Anda di halaman 1dari 5

ANNE CHRISTINE B.

PASARIBU
XII IPA 1
04
AKU MELIHAT MEREKA

“Maaf jika aku hanya memberitahu kalian sampai disini,karena akupun juga tidak tau
akan sesuatu hal yang tak pasti. Tapi aku bisa merasakan amarah anak perempuan tersebut. Aku
bisa melihatnya dan merasakan emosinya. Walau ini hal yang diluar logika dan kedengarannya
tidak logis namun aku memberi tahu yang sesungguhnya”
Perkenalkan namaku Arisha. Lahir sebagai seseorang yang dapat melihat makhluk halus
bukanlah sesuatu hal yang mudah. Bagaimana tidak aku harus melihat apa yang orang lain tidak
lihat, apa yang aku dengar tidak bisa didengar oleh orang biasa, apa yang aku rasakan tidak
dirasakan orang lain. Terkadang didunia ini banyak hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-
kata. Di dunia yang sempit ini ternyata ada dunia lain, dunia yang tidak bisa di lihat oleh mata
telanjang saja bahkan mendeskripsikannya saja sulit. Mereka yang tak terlihat namun hidup
berdampingan, percaya atau tidak begitulah adanya. Mungkin teman-teman sendiri pun pernah
mengalaminya namun berusaha melupakan dan mengabaikannya.
Inilah kisah kehidupannya dengan mata yang dikaruniai Tuhan untuk bisa melihat
“Mereka yang Tak Terlihat”.
Tahun ini aku akan menginjak kelas IX dan pindah sekolah lagi ke tempat yang lain.
Sekarang muncullah sebuah pertanyaan. “Kenapa aku pindah?". Yah...karena pekerjaan ayahku
yang berpindah-pindah. Jadi aku sekarang bersekolah di SMA Sentosa.
Hari pertama sekolah aku kebingungan untuk mencari kelasku sendiri, yaitu IX A. Aku
mencoba untuk menelusuri koridor namun nihil aku tak kunjung juga menemukan ruangan yang
kucari. Kulihat jam tangan sekarang menunjukkan pukul 07.00 berarti tinggal 10 menit lagi aku
harus masuk kelas. Aku langsung mencari para siswa yang berada di koridor,sialnya aku tak
menemukan seorang pun karena koridor sekolah sudah sangat sepi.
"Permisi ,aku mau nanya nih kelas IX dimana ya ? Oh ya perkenalkan aku Adnan, murid
pindahan.”
"Ooo...... aku Rein Gagah. Kita sekelas jadi bareng aja yuk. Panggil aja aku Rein, ein,
gagah asalkan jangan panggil burung gagak aja nanti orang pikir aku burung!, kenapa wajahmu
ketakutan gitu sih ? Tenang aja aku nggak makan orang kok, udah kenyang sarapan enak
dirumah" ucap Rein ceplas ceplos sambil merangkul dan menepuk-nepuk pundakku. Sekilas
entah mengapa perasaan takutku padanya hilang. Ternyata diluar penampilannya yang urakkan
mungkin sebenarnya ia berhati hello kitty.
Akhirnya aku sampai di kelas. Awalnya aku mengira pasti siswa-siswi akan bersikap
dingin kepada anak baru, ternyata ketika aku masuk kela anak-anaknya gokil abizzzzz dan
ramainya kayak di pasar. Tapi ada seorang cewek cantik mendadak menghampiriku,jangan -
jangan dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada ku karena wajah ku yang ganteng ini
hehehe. Tapi kenapa wajahnya seperti pernah kulihat di suatu tempat ya ?
"Perkenalkan nama ku Fransisca Azzahra kamu boleh panggil aku sisca atau aca,by the
way, aku penyanyi, walau bisa dibilang pendatang baru,tapi aku sudah lumayan terkenal, kelak
aku yakin bisa seperti Raisa." Jelasnya dengan nada agak meninggi sambil mengibaskan rambut
hitamnya yang sepinggang.
Ternyata dia Fransisca, pantas saja wajahnya agak familiar. Aku sempat melihatnya di
Youtube, sampul remaja, dan radio. Kukira orangnya baik sama seperti image yang selalu di
tampilkan di tv atau radio,bahwa ia hanya seorang anak SMA biasa yang memiliki bakat
menyanyi namun agak pemalu dan tidak arogan, kenyataannya justru malah berbalik dari semua
itu. Mendadak kepercayaanku pada apa yang ditampilkan media mulai berkurang mungkin
sebaiknya aku tidak boleh langsung terlalu percaya tanpa mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Kring....kring....
Jam yang paling kutunggu - tunggu selain bel pulang. Yeah, bel istirahat. Sesegera
mungkin aku ingin menuju kantin mengingat cacing-cacing di perut sudah bernyanyi.
Sesampainya aku membeli nasi goreng buk Mina. Saat melewati koridor aku mendengar sebuah
pengumuman.
"Kepada Rein di harap ke ruang kepala sekolah!!"
Karena pengumuman tersebut akupun batal makan dikantin. Rein mengajakku untuk
menemaninya ke ruang kepala sekolah. Disana aku mendapati Fransisca sedang duduk diruang
tunggu sementara Rein memenuhi panggilan Kepsek. Kepala sekolah tampak memarahi Rein.
"Sisca ngapain sih Rein kok kena marah ?"
"Yah mana aku tau Adnan. Lagian kalau aku tau aku juga nggak peduli" ungkap Fransisca
dengan jutek.
Tiba-tiba aku melihat ada seorang wanita berjalan memasuki ruang kepala sekolah. Sepintas aku
dapat melihat kesan gugup dari gadis ini, terlebih lagi ia menunduk dengan menutupi wajahnya yang
sesiku. Anehnya ia tampak berani untuk berbicara dengan bapak kepala sekolah, tapi suaranya pelan
sekali sehingga aku dan fransisca tak dapat mendengarnya,tetapi walaupun fransisca
mendengarnya ia juga belum tentu peduli. Dan mendadak gadis itu mengeluarkan suara kerasnya
"Pak pelakunya bukan Rein, tapi anak dari kelas IX-5. Saya tidak mengenalnya tapi saya
ingat ciri-cirinya.dia laki-laki,kulitnya gelap,dan dia lebih tinggi dari pada Rein."
”Kamu yakin ?"
"Kalau bapak tidak percaya bapak bisa mencarinya sendiri di kelas IX-5."
Mendadak gadis itu pergi dengan gaya seperti telah memenangkan undian bermiliyaran
rupiah.Sesaat pandangan kami berjumpa,baik ia maupun aku tampak kaget.
"Arisha ....?" ucapku ragu. Dia hanya tersenyum lalu pergi. Mendadak memori ku di kelas 4 SD
terulang kembali karena Arisha adalah teman TK dari kecil, tetapi waktu aku kelas 4 SD aku
terpaksa pindah keluar kota karena keadaan yang memaksa. Sebab itulah hubungan ku dengan
dia menjadi Lost Contact . Waktu SD teman-teman menyuruhku untuk menjauhi Arisha karena
dia itu aneh, berteriak sendiri, nangis tanpa jelas dan berbicara sendiri.Tetapi aku tak percaya
karena Arisha itu bukan aneh tapi hanya berbeda. Arisha bisa merasakan dan melihat yang tak
terlihat tetapi Arisha tetap temanku.
Sesaat kemudian kami diperintahkan kembali ke kelas oleh kepala sekolah, nampaknya
beliau percaya dengan yang dikatakan Arisha.
"Kenal sama Arisha?" Ucap Rain sambil menepuk pundakku
"Hmm iya emang kenapa ?"
"Gak ada sih, tapi aku udah sekelas sama dia dari kelas VII baru kali ini dia nyapa aku.
Nggak lebih tepatnya ngebelain deh."
"Owh gitu, emang sih sebenarnya dia agak pemalu"jelas ku lagi.
"Ya udah aku mau pergi ke WC dulu ya duluan aja ke kelas"
"Siap bos" balasku.
Beberapa hari belajar di sekolah ini aku sudah mulai terbiasa dengan semuanya mulai dari
pelajaran,guru,dan teman-teman.Tapi sampai saat ini aku belum bicara langsung dengan Arisha
entah kenapa aku merasa canggung bicara dengannya mengingat kami sudah bertahun-tahun
lamanya tidak bertemu.
Jam keluar main pun tiba cacing-cacing dalam perut ku ini sudah menjadi liar dan ganas.
Aku melangkah ke kantin buk Mina kali ini aku hanya membeli sekotak susu,roti,dan sebingkis
keripik kentang. Sesampainya di kelas aku duduk bersama Rein.
"Eh kamu tau tentang urban legend sekolah ini gak Adnan?" Tiba tiba salah satu temanku
bernama alex yang sedang duduk di belakangku bertanya kepada temannya.
"Yaelah tau lah,orang itu mulu yang dibicarain dari tahun ketahun"jawab Aldi simple
"Kabar-kabarnya sih yang kena cuman anak kelas IX-A, makanya ngeri aja gitu
ngebayangin kalau kita sekarang di kelas ini.
"Halah tenang aja palingan yang kena cuma SI ANAK PINDAHAN"
"Shhhht! Orangnya ada di depan kita bodoh. Kan belum tentu dia yang kena" tutur Alex
"Palingan kamu yang kena Al" ucapku lantang
"Eh maksud aku Aldi bukan Alex" Lanjutku sambil berbalik ke belakang
"Maksud kamu ngomong kayak gitu apa? Kamu nggak punya kuasa disini anak baru !!"
Mendadak Aldi berdiri dari kursinya lalu menghampiriku dan memberikan tatapan yang sangat
tajam.
"Udah kalian ini kayak bocah aja, tenang kenapa? Bikin rusuh aja" ucap Rein sambil
mengunyah gorengannya
Namun emosi Aldi justu memuncak,ia menghampiri Rein dan memukul tangannya hingga
gorengan yang sedang dinikmati dengan khidmat oleh Rein terjatuh ke tanah. Mendadak suasana
menjadi hening, Rein mengeluarkan ekspresi kaget melihat gorengan yang tadi sedang
dinikmatinya jatuh ke lantai dan menjadi kotor.
"Di, kamu tau gak aku ngantri hampir setengah jam demi gorengannya buk Mina yang
enak dan laris itu, SETENGAH JAM !! Dan kunyuk kayak kamu ngelakuin ini, bro andai waktu
diputar balik pasti aku udah beli gorengan itu dua buah biar aku tetap bisa makan !!"
"Peduliku apa ?!" Ucap Aldi
Bruk!!
Mendadak Rain berdiri dari kursinya sambil memukul meja dengan keras. Otomatis seisi
kelas langsung diam, kami semua tidak menduga peperangan ini justru makin panas.
”Kalau kamu mau nantangin buat berantem ok bakal aku ladenin. Toh lapangan sekolah
lumayan luas. Kamu mau yang dimana? Lapangan upacara boleh, lapangan depan sana juga
boleh, lapangan basket juga boleh terserah kamu dah tapi jangan lupa ajak para guru, teman-
teman, petugas sekolah, petugas kantin, kalau perlu nyokap, bokap bahkan nenek moyang kamu
undang juga buat taruhan siapa yang akan menang!!"ucap Fajar hanya dengan sekali tarik nafas.
Mendadak Aldi terdiam lalu ia kembali ketempat duduknya. Hampir seluruh anak yang
ada di kelas bertepuk tangan termasuk aku, entah mengapa rasanya tadi itu kami semua sedang
menonton sebuah drama dan Rain merupakan semacam kriminal bandit yang entah mengapa
menjadi idola bagi para penonton. Kami semua benar benar tercengang kecuali Arisha yang
sedang menatap diam keluar jendela kelas dan Fransisca yang sedang sibuk mendengarkan musik
dengan earphone nya.
"Maafin kelakuan anak itu ya Adnan, sebagai ketua kelas IX aku mewakili mereka berdua
untuk meminta maaf "Ucap Rain sambil menepuk bahuku.
"It's okay ga masalah kok"ucapku sambil tersenyum.
"Coba aku tebak pasti sekarang kamu lagi penasaran tentang kutukan itu kan?"
Mendadak kalimat itu terlontar dengan santainya dari mulut Rain. Aku terdiam dan
hanya menganggukkan kepala ku sedikit saja.
"Yah...bisa dibilang kutukan itu cuma cerita horor biasa yang kayak ada di sekolah lain,
bedanya cerita disini lebih seram. Jadi setiap siswa kelas IX-A, 4 bulan sebelum tamat pasti
mengalami kejadian yang tak masuk akal mulai jatuhnya bus pada saat wisata, ada siswa yang
meninggal dengan keadaan tragis, tertimpa bangunan, ada yang hilang, jatuh dari lantai 13 dan
banyak lagi. Anehnya yang terkena hanya kelas yang diatas namakan IX-A " jelas Rein panjang
lebar.

Anda mungkin juga menyukai