Anda di halaman 1dari 53

SATRIA ESA PRAMESTA PUTRA

1212200127
z
PENDAPATAN DAN
LABA PERUSAHAAN
z
PENDAPATAN
Pendapatan merupakan tujuan utama dari
pendirian suatu perusahaan.
Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit
maka pendapatan mempunyai
peranan yang sangat besar.

Pendapatan merupakan faktor penting dalam


operasi,
suatu perusahaan karena pendapatan akan
mempengaruhi tingkat laba yang
diharapkan akan menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang
paling utama dari pembentukan laporan laba
rugi dalam suatu perusahaan.
Banyak yang bingung mengenai istilah
pendapatan.

Hal ini disebabkan pendapatan dapat diartikan


sebagai revenue dan dapat juga diartikan
sebagai income, maka income dapat diartikan
sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai
pendapatan penghasilan maupun keuntungan.
Menurut Sochib (2018:47) pendapatan merupakan aliran masuk aktiva
yang timbul dari penyerahan barang/jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha
selama periode tertentu. Bagi perusahaan, pendapatan yang diperoleh atas
operasi
pokok akan menambah nilai aset perusahaan yang pada dasarnya juga akan
menambah modal perusahaan. Namun untuk kepentingan akuntansi, penambahan
modal sebagai akibat penyerahan barang atau jasa kepada pihak lain dicatat
tersendiri dengan akun pendapatan.

Dilihat dari berbagai definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa pendapatan adalah jumlah masukan yang didapat atas jasa yang diberikan
oleh perusahaan yang bisa meliputi penjualan produk dan atau jasa kepada
pelanggan yang diperoleh dalam suatu aktivitas operasi suatu perusahaan untuk
meningkatkan nilai aset serta menurunkan liabilitas yang timbul dalam
penyerahan
barang atau jasa.
Pendapatan adalah kenaikan modal
perusahaan akibat penjualan produk
perusahaan.

Arus masuk aktiva atau peningkatan


lainnya atas aktiva atau penyelesaian
kewajiban entitas (atau kombinasi
dari keduanya) dari pengirim barang,
pemberian jasa, atau aktivitas lainnya
yang merupakan operasi utama atau
operasi sentral perusahaan.
Pendapatan sangat berpengaruh bagi
keseluruhan hidup perusahaan, semakin
besar pendapatan yang diperoleh maka
semakin besar kemampuan perusahaan
untuk membiayai segala pengeluaran dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan.

Selain itu pendapatan juga berpengaruh


terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji
dalam laporan laba rugi maka, pendapatan
adalah darah kehidupan dari suatu
perusahaan.
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria
maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu
daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah
pula.

Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada


bank yang tujuannya adalah untuk berjaga-jaga
apabila baik kemajuan dibidang pendidikan,
produksi dan sebagainya juga mempengaruhi
tingkat tabungan masyarakat.

Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat


suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat
kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut
tinggi pula.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan
bahwa pendapatan adalah arus kas masuk yang berasal dari
kegiatan normal perusahaan dalam penciptaan barang atau
jasa yang mengakibatkan kenaikan aktiva dan penurunan
kewajiban.

Sedangkan menurut Boediono pendapatan seseorang


dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain dipengaruhi :

Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber


pada, hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau
pemberian.

Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini


ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor
produksi.

Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.


Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai
pendapatan sebagai
berikut : konsep dasar pendapatan adalah proses arus,
penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu.
Definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang
pendapatan yaitu sebagai berikut :

1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk


(inflow) aktiva
sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini
menganggap pendapatan sebagai inflowof net asset.

2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada


penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau
produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan
sebagai outflow of good and services.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain
maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui
sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.

3. Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan


oleh Patton dan littleton
dinamakan sebagai produk perusahaan yang
menekankan bahwa pendapatan
merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa
oleh perusahaan.
TIPE – TIPE PENDAPATAN
Tipe pendapatan dibagi menjadi 3 jenis yaitu
pendapatan

1. Aktif
Pendapatan aktif bisa diartikan seperti jika Juragan tidak bekerja maka
tidak akan mendapatkan penghasilan. Nah, inilah yang dimaksudkan dari
pendapatan aktif.
Pendapatan ini didapat dari pekerjaan yang telah kita lakukan. Contoh
pendapatan ini adalah gaji, bonus, tunjangan, uang lembur.
Seseorang bisa mendapatkan pendapatan aktif lebih dari satu sumber
pendapatan. Hal yang bisa Juragan lakukan adalah berwirausaha atau
bekerja di dua perusahaan yang berbeda.
Berwirausaha menghasilkan pendapatan
setiap bulannya begitu juga dengan bekerja
di perusahaan yang berbeda. Kemungkinan
gaji yang Juragan terima akan lebih besar.

Namun, begitu juga tenaga yang digunakan


harus juga besar.
Ada baiknya untuk cukup dengan 1
pekerjaan dengan pendapatan aktif. Jika
kurang, Juragan dapat mencoba untuk
memeroleh pendapatan lainnya. Seperti
pendapatan pasif.
2. Pasif
Pendapatan ini didapat dari hasil kerja
Juragan di awal saja. Jadi, untuk
mendapatkan pendapatan selanjutnya
Juragan tidak perlu bekerja lagi.
Sistemlah yang bekerja untuk
kita.

Contoh pendapatan pasif adalah royalti


karya seni musik, menulis buku, jualan
barang digital, bisnis kos-kosan,
penyewaan rumah.
Misalnya saja dalam bisnis kos-kosan,
Juragan hanya perlu melakukan pekerjaan di
awal seperti membangun dan merenovasi
kos-kosan. Setelah itu, biarkan kos-kosan
Juragan menghasilkan uang yang rutin setiap
bulannya untuk kita.

Dari pengertian tersebut, maka tak heran


apabila tak sedikit pula orang yang
mengartikan pendapatan pasif sebagai
penghasilan sampingan. Walaupun begitu,
sama seperti pendapatan aktif yang diperoleh
dari gaji bulanan lewat bekerja, kamu tetap
akan dikenakan pajak atas penghasilan
tersebut.
3. Investasi
Pendapatan investasi merupakan keuntungan
dari barang yang mempunyai nilai jual tinggi
setiap waktunya. Contohnya adalah saham,
emas, barang antik, reksadana, properti, dan
lainnya.

Juragan bisa mendapatkan tipe pendapatan ini


dengan menanamkan modal sesuai keuangan
Juragan dan mendapatkan sebagian
keuntungan dari hasil modal yang Juragan
tanamkan.
Semakin besar jumlah modal yang Juragan
tanamkan pada pasar modal maka jumlah
keuntungan yang diperoleh Juragan akan
lebih besar juga.

Namun, risiko yang ada juga berbanding


lurus Jika Juragan awam di bidang
investasi ada baiknya untuk memilih
reksadana karena Juragan tidak perlu
memilih uang modal akan diberikan ke
siapa.

Manajer reksadana akan mengontrol terkait


dana yang Juragan miliki.
SUMBER PENDAPATAN PERUSAHAAN

Pendapatan (Revenue) suatu perusahaan selain memperoleh


Pendapatan yang berasal dari kegiatan utama juga memperoleh
pendapatan yang berasal dari kegiatan transaksi lainnya, maka
pendapatan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu Pendapatan
Operasional (Operating Revenue) dan Pendapatan Non Operasional
(Non Operating Revenue).

1. Pendapatan Operasional (Operating Revenue) merupakan hasil


yang didapat langsung dari kegiatan operasional suatu perusahaan
sebagai hasil usaha pokok yang dilakukan oleh perusahaan.
Pendapatan operasional merupakan ukuran yang menunjukkan
seberapa besar perusahaan yang akan menjadi
keuntungan.
2. Pendapatan Non operasional (Non
Operating Revenue) merupakan pendapatan
yang diterima oleh perusahaan yang tidak
ada hubungannya dengan usaha
pokok yang dilakukan perusahaan dalam
kegiatannya.

