Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, sehingga semakin

banyak perusahaan saling bersaing satu sama lain untuk meningkatkan pendapatan

perusahaan dan eksistensi perusahaan diamata masyarakat baik itu secara nasional

maupun internasional. Pada umumnya perusahaan didirikan bertujuan untuk

mendapatkan pendapatan atau laba yang semaksimal mungkin agar kelangsungan

hidup perusahaan dapat terjamin, sehingga dapat selalu mengusahakan

perkembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, kegiatan menentukan besarnya

kebutuhan modal kerja dapat dikaitkan dengan peningkatan laba usaha (Linda

Setianingsih, 2011).

Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap

badan usaha. Tanpa peroleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya

yaitu pertumbuhan yang terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab social

(corporate social responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu

menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencanakan dan

mengendalikan laba. Dua factor penentu laba yaitu (1) pendapatan merupakan arus

masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban

dari entity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari

penyerahan /produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang

merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. (2) biaya merupakan

semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang

1
2

dinyatakan dengan tujuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang

sudah terjadi maupun yang akan terjadi (Ellys Delfrina S, 2008)

Semakin berkembangnya atau besarnya suatu perusahaan maka semakin

meningkat pula aktifitas-aktifitas yang dilakukan perusahaan. Semakin

meningkatnya aktifitas perusahaan akibatnya akan meningkatkan biaya yang

dikeluarkan untuk operasional perusahaan. Maka agar tidak terjadi pemborosan-

pemborosan dalam penyelewengan biaya yang dikeluarkan harus dipergunakan

se-efisien dan se-efektif mungkin untuk menekan biaya. Untuk itu perusahaan

perlu melakukan suatu perencanaan dan pengawasan operasional dengan baik.

Biaya operasional merupakan biaya yang memiliki peran besar dalam

mempengaruhi keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Karena,

produk yang dihasilkan perusahaan melalui proses produksi yang panjang dan

produk harus sampai kepada konsumen melalui serangkaian aktifitas yang saling

menunjang. Tanpa aktivitas operasional yang terarah maka produk yang

dihasilkan tidak akan memiliki manfaat bagi perusahaaan.

Produk yang berkualitas dapat mempunyai daya saing tersendiri dalam

persaingan dan kompetisi yang sangat ketat ini. Upaya untuk memberikan yang

terbaik bagi pelanggannya dengan produk berkualitas agar produk yang

diharapkan oleh konsumen sesuai dengan kenyataan sehingga konsumen

merasakan kepuasan. Untuk itu, perusahaan harus senantiasa meningkatkan

kualitas produknya maupun jasa.

Dalam hal ini perusahaan dituntun agar selektif dalam menjual produk

kepada konsumen, sehingga target volume penjualan yang telah direncanakan


3

oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu bisa tercapai dengan optimal.

Volume penjualan yang optimal merupakan salah satu target perusahaan, oleh

karena itu perusahaan akan melakukan banyak cara dalam mencapai target yang

telah direncanakan, factor penentu atas perolehan laba yang optimal adalah

volume penjualan yang optimal.

Laba atau profit adalah salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan

usaha atau perusahan, jika tidak mendapatkan laba, perusahaan tidak dapat

memenuhi tujuan yang lain, misalnya pertumbuhan yang terus menerus atau

perkembangan perusahaan atau yang bisa disebut going concern serta tanggung

jawab sosial atau corporate social responsibility. Dengan laba ini membuat

perusahaan tumbuh dan berkembang, bisa menggunakan kemampuan yang lebih

besar, bisa memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, dan

perusahaan bisa memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan (Basu

Swastha, 2002).

Semua perusahaan baik itu perusahaan besar ataupun kecil, biasanya selalu

berusaha meningkatkan laba yang diperolehnya. Banyak cara akan ditempuh

untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Salah satunya yang dapat digunakan

untuk memperoleh laba yang optimal adalah dengan memperhatikan volume

penjualan serta menekan biaya-biaya operasional yang akan dikeluarkan

perusahaan. Dalam hal ini perusahaan diharuskan agar selektif dalam menjual

produk kepada konsumen, sehingga target volume penjualan yang telah

direncanakan oleh perusahaan dalam periode tertentu bisa tercapai dengan

optimal dengan biaya operasional yang efisien. Volume penjualan yang optimal
4

dan biaya operasional yang efisien merupakan target perusahaan, oleh karena itu

perusahaan akan melakukan banyak cara dalam mencapai target yang telah

direncanakan, karena faktor penentu atas perolehan laba yang optimal adalah

volume penjualan yang optimal dan biaya operasional yang efisien.

Volume penjualan dan biaya sangatlah berpengaruh terhadap laba bersih.

Volume penjualan yang meningkat serta biaya yang efisien mestinya berpengaruh

terhadap peningkatan laba yang diperoeh oleh perusahaan dan demikian pula

sebaliknya. Sesuai dengan Pendapat Budi Rahardjon (2007) bahwa, adanya

hubungan yang erat mengenai volume penjualan terhadap peningkatan laba bersih

perusahaan dalam hal ini dapat dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan, karena

dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk lebih besar dibandingkan

dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Faktor utama yang mempengaruhi besar

kecilnya laba adalah pendapatan, pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan

barang dagangan serta biaya.

Perolehan laba bersih sangat ditentukan oleh besar kecilnya biaya yang

digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Semakin biaya itu

bisa ditekan mestinya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba bersih

perusahaan. Sesuai dengan pendapat Jopie Jusuf (2006) bahwa, bila perusahaan

dapat menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan

laba bersih, demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya akan

mengakibatkan menurunnya laba.

Keberhasilan suatu perusahaan bisa dilihat pada tingkat laba bersih yang

diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada umumnya
5

adalah untuk memperoleh laba bersih yang sebesar-besarnya dan pencapaian laba

bersih merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan

sendiri. Laba bersih bisa didapat secara optimal, jika volume penjualan mencapai

hasil yang maksimal serta biaya yang dikeluarkan dapat ditekan sekecil mungkin.

Persaingan yang terjadi dalam pembukaan toko sangatlah ketat. Hal ini

dapat dilihat banyaknya toko-toko yang didirikan di kota Sulawesi Tenggara.

Selain itu terlihat bahwa toko yang berada di seputaran wua-wua setelah PLN

bersaing dengan toko-toko yang ada di kota Kendari dalam penjualan produk

sembako. Untuk mengetahui pangsa pasar yang tepat sehingga perusahaan dapat

memposisikan diri dalam persaingan tersebut perusahaan harus melakukan

kebijakan harga, karena tuntutan konsumen untuk mendapatkan pelayanan

berkualitas dengan harga jual yang rendah, mendorong perusahaan untuk

menetapkan harga jual yang tepat karena secara tidak langsung dapat

mempengaruhi volume penjualan bagi perusahaan, karena dalam setiap dunia

industry baik produk maupun jasa kegiatan yang dilakukan selalu dikaitkan

dengan usaha untuk mencapai keuntungan yang optimal bagi perusahaan mereka.

Toko Alung merupakan sebuah usaha dagang yang menjual berbagai jenis

sembako seperti rokok, indomie, makanan ringan, dan air mineral. Produk terlaris

yakni rokok yang memiliki harga jual menjanjikan. Toko Alung merupakan

perusahaan yang berdiri pada tahun 2010 yang dimana ibu Muliati sebagai

pemilik. Toko yang sudah 18 tahun berdiri, memiliki konsumen yang banyak.

Dalam data penjualan, toko Alung mengalami progress dari tahun ke tahun
6

sehingga mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Hal ini diperkuat dengan

data penjualan 3 tahun terakhir.

Tabel 1.1 Perkembangan Volume Penjualan dan Laba pada Toko Alung
tahun 2015-2017
Tahun Volume Penjualan Harga Laba Persentase
2015
2016
2017
Sumber: data toko Alung tahun 2018

Berdaarkan tabel di atas diketahui bahwa ……..

Penentuan harga dalam pasar itu ditentukan oleh supply and demand

(kekuatan penawaran dan permintaan). Antara permintaan dan penawaran harus

rela terjadi rela sama rela yang tidak ada unsur terpaksa atau tertipu dalam

melakukan transaksi barang (Asman, Yuliar, 2012: 3).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Volume Penjualan Dan Harga

Jual terhadap Laba Usaha pada Toko Alung”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Pengaruh Volume Penjualan terhadap Laba Usaha pada Toko

Alung?

2. Bagaimana Pengaruh Harga Jual terhadap Laba Usaha pada Toko Alung?

3. Apakah ada pengaruh volume penjualan dan harga jual terhadap Laba Usaha

pada Toko Alung?

C. Tujuan Penelitian
7

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Volume Penjualan terhadap Laba Usaha pada

Toko Alung.

2. Untuk menganalisis pengaruh harga jual terhadap Laba Usaha pada Toko

Alung.

3. Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Volume Penjualan dan harga jual

terhadap Laba Usaha pada Toko Alung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sangat bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan

terutama dalam mengetahui seberapa besar pengaruh harga terhadap volume

penjualan pada perusahaan dan untuk mengetahui keadaan secara langsung

usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam menentukan harga pokok

sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.

2. Manfaat Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau

masukan yang berkaitan dengan volume penjualan dan dapat dijadikan

sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Volume Penjualan

1. Pengertian Volume

Menurut Basu Swastha (2001:31) volume adalah suatu indikasi

mengenai luasnya kapasitas penggunaan, yang diukur dengan selisih

antara fixed overhead yang semula dianggarkan dan ditentukan untuk

tingkat produksi yang sesungguhnya dicapai, jika ixed overhead tetap

yang dihitung lebih rendah dari pada yang semula dianggarkan, akan

timbul varians volume yang menguntungkan yang menunjukkan bahwa

organisasi beroperasi dengan kapasitas yang lebih rendah dari pada

tingkat yang direncanakan karena masalah ini dapat di interpretasikan

dengan berbeda-beda, maka pengertiannya harus ditetapkan menurut

konteksnya.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa volume adalah suatu

indikasi pengukuran mengenai luasnya kapasitas suatu penggunaan.

2. Pengertian penjualan

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat

penting bagi perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan

yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Beberapa para ahli mengemukakan tentang definisi penjualan antara

lain M. Narafin (2006:60) penjualan adalah proses menjual, padahal

yang dimaksud penjualan dalam laporan laba-rugi adalah hasil menjual

8
9

atau hasil penjualan (sales) atau jualan. Adapun menurut Warren Reeve

fess yang diterjemahkan oleh Aria Faramita dkk (2006:300) penjualan

adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang

yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Sedangkan menurut

Kusnadi (2009:300) penjualan (sales) sejumlah uang yang dibebankan

kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah

suatu proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar

terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan

berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang

terkait baik dibayar secara tunai maupun kredit.

3. Fungsi dan Tujuan Penjualan

Menurut Basu Swasta (2003:406) fungsi penjualan meliputi

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk merealisasikan

penjual seperti:

a. Menciptakan permintaan
b. Mencari pembeli
c. Memberikan syarat-syarat penjualan
d. Memindahkan hak milik

Pada umumnya, para pengusaha mencapai tujuan utama yaitu

mendapatkan laba semaksimal mungkin dan dapat mempertahankan

atau bahkan berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama.

Tujuan tersebut dapat direalisasikan apabila penjualan dapat

dilaksanakan seperti yang telah direncanakan oleh perusahaan.


10

Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam

penjualan, yuaitu:

a. Mencapai volume penjualan


b. Mendapatkan Laba tertentu
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan

4. Jenis dan bentuk penjualan

Menurut Basu Swastha (2001:11) terdapat beberapa jenis

penjualan yang bias dikenal dalam masyarakat diantaranya adalah:

a. Trade selling
Penjualan yang terjadi bilamana produsen dan pedagang besar
memperhasilkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi
produk mereka. Hal ini melibatkan kegiatan promosi perdagangan,
persediaan dan produk yang baru, jadi titik beratnya adalah para
penjual melalui penyalur bukan pada penjualan ke pembeli akhir.
b. Missionary selling
Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli nuntuk
membeli barang dari penyalur perusahaan
c. Technical selling
Berusaha meningkatkan penjualan dan pemberian saran dan nasihat
kepada pembeli akhir dari barang dan jasa
d. New business selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli
menjadi pembeli seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi
e. Responsive selling
Setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli melalui Roote driving and retaining, jenis
penjualan ini tidak akan menciptakan penjualan yang besar, namun
akan terjalin hubungan pelanggan yang baik yang menjurus pada
pembelian uang.
11

5. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan

Menurut Basu Swasta (2001:129) dalam kenyataannya sebuah

kehiatan penjualan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor baik dari

dalam maupun dari luar, beberapa factor tersebut antara lain:

a. Kondisi dan kemampuan Pasar


Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil
mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud
tertentu, penjual harus memahami masalah penting yang sangat
berkaitan yaitu:
1) Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan
2) Harga produk atau jasa
3) Syarat penjualan, seperti: pembayaran dan pengiriman
b. Kondisi pasar
Hal yang diperhatikan pada konsisi pasar antara lain:
1) jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industry, pasar
pemerintah atau pasar internasional
2) kelompok pembeli dan segmen pasarnya
3) daya beli
4) frekuensi pembeliannya
5) keinginan dan kebutuhan
c. Modal
Apakah Modal kerja perusahaan mampu mencapai target penjualan
yang dianggarkan seperti untuk:
1) Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan
2) Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target
penjualan
3) Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi
target penjualan.
12

d. Kondisi organisasi perusahaan


Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah penjualan ini
ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang
dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

6. Pengertian Volume Penjualan

Menurut Basu Swastha (2004) penjualan merupakan interaksi

antara individu saling bertemu yang ditujukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran

sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga

sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang

bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga

yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan

dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Volume penjualan tidak memisahkan secara tunai maupun kredit tetapi

terhitung secara keseluruhan dari total yang dicapainya. Seandainya

volume penjualan meningkat dan biaya distribusinya menurun maka

pemcapaian laba perusahaan juga menurun (Basu Swastha DH, 2004).

Lebih lanjut, Basu Swasta menyatakan volume penjualan adalah suatu

indikasi mengenai luasnya kapasitas atau total penjualan yang didapat

dari penjualan suatu barang baik secara tunai maupun kredit, semakin

banyak barang yang laku dijual maka semakin besar pula volume

penjualannya, demikian sebaliknya bila penjualan barang semakin

sedikit maka semakin kecil volume penjualan barang tersebut, selain itu
13

menurut Alamiyah dan Padji (2003:126) memberikan pengertian volume

penjualan bahwa, volume penjualan adalah total penjualan yang berhasil

dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan pada periode tertentu.

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan mengenai

pengertian volume penjualan adalah hasil dari kegiatan penjualan yang

dilakukan perusahan dalam usahanya mencapai sasaran yaitu

memaksimalkan laba.

Ada beberapa usaha untuk meningkatkan volume penjualan,

diantaranya adalah:

a. Menjajakan produk dengan sedemikan rupa sehingga konsumen


melihatnya.
b. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut
akan menarik perhatian konsumen
c. Mengadakan analisa pasar
d. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial.
e. Mengadakan pameran
f. Mengadakan Discount atau potongan harga.

7. Indikator Volume Penjualan

Dalam kegiatan pemasaran kenaikan volume penjualan merupakan

ukuran efisensi, meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan

diikuti dengan kenaikan laba. Pengertian dari volume penjualan adalah

jumlah dari kegiatan penjualan suatu produk atau jasa yang dihasilkan

olehperusahaan dalam suatu ukuran waktu tertentu. Menurut Basu

Swasta (2002: 404) terdapat beberapa indikator dari volume penjualan

yaitu:
14

1) Mencapai volume penjualan

Volume penjualan menurut Kotler (2008: 179) menyebutkan

bahwa menunjukkan jumlah barang yang dijual dalam jangka waktu

tertentu. Menurut Basu Swasta (2002: 403) penjualan adalah

interaksi antara individu yang saling bertemu muka yang ditujukan

untuk menciptakan, memperbaiki, atau mempertahankan hubungan

pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain.

Perusahaan harus memperhatikan bauran pemasaran dan

memiliki strategi pemasaran yang baik untuk memasarkan

produknya untuk mencapai penjualan yang tinggi. Kemampuan

perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan

dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu

menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian.

2) Mendapatkan laba tertentu

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat

menarik para investor untuk menanamkan dananya guna

memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah

akan menyebabkan para investor menarik dananya.

3) Menunjang pertumbuhan perusahaan

Kemampuan perusahaan untuk menjual produknya akan

meningkatkan volume penjualan bagi perusahaan yang dapat

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan untuk menunjang

pertumbuhan perusahaan dan perusahaan akan tetap bertahan di


15

tengah persaingan yang semakin ketat antar perusahaan. Adapun

Indikator Volume Penjualan sebagai berikut:

Volume Penjualan = total penjualan


Alamiah dan Padji (2003:126)

Dimana untuk mencari total penjualan berikut ini adalah rumusnya

Total Penjualan = Harga Jual per unit x total unit yang dijual
Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2002:148)

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

volume penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang

dilakukan perusahaan dalam usahanya mencapai sasaran yaitu

memaksimalkan laba.

B. Konsep Laba Bersih

Didalam kehidupan dunia usaha atau bisnis konsep laba sangat diperlukan

`karena konsep laba dipergunakan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan

keuangan bagi pihak-pihak tertentu, dan berguna dalam pengambilan keputusan

atau kebijakan yang akan dikeluarkan oleh sutu perusahaan. Laba merupakan

salah satu indikasi keberhasilan suatu badan usaha atau perusahaan. Keinginan

untuk memperoleh laba adalah tujuan utama dari setiap peruahaan.

1. Pengertian Laba

Laba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan

kerugian. Transaksi-transaksi ini diiktisarkan dalam laporan laba rugi. Laba

dihasilkan dari selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan


16

keuntungan) dengan sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama periode

tertentu (Hery, 2013:46).

Menurut Sofyan S Harahap (2007:241) mendefinisikan laba (Gains)

adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan

kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kegiatan lainnya yang

mempengaruhi entity selama satu periode tertentu, kecuali yang berasal dari

hasil atau investasi dari pemilik.

Sedangkan, menurut Soemarso, H (2010:230) Laba adalah selisih lebih

pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban

lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi

merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini

belum merupakan laba atau rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang

sebenarnya baru dapat diketahui apabila perusahaan telah menghentikan

kegiatannya dan dilikuidasikan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulakan bahwa laba merupakan

selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan, yang diperoleh dari transaksi-transaksi atau

kejadian yang mempengaruhi badan usaha dalam suatu periode tertentu. Laba

dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penjualan dan maminimalkan

biaya-biaya yang dikeluarkan.

2. Jenis-Jenis Laba

Supriyono (2004:241) menggololongkan jenis-jenis laba dalam kaitannya

dengan perhitungan laba rugi terdiri dari empat yaitu


17

a. Laba kotor merupakan selisih antara hasil penjualan dengan harga pokok

penjualan (HPP)

b. Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas yang termasuk rencana-

rencana kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam ekonomi yang

dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun atau laba operasional (net

operating income) yaitu laba perusahaan yang diperoleh dari kegiatan

usaha pokok perusahaan yang bersangkutan dalam jangka waktu tertentu,

c. Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil

usaha dan dikurangi biaya di luar operasi biasa, dan

d. Laba sesudah pajak atau laba bersih merupakan laba setelah dikurangi

dengan beban-beban atau pajak.

Laba merupakan hal yang penting dan paling dasar dari ikhtisar

keuangan yang memiliki beberapa kegunaan. Dalam berbagai konteks laba

pada umumnya dipandang sebagai dasar bagi perpajakan, penentuan

kebijaksanaan, pembayaran deviden, pedoman investasi, pengambilan

keputusan, dan unsur prediksi. Mulyadi (2001:513) mengemukankan faktor-

faktor yang mempengaruhi laba yaitu (1) biaya, merupakan suatu

pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang digunakan untuk

menjalankan suatu usaha, (2) harga jual, merupakan jumlah tertentu yang

dibayarkan oleh konsumen terhadap barang atau jasa yang diterima, dan (3)

volume penjualan dan produksi, besarnya volume penjualan akan berpengaruh

terhadap volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

Semakin besar volume penjualan suatu barang, biasanya laba yang diperoleh
18

akan semakin besar, demikian sebaliknya bila volume penjualan suatu barang

menurun, biasanya perolehan laba juga akan ikut turun.

3. Factor-Faktor yang mempengaruhi Laba

Laba merupakan pos yang penting dan paling dasar dari ikhtisar

keuangan yang memiliki beberapa kegunaan. Dalam berbagai konteks laba

pada umumnya dipandang sebagai dasar bagi perpajakan, penentuan

kebijakan, pembayaran dividen, pedoman investasi, pengambilan keputusan

(decision making), dan unsur prediksi.

Menurut Mulyadi (2009:513) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap laba, antara lain:

1. Biaya
Biaya yang dapat timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau
jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume
penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume penjualan dan produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi akan
mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi

Sedangkan menurut Sofyan S.Harahap (2002;233) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah:

1. Perubahan dalam prinsip akuntansi adalah perubahan yang diterima umum


dengan prinsip lain yang juga diterima umum yang lebih baik, misalnya
menggunakan metode penyusutan straight line yang sebelumnya declining
balance, FIFO ke LIFO dan sebagainya.
19

2. Perubahan dalam taksiran adalah merubah taksiran dari yang ditetapkan


setelah taksiran tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita taksir, contoh
taksiran umur, taksiran deposit, barang tambang dan lain -lain jika
beberapa lama kita mendapat informasi yang baru sehingga mengubah
taksiran yang lama tersebut.
3. Perubahan dalam pelaporan entity adalah perubahan yang terjadi sebagai
akibat dari perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perubahan yang
material yang terjadi dalam entity yang sebelumnya dilaporkan melalui
laporan keuangan misalnya anak perusahaan yang sebelumnya dilaporkan
mengalami perubahan penting dibanding dengan keadaan sebelumnya”.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi laba

yaitu biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah produk, dan harga jual

mempengaruhi volume penjualan, dan besarnya volume penjualan

berpengaruh terhadap volume produksi, kemudian perubahan dalam prinsip

akuntansi, perubahan dalam taksiran, dan perubahan dalam pelaporan entity.

4. Pengertian Laba Bersih

Menurut Hery (2013:46) yang dimaksud dengan laba bersih adalah Laba

bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.

Transkasi-transkasi ini diiktisarkan dalam laporan laba rugi. Laba dihasilkan

dari selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan

sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama periode tertentu”.

Kemudian definisi laba bersih menurut Harmono (2011:231) Laba bersih

adalah pendapatan operasi perusahaan setelah dikurangi biaya bunga dan

pajak. Menurut Nasution & Lisa (2013:4) yang dimaksud dengan laba bersih

adalah Laba setelah pajak merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangkan
20

dengan pajak. Ini disebut net income (laba bersih) atau net profit yang

diterima oleh perusahaan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laba bersih

merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan, yang diperoleh dari transaksi-transaksi atau

kejadian yang mempengaruhi badan usaha dalam suatu periode tertentu. Laba

dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penjualan dan maminimalkan

biaya-biaya yang dikeluarkan.

5. Pengukuran Laba Bersih

Menurut Henry Simamora (2000:25) rumus untuk menghitung laba

bersih adalah sebagai berikut:

Laba Bersih = Laba sebelum pajak – Pajak Pengahsilan

Menurut Soemarso S. R (2009:234) yang mempengaruhi laba bersih

adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban

dan kerugian, jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.

C. Konsep Harga Jual

1. Pengertian Harga Jual

Harga merupakan satu hal penting, dimana harga merupakan

komponen besar dari kepuasan konsumen, dan nilai produk adalah apa

yang dirasakan konsumen, jadi pembeli membantu menetapkan nilai dari

produk. Dari sudut pandang produsen, harga tentu saja mempunyai

peranan yang sangat penting. Laba yang akan diperoleh perusahaan dan
21

kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh seberapa besar

pendapatan yang mereka peroleh, dan ini tergantung dari berapa

banyaknya jumlah produk yang terjual. Banyaknya jumlah penjualan

produk sangat di pengaruhi oleh harga jual produk itu sendiri. Jadi harga

jual merupakan hal penting atas suatu produk yang dijual baik bagi

produsen, maupun bagi konsumen.

Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.

Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk

tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal. Hansen

dan Mowen (2001:633) mendefinisikan harga jual adalah jumlah moneter

yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan

atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Menurut Mulyadi (2012

:78) pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh

ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi

ditambah mark-up.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah

sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu

barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan

perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh

perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat

konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk

yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas
22

produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen.

2. Factor-faktor yang mempengaruhi Harga Jual

Harga jual produk umumnya oleh permintaan dan penawaran di

pasar. Keputusan penentuan harga jual biasanya dibuat berulang-ulang

karena biaya bukan merupakan satu-satunya factor penentu harga jual,

karena selain itu harga jual juga dipenagruhi oleh perubahan lingkungan

ekternal dan internal. Faktor eksternal meliputi selera konsumen, jumlah

pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh

pesaing juga sangat dominan dalam pembuatan keputusan harga jual.

Perubahan harga jual bertujuan agar harga jual yang baru dapt

mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaya masa depan (future

cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba atau return yang diinginkan dan

sebagainya. Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga

meliputi (Supriyono, 1989: 333):

a. Keadaan Perekonomian

Sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, karena

perubahan kondisi perekonomian sangat peka terhadap harga.

Misalnya: inflasi dan defaluasi.

b. Permintaan dan penawaran

1) Permintaan:

Sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada harga tertentu.

Pada tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah


23

yang diminta lebih besar, sedangkan pada tingkat harga yang lebih

tinggi mengakibatkan permintaan lebih kecil.

2) Penawaran:

Jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada tingkat harga tertentu.

Pada tingkat harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang

ditawarkan lebih besar.

c. Elastisitas Permintaan

Sifat permintaan selain mempengaruhi tingkat harga yang

mempengaruhi volume penjualan. Untuk beberapa jenis barang, harga

dan volume penjualan berbanding terbalik, artinya kepekaan

perubahan permintaan terhadap perubahan harga, jika ada kenaikan

harga makan volume penjualan akan menurun seangkan bila harga

turun volume penjualan akan meningkat.

d. Persaingan:

1) Persaingan murni dimana dalam sebuah pasar jumlah penjual dan

pembeli sama banyaknya

2) Persaingan tidak sempurna dimana dalam sebuah pasar barang

dengan merk tertentu mengalami kesulitan dalam pemasaranya

karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis merk lain

3) Oligopoly dimana dalam sebuah pasar dikuasai oleh beberapa

pembeli barang sangat dipengaruhi oleh factor permintaan barang,

harga barang subtitusi/pengganti dan peraturan pemerintah.


24

4) Monopoli dimana dalam sebuah pasar hanya terdapat satu penjual

yang mengalami permintaan barang dan jasa. Kondisi demikian

membuat perusahaan sangat dominan dan dapat mempengaruhi

harga pasar.

e. Biaya

Merupakan dasar dalam penentuan harga, karena jika tingkat harga

tidak dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan maka akan

mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan jika tingkat

harga yang ditetapkan melebihi semua biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan keuntungan.

f. Tujuan perusahaan

Mendapatkan laba maksimum, mencapai volume penjualan tertinggi,

dapat menguasai pasar dan mengembalikan modal yang ditanam.

g. Pengawasan pemerintah

3. Tujuan Penentuan Harga Jual

Pada umumnya perusahaan mempunyai beberapa tujuan dalam

penetapan harga jual produk barang dan jasa yang meliputi (Basu Swasta:

148)

a. Mendapatkan laba maksimal

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditanamkan

c. Mencegah atau mengurangi persaingan

d. Mempertahankan atau memperbaiki market share


25

4. Metode Penentuan Harga Jual

Prinsip dasar penentuan harga jual produk adalah bahwa harga jual

harus cukup untuk menurup semua biaya dan menghasilkan laba dalam

jangka panjang sehingga dapat memberikan deviden yang wajar bagi para

pemeganga saham serta mempertahankan dan mengembangkan

perusahaan.

Banyak yang menganggap penentuan harga (pricing) sebagai kunci

kegiatan dari system perdagangan bebas kapitalis. Harga sebuah produk

mempunyai pengaruh upah, sewa, bunga dan laba. Artinya, harga sebuah

produk mempengaruhi biaya factor-faktor produksi, tenaga kerja, tanah

modal dan kewiraswastaan. Jadi harga adalah alat ukur dasar sebuah

system ekonomi karena harga mempengaruhi alokasi factor produksi.

Metode penentuan harga jual terdiri dari (Mulyadi, 1993: 350-368)

a. Penentuan harga jual normal (normal pricing)

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

b. Cost-plus pricing

Cara menghitungnya sama dengan harga jual dalm keadaan

normal, yaitu

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

Sehingga ada dua unsure yang diperhitungkan dalam penentuan

harga jual yaitu taksiran biaya penuh dan laba yang diharapkan.

Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan full

costing dan variabel costing.


26

c. Penentuan harga jual dalam cost type contract (cost type contract

pricing)

Cost type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa

yang disetujui pihak pembeli untuk membeli dengan harga yang

didasarkan pada total biaya sesungguhnya yang dikeluarkan oleh

produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar prosentase

tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.

d. Penentuan harga jual pesanan khusus (special order pricing)

Pesanan khusus adalah pesanan yang diterima oleh perusahaan,

dimana pemesan akan meminta harga dibawah harga jual normal atau

sering dibawah harga biaya penuh.

e. Penentuan harga jual waktu dan bulan (time and material pricing)

Digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dak kapal dan

perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan baku suku

cadang sebagai pelengkap penjualan jasa.

f. Penentuan harga jual yang ditetapkan oleh pemerintah

Biaya penuh masa yang akan dating dipakai sebagai dasar

penentuan harga jual tersebut dihitung dengan mengunakan

pendekatan full costing jasa. Contoh produk dan jasa untuk memeuhi

kebutuhan pokok masyarakat banyak (listrik, air, telepon dan

telegram, transportasi dsb).


27

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2013:60) Kerangka berfikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

1. Pengaruh Volume Penjualan dan harga jual terhadap Laba Bersih

Menurut Budi Rahardjo (2000:33) bahwa Adanya hubungan yang erat

mengenai volume penjualan dan harga jual terhadap peningkatan laba bersih

perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk lebih

besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Faktor utama yang

mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan, pendapatan dapat

diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan. Berdasarkan pendapat ahli

peneliti menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Toko Alung

Pengaruh

Volume Harga Jual

Laba

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


28

E. Penelitian Terdahulu

Yizka V Pakiding, 2012 dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Harga

dan Volume Penjualan terhadap Kinerja Keuangan Pada PT Sermani Steel

Makassar. Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin. Hasil uji F menunjukkan

bahwa pengaruh variabel independen (harga dan volume penjualan) secara

serempak adalah signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil uji secara parsial

(Uji-t), variabel harga dan volume penjualan masing-masing berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan.

I Wayan BW, 2013 dengan judul penelitian Pengaruh Volume Penjualan

Mente dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada UD. Agung Esha

Karangasem tahun 2013, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan

Ganesha, Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume penjualan

berpengaruh terhadap laba bersih pada UD. Agung Esha dimana hasil analisis t-

tes memperlihatkan nilai thitung = 5.650 > ttabel = 1.81246. Besar pengaruh volume

penjualan mente terhadap laba bersih = 0,883. Biaya operasional berpengaruh

terhadap laba bersih pada UD. Agung Esha dimana hasil analisis t-tes

memperlihatkan nilai t-hitung = 3.078 > t-tabel = 1.81246. Besar pengaruh biaya

operasional terhadap laba bersih = - 0,716. Volume penjualan dan biaya

operasional berpengaruh terhadap laba bersih pada UD. Agung Esha dimana hasil

analisis F-tes memperlihatkan nilai F-hitung = 135.244 > Ftabel = 4,26. Besarnya

pengaruh volume penjualan mente dan biaya operasional terhadap laba bersih

pada UD. Agung Esha adalah sebesar 96,1%, sedangkan sisanya sebesar 3,9%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini
29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan Pada Toko Alung, Kota Kendari. Adapun

waktu penelitian akan dimulai setelah proposal ini diseminarkan dan dilanjutkan

pada ke tahap penelitian yaitu bulan September s/d November 2018.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan adanya suatu metode, cara atau

taktik sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti dalam

memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai suatu tujuan. Adapun metode

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Menurut sugiyono (2015:53) penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada suatu

variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel lainnya (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan

variabel independen, karena variabel independen selalu dipasangkan dengan

variabel dependen)

Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif akan digunakan untuk

mengidentifikasi dan menjelaskan mengenai analisis volume penjualan, analisis

harga jual dan analisis laba usaha.

29
30

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu:

a. Data Primer

Sumber informasi berasal informan yang dianggap mengetahui

permasalahan dengan jelas, dapat dipercaya untuk dapat menjadi

sumber informasi yang baik serta mampu mengemukakan pendapat

secara baik dan benar. Menurut Moleong, (2000) informan adalah

orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar penelitian. Pemilihan informan dilakukan dengan

menggunakan metode Purposive Sampling. Pemilihan informan yang

berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya orang yang paling

mengetahui atau mempunyai otoritas pada objek atau situasi yang akan

diteliti. Sehingga informan tersebut mampu memberikan petunjuk

kemana saja peneliti dapat melakukan pengumpulan data (Sugiyono,

2008).

Data primer yakni data yang diperoleh langsung dari responden.

Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan

responden mengenai harga, promosi dan volume penjualan sembako di

toko Alung. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan

membagi angket atau daftar pertanyaan kepada konsumen.


31

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan yang dikumpulkan

selain dari data primer. Data sekunder merupakan data dan dokumen

yang diperoleh selama penelitian yang berguna sebagai penunjang dan

pelengkap data primer yang masih berhubungan dengan penelitian ini.

2. Sumber Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bersumber

dari Pemilik Toko Alung.

D. Teknik Kebasahan data

Agar data yang sudah didapat dari lokasi penelitian lapangan bisa

memperoleh keabsahan perlu teknik pemeriksaan keabsahan data. Keabsahan data

merupakan teknik yang digunakan agar penelitian kualitatif dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah. Adapun teknik yang dilakukan peneliti yaitu dengan

Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2000).

Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck

temuannya dengan jalan membandingkan hasil pengamatan volume penjualan

terhadap laba usaha dengan hasil wawancara dengan beberapa informan atau

responden. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi berdasar

sumber, artinya membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat

dicapai dengan jalan 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
32

wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan perspektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan, seperti orang yang berpendidikan

menengah atau perguruan tinggi, orang berada dan kurang berada, dan

sebagainya, 4) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu tahap yang penting dalam proses penelitian adalah tahap

pengumpulan data. Hal ini karena data merupakan factor terpenting dalam suatu

penelitian, tanpa adanya data yang terkumpul maka tidak mungkin suatu

penelitian akan berhasil.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang peneliti gunakan

adalah dengan cara:

1. Observasi

Observasi ialah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang

dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang standar. Menurut Sugiyono

(2012) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi. Jadi, observasi yang dimaksud peneliti disini

adalah mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan kegiatan tertentu

yang diobservasi dan melihat langsung proses kegiatannya.


33

2. Wawancara

Teknik wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan

jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan

pada penyelidikan, pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik

dalam proses tanya jawab (Hadi, 1981).

Menurut Moleong (2000) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancari

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sedangkan

Kartono (1996) mengatakan bahwa, wawancara adalah suatu percakapan

tanya jawab antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik

dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.

Alasan dipilihnya teknik (wawancara) ini adalah karena dengan teknik

pengumpulan data ini maka peneliti akan berhasil memperoleh data dari

informan yang lebih banyak dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Untuk

menjamin kelengkapan dan kebenaran data yang diperoleh alat wawancara

yang digunakan adalah buku catatan baik tape recorder dan camera

(Sugiyono, 2010).

3. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip

dan dokumen lainnya.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui dan menganalisa masalah pokok dalam penulisan ini

maka penulis menggunakan metode analisis sebagai berikut:


34

1. Volume Penjualan (Alamiah dan Padji, 2003:126)

Volume Penjualan = total penjualan

2. Untuk mencari total penjualan berikut ini rumusnya

Total Penjualan = Harga Jual per unit x total unit yang dijual

Prastowo. D dan Julianty, R (2002:148)

3. Harga jual

Harga jual = biaya yang berhubungan langsung dengan volume per unit +

(persentase mark-upx biaya yang berhubungan langsung dengan volume per

unit). Dan untuk menghitung % mark-up maka digunakan formulasi sebagai

berikut(Sunarto, 2002 : 138) :

return yang digunakan atas aktivitas yang ditanam+ biayanon produksi


mark up=
volume penjualan X biaya produksi

4. Return on Investement (ROI)

Untuk menentukan return yang diinginkan, dapat dipakai return on invesment

(ROI) dimana return on invesment adalah merupakan pengukuran

kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam

perusahaan Return on invesment (ROI) dihitung sebagai berikut:

laba bersih usaha penjualan


ROI= X
penjualan aktiva

Pendekatan ROI dapat digunakan untuk menentukan besarnya persen mark up

yang ditambahkan pada biaya. Mark up yang dihitung dengan pendekatan

ROI menggambarkan biaya yang harus ditutup dan return atas investasi yang
35

diinginkan. Pendekatan ini dapat digunakan untuk harga pokok penuh dan

biaya variabel.

DAFTAR PUSTAKA

Alamiyah dan Padji, 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung :YramaWidya

Aria Faramita dkk, 2006. Pengantar Akutansi, Buku Satu< Edisi ke 21. Jakarta:
Salemba Empat

Basu Swastha, 2001. Manajemen Penjuala. Edisi 3 cetakan 5. Yogyakarta : BPFE

Basu Swasta, 2002. Manajemen Penjualan.Yogyakarta: Liberty

Basu Swasta, 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty


Yogyakarta.

Basu Swasta, 2004. Azas Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

Budi Rahardjo, 2000. Keuangan dan Akuntans untuk Manajer Non Keuangan.
Yogyakarta: GrahaIlmu.

Budi Rahardjo, 2007. Keuangan dan Akutansi. Graha Ilmu, Yogyakarta

Dwi Prastowo & Rifka Julianty, 2002. Analisis Laporan Keuangan . Konsep dan
Aplikasi. Edisi Kedua. UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Ellys Delfrina S, 2008. Analisis credit untuk Account Officer. Jakarta: Pt.
Gramedia Pustaka Utama

Hadi, S, 1981. Metodologi research. Yogyakarta: Andi offset.

Harmono, 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard Pendekatan


Teori, Kasusu dan Riset Bisnis (Edisi1). Jakarta: Bumi Aksara

Henry, S, 2010. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta:


Salemba Empat

Hery, 2013. Akuntansi Keuangan Menengah. CAPS (Central of Academic


Publishing Service). Yogyakarta.

Jopie Jusuf, 2006. Analisis Credit Untuk Account Officer. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Kartono, 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju
36

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip pemasaran. Edisi


Keduabelas. Jakarta: Erlangga

Kuncoro, M, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga

Kusnadi, 2009. Teori Akutansi. Malang: Universitas Brawijaya

Miles & Huberman, 1984. An expended source book qualitative data analysis.
London: sage publication

Moleong, 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyadi, 2001. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi, 2009. Akuntansi Biaya ,Edisi V. Yogyakarta: UUP-STIM YKPN

M. Narafin, 2006. Penganggaran Perusahaaan, Edisi Revisi, Salemba Empat,


Jakarta

Nasution & Lisa, 2013. Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih pada
Bank Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2011. FE USU Departemen Manajemen.

Sarjono dkk, 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan tesis Bisnis. Jakarta: PT

Setianingsih, 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah


Dengan Perbankan Konvensional. Jurnal: Ekonomi dan Kewirausahaan
vol. 13, April 2013: 100-115

Soemarso S. R, 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rineka Citra

Sofyan S.Harahap, 2002. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:


Rajagrafindo Persada

Sofyan S Harahap, 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu.
Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (12th ed).
Bandung: Alfabeta.
37

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno Hadi, 2001. Metodologi Research jilid 2. Yogyakarta: Andi.

Tjetjep, R, R., (1992). Analisis data kualitatif, Terjemahan. Jakarta: universities


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai