Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Penetapan Arus Kas, Arus Kas Bebas, dan Nilai Waktu dari Uang
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN

Yang dibina oleh Dr. Himmiyatul Amanah Jiwa Juwita,SE., MM.

Disusun Oleh : Kelompok 6

Nabila Ghassani (195020201111028)


Atikah Nur Aini Putri (195020201111047)
Nahdiah Hilmi Nur Fatin (195020201111013)
Feb Floma Diniartha (195020201111017)
Shafa’ Sania Firmaniansyah (195020200111023)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
1. Penetapan Arus kas (Cash Flow) dan Arus Kas Bebas

1.1 Definisi Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)


Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Beberapa hal yang biasa
disajikan dalam laporan arus kas adalah jumlah kas yang diterima dan jumlah kas yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Contoh untuk kas yang diterima seperti pendapatan tunai dan investasi tunai dari
pemilik perusahaan. Sedangkan contoh untuk kas yang dikeluarkan perusahaan adalah beban-
beban yang harus dibayar, pembayaran utang dan pengambilan prive (pengambilan pribadi pemilik
perusahaan).
1.2 Tujuan Penyusunan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Secara umum laporan arus kas ini berguna bagi manajer perusahaan untuk menilai operasi di masa
lalu agar bisa digunakan untuk merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan di masa depan.
Perlu anda ketahui bahwa perusahaan besar dengan nominal laba yang sangat besar faktanya tidak
membuktikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kas yang cukup untuk membiayai operasional
perusahaan. Untuk itulah laporan arus kas disusun dengan tujuan sebagai berikut:
• Untuk memperkirakan arus kas di masa depan
• Untuk menentukan kemampuan atau ketidakmampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban perusahaan
• Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan agar bisa memperbaiki kinerja perusahaan
ke depannya
• Sebagai laporan yang berkaitan dengan hubungan laba bersih terhadap perubahan arus kas
perusahaan

1.3 Bagian-Bagian Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)


Sama halnya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas juga memiliki bagian-bagian tertentu
dalam laporannya. Total ada 3 bagian dalam laporan arus kas yang harus anda ketahui yaitu sebagai
berikut:
1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Laporan arus kas pada bagian ini terdiri dari kegiatan utama perusahaan yang berimbas langsung
pada kas. Kegiatan-kegiatan yang digolongkan dalam kelompok ini akan terlihat pada laporan laba
rugi. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi ini seperti pengeluaran operasional,
pembayaran gaji, pembayaran pajak, pembayaran utang, penerimaan piutang tunai, penerimaan
dividen, penerimaan bunga dan lain sebagainya.
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Untuk laporan arus kas dari aktivitas investasi ini berkaitan dengan pemasukan atau pengeluaran
yang berasal dari kegiatan investasi. Semua kegiatan yang terkait dengan pembelian dan penjualan
aktiva perusahaan masuk dalam bagian ini.
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Sedangkan untuk arus kas dari aktivitas pendanaan ini berkaitan dengan kegiatan pendanaan
perusahaan seperti penjualan obligasi, pelunasan kredit bank, emisi saham hingga pembayaran
dividen.
Perlu anda ketahui bahwa meskipun dalam laporan neraca, anda sudah mengetahui jumlah saldo
akhir kas, tapi anda belum mengetahui secara rinci mengenai asal kas dan juga tujuan pengeluaran
kas. Karena alasan itulah, laporan arus kas ini diperlukan. Setelah mengetahui tentang bagian-
bagian laporan arus kas dan pengertiannya, sekarang kita akan masuk ke cara penyusunan laporan
arus kas.
1.4 Cara Menyusun Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas ini dibuat atau disusun setelah pembuatan neraca. Di mana ada dua sumber data
yang digunakan dalam penyusunan laporan arus kas yaitu:
• Data laporan laba rugi berjalan (current book)
• Perbandingan neraca periode berjalan dengan neraca periode sebelumnya
Faktanya, ada dua metode atau cara yang bisa digunakan untuk menyusun laporan arus kas. Kedua
metode tersebut adalah metode tidak langsung dan metode langsung. Kedua cara ini memiliki
perbedaan pada penyajian arus kas yang berasal dari kegiatan operasi.
Untuk metode langsung (direct method), arus kas dari kegiatan operasional disajikan dengan rinci
menjadi dua arus kas yaitu kas masuk dan kas keluar. Kemudian dua arus kas ini diperinci lagi
dalam beberapa jenis penerimaan dan pengeluaran kas. Nah, untuk metode tidak langsung (indirect
method), penentuan arus kas dari kegiatan operasional dilakukan dengan mengoreksi laba bersih
yang disajikan dalam laporan laba rugi. Pengoreksian ini masih berkaitan dengan biaya
penyusutan, kenaikan harta lancar dan utang lancar serta laba atau rugi.
Di luar perbedaan antara kedua metode tadi, secara umum ada 5 langkah yang bisa digunakan
dalam menyusun laporan arus kas (cash flow statement) yaitu sebagai berikut:
• Menghitung kenaikan atau penurunan pada kas
• Menghitung dan melaporkan kas bersih yang digunakan pada aktivitas operasi
• Menghitung dan melaporkan kas bersih yang digunakan pada aktivitas investasi
• Menghitung dan melaporkan kas bersih yang digunakan pada aktivitas pendanaan
Menghitung arus dan menjumlahkan kas bersih dari 3 aktivitas yang dilakukan (operasi, investasi
dan pendanaan) dengan saldo awal kas. Hal ini perlu dilakukan untuk membuktikan kesamaan
dengan saldo akhir kas.

1.5 Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)


Arus Kas Bebas atau Free Cash Flow (FCF) adalah salah satu alat pengukur pertumbuhan, kinerja
keuangan, dan kesehatan perusahaan. Biasanya, FCF mewakili kas yang tersisa dari aktivitas
operasional bisnis yang dapat digunakan untuk pembayaran dividen, ekspansi, atau pelunasan
utang.
Cara Menghitung FCF :
Langkah 1 : Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Operasional
Sederhananya, Arus Kas Dari Aktivitas Operasional adalah nilai laba bersih ditambah Pengeluaran
Non-Tunai dan disesuaikan dengan Perubahan Modal Kerja.
Dengan begitu, formulasinya adalah:
Laba Bersih + Pengeluaran Non-Tunai +/- Perubahan Modal Kerja
Langkah 2 : Mencari Nilai Pengeluaran Non-Tunai
Mudahnya, mencari nilai pengeluaran non-tunai bisa dilihat dari unsur-unsur yang tidak
berpengaruh secara langsung terhadap perubahan nilai kas dari Laporan Laba Rugi. Hal tersebut
secara umum adalah seperti nilai depresiasi, amortisasi, impairment, dan untung/rugi dari
investasi.
Langkah 3 : Menghitung Nilai Perubahan Modal Kerja
Menghitung nilai Perubahan Modal Kerja adalah hal yang paling sulit dilakukan dalam
perhitungan Arus Kas dari Aktivitas Operasional. Terutama jika perusahaan yang memiliki format
laporan Posisi Keuangan atau Neraca yang kompleks. Akun yang terkait secara umum dan biasa
terdapat dalam Laporan Neraca sederhana dalam perhitungan Perubahan Modal Kerja adalah
Piutang Usaha, Persediaan, dan Utang Usaha.
Formulasi utama dari nilai Modal Kerja adalah Aset Lancar dikurangi Kewajiban Lancar.
Misalnya, Anda menghitung nilai Perubahan Modal Kerja pada periode 2017-2018, maka
formulasinya adalah:
(Aset Lancar 2018 – Aset lancar 2017) – (Utang Lancar 2018 – Utang Lancar 2017)
Langkah 4 : Mencari Nilai Pengeluaran Modal
Sangat dimungkinkan untuk mendapatkan nilai Pengeluaran Modal tanpa mengacu kepada
Laporan Arus Kas. Anda bisa mendapatkan nilai tersebut dari Laporan Posisi Keuangan atau
Neraca Anda. Anda cukup fokus kepada akun Aset Tetap pada Laporan Neraca Anda.
Formulasinya adalah:
(Aset Tetap Kotor (sebelum didepresiasi) 2018 – Aset Tetap Kotor 2017)

Semakin banyak nilai FCF yang dicetak perusahaan, maka itu semakin baik. Jadi, FCF dapat
menjadi indikator yang sangat berguna untuk melihat profitabilitas sebenarnya dari bisnis
manapun. Metrik FCF cenderung lebih sulit untuk dimanipulasi dibandingkan dengan metrik atau
indikator umum lain seperti Laba Setelah Pajak. Perusahaan dapat memperluas, mengembangkan
produk baru, membayar dividen, melunasi utangnya, atau mencari peluang bisnis lain yang
mungkin diperlukan untuk ekspansi perusahaan. Dengan catatan hanya jika perusahaan tersebut
memiliki FCF yang memadai. Jadi, seringkali bisnis menginginkan untuk memiliki nilai FCF lebih
untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Dan tentunya investor menyukai perusahaan dengan
nilai FCF yang tinggi.
Namun, ternyata hal tersebut tidak selalu benar. Terdapat kemungkinan bahwa perusahaan
memiliki nilai FCF rendah dikarenakan sebagian besar kas digunakan untuk investasi besar-
besaran. Dan hal tersebut diharapkan akan menguntungkan perusahaan untuk tumbuh dalam
jangka panjang. Nyatanya, Investor lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang memiliki
pertumbuhan yang stabil. Dan itu dapat diprediksi dalam perubahan nilai FCF perusahaan dari
tahun ke tahun. Sehingga kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan pengembalian investasi
kepada investor akan meningkat seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Para analis keuangan
lebih berfokus kepada arus kas masuk yang dihasilkan oleh kegiatan operasi perusahaan. Karena
hal tersebut murni memprediksi kinerja aktual perusahaan.

2. Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)


2.1 Garis waktu
Garis waktu atau timeline memiliki pengertian yaitu suatu alat penting yang digunakan dalam
analisis nilai waktu dan merupakan suatu perwujudan grafis yang digunakan untuk menunjukkan
kapan arus kas terjadi. Langkah pertama dalam analisis nilai waktu adalah membuat garis waktu
yang akan membantu Anda membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam permasalahan.
Sebagai contoh kita lihat diagram berikut ini

Dimana PV mencerminkan 100 dolar yang ada di tangan saat ini dan FV mencerminkan berapa
nilainya di masa depan. Waktu 0 adalah hari ini dan 1,2,3 menunjukkan periode meskipun periode
seringkali dinyatakan dalam tahun tapi bisa juga dinyatakan dalam kuartal atau bulan atau bahkan
hari. Arus kas disajikan di bawah titik dan tingkat bunga disajikan diatas garis waktu

2.2 Nilai Masa Depan


Nilai masa depan adalah suatu jumlah yang akan dicapai arus kas atau serangkaian arus kas yang
berkembang selama jangka waktu tertentu bila dimajemukkan menggunakan tingkat bunga
tertentu. Satu dolar di tangan hari ini akan nilai lebih dari satu dolar yang diterima di masa depan
karena jika memilikinya sekarang Anda dapat mengidentifikasikan nya mendapatkan bunga dan
akhirnya mendapatkan lebih dari satu dolar di masa depan proses nilai sekarang menjadi nilai masa
depan disebut dengan pemajemukan atau compounding. Kita dapat menggunakan 4 prosedur yang
berbeda untuk memecahkan persoalan nilai waktu metode-metode tersebut antara lain akan
diuraikan sebagai berikut:
A. Pendekatan bertahap

Pendekatan bertahap bermanfaat karena menunjukkan kepada kita apa yang sedang terjadi. Namun
pendekatan ini membutuhkan banyak waktu khususnya jika melibatkan tahun dalam jumlah
banyak. Jadi dikembangkan produk struktur prosedur lain yang lebih singkat

B. Pendekatan rumus
Rumus
FV N = PV (1+I) N
Contoh Soal :
Hitunglah nilai dimasa depan apabila nilai sekarang 100 dolar dengan bunga 5% hingga 3 periode!
FV N = PV (1+I) N
= $100 (1,05)3
= $115,76

C. Kalkulator Finansial

Kalkulator Finansial sangat berguna ketika mengerjakan soal nilai waktu pertama perhatikan
bahwa kalkulator finansial memiliki lima tombol yang melambangkan lima variabel-variabel
dalam persamaan dasar nilai waktu titik kita menyajikan input untuk contoh diatas tombol dan
hasilnya yaitu nilai FP di bawah tombolnya karena tidak ada pembayaran berkala maka kita
masukkan 0 untuk PMT.

D.Spreadsheet
Spreadsheet menunjukkan secara terperinci apa yang sedang terjadi dan program ini membantu
kita mengurangi kesalahan konseptual dan kesalahan entry data.
Penggunaan dengan spreadsheet ini tentunya memerlukan keterampilan dan pengetahuan atas
pengoperasian program excel.
2.3 Nilai sekarang
Niilai sekarang adalah nilai hari ini dari arus kas atau serangkaian arus kas di masa depan.Mencari
nilai sekarang merupakan kebalikan dari mencari nilai masa depan.

Seorang pialang menawarkan Anda obligasi pemerintah yang 3 tahun dari sekarang akan
membayarkan 115,706 dollar. Saat ini bank menawarkan jaminan bunga 5% untuk sertifikat
deposito 3 tahun. Tingkat bunga 5% yang dibayarkan oleh deposito tersebut sebagai biaya peluang
atau opportunity cost atau tingkat pengembalian yang dapat Anda terima dari investasi alternatif
dengan risiko yang sama. Nilai sekarang dari arus kas yang jatuh tempo dalam tahun adalah jumlah
yang jika dimiliki saat ini akan tumbuh menjadi sebesar jumlah masa depan yang diberikan.
Karena 100 dolar akan tumbuh menjadi 115,76 dalam waktu 3 tahun pada tingkat bunga 5% maka
100 dolar adalah nilai sekarang dari 115,76 yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 tahun pada
tingkat 5%. Menemukan nilai sekarang disebut pendiskontoan seperti yang telah dijelaskan diatas
merupakan kebalikan dari pemajemukan jika mengetahui PV Anda dapat menemukan untuk
mendapatkan FV.
Tujuan dasar dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan dan nilai suatu
usaha atau seluruh aset termasuk saham dan obligasi yang merupakan nilai sekarang dari perkiraan
arus kas masa depan

Contoh soal:
Tuan X ingin menabung dengan proyeksi mendapatkan uang sebanyak 10 juta rupiah dalam 2
tahun kedepan. Jika tingkat suku bunga adalah sebesar 10%, maka perhitungan uang yang harus
ditabung tuan X saat ini adalah sebagai berikut.
Pv = Fv / (1+i)n
Pv = 10.000.000 / (1+0.10)2
Pv = 10.000.000 / (1,21)
Pv = 8.264.463

2.4 Menghitung Tingkat Bunga


Jika mengetahui tiga diantara variabel-variabel tersebut maka kita harus mengetahui salah satu
variabelnya dalam hal ini kita akan mencari I atau tingkat bunga. Maka dalam mencari tingkat
bunga atau i menggunakan rumus di bawah ini
Penghitugan diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan aljabar. Namun demikian, untuk
mempermudah penghitungan dapat juga dilakukan menggunakan kalkulator finansial dan
spreadsheet.

2.5 Menghitung Jumlah Tahun, N

Kita terkadang perlu mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengakumulasikan uang
dalam jumlah tertentu, dengan diberikan dana awal dan tingkat pengembalian yang akan kita
terima atas dana tersebut. Misalnya, seandainya kita yakin bahwa kita dapat pensiun dengan
nyaman jika memiliki uang $1 juta dan kita ingin mengetahui berapa lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk memiliki jumlah tersebut dengan asumsi sementara ini kita memiliki $500.000
yang diiventasikan dengan tingkat 4,5 persen. Kita tidak dapat menggunakan rumus sederhana—
situasi ini mirip dengan tingkat bunga. Kita dapat membuat rumus yang menggunakan logaritma,
tetapi kalkulator dan spreadsheet dapat menemukan N dengan sangat cepat. Berikut adalah
pengaturan kalkulatornya :

Masukkan I/YR = 4,5, PV = -500.000, PMT = 0, dan FV = 1.000.000. Lalu ketika kita menekan
tombol N, kita mendapatkan jawabannya, 15,7473 tahun. Jika anda memasukkan N = 15,7473 ke
dalam rumus FV. Anda dapat membuktikan bahwa ini memang merupakan jumlah tahun yang
tepat :

FV = PV (𝟏 + 𝐈)𝐍 = $𝟓𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 (𝟏, 𝟎𝟒𝟓)𝟏𝟓.𝟕𝟒𝟕𝟑 = $𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎

Kira juga akan mendapatkan N = 15,7473 dengan spreadsheet.


2.6 Anuitas

Sejauh ini, kita hanya bertemu dengan pembayaran tunggal atau “lump sum”. Namun, pada
kenyataannya, masih banyak aset yang memberikan arus kas masuk selama beberapa waktu dan
banyak kewajiban seperti pinjaman kendaraan bermotor, mahasiswa, dan hipotek meminta
serangkaian pembayaran. Jika pembayaran memiliki jumlah yang sama dan dilakukan pada
interval waktu yang tetap, maka rangkaian itu disebut suatu anuitas. Misalnya, $100 yang
dibayarkan pada akhir setiap tahun selama tiga tahun ke depan adalah anuitas tiga tahun. Jika
pembayaran dilakukan pada akhir tahun, maka kita memiliki anuitas biasa (ordinary annuity)
atau anuitas ditangguhkan (deffered annuity). Jika pembayaran dilakukan pada awal tahun, maka
kita memiliki anuitas jatuh tempo (annuity due). Anuitas biasa lebih umum di dalam ilmu
keuangan. Jadi, jika kita menggunakan istilah “anuitas” dalam buku ini, maka kita berasumsi
pembayaran terjadi di akhir periode, kecuali jika dinyatakan berbeda.

Berikut adalah garis waktu untuk anuitas biasa $100, tiga tahun, 5 persen dan garis waktu untuk
anuitas yang sama, tetapi dengan basis anuitas jatuh tempo. Untuk anuitas jatuh tempo, setiap
pembayaran akan bergeser ke belakang satu tahun. Deposito sebesar $100 akan ditempatkan setiap
tahun sehingga kita menunjukkan pembayaran dengan tanda minus :

Seperti yang akan kita tunjukkan pada bagian berikutnya, kita dapat menghitung nilai masa depan
dan nilai sekarang suatu anuitas, tingkat bunga yang tercantum di kontrak anuitas, dan lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan keuangan dengan menggunakan anuitas.
Ingat selalu bahwa anuitas harus memiliki pembayaran konstan dan jumlah periode yang tetap.
Jika persyaratan itu tidak terpenuhi, maka kita tidak memiliki anuitas.
2.7 Nilai Masa Depan dari Anuitas Biasa

Salah satu pendekatan untuk menentukan nilai masa depan dari suatu anuitas adalah menghitung
nilai di mana masing-masing pembayaran angsuran tersebut akan terakumulasi dan kemudian
menjumlahkan masing-masing nilai masa depannya. Karena angsuran atau pembayaran yang
membentuk anuitas biasa didepositokan pada akhir periode. Maka, pembayaran ini tidak
menghasilkan bunga selama periode tersebut. Setiap kali nilai masa depan dari anuitas biasa
dihitung, jumlah periode pemajemukan akan selalu satu lebih kecil dari jumlah pembayaran.
Rumus untuk menentukan nilai masa depan dari suatu anuitas biasa adalah

Nilai masa depan dari anuitas biasa =

Dimana :

FVF – OA = faktor nilai masa depan dari suatu anuitas biasa

i = suku bunga per periode

n = jumlah periode pemajemukan

R = pembayaran periodik

Contohnya, berapa nilai masa depan dari lima deposito sebesar $5.000 yang dilakukan pada akhir
masing-masing dari lima tahun berikutnya, yang menghasilkan bunga 12%?

Nilai masa depan dari anuitas biasa =

= $5.000 ( )

= $5.000 (6,35285)

= $31.764,25
2.8 Nilai Masa Depan dari Anuitas Jatuh Tempo

Anuitas jatuh tempo akan mengakumulasi bunga selama periode pertama karena pembayaran itu
tidak diterima atau dibayar sampai akhir periode. Artinya, anuitas jatuh tempo akan
mengakumulasi bunga selama periode pertama, sementara pembayaran anuitas biasa tidak akan
menghasilkan bunga selama periode pertama karena pembayaran tersebut tidak diterima sampai
akhir periode. Dengan kata lain, perbedaan utama antara anuitas biasa dengan anuitas jatuh tempo
adalah jumlah periode akumulasi bunga yang terlibat. Jika pembayaran terjadi pada akhir periode,
maka dalam penentuan nilai masa depan dari anuitas akan terdapat periode bunga yang kurang
dari satu daripada jika pembayaran terjadi pada awal periode. Dengan demikian rumus untuk
mencari future value dari anuitas jatuh tempo adalah sebagai berikut :

FVAjatuh tempo = FVAbiasa + (1+I)

2.9 Nilai Sekarang dari Anuitas Biasa

Adalah suatu bilangan yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nilai sekarang dari suatu
penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu.Nilai sekarang suatu
anuitas, PVAN, dapat dihitung dengan menggunakan metode bertahap, rumus, kalkulator, atau
spreadsheet.

PVAN = PMT/(1+I)1 + PMT/(1+I)2 + … + PMT/(1+I)N

1
= PMT │1 − (1+I)N

I

Contoh: Berapakah nilai sekarang dari uang sejumlah Rp 100.000 yang akan diterima setiap 3
bulan selama satu tahun dengan tingkat bunga 2% perbulan?
Diketahui : PMT = Rp 100.000 i = 2% x 3 = 6%

N=4

Ditanyakan : PVAN = ?

1
Jawab : PVAN = PMT│1 − (1+I)N

I

1
= Rp100.000│1 − (1+6%)4

0,06

= Rp346.510,56

2.10 Menghitung Pembayaran, Periode, dan Tingkat Bunga Anuitas

Kita dapat menghitung pembayaran, periode, dan tingkat bunga untuk anuitas. Terdapat lima
variabel yang digunakan: N, I, PMT, FV, dan PV.

Menghitung Pembayaran Anuitas, PMT

Contoh : Tabungan awal sebesar $10.000 dan harus tersedia selama 5 tahun dari sekarang. Kita
dapat menerima pengembalian sebesar 6 persen dari tabungan kita yang jumlahnya masih nol saat
ini. Jadi kita tau bahwa FV = $10.000, PV = 0, N = 5, dan I/YR = 6. Kita dapat memasukkan nilai-
nilai tersebut ke dalam kalkulator finansial, kemudian menekan tombol PMT untuk menghitung
besarnya jumlah deposito yang harusnya kita tempatkan. Jawabannya tentu saja akan bergantung
pada apakah kita menempatkan deposito pada akhir setiap tahun (anuitas biasa) atau pada awal
tahun (anuitas jatuh tempo). Berikut adalah hasil untuk setiap jenis anuitas.

5 6 0 10000 End Mode


N I/YR PV PMT FV
(Anuitas Biasa)

-1.773,96

5 6 0 10000 End Mode


N I/YR PV PMT FV
(Anuitas Jatuh
Tempo)

-1.673,55

Jadi, Anda harus menabung $1.773,96 per tahun jika Anda melakukan pembayaran pada setiap
akhir tahun, tetapi hanya $1.673,55 jika pembayaran dilakukan segera. Perhatikan bahwa
pembayaran yang diminta untuk anuitas jatuh tempo adalah pembayaran anuitas biasa dibagi (1+1)
=$1.773,96/1,06 = $1.673,55. Kita juga dapat menggunakan spreadsheet untuk menghitung
pembayaran anuitas.

Menghitung Jumlah Periode, N

Seandainya Anda diminta melakukan deposito akhir tahun, tetapi Anda hanya mampu menabung
$1.200 per tahun. Sekali lagi, asumsikan Anda akan mendapatkan 6 persen, berapa waktu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan $10.000?

6 0 -1200 10000 End Mode


N I/YR PV PMT FV

6,96
Dengan deposito yang lebih kecil, dibutuhkan waktu 6,96 tahun untuk mencapai sasaran $10.000.
jika Anda segera menempatkan deposito, maka Anda akan mendapatkan anuitas jatuh tempo dan
N akan sedikit lebih rendah 6,63.

Menghitung Tingkat Bunga, I

Kini, seandainya Anda hanya dapat menabung $1.200 per tahun, tetapi Anda masih ingin memiliki
$10.000 dalam waktu 5 tahun, berapa tingkat pengembalian yang memungkinkan Anda mencapai
tujuan tersebut ?

5 0 -1200 10000 End Mode


N I/YR PV PMT FV

25,78

Untuk mencapai target tersebut, Anda harus mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup
tinggi, yaitu 25,78 persen. Hal ini sangat mustahil apabila anda ingin berdeposito di sebuah bank.

2.11 Perpetuitas

Perpetulitas (Perpetuity) merupakan serangkaian pembayaran dalam jumlah yang sama pada jarak
tertentu diharapkan akan terus berlangsung salama-lamanya.

PMT
PV suatu perpetuitas = I

Contoh :

Hitung nilai suato consol inggris dengan nilai nominal sebesar $1.000 yang membayarkan $25
secara perpetuitas.

Jawabannya tergantung pada tingkat bunga. Pada tahun 1888, tingkat bunga yang berlaku yang
telah ditentukan oleh pasar uang adalah adalah 2,5 persen sehingga nilai consol pada waktu itu
adalah $1.000

Nilai Consol1888 = $25/0,025 = $1.000


Pada tahun 2004, 116 tahun kemudian, pembayaran tahunan masih $25. Namun tingkat bunga
yang diberlakukan telah naik menjadi 5,2 persen sehingga menyebabkan nilai consol turun
menjadi $480,77.

Nilai consol2004 = $25/0,052 = $480,77

Namun, perhatikan bahwa jika nilai bunga menurun dimasa depan (misal menjadi 2 persen), nilai
consol akan naik.

Nilai consol jika tingkat bunga turun menjadi 2% = $25/0,02 = $1.250

Contoh di atas menunjukkan bahwa : Ketika tingkat bunga berubah, harga obligasi yang beredar
juga akan berubah. Harga obligasi turun jika tingkat bunga naik dan naik hika tingkat bunga
turun.

2.12 Arus Kas yang Tidak Sama

• Arus Kas Tidak Sama – Tidak Konstan (Uneven Cash Flow – Nonconstant)

Serangkaian arus kas dimana jumlahnya bervariasi dari satu periode ke periode berikutnya.

• Pembayaran (Payment – PMT)

Istilah ini melambangkan arus kas yang sama dengan interval yang rutin.

• Arus Kas (Cash Flow – CFJ)

Istilah ini melambangkan arus kas yang bukan merupakan bagian dari suatu anuitas.

Ada dua kelompok penting arus kas yang tidak sama: (1) suatu aliran yang terdiri atas serangkaian
pembayaran anuitas ditambah 1 jumlah lump sum terakhir dan (2) seluruh aliran tidak sama
lainnya. Obligasi merupakan contoh terbaik untuk kelompok jenis pertama, sedangkan saham dan
investasi modal menggambarkan jenis yang lain.
1. Anuitas ditambah tambahan pembayaran terakhir :

Periode 0 1 2 3 4 5

Arus Kas $0 $100 $100 $100 $100 $ 100


$1,000
$1,100
2. Arus kas tidak sama :

Periode 0 1 2 3 4 5

Arus Kas $0 $100 $300 $300 $300 $500

𝑪𝑭 𝑪𝑭 𝑪𝑭 𝑪𝑭
PV = (𝟏+𝑰)𝟏 𝟏 + (𝟏+𝑰)𝟐 𝟐 ….. + (𝟏+𝑰)𝑵 𝑵 = ∑𝑵 𝒕
𝒕=𝟏 (𝟏+𝑰)𝒕

Jadi PValiran 1 sebesar $927,90 dan PV aliran 2 sebesar $1.016,35.

Prosedur ini memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan kalkulator
finansial.

5 12 100 10000 End Mode


N I/YR PV PMT FV

-927,90

Solusi ini berbeda dari aliran 2. Aliran 2 harus menggunakan pendekatan bertahap.

2.13 Nilai Masa Depan Dari Aliran Arus Kas Yang Tidak Sama
Nilai masa depan (Future Value/FV)
Suatu jumlah yang akan dicapai arus kas yang berkembang selama jangka waktu tertentu bila
dimajemukkan menggunakan tingkat bunga tertentu.
Untuk menghitung nilai masa depan dari suatu arus kas yang tidak sama, dengan cara melakukan
pemajemukan sebagai ganti dari pendiskontoan. Pendiskontoan arus kas dilakukan untuk
menghitung PV, tetapi melakukan pemajemukan untuk menghitung FV. Pemajemukan itu
sendiri adalah proses dari nilai sekarang (PV) menjadi nilai masa depan (FV).
Prosedur yang digunakan untuk memecahkan nilai masa depan (FV) dari aliran arus kas yang
tidak sama adalah :
1. Pendekatan Bertahap
Contoh :
Menghitung FV jika diketahui nilai sekarang $100 yang dimajemukkan selama 3
tahun pada tingkat bunga 5%.
Jawab :

Dengan menggunakan rumus :

FVN = PV(1+I)N
Keterangan :
FV = nilai masa depan
PV = nilai sekarang
I = Interest/tingkat bunga
n = jangka waktu

a. Kalikan jumlah awal atau PV dan tiap-tiap jumlah berikutnya dengan (1+I).
Untuk jumlah awal, diketahui nilai PV = $100. Kemudian, $100 dikalikan
dengan hasil dari (1+I), yang mana I adalah sebagai tingkat bunga = 5% / 0,05.

b. Jadi, (1+I) = 1 + 0,05


= 1,05
c. Sehingga, untuk mencari periode pertama dengan cara
= PV (1+I)N
= $100 (1,05)1
= $105

d. Untuk periode kedua


= PV (1+I)N
= $100 (1,05)2
= $110,25

e. Untuk periode ketiga


= PV (1+I)N
= $100 (1,05)3
= $115,76

Sehingga, didpatkan hasil akhir dari nilai PV yang dimajemukkan selama 3 tahun
adalah sebesar $115,76.

Nilai seluruh aset keuangan-saham, obligasi, atau investasi modal usaha dihitung sebagai nilai
sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan, oleh karena itu kita lebih sering menghitung
nilai sekarang daripada nilai masa depan. Pada kasus yang relatif jarang dimana kita perlu
menghitung FV dari aliran arus kas yang tidak sama, kita biasanya menggunakan prosedur
pendekatan bertahap. Pendekatan ini bisa diterapkan untuk setiap aliran arus kas, bahkan aliran
arus kas yang memiliki arus kas nol atau negatif.

2. 14 Menghitung I Dengan Arus Kas Yang Tidak Sama


Sebelum adanya kalkulator finansial dan spreadsheet, sangat sulit menghitung I jika arus kasnya
tidak sama. Namun dengan adanya spreadsheet dan kalkulator finansial maka kita akan
cenderung lebih mudah dalam menghitung I.
Contoh dari penggunaan kalkulator finansial adalah sebagai berikut :
- Misal diketahui PV = 200, FV = 230, N = 3 tahun

Kita tinggal memasukkan nilai-nilai yang telah diketahui ke dalam kalkulator finansial,
kemudian klik calculate maka secara langsung akan memberikan nilai tingkat bunga yang
dicari.

2.15 Pemajemukan Setengah Tahunan Dan Periode Pemajemukan Lainnya


A.Pemajemukan setengah tahunan (semi-annual compounding)
Proses aritmetika menentukan nilai akhir suatu arus kas atau serangkaian arus kas jika bunga
ditambahkan dua kali setahun.
Contoh :
Kita mendepositkan $100 di suatu akun yang membayarkan 5% dan membiarkannya di sana
selama 10 tahun.
Jawab :
Pertama, kita lihat kembali nilai masa depan terlebih dahulu menurut pemajemukan tahunan.
Yaitu dengan rumus FV yang telah dijelaskan sebelumnya.
FV = PV (1+I)n
= $100 (1+0,05)10
= $100 (1,05)10
= $162,89

Bagaimana jika pada contoh diatas bunga dibayarkan setengah tahunan? Ketika pembayaran
terjadi lebih dari setahun, maka harus dilakukan dua perubahan
1.) Mengubah tingkat bunga yang dinyatakan ke suatu “tingkat periodik”
2.) Mengubah jumlah tahun menjadi “jumlah periode”

Perubahan itu dilakukan sebagai berikut,


1. Menghitung tingkat periodik
Tingkat Periodik (Iper) = I / M
dimana I = tingkat bunga yang dinyatakan, M = jumlah periode pemajemukan per tahun
Jawab :
I / M = tingkat bunga / jumlah periode pemajemukan per tahun
= 5% / 2
= 2,5%
Dengan tingkat tahunannya yang dinyatakan sebesar 5% dan dimajemukkan setengah tahunan,
maka tingkat periodiknya adalah 2,5%.

2. Menghitung jumlah periode


Jumlah periode = (jumlah tahun) x (periode per tahun)
= N.M
= 10(2) = 20
Jadi, dengan masa 10 tahun dan pemajemukan setengah tahunan maka terdapat 20 periode.

Kesimpulannya, dalam pemajemukan setengah tahunan, investasi $100 kita akan mendapatkan
2,5% per enam bulan selama 20 periode setengah tahunan, bukan 5% per tahun selama 10 tahun.

- Untuk mencari FV atau nilai masa depan untuk pemajukan setengah tahunan adalah
sebagai berikut :
FV = PV (1+I)n, dengan PV = $100, I = 25% atau 0,025 n = 20 tahun
= $100 (1+ 0,025)20
= $100 (1,025)20
= $163,86

Nilai masa depan untuk pemajemukan setengah tahunan ini melebihi FV untuk pemajemukan
tahunan, karena bunga mulai terutang lebih cepat sehingga kita mendapatkan lebih banyak bunga
atas bunga.

B. Pemajemukan tahunan (Annual compounding)


Proses aritmetika menentukan nilai akhir suatu arus kas atau serangkaian arus kas bila bunga
ditambahkan sekali setahun.

2.16 Membandingkan Tingkat Bunga


a. Tingkat bunga nominal (INOM) disebut juga tingkat presentase tahunan (Annual Presentage
Rate / APR), tingkat bunga yang diberikan, dikontrakkan, atau dinyatakan.

b. Tingkat tahunan efektif (Effective Annual Rate / EFF%), tingkat yang akan menghasilkan
nilai masa depan yang sama dalam pemajemukan tahunan seperti pemajemukan yang sering
pada tingkat nominal tertentu.

Jika suatu pinjaman atau investasi menggunakan majemuk tahunan, maka tingkat nominalnya
akan menjadi tingkat efektifnya. Jika pemajemukan terjadi lebih dari sekali dalam setahun,
tingkat EFF% menjadi lebih tinggi dari INOM.
Garis atas pada diagram tersebut menggambarkan bahwa nilai $100 akan tumbuh menjadi
$110,25 pada tingkat nominal 10,25%.
Garis bawah menggambarkan situasi jika tingkat nominal besarnya 10%, tetapi digunakan
majemuk setengah tahunan.
Kita dapat menghitung tingkat tahunan efektif dari tingkat nominal dan jumlah periode
pemajemukan per tahun dengan menggunakan persamaan berikut.

Dimana, INOM = tingkat nominal yang dinyatakan sebagai suatu angka desimal, M = jumlah
periode pemajemukan per tahun.

Dalam contoh, tingkat nominalnya adalah 10%, tetapi dengan pemajemukan setengah tahunan
sehingga INOM = 10% = 0,10 dan M = 2

Jadi, EFF% atau tingkat tahunan efektifnya = (1 + 0,10 / 2)2 – 1 = 0,1025 = 10,25%.

2. 17 Periode Waktu Pecahan


Sejauh ini, kita berasumsi bahwa pembayaran terjadi di awal atau akhir periode dan bukan
diantara periode. Namun, kenyataannya kita seringkali menemukan situasi yang mengharuskan
pemajemukan atau pendiskontoan atas periode berbentuk pecahan.
Contoh:
Misal mendepositkan $100 di bank yang membayarkan tingkat nominalnya 10 %, tetapi
menambahkan bunga harian berdasarkan 365 hari dalam setahun. Berapakah uang yang akan
dimiliki setelah 9 bulan?
Jawab:

- Tingkat Periodik (IPER) = 10% / 365 hari


= 0,10 / 365
= 0,000273973 per hari
- Jumlah Hari = (9/12)(365)
= 0,75(365)
= 273,75 / 274

- Jumlah Akhir = $100 (0,000273973)274


= $107,79

Jika meminjam $100 dari bank yang tingkat nominalnya 10% per tahun “bunga sederhana”, jika
pinjaman telah diterima sejak 274 hari lalu, besar bunga yang harus dibayarkan adalah :
- Bunga Terutang = $100 (0,000273973)(274) = $7,51

Periode Waktu Pecahan (Fractional Time Periods)

Periode waktu pecahan digunakan saat pembayaran terjadi di dalam periode, bukan di awal atau
di akhir periode. memecahkan masalah ini membutuhkan penggunaan pecahan periode waktu
untuk n, jumlah periode, dan kemudian menyelesaikan baik secara numerik, dengan program
spreadsheet, atau dengan kalkulator keuangan. (beberapa kalkulator lama akan menghasilkan
jawaban yang salah karena program "solusi" internalnya.)

Contoh soal :

1. Seseorang mendepositkan $100 di bank yang membayarkant ingkat nominalnya 10 %,


tapi menambahkan bunga harian berdasar 365 hari dalam setahun. Uang yang dimiliki
selama 9 bulan adalah?

Jawaban :

Tingkat periodic = IPER= 0,10/365 = 0,000273973 per hari

Jumlah hari= (9/12)(365) = 0,75(365) = 273,75 dibulatkan menjadi 274 Jumlah akhir=
$100(1,000273973)274 = $107,79

Jika meminjam $100 daribank yang tingkat nominalnya 10% per tahun “bungasederhana”,
jika pinjaman telah diterima sejak 274 hari lalu, besar bunga yang harus dibayarkan adalah:

Bunga terutang= $100(0,000273973)(274) = $7,51

2. 18 Pinjaman yang Diamortisasi (Amortized Loans)

Amortisasi adalah prosedur dimana terjadinya penyusutan pada pengurangan nilai aktiva tidak
berwujud setiap periode akuntansi. Meski sama-sama memiliki arti penyusutan sebuah objek,
amortisasi berbeda dengan depresi dan deplesi. Jika depresi adalah biaya penyusutan aset tetap
terhadap manfaatnya seperti contohnya kendaraan, deplesi adalah biaya penyusutan pada bidang
pertambangan. Perusahaan melakukan penghapusan untuk aset tak berwujud melalui amortisasi
seperti Goodwill. Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan memiliki pinjaman sebesar
Rp10.000.000 dan setiap tahun diangsur sebesar Rp500.000 selama 20 tahun, maka perusahaan
tersebut sedang mengamortirsasi sampai pinjaman tersebut hilang.

Penerapan penting bunga majemuk melibatkan pinjaman yang diamortisasi, yang dibayar dengan
angsuran yang sama dari waktu ke waktu.

• Jumlah setiap pembayaran, PMT, ditemukan sebagai berikut: PV anuitas = PMT (PV1PA1,
N), jadi PMT = PV anuitas / PVIFA1, N
• Dengan kalkulator keuangan, masukkan N (jumlah tahun), I / YR (suku bunga), PV
(jumlah pinjaman), dan FV = 0, lalu tekan tombol PMT untuk menemukan pembayaran
berkala.
• Spreadsheet ini ideal untuk mengembangkan tabel amortisasi. Penyiapannya mirip dengan
tabel di teks, tetapi Anda ingin menyertakan sel "masukan" untuk suku bunga, nilai pokok,
dan lama pinjaman.
• Setiap pembayaran sebagian terdiri dari bunga dan sebagian pembayaran kembali pokok.
Rincian ini sering dikembangkan dalam jadwal amortisasi pinjaman.

(a) Komponen bunga terbesar pada periode pertama, dan menurun selama masa
pinjaman.

(b) Pembayaran pokok pinjaman paling kecil pada periode pertama, dan meningkat setelahnya

Anda mungkin juga menyukai