullah, ini udah bel masuk yaa…duh telat masuk kelas lagi gimana yaa,
luu sii sa kok ga bilang kalo udah bel masuk” ujar Nadira dengan muka panik. “Udah lah dir,
gapapa bolos sekali-kali haha” jawab Aksa. “IHH takut kena marah tau…” jawab Nadira.
“Udah gpp ga usah panik sii, kan ada gue di sini” (sambil memasang muka mas kulin). Entah
mengapa Nadira merasa sangat nyaman bersama Aksa, dia merasakan kebahagian,
kehangatan, dan merasa dilindungi ketika bersama Aksa. Tanpa disadari dia memandang
Aksa dengan tatapan yang dalam cukup lama, Aksa yang sadar pun sontak menjahili Nadira,
“Heyy kedip dong ampe segitunya mandang gue haha, gue tau dir gue ganteng tapi ga gini
juga dong” ujar Aksa (sambil mengibaskan tangan di depan muka dira). “Eh astagfirullah
maaf ya sa” jawab Nadira (merasa malu dan salting).

Jam pelajaran sudah berakhir, seluruh siswa SMA Pradita Dirgantara, berhamburan
keluar kelas untuk pulang. Nadira Kembali ke kelas untuk mengambil tas dan bertemu
dengan dua sahabatnya, “eh luu kemana aja dir kok tumben bolos, ga masuk pelajaran
terakhir?" tanya Diba. "iyaa maaf yaa gue tadi ga masuk, tadi gue tu di perpus sama Aksa dan
kita keasikan ngobrol sampe-sampe ga denger bel masuk” jawab Nadira (dengan muka
memelas). “HAH?? apaa dir, loo ngobrol di perpus sama Aksa, kok bisaaa?” tanya Diba. Fara
yang sudah kesal mendengar obrolan mereka tentang Aksa hanya terdiam dengan memasang
muka jutek. “(sambil melirik fara) iyaa gue gatau, tiba-tiba pas gue lagi di perpus Aksa
nyamper, yaa teruss kita ngobrol sampe ga denger bel masuk” jawab Nadira. Melihat respon
Nadira, Diba malah tambah bingung. Di tengah obrolan, Aksa masuk ke kelas mereka dan
menghampiri Nadira. “Ayoo dir, pulang bareng gue aja toh rumah kita searah kan, sekalian
gue mau minta ajarin PR matematika pak Yogi” ajak Aksa. Nadira terkaget dengan ajakan
Aksa, dia tidak meyangka Aksa seberani itu mengajaknya pulang bareng. Kemudian Fara
yang melihat tingkah mereka berdua terbakar api cemburu dan sudah muak tak tahan, dia
hanya melirik mereka bertiga lalu pergi meninggalkan kelas tanpa berpamitan. “Eh fir lo mau
kemana?” tanya Diba (dalam hati Diba, “duh pasti fara cemburu sama mereka berdua”).
Nadira yang paham akan tingkah Fara yang cemburu, langsung menolak ajakan Aksa “Emhh
maaf sa gue ga bisa pulang bareng loo, soalnya gue udah janjian sama dia orang habis ini
mau mampir ke rumah Diba”. “Oh gitu, ya udah deh lain kali bisa kali yaa kita pulang
bareng?” ajak Aksa kembali. “emhh insyaallah gue usahain deh sa” jawab Nadira. “Yaa udah
gue duluan ya dir, loo hati-hati kalo udah sampe rumah kabarin gue” ujar Aksa. “hah, oh
okee siap” jawab Nadira. Setelah melihat tingkah mereka berdua, Diba menyimpan banyak
pertanyaan di otaknya, namun tanpa menjelaskan apapun Nadira langsung mengajak Diba
pulang.

Di atas meja belajar Nadira melamun mengingat kejadian tadi siang, dia tidak
menyangka tadi bisa sedekat itu dengan Aksa, mungkin selama ini mereka hanya bisa
chattingan sedangakan tadi mereka bisa mengobrol dan bercanda lepas. Namun di tengah
lamunanya mengingat Aksa, Nadira juga teringat sahabatnya Fara. Fara yang juga mencintai
Aksa. “Ah kenapa si fir kita ini harus suka dengan orang yang sama” gumam Nadira. Dia
merasa bimbang antara cinta atau sahabat, disatu sisi dia sangat mencintai Aksa namun disisi
lain dia juga tidak mau menghancurkan persahabatan mereka. “gue harus gimana, arghh…
jujur gue suka sama Aksa tapi Fara hiks gue benci situasi ini” gumam Nadira. Tetiba Hp
Nadira berbunyi, ada yang menelponya yaa Fara yang menelponya. Sontak Nadira terkaget
dan bingung “hah fara nelpon gue, duh gimana yaa ini gue angkat ga yaa” bingung Fara.
“Hallo far, ada apa?” tanya Nadira basa-basi. “Eh dir langsung ke intinya aja yaa, gue mau
tanya sama loo, lo ada hubungan apa sama Aksa?” tanya Fara dengan nada ketus. “Hah, gue
gada hubungan apa-apa si fir sama Aksa, kita cuma temenan emang kenapa fir?” jawab
Nadira. “Ga usah bohong deh lu dir, kalian keliatan deket banget juga mana mungkin gada
apa-apa, dah dir ngaku aja gpp gue lebih suka lo jujur walaupun itu nyakitin hati gue, loo tau
kan dir gue suka sama Aksa? bahkan sesuka itu, kok loo tega sii nikung temen sendiri? ujar
Fara yang sudah tak tahan. “Maaf ya far, kalo kesan-nya gue nikung Aksa dari loo, tapi jujur
gue juga gatau kenapa bisa begini, dan jujur emang kita berdua udah deket lumayan lama
bahkan sebelum lo bilang kalo lo suka sama Aksa, kita orang udah deket” jawab Nadira.
“Wah gilaa sii kenapa lo ga bilang sii dir kalo loo udah duluan deket sama Aksa, pantesan
setiap gue cerita tentang Aksa lo ga pernah ngerespon jadi ini alasanya?” tanya Fara makin
panas. “iyaa far, maaf ya selama ini gue nutupin karena gue ga mau hubngan persahabatan
kita hancur hanya karena laki-laki” jawab Nadira. Tanpa merespon ucapan Nadira Fara
langsung mematikan teleponnya. “Ah tukan, kenapa jadi begini siii pasti fara marah besar
sama gue” kesal Nadira.

Keesokan harinya Aksa menge-chat Nadira dan mengajaknya ketemuan di sebuah


cafe untuk mengajarinya PR matematika. Tanpa pikir Panjang Nadira menerima ajakan dari
Aksa. Aksa menjemput Nadira menggunakan moge-nya, sesampainya di rumah dira aksa
langsung menelpon Nadira “dir gue udah di bawah nih”. “okee tunggu sebentar yaa, gue
turun” jawab Nadira. “dengan mba Nadira yaa, sesuai aplikasi ya mba?” ledek Aksa. Nadira
hanya tersenyum sambil memukul lengan Aksa melihat tingkahnya yang konyol itu. “ayoo
mba naik” (sambil menurunkan step motor). Di perjalanan mereka hanya saling diam tidak
ada yang membuka obrolan, karena merasa canggung satu sama lain. Tiba-tiba Aksa bertanya
“Dir lo suka makan apa?” tanya Aksa bas abasi. “emhh gue suka bakso sii, kalo loo?” tanya
Nadira. “Wah kebetulan banget gue juga suka bakso dir, jangan-jagan kita jodoh nihh
makanan kesukanya sama ahhaha” Aksa yang berusaha mencairkan suasana. “Dihh apa sii lo
saa” (sambil tersenyum salting). Setelah hampir 25 menit perjalan, akhirnya mereka sampai
di cafe. Namun, tanpa sepengetahuan Nadira ternyata di cafe itu sudah ada Diba dan pacarnya
Lutfi, pikir Nadira mereka hanya berdua ternyata ada Diba dan Lutfi juga. “Eh dib udah
sampe sini aja loo, kok ga bilang kalau mau makan bareng di sini?’ tanya Nadira kepada
Diba. “Hehe sengaja dir biar surprise” jawab Diba. Tanpa membalas ucapan Diba, Nadira
hanya tersenyum terpaksa dan memasang muka kesal.

Jauh dari meja Diba dan Lutfi, Aksa mengajak Nadira duduk di meja pinggir kolam.
“kamu mau pesen apa dir?” tanya Aksa. “aku mau bakso malang sama jus alpukat aja sa”
jawab Nadira. “okee, udah itu aja?” tanya Aksa kembali. Nadira hanya menggangukan
kepala. Sambil menunggu pesanan mereka mengobrol dan bercanda ria. Setelah selesai
makan, tiba-tiba Aksa memberikan bouquet bunga mawar merah kepada Nadira. “hah apa
ini? buat aku?” tanya Nadira. “Iyaa dir itu buat kamu, emhh jadi dir gue mau jujur sama
kamu. Jadi selama ini gue suka sama kamu dir, cinta pada padangan pertama. Aku merasa
nyaman dir disetiap deket sama kamu. Jadi gimana dir kira-kira kamu mau ga jadi pacar
aku?” pernyataan Aksa kepada Nadira. Nadira hanya terdiam, jujur sebenarnya dia juga
mencintai Aksa namun dia tidak ingin menghancurkan persahabatanya dengan Fara. “emmh
maaf yaa sa, gue ga bisa terima kamu soalnya aku udah dijodohin sama ibuku” jawab Nadira
bohong. Aksa yang mendengar jawaban Nadira merasa seperti disambar petir, dia hanya diam
terpaku. “emhh sa maaf banget nihh gue harus pulang soalnya ibu ngechat ada keperluan
keluarga mendadak, gue duluan ya saa” ujar Nadira setengah menahan tangis karena tak tega
melihat Aksa ya murung berubah ekspresi. “oh iyaa dir, mau gue anter ga?” tanya Aksa
dengar suara bergetar. “ga usah saa, gue sendiri aja duluan yaa bye” ujar Fara.

Setelah kejadian itu Aksa merasa separuh jiwanya menghilang, dia benar-benar tidak
meyangka ternyata gadis pujaanya sudah dijodohkan dengan laki-laki lain. Karena pikiran
yang kacau dan melamun saat mengendarai motor, “brakkkkk” Aksa kecelakaan karena
tertabrak mobil. Kondisinya kritis dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun, dokter
tidak bisa menolong nyawa Aksa, dan akhirnya Aksa meninggal dunia. Nadira yang
mendapat kabar tersebut langsung tak sadarkan diri, dia sangat menyesal karena telah
membohongi perasaanya kepada Aksa. SELESAI

Anda mungkin juga menyukai