Anda di halaman 1dari 6

Cara Menghitung Potensi Keuntungan dari Investasi – Ketika memilih investasi, para investor pemula

wajib mengetahui cara menghitung potensi keuntungan dari rumus investasi. Hal ini untuk memastikan
bahwa modal yang dikeluarkan setimpal dengan keuntungan yang akan diperoleh.

Sayangnya, banyak investor pemula yang hanya berfokus pada keuntungan bersih, tetapi tidak
memperhitungkan Return of Investment (ROI).

Baca Juga: Bagaimana Caranya Menciptakan Portofolio Investasi yang Low-Risk, High Return?

Lalai memperhitungkan ROI dalam pemilihan jenis investasi akan mendatangkan kesulitan di masa
depan, apalagi jika investasi yang dipilih tak kunjung membawa hasil yang diinginkan.

Daftar Isi [Tutup]

• 1 Cara Menghitung Potensi Keuntungan dari Investasi

o 1.1 Mengapa Harus Menghitung ROI dan Potensi Keuntungan

o 1.2 Cara Menghitung ROI

o 1.3 ROI sebagai Patokan Investor untuk Mengembangkan Usaha

o 1.4 Efek Compounding

• 2 Simulasi Pendanaan KoinWorks

o 2.1 Ketahui profil risiko investasi Anda

o 2.2 Profil Risiko

o 2.3 Jumlah dan Jangka Waktu Investasi

o 2.4 Perkenalkan diri Anda

o 2.5 Rekomendasi Diversifikasi

 2.5.1 Mulai Mendanai

Cara Menghitung Potensi Keuntungan dari Investasi

Mengapa Harus Menghitung ROI dan Potensi Keuntungan

Dalam investasi, modal yang Anda keluarkan untuk membiayai investasi tersebut harus dihitung dalam
kalkulasi keuntungan investasi.

ROI bisa dideskripsikan sebagai rasio modal yang Anda keluarkan untuk investasi berbanding dengan
keuntungan investasi tersebut.

Menghitung ROI sangat penting karena menentukan kemampuan Anda untuk mengembangkan investasi
tersebut di masa depan, bukan sekadar menjalankannya (karena investasi memerlukan modal tambahan
jika Anda ingin mengembangkannya).
Baca Juga: Permudah Diversifikasi Portofolio Investasi Anda dengan 5 Langkah Penting Berikut

Investor pemula kerap hanya berfokus pada laba bersih dari investasinya, padahal ROI penting dalam
perhitungan perkembangan investasi.

Hanya karena jumlah pemasukan investor A lebih besar daripada investor B, bukan berarti investasi
tersebut potensial di masa depan.

Misalnya, jika investor A mendapat penghasilan 100 juta tetapi ROI-nya hanya 20 persen, dan investor B
mendapat penghasilan 75 juta tetapi ROI-nya 100 persen, maka investor B memiliki potensi lebih besar
untuk mengembangkan keuntungannya di masa depan.

Dengan kata lain, penghitungan ROI merupakan cara untuk memperhitungkan potensi keuntungan
investasi masa lalu, masa sekarang, maupun masa depan.

Baca Juga: Tips Mempersiapkan Biaya Pendidikan Anak Dengan Investasi

Jika ROI investor B bisa mencapai 100 persen, maka investor B akan bisa mengembangkan investasinya
di masa depan sekaligus mempertahankan investasi yang sekarang agar bisa terus berjalan.

Sementara itu, ROI yang rendah dari investor A menunjukkan tingkat keuntungan yang lebih lambat,
sehingga kemungkinan akan susah mengembangkan usaha di masa depan, kecuali jika investor A bisa
memperbaiki hal ini dan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ROI-nya.

Cara Menghitung ROI

Walaupun ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase, namun periode penghitungan ROI
cenderung tidak diatur dengan ketat.

Kebanyakan investor biasanya berpatokan pada periode tahunan dalam hal penghitungan ROI untuk
memudahkan.

Secara umum, rumus penghitungan ROI adalah jumlah total penjualan dikurangi biaya investasi, lalu
hasilnya dibagi lagi dengan biaya investasi, lalu hasilnya dikali seratus persen.

Baca Juga: Begini Trik Mempersiapkan Biaya Pernikahan Dengan Investasi

Hasil penjualan ini bisa dihitung dari penjualan tahunan, untuk memudahkan. Jika diilustrasikan,
rumusnya adalah sebagai berikut:

Investor A mengeluarkan investasi sebesar 10.000.000 (10 juta Rupiah). Penghasilan investasi dalam
setahun mencapai 15.000.000 (15 juta Rupiah). ROI-nya adalah:

(15.000.000 – 10.000.000) / 10.000.000 x 100% = 0.5 x 100% = 50%.

Sekarang, bayangkan investor B mengeluarkan investasi sebesar 5.000.000 (5 juta Rupiah).

Penghasilan investasi dalam setahun mencapai 13.000.000 (13 juta Rupiah). ROI-nya adalah:

(13.000.000 – 5.000.000) / 5.000.0000 x 100% = 1.6 x 100% = 160%

Jika dibandingkan, investor B mengeluarkan modal lebih kecil dan hasil investasinya juga lebih kecil dari
investor A, namun persentase ROI dalam setahun ternyata melebihi investor A.
Dalam hal ini, investor B memiliki potensi lebih besar untuk mengembangkan investasinya di masa
depan, kecuali jika investor A memastikan untuk memperbaiki metodenya dan meningkatkan
persentase ROI.

ROI sebagai Patokan Investor untuk Mengembangkan Usaha

Pengusaha atau investor yang berminat mempertahankan usahanya dalam waktu lama harus selalu
menghitung ROI saat mengecek kalender fiskalnya.

ROI memberi ilustrasi tentang bagaimana usaha atau investasi bisa dikembangkan, karena
pengembangan berarti kewajiban untuk mengeluarkan modal lebih besar.

Baca Juga: Cara Berinvestasi Sesuai Dengan Risk Tolerance

Jika margin keuntungan investasi sangat kecil sehingga ROI-nya tidak memadai, akan sulit untuk
mengembangkan investasi karena modalnya terpakai untuk mengelola investasi atau usaha yang sudah
ada.

Agar memudahkan untuk menghitung ROI, terutama jika Anda adalah investor individual, pastikan
menetapkan kalender fiskal dalam periode yang tetap, misalnya tahunan.

Anda kemudian bisa menggunakan keuntungan investasi per tahun untuk menghitung ROI. Dengan
menghitung potensi keuntungan dari rumus investasi bersama ROI, Anda akan mendapat gambaran
lebih akurat untuk potensi investasi tersebut di masa depan.

Efek Compounding

Potensi keuntungan investasi akan menjadi lebih maksimal bila bunga keuntungan yang didapat
diinvestasikan kembali. Hal tersebut membuat bunga yang Anda dapat berlipat ganda dengan adanya
pola ‘bunga berbunga’. Itulah yang kita sebut dengan efek compounding.

Baca Selengkapnya: Apa Itu Efek Compounding dalam Investasi?

Efek compounding umumnya sangat efektif dalam jangka panjang, dan bila Anda tertarik untuk
menghitung potensi keuntungan investasi dengan adanya efek compounding.

Di KoinWorks, Anda bisa mendapatkan keuntungan potensial berkisar mulai dari 18% efektif per tahun,
dan sembari mendanai, Anda sebagai pendana juga berpeluang untuk membantu mewujudkan misi
sosial dalam memajukan UMKM , mewujudkan Indonesia pintar, serta meningkatkan ekonomi nasional.

Berikut cara menghitung bunga di KoinWorks:

Simulasi Pendanaan KoinWorks

• 1

• 2

• 3
• 4

Ketahui profil risiko investasi Anda

Di antara instrumen investasi berikut, manakah yang paling Anda gemari?

Saham

Reksadana

Obligasi

Deposito

Sudah berapa lama Anda mulai berinvestasi?

Lebih dari 1 tahun

Lebih dari 6 bulan

Kurang dari 6 bulan

Bila Anda memiliki portofolio pada bidang saham dan saham yang Anda miliki mengalami penurunan
nilai, apa yang akan Anda lakukan?

Tetap optimis nilai saham tersebut akan naik kembali di masa depan

Tetap tenang, karena memiliki investasi pada portofolio lain

Melakukan short-selling untuk mencegah penurunan nilai lebih lanjut

LANGKAH SELANJUTNYA

Cara Menghitung Modal Awal Usaha Yang Tepat – Tentu saja modal usaha adalah salah satu hal yang
penting dalam memulai usaha. Semua bisnis yang dimulai pasti membutuhkan modal usaha sebagai
penggerak awalnya perjalanan usaha. Tetapi masih banyak sekali pengusaha pemula yang belum begitu
mengetahui bagaimana mengetahui modal usaha yang dibutuhkan untuk memulai usaha. Sehingga
dalam ketidak tahuan inilah perjalanan awal memulai usaha akan terasa begitu berat dan rumit.

Untuk itu dalam artikel manajemen keuangan kali ini akan memberikan bagaimana cara menghitung
modal awal usaha yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha. Maka dari itu mari kita simak
bagaimana cara menghitung modal usaha tersebut.

Inilah cara menghitung modal awal usaha

Pengertian dari modal usaha itu sendiri yaitu sesuatu yang dibutuhkan dan digunakan untuk
menjalankan usaha, dimana modal usaha terseut bisa dalam bentuk materi atau uang, dan tenaga. Uang
dapat digunakan sebagai pembiayaan keperluan usaha, seperti membeli barang, pengurusan ijin,
penggajian karyawan, dan pembelian aset. Sedangkan modal tenaga merupakan kemampuan atau skill
seseorang dalam menjalankan usaha.

Secara umum modal usaha bisa dibagi menjadi dua yaitu

Modal usaha Capital Expenses


Bagian pertama untuk jenis modal awal usaha yaitu capital expenses. Modal ini dipergunakan untuk
pengadaan fixed asset, pengadaan tersebut seperti pembelian berbagai peralatan usaha, pengadaan
asset kendaraan, dan beberapa perlengkapan kantor yang dibutuhkan. Pada intinya adalah modal yang
digunakan untuk penggunaan barang yang bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.

Modal usaha Operasional Expenses

Modal usaha bagian kedua yaitu operational expenses. Modal usaha ini dipakai atau dipergunakan
untuk biaya operasional usaha. Beberapa biaya yang dipakai operasional usaha diantaranya seperti gaji
karyawan, biaya listrik, biaya telepon, biaya sewa tempat dan biaya-biaya lainnya. Sifat dari biaya
Operational expenses ini berkala, sehingga di dalam biaya operasional ini Anda harus menyediakan
anggarannya dalam beberapa periode tertentu untuk kebutuhan yang sama.

Kemudian selain kedua kelompok modal usaha yang sudah dijelaskan diatas, modal usaha yang tidak
kalah pentingnya yaitu modal usaha untuk stok barang dagangan. Mungkin modal ini tidak dibutuhkan
oleh usaha jasa. Tetapi modal usaha ini akan sangat dibutuhkan untuk usaha selain jasa seperti usaha
dagang. Untuk mengetahui besarnya modal untuk stok ini bisa dihitung dari berapa target omzet
perbulan yang di inginkan dan berapa jumlah perputaran stok yang diperlukan untuk mencapai target
omzet yang diingiinkan dalam perbulannya.

Cara menghitung modal awal usaha yang mudah

Langkah awal dalam menghitung modal usaha, Anda harus membuat berapa perkiraan modal untuk stok
berdasarkan asumsi atau target penjualan per bulan. Sebagai contoh misalnya anda mempunyai usaha
toko yang menyediakan sembako dengan mempunyai target omset Rp. 20 juta perbulan. Jadi dalam
satu bulan jumlah perputaran yang dibutuhkan untuk modal stok sebanyak 3 kali. Maka, dalam satu
bulan di setiap 10 hari sekali anda harus menyediakan atau membeli barang untuk stok barang tersebut.

Perhitungan modal stok

Perhitungan modal stok yang anda gunakan seperti dibawah ini

Modal untuk stok Rp. 20.000.000 x 1 – 30% = Rp.14.000.000

Rp.14.000.000 / 2 = Rp. 7.000.000

Kemudian ketika anda masih dalam tahap awal membuka usaha, maka anda harus menyediakan
anggaran cadangan yang digunakan untuk alokasi operational expenses. Untuk modal usaha operational
expenses, setidaknya Anda harus membuat anggaran tersebut minimal untuk 3 bulan pertama. Tetapi
akan jauh lebih baik Anda mencadangkannya sekitar 6 sampai 12 bulan kedepan.

Lalu kenapa hal ini harus ada dana cadangan? Biasanya dalam memulai sebuah usaha baru, pastinya
profit yang didapat belum tentu sesuai dengan terget yang sudah ditetapkan. Jadi dana cadangan inilah
yang nantinya dipakai untuk mendukung jalannya usaha anda di 3 bulan kedepan atau di tahun pertama
Anda membuka usaha.

Untuk itu, berikut ini merupakan contoh perhitungan capital expenses dan operational expenses yang
nantinya digunakan untuk menghitung modal usaha yang perlu disiapkan.

Contoh perhitungan modal


Sebagai contoh, misalnya Anda akan membuka toko fashion online atau kaos distro online.

Contoh perhitungan Capital Expenses

Contoh perhitungan Operational Expenses

Jadi jika Anda membuat cadangan untuk modal operational expenses untuk tiga bulan pertama, maka
perhitungannya yaitu Rp. 5.450.000 x 3 menjadi Rp. 16.350.000 yang dibutuhkan. Maka perhitungan
modal usaha yang tepat untuk usaha tersebut yaitu modal usaha Capital Expenses ditambah modal
usaha Operational Expenses. Seperti berikut ini:

Rp. 13.350.000 + Rp. 16.350.000 = Rp. 29.700.000

Cukup mudah bukan?

Bila usaha yang Anda jalankan sudah berjalan dengan baik, tentu saja juga membutuhkan perhitungan
keuangan usaha yang jelas. Anda bisa memakai aplikasi keuangan yang gratis dan mudah dipakai untuk
mencatat. Beberapa aplikasi keuangan tersebut sudah saya jelaskan di artikel sebelumnya.

Demikianlah cara menghitung modal awal usaha yang dapat Anda ketahui. Mungkin masih ada
beberapa cara lainnya yang lebih lengkap, tetapi untuk perhitungan dasar yang sederhana adalah seperti
cara diatas. Simak juga ulasan lainnya tentang keuntungan mencatat keuangan usaha yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk Anda yang ingin mengetahui cara
menghitung modal awal usaha dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai