Anda di halaman 1dari 4

Prolog

“ Veera…ayo cepetan keburu telat nih” teriak dania, Dania Alexandra, sahabat baiknya
Sovranita aghnia veera atau yang kerab disapa veera.

“ iya atuh, sabar dikit bisa ga? Santai aja kali..” sahut veera yang masih asik berkaca, melihat-
lihat penampilan dirinya.

“ ya Allah, mau santai gimana sih, orang udah pada sepi noh, mau kena hukuman lagi? Ishh..
ayo ahh..” cetus dania, kesal.

“ iya deh, udahan ni.. ehh bentar” ucap veera, memikirkan sesuatu.

“ apaan lagii veeraaaa…?” jawab dania yang kini semakin sebal.

“ udah cantik belom, hehe…” Tanya veera sambil cengengesan.

“ auuah,gelap!” jawab dania singkat dan pergi keluar dari kamar veera.

“ atuh ihh..tungguin!!” seru veera mengejar dania yang hampir jauh.

Sore itu seluruh santri Ma’had Al-‘Ayni berangkat dengan rapih menuju masjid untuk
melaksanakan shalat maghrib dan isya’ serta tahfidz berjama’ah. Seperti hari-hari biasanya veera
dan dania selalu berangkat paling akhir. Mereka berdua berjalan dengan cepat, kadang lari-lari
kecil untuk mempercepat jalan.

“ dan.. pelan-pelan dong, lelah lah akuu..” ucap veera tertatih-tatih mengejar dania yang sudah
jauh darinya.

Dania tidak menghiraukan sahabatnya yang lambat itu, dia terus saja berjalan dengan ligat.
Sampai pada saat tiba didepan masjid, dania dan veera telah dihadang oleh para senior yang
menjaga ketertiban serta kedisipinan para santri.

“ eh,eh,eh..ada mangsa setia nih..” sindir salah satu dari kawanan senior itu. Vika namanya.

“ aduh… gimana nih dan, kena lagi..” bisik veera pelan. Menunduk, takut.

“ kok bisa telat mulu sih? Ga tau waktu apa? Punya jam kan? Apa cuman pajangan ditangan
doang itu jam?” Tanya ghina, senior ketua kedisiplinan itu, dengan nada tinggi.

“ iya kak, maap, tadi…” ucap dania dan veera bersamaan, belum selesai mereka berbicara, telah
dipotong oleh euis, senior yang terkenal paling galak seantero santri.

“ iya kak meep, IYA KAK MEEP, TADII! TADII!!!, alesan mulu, udah jadi kebiasaan kan, ga
disiplin, mau seenaknya aja, udah ada aturan tuh ikutin! Seenak jidat bae!” sahut euis dari
kejauhan dan kini telah berada dihadapan wajah mereka berdua, berteriak keras.
Setelah sekian panjangnya celotehan para senior yang mereka berdua dengarkan, akhirnya
mereka dikenakan tarbiyah. Berupa sanksi atas apa yang telah mereka lakukan karena tidak taat
aturan. Mereka berdua, dania dan veera memang telah dikenal oleh para senior yang ada karena
sering indispiliner. Dan hampir tiap hari seperti itu.

“ allahu akbar allahu akbar…” adzan maghrib telah berkumandang.

Seluruh santri dan civitas yang berada di masjidpun melaksanakan shalat maghrib berjama’ah
dengan tertib dan khusyu’. Setelah melaksanakan shalat maghrib dan isya berjama’ah serta
tahfidz al-qur’an, para santri kini dipersilahkan untuk kembali ke asrama masing-masing.

Selama perjalanan pulang menuju asrama nisa’, khusus untuk santri putri. Dania dan veera
seperti biasanya pula selalu memperbincangkan sang imam shalat, ya para santri putra lah yang
menjadi imam shalat, maka dari itu para santri putra yang telah menjadi imam shalat di masjid
seketika menjadi banyak yang ngefans.

Veera pernah jatuh hati pada santri putra yang bernama Mumtaz, suaranya merdu dan pastinya
memiliki wajah yang rupawan. Akhlaknya pun membuat veera makin terpesona pada dirinya.
Kalau dania, dia sepertinya masih mencari-cari sosok yang pantas untuk singgah dihatinya. Akan
tetapi, dania itu seperti mengaggumi setiap santri putra yang menjadi imam shalat jama’ah.
Sungguh tamak.

“ eh veer, tadi kira-kira siapa ya imamnya? Aku ga sempet ngeliat tau..” tanya dania dengan
nada penuh semangat.

“ hah? Mana ane tauu, udah tau temen ente yang ini pendek, pastinya ga bakal keliatan
lah,gimana sih dan!” jawab veera dengan ketus.

“ ya udah iyaa, santai aja kali mbak. Lagian ente juga kaga pendek-pendek amat tuh hahaa..”
ujar dania sambil tertawa.

“ ishh.. masa sih?” batin veera

“ eh dan, kamu besok mau ke perpustakaan ga? Aku mau cari sesuatu nih…please..” ucap
veera.

“ hmm..ada apa nih? Tumben minta ke perpus duluan. Tapi yaudah okedeh” ujar dania.
Tersenyum.


Awal jumpa
Malam berganti pagi, pagi pun berganti siang. Dania dan veera kini telah siap menuju
perpustakaan yang letaknya tak begitu jauh dari asrama mereka.

“ woi veera, kamu kenapa sih tiba-tiba pengen ke perpus? Kesambet apa hah?” Tanya dania
penasaran.

“ kenapa ya? Aku juga heran ama diri aku sendiri, mungkin gegara kemaren liat calon imam
kali ya.. hahaaa” jawab veera malu-malu. Tertawa.

“ hadeuhh..mulai nih termumtaz mumtaz dia” ujar dania sebal.

Veera hanya terkekeh saat dania berkata seperti itu dan di sepanjang perjalanan dia tak henti-
hentinya tersenyum.

“ Memang kesambet ni anak”. Batin dania.



Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka telah tiba di perpustakaan. Siang ini tak
begitu ramai yang berkunjung ke perpustakaan. Jadi mereka berdua bisa bebas berkeliling
sepuasnya. Kini terlihat veera yang tengah asyik mencari buku bacaan, entah jenis buku apa lagi
yang akan dia baca.

“ veera, aku ke rak buku bagian sana ya, ntar cari aja aku kalo kamu udah dapet buku nya”.
Ucap dania.

Hmm. Jawab veera singkat.

Dania pun berjalan dengan penuh semangat. Mencari-cari buku yang menarik untuk dibaca.
Kini dania berhenti di sebuah rak buku yang pastinya salah satu dari buku-buku itu ada yang
menarik perhatiannya. Ia pun mengambil sebuah buku yang berjudul “ jangan-jangan kita
berjodoh”. Entah hal apa yang ada dalam benaknya sekarang. Dia hanya bisa tersenyum-senyum
sembari memandangi cover buku itu.

Lain cerita dengan veera. Dia belum juga mendapatkan buku yang dia inginkan. Masih sibuk
melihat-lihat, mengelilingi setiap rak yang penuh dengan buku yang tersusun rapih. Hingga dia
tak sadar bahwa dia kini berada di bagian perpustakaan khusus untuk para santri putra.

“ weh, ada santri putri tuh..” bisik naufal kepada ridwan. Mereka berdua memang sedikit nakal
dan seringkali menggoda para santri putri jika berpapasan.

“ kok bisa sampe sini? Dia ga baca apa ada tulisan segede nampan disitu? Khusus jalur rijal”
ujar ridwan sembari memperhatikan veera yang tengah sibuk mencari buku.
“ kayaknya dia lagi main truth or dare deh wan, tapi kok kayak tak ada wajah-wajah cemas.
Hebat juga ni cewe”. Celoteh naufal dengan wajah yang makin penasaran.

“ eh kau tunggu disini ya, jangan ikut campur!” tegas ridwan sambil mengarahkan jari
telunjuknya ke wajah naufal.

Naufal kini ditinggal sendirian, sekarang dia hanya bisa menyaksikan apa yang akan dilakukan
oleh temannya. Ridwan berjalan menuju ke arah veera dengan santai, dengan taktik otaknya
yang cerdik. Ridwan pun ikut-ikutan sibuk mencari buku di rak yang sama dengan veera.

“ nah ini bagus deh kayaknya..” ucap veera. Masih membolak-balikkan buku yang
dipegangnya.

“ iya bagus banget itu, cocok buat kamu..” celetuk ridwan sambil tersenyum dan memainkan
matanya ke arah veera.

Veera yang mendengar suara itu sontak terkejut bukan main. Matanya membulat, cemas. Dia
memberanikan diri untuk melihat ke arah belakangnya.

“ ya allah..astaghfirullahal’adzim, lahaulaa…” jerit veera histeris dan hampir melempar buku


yang berada ditangannya.

“ eh eh.. jangan dilempar ke a’a atuh neng, atit nanti..hehe” ucap ridwan dengan nada bicara
yang membuat veera muak.

“ dih, lempar beneran nih!” balas veera. Dan veera benar-benar melemparkan buku itu pada
ridwan, tepat pada bagian dadanya.

Anda mungkin juga menyukai