Anda di halaman 1dari 3

Perjuangan Gadis Kecil

Di suatu desa yang cukup jauh dari kota, ada seorang gadis manis bernama Wulandari. Dia sekarang
duduk dibangku sekolah dasar. Tidak seperti anak seusianya, dia harus berjuang lebih extra untuk
sampai kesekolah. Bagaimana ridak, jarak rumahnya ke sekolah kurang lebih 7 KM, terlebih lagi dia
harus berjalan kaki karena rumahnya di pedalaman.

Sudah hari senin, menandakan wulandari akan berangkat kesekolah pada pagi buta ditemani sang ayah.
Dengan hati yang riang dia menuju ke sekolah dengan ayahnya. Dierjalanan, meskipun jalan kaki wulan
tidak sama sekali merasa lelah. Disisi senang akan pergi kesekolah, sang ayah juga selalu memberinya
semangat dengan menceritakan arti nama dia.

Sudah 1 jam akhirnya tiba juga di sekolah. Dengan berbagai rintangan di perjalanan, semuanya terobati
ketika melihat kawan kawan Wulandari menunggu depan gerbang sekolah. Di depan gerbang juga ibu
kepala sekolah menyambut Wulandari.

Wulandari masuk kedalam kelasnya, namun ibu kepala sekolah bertanya pada sang ayah.

“Pak, jarak yang sejauh ini apa tidak apa apa untuk Wulan?” tanya ibu kepala sekolah

“Kalau saya, selagi Wulandari semangat mengejar ilmunya, saya yang akan menemaninya saat berangkat
dan pulang sekolah. Nanti, jika dia kelelahan saya tinggal menggendongnya” jawab ayah. Bu guru pun
mengangguk.

“Bu, Wulan pernah berkata pada saya kalau dia bakalan terus belajar karena ingin menjadi seorang
dokter. Mendengar itu saya tak kuasa menahan haru. Maka dari itu saya akan menemaninya selama dia
punya kemauan yang tinggi untuk mengejar mimpinya.” Sambung ayahnya dengan mata yang berkaca-
kaca.

Wulandari mungkin masih kecil, namun keinginannya untuk belajar sangat tinggi. Banyak diluaran sana
yang memiliki akses mudah kesekolahnya namun bersikap malas-malasan. Semoga Wulandari benar
menjadi bulan purnama bagi keluarganya kelak.
Cerpen kedua

7. Cerpen Bahasa Inggris tentang Persahabatan

A Hare was very popular with the other animals in the jungle who all claimed to be her friends. One day
she heard the hounds approaching her and hoped to escape them by the aid of her Friends. So, she
went to the horse, and asked him to carry her away from the hounds on his back. But he declined,
stating that he had important work to do for his master. “He felt sure,” he said, “that all her other
friends would come to her assistance.” She then applied to the bull, and hoped that he would repel the
hounds with his horns. The bull replied: “I am very sorry, but I have an appointment with a lady; but I
feel sure that our friend the goat will do what you want.” The goat, however, feared that his back might
do her some harm if he took her upon it. The ram, he felt sure, was the proper friend to ask for help. So
she went to the ram and told him the case. The ram replied: “Another time, my dear friend. I do not like
to interfere on the present occasion, as hounds have been known to eat sheep as well as hares.” The
Hare then applied, as a last hope, to the calf, who regretted that he was unable to help her, as he did
not like to take the responsibility upon himself, as so many older persons than himself had declined the
task. By this time the hounds were quite near, and the Hare took to her heels and luckily escaped.

Cerpen ketiga :

Judul: Me and My Best Friends

Karangan: Chloe

Bagiku sahabat adalah seseorang yang dapat menghiburku, seseorang yang sangat berarti dalam
hidupku, karena sahabatlah orang yang selalu ada untukku. Aku memiliki banyak teman, hampir semua
orang di kelasku, ingin berteman denganku, sayangnya mereka hanya memanfaatkan kepintaran dan
kebaikanku, mereka berteman denganku untuk membantu mereka mengerjakan PR. Tetapi aku cukup
beruntung karena masih memiliki 2 orang sahabat yaitu, Serlina dan Jean.

Perkenalkan, namaku Gwen Amanda, kelas 6 SD, aku merupakan anak yang cukup pintar, karena sering
mendapat juara kelas, oleh karena hal itu, banyak temanku yang ingin bersahabat denganku.

"Gwen, aku boleh meminjam bukumu yang ensiklopedia tentang hewan?" tanya Jean, "Tentu," jawabku
sambil mengeluarkan buku ensiklopedia yang berat dari dalam tasku. Saat ini adalah waktu istirahat,
Jean dan Serlina duduk dan makan bersama aku. "Kukembalikan 5 hari lagi, ya, hari Jumat," kata Jean
"Iya, hari apa aja boleh asal jangan rusak, ya," kataku "Iyaa," jawab Jean, "Gwen, kamu mendapat buku
itu dari mana?" tanya Serlina "Oh, aku mendapat dari ayahku, sebenarnya buku itu sudah agak lama,"
jelasku "Ooohh…," seru Serlina.
Sudah 1 minggu berlalu sejak Jean meminjam buku milikku. "Gwen, bukunya kukembalikan waktu
istirahat, ya," kata Jean, aku hanya mengangguk mengiyakan. "Jean, temani aku ke ruang guru sebentar,
ya!" seruku saat istirahat, "Bagaimana dengan Serlina?" tanyanya "Dia lagi mengerjakan tugas yang
belum selesai," jelasku, "Oh, ayo!" kata Jean.

Kami segera berjalan menuju ruang guru. "Ah…," seru Jean, "Ada apa?" tanyaku dan Serlina, "Bukumu
hilang, Gwen!" seru Jean panik, "Kita cari sama-sama, yuk!" ajakku, "Ok," seru Jean dan Serlina. Tiba-tiba
datanglah Jessica, "Serlina mungkin ada di dalam tas kamu, atau di dalam tas kamu Gwen," kata Jessica,
aku segera mengecek tasku, tidak ada. "Ahh…, bukunya ada di dalam tasku," kata Serlina, "Kamu
mengambilnya?" tanya Jean, aku hanya diam terpaku tidak mungkin sahabat yang sangat kupercayai
mencuri buku milikku, "Tidak, aku tidak mencurinya, buku ini tiba-tiba ada di dalam tasku," seru Serlina,
"Bohong, buktinya sudah cukup bukan, sudah jelas ada buku itu di dalam tas milikmu, tidak mungkin
tiba-tiba muncul secara sendirinya," seru Jessica, "Kamu benar mencurinya?" tanyaku masih tidak
percaya, Serlina menggeleng, aku sebenarnya berpikir tidak mungkin Serlina sahabatku tega
melakukannya, "Gwen, sahabat pun dapat berkhianat, apalagi sahabat terdekat, masa kamu masih tidak
percaya, sudah ada bukti nyatanya," seru Jessica. Sejak saat itu, aku dan Jean menjauh dari Serlina,
akhirnya ia dijauhi oleh teman-teman yang lain.

Suatu hari, ketika aku berjalan melewati ruang ganti putri, aku mendengar Jessica sedang berbicara
dengan sahabatnya, Queency. "Sebenarnya, Queen, kalau buku itu yang mecurinya adalah Vera, aku
yang memintanya untuk mengambil dan menaruh buku itu di dalam tas Serlina, aku hanya ingin
membalas dendam, pada kejadian waktu itu," jelas Jessica "Jadi, bukan dia?" tanya Queency, "Bukan,
tapi janji jangan beritahu siapa-siapa, ya!" pinta Jessica, "Balas dendam, kenapa?" tanya Queency, "Yah,
waktu TK, dia pernah melaporkan pada guru kalau aku mendorong temanku," jelas Jessica, "Biarlah dia
sekarang merasakannya," lanjut Jessica.

BRAK…, kubuka pintu ruang ganti, "Jadi, kamu menfitnah Serlina?" tanyaku pada Jessica "G…Gwenn…,"
seru Jessica kaget, "Aku tidak akan melapokannya pada guru, tetapi kau harus, meminta maaf pada
Serlina, dan menjelaskannya pada teman-teman yang lain," seruku kesal, "Ba…ba…iklah, tapi kau harus
janji kalau tidak akan memberitahu kepada guru!" seru Jessica, "Janji," janjiku.

Sejak saat itu, Serlina kembali diterima oleh teman-temanku, semua teman meminta maaf atas kejadian
itu, termasuk Jessica, aku dan Jean karena telah menyalahkannya. Setelah kejadian itu, aku, Serlina dan
Jean kembali bersahabat, dan ditambah Jessica dan Queency, "Aku ingin memberikan ini," kata Jessica
sebagai permintaan maaf, ia memberikan sebuah gelang bertuliskan BFF. Dalam hati aku berjanji tidak
akan asal menuduh sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai