Anda di halaman 1dari 7

Matahari mulai terbit,burung-burung berkicau dengan bising membangunkan gadis yang sedang

menikmati tidurnya akibat bergadang tadi malam.Yullfah Faradya yang biasanya dipanggil Ara,gadis
sederhana,baik hati (tergantung orang yah ges yah),nan cantik,anak pertama dari 2 bersaudara adalah
sosok remaja SMA yang sangat rajin,suka belajar hal baru dan gadis favorit di sekolahannya.

Adik Ara bernama Alfino Nazan,panggilannya adalah Nazan,dia baru berumur 5 tahun,tapi sayangnya dia
terlahir cacat,dan sekarang dirawat di RS Singapur untuk menjalani pengobatan.Nazan dirumah sakit
Singapur sejak umur 1 tahun setengan.Rasanya ini berat bagi ayah dan bunda Ara,termasuk Ara juga.Ara
hanya bisa menjenguk Nazan 1 tahun sekali,begitu pun jika ia libur sekolah.

Ia terbangun akibat kicauan burung yang ada disekitar rumahnya.Dengan mata sayu dia mencoba untuk
membuka matanya lebar-lebar sembari menguap beberapa kali.

"Huaa........berisik banget sih burung-burung itu,nggak tau apa gue tadi malam bergadang ngerjain
pr,nganggu orang tidur aja."ujarnya mengoceh sembari mengangkat kedua tanganya keatas.

Selang beberapa detik terdengar suara langkah kaki menuju kekamarnya.

"Krekkkk........."

Perempuan bergamis warna hitam dengan kerudung putih berdiri ditengah pintu kamar Ara Dan
ternyata itu adalah Bu Anita,ibu Yullfah Faradya,dia adalah sosok ibu yang penuh kasih
sayang,dermawan dan merupakan orang yang tertib akan Waktu"

"Astaga Ara kamu baru bangun,ini udah jam berapa kamu masih baru bangun,ingat yah Ara waktu
adalah emas,kamu nggak boleh sia-siakan waktu hanya untuk bermalas malasan."Oceh bu Anita dengan
menarik tangan Ara.

"Iya Bun,,,,,iya lagian aku nggak malas-malasan kok,tadi malam aku belajar bukan main hp."ucapnya
lesu.

"Udah nggak usah basa-basi sekarang kamu pergi mandi,nanti kamu telat"ujarnya sembari berdiri
didepannya.

"Iya bun,bawel banget sih."ucap Ara sembari berdiri menuju kekamar mandi.

"Oh iya Ara jangan lupa kamu beresin kamar kamu,karena apa..?"

"Karena kebersihan sebagian dari iman bunda."jawab Ara yang hafal dengan nasehat-nasehat bundanya.

"Yah udah kalau gitu bunda tunggu kamu di meja makan."

Selang beberapa menit,Ara pun selesai mandi,dia sudah rapi dengan seragam putih abu-abu.Langkah
demi langkah dia pergi kemeja makan.Dimeja makan sudah ada ayah dan bundanya yang sedang
menikmati sarapan.
"Tumben Ara kamu baru kemeja makan,biasanya kamu duluan yang sarapan"ucap pak Dodit,ayah Ara
sembari menyuapi mulutnya dengan secuil roti.

"Ara tadi malam begadang yah,ngerjain tugas Sejarah,kata bu Mita ngumpulinya sabtu depan ehhh tiba-
tiba chat digrub sekolah kalau hari senin ngumpulinya,jadi SKM deh."Oceh Ara dengan menggeser kursi
yang ada didepannya.

"Kamu aja yang males Ra,kenapa nggak kemarin-kemarin ngerjainnya".ujar Bu Anita

"Tugas Ara tuh nggak cuma mapel sejarah aja bunda,masih banyak tugas yang lain."Jawab Ara sembari
memegang roti ditangannya.

"Udah.....udah nggak usah ribut,ini itu masih pagi mending Ara berangkat sekolah nanti takut telat."ucap
Pak Dodit yang tidak ingin ada keributan dipagi ini.

Ara pun pergi kesekolahnya dengan naik motor warna mera miliknya.Tak lama kemudian Ara sudah
sampai disekolahnya yanv tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Sesampainya dia ditempat parkir tiba-tiba saja Fatima Azzahra sahabat Ara yang biasanya dipanggil
Zahra berteriak memanggilnya.

"Ara......."ucapnya dengan lantang dan kemudian berlari menuju tempat parkir.

Zahra adalah satu-satunya sahabat Ara,mereka bertemu ketika masih dusuk dibangku SMP dan
kemudian bersahabat hingga hari ini,Zahra adalah gadis yang cantik,baik,dan sedikit mata keranjang
sama laki-laki.

"Apaan sih,masih pagi-pagi juga udah teriak-teriak,lagian yah luh panggil gue tanpa terika pun gue juga
dengar."ucap Ara sembari melepas helm dan sedikit tersenyum.

"Yah maaf,biasanya kan luh kalau dipanggil biasa nggak nyaut jadi gue teriak aja biar luh denger."ujar
Zahra dengan memegang tangan sahabatnya.

"Kan itu kalau gue pas nggak denger zahra."ujarnya dengan berjalan didepan Zahra.

"Oh iya Ra luh udah denger belom kalau,disekolah kita itu ada murid baru loh,gue denger sih katanya dia
tuh cowok ganteng."

"Nah tuh kan mulai lagi,nih kebiasaan luh yang bikin gue enek,pengen muntah gue tiap hari selalu aja
cerita cowok luh nggak bosan apa."

"Yah elah eluh Ra kayak nggak tau gue aja,luh sih nggak perna ngerasain jatuh cinta."

"Yee bodoh amat,yang penting fans gue banyak,udah ah yuk pergi kekelas."ujarnya dengan mendahului
langkah Zahra dan sedikit menyombongkan diri karena merupakan siswa favorit disekolahannya.
Beberapa detik mereka berjalan akhirnya sampai juga dikelas XI Mipa 2.Baru saja mereka duduk tiba-
tiba saja wali kelas mereka Bu Susi masuk bersama murid baru,yaitu laki-laki yang barusan dibicarakan
oleh Zahra.

"Anak-anak perkenalkan ini Haiden Aditya,pindahan dari SMA 3 Marwa,Haiden perkenalkan diri
kamu."Ujar Bu Susi yang ada didepan.

"Perkenalkan nama saya Haiden Aditya,nama panggilan Haiden,saya pindahan SMA 3 Marwa,alasan
saya pindah kesini karena,lebih dekat dari rumah."ujarnya dengan tersenyum.

Semua teman perempuan Ara satu kelas,memandanginya mendandakan Haiden adalah cowok ganteng
dan cool.Mereka senyum-senyum sendiri karena tertarik padanya.Haiden adalah anak dari pemilik
perusahaan terkenal yaitu perusahaan Abadi.

Zahra sahabat Ara juga sama seperti yang lainnya,tetapi tidak dengan Ara dia terlihat biasa-biasa
saja,tanpa ada ketertarikan sedit pun.Zahra yang duduk dibelakang Ara memanggilnya dengan perlahan.

"Ra dia tuh keren,apa loh nggak tertarik apa"

"Nggak sama sekali,emangnya apa sih yang bisa buat luh tertarik sama dia."ujar Ara yang menghadap
kebelakang.

"Yaelah eluh,di tuh ganteng banget mirip suga member BTS."

"Terserah luh"jawab Ara yang kemudian kembali menghadap kedepan.

"Yeeee dasar luh,dasar cewek aneh."ujar Zahra.

Bu Susi kemudian mempersilakan Haidan untuk duduk disebelah Ara,yang kebetulqn Ara duduk
sendiri.Haiden pun pergi duduk disebelah Ara dan menyapanya.

"Hay,kenalin aku Haiden kalau kamu siapa."ujar Haiden lemah lembut,sembari menjulurkan tangannya.

Ara memandanya dan melihat tangan Haiden yang dijulurkan kepadanya.

"Ara."Jawabnya ketus tanpa bersalaman dengannya.

Kemudian Zahra memanggil Haiden dan mengajaknya berkenalan.

"Hayy Haiden kenalin aku Zahra sahabat Ara."ucap Zahra sembari tersenyum-senyum.

"Aku Haiden" jawabnya lembut.

Pelajaran pun sudah dimulai,hari ini adalah jadwal pelajaran B.Indonesia.Pak Alaska menyuruh muridnya
untuk membaca halaman 34.Saat itu Haiden sedang bingung karena dia tidak mempunyai LKS.
"Maaf pak saya anak baru,jadi belum sempat beli LKS."ucap Haiden dengan mengangkat tangan
kanannya.

"Kalau begitu kamu bergabung sama teman kamu."

"Oh iya pak"jawab Haiden.

"Ara."panggil pak Alaska kepada Ara

"Iya pak ada apa."jawab Ara sambil menoleh ke pak Alaska

"Kamu gabung yaa sama Haiden,kasihan dia,dia kan murid baru."

Zahra kemudian menoleh ke Haiden dan menjawab

"Iya pak."

Ara kemudian membagi bukunya dengan Haiden.beberapa saat mereka membaca,Ara yang tidak sadar
bahwa bukunya sudah ada dihadapannya sendiri,sehingga Haiden tidak kelihatan.

"Ra aku nggak kelihatan sama bukunya."

Ara yang sadar dengan perilakunya tadi kemudian menaruhnya bukunya ditengah.

"Oh iya maaf yah"

"Ra terima kasih yah."

"Ha terima kasih buat apa."ujar Ara semabri menoleh ke Haiden.

"Yah terima kasih kamu udah mau berbagi buku sama aku."

"LEBAYY"

"Lah kok aku dibilang lebay sih."

"Bisa nggak kalau ngomong nggak usah pakai AKU KAMU geli gue dengarnya."

"Terus harus bilang apa."

"LUH GUE."Jawab Ara ketus.

"Oh oke."
Pembelajaran pun berlangsung dengan sempurna,tidak lama kemudian bel istirahat
berbunyi.Pembelajaran pun diakhiri,pak Alaska meninggalkan kelas.Murid-murid berhamburan keluar
ada yang pergi kekantin,perpustakaan halaman sekolah,didepan kelas,ada yang dikelas sambil
gosip.Itulah kebiasaan mereka ketika istirahat.

"Ra ikut gue yuk kekanting,perut gue laper banget nih."ujar Zahra yang menarik tangan Ara.

"Iya Zah bentar gue beresin dulu buku gue."jawab Ara yang sibuk memasukkan bukunya kedalam tas
miliknya.

"Buruan Ra,cacing diperut gue mulai demo nih,gara-gara kelaparan."

"Nih udah,ayok pergi kekantin."

Mereka berdua pun pergi kekantin,beberapa langka mereka berdua ber jalan tiba-tiba Haiden
memanggil Ara.

"Ra gue ikut kekantin"ujarnya dengan berjalan menyusul Ara dan Zahra.

"Lah kok ikut kita,tuh masih banyak laki-laki yang mau berteman sama luh,ya kali cowok berteman sama
cewek."

"Emangnya kenapa kalau cowok temenan sama cewek,emang nggak boleh apa."

"Terserah luh dah."

"Udah Ra nggak papa kok Haiden ikut kita,dia kan cogan."ucap Zahra yang melepas tangan Ara
kemudian beralih memegang tangan Haiden.

"Apaan sih luh Zah,aneh banget,apaan sih yang bikin luh tertarik sama dia."ujar Ara mulai kesal.

"Yah karena dia itu tipe gue banget Ra."jawab Zahra senyum-senyum d3ngan menggengam tangan
Haiden.

"Terserah luh dah."

"Udah deh Ra,nggak usah ribut disini perut gue mulai perang nih,yuk pergi kekantin."

Zahra dan Haiden pun pergi kekantin,Ara yang sedikit kesal dengan perklaku sahabatnya kemudian
menyusulnya.Mereka bertiga duduk di meja paling pojok sendiri banyak Anak-anak yang ada dikantin
itu.Mereka memasan makanan dan mulai menikmatinya.

Selang beberapa menit Ara kemudian berpamitan kepada Zahra untuk pergi ketoilet.

"Zah gue ketilet sebentar ya."ujarnya sambil berdiri.

"Iya Ra."
Setelah Ara pergi Haiden mulai bertanya-tanya kepada Zahra tentang Ara.Haiden begitu penasaran
dengan sikap Ara yang cuek kepadanya.

"Zah gue boleh tanya nggak sama luh."

"Yah boleh lah Den,asalkan itu bukan tentang Matematika,soalnya gue paling nggak suka mapel
Matematika."

"Nggak Zah,gue cuma mau tanya tentang Ara doang kok."ucap Haiden dengan meminum es teh manis
yang dia pesan.

Zahra yang mendengar perkataan Haiden tiba-tiba keselek.

"Uhuk.....uhuk..apa luh mau tanya tentang Ara emangnya Ara kenapa."

"Soalnya Ara tuh cuek banget sama gue,emangnya dia kenapa sih."

Zahra tiba-tiba tertawa.

"Den dia itu emang gitu anaknya,tapi sebenarnya dia tuh asik banget,luh tau nggak kalau dia itu anak
favorit di sekolah,para kaum adam banyak tuh yang suka sama dia,tapi dianya aja yang nggak tertarik."

"Emangnya kenapa."Tanya Haiden kepada Zahra.

"Nggak tau juga sih,dia adalah cewek yang nggak perna jatuh cinta."

"Oh jadi gitu yah."

Tak lama kemudian Ara datang dan kemudian duduk disamping Haiden.

"Kalian ngomongin apa kok tadi serius banget."

"Tuh tadi Haiden tanya-tanya tentang."

Belum selesai Zahra berbicara Haiden tiba-tiba memotong pembicaraannya.

"Tadi gue tanya soal pak Alaska.......iya pak Alaska." Lanjut Haiden yang memotong pembicaaran Zahra.

Zahra emang mulutnya suka bocor,nggak pintar nyimpan rahasia.

"Kok kalian aneh gitu sih."ujar Ara yang kemudian berdiri dan melankah pergi dari meja kantin.

"Ra mau kemana......"tanya Haiden berteriak.

Ara pun tidak menjawabnya,dia tidak menghiraukan dan terus berjalan pergi.
Haiden yang penasaran dengan Ara yang entah pergi melangkah kemana kemudian bertanya kepada
Zahra.

"Zah emangnya dia mau pergi kemana."tanya Haiden yang penasaran.

"Dia mau pergi keperpustakaan kalik."ucap Zahra sembari menikmati semangkuk bakso.

Tiba-tiba saja Haiden pergi dan meninggalkannya.Zahra sangat kesal kepada Haiden karena dirinya
ditinggal begitu saja.

"Den......pergi kemana."

Tidak ada jawaban dari Haiden,dia begitu kesal dan sampai-sampai menyuapi mulutnya dengan 1 pentol
bakso sedang sehingga membuat mulutnya penuh dengan pentol.

Sampai sini dulu yah gaes,penasaran nggak Ara pergi kemana.........

Anda mungkin juga menyukai