Anda di halaman 1dari 98

BAB I

Membuat sakit adalah kebahagiaan


tersendiri buatmu

“Dinda, bangun nak sekolah.” Ibu


membangunkanku
“ Huaaammm,hah? Kenapa bu?” jawabku
dan menarik selimut untuk kembali tidur.
“Bangun, kamu nggak sekolah? Liat tuh udah
jam berapa.” Tegas ibu Aku melihat jam dan.
“Huaa, jam 6? Ibu aku terlambat” teriakku
dan bergegas dari kasur untuk kekamar
mandi dan siap- siap berangkat ke sekolah.
“Ayah, ibu dinda berangkat dulu ya” aku
pamit sambil membawa sepotong roti dan
meminum susu yang sudah disiapkan oleh
ibu.
“pelan-pelan dinda, makanya kalo dibanguin
jangan narik selimut” jawab ibu.

1
“Iya bu, ibu nggak ke sekolah? Tanya ku
kepada ibu, yang aku lihat tidak memakai
seragam guru seperti biasanya.
“Iya di sekolah ada acara, nanti ajah ibu
berangkat gih udah jam 6 lewat 5 tuh “ jelas
ibu
“Kak dinda telat bangun mulu, gimana mau
jadi ibu , hahaha nanti anaknya nangis-nangis
minta makan.” kata aldy. Huh iya adik ku
saat ini berusia 11 tahun, hanya beda 2 tahun
dariku. Walaupun begitu, adik ku ini
pikirannya udah dewasa. Dan badannya
proposional, seperti anak kelas 9 SMP
padahal baru SD tapi mukanya ganteng.
“Hih, aldy jangan gituh kasian ka dinda malu
tuh” kata ayah. Ahh ayah malah ikut-ikutan.
“Hahah aldy-aldy,bisa aja lu”jawab alvaro.
Sambil tos ala mereka. Haduhh mereka

2
kompak banget kalo udah ngeledek aku tuh.
Hiks hiks
Ahh kenapa aku yang terpojoki sihh...
“Yaudah dinda berengkat dulu, ayah anterin
dinda ke sekolah ya naik motor”aku meminta
kepada ayah.
“Ikut!!!” Jawab aldi, alvaro bersamaan.
“Nggak aldy, alvaro. Kan kalian
sekolah”jawab ayah.
“Rasain lu” aku meledek mereka adik ku itu
berlari ke depan gerbang untuk berangkat
sekolah
.”Iya ayah antar, lagian kamu dibangunin
susah banget” kata ayah.
“Iya ayah, ayo berangkat” aku teriak dari
luar.
Di jalam aku terus menerus melihat
jam tanganku, muka ku pucat pasi seperti
orang nggak makan 1 bulan. Setelah lelah di

3
motor, akhirnya aku dan ayah sampai di
depan gerbang sekolah tepat pukul 06:50.
Aku salim ke ayah lalu lari kedalam sekolah
sebelum pak satpam menutup gerbang.
“Bapaa, jangan ditutup dulu gerbangnya!!”
teriakku dari jauh.
“Aduh, dinda lagi dinda lagi. Ayo buruan
udah mau upacara” jawab pak satpam.
Alhamdulillah pak satpam nya baik diajak
kerja sama
“Makasih pak baik banget, aku masuk yaa
assalamualikum” jawabku sambil lari.
“Waalaikumsalam” jawab pak satpam.
Sesampainya aku disekolah benar saja
apa yang dikatakan pak satpam, upacara
sudah mau dimulai. Aku pun bergegas ke
kelas untuk menyimpan tas. Saat aku berlari,
seseorang menabrakku.
“Aduh, kenapa sih?”

4
“Maaf-maaf aku ngggak sengaja, sini aku
bantu” kata laki-laki itu.
“Nggak usah makasih, lain kali liat-liat kalau
jalan.Awas aku mau masuk kelas” kata ku.
“Iya emang kelas kamu dimana?” laki-laki itu
bertanya.
Ahh dia kenapa jadi kepo begitu sih..
“Di sebelah sana, udah aku mau upacara
buru-buru.”
Lagian heran udah tau aku lagi lari-
lari main nabrak ajah. Nggak tau buru-buru
kali. Ehh bentar deh aku baru melihat laki-
laki itu di sekolah ini, siapa ya? Apa dia
siswa baru? Ahh sudahlah aku tak peduli.
“Dorr!! Seseorang didepan pintu kelas.
“Dorr ehhh dorr, ihhh ilham ngapain sih lu?
Ngaget-ngagetin ajah” kan aku keluar lagi.

5
“Hahahaha sorry din, aku tau kok pasti kamu
kesiangan makanya aku kagetin. Sini aku
simpan tas kamu.” Kata ilham.
Untung ada ilham. Mood aku yang
hancur jadi bagus lagi.
“Hehe makasih ilham, ayo baris” teriakku
dan aku berlari bersama ilham ke lapangan
untuk upacara.
Upacara hari senin berjalan seperti
biasa,dan senin ini yang menjadi petugas
upacara adalah pengurus OSIS dan yang
menjadi pemimpin upacara adalah gebetanku.
“Dinda, itu yang jadi pemimpin upacara
adam kan? Gebetan kamu.”Tanya ilham
dengan bisik-bisik.
“Iya ilham, ganteng banget. Lebih ganteng
dari kamu.” Aku meledek ilham.
“ yaelah, aku ganteng gini dibilang jelek.
Gantengan aku din, daripada si adam.” Jawab

6
ilham yang nggak terima dirinya dibilangi
jelek.
“ Hehehe iya, udah jangan ribut nanti
ketahuan pak mawang.
Upacara berjalan dengan lancar dan
hikmat. Setelah pembina selesai beramanat,
dan protokol telah mengtakan peserta upacara
meninggalkan barisannya, seluruh peserta
upcara pun bubar meninggalkan barisannya
begitupun aku dan ilham.
“ilham,ke kantin bentar yuk, hauss” aku
mengajak ilham sambil menarik tangannya.
“Ahhh kamu din, kebiasaan, ayo” kata
iilham.
Terimakasih ya allah, punya sahabat
sebaik ilham, saat aku berlari menuju kantin
dari belakang tiba-tiba ada yang
memanggilku.
“Dinda!! tunggu” teriak laki-laki itu.

7
Suaranya seperti aku kenal, siapa ya?
Aku pun menengok ke sumber suara dan
yang memanggilku adalah adam gebetanku.
“Din, mau ke kantin ya? Nih aku bawa
minum buat kamu, aku tau kamu pasti haus
“ adam menawarkan ku
Aduh tau aja nih adam.
“Hmmm, beneran ni nggak apa-apa? Kamu
nggak minum?”
“Yaelah din, udah ambil ajah. So jaim kamu”
jawab ilham. Aduh sialan banget sih ilham
bikin malu aku ajah.
“Apaan sih ilham, diem deh” aku sambil
cubit tangannya.
“Aduh sakit din” kata ilham.
“Hehehe iya din, ambil aja aku bawa 2
kok”jawab adam dengan senyum manis yang
membuat jantungku berdegup tidak normal
aduh gantengnya.

8
“Din, dinda hello? Itu iler kamu udah se-
ember” ilham meledek aku sambil melihat
aku menganga.
Dan untuk ke 2 kalinya ilham
memperlakukan ku, di depan adam.Dan adam
hanya tertawa kecil melihatku dipermalukan
seperti itu.
“Ehh, iya yaudah makasih ya. Aku ke kelas
dulu” jawabku
“Iya, hati-hati ya” kata adam.
“Dah bro, awas aja kamu nyakitin dinda.
Kamu berurusan sama aku” kata iilham.
Dengan cepat aku menarik tangan ilham
untuk menjauh dari adam.
“Apa-apaan sih ilham, malu-maluin aku ajah
di depan adam”
“Malu-maluin gimana? Kamu ajah yang alay
din, Cuma dikasih minum doang sampe netes
gituh air liurnya hahaha.

9
“Tau ah, nggak lucu Muh ilham”aku marah
lalu duduk, sambil minum air yang adam
kasih.
“Uhh iya dinda, maafin aku yaa. Jangan
marah gituh,lagian aku ngomong fakta kok”
kata ilham yang juga duduk dan mencubit
pipiku.
“Ahh alasan kamu”
“Nih din, aku kasih tau. Cowok kalau diliatin
sama kamu seperti tadi ke geeran dan
nganggap dirinya itu ganteng banget.”kata
iiham sambil merangkulku sekarang.
Emang iya ya? Adam nggak gituh.
“Hahaha itu mah kamu ilham, adam mah
nggak begitu” jawabku.
“Yaelah dibilangi batu, yaudah buru ke kelas
nanti pak jamal masuk” ajak ilham dengan
tangan masih dipundak.

10
Disaat aku jalan berdua sama ilham,
udah nggak heran kalau banyak yang liatin.
Nggak sedikit juga meraka yang mengira aku
pacaran sama ilham.Ya memang sahabat ku
yang satu ini ganteng ya iyalah kan laki-
laki,baik, kalau bicara sama perempuan
lembut banget, apalagi ngomongnya sama
aku.
Sekalipun akulagi marah, dia nggak
pernah bentak aku, banyak yang suka kirim
cokelat, surat buat dia. Tapi ditolak semua,
dan dari lahir dia jomblo sama seperti aku.
Banyak yang nanya kenapa aku nggak jadian
ajah sama ilham? Jawabannnya 1ya ngggak
mungkin lah 1 sifat kita yang sama itu keras
kepala. Keras kepala dilawan keras kepala
juga nggak cocok kan?
Kkkringnnnggggggg

11
Bel sekolah pun bunyi tanda
pelajaran pertama sudah dimulai. Aku dan
ilham sampai dikelas tepat bel berbunyi.
“Heh,kemana ajah kamu ilham? Aku cariin
kamu di kantin nggak ada” tanya dedi dia
adalah sahabat ku dan ilham.
“Sorry, tadinya aku sama dinda juga mau ke
kantin ehh nggak jadi karena ada adam” kata
ilham.
“Aduhh, dinda kamu tuh sama ilham udah
seperti sandal jepit, kemana-mana berdua
mulu,” jawab ririn, dia juga sahabat ku.
Aduhh ririn seperti baru tau aku sama
ilham ajah.
“Cieee” teman sekelas menyorokiku dan
ilham. Ini udah biasa, padahal aku dan ilham
sudah menjelaskan kalau kita Cuma
sahabatan nggak lebih.

12
“alay kalian semua.” Jawabanku bersamaan
dengan ilham.
“Lahh, ngikutin sih ilham, aku menyengggol
tangan ilham dan tertawa.
“Haha nggak tau,” kata ilham konyol
“Udahlah,ayo duduk. Diamkan mereka
anggap saja rumput bergelombang” kata dedi.
“Bergoyang ded” kata ilham.
“Hehe iae” kata dedi dengan cengiran
khasnya dan kepolosannya. Aneh-aneh ajah
mana ada rumput bergelombang dikira laut
mungkin.
Tak lama kemudian, pak jamal masuk
kedalam kelas. Pelajaran hari ini adalah
matematika, ipa dan pkn.
“assalamualikum anak-anak”
“Waalaikumsalam pak” jawab murid
serentak.
Nah pak jamal ini adalah guru matematika.

13
“Sudah siap belajar anak-anak? Kalau nggak
siap bapak nggak jadi mengajar.”tanya pak
jamal
Hu entah mengapa rasanya aku ingin
mengatakan nggak siap.”siap pak” jawab
murud-murid.
Kegiatan belajar mengajar pun
berlangsung seperti biasa. Dan saat pak jamal
menerangkan rumus segitiga, bu diah
mengetuk pintu kelas.”Assalamualiku pak
jamal, boleh minta waktunya sebentar? Ini
kelas 8A kan?” tanya ibu diah.
“ iya bu, ini kelas 8A silahkan” kata pak
jamal.
“Terima kasih pak, anak-anak ibu datang
kesini untuk memperkenalkan kalian dengan
teman baru kalian. Sini nak, masuk” suruh
ibu diah.
“Ohhh iya bu,” kata anak laki-laki itu.

14
Iya dia laki-laki dan suaranya seperti ku kenal
siapa ya?
Laki-laki itu pun masuk kedalam
kelas dan berdiri di samping papan tulis. Ehh
sebentar, itu kan laki-laki yang menabrakku
tadi pagi. Dia mau masuk kelas ini? Hmm,
iya. Iya baru ingat, dia itu tetangga saudara
ku.
“ Iya, perkenalkan dirimu nak” kata ibu diah.
“Iya bu, hai semua. Nama saya febri Irawan,
kalian bisa panggil saya febri. Saya berasal
dari pesantren Daarul Qur’an, pindah kesini
karena lebih dekat dengan rumah.
Terimakasih, ada yang ingin ditanyakan?”
kata febri ke teman-teman sekelasnya.
“Febri, aku mau nanya dong” tanya finda
yang centil itu. Aku tau pasti dia mau nanya
tentang ganteng, atau status.

15
“Iya silahakn” jawab febri, dengan mengibas
poni di jidatnya ke arah kiri.Hihh kok aku
jadi merhatiin dia sih.
”Kamu kok ganteng banget sih ?” tanya
finda.
Kan benar apa yang aku bilang.
“Ahh kamu finda, yang benar ajah dong kalo
nanya” tegas pak jamal.
“Ya sudah, febri silhkan duduk selamat
belajar lagi. Saya permisi Assalamualikum,
terimakasih ya pak” bu diah pamit.
“Iya bu, waalaikumsalam” jawab pak jamal
dan murid-murid.
Aku duduk sebangku dengan ririn,
ilham duduk sebangku dengan dedi. Nah
kebetulan banget dibelakang ilham dan dedi
ada meja dan bangku kosong sehingga febri
duduk disana.

16
“Yeayy, belakang bangku kita nggak kosong
lagi” kata dedi yang membuat aku dan ririn
nengok ke belakang.
“Iya ded, mantap lah” kata ilham.
“Ehh febri, rumah kamu dimana? Katanya
deket sekolah?” tanya ilham.
“Ehh iya, di belakang sekolah ini samping
warung bu susi” jawab febri.
Sebentar febri jawab pertanyaan
ilham tapi matanya ke arah aku dan ririn. Huh
emang laki-laki mata keranjang.
“Ohh itu tempat nongkrongan kita,
bagus deh deket.ehh woyy” jawab ilham
sambil melambaikan tangannya ke depan
muka febri.
Iya febri bengong
“Hah? Iya bagus kok” jawab febri.
“ Kamu liatin dinda ya?” tanya dedi.
Duhh dedi ngaconyan mulai deh.

17
“Ehh udah ayo belajar berisik ajah,
introgasinya waktu istirahat ajah. Sekarang
belajar dulu” kata dinda.
“Iya mbak dinda “ jawab ilham dan dedi
ngejek.
Pak jamal melanjutkan mengajar
matematika dengan semangat.
“Nah ada yang nggak paham” kata pak jamal.
“Sudah paham pak” jawab seluruh murid
Kriiinngggg
Jam pelajaran pertama sudah habis
dan pergantian pelajaran ipa, yaitu ibu ani.
“Ya sudah kita akhiri pelajaran hari ini hal
40-45 jadikan pekerjaan rumah yaa,
assalamualikum” kata pak jamal.
Akhirnya selesai juga pelajaran
matematika ini.
“Waalaikumsalam pak” kata murid-murid
serentak.

18
“Ehh gimana kalau nanti pulang sekolah kita
ngerjain tugas bareng dirumah dinda” usul
dedi.
“Nahh tumben pintar ded, ayo ajah aku mah,
din, rin gimana? Mau nggak?”
“ Aku sih ayo, nggak rela aku pusing
sendirian malam ini, klau febri mau yaa” ajak
ririn ke febri..
“Ehh iya boleh, tapi aku tanya ibuku dulu
ya”. Sambil mengetik pesan singkat ke ibu.
Aku tuh sebenarnya mau banget
ngerjain tugas sama mereka, yang aku
malesin itu alvaro dan aldy. Pasti dia ikut
ngerjain tugas, dan akhirnya kita pusing
ngerjain tugas mereka. Mereka tidur dan kita
nggak ngerjain tugas. Semoga hari ini dia
nggak aad tugas amiin.
“Assalamualikum anak-anak” ibu ani datang
dengan membawa alat praktek.

19
Iya hari ini praktek ipa, menggunakan
mikroskop.
“Waalaikumsakam bu” jawab murid-murid
serentak.
“Aduh din, aku lupa nggak ngapalin bagian-
bagian mikroskop. Mampus deh nilai ipa aku
nol” keluh ririn.
Aduh, aku nggak ngapalin semalam.
Aku Cuma baca-baca doang, kira-kira bisa
nggak ya” bismillah...
“Yaudah rin, berdoa ajah” jawab dinda
menenangkannya. Padahal aku sendiri juga
panik.
Praktek pun dimulai, ibu ani
memberitahukan bagian-bagian mikroskop
satu per satu dan fungsinya. Aku sedikit hafal
sih, tapi alhamdulillah nya aku lulus praktek
dan kelar deh prakteknya.
“Huh, aku remedi nih gimana ya” keluh dedi.

20
“Sabar ded, nanti aku bantu kamu ngapalin
bagian-bagiannya dan fungsinya” jawab
ilham yang menenangkan dedi.
“Makasih bro, kamu teman baik aku” jawab
dedi bahagia dan memeluk ilham sekencang
mungkin.
“Terus aku nggak baik gitu ded? Wah parah
luh” protes dinda ke dedi.
“Ahh nggak gituh lah din, kamu juga baik.
Kalian semu baik, aduh aku terharu din”
jawab dedi.
“Ahh kamu ded” akhirnya ririn angkat bicara.
“udah-udah, jangan berisik. Bu ani masih
dikelas nih” kata ilham.
Tumben si ilham benar, abis kejedot
apa dia.
“Baiklah, prakteknya sudah selesai. Yang
remedi, keruangan ibu ya besok jam 7 pagi

21
silhkan melanjutkan pelajaran berikutnya.
Assalamualikum” kat ibu ani.
Akhirnya.....
“Iya bu, waalaikumsalam” jawab murid-
murid serentak.
Kriiinnnggg
Bel istirahat pun berbunyi, pasti hal
ini yang paling ditunggu-tunggu oleh aku,
ririn, ilham, dan dedi.
“ehh ke kantin yuk, aku traktir bakso
deh, nyambut febri” tawar ilham,.tumbenan
banget anak ini mau traktir. Sepanjangnya
yang aku tau dia jarang banget bagi-bagi.
“Ayoo” jawab dedi dan febri bersamaan lalu
mereka saling merangkul.
“Aduh, aku kebeletnih. Din, anterin aku yaa.”
ririn meminta dengan muka memelas.
Sebenarnya aku nggak mau, tapii...
yaudahlah

22
“Hah? Iya ayo, kalian bertiga duluan ya. Aku
sama dini ke wc dulu” kata dinda.
“Lah? Yaudah kita ikut sampai depan wc ya”
kata ilham.
Aduh makin bingun deh dia kenapa.
“ Ahh iya terserah kalian deh, intinya aku
kebelet.” Teriak ririn dan menarik tangan ku
keluar kelas menuju wc. Begitupun trio wek-
wek mengikuti di belakang.
“Ayo, aku lapar” Ajak ririn, sambil jalan
duluan ke arah kantin.
“Nah, ini nih kelakuan udah ditungguin
malah duluan” keluh ilham.
“Udah ayo ilham,jadi traktirnya? Ayo” ajak
dedi dan menarik tangan ilham.
“Din, kamu kenapa?” tanya febri.
“Hah? Nggak, ayo ke kantin mereka udah
duluan tuh” ajak dinda ke febri.
Tiba-tiba febri menarik tangan dinda.

23
“Din, tunggu! Aku takut kesana. Pasti banyak
cewek-cewek, aku males. Kita balik ke kelas
yuk” kata febri.
“ Nggak feb, ini pertama kalinya ilham traktir
aku. Aku harus ada, udah ayo kamu
nggakpapa kok aku jamin.Ada aku sama
ilham kamu nggak usah takut.” Dinda
menenangkan febri.
“Iya deh” akhirnya febri ikut ke kantin.
Sesampainya di kantin pun, benar saja
ramai. Untung ada ilham dan dedi udahh
pesan tempat jadi tidak apa-apa.
“Ehh mana makanannya?” tanya dinda.
Diatas meja ini hanya ada hp, tisu, saos,
kecap dan tusuk gigi. Mana bakso nya?
“Sabar din, lagi dipesan. Eh febri sini kamu
jangan dekat-dekat dinda nanti ketularan
gila” kata ilham.
“Eh iya” kata febri.

24
Disaat seperti ini memang
membosankan dan dinda lebih baik melihat
hp nya. Benar saja, saat dinda menyalakan
data , adam mengirim pesan.
“Din kamu dimana? Aku ada diwarung bu
susi” isi pesan dari adam.
Dia di wrung bu susi?sejak kapan?
Iya dinda dan adam hanya teman dekat, tapi
mereka sering ketemu dan itu dikantin.
Nggak tau kenapa adam sekarang nyariin
dinda di warung bu susi.
“Hmmm, iya aku kesana.Aku penasaran
ngapian adam di warung bu susi”kata dinda.
Dinda langsung beranjak dari tempat
duduknya dan bergegas ke warung bu susi.
“Din? Kamu mau kemana” Teriak ilham dari
jauh.
“ Mau kewarung bu susi” kata dinda
langsung lari.

25
“Aku ikut, guys kalian makan ajah,.
Baksonya sudah aku bayar.Aku kejar dinda
dulu ya, aku khawatir” kata ilham kepada
ririn, dedi, dan febri.
Sesampainya diwarung bu susi, benar
saja dugaan ku. Nggak mungkin adam kesini
kalau nggak ada apa-apanya. Aku berhenti
disamping pohon dekat warung bu susi. Laki-
laki yang aku cintai, yang aku harap menjadi
pacarku, ternyata pacar fanny sahabat
kecilku.
Melihat mereka makan mie bersama
dan romantis, membuatku yakin kalau aku ke
sana kan membuat kacau suasana. Rasa
berkecamuk dihatiku membuat ku
meneteskan air mata, dan tanpa ku sadari
ilham melihat hal itu dan dia lari ke arah
warung bu susi.

26
“Ehh adam!!” Teriak ilham sambil
menggebrak meja.
“Udah berapa kali aku bilang, kamu jangan
ke gantengan. Sok-sokan deketin dinda. Aku
tuh tau busuk kamu, kamu pacaran kan sama
fanny?” Tanya ilham dan menarik baju adam.
Aku melihat fanny sangat ketakutan,
aku ingin memberhentikannya. Namun aku
ingin tau jawaban dari pertanyaan ilham.
“Iya, aku pacaran sama fanny. Kenapa? Ada
masalah hah?” tanya adam dengan nada
tinggi yang membuat emosi ilham menggebu-
gebu.
“Brensek!!!” Teriak ilham dan langsung
menonjok adam ditempat.
Aku masih di balik pohon, aku nggak
bisa hanya menangis disini aku harus kesana.
“Udah ilham” teriakku menghentikan
mereka

27
BAB II

Mata Teduh mu mengisyaratkan bahwa


kamu mencintaiku-sahabatku

“ Din, tolongin aku mau dihajar ilham” teriak


adam.
“Diem din, aku nggak bisa liat kamu diginiin.
Laki-laki ini harus aku kasih pelajaran. Ketua
OSIS apaan kamu mainin cewek” teriak
ilham dan langsung menonjok perutnya.
Adam tidak terima pun menonjok muka
ilham yang membuat bibir ilham berdarah.
“Udah stop!! Marah kalian nggak akan bikin
masalahnya selesai” Teriak dinda dan
memegang tangan ilham.
Ilham menatap dinda, dengan tatapan
yang lain dari biasanya. Tatapan yang
pertama kali aku lihat dan mengandung pesan

28
terdalam. Sepertinya ilham ingin mengatakan
bahwa jangan halangi aku.
“Adam, jadi fanny pacar kamu? Kamu
kenapa dekatin aku? Aku kira kamu laki-laki
baik, ternyata aku salah. Nyesal aku berharap
kamu jadi pacar aku.” Dinda mengomel
kepada adam dan menamparnya.
“Din, ke kelas yuk. Udah mau masuk.” Ilham
mengajakku dengan mulut yang masih
berdarah.
“Nggak, kita ke UKS mulut kamu harus
dibersihin dulu.” Kata dinda ke ilham dan
ilham mengangguk. Dinda merangkul badan
ilham untuk membantu ilham berjalan.
“Ngapain sih, pake hajar-hajaran segala. Liat
mulut kamu berdarah gitu! Aku mau bilang
apa kalau ibu kamu tau begini?”Dinda marah
di ruang UKS sambil membersihkan darah
yang ada di mulut ilham.

29
“Ya bilang ajah, ngejagain princes. Ibu aku
pasti paham kok. Aww pelan-pelan din”
jawab ilham dengan nada santainya.
“Ihh, princes apaan sih? Kamu mau ke kelas
atau disini ajah? Atau aku telponin ibu kamu?
Dinda menawarkan.
“Aku mau disini ajah, tapi sama kamu.
Jangan telepon ibu aku, dia pasti sibuk” kata
ilham.
Dinda menganggukkan kepalanya dan
merapihkan tempat duduknya. Dinda tak
habis pikir, setega itu adam padanya. Aku
bersyukur dia belum jadi pacar aku dan tau
busuknya dia. Tapi, gimana dengan fanny?
Dia pasti syok, malu, dan lebih sakit hati
daripada aku.
“Dinda” panggil ilham dan memegang bahu
dinda.

30
“Udah jangan dipikirin si adam. Dia udah
sama fanny, pasti bahagia. Mending nanti
pulang sekolah aku ajak kamu ketempat yang
paling aku suka. Gimana? Mau nggak?” ajak
ilham dengan semangat.
Hmmm, gimana ya? Aku lagi sedih
banget, tapi kalau aku dirumah pasti mikirin
adam dan nangis.
“Iya mau. Masih sakit?” kata dinda.
“Ini mah nggak ada apa-apanya din jangan
khawatir gituh” goda ilham dan menyenggol
badan dinda.
“Yaudah ayo kita ke kelas” dinda mengajak
ilham dan berdiri.
“Oke, tapi bentar lagi jam pulang loh din”
kata ilham dan melihat jam di tangannya.
“Iya terus gimana?”Dinda bertanya di depan
pintu UKS.

31
“Ekhmmm” suara seseorang di samping pintu
kira-kira jaraknya 5 m dari dinda.
Disaat dinda menengok ke samping
dan dia...
“Ehh pak jamal” dinda kaget.
“Kalian kenapa disini?siapa yang
sakit?”tanya pak jamal.
“Ohh ini pak, ilham nggak enak badan.
Muntah-muntah tadi pak” jawab dinda yang
terpaksa berbohong.
“Ohh yaudah kamu ke kelas din, ada ibu diah
di kelas” suruh pak jamal.
“Iya pak” jawab dinda dan bergegas memakai
sepatu.
Pak jamal pun pergi ke kantor, karena
sudah pergantian pelajaran.
“Din, udah disini ajah.Aku takut ada fans
aku” cegah ilham.

32
“ Tinggal kasih foto bareng juga kamu
selamat.” Kata dinda.
“Yaudah aku ikut kamu ajah din” kata ilham.
“Oke, sini aku bantuin” tawar dinda.
“Ehh nggak usah nggak apa-apa kok, udah
enakan badan aku.Makasih ya” kata ilham
dan merangkul bahu dinda.
“Iya sama-sama princes” kata dinda dan
mencubit pipinya.
Tampak jelas dimuka ilham kalau dia
senang diperlakukan seperti itu aneh dinda.
Dia menatap mataku, dan aku berhasil
menatap matanya. Aneh, baru kali ini aku
menatap ilham sedalam ini. Muh ilham yang
konyol, ceroboh, pelit dan sok ganteng. Tapi
di balik itu ilham juga baik, ganteng, sopan,
dan selalu ada buat dinda.
Sesampainya di kelas bel pulang
berbunyi dan suasana kelas sangat ramai saat

33
kedatangan dinda dan ilham. Dinda
mengantar ilham sampai ke tempat duduknya
dan membawakan tasnya.
“Rin,,ded aku sama ilham pulang duluan ya.
Kalian juga langsung pulang hati-hati” kata
dinda.
“Tapi ilham kenapa din?” tanya ririn.
“Nanti aku jelasin” kata dinda.
“Wiss, jadi pahlawan dimana kamu ilham ?
Di warung bu susi? Demi princes kamu kan?
Hahaha, semangat bro”Tanya dedi ke ilham
sambil menyenggol tubuh ilham.
“ Haha thanks bro, ya apa sih yang kaga buat
princes aku, ayo din, kita pulang” ajak ilam
lalu menarik tangan dinda.
“Ehh, iya ayo. Dah ririn, dedi.” Kata dinda
Dinda dan ilham pun berjalan
bersama ke parkiran. Dikepalaku hanya

34
memikirkan perkataan dedi tadi dan adam
yang telah menyakiti hatiku.
“Din, nih pake helm nya. din!!”
“Hah? Iya, kita mau kemana?” tanya dinda
kaget, dinda melamun.
“Aduh, dinda kan mau ke tempat yang paling
aku suka. Ayo keburu sore, udah jam 2 nih.”
Ajak ibad dan menaiki motornya.
Dinda pun naik motor dan ilham
menyalakan motornya. Sampai depan
gerbang tiba- tiba.
“Dasar kamu laki-laki pengecut!!” teriak
adam dari jauh.
Ilham pun menghentikan motornya.
“Udah ilham, jalan ajah. Diamin ajah si
adam.” Bisik dinda ke ilhan Aku nggak mau
masalah ini makin rumit.
“Iya deh, males juga” kata ilham.

35
15 menit kami berjalan menyusuri
daerah kenangan, mall dan taman yang indah
pun kami lewati. Dinda bingung mau dibawa
kemana.
“Kita mau kemana sih ilham?” Dinda
bertanya yang geram karena sudah 15 menit
tapi nggak sampai-sampai.
“Udah diam dulu dinda” kata ilham.
Melewati lorong kecil akhirnya ilham
menghentikan motornya.Wah benar-benar
indah tempatnya, ada danau, bunga-bunga
dan lebih indah dari apapun.
“Masyaallah, bagus banget tempat nya
ilham. Aku suka banget, makasih ya udah
ajak aku kesini.” Aku pun tak sengaja
memeluk ilham dan berlari ke arah danau.

Aku menghirup udara alam yang


segar dan sejuk. Banyak bunga, dan
pepohonan disana. Membuat aku tak ingin

36
pulang dan ingin berlama-lama disini. Tiba-
tiba saja kenangan indah aku bersama adam
terlintas di benakku. Di keadaan aku yang
sakit hati sekarang, biasanya dia
menghiburku. Tapi kenapa ya? Adam setega
itu sama aku? Kenapa dia yang bikin aku
sakit hati seperti ini, salah aku apa? Aku
sama dia baik-baik ajah sebelumnya.

Oh iya, fanny itu anggung, cantik,


pintar merawat tubuh, sedangkan aku?
Dandan ajah aku malas sekali. Pantas saja,
adam akan lebih memilih fanny daripada aku.

“He din, bengong ajah. Nikmatin ajah


keindahan disini. Jangan mikirin sesuatu
yang nggak penting din. Apalagi adam,
lupain dia aku yakin kamu pantes dapat yang
lebih baik.” Saran ilham.

37
“Iya ilham, aku cuman butuh waktu buat
lupain semuanya doang. 5 bulan aku udah
bareng-bareng tapi nggak pacaran. Kamu
tenang ajah, jangan khawatir. Aku percaya
kok selama ada kamu pasti aku baik-baik
ajah.” Tegas ku ke ilham dan menyandarkan
kepalaku ke pundaknya.

“ Ilham, aku itu sejelek apa sih? Sampai


adam seperti gituh ke aku? Aku jelek banget
ya” Iya aku tau fanny lebih cantik dari aku,
tapi nggak gini kan caranya?” aku protes ke
ilham dan tanpa aku sadari air mata ku keluar
begitu saja tanpa ku suruh.

“Kamu cantik banget din, adam nggak liat


kecantikan kamu. Hanya orang-orang yang
mengerti kamu, dan mencintai kamu yang liat
itu. Menurut aku kamu sempurna, dan butuh
seseorang untuk menyempurnakan kamu

38
lebih baik dari ini. Aku yakin kamu dapat
yang lebih din” Saran ilham.

“Udah jangan nangis gituh, nanti aku juga


sedih.” Ilham merubah posisi duduknya dan
sekarang dia menghadap ke aku sambil
mengusap air mataku.

“ Makasih ilham, kamu sahabat terbaik aku.


Aku harap kamu nggak pernah di kecewain
seseorang, dan menemukan seseorang yang
bikin kamu selalu bahagia.” Aku menepuk
bahunya, dan berhenti menangis.

“Ahh jadi sok bijak gini sih kita beli es krim


yuk?” Ajak ilham.

“Iya- iya” ilham beranjak dari tempat


duduknya dan menghampiri tukang es krim
di seberang jalan.

39
Seharusnya aku bahagia saat ini,
mempunyai sahabat yang selalu ada buat aku.
Kenapa aku bersedih? Iya, adam pratama liat
aku akan melupakanmu selamanya!!!

“Aaaaaaa” aku berdiri lalu teriak sekencang


mungkin agar aku tenang, dan itu berhasil.
Aku kembli duduk dan melihat hp ku.

15 panggilan tak terjawab dari ririn bawel

Ririn kenapa menelpon ku? Pasti ada


sesuatu. Dengan cepat aku menelpon ririn
kembali.

“Haloo ririn?”

“ iya, halo din. Kamu dimana? Aku telepon


kok tidak diangkat?”

“Sorry aku lagi ngobrol sama ilham tadi.


Sekarang aku lagi di danau sama ilham.”

40
“Hah? Sama ilham? Ini udah jam 4 din.
Nanti kamu dicariin ibu , pulang ya. Ohh iya
ada berita penting!!” Ririn panik

“iya nanti pulang nunggu si ilham, berita


apa?”

“ Nanti aku jelasin kalau kerumah kamu.


Jadi kan ngerjain tugas bareng?”

“ Iya jadi, oke deh aku tunggu”

“ iya bye dinda”

“Iya bye”

Ririn mematikan telpon nya.

Aduh berita penting apa ya? Sampe


ririn panik gituh?

“Doorrr”teriak ilham yang hampir membuat


ku loncat.

41
“Hih, ngagetin ajah. Untung nggak loncat.”
Aku memukul badannya dan mengambil es
krimnya.

“Iya maaf, tadi siapa yang nelpon?” tanya


ilham.

“Cieee kepo ya? Ini dari ririn, nyuruh pulang


terus kata dia ada berita penting nggak tau
apan.” Kata ku sambil menjilat es krim.

“Hmmm, bentar aku liat hp dulu.” Kata


ilham. Ilham mengambil hp dari kantong
celananya dan melihatnya.

“ya allah, kurang ajar nih orang.” Ucap ilham


marah langsung berdiri dan menumpahkan es
krim membuat ku kaget.

“Kenapa ilham? Tanya ku berdiri dan melihat


hp nya.

42
Di sosial media ilham melihat post
nya adam yang tertulis

“Hahahaha, Berantem sama laki-laki


pengecut, dekat sama perempuan yang sok
jual mahal dan sok cantik? Buang-buang
waktu! @dinda” Kata adam

Maksud dia apa sih? Kenapa dia bikin


seperti itu? Dan kenapa dia tag aku? malas
deh. Ohh jadi ini mungkin yang di sebut
berita penting ririn tadi.

“Liat ajah besok, aku akan hajar dia


dilapangan. Biar dia tau siapa yang
pengecut!Aargghhh!!” Teriak ilham dan
melempar batu ke danau. Terlihat dimukanya
dia sangat marah. Wajar dia marah karena
laki-laki mana yang nggak marah saat mereka
di bilang pengecut?

43
“Udah ilham, diemin ajah. Kamu pemberani
kok, biarin si adam mau berbuat apa. Jangan
nyari masalah kita mau kelas 9.” Saran ku
dan mengelus punggung ilham. Ilham dan
aku pun kembali duduk. Dia membungkuk
dan menatap mataku dalam-dalam.

“Aku nggak mau kamu di giniin din” kata


ilham, lalu menunduk kan kepalanya.

Terlihat dari wajah dan sikap dia ke


aku, aku tau betul dia ingin menjagaku.

“Udah nggak apa-apa ilham. Latihan buat


masa depan biar nggak sakit hati kalau
diginiin. Udah, kita pulang ajah ya. Yuk”
ajak ku mendekati motornya dan memberikan
helm.

44
“Haha kamu bisa ajah bikin hati aku tenang
din. Ayo” kata ilham dan mengambil helm
yang ku berikan.

Aku pun naik motor ilham, ilham


sedikit berbisik.

“Jangan tinggalin aku, aku hilang arah tanpa


kamu.” Ucap ilham dan dia langsung tancap
gas.

Maksud dia apa? Jangan ninggalin?


Emang ku mau kemana? Apa jangan-jangan,
ilham suka sama aku?

BAB III
Dia adalah....

45
Dijalan aku dan ilham sama-sama
diam, aku masih memikirkan perkataan ilham
tadi. Apa benar aku akan meninggalkannya?
Tapi kemana?

“Ilham kamu”

“Udah kata-kata yang tadi nggak usah


dipikirin. Sekarang kita pulang, nanti aku
jelasin ke ibu kamu kenapa kita pulang telat.”
Jawabnya menenangkanku.

“Iya oke deh.” Jawabku tersenyum melihat


kaca spion dan dia pun tersenyum balik
melihatku.

Akhirnya kami pun sampai dirumah


ku, dan ibu sudah menunggu di teras. Entah
mengapa aku merasa bersalah karena tidak
mengabarinya. Aku turun dan berjalan
mendekat ke teras bersama ilham.

46
“Assalamualikum bu” Aku mengucap salam
lalu cium tangan ibu ku.

“Kemana ajah kak? Liat udah jam berapa


nih? Tanya aldy yang tiba-tiba muncul di
depan pintu.

“Eh kak ilham, masuk kak. Kita main ps mau


nggak?” Dan diikuti oleh alvaro.

“Ilham, dinda kamu habis dari mana? Sore


gini kok baru pulang?” Tanya ibu ku cemas.

“Anu bu kita”

“Dinda habis temanin ilham nyelesain


masalah ilham. Maaf ya tante, ilham nggak
minta izin tante dulu dan pulang sore.” Ilham
menjelaskan panjang lebar. Aku melihat
mukanya ternyata dia bisa serius juga ya.

47
“Iya bu, maaf bu dinda lupa mau minta izin
ke ibu.” Jawabku lembut dan memegang
tangan ibu.

“yaudah nggak apa-apa besok-besok kabarin


ibu dulu ya kalau mau kemana-mana ilham,
tante percaya kok sama kamu. Dinda juga
jangan sampai lupa ya, Ohh iya teman kamu
jadi ngerjain tugas kerumah? Tanya ibu.

“Iya jadi kok bu” Jawabku.

“Ohh iya bu, ilham izin pamit ya udah sore.


Nanti ilham kesini lagi ngerjain tugas.
Permisi tante.” Pamit ilham.

“Aduh, ilham segala buru-buru yaudah hati-


hati dijalan ya, salam sama ibu kamu kalau
udah pulang.”Kata ibu.

Ibu ku dan ibu nya ilham memang


sudah dekat, dan saling kenal. Aku jadi sedih

48
melihat ilham yang kurang perhatian dari
ibunya, bersyukur aku walaupun ibu kerja
sebagai guru perhatiannya padaku tak
berkurang. I LOVE YOU ibu, tanpa sadar
aku memeluk ibu dan melihat ilham pulang.

“Eh aldy,alvaro kalian nggak jadi kerja


kelompok?” Tanya ibu.

Wahh mereka kerja kelompok?


Tenang dong kali ini aku ngerjain tugas.

“Iya bu, jadi kok. Ini mau berangkat.” Jawab


aldy.

“Kalian mau kerja kelompok dimana?


Tumben sore-sore.”tanyaku.

“Iya kak, mau kerja kelompok pelajaran ipa


yaitu mencari tau kenapa langit warnanya
biru dan awan warnanya putih.” Jawab alvaro
dengan muka datarnya.

49
“Wihh keren dong, kakak boleh ikut nggak?”
tanyaku polos.

“Hahaha kakak kita ini otaknya gimana sih?


Seperti gitu ajah percaya ya nggak lah kak.
Kita mau bikin susunan acara buat pensi
akhir tahun.” Jelas aldy.

“Yaudah kita berangkat dulu ya bu.


Assalamualikum” pamit aldy dan alvaro.

“Iya, hati-hati ya kalau sudah selesai jam 8


telepon ayah, Ayah juga pulang jam segitu.
Kalian naik taksi online ajah ya. Ibu takut
kalau kalian naik motor.”Nasihat ibu.

“Siap bu” jawab mereka kompak.

Aldy dan alvaro pun pergi, aku dan


ibu langsung masuk kedalam dan aku
membersihkan diri. Setelah beres-beres diri
aku mengambil mukena dan menggelar

50
sejadah. Aku sholat ashar. Diujung sholat aku
berdoa agar aku menjadi lebih baik dari
sebelumnya.

Saat aku selesai menunaikan sholat


dan berdoa, bel rumah berbunyi. Aku pun
bergegas ke pintu.

Saat aku buka pintu ternyata.

“Dinda, lama banget sih bukanya. Sini aku


mau cerita.”

Iya ririn, dia langsung masuk dan duduk


disofa.

“Cerita apa rin? Kamu udah tau kan soal


adam?”

“Iya tau kenapa?”

51
“Ohh kalau udah tau mah nggak apa-apa,
semoga ilham nggak emosi ya. Ohh iya aku
lagi dekat nih sama seseorang.” Curhat Ririn

“Amiin, siapa?” tanya ku.

Tinggg tongggg

Aku pun kembali ke depan untuk


membuka pintu. Dan dia adalah ilham cepat
banget yaa.

“Maaf din, aku telat.” Kata ilham

“Nggak kok, duduk gih. Ohh iya kalian mau


minum apa?” tanya ku ke ririn dan ilham.

“Aku mau jus ya din” kata ririn.

“ Aku mau kamu gimana din?” ilham ngaco


kan.

52
“Apaan sih, sebentar ya aku bikinin.”
Jawabku.

Aku ke dapur dan membuatkan


minuman untuk mereka. Tapi aku masih
memikirkan perkataan ilham tadi. Ririn suka
jus alpukat, aku pun mengambil buah di
kulkas lalu membelah nya dan
memasukkannya ke dalam blender. Saat jus
mau aku masukkan ke gelas tiba-tiba.

“Doorr” ilham datang dan jusnya tumpah


sedikit.

“Ihh nyebelin deh” kataku dan mengambil


lab untuk membersihkannya.

“Maaf din, lagian kamu bengong sih. Kamu


tau kan aku mau minum apa?” Tanya ilham
sambil membantuku membersihkan sisa jus
dilantai.

53
“Iya kopi kan? Udah sana nanti aku kesana
kalau udah selesai. Nyebelin deh” jawabku
dengan nada tinggi sedikit.

“Iya galak” kata ilham dan mencubit pipiku.

Ilham pun pergi dan aku membuat


kopi untuk ilham itu. Selesai membuatnya
aku kembali ke ruang tamu untuk
mendengarkan curhatan ririn.

“Nih udah” kataku

“yeayy” kata ririn dan minum jus itu.

“Buruan ceritain dong, lagi dekat sama


siapa?” Tanya ku penasaran ke ririn, karena
selama ini ririn selalu sendiri.

“Hah? Ririn lagi dekat?” Ilham shok.

Tinggg tonggg

54
Bel rumah ku berbunyi lagi dan aku
membukakan pintu, ternyata yang datang
adalah dedi.

“Assalamualikum, sorry telat. Ini aku bawain


martabak, aku tau kalian pada lapar” Dedi
duduk disamping ilham dan menyimpan
martabak itu di atas meja.

“ Lanjutin rin” kataku

“Nanti ajah di chat din, malas ada dedi” kata


ririn dengan nada bercanda.

“Nyebelin kamu” Kata ilham.

“Yaudah kita belajar dari mana?” tanya dedi.

“Dari sini ajah” jawab ilham sambil


mengambil buku matematika.

Malam itu malam yang sangat


khusyuk mengerjakan soal, dan baru kali ini

55
benar-benar belajar sama mereka. Mereka
pulang jam 9 malam, aldy dan alvaro sudah
pulang dari jam 8.

Pagi ini aku bergegas ke sekolah seperti hari-


hari biasanya. Bedanya nggak ada adam ajah,
ngapain aku mikirin dia sih?. Hari ini aku
nggak telat bangun, ya karena aku langsung
tidur. Hari ini aku diantar oleh ayah, dan saat
aku memasuki gerbang ada seseorang yang
memegang tangan ku.

Aku menoleh.

Dan dia adalah...

ADAM PRATAMA

“Lepasin ihh, apa-apaan sih kamu?” kata ku


dan berusaha melepaskan genggaman adam.

56
“Nggak, aku nggak akan lepasin kamu. Sini
ikut aku.” Adam memaksaku.

Genggaman tangan nya sangat kuat


membuatku harus nurut dan ikut dia. Dan aku
dibawa ke tempat yang baru aku lihat, di
belakang sekolah ternyata ada taman dan
adam membawaku kesana.

“Lepasin, ngapain kesini?” Teriakku dan


melepaskan genggaman adam.

“Iya, sorry aku megang tangan kamu terlalu


keras. Aku mau ngasih kamu sesuatu,
tentang...”

“Apa? Tentang apa? Fanny? Kamu pacaran


kan sama dia? Yaudah aku udah ikhlasin kok,
nggak usah diperpanjang.” Jawabku singkat
dan pergi.

57
“Tunggu!” adam mengejar dan manarik
tanganku.

Matanya menatap mataku, aku tiba-


tiba melihat matanya seakan ingin
mengungkapkan sesuatu yang penting.

“Oke, lepasin tangan aku. Kamu mau apa?”

“Aku mau kamu dengarin penjelasan aku,


tentang semuanya.”adam memohon.

Aku bingung, benar-benar bingung.


Aku melihat jam tanganku dan jarum jam
menunjukkan pukul 06:30 aku harus ke kelas.

“Hmm, nanti pulang sekolah. Ini bel mau


berbunyi, aku masuk dulu, terserah kamu
mau disini atau dimana. Bye” Aku berlari
meninggalkan adam di taman belakang
sekolah.

58
Sebenarnya apa sih yang mau dibicarain
sama adam?

“Dinda”

Siapa sih?, aku pun menoleh.

“Ehh ilham, kemana ajah kamu? Baru


datang?

“Harus nya aku nanya gituh. Aku nyariin


kamu sekeliling sekolah kamu nggak ada.
Kamu kemana?” tanya ilham khawatir.

“Sorry ilham, aku tadi dibawah adam ke


taman belakang sekolah. Aku baru tau disana
ada taman.”jawabku sambil jalan ke kelas.

“Jadi? Kamu dibawa adam kesana? Kenapa


kamu nggak bilang din?” Memegang badan
ku, dan sekarang kami berhadapan.

59
“Lepasin. Emang kenapa ilham? Kok kamu
panik gituh?” jawabku sambil duduk dikelas.

“Nih din, adam itu hilang setelah kejadian dia


pacaran sama fanny dan dikeluarin dari OSIS.
Jarang masuk sekolah, dan aku dengar-
dengar mamanya sakit. Dan kamu bilang
kamu ditarik tangannya sama dia? Ya aku
syok lah” jawab ilham yang duduk
disampingku.

Jadi, tadi mungkin dia mau cerita itu?


Aku harus temui dia pulang sekolah.

“Nanti kamu mau kan ilham, temanin aku


ketemu adam? Aku takut kalau sendirian.”

“Tenang aku pasti temanin kamu dan selalu


jagain kamu dari orang-orang yang mau
nyakitin kamu” kata ilham dan sambil

60
merangkul dan mengedipkan matanya yang
genit itu.

Apa benar yang dibilang sama ilham?


Adam kenapa? Fanny kemana? Kok dia
nggak ada waktu adam seperti gituh?

Pelajaran pertama bahasa indonesia,


belajar menjawab soal-soal ujian kenaikan
kelas tahun lalu. Pikiran ku terbelah kemana-
mana antara ke adam, dan ke soal bahasa
indonesia.

Kriiinnngggggg

Bel istirahat berbunyi, aku mengambil


hp ku dan chat adam untuk ketemu nanti
pulang sekolah. Tiba-tiba seorang perempuan
datang menghampiri mejaku.

“Kak, boleh minta nomor nya nggak?”


perempuan itu bertanya.

61
“ Ohh iya, 085212918313 nih ya. Buat apa?”

“Makasih kak” perempuan itu lari keluar


kelasku.

Untuk adam

Nanti pulang sekolah ketemu di tempat tadi


ya. Aku tunggu.

Selesai chat adam aku menyimpan hp


di kantong dan bergegas ke kantin. Ilham dan
dedi udah duluan pasti, dan ririn nggak
masuk sekolah.

Assalamualikum

Nomor siapa ini? Apa nomor adek


kelas perempuan yang tadi? Sudahlah aku
balas saja.

Waalaikum salam.siapa ini?

62
Aku membalas pesan sambil berjalan
ke kantin untuk membeli bakso, dan dia
membalas lagi.

Afwan ana ganggu. Nama ana Azhar


awaludin dari kelas sebelah

Duh dia ngomong apa sih Ana? Saya kali ya?


Afwan itu apa?

Iya nggak apa-apa , kamu dapat nomor aku


darimana?

Dari teman, lagi apa?

Apaan sih ini orang.

“Dinda” Sapa ilham yang merangkul dan


duduk di sampingku. Aku yang lagi badmood
jadi nambah badmood.

63
“Apaan sih ilham lepasin, aku lapar ambilin
bakso .” aku meminta ilham dan mengetik
pesan ke laki-laki yang baru saja chat aku.

“Coba sini, aku lihat ada apa yang bisa bikin


kamu badmood.” Ilham mengambil hp ku.

“ Sini ilham” Aku berusaha merebutnya


tapi...

“Bentar dinda” kata ilham dan melihat hp ku,


dan ekspresi dia datar

“Ohh nih aku balikin, aku ambil bakso


kamuya” jawabnya dan pergi untuk
mengambil bakso ku yang sama sekali belum
aku pesan, maaf ilham.

Kok muka dia datar gituh ya? Nanti


aku tanya ajah dia kenal nggak sama laki-laki
aneh itu.

64
“Ini bakso kamu. Ini pake uang aku nanti
kamu ganti.” Kata ilham dan menyimpan
bakso di depanku.

“Iya bawel, kamu kenal sama yang tadi yang


chat aku?” aku bertanya ke ilham.

“Gimana ya?” jawab ilham dengan muka


yang tau siapa azhar ini.

“Kenal nggak ilham?” tanya ku yang makin


penasaran.

“Hmm, iya” Jawab ilham.

“Aku nggak tau din, udah makan baksonya”


Jawab ilham dan duduk disampingku.

Aku kira ilham akan jawab iya aku


tau, nyebelin.

“Kamu nyebelin, aku kira kamu tau”

65
Kriiinnngggggg

Bel masuk sekolah pun berbunyi, aku


dan ilham beranjak dari tempat duduk untuk
kembali ke kelas.

“Ada pr nggak sih?” tanya ilham. Nih orang


dirumah belajar nggak sih? Kok nanya pr
baru sekarang?

“Nggak ada ilham, lagian kalau ada juga


heboh di kelas. Ayo ke kelas”aku
mengajaknya

Saat aku ingin ke kelas ada


perempuan yang menghapiri ku. Dia
perempuan yang tadi minta nomor aku.

“Kak, ini dari fans kakak” kata perempuan itu


dan kasih aku es krim cokelat kesukaanku.
Fans mana? Sejak kapan aku punya fans.

66
“Maksud kamu siapa dek?” aku bertanya
penasaran. Dan dia menunjuk ke arah sebelah
kelas ku.

Dan dia menunjuk laki-laki putih,


tinggi, rambut berponi, memakai seragam
sekolah dan jaket yang membuat
ketampanannya 100%.

BAB IV

Dan dia ......

“Maaf ya aku minta nomor kamu lewat teman


ku.” Ucapnya dan mendekatiku. Bau farfum
yang khas keluar dari tubuh nya saat

67
mendekatiku. Postur tubuh yang ideal dan
rambut yang berponi sangan aku suka.

“Iya, kamu? Azhar?” tanya ku hati- hati


jangan sampai salah orang pasti malu.

“ Iya.” Jawabnya dan menggaruk kepalanya.

“Nanti pulang aku anterin ya, tenang ajah


nggak di bawa kemana-mana kok langsung
pulang. Mau nggak?”tanya Azhar.

Mau sih tapi ilham kasian pulang


sendiri, nggak apa-apa deh Cuma sekali.

“Oke, masuk kelas dulu” jawabku.

“Iya” jawabnya tersenyum manis membuat


jantungku berdegup tidak normal dan
meninggalkan aku.

Wajahku jika digambarkan mungkin


merah dengan senyuman yang terus

68
mengembang. Aku duduk dan sedikit
membayangkan bagaimana jika aku
dengannya mempunyai hubungan? Pasti aku
sangat bahagia. Dari wajahnya dia tampan,
perilakunya juga baik, dia kelas 7 kenapa dia
adik kelas, tapi kalau cinta nggak apa-apa.
Setelah pertemuan dan perkenalan yang
singkat tadi, aku langsung menyimpan nomor
nya.

“ Jangan macam-macam dulu namanya, nanti


dikira suka.

Hp aku bergetar

Azhar

Nanti sebelum pulang, aku mau sholat ashar


dulu boleh?

Dinda

69
Iya boleh dong, oke see you

“Woyyy”Teriak ilham.

“Apaan sih ilham, nggak usah kencang-


kencang aku dengar. Kenapa?”

“Kan takutnya kamu nggak dengar din.


Sorry, nanti pulang sekolah ikut aku ya. Beli
buku” Ilham mengajakku dan duduk
disampingku.

“Nggak ilham, kamu sama dedi ajah. Aku


mau bareng teman kerumah ririn jenguk dia.”
Jawabku dan pastinya aku berbohong, tapi
karena bawa-bawa ririn aku harus kerumahna
agar dia percaya.

“Ohh kalau gituh aku juga ikut, kok bisa ya


anak itu sakit?” Kata ilham.

70
Aduh kenapa dia ikut sih? Harus alasan apa
lagi ya?

“Nggak ilham jangan, kata ririn dia mau


dijenguk aku ajah. Katanya kalau banyak-
banyak orang nggak bagus buat kesehatan
dia.” Jawabku berbohong.

“Ya ampun din. Paling tuh anak cuman


masuk angin nggak yang parah-parah ini.”
Jawab ilham dan mengambil hp ku.

“Coba aku chat dia?” Aku dengan cepat


mengambil hp ku kembali.

“Udah buat aku ajah, kamu jangan ikut”


Jawab ku dengan nada suara agak sedikit
emosi.

Ririn

71
Rin, aku mau jenguk kamu. Jangan ajak
ilham ya.

“Udah, sabar ya”

“ Kamu kenapa sih din? Tumbenan nggak


mau di ambil hp nya. Ada apaan?” tanya
ilham dan melihat hp ku.

“Nggak ada apa-apa ilham, aku hanya senang


ajah.” Jawabku dan tersenyum
membayangkan wajah azhar yang ganteng
tadi.

“Senyum-senyum sendiri seperti orang gila”


Ledek ilham.

“Kamu tuh ilham, gila. “ jawabku sambil


mendorong tubuh ilham.

“Iya din maaf .” jawabnya dan mengelus


kepalaku.

72
Hp aku bergetar.

Ririn

Oke, lagian kata dokter yang jenguk aku


maksiml 2 orang. See you dindan

Dinda

Iya ririn see you to

“Tuh ilham lihat, kata ririn maksimal 2 orang


yang jenguk dia. Kamu jangan ikut.”jawabku
dan menunjukkan pesan ririn.

“Emang kamu sama siapa?” kata ilham


dengan santai.

“Sama teman, Udah kamu duduk di tempat


kamu. Bentar lagi bel bunyi” Jawab ku yang
agak sedikit kesal.

73
“Yaudah, kali ini kamu pergi sendiri. Aku
harus pergi beli buku. Remedial agama islam
soalnya di suruh beli buku. Oke see you
tomorrow din” Jawab ilham dan duduk di
tempat duduknya.

Ahh senang banget dehkalau seperti


ini didukung semuanya. Makasih ya allah,
Aku harus chat ibu agar dia nggak khawatir.

Ibu

“Bu, dinda pulang telat mau jenguk ririn


sakit”

Ibu

Iya sayang, hati-hati ya salam buat ilham.


Bawa motornya jangan ngebut-ngebut.

Dinda

Iya bu

74
Kriiinnnggggg

Bel masuk berbunyi dan aku pun


melanjutkan pelajaran disekolah dengan
penuh semangat.

“Tok Tok”

Seorang lelaki mengetuk pintu kelas.


Aku melihatnya sekilas dan melanjutkan
mencatat materi.

“Iya kenapa? Ohh sebentar ya” Jawab ibu


eva.

“Dinda. Ada yang nyari kamu nih” Teriak ibu


eva dari depan pintu.

“Iya bu” Aku pun bangkit dari tempat duduk


menuju pintu kelas.Semakin aku mendekat
semakin jelas seorang laki-laki membawa tas

75
yang tadi mengetuk pintu. Ternyata laki-laki
itu azhar.

“Iya kenapa?”

“Maaf banget din, aku nggak bisa antar kamu


pulang. Maaf ya din aku pamit
Assalamualikum” Pamitnya dan berlari
menuju gerbang sekolah.

Laki-laki apa sih dia? Sekarang aku


gimana? Kerumah dini nya sama siapa?

“Iya waalaikumsalam” jawabku dan langsung


masuk kembali ke dalam kelas untuk
melanjutkan pelajaran.

Udah nolak sahabat, nipu ilham, udah


izin sama ibu, ehh malah nggak jadi, dan
laki-laki macam apa dia janji mau anterin
pulang malah nggak jadi. Emang kenapa sih?
Ada apa? .

76
Kriiiinnnggggg

Bel pulang berbunyi. Aku bingung


harus apa? Dan kemana? Nggak mungkin kan
nggak jadi kerumah ririn?

“Din, aku pulang dulun ya?” tanya ilham.

Bilang nggak ya? Tapi kan malu.

“Iya” jawabku bete

“Kenapa? Kok muka kamu bete gituh?”


Tanya ilham dan duduk disamping ku.

“ Nggak apa-apa.Kamu duluan ajah, katanya


mau pergi beli buku. Aku nggak apa-apa
kok.” Jawabku agak sedikit cuek dan
memainkan hp ku.

“Ded, kamu pulang duluan ajah. Ke tokoh


buku nya nanti malam ya.” Kata ilham ke
dedi.

77
“Oke, aku kerumah kamu nanti malam. Bye
dinda manja.” Pamit dedi.

“Apaan sih” jawabku agak sedikit teriak.

“Din, kamu kenapa? Baru kali ini aku lihat


muka kamu se bete itu.” Tanya ilham sambil
menatap muka ku.

“Nggak apa-apa, kamu pulang ajah. Kenapa


harus nanti malam?” ucap ku sambil
mengambil tas.

“Din tunggu.” Kata ilham dan memegang


tangan ku.

“Ada yang aneh dari kamu, muka kamu bete


kesal gituh. Mau aku beliin minum?” tanya
ilham.

78
Gimana ya? Sahabat aku yang satu ini
memang peka bangat kalau aku lagi kenapa-
kenapa, ilham jadi pengen nangis.

“Nggak apa-apa ilham. Kamu pulang ajah.”


Jawabku.

“jadi kerumah ririn? Atau mau aku antar?”


tanya ilham.

Gimana dong? Masa nggak jadi


kerumah ririn? Yaudah deh. Malu bangat.

“Iya” jawabku sambil keluar kelas menuju


parkiran.

Selama di perjalanan, aku dan ilham


hanya diam. Dikepala aku terus berpikir
tentang azhar yang tadi tiba-tiba pulang.
Kenapa ya? Kok buru-buru banget? Ada
apa?.

79
“Kita sudah sampai.” Teriak ilham.

“Iya ilham, nggak usah teriak-teriak”ucapku


dan turun dari motor ilham menuju pintu
rumah ririn.

Saat aku turun ilham menarik tangan


ku dan kami berhadapan.

BAB V

Kok ilham ganteng ya? Kenapa aku baru


sadar? Kok aku jadi mikirin ilham?

“Kenapa ilham” Tanya ku ragu dan mata


ilham terus menatapku. Jujur baru kali ini
ditatap serius bangat sama ilham. Padahal
kita sahabatan sudah dari SD.

80
“Jangan sedih, Aku nggak suka lihat kamu
seperti ini. Kasih tau aku kamu kenapa?” kata
ilham yang terus menatapku dengan serius.

“Yaelah ilham, aku nggak apa-apa. Ayo


masuk”kataku dan menarik tanya ilham yang
dari tadi masih memegang tanganku.

Aku mengetuk pintu dan memencet bel


rumah ririn.

Tok tok

“Assalamualikum, ririn” Hening.

“Aku chat ririn dulu” kata ilham.

Ririn kemana ya? Udah berapa kali


ucap salam nggak ada yang jawab. Lama
kelamaan ada juga yamg jawab.

“ Waalaikum salam”kata pembantu di rumah


ririn.

81
“Ririn nya kemana bi?” tanya ku ke
pembantu ririn.

“Ehh mbak dinda, ada di kamar masuk ajah”


kata pembantu itu dan menyuruh ku dan
ilham masuk.

Kamar ririn berada di lantai 2, ayah


dan ibu ririn agak sibuk dikantornya sehingga
aku sering ke rumahnya hanya sekedar
menemani atau curhat. Aku selalu bercerita
dengannya apapun, aku ingin menceritakan
tentang azhar ke ririn juga. Sesampainya
dikamar ririn, aku melihat dia berbaring
sambil minum susu. Ririn pucat, dia sakit
types kata dokter. Dia ini memang sedikit
nakal, makan sembarngan, udah malas
makan.

“Ririn” aku teriak dan memeluk ririn.

82
“Dinda, badan kamu makin berat ajah sakit
nih”kata ririn dengan nada bercanda.

“Ihhh ririn mah. Udah enakan badannya?”


tanyaku ke ririn khawatir.

“Alhamdulillah, katanya nggak ajak ilham


din? Kok dia ada disini?” Tanya ririn curiga.

“Kenapa? Kamu nggak suka aku


disini?”tanya ilham.

“Jadi begini rin” aku menceritakan semuanya


kepada ririn. Dan aku lupa bahwa disana ada
ilham. Aku sediit mengerluarkan air mata,
karena kesal.

“Begitu ya? Tapi sebentar, kamu kok jadi


baperan seperti ini sih? Kamu suka azhar
din?” Tanya ririn dengan nada di pelankan.

83
“Kalau kata aku sih dinda suka sama si azhar
itu. Sampai nggak mau cerita sama aku” Kata
ilham yang mendengarkan percakapan ku
dengan ririn.

Aku nggak bisa cerita ke ilham, tapi


ilham itu emosional jadi aku nggak mau
cerita sama dia. Takut ilham apa-apain si
azhar ini.

“Kenapa kamu nggak cerita sama aku ajah


dinda?” tanya ilham.

“Nggak kok, sama kamu nggak benar” Jawab


ku.

“Yudah kamu chat azhar ajah kenapa dia


seperti itu?” kata ririn.

Benar kata ririn. Tapi kan masa cewek


chat duluan. Dia juga bukan siapa-siapa aku.

84
“Jangan din, nanti dia senang di cariin kamu”
kata ilham.

“Nggak deh rin, aku mau dia yang jelasin


semuanya” Jawabku sambil menundukkan
kepala sedikit.

Aku melihat jam menunjukkan jam 4


sore dan memasuki waktu shalat ashar.

“Rin, aku mau numpang shalat ashar” aku


meminta ke ririn.

“Yaelah, biasanya langsung shalat. Kamu tau


kan kamar mandi dimana. Nggak tau juga
aku peluk kamu” kata ririn.

“Jangan lah, aku ajah yang meluk” kata ilham


yang nyebelin.

“Aku juga mau shalat, ada masjid kan di


dekat sini?” tanya ilham ke ririn.

85
“Iya ada ilham, di belakang rumah aku” kata
ririn.

Ilham pun beranjak dari kamar ririn


menuju masjid untuk shalat ashar. Aku pun
beranjak mengambil air wudhu di kamar
mandi dan shalat. Aku berdoa kepada
ALLAH untuk menyelesaikan masalah adam
dan segera mengetahui alasan azhar. Tak lupa
aku pun berdoa untuk orang-orang yang aku
sayangi. Amiin.Setelah shalat hati aku lebih
tenang. Tidak seperti tadi yang kesal,dan
khawatir.

“Din kamu tau nggak?” tanya ririn.

“Nggak tau” Jawabku sambil melipat


mukena.

“Dengarin dulu, aku mau kasih tau sesuatu.


Aku lagi dekat sama cowok namanya dito

86
orang makassar sama seperti aku, dia baik,
dia sayang sama aku dan aku juga suka sama
dia.” Ririn menceritakan panjang lebar.
Sambil ririn menceritakan gebetannya, aku
menatap ke jendela kamar ririn yang
memperlihatkan masjid yang sangat indah.

Tidak lama kemudian keluar laki-laki


putih, pake baju koko gamis putih, peci putih,
dan sepertinya aku mengenalnya. Saat dia
melihat ke atas, itu kan? Azhar.

Iya itu azhar, aku yakin banget. Dia


tinggal disini? Atau bagaimana? Aku
langsung turun dari kamar ririn, tapi sayang
saat aku membuka pintu ada ilham disana.

“Mau kemana kamu?” Tanya ilham di depan


pintu.

87
“Mau kebawah lah, masa mau keloteng”
jawabku seenaknya dan menabrak badan
ilham agar aku dapat turun. Aku membuka
pintu rumah ririn, dan berdiri di halamannya.
Berharap azhar lewat disini.

5 menit berlalu aku tetap menunggu


azhar, apa aku salah lihat? Tapi benar itu
azhar. Tak terasa hampir setengah jam aku
dihalaman rumah ririn. Tidak ada tanda-tanda
azhar lewat disini, paling hanya tetangga-
tetangga ririn. Aku pun memutuskan untuk
masuk kembali ke kamar ririn. Saat aku
membuka pintu.

“Dinda” teriak seseorang di sebrang jalan.


Aku merasa ada seseorang yang memanggil
namaku , aku menengok untuk melihat siapa
yang memanggil ternyata azhar, benar

88
dugaanku dia ada di masjid tadi, hatiku legah
melihatnya.

“Iya sini ajah” Teriakku dan melambaikan


tangan mengisyaratkan untuk menghapiriku.
Azhar pun telah berada di depanku.

“Maaf ya, tadi aku tinggalin kamu dan nggak


antar kamu pulang.”kata azhar.

“udah sini masuk duduk dulu, mau dijelasin


di dalam ?” tanyaku memotong ucapan azhar.

Azhar pun mengangguk, aku dan


azhar masuk kedalam dan berbicara di ruang
tamu rumah ririn.

“Ini rumah kamu?” tanya azhar.

“Bukan, ini rumah ririn teman aku. Sebentar


ya aku buat minum dulu” aku menawarkan

89
dan langsung berlari ke lantai dua untuk
memberitahu ririn dan ilham.

Aku membuka pintu kamar ririn


dengan nafas yang tidak beraturan.

“Rin, di ruang tamu ada azhar. Tadi


kebetulan dia lewat rumah kamu. Ketemu
yuk”aku mengajaknya. Aku nggak enak sama
ririn, dia yang punya rumah aku yang terima
tamu.

“Hah oke aku ganti baju dulu din” kata ririn


kaget dan langsung mengambil baju.

“Oke, aku mau kedapur dulu buat minuman”


jawabku ke ririn dan keluar kamar ririn.

“Hebat juga si azhar , dia tau kamu ada


disini.” Kata ilham.

90
“Aku mau ketemu dia” ucap ilham meledek,
dan langsung berjalan melewatiku dengan
tatapan sinis.

Aku langsung berlari ke dapur ririn,


dan melihat-lihat sesuatu dikulkas ririn.
Semoga ada sesuatu disana yang dapat aku
jadikan minuman. Alhamdulillah ada buah
alpukat.aku buat jus ajah semoga dia suka.
Aku membelah buah alpukat tersebut lalu
membuang bijinya dan blender. Tidak butuh
waktu lama, 4 gelas jus alpukat sudah jadi.

Aku pun bergegas keruang tamu


untuk memberikan minum ke mereka.
Diruang tamu sudah ada ilham, ririn, dan
azhar. Aku lihat dari muka azhar sepertinya
takut sama ilham.

“Nih silahkan minum, maaf ya lama” kataku


dan menyimpan gelas di atas meja. Aku

91
melirik ke ilham, ternyata ilhm masih sinis
seperti tadi.

“Aku ke dapur dulu ya”kata ku.

Setelah dari dapur aku bergegas ke


ruang tamu untuk bicara dengan mereka.
Sesampai di ruang tamu aku melihan ririn
dan azhar dengan muka tegang. Aku
mengisyaratkan mata ku ke ririn seolah
bertanya ada apa? Ririn pun menggelengkan
kepalanya. Dan aku rmelihat ke ilham yang
wajahnya sedang memerah seperti menahan
amarah.

“Kenapa ilham? Muka kamu merah? Nggak


sopan tau, dia kan adek kelas kamu” kata ku.

a“Tanya ajah sama dia mau ngapain kesini?”


jawab ilham kemudian memalingkan
mukanya ke arah yang berlawanan.

92
“Azhar kenapa? Aku memberanikan diri
untuk bertanya kepada azhar.

“Iya jadi, aku mau jelasin kenapa aku


tinggalin kamu waktu itu dan nggak jadi antar
kamu pulang.” Kata azhar

“Iya terus kenapa? Kok muka teman-teman


aku jadi marah begini.”kata ku.

“Iya, karena aku antarin ibu ku ke dokter,


mendadak hari ini, maaf ya”kata azhar.

“Iya nggak apa-apa” kata ku.

Ilham memukul meja.

“Bohong dia din jangan percaya” ilham


membentak dan berdiri menghampiri azhar.

“Dia bohongi kamu din, dia nggak pergi antar


ibunya ke dokter. Dia itu jalan sama cewek

93
lain din” kata ilham dengan nada tinggi dan
menunjuk-nunjuk azhar.

Apa yang ilham bilang benar? Jadi itu


alasannya dia ninggalin aku begitu saja? Aku
kecewa.

“Oke cukup, azhar silahkan pintu keluar ada


disana. Makasih” kata ku dan berlari ke
kamar ririn, dengan air mata yang ku tahan.

Sesampai dikamar ririn aku menangis


dan menutup pintu kamar ririn. Kalau ilham
sampai semarah itu, nggak mungkin dia
bohong. Sebenarnya ada apa ini?

Tok tok seseorang mengetuk pintu kamar


ririn.

“Aku nggak mau diganggu” aku teriak.

94
“Ibu cari kamu dinda, ayo pulang.” Suara
lembut itu sangat aku kenal. Dia ilham, aku
melihat jam yang menunjukkan pukul 17:25
sudah sangat sore.

Aku pun membersihkan muka ku


yang sangat berantakan dan mengambil air
wudhu, aku yakin semuanya akan baik-baik
saja. Aku membuka pintu kamar dan benar
saja ada ilham didepan pintu dengan muka
cemas, taku dan khawatir.

“Kamu nggak apa-apa kan” aku memeluk


ilham.

“Azhar kemana ilham? Kenapa dia jahat?”

“Udah kamu jangan menangis. Masa cantik-


cantik nangis?” ilham menenangkan ku dan
mengelus kepala ku dan memegang muka ku.

95
Mata ku dan mata ilham bertemu.
Tenang rasanya melihat ilham yang seperti
ini, tidak seperti sebelumnya.

Aku merasakan nyaman dan aman di


dekat ilham. Aku suka ilham? Itu benar, tapi
nggak mungkin aku bilang itu ke ilham. Jujur
ilham selalu ada kapan pun, dimana pun, dan
bagaimana pun keadaan aku dia selalu setia
menemani. Aku berharap suatu saat dia juga
suka sama aku, tapi selera ilham bukan aku.
Kalau memang ilham suka aku, dia pasti
bilang dari dulu . jadi untuk saat ini aku mau
perlahan-lahan hilangin perasaan ini. Aku
nggak mau merasakan sakit hati yang
berlebihan jika harapanku tak sesuai dengan
kenyataan.

96
Biografi penulis

SRI NOVITA. A atau


sering dipanggil Novi
adalah mahasiswa
semester 1 fakultas
teknik jurusan
Pendidikan Vokasional
Mekatronika di
Universitas Negeri Makassar (UNM). Lahir
di Patobong, Kab. Pinrang pada tanggal 05
juli 2001, dari pasangan Abbas M dengan
Nur Aeni H. Pajo. Kehidupan novi di Pinrang
Terbilang sangat sederhana. Ayah yang
bekerja sebagai petani dan ibu yang bekerja
sebagai pengurus rumah tangga.

97
Ketika berusia 5 tahun, dia memulai
pendidikan di TK satu atap impres 164
Patobong, Kab. Pinrang. Kemudian setelah
lulus 2007, dia melanjutkan pendidikan
Sekolah Dasar di SDN 56 Patobong, Kab.
Pinrang. Setelah lulus Sekolah Dasar pada
tahun 2013, novi melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi di SMPN 3 Mattiro
Sempe, Kab. Pinrang. Pada tahun 2016 novi
melanjutkan pendidikan di SMAN 3 Pinrang
dan mengambil jurusan ipa.

98

Anda mungkin juga menyukai