1
“Iya bu, ibu nggak ke sekolah? Tanya ku
kepada ibu, yang aku lihat tidak memakai
seragam guru seperti biasanya.
“Iya di sekolah ada acara, nanti ajah ibu
berangkat gih udah jam 6 lewat 5 tuh “ jelas
ibu
“Kak dinda telat bangun mulu, gimana mau
jadi ibu , hahaha nanti anaknya nangis-nangis
minta makan.” kata aldy. Huh iya adik ku
saat ini berusia 11 tahun, hanya beda 2 tahun
dariku. Walaupun begitu, adik ku ini
pikirannya udah dewasa. Dan badannya
proposional, seperti anak kelas 9 SMP
padahal baru SD tapi mukanya ganteng.
“Hih, aldy jangan gituh kasian ka dinda malu
tuh” kata ayah. Ahh ayah malah ikut-ikutan.
“Hahah aldy-aldy,bisa aja lu”jawab alvaro.
Sambil tos ala mereka. Haduhh mereka
2
kompak banget kalo udah ngeledek aku tuh.
Hiks hiks
Ahh kenapa aku yang terpojoki sihh...
“Yaudah dinda berengkat dulu, ayah anterin
dinda ke sekolah ya naik motor”aku meminta
kepada ayah.
“Ikut!!!” Jawab aldi, alvaro bersamaan.
“Nggak aldy, alvaro. Kan kalian
sekolah”jawab ayah.
“Rasain lu” aku meledek mereka adik ku itu
berlari ke depan gerbang untuk berangkat
sekolah
.”Iya ayah antar, lagian kamu dibangunin
susah banget” kata ayah.
“Iya ayah, ayo berangkat” aku teriak dari
luar.
Di jalam aku terus menerus melihat
jam tanganku, muka ku pucat pasi seperti
orang nggak makan 1 bulan. Setelah lelah di
3
motor, akhirnya aku dan ayah sampai di
depan gerbang sekolah tepat pukul 06:50.
Aku salim ke ayah lalu lari kedalam sekolah
sebelum pak satpam menutup gerbang.
“Bapaa, jangan ditutup dulu gerbangnya!!”
teriakku dari jauh.
“Aduh, dinda lagi dinda lagi. Ayo buruan
udah mau upacara” jawab pak satpam.
Alhamdulillah pak satpam nya baik diajak
kerja sama
“Makasih pak baik banget, aku masuk yaa
assalamualikum” jawabku sambil lari.
“Waalaikumsalam” jawab pak satpam.
Sesampainya aku disekolah benar saja
apa yang dikatakan pak satpam, upacara
sudah mau dimulai. Aku pun bergegas ke
kelas untuk menyimpan tas. Saat aku berlari,
seseorang menabrakku.
“Aduh, kenapa sih?”
4
“Maaf-maaf aku ngggak sengaja, sini aku
bantu” kata laki-laki itu.
“Nggak usah makasih, lain kali liat-liat kalau
jalan.Awas aku mau masuk kelas” kata ku.
“Iya emang kelas kamu dimana?” laki-laki itu
bertanya.
Ahh dia kenapa jadi kepo begitu sih..
“Di sebelah sana, udah aku mau upacara
buru-buru.”
Lagian heran udah tau aku lagi lari-
lari main nabrak ajah. Nggak tau buru-buru
kali. Ehh bentar deh aku baru melihat laki-
laki itu di sekolah ini, siapa ya? Apa dia
siswa baru? Ahh sudahlah aku tak peduli.
“Dorr!! Seseorang didepan pintu kelas.
“Dorr ehhh dorr, ihhh ilham ngapain sih lu?
Ngaget-ngagetin ajah” kan aku keluar lagi.
5
“Hahahaha sorry din, aku tau kok pasti kamu
kesiangan makanya aku kagetin. Sini aku
simpan tas kamu.” Kata ilham.
Untung ada ilham. Mood aku yang
hancur jadi bagus lagi.
“Hehe makasih ilham, ayo baris” teriakku
dan aku berlari bersama ilham ke lapangan
untuk upacara.
Upacara hari senin berjalan seperti
biasa,dan senin ini yang menjadi petugas
upacara adalah pengurus OSIS dan yang
menjadi pemimpin upacara adalah gebetanku.
“Dinda, itu yang jadi pemimpin upacara
adam kan? Gebetan kamu.”Tanya ilham
dengan bisik-bisik.
“Iya ilham, ganteng banget. Lebih ganteng
dari kamu.” Aku meledek ilham.
“ yaelah, aku ganteng gini dibilang jelek.
Gantengan aku din, daripada si adam.” Jawab
6
ilham yang nggak terima dirinya dibilangi
jelek.
“ Hehehe iya, udah jangan ribut nanti
ketahuan pak mawang.
Upacara berjalan dengan lancar dan
hikmat. Setelah pembina selesai beramanat,
dan protokol telah mengtakan peserta upacara
meninggalkan barisannya, seluruh peserta
upcara pun bubar meninggalkan barisannya
begitupun aku dan ilham.