Berasal dari pendapatan yang tidak


merupakan kegiatan utama perusahaan.
Misalnya pendapatan bunga bagi
perusahaan perdagangan. Selain itu, juga
dalam beberapa kasus terdapat pendapatan
dan kerugian dari pos luar biasa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
volume pendapatan dalam perusahaan
adalah sebagai berikut:

1) Kondisi dan kemampuan penjualan


2) Kondisi pasar
3) Modal
4) Kondisi operasional perusahaan

Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor


yaitu sebagai berikut :

Produk
Salah satu tugas utama dari manajemen
penjualan adalah desain produk yaitu mereka
merupakan pemberi saran perbaikan yang
diperlukan desain produk dengan akibat dari
keluhan para pelanggan.
Harga
Jumlah uang yang harus dibayarkan
konsumen untuk mendapatkan suatu
produk dengan akibat dari keluhan para
pelanggan.

Distribusi
perantara barang dari produsen ke
konsumen, semakin luas pendistribusiannya
maka akan mempengaruhi penjualan
promosi.

Iklan / promosi
Promosi merupakan kegiatan yang
dilakukan perusahaan dengan tujuan
utama menginformasikan, mempengaruhi
dan mengingatkan konsumen agar memilih
program yang diberikan perusahaan.
PENILAIAN PENDAPATAN
Standar akuntansi memberikan pedoman dasar
penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan
berapa rupiah yang diperhitungkan dan dicatat
pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa
jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu
akun dalam laporan keuangan.

Ada empat dasar penilaian pendapataan yaitu biaya


histori, biaya kini, nilai realisasi atau penyelesaian,
dan nilai sekarang adalah sebagai berikut.

1. Biaya Histori (Historical Cost) : aktiva dicatat


sebesar pengeluaran kas (atau
setara kas) yang dibayar sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (Current Cost) :
aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas)
yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau
setara yang diperoleh sekarang.

3. Nilai Realisasi atau Penyelesaian


(Realization/Settlement Value) :
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas)
yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan
menjual aktiva dalam pelepasan normal.

4. Nilai Sekarang (Present Value) : aktiva dinyatakan


sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang
didiskontokan kenilai sekarang dari pos yang
diharapkan dapat memberikan hasil dalam
pelaksanaan usaha normal
PENGUKURAN
PENDAPATAN
Secara umum pengukuran pendapatan
akan diakui secara:

- Accrual Basis :
Pengakuan pendapatan secara accrual
basis berarti bahwa pendapatan harus
dilaporkan selama kegiatan produksi
(dimana laba dapat dihitung secara
proporsional dengan penyelesaian
pekerjaan).
Critical Event Basis :
Dalam metode ini yang diperhatikannya
adalah kejadian-kejadian penting dalam
siklus operasi perusahaan, kejadian kritis
itu dapat berupa:
-Pada saat penjualan
-Pada saat selesainya proyek
-Pada saat pembayaran setelah dilakukan
--penjualan

The Mathcing Principle :


Prinsip ini mengatur agar pembebanan
biaya harus dilakukanpada priode yang
sama dengan priode pengakuan hasil.
z
LABA
Dalam dunia bisnis terdapat banyak istilah yang mungkin
sering kali didengar oleh masyarakat umum karena
sering disebut di berbagai media. Salah satunya adalah
mengenai laba dalam suatu perusahaan. Secara
sederhana, laba usaha adalah keuntungan yang didapat
perusahaan.

Keuntungan tersebut adalah jumlah dari total


pendapatan yang dikurangi dengan biaya produksi atau
operasional yang dikeluarkan perusahaan.
Laba juga sering dikenal sebagai profit. Nah, seringkali
laba ini menjadi indikator dari kinerja suatu perusahaan.
Pengertian laba
laba didefinisikan sebagai selisih lebih
antara harga penjualan yang lebih besar
dan harga pembelian atau biaya produksi;
keuntungan yang diperoleh dengan
menjual barang yang lebih tinggi daripada
pembeliannya, membungakan uang, dan
aktivitas keuangan lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, laba usaha


adalah keuntungan lebih yang didapat oleh
satu badan usaha dari selisih antara harga
pembelian atau biaya produksi dan harga
penjualan yang ditawarkan kepada
konsumen.
Secara teoritis laba adalah kompensasi atas
risiko yang ditanggung oleh perusahaan.
Makin besar risiko, laba yang diperoleh harus
semakin besar.

Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan


total perusahaan dikurangi biaya total yang
dikeluarkan perusahaan. Jika laba dinotasikan
π, pendapatan total sebagai TR, dan biaya
total adalah TC,
maka :
π = TR – TC (Profit = Total Revenue – Total
Cost)
π = TR – TC
Keterangan :

1) Keuntungan ( π ) selisih antara


penerima total rata-rata perproduksi dan
pengeluaran (biaya total) rata-rata
produksi.

2) Penerima ( Revenue) dipengaruhi oleh


hasil penjualan kelapa perhari.

3) Pengeluaran ( Cost ) yang akan


dipelajari pada penelitian ini yang
berpengaruh terhadap keuntungan
terdiri dari biaya produksi.
LABA USAHA
Laba usaha adalah salah satu tujuan utama
dalam setiap bisnis. Maka, berbagai strategi
dilakukan oleh setiap perusahaan untuk bisa
mencapai laba sebesar besarnya dengan
modal atau pengeluaran sekecil mungkin
sesuai dengan prinsip ekonomi itu sendiri.

Menurut beberapa ahli keuangan, laba usaha


memiliki pengertian sebagai berikut;
Ikatan Akuntan Indonesia mendefinisikan laba
usaha sebagai penghasilan bersih perusahaan
yang digunakan standar atau ukuran dasar
untuk ukuran lain, seperti untung earnings per
share dan return on investment.
Menurut Charles Thomas Horngren, laba
usaha adalah keuntungan lebih yang
diperoleh dari total pendapatan yang
dikurangi dengan total beban yang bisa
disebut sebagai keuntungan bersih.

Sedangkan Abdul Halim dan Bambang


Supomo berpendapat bahwa laba usaha
adalah tanggung jawab inti dengan
menghitung selisih antara pemasukan dan
pengeluaran atau antara pendapatan dan
biaya.
Jenis-jenis Laba
Laba sendiri memiliki tiga jenis yang umum
dikenal dalam dunia usaha. Berikut
pembagian laba lengkap dengan rumus
juga contoh kasus dalam menghitungnya.

Rumus Laba Kotor : Pendapatan – HPP

• Laba Kotor
Secara sederhana, definisi laba
kotor sebenarnya tidak begitu berbeda
dengan pengertian laba secara umum.
Laba kotor atau laba usaha adalah
keuntungan yang diperoleh dari hasil
pengurangan pendapatan yang diterima
dengan biaya produksi.
Laba kotor merupakan keuntungan perusahaan yang
didapat dari total hasil penjualan yang telah dikurangi
dengan harga pokok penjualan secara keseluruhan.
Sedangkan, penjualan bersih diperoleh dari hasil
penjualan kotor yang dikurangi berbagai biaya
operasional.

Harga pokok penjualan sendiri adalah semua bentuk


pengeluaran dalam proses produksi suatu barang atau
jasa selama kurun waktu tertentu. Biaya yang termasuk
Hpp meliputi biaya bahan baku, biaya pengiriman, gaji
karyawan, biaya penyimpanan, biaya retur, potongan
pembelian, dan lainnya.

Sedangkan biaya yang tidak termasuk dalam perhitungan


Hpp adalah biaya non operasional, seperti bunga, belanja
modal, biaya penjualan, sewa kantor, iklan, biaya
akuntansi dan hukum serta gaji manajemen.
Laba Operasional

Kemudian, ada laba operasional yang diperoleh dari operasi


perusahaan sebelum biaya bunga, pajak dan biaya lainnya.
Laba ini dihitung sebagai persentase untuk menunjukkan jumlah
pendapatan dengan biaya yang dihabiskan untuk tetap menjalankan
operasi. Laba operasi atau juga operation profit biasanya dimasukkan
dalam laporan laba rugi sebagai sub total.

Perhitungan ini tidak selalu sama dengan arus kas bisnis, karena
jumlah ini hanyalah gambaran tentang potensi sebuah perusahaan
dalam menghasilkan profit sebelum memperhitungkan biaya lainnya.
Laba operasi juga bisa digunakan untuk membandingkan suatu bisnis
dengan kompetitor atau perusahaan sejenis lainnya.
Laba operasipnal juga bisa digunakan untuk
membandingkan suatu bisnis dengan kompetitor atau
perusahaan sejenis lainnya. Perhitungan ini bisa
menyoroti perusahaan mana yang paling
menguntungkan dan menunjukkan alasan perusahaan
yang lain tidak berhasil.

Berikut jenis biaya yang dimasukkan dalam perhitungan


Laba Operasional :

• Sewa
• Keperluan
• Pertanggungan
• Gaji Karyawan
• Peralatan Kantor
• Komisi
• Pengiriman
• Pendapatan Kotor
• Biaya Tenaga Kerja Langsung
• Biaya Bahan Baku yang Digunakan
Selain itu, menghitung laba operasional memiliki beberapa
kelebihan baik bagi perusahaan maupun stakeholder di
dalamnya. Berikut empat kelebihan dari menghitung laba
operasional:

• Memberikan potret atau gambaran secara umum


mengenai kondisi kesehatan keuangan perusahaan

• Memungkinkan para investor, kreditur dan analis untuk


menentukan dan memproyeksikan keinginan perusahaan

• Menunjukkan perbandingan satu perusahaan dengan


perusahaan lainnya dalam bidang yang sama tentang
margin keuntungan

• Memberikan tampilan yang akurat pada laba sebelum


pajak perusahaan

Rumus Laba Operasional : (pendapatan – biaya penjualan) –


biaya operasional
Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak yaitu jumlah


keuntungan sebelum dikurangi dengan
pajak penghasilan yang wajib dibayarkan
oleh perusahaan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan.

Singkatnya, laba sebelum pajak adalah


total laba bersih yang belum dipotong
dengan pajak. Laba jenis ini juga dikenal
dengan nama
‘Earning Before Interests and Taxes
(EBIT)’.
Secara umum, laba sebelum pajak tidak
berpengaruh pada jumlah pajak penghasilan yang
sesungguhnya untuk pengguna laporan keuangan
terkait pengambilan keputusan.

Nilai dari laba sebelum pajak ini menunjukkan


banyaknya keuntungan yang diperoleh perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya sebelum dikenai
pajak. Maka dari itu, laba sebelum pajak sering juga
disebut sebagai laba operasional.

Laba Sebelum Pajak : Laba Operasi + Pendapatan


di luar usaha – Beban di luar usaha
Untuk menghitung laba sebelum pajak.

Rumus laba sebelum pajak.


Laba sebelum pajak : Laba Operasi + Pendapatan
di luar usaha – Beban di luar usaha
Sementara itu, menghitung laba sebelum pajak
memiliki beberapa manfaat, baik bagi
perusahaan maupun bagi stakeholders yang
terlibat. Berikut beberapa manfaatnya:

Sebagai bahan analisis profitabilitas perusahaan


tanpa dipengaruhi rezim pajak.
Misalnya untuk membandingkan berbagai
perusahaan dalam bidang yang sama antar
negara, karena pastinya pajak yang berlaku di
tiap negara berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
Bahan evaluasi kinerja perusahaan.
Bagi investor bisa dengan mudah menilai dan
mengukur kesuksesan kinerja operasional suatu
perusahaan.
Laba Ditahan
Laba ditahan atau dalam bahasa inggris
dikenal dengan retained earnings adalah
bagian dari keuntungan bersih yang dimiliki
oleh suatu perusahaan yang secara
sengaja tidak dibagikan dalam bentuk
dividen bagi para pemegang saham secara
langsung.

Laba tersebut justru dipegang oleh


perusahaan untuk berbagai kepentingan
bisnis untuk jangka waktu panjang.
Ketika laba ini diputuskan untuk dilepas,
maka akan didistribusikan kepada para
investor dalam bentuk dividen berdasarkan
besaran saham yang dimilikinya.
Faktor yang mempengaruhi Laba Ditahan
• Perubahan dalam Manajemen
Adanya perubahan dalam manajemen tentunya
mengakibatkan adanya perubahan pemegang
kendali dan kebijakan yang berlaku. Hal ini
bertujuan supaya manajemen yang baru bisa
beradaptasi dan menunjukkan kemampuannya
dalam mengelola keuangan.

• Koreksi Atas Laporan Keuangan Periode


Sebelumnya
Selain ditahan karena perjanjian, adanya koreksi
atas kesalahan dalam laporan keuangan juga
bisa menyebabkan laba ditahan. Terjadi saat
akuntan belum bisa memberikan data yang valid,
maka pembagian laba akan dihentikan sampai
laporan keuangannya kembali valid.
• Perubahan Metode Perhitungan
Faktor lain adalah berubahnya sistem atau metode
yang digunakan dalam menghitung laba.
Biasanya dihitung setiap akhir tahun lalu diubah
menjadi tiap tiga bulan yang membuat para akuntan
kebingungan, hingga memutuskan untuk menahan
modal.

• Penyesuaian Mata Uang dari Periode Sebelumnya


Kurs mata uang yang fluktuatif biasanya menjadi
salah satu alasan laba perusahaan diputuskan untuk
ditahan. Hal ini dikarenakan perbedaan nilai mata
uang yang akan mempengaruhi laba perusahaan.
Laba ditahan = Nilai awal laba ditahan –
Nilai akhir laba ditahan + Pendapatan
bersih (–kerugian bersih) – Dividen

Cara untuk mengetahui laba ditahan


suatu perusahaan bisa menggunakan
rumus berikut;

Laba ditahan: Nilai awal laba ditahan –


Nilai akhir laba ditahan + pendapatan
bersih (–kerugian bersih) – Dividen
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai π positif
(π > 0) di mana TR > TC.
Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai π
mencapai maksimum.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara


perusahaan menghitung laba maksimum?
Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum :
1. Pendekatan totalitas (totality approach)
Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total
(TR) dan biaya total (TC). Pendapatan total adalah sama
dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga
output per unit. Jika harga jual per unit output adalah P, maka
TR = P.Q.
Pada saat membahas teori biaya, kita telah mengetahui
bahwa biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC)
ditambah biaya variabel (VC), atau TC = FC + VC.
Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit
output dianggap konstan, sehingga biaya variabel
adalah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya
variabel per unit. Jika biaya variabel per unit
adalah v, maka VC = v.Q.
Dengan demikian, 𝜋=𝑃𝑄−(𝐹𝐶+𝑉𝑄)
Persamaan 1 dapat dipresentasikan dalam bentuk diagram
kurva 1. Dalam diagram tersebut kita melihat bahwa:

• Pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat


dari kurva TR yang masih di bawah kurva TC.

• Tetapi jika output ditambah, kerugian makin kecil, terlihat


dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC.
Pada saat jumlah output mencapai Q*, kurva TR
berpotongan dengan kurva TC yang artinya pendapatan
total sama dengan biaya total.

• Titik perpotongan ini disebut titik impas (break event


point, disingkat BEP). Setelah titik BEP, perusahaan terus
mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari posisi
kurva TR yang di atas kurva TC.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan
menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling) :
• Sebab makin besar penjualan makin besar laba yang
diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan,
perusahaan harus menghitung berapa unit output harus
diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Kemudian
besarnya Q* dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
• Jika persentasenya 80%, maka untuk mencapai BEP
perusahaan harus menjangkau 80% potensi permintaan
efektif.
• Makin kecil Q* dan atau makin kecil persentase Q* terhadap
potensi permintaan efektif dianggap makin baik, sebab risiko
yang ditanggung perusahaan makin kecil.
Untuk mengetahui jumlah produk yang menyentuh BEP (titik
impas), maka diperoleh rumus sbb:
𝑸= 𝑭𝑪 / (𝑷−𝑽𝑪)
PENDEKATAN MARGINAL (MARGINAL APPROACH)
Dalam pendekatan marginal akan menambah
keuntungannya apabila menambah produksinya pada
saat MR > MC, yaitu hasil penjualan marginal (MR)
melebihi biaya marginal (MC).

Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan


penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam
keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC,
mengurangi produksi dan penjualan akan menambah
untung.

Maka keuntungan maksimum di capai dengan keadaan


di mana MR = MC berlaku sehingga π= TR - TC.
perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan
biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR).
Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
Di pembahasan teori biaya produksi, kita telah
mengonstruksi kurva biaya total (TC) yang bentuk
kurvanya seperti huruf S terbalik. Kurva pendapatan
total (TR) diperoleh dengan cara mengalikan kurva
produksi total (TP) dengan harga jual output per unit
(P).

Pada pembahasan teori produksi, telah diketahui


bahwa kurva TP berbentuk huruf S. Karena kurva TR
diperoleh dengan cara mengalikan kurva TP dengan
sebuah bilangan sebesar nilai P, maka kurva TR juga
berbentuk huruf S. Kurva TR dikurangi kurva TC
menghasilkan kurva laba (Tt) seperti tampak pada
Diagram kurva berikut ini.
Pada Kurva Diagram diatas kita melihat bahwa tingkat output yang
memberikan laba adalah interval Q1 - Q5. Jika output di bawah
jumlah Q1, perusahaan mengalami kerugian karena TR < TC.

• Begitu juga jika jumlah output melebihi Q5 Interval Q1 - Q5


dalam pembahasan teori produksi disebut sebagai daerah
produksi ekonomis (tahap II). Perusahaan akan mencapai laba
maksimum di salah satu titik antara Q1 - Q5.

• Dalam Q1 - Q5 Diagram diatas terlihat bahwa laba maksimum


tercapai jika tingkat produksinya adalah Q3. Secara grafis hal itu
terlihat dari kurva π (laba) yang mencapai nilai maksimum pada
saat output sebesar Q3.
• Pada pembuktian secara matematis telah
diketahui bahwa nilai π (laba) akan
maksimum bila MR = MC.

• Dalam grafis kondisi itu terbukti dengan


membandingkan dua garis singgung b1
dan b2. Garis singgung b1 adalah turunan
pertama fungsi TR atau sama dengan MR.

• Garis singgung b2 adalah turunan


pertama fungsi TC atau sama dengan MC.
Kita melihat garis singgung b1 sejajar garis
singgung b2 yang artinya MR = MC.
PENDEKATAN RATA-RATA (AVERAGE APPROACH)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan
membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output
(P).
Laba total adalah laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
Dapat dijelaskan secara matematis :
π=(P-AC).Q
• Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit
output (P) tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka
impas bila P sama dengan AC.
• Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya
P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya
mencapai angka impas (BEP) bila P = AC.
• Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P
dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak
mau memproduksi.
• Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba usaha harus
menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.
z
revereNsi
http://repository.uinsu.ac.id/4932/4/BAB%20II.pdf
http://ep.fe.unp.ac.id/course/bahan-ajar-pengantar-ekonomi-mikro
https://adoc.pub/download/materi-6-ekonomi-mikro.html

Anda mungkin juga menyukai