“ilham,ke kantin bentar yuk, hauss” aku
mengajak ilham sambil menarik tangannya.
“Ahhh kamu din, kebiasaan, ayo” kata
iilham.
Terimakasih ya allah, punya sahabat
sebaik ilham, saat aku berlari menuju kantin
dari belakang tiba-tiba ada yang
memanggilku.
“Dinda!! tunggu” teriak laki-laki itu.
7
Suaranya seperti aku kenal, siapa ya?
Aku pun menengok ke sumber suara dan
yang memanggilku adalah adam gebetanku.
“Din, mau ke kantin ya? Nih aku bawa
minum buat kamu, aku tau kamu pasti haus
“ adam menawarkan ku
Aduh tau aja nih adam.
“Hmmm, beneran ni nggak apa-apa? Kamu
nggak minum?”
“Yaelah din, udah ambil ajah. So jaim kamu”
jawab ilham. Aduh sialan banget sih ilham
bikin malu aku ajah.
“Apaan sih ilham, diem deh” aku sambil
cubit tangannya.
“Aduh sakit din” kata ilham.
“Hehehe iya din, ambil aja aku bawa 2
kok”jawab adam dengan senyum manis yang
membuat jantungku berdegup tidak normal
aduh gantengnya.
8
“Din, dinda hello? Itu iler kamu udah se-
ember” ilham meledek aku sambil melihat
aku menganga.
Dan untuk ke 2 kalinya ilham
memperlakukan ku, di depan adam.Dan adam
hanya tertawa kecil melihatku dipermalukan
seperti itu.
“Ehh, iya yaudah makasih ya. Aku ke kelas
dulu” jawabku
“Iya, hati-hati ya” kata adam.
“Dah bro, awas aja kamu nyakitin dinda.
Kamu berurusan sama aku” kata iilham.
Dengan cepat aku menarik tangan ilham
untuk menjauh dari adam.
“Apa-apaan sih ilham, malu-maluin aku ajah
di depan adam”
“Malu-maluin gimana? Kamu ajah yang alay
din, Cuma dikasih minum doang sampe netes
gituh air liurnya hahaha.
9
“Tau ah, nggak lucu Muh ilham”aku marah
lalu duduk, sambil minum air yang adam
kasih.
“Uhh iya dinda, maafin aku yaa. Jangan
marah gituh,lagian aku ngomong fakta kok”
kata ilham yang juga duduk dan mencubit
pipiku.
“Ahh alasan kamu”
“Nih din, aku kasih tau. Cowok kalau diliatin
sama kamu seperti tadi ke geeran dan
nganggap dirinya itu ganteng banget.”kata
iiham sambil merangkulku sekarang.
Emang iya ya? Adam nggak gituh.
“Hahaha itu mah kamu ilham, adam mah
nggak begitu” jawabku.
“Yaelah dibilangi batu, yaudah buru ke kelas
nanti pak jamal masuk” ajak ilham dengan
tangan masih dipundak.
10
Disaat aku jalan berdua sama ilham,
udah nggak heran kalau banyak yang liatin.
Nggak sedikit juga meraka yang mengira aku
pacaran sama ilham.Ya memang sahabat ku
yang satu ini ganteng ya iyalah kan laki-
laki,baik, kalau bicara sama perempuan
lembut banget, apalagi ngomongnya sama
aku.
Sekalipun akulagi marah, dia nggak
pernah bentak aku, banyak yang suka kirim
cokelat, surat buat dia. Tapi ditolak semua,
dan dari lahir dia jomblo sama seperti aku.
Banyak yang nanya kenapa aku nggak jadian
ajah sama ilham? Jawabannnya 1ya ngggak
mungkin lah 1 sifat kita yang sama itu keras
kepala. Keras kepala dilawan keras kepala
juga nggak cocok kan?
Kkkringnnnggggggg
11
Bel sekolah pun bunyi tanda
pelajaran pertama sudah dimulai. Aku dan
ilham sampai dikelas tepat bel berbunyi.
“Heh,kemana ajah kamu ilham? Aku cariin
kamu di kantin nggak ada” tanya dedi dia
adalah sahabat ku dan ilham.
“Sorry, tadinya aku sama dinda juga mau ke
kantin ehh nggak jadi karena ada adam” kata
ilham.
“Aduhh, dinda kamu tuh sama ilham udah
seperti sandal jepit, kemana-mana berdua
mulu,” jawab ririn, dia juga sahabat ku.
Aduhh ririn seperti baru tau aku sama
ilham ajah.
“Cieee” teman sekelas menyorokiku dan
ilham. Ini udah biasa, padahal aku dan ilham
sudah menjelaskan kalau kita Cuma
sahabatan nggak lebih.
12
“alay kalian semua.” Jawabanku bersamaan
dengan ilham.
“Lahh, ngikutin sih ilham, aku menyengggol
tangan ilham dan tertawa.
“Haha nggak tau,” kata ilham konyol
“Udahlah,ayo duduk. Diamkan mereka
anggap saja rumput bergelombang” kata dedi.
“Bergoyang ded” kata ilham.
“Hehe iae” kata dedi dengan cengiran
khasnya dan kepolosannya. Aneh-aneh ajah
mana ada rumput bergelombang dikira laut
mungkin.
Tak lama kemudian, pak jamal masuk
kedalam kelas. Pelajaran hari ini adalah
matematika, ipa dan pkn.
“assalamualikum anak-anak”
“Waalaikumsalam pak” jawab murid
serentak.
Nah pak jamal ini adalah guru matematika.
13
“Sudah siap belajar anak-anak? Kalau nggak
siap bapak nggak jadi mengajar.”tanya pak
jamal
Hu entah mengapa rasanya aku ingin
mengatakan nggak siap.”siap pak” jawab
murud-murid.
Kegiatan belajar mengajar pun
berlangsung seperti biasa. Dan saat pak jamal
menerangkan rumus segitiga, bu diah
mengetuk pintu kelas.”Assalamualiku pak
jamal, boleh minta waktunya sebentar? Ini
kelas 8A kan?” tanya ibu diah.
“ iya bu, ini kelas 8A silahkan” kata pak
jamal.
“Terima kasih pak, anak-anak ibu datang
kesini untuk memperkenalkan kalian dengan
teman baru kalian. Sini nak, masuk” suruh
ibu diah.
“Ohhh iya bu,” kata anak laki-laki itu.
14
Iya dia laki-laki dan suaranya seperti ku kenal
siapa ya?
Laki-laki itu pun masuk kedalam
kelas dan berdiri di samping papan tulis. Ehh
sebentar, itu kan laki-laki yang menabrakku
tadi pagi. Dia mau masuk kelas ini? Hmm,
iya. Iya baru ingat, dia itu tetangga saudara
ku.
“ Iya, perkenalkan dirimu nak” kata ibu diah.
“Iya bu, hai semua. Nama saya febri Irawan,
kalian bisa panggil saya febri. Saya berasal
dari pesantren Daarul Qur’an, pindah kesini
karena lebih dekat dengan rumah.
Terimakasih, ada yang ingin ditanyakan?”
kata febri ke teman-teman sekelasnya.
“Febri, aku mau nanya dong” tanya finda
yang centil itu. Aku tau pasti dia mau nanya
tentang ganteng, atau status.
15
“Iya silahakn” jawab febri, dengan mengibas
poni di jidatnya ke arah kiri.Hihh kok aku
jadi merhatiin dia sih.
”Kamu kok ganteng banget sih ?” tanya
finda.
Kan benar apa yang aku bilang.
“Ahh kamu finda, yang benar ajah dong kalo
nanya” tegas pak jamal.
“Ya sudah, febri silhkan duduk selamat
belajar lagi. Saya permisi Assalamualikum,
terimakasih ya pak” bu diah pamit.
“Iya bu, waalaikumsalam” jawab pak jamal
dan murid-murid.
Aku duduk sebangku dengan ririn,
ilham duduk sebangku dengan dedi. Nah
kebetulan banget dibelakang ilham dan dedi
ada meja dan bangku kosong sehingga febri
duduk disana.
16
“Yeayy, belakang bangku kita nggak kosong
lagi” kata dedi yang membuat aku dan ririn
nengok ke belakang.
“Iya ded, mantap lah” kata ilham.
“Ehh febri, rumah kamu dimana? Katanya
deket sekolah?” tanya ilham.
“Ehh iya, di belakang sekolah ini samping
warung bu susi” jawab febri.
Sebentar febri jawab pertanyaan
ilham tapi matanya ke arah aku dan ririn. Huh
emang laki-laki mata keranjang.
“Ohh itu tempat nongkrongan kita,
bagus deh deket.ehh woyy” jawab ilham
sambil melambaikan tangannya ke depan
muka febri.
Iya febri bengong
“Hah? Iya bagus kok” jawab febri.
“ Kamu liatin dinda ya?” tanya dedi.
Duhh dedi ngaconyan mulai deh.
17
“Ehh udah ayo belajar berisik ajah,
introgasinya waktu istirahat ajah. Sekarang
belajar dulu” kata dinda.
“Iya mbak dinda “ jawab ilham dan dedi
ngejek.
Pak jamal melanjutkan mengajar
matematika dengan semangat.
“Nah ada yang nggak paham” kata pak jamal.
“Sudah paham pak” jawab seluruh murid
Kriiinngggg
Jam pelajaran pertama sudah habis
dan pergantian pelajaran ipa, yaitu ibu ani.
“Ya sudah kita akhiri pelajaran hari ini hal
40-45 jadikan pekerjaan rumah yaa,
assalamualikum” kata pak jamal.
Akhirnya selesai juga pelajaran
matematika ini.
“Waalaikumsalam pak” kata murid-murid
serentak.
18
“Ehh gimana kalau nanti pulang sekolah kita
ngerjain tugas bareng dirumah dinda” usul
dedi.
“Nahh tumben pintar ded, ayo ajah aku mah,
din, rin gimana? Mau nggak?”
“ Aku sih ayo, nggak rela aku pusing
sendirian malam ini, klau febri mau yaa” ajak
ririn ke febri..
“Ehh iya boleh, tapi aku tanya ibuku dulu
ya”. Sambil mengetik pesan singkat ke ibu.
Aku tuh sebenarnya mau banget
ngerjain tugas sama mereka, yang aku
malesin itu alvaro dan aldy. Pasti dia ikut
ngerjain tugas, dan akhirnya kita pusing
ngerjain tugas mereka. Mereka tidur dan kita
nggak ngerjain tugas. Semoga hari ini dia
nggak aad tugas amiin.
“Assalamualikum anak-anak” ibu ani datang
dengan membawa alat praktek.
19
Iya hari ini praktek ipa, menggunakan
mikroskop.
“Waalaikumsakam bu” jawab murid-murid
serentak.
“Aduh din, aku lupa nggak ngapalin bagian-
bagian mikroskop. Mampus deh nilai ipa aku
nol” keluh ririn.
Aduh, aku nggak ngapalin semalam.
Aku Cuma baca-baca doang, kira-kira bisa
nggak ya” bismillah...
“Yaudah rin, berdoa ajah” jawab dinda
menenangkannya. Padahal aku sendiri juga
panik.
Praktek pun dimulai, ibu ani
memberitahukan bagian-bagian mikroskop
satu per satu dan fungsinya. Aku sedikit hafal
sih, tapi alhamdulillah nya aku lulus praktek
dan kelar deh prakteknya.
“Huh, aku remedi nih gimana ya” keluh dedi.
20
“Sabar ded, nanti aku bantu kamu ngapalin
bagian-bagiannya dan fungsinya” jawab
ilham yang menenangkan dedi.
“Makasih bro, kamu teman baik aku” jawab
dedi bahagia dan memeluk ilham sekencang
mungkin.
“Terus aku nggak baik gitu ded? Wah parah
luh” protes dinda ke dedi.
“Ahh nggak gituh lah din, kamu juga baik.
Kalian semu baik, aduh aku terharu din”
jawab dedi.
“Ahh kamu ded” akhirnya ririn angkat bicara.
“udah-udah, jangan berisik. Bu ani masih
dikelas nih” kata ilham.
Tumben si ilham benar, abis kejedot
apa dia.
“Baiklah, prakteknya sudah selesai. Yang
remedi, keruangan ibu ya besok jam 7 pagi
21
silhkan melanjutkan pelajaran berikutnya.
Assalamualikum” kat ibu ani.
Akhirnya.....
“Iya bu, waalaikumsalam” jawab murid-
murid serentak.
Kriiinnnggg
Bel istirahat pun berbunyi, pasti hal
ini yang paling ditunggu-tunggu oleh aku,
ririn, ilham, dan dedi.
“ehh ke kantin yuk, aku traktir bakso
deh, nyambut febri” tawar ilham,.tumbenan
banget anak ini mau traktir. Sepanjangnya
yang aku tau dia jarang banget bagi-bagi.
“Ayoo” jawab dedi dan febri bersamaan lalu
mereka saling merangkul.
“Aduh, aku kebeletnih. Din, anterin aku yaa.”
ririn meminta dengan muka memelas.
Sebenarnya aku nggak mau, tapii...
yaudahlah
22
“Hah? Iya ayo, kalian bertiga duluan ya. Aku
sama dini ke wc dulu” kata dinda.
“Lah? Yaudah kita ikut sampai depan wc ya”
kata ilham.
Aduh makin bingun deh dia kenapa.
“ Ahh iya terserah kalian deh, intinya aku
kebelet.” Teriak ririn dan menarik tangan ku
keluar kelas menuju wc. Begitupun trio wek-
wek mengikuti di belakang.
“Ayo, aku lapar” Ajak ririn, sambil jalan
duluan ke arah kantin.
“Nah, ini nih kelakuan udah ditungguin
malah duluan” keluh ilham.
“Udah ayo ilham,jadi traktirnya? Ayo” ajak
dedi dan menarik tangan ilham.
“Din, kamu kenapa?” tanya febri.
“Hah? Nggak, ayo ke kantin mereka udah
duluan tuh” ajak dinda ke febri.
Tiba-tiba febri menarik tangan dinda.
23
“Din, tunggu! Aku takut kesana. Pasti banyak
cewek-cewek, aku males. Kita balik ke kelas
yuk” kata febri.
“ Nggak feb, ini pertama kalinya ilham traktir
aku. Aku harus ada, udah ayo kamu
nggakpapa kok aku jamin.Ada aku sama
ilham kamu nggak usah takut.” Dinda
menenangkan febri.
“Iya deh” akhirnya febri ikut ke kantin.
Sesampainya di kantin pun, benar saja
ramai. Untung ada ilham dan dedi udahh
pesan tempat jadi tidak apa-apa.
“Ehh mana makanannya?” tanya dinda.
Diatas meja ini hanya ada hp, tisu, saos,
kecap dan tusuk gigi. Mana bakso nya?
“Sabar din, lagi dipesan. Eh febri sini kamu
jangan dekat-dekat dinda nanti ketularan
gila” kata ilham.
“Eh iya” kata febri.
24
Disaat seperti ini memang
membosankan dan dinda lebih baik melihat
hp nya. Benar saja, saat dinda menyalakan
data , adam mengirim pesan.
“Din kamu dimana? Aku ada diwarung bu
susi” isi pesan dari adam.
Dia di wrung bu susi?sejak kapan?
Iya dinda dan adam hanya teman dekat, tapi
mereka sering ketemu dan itu dikantin.
Nggak tau kenapa adam sekarang nyariin
dinda di warung bu susi.
“Hmmm, iya aku kesana.Aku penasaran
ngapian adam di warung bu susi”kata dinda.
Dinda langsung beranjak dari tempat
duduknya dan bergegas ke warung bu susi.
“Din? Kamu mau kemana” Teriak ilham dari
jauh.
“ Mau kewarung bu susi” kata dinda
langsung lari.
25
“Aku ikut, guys kalian makan ajah,.
Baksonya sudah aku bayar.Aku kejar dinda
dulu ya, aku khawatir” kata ilham kepada
ririn, dedi, dan febri.
Sesampainya diwarung bu susi, benar
saja dugaan ku. Nggak mungkin adam kesini
kalau nggak ada apa-apanya. Aku berhenti
disamping pohon dekat warung bu susi. Laki-
laki yang aku cintai, yang aku harap menjadi
pacarku, ternyata pacar fanny sahabat
kecilku.
Melihat mereka makan mie bersama
dan romantis, membuatku yakin kalau aku ke
sana kan membuat kacau suasana. Rasa
berkecamuk dihatiku membuat ku
meneteskan air mata, dan tanpa ku sadari
ilham melihat hal itu dan dia lari ke arah
warung bu susi.
26
“Ehh adam!!” Teriak ilham sambil
menggebrak meja.
“Udah berapa kali aku bilang, kamu jangan
ke gantengan. Sok-sokan deketin dinda. Aku
tuh tau busuk kamu, kamu pacaran kan sama
fanny?” Tanya ilham dan menarik baju adam.
Aku melihat fanny sangat ketakutan,
aku ingin memberhentikannya. Namun aku
ingin tau jawaban dari pertanyaan ilham.
“Iya, aku pacaran sama fanny. Kenapa? Ada
masalah hah?” tanya adam dengan nada
tinggi yang membuat emosi ilham menggebu-
gebu.
“Brensek!!!” Teriak ilham dan langsung
menonjok adam ditempat.
Aku masih di balik pohon, aku nggak
bisa hanya menangis disini aku harus kesana.
“Udah ilham” teriakku menghentikan
mereka
27
BAB II
28
terdalam. Sepertinya ilham ingin mengatakan
bahwa jangan halangi aku.
“Adam, jadi fanny pacar kamu? Kamu
kenapa dekatin aku? Aku kira kamu laki-laki
baik, ternyata aku salah. Nyesal aku berharap
kamu jadi pacar aku.” Dinda mengomel
kepada adam dan menamparnya.
“Din, ke kelas yuk. Udah mau masuk.” Ilham
mengajakku dengan mulut yang masih
berdarah.
“Nggak, kita ke UKS mulut kamu harus
dibersihin dulu.” Kata dinda ke ilham dan
ilham mengangguk. Dinda merangkul badan
ilham untuk membantu ilham berjalan.
“Ngapain sih, pake hajar-hajaran segala. Liat
mulut kamu berdarah gitu! Aku mau bilang
apa kalau ibu kamu tau begini?”Dinda marah
di ruang UKS sambil membersihkan darah
yang ada di mulut ilham.
29
“Ya bilang ajah, ngejagain princes. Ibu aku
pasti paham kok. Aww pelan-pelan din”
jawab ilham dengan nada santainya.
“Ihh, princes apaan sih? Kamu mau ke kelas
atau disini ajah? Atau aku telponin ibu kamu?
Dinda menawarkan.
“Aku mau disini ajah, tapi sama kamu.
Jangan telepon ibu aku, dia pasti sibuk” kata
ilham.
Dinda menganggukkan kepalanya dan
merapihkan tempat duduknya. Dinda tak
habis pikir, setega itu adam padanya. Aku
bersyukur dia belum jadi pacar aku dan tau
busuknya dia. Tapi, gimana dengan fanny?
Dia pasti syok, malu, dan lebih sakit hati
daripada aku.
“Dinda” panggil ilham dan memegang bahu
dinda.
30
“Udah jangan dipikirin si adam. Dia udah
sama fanny, pasti bahagia. Mending nanti
pulang sekolah aku ajak kamu ketempat yang
paling aku suka. Gimana? Mau nggak?” ajak
ilham dengan semangat.
Hmmm, gimana ya? Aku lagi sedih
banget, tapi kalau aku dirumah pasti mikirin
adam dan nangis.
“Iya mau. Masih sakit?” kata dinda.
“Ini mah nggak ada apa-apanya din jangan
khawatir gituh” goda ilham dan menyenggol
badan dinda.
“Yaudah ayo kita ke kelas” dinda mengajak
ilham dan berdiri.
“Oke, tapi bentar lagi jam pulang loh din”
kata ilham dan melihat jam di tangannya.
“Iya terus gimana?”Dinda bertanya di depan
pintu UKS.
31
“Ekhmmm” suara seseorang di samping pintu
kira-kira jaraknya 5 m dari dinda.
Disaat dinda menengok ke samping
dan dia...
“Ehh pak jamal” dinda kaget.
“Kalian kenapa disini?siapa yang
sakit?”tanya pak jamal.
“Ohh ini pak, ilham nggak enak badan.
Muntah-muntah tadi pak” jawab dinda yang
terpaksa berbohong.
“Ohh yaudah kamu ke kelas din, ada ibu diah
di kelas” suruh pak jamal.
“Iya pak” jawab dinda dan bergegas memakai
sepatu.
Pak jamal pun pergi ke kantor, karena
sudah pergantian pelajaran.
“Din, udah disini ajah.Aku takut ada fans
aku” cegah ilham.
32
“ Tinggal kasih foto bareng juga kamu
selamat.” Kata dinda.
“Yaudah aku ikut kamu ajah din” kata ilham.
“Oke, sini aku bantuin” tawar dinda.
“Ehh nggak usah nggak apa-apa kok, udah
enakan badan aku.Makasih ya” kata ilham
dan merangkul bahu dinda.
“Iya sama-sama princes” kata dinda dan
mencubit pipinya.
Tampak jelas dimuka ilham kalau dia
senang diperlakukan seperti itu aneh dinda.
Dia menatap mataku, dan aku berhasil
menatap matanya. Aneh, baru kali ini aku
menatap ilham sedalam ini. Muh ilham yang
konyol, ceroboh, pelit dan sok ganteng. Tapi
di balik itu ilham juga baik, ganteng, sopan,
dan selalu ada buat dinda.
Sesampainya di kelas bel pulang
berbunyi dan suasana kelas sangat ramai saat
33
kedatangan dinda dan ilham. Dinda
mengantar ilham sampai ke tempat duduknya
dan membawakan tasnya.
“Rin,,ded aku sama ilham pulang duluan ya.
Kalian juga langsung pulang hati-hati” kata
dinda.
“Tapi ilham kenapa din?” tanya ririn.
“Nanti aku jelasin” kata dinda.
“Wiss, jadi pahlawan dimana kamu ilham ?
Di warung bu susi? Demi princes kamu kan?
Hahaha, semangat bro”Tanya dedi ke ilham
sambil menyenggol tubuh ilham.
“ Haha thanks bro, ya apa sih yang kaga buat
princes aku, ayo din, kita pulang” ajak ilam
lalu menarik tangan dinda.
“Ehh, iya ayo. Dah ririn, dedi.” Kata dinda
Dinda dan ilham pun berjalan
bersama ke parkiran. Dikepalaku hanya
34
memikirkan perkataan dedi tadi dan adam
yang telah menyakiti hatiku.
“Din, nih pake helm nya. din!!”
“Hah? Iya, kita mau kemana?” tanya dinda
kaget, dinda melamun.
“Aduh, dinda kan mau ke tempat yang paling
aku suka. Ayo keburu sore, udah jam 2 nih.”
Ajak ibad dan menaiki motornya.
Dinda pun naik motor dan ilham
menyalakan motornya. Sampai depan
gerbang tiba- tiba.
“Dasar kamu laki-laki pengecut!!” teriak
adam dari jauh.
Ilham pun menghentikan motornya.
“Udah ilham, jalan ajah. Diamin ajah si
adam.” Bisik dinda ke ilhan Aku nggak mau
masalah ini makin rumit.
“Iya deh, males juga” kata ilham.
35
15 menit kami berjalan menyusuri
daerah kenangan, mall dan taman yang indah
pun kami lewati. Dinda bingung mau dibawa
kemana.
“Kita mau kemana sih ilham?” Dinda
bertanya yang geram karena sudah 15 menit
tapi nggak sampai-sampai.
“Udah diam dulu dinda” kata ilham.
Melewati lorong kecil akhirnya ilham
menghentikan motornya.Wah benar-benar
indah tempatnya, ada danau, bunga-bunga
dan lebih indah dari apapun.
“Masyaallah, bagus banget tempat nya
ilham. Aku suka banget, makasih ya udah
ajak aku kesini.” Aku pun tak sengaja
memeluk ilham dan berlari ke arah danau.
36
pulang dan ingin berlama-lama disini. Tiba-
tiba saja kenangan indah aku bersama adam
terlintas di benakku. Di keadaan aku yang
sakit hati sekarang, biasanya dia
menghiburku. Tapi kenapa ya? Adam setega
itu sama aku? Kenapa dia yang bikin aku
sakit hati seperti ini, salah aku apa? Aku
sama dia baik-baik ajah sebelumnya.
37
“Iya ilham, aku cuman butuh waktu buat
lupain semuanya doang. 5 bulan aku udah
bareng-bareng tapi nggak pacaran. Kamu
tenang ajah, jangan khawatir. Aku percaya
kok selama ada kamu pasti aku baik-baik
ajah.” Tegas ku ke ilham dan menyandarkan
kepalaku ke pundaknya.
38
lebih baik dari ini. Aku yakin kamu dapat
yang lebih din” Saran ilham.
39
Seharusnya aku bahagia saat ini,
mempunyai sahabat yang selalu ada buat aku.
Kenapa aku bersedih? Iya, adam pratama liat
aku akan melupakanmu selamanya!!!
“Haloo ririn?”
40
“Hah? Sama ilham? Ini udah jam 4 din.
Nanti kamu dicariin ibu , pulang ya. Ohh iya
ada berita penting!!” Ririn panik
“Iya bye”
41
“Hih, ngagetin ajah. Untung nggak loncat.”
Aku memukul badannya dan mengambil es
krimnya.
42
Di sosial media ilham melihat post
nya adam yang tertulis
43
“Udah ilham, diemin ajah. Kamu pemberani
kok, biarin si adam mau berbuat apa. Jangan
nyari masalah kita mau kelas 9.” Saran ku
dan mengelus punggung ilham. Ilham dan
aku pun kembali duduk. Dia membungkuk
dan menatap mataku dalam-dalam.
44
“Haha kamu bisa ajah bikin hati aku tenang
din. Ayo” kata ilham dan mengambil helm
yang ku berikan.
BAB III
Dia adalah....
45
Dijalan aku dan ilham sama-sama
diam, aku masih memikirkan perkataan ilham
tadi. Apa benar aku akan meninggalkannya?
Tapi kemana?
“Ilham kamu”
46
“Assalamualikum bu” Aku mengucap salam
lalu cium tangan ibu ku.
“Anu bu kita”
47
“Iya bu, maaf bu dinda lupa mau minta izin
ke ibu.” Jawabku lembut dan memegang
tangan ibu.
48
melihat ilham yang kurang perhatian dari
ibunya, bersyukur aku walaupun ibu kerja
sebagai guru perhatiannya padaku tak
berkurang. I LOVE YOU ibu, tanpa sadar
aku memeluk ibu dan melihat ilham pulang.
49
“Wihh keren dong, kakak boleh ikut nggak?”
tanyaku polos.
50
sejadah. Aku sholat ashar. Diujung sholat aku
berdoa agar aku menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
51
“Ohh kalau udah tau mah nggak apa-apa,
semoga ilham nggak emosi ya. Ohh iya aku
lagi dekat nih sama seseorang.” Curhat Ririn
Tinggg tongggg
52
“Apaan sih, sebentar ya aku bikinin.”
Jawabku.
53
“Iya kopi kan? Udah sana nanti aku kesana
kalau udah selesai. Nyebelin deh” jawabku
dengan nada tinggi sedikit.
Tinggg tonggg
54
Bel rumah ku berbunyi lagi dan aku
membukakan pintu, ternyata yang datang
adalah dedi.
55
benar-benar belajar sama mereka. Mereka
pulang jam 9 malam, aldy dan alvaro sudah
pulang dari jam 8.
Aku menoleh.
ADAM PRATAMA
56
“Nggak, aku nggak akan lepasin kamu. Sini
ikut aku.” Adam memaksaku.
57
“Tunggu!” adam mengejar dan manarik
tanganku.
58
Sebenarnya apa sih yang mau dibicarain
sama adam?
“Dinda”
59
“Lepasin. Emang kenapa ilham? Kok kamu
panik gituh?” jawabku sambil duduk dikelas.
60
merangkul dan mengedipkan matanya yang
genit itu.
Kriiinnngggggg
61
“ Ohh iya, 085212918313 nih ya. Buat apa?”
Untuk adam
Assalamualikum
62
Aku membalas pesan sambil berjalan
ke kantin untuk membeli bakso, dan dia
membalas lagi.
63
“Apaan sih ilham lepasin, aku lapar ambilin
bakso .” aku meminta ilham dan mengetik
pesan ke laki-laki yang baru saja chat aku.
64
“Ini bakso kamu. Ini pake uang aku nanti
kamu ganti.” Kata ilham dan menyimpan
bakso di depanku.
65
Kriiinnngggggg
66
“Maksud kamu siapa dek?” aku bertanya
penasaran. Dan dia menunjuk ke arah sebelah
kelas ku.
BAB IV
67
mendekatiku. Postur tubuh yang ideal dan
rambut yang berponi sangan aku suka.
68
mengembang. Aku duduk dan sedikit
membayangkan bagaimana jika aku
dengannya mempunyai hubungan? Pasti aku
sangat bahagia. Dari wajahnya dia tampan,
perilakunya juga baik, dia kelas 7 kenapa dia
adik kelas, tapi kalau cinta nggak apa-apa.
Setelah pertemuan dan perkenalan yang
singkat tadi, aku langsung menyimpan nomor
nya.
Hp aku bergetar
Azhar
Dinda
69
Iya boleh dong, oke see you
“Woyyy”Teriak ilham.
70
Aduh kenapa dia ikut sih? Harus alasan apa
lagi ya?
Ririn
71
Rin, aku mau jenguk kamu. Jangan ajak
ilham ya.
72
Hp aku bergetar.
Ririn
Dinda
73
“Yaudah, kali ini kamu pergi sendiri. Aku
harus pergi beli buku. Remedial agama islam
soalnya di suruh beli buku. Oke see you
tomorrow din” Jawab ilham dan duduk di
tempat duduknya.
Ibu
Ibu
Dinda
Iya bu
74
Kriiinnnggggg
“Tok Tok”
75
yang tadi mengetuk pintu. Ternyata laki-laki
itu azhar.
“Iya kenapa?”
76
Kriiiinnnggggg
77
“Oke, aku kerumah kamu nanti malam. Bye
dinda manja.” Pamit dedi.
78
Gimana ya? Sahabat aku yang satu ini
memang peka bangat kalau aku lagi kenapa-
kenapa, ilham jadi pengen nangis.
79
“Kita sudah sampai.” Teriak ilham.
BAB V
80
“Jangan sedih, Aku nggak suka lihat kamu
seperti ini. Kasih tau aku kamu kenapa?” kata
ilham yang terus menatapku dengan serius.
Tok tok
81
“Ririn nya kemana bi?” tanya ku ke
pembantu ririn.
82
“Dinda, badan kamu makin berat ajah sakit
nih”kata ririn dengan nada bercanda.
83
“Kalau kata aku sih dinda suka sama si azhar
itu. Sampai nggak mau cerita sama aku” Kata
ilham yang mendengarkan percakapan ku
dengan ririn.
84
“Jangan din, nanti dia senang di cariin kamu”
kata ilham.
85
“Iya ada ilham, di belakang rumah aku” kata
ririn.
86
orang makassar sama seperti aku, dia baik,
dia sayang sama aku dan aku juga suka sama
dia.” Ririn menceritakan panjang lebar.
Sambil ririn menceritakan gebetannya, aku
menatap ke jendela kamar ririn yang
memperlihatkan masjid yang sangat indah.
87
“Mau kebawah lah, masa mau keloteng”
jawabku seenaknya dan menabrak badan
ilham agar aku dapat turun. Aku membuka
pintu rumah ririn, dan berdiri di halamannya.
Berharap azhar lewat disini.
88
dugaanku dia ada di masjid tadi, hatiku legah
melihatnya.
89
dan langsung berlari ke lantai dua untuk
memberitahu ririn dan ilham.
90
“Aku mau ketemu dia” ucap ilham meledek,
dan langsung berjalan melewatiku dengan
tatapan sinis.
91
melirik ke ilham, ternyata ilhm masih sinis
seperti tadi.
92
“Azhar kenapa? Aku memberanikan diri
untuk bertanya kepada azhar.
93
lain din” kata ilham dengan nada tinggi dan
menunjuk-nunjuk azhar.
94
“Ibu cari kamu dinda, ayo pulang.” Suara
lembut itu sangat aku kenal. Dia ilham, aku
melihat jam yang menunjukkan pukul 17:25
sudah sangat sore.
95
Mata ku dan mata ilham bertemu.
Tenang rasanya melihat ilham yang seperti
ini, tidak seperti sebelumnya.
96
Biografi penulis
97
Ketika berusia 5 tahun, dia memulai
pendidikan di TK satu atap impres 164
Patobong, Kab. Pinrang. Kemudian setelah
lulus 2007, dia melanjutkan pendidikan
Sekolah Dasar di SDN 56 Patobong, Kab.
Pinrang. Setelah lulus Sekolah Dasar pada
tahun 2013, novi melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi di SMPN 3 Mattiro
Sempe, Kab. Pinrang. Pada tahun 2016 novi
melanjutkan pendidikan di SMAN 3 Pinrang
dan mengambil jurusan ipa.
98