Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap perusahaan, didalam menjalankan usahanya, baik yang bergerak
di bidang jasa, perdagangan dan perindustrian, pasti mempunyai tujuan tertentu,
salah satunya yang utama adalah memperoleh keuntungan ataul aba (Profit).
Laba yang diperoleh dari operasional perusahaan akan digunakan untuk
mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat
menggunakan kemampuan yang lebih besar dan dapat memberikan tingkat
kepuasan yang lebih besar pada konsumen serta dapat memperkuat kondisi
perekonomian secara keseluruhan.
Pada suatu perusahaan, laba yang diharapkan seringkali tidak dapat
dicapai sesuai dengan targetnya, sedangkan ukuran yang sering dipakai untuk
menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba. Laba akan
diperoleh jika dalam periode akuntansi yang sama jumlah pendapatan lebih
besar dari pada biaya yang dikeluarkan. Untuk membantu perusahaan dalam
pengambilan keputusan maka pihak manajeman dapat menggunakan suatu alat
analisis yang disebut analisis laba kotor (gross margin) dan rasio biaya langsung
terhadap penjualan (Direct Cost to Sales Ratios).
Agar perusahaan dapat bertahan bahkan bisa tumbuh dan berkembang,
perusahaan harus mencermati kondisi dan menerapkan solusi, yaitu
menganalisis pengendalian gross margin untuk mencapai profitable agar dapat
mengetahui sebab-sebab perubahan, baik perubahan yang menguntungkan
(kenaikan) maupun perubahan yang tidak menguntungkan (penurunan),
sehingga akan dapat diambil kesimpulan atau tindakan seperlunya untuk periode
– periode berikutnya. Selain itu juga, perusahaan harus dapat menganalisis rasio
biaya langsung terhadap penjualan, dengan cara membandingkan antara biaya
yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh. Jika pendapatan yang
didapatkan pada periode tersebut lebih kecil dibanding biaya yang dikeluarkan,
otomatis profit toko tersebut akan menurun.
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) adalah salah satu perusahaan
retail minimarket terkemuka di Indonesia dengan lisensi merek dagang Alfamart
yang tergabung dalam Alfa Group (Alfamart, Alfamidi, Alfa express, Lawson).

1
Persaingan di bisnis retail saat ini semakin ketat. Para pengusaha retail tidak lagi
bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama, tetapi juga
harus menghadapi persaingan dengan perusahaan yang bersistem online.
Dalam menghadapi persaingan tersebut Alfamart telah berupaya dengan
mengutamakan pelayanan dan melakukan efisiensi dalam mempertahankan
persaingan bisnis retail tersebut. Selain itu juga, alfamart telah mengikuti
perubahan dengan melakukan bisnis retail yang lebih mengarah pada sistem
online. Berbagai upaya yang dilakukan, untuk mempertahankan bisnis tersebut,
dan yang utama untuk mencapai profit (keuntungan).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana cara mengendalikan penjualan agar dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih optimal. Dengan cara menganalisis direct cost to sales
ratio (rasio biaya langsung terhadap penjualan) dan mengendalikan gross
margin. Dengan ini penulis memberi judul penelitian ini “Tinjauan Atas Penjualan
Untuk Mencapai Maksimal Profit Pada Pt. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart
Wangun 1)”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran umum sistem penjualan di Alfamart?
2. Bagaimanakah penjualan agar tercapai maksimal profit?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui gambaran umum sistem penjualan di Alfamart, agar
dapat menghasilkan penjualan yang menguntungkan (profit).
2. Untuk membuktikkan bahwa penjualan agar hasilnya lebih maksimal
dapat menggunakan pengendalian gross margin method dan direct cost
to sales ratio.

1.4 WAKTU DAN TEMPAT RISET


Penulis melakukan riset di tempat penulis bekerja yaitu Alfamart Raya
Wangun, yang beralamat di Jalan Raya Wangun No. 417, Rt. 05 Rw.01 Kel.
Sindangsari, Kec. Bogor Timur , Bogor 16146. Kegiatan riset tersebut dilakukan
setelah jam kerja selesai.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2016: 4), “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan”. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang.

2.1.2 Karakteristik Sistem


Menurut Mulyadi (2016: 2), karakteristik sistem secara umum sebagai
berikut:
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur. Unsur terdiri dari subsistem yang
lebih kecil, yang terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk
subsistem tersebut.
2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan. Antara unsur sistem mempunyai hubungan erat dan sifatnya
kerjasama.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. Setiap
sistem mempunyai tujuan tertentu.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

2.2 Penjualan
2.2.1 Definisi Penjualan
Penjualan adalah pertukaran barang dan jasa dengan uang. Pejualan
juga merupakan Pendapatan yang diterima dari pertukaran barang atau jasa dan
dicatat untuk satu periode akuntansi tertentu, baik berdasarkan kas
(sebagaimana diterima) atau berdasarkan akrual (sebagaimana diperoleh).
menurut Basu Swastha (2018) bahwa “pengertian penjualan adalah interaksi
antara individu yang saling bertemu secara langsung yang bertujuan
menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan
pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain”.

3
Standar akuntansi keuangan (1999) dalam PSAK no. 23 menyatakan
penjualan barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk
dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti barang yang
dibeli pengecer atau tanah atau properti lain yang dibeli untuk dijual
kembali. Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang
secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu
periode yang disepakati oleh perusahaan, jasa tersebut dapat
diserahkan selama satu periode atau lebih selama lebih dari satu
periode.
Secara umum, Pengertian penjualan adalah suatu kegiatan dan cara
untuk mempengaruhi suatu pihak (calon pembeli) agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan, berdasarkan harga yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut. Tujuan utama
penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk atau barang
yang dihasilkan produsen dengan pengelolaan yang baik. Dalam
pelaksanaannya, penjualan sendiri tidak dapat dilakukan tanpa adanya pelaku
yang bekerja didalamnya misalnya pedagang, agen, dan tenaga pemasaran.
Penjualan merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar
penjualan maka akan semakin besar pula keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Aktivitas ini merupakan pendapatan utama yang harus dikelola
dengan baik agar tidak merugikan perusahaan.

2.2.2 Tujuan Penjualan


Pada umumnya para pengusaha mempunyai tujuan mendapatkan laba
tertentu (sebisa mungkin maksimal), dan mempertahankan atau bahkan
berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama. Tujuan tersebut
dapat ditercapai apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncakan.
Dengan demikian tidak berarti bahwa barang atau jasa yang terjual selalu akan
menghasilkan laba.
Kemampuan usaha dalam menjual produknya menentukan keberhasilan
dalam mencari keuntungan, apabila usaha tersebut tidak mampu menjual maka
usaha tersebut akan mengalami kerugian. Menurut Basu Swastha (2018) tujuan
umum penjualan yaitu :
1. Mencapai volume penjualan
2. Mendapatkan laba tertentu

4
3. Menunjang pertumbuhan usaha
2.2.3 Jenis – Jenis Penjualan
Menurut Basu Swastha (2018) ada beberapa jenis penjualan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Trade Selling
Trade selling dapat terjadi bila mana produsen dan perdagangan besar
mempersilahkan pengecer untuk memperbaiki distributor produk-produk
mereka, hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi,
peragaan, persediaan dan produk baru.
2. Missionary Selling
Missionary selling merupakan penjualan berusaha ditingkatkan dengan
mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur
perusahaan.
3. Technical selling
Technical selling yaitu berusaha meningkatkan penjualan dengan
pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan
jasanya.
4. New Bussines Selling
New bussines selling merupakan berusaha membuka transaksi baru
dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli.
5. Responsive Selling
Responsive selling ialah setiap tenaga penjualan diharapkan dapat
memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli.

2.2.4 Cara Penjualan


Menurut Basu Swastha (2018) cara penjualan dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
1. Penjualan langsung
Penjualan langsung merupakan caa penjualan dimana penjualan langsung
berhubungan / berhadapan / bertemu muka dengan calon pembeli atau
langganannya. Penjualan langsung ini dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu penjualan melalui toko dan penjualan diluar toko.
2. Penjualan tidak langsung
Dalam penjualan tidak langsung, cara ini tidak menggunaan individu atau
tenaga-tenaga penjualan. Penjualan ini ditawarkan tanpa adanya

5
pertemuan antara dua belah pihak, melainkan melalui media perantara.
Contoh penjualan tidak langsung yang saat ini sangat diminati pembeli
adalah penjualan melalui media online.

2.2.5 Faktor – Faktor Utama Penentu Penjualan


Untuk dapat menciptakan penjualan sesuai target yang telah ditetapkan
store manager wajib mengetahui factor-faktor utama penentu penjualan.
Kemampuan mengendalikan faktor-faktor ini akan menjadi penentu keberhasilan
store manager dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab utamanya.
Berikut faktor-faktor utama penentu penjualan menurut Christian F. Guswai
(2013:42) :
1. Availability of Inventory (ketersediaan barang dagangan)
Inventory yang tersedia di toko anda adalah alasan utama konsumen
datang ke toko anda. Ditinjau dari perputarannya maka barang bisa
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu cepat, sedang, dan lambat. Store
manager dibantu oleh data dari bagian teknologi informasi harus
mengidentifikasi jenis perputaran dari barang yang dijualnya. Hanya ada
dua kondisi inventory, yaitu jika tidak kelebihan maka akan kekurangan.
2. Price (harga)
Ketika barang dagangan yang kita jual bukan barang yang unik, artinya
selain toko kita masih banyak toko lain yang juga menjual barang yang
sama maka factor harga menjadi factor yang sangat dominan dalam
mempengaruhi penjualan. Dalam kasus ini harga barang-barang yang
kita jual secara umum haruslah terlihat lebih murah daipada pesaing.
Apakah harus semua barang dijual lebih murah? Jawabnya tidak.
Pertama, kesulitan untuk melakukan perbandingan dari ribuan jenis
barang yang kita jual dan juga yang dijual oleh pesaing. Kedua,
konsumenpun tidak akan ingat satu persatu harga di toko kita dan harga
di toko pesaing. Dua trik berikut bisa digunakan untuk menciptakan
persepsi hara murah di mata pelanggan. Pertama, apa yang mereka bias
ingat harus terlihat murah, dan yang kedua, bantu mereka dengan
informasi.
3. Assortment (ragam jenis barang-barang yang dijual)
Kemampuan sebuah toko dalam menjawab kebutuhan konsumen
digambarkan oleh tersedianya assortment atau ragam jenis barang yng

6
tersedia di toko tersebut. Jika assortment yang terjadi pada umunnya
menjawab kebutuhan konsumen yang menjadi target pasarnya maka
hamper bias dipastikan penjualannya akan baik. Jika tidak menjawab
kebutuhan pelanggan maka akan terjadi penumpukkan barang yang
akhirnya tidak terjual sehingga menjadi beban bagi toko yang
bersangkutan. Dalam assortment barang-barang yang dijual haruslah
lengkap dan up-to-date (selalu mengikuti perkembangan tren terkini.
4. Costumer service
Costumer service menjadi semakin penting akhir-akhir ini ketika
persaingan semakin keras. Ketika pilihan barang di toko kalah banyak
dengan peritel yang lain maka costumer service yang hebat bisa menjadi
salah satu alat dalam memenangi hati pelanggan. Costumer service bisa
menjadi faktor pembeda mengapa pelanggan harus belanja ke toko anda
dan bukan ke toko pesaing. Kenyamanan dan keramahan pelayanan
dapat membuat pelanggan merasa nyaman dan aman di toko tersebut,
sehingga akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi pelanggan. Seperti
istilah pembeli adalah raja.
Menurut sumber Alfamart (2015), ada tiga faktor utama dalam
pengendalian penjualan, diantaranya sebagai berikut :
1. SPD (Sales Per Day)
SPD adalah penjualan yang terjadi per hari di toko, yang disebabkan
kunjungan konsumen (langsung/online) yang melakukan pembelanjaan di
toko. Satuan dari SPD adalah rupiah.
Formula : SPD = Total net sales / jumlah hari kerja
Total sales = SPD x jumlah hari kerja
2. STD (Sales Transaction Day)
STD adalah jumlah konsumen yang datang ke toko dan melakukan
transaksi pembelian per hari. Satuan dari STD adalah jumlah struk
belanja yang keluar.
Formula : STD = total qty struk/ jumlah hari kerja
Total jumlah struk = STD X Jumlah hari kerja
3. APC (Average Purchase Costumers)
APC adalah rata-rata pembelian konsumen di toko per hari. Satuan dari
APC adalah rupiah.
Formula : APC = SPD / STD

7
2.3 Ritel
2.3.1 Definisi Ritel
Dalam buku Sujana (2012)
Ritel berasal dari bahasa Perancis Ritellier yang berarti memecah
sesuatu. Secara harfiah ritel atau retail juga berarti eceran atau
perdagangan eceran, dan peritel/retailer diartikan sebagai pengecer
atau pengusaha perdagangan eceran. Dalam buku tersebut,
menjelaskan bahwa : Berman & Evans (2003) mendefinisikan kata
retail dalam kaitan retail management sebagai “those business
activities involved in the sale of goods and service to consumers for
their personal, family, or household use” yang artinya, keseluruhan
aktivitas bisnis yang menyangkut penjualan barang dan jasa kepada
konsumen untuk digunakan oleh mereka sendiri, keluarga, atau
rumah tangganya. Sementara itu, Davidson (1998) memberikan
gambaran tentang bisnis retail sebagai “business establishment that
derives over 50%of its total salesor family use” atau suatu intuisi atau
kegiatan akhir yang motivasi berbelanjanya adalah untuk kepentingan
pribadi atau keluarganya.
Dapat penulis simpulkan, Pengecer atau penjualan eceran atau dikenal
dengan istilah ritel adalah kegiatan bisnis perdagangan (penjualan barang atau
jasa) yang langsung disalurkan kepada konsumen akhir untuk digunakan
sebagai kebutuhan pribadi, keluarga atau keperluan rumah tangga bukan untuk
dijual kembali. Pengecer merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran,
dimana pengecer mendapatkan barang dari produsen dan atau pedagang besar
yang kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.

2.3.2 Fungsi Ritel


Fungsi ritel menurut nurhayani (2019) dibagi menjadi 4 macam,
diantaranya :
1. Membeli dan menyimpan produk.
2. Memindahkan hak milik produk tersebut kepada konsumen akhir.
3. Memberikan informasi mengenai karakteristik dan pemakaian produk
tersebut.
4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).

8
Sedangkan, menurut sujana (2012) fungsi – fungsi yang dijalankan ritel
dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Menyediakan berbagai macam produk dan jasa
Peritel selalu berusaha menyediakan beraneka ragam produk dan jasa
baik dari sisi variasi jenis, merek dan ukuran.
2. Memecah (breaking bulk)
Berarti memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang pada
akhirnya akan menguntungkan produsen dan konsumen.
3. Menyimpan persediaan
Ritel akan berperan sebagai penyimpan stok (holding inventory) dengan
ukuran lebih kecil. Dalam hal ini pelanggan akan diuntungkan karena
terdapat jaminan ketersediaan barang pada saat mereka
membutuhkannya.
4. Meningkatkan nilai produk dan jasa
Peritel akan memberikan nilai lebih kepada suatu produk yang sudah di
pecah, agar dapat lebih diminati oleh pembeli.

2.3.3 Macam-Macam Ritel


Menurut Sujana (2012) Pengeceran terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Pengeceran non toko
Pengeceran non toko, meliputi penjualan kepada konsumen akhir tanpa
dilakukannya pertemuan langsung, misalnya penjualan melalui media
online,
2. Pengeceran toko
Pengeceran toko, meliputi penjualan kepada konsumen akhir yang
dilakukan di suatu tempat dengan adanya pertemuan dan kesepakatan
langsung antara dua belah pihak. Contohnya, minimarket seperti alfamart,
warung klontongan, dan supermarket seperti giant.

2.4 Profitabilitas
2.4.1 Pengertian Profitabilitas
Tujuan utama dari didirikannya sebuah bisnis adalah memperoleh profit
melalui aktivitas penjualan. Pada umumnya seorang pengusaha sudah tahu
bahwa mereka harus mencapai target penjualan yang ditetapkan namun hanya
sedikit sekali yang menyadari bahwa mereka harus memperoleh profit atau laba

9
dari hasil usahanya. Seharusnya seorang pengusaha sadar betul bahwa
kesehatan dari usahanya diukur dari profit yang biasa dihasilkan dari perusahaan
tersebut. Sales dan profit penting karena keduanya adalah tujuan dari semua
perusahaan. Mengapa demikian ? apalah artinya sales yang tinggi tanpa diiringi
profit.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi
suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya.
Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha
maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Rasio profitabilitas ini digunakan untuk mengukur tingkat imbalan atau
perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva, mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan
penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.
Pada suatu perusahaan, laba yang diharapkan seringkali tidak dapat
dicapai sesuai dengan targetnya, sedangkan ukuran yang sering dipakai untuk
menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba. Laba akan
diperoleh jika dalam periode akuntansi yang sama jumlah pendapatan lebih
besar daripada biaya yang dikeluarkan. Untuk membantu perusahaan dalam
pengambilan keputusan maka pihak manajeman dapat menggunakan suatu alat
analisis yang disebut analisis laba kotor (gross profit margin) dan rasio biaya
langsung terhadap penjualan (Direct Cost to Sales Ratios). Kedua analisis
tersebut dapat dilihat dari laporan laba rugi (income statement).

2.4.2 Laporan laba rugi (income statement)


Dalam buku karangan Hery (2016:66)
laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menyajikan
laporan keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu
tertentu. Melalui laporan laba rugi, investor dapat mengetahui tingkat
profitabilitas yang dihasilkan investee. Lewat laporan laba rugi, kreditor
juga dapat mempertimbangkan kelayakan kredit debitor. Penetapan
pajak yang nantinya akan disetorkan ke kas Negara juga diperoleh
berdasarkan jumlah laba bersih yang ditujukan lewat laporan laba rugi.
Ukuran laba menggambarkan kinerja manajemen dalam menghasilkan
profit untuk membayar bunga dari kreditor, dividen, investor, dan pajak

10
pemerintah. Akhir-akhir ini, telah banyak dijumpai kecenderungan untuk lebih
memperhatikan ukuran laba yang terdapat pada laporan laba rugi dibandingkan
dengan ukuran lainnya. Informasi laba juga dapat dipakai untuk mengestimasi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang
(memprediksi atau menafsir earnings power), menafsir resiko dalam
menginvestasi, dan lain-lain.
Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah memberikan
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan
investasi dan pembelian kredit. Disamping itu, dalam kerangka kerja konseptual
akuntansi juga telah disebutkan bahwa informasi mengenai laba perusahaan
(yang diukur dengan accrual accounting) pada umumnya memberikan dasar
yang lebih baik dalam hal memprediksi kinerja perusahaan di masa depan dari
pada informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas. Dengan demikian
fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan
yang diberikan oleh ukuran laba dan komponen-komponennya (pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian). Laba tidak sama dengan jumlah kas yang
dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan. Kebanyakan dari laba terkait
dengan akuntansi akrual sehingga besarnya laba dan arus kas dari operasi
berbeda.
Pengguna laporan laba rugi juga menyadari keterbatasan-keterbatasan
yang ada dalam laporan laba rugi. Laba bersih sebagai hasil perbandingan
antara beban dan pendapatan, merupakan suatu estimasi dan mencerminkan
sejumlah asumsi, beberapa keterbatasan dari laporan laba rugi tersebut di
antaranya adalah:
1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan.
Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu
ketika menentukan laba, meskipun pos-pos ini cukup mempengaruhi
kinerja perusahaan. Sebagai contoh,pada saat terjadi perubahan nilai
sementara (harga pasar), Keuntungan dan kerugian yang belum
terealisasi atas sekuritas investasi tertentu (khususnya sekuritas yang
tersedia untuk dijual)tidak dicatat dalam laporan laba rugi mengingat
adanya ketidakpastian mengenai realisasi atas perubahan nilai tersebut
sampai sekuritas benar-benar dijual.
2. Laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

11
Seperti yang telah disebut diatas, salah satu komponen laba adalah
beban, dan sebuah item akan dapat diperbandingkan (memiliki daya
banding) jika adanya pengkauan metode akuntansi yang sama
(keseragaman metode) dalam mencatat dan melaporkan item tersebut.
3. Laba juga dipengaruhi oleh faktor estimasi (melibatkan pertimbangan
subjektif manajemen)
Dalam praktik seringkali pihak manajemen harus menggunakan
pertimbangan subjektif untuk menetapkan besarnya estimasi atau suatu
peristiwa akuntansi. Berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, investasi ini dapat ditetapkan secara subjektif dan rasional.
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk pilihan, dalam buku
karangan V Wiratna (2017:14) yaitu bentuk single-step dan bentuk multiple step.
Diantaranya sebagai berikut :
a Bentuk single-step
Didalam laporan laba rugi bentuk single-step, untuk akun penghasilan
dikelompokan terlebih dahulu, kemudian baru dijumlahkan. Kemudian
dibagian bawah pendapatan baru beban dikelompokkan tersendiri dan
dijumlahkan. Jumlah jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban,
selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.
b bentuk multiple step
Bentuk multiple step untuk pendapatan perlu dipisahkan anatar
pendapatan pokok dengan pendpatan diluar usaha pokok , serta
memisahkan beban usaha utama dengan beban diluar usaha.
Pendapatan berdasarkan akuntansi akrual, pengakuan pendapatan tidak
harus menunggu sampai kas diterima. Kerangka kerja konseptual akuntansi telah
mengidentifikasi dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam
menentukan kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu :
(1) Telah direalisasi atau dapat direalisasi
(2) Telah dihasilkan atau telah terjadi. Pendapatan dikatakan telah direalisasi
(realized) jika barang telah dipertukarkan dengan kas.
Pendatan dikatakan dapat direalisasi apabila asset yang diterima dapat
segera dikonversi menjadi kas. Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah
terjadi (earned) apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya
dilakukan untuk mendapatkan hak atas pendapatan tersebut.

12
Kedua kriteria diatas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan (point
of sales), dimana pendapatan akan diakui ketika barang telah dikirim atau telah
diberikan ke pelanggan. Atau dengan kata lain pendapatan diakui ketika
prusahaan telah memberikan sebagian besar barang yang telah dijanjikannya
kepada pelanggan dan ketika pelanggan telah memberikan pembayaran atau
setidaknya janji pembayaran yang sah kepada perusahaan.
Menurut V. Wiratna (2017:13) Sumber penghasilan suatu perusahaan
dapat digolongkan menjadi dua golongan :
1. Dari usaha pokok utama, yaitu penghasilan berasal dari kegiatan utama
perusahaan. Misalnya, dalam perusahaan jasa konsultan hukumu:
penghasilan utama berasal dari penjualan jasa konsultan hukum, dalam
perusahaan dagang kelontong penghasilan utamanya adalah penjualan
barang dagangan kelontongan.
2. Dari kegiatan luar usaha pokok, yaitu penghasilan yang berasal dari
kegiatan yang bersifat sampingan. Misalnya, pada perusahaan ritel
seperti alfamart penghasilan dari kegiatan luar usaha pokok adalah
menjual minuman panas.
Beban menurut S. Surya dalam buku Akuntansi Keuangan versi IFRS, (2012:20)
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset
atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Definisi beban
mencakup baik beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasa maupun kerugian
Supriyono, (2011: 14), “expense (beban) adalah biaya yang dikorbankan
atau dikonsumsi dalam rangka memperoleh pendapatan (revenues) dalam suatu
periode akuntansi tertentu.” Beban suatu perusahaan juga dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu :
1. beban yang mempunyai hubungan
2. beban-beban yang tidak ada
Laba adalah keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Menurut
Supriyono (2011) mengemukakan bahwa jenis-jenis laba dalam hubungannya
dengan perhitungan laba, yaitu :
1. Laba kotor

13
Laba kotor adalah antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga
pokok penjualan.
2. Laba dari operasi
Laba dari operasi adalah antara laba kotor dengan total beban operasi.
3. Laba bersih
Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan laba atau rugi
dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain
dikurangi dengan beban.

2.4.3 Pengendalian Gross Margin Methode (Metode Gross Margin)


Gross margin menurut Alfamart (2015) adalah selisih yang di dapatkan
dari transaksi penjualan yang belum dikurangi biaya. Dalam pengendalian
penjualan grosss margin perlu dikendalikan, tujuannya agar toko dapat mencapai
profit. Dengan toko yang profit maka toko dapat membayar biaya operasional
dan mencapai toko yang profitable. Berikut penulis sampaikan, alur proses gross
margin sebagai berikut :

Purchase (pembelian) Price (harga) Selling (penjualan)

 Cost : harga murah dari  setting price : harga  Promosi :


supplier normal dan harga Media komunikasi,
 Discount : variasi promo membentuk image,
menarik konsumen
discount, term quantity  index price :
 Aktivitas penjualan:
tertentu untuk discount regular, premium,
Stok cukup, dan focus
 Netto specific dan
margin
convenience

Gambar 2.1 Alur Proses Gross Margin


Sumber : www.alfamartku.com
Untuk mengetahui perkembangan Gross Margin toko, maka dapat
dilakukan dengan menganalisis Laporan Perkembangan Penjualan dan Gross
Margin yang ada di report penjualan pada aplikasi SIS (Store Information
System) Alfamart. Untuk menghitung gross margin, maka menggunakan rumus
di bawah ini.

14
Formula : GM (Rp) = Net Sales – HPP
GM (%) = (Net sales – HPP) x 100%
Net Sales
Sumber : www.Alfamartku.com
Dalam pengendalian gross margin yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan monitoring setiap hari stok item gross margin tinggi dan menghitung
pencapaian gross margin. Berikut formula pencapaian gross margin :
Formula pencapaian (%) = (actual/target) x 100%
Sumber : www.Alfamartku.com
Untuk menghitung pertumbuhan gross margin toko setiap bulannya,
dapat menggunakan formula berikut ini :
Formula pertumbuhan = (GM bulan ini – GM bulan lalu)x 100%
GM bulan lalu
Sumber : www.Alfamartku.com

2.4.4 Rasio biaya langsung terhadap penjualan (direct cost to sales ratio)
Biaya dalam arti luas : “pengorbanan sumber ekonomi yang tidak dapat
dihindarkan, diukur dalam satuan uang (kuantitatif), baik yang telah terjadi atau
yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”
Cost laba – rugi
Loss atau rugi merupakan berkurangnya modal tetapi tidak mendapat
kompensasi nilai (manfaat)
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dalam berbagai kategori.
Umumnya penggolongan biaya ini ditujukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut.
Berdasarkan hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, diantaranya
sebagai berikut :
1. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung (diect cost) adalah biaya yang terjadi karena ada yang
dibiayai.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya
karena ada sesuatu yang dibiayai, sebagai contoh biaya produksi ada dua
macam, diantaranya :
Biaya langsung : bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

15
Biaya tidak langsung departemen : semua biaya yang dikeluarkan
didepartemen yang bersangkutan.
Dalam sebuah bisnis, dikenal dengan adanya berbagai biaya dalam
transaksi keuangan, termasuk biaya langsung terhadap penjualan. Biaya
langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja lansgung,
biaya overhead pabrik langsung dan biaya lainnya. Biaya langsung berhubungan
secara langsung dengan produk atau jasa. Rasio biaya langsung umumnya
digunakan dalam menganalisis kegiatan biaya operasional.
Direct cost to sales ratio atau rasio biaya langsung terhadap penjualan,
digunakan dalam perusahaan ritel dalam menganalisis rasio unsur-unsur biaya
yang mempengaruhi penjualan. Hal tersebut dilakukan dengan cara
membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang
diperoleh. Jika pendapatan yang didapatkan pada periode tersebut lebih kecil
dibanding biaya yang dikeluarkan, otomatis profit toko tersebut akan menurun.

16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 SEJARAH PERUSAHAAN


Alfamart adalah sebuah brand minimarket penyedia kebutuhan hidup
sehari-hari yang dimiliki oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. Pada tahun 1989
merupakan awal berdirinya Alfamart, dengan dimulainya usaha dagang rokok
dan barang-barang konsumsi oleh Djoko Susanto dan keluarga, yang kemudian
mayoritas kepemilikannya dijual kepada PT. HM Sampoerna, Tbk pada
Desember 1989. Pada tahun 1994 struktur kepemilikan berubah menjadi 70%
dimiliki oleh PT. HM Sampoerna, Tbk dan 30% dimiliki oleh PT. Sigmantara
Alfindo (keluarga Djoko Susanto).
Kemudian pada tahun 1999 mulai memasuki sektor minimarket, dengan
nama PT. Alfa Minimart Utama (AMU) didirikan pada tanggal 27 Juli 1999.
Dengan pemegang saham PT. Alfa Retailindo, Tbk. Saham PT. HM Sampoerna,
Tbk di PT. Alfa Retailindo Tbk yang semula 54,4% dikurangi menjadi 23,4%.
Pada tanggal 1 Agustus 2002, kepemilikan beralih ke PT. Sumber Alfaria Trijaya,
Tbk dengan pemegang saham PT. Sampoerna, Tbk sebesar 70% dan PT.
Sigmantara Alfalindo, Tbk 30%. Kemudian nama Alfa Minimart diganti menjadi
Alfamart pada tanggal 1 Januari 2003. Pada tahun 2005 jumlah gerai Alfamart
bertumbuh pesat menjadi 1.293 gerai hanya dalam enam tahun. Semua toko
berada di pulau Jawa.
Awal tahun 2006 PT. HM Sampoerna, Tbk menjual sahamnya, sehingga
struktur kepemilikan menjadi PT. Sigmantara Alfindo TBK (60%) dan PT.
Cakrawala Mulia Prima (40%).
Pertengahan 2007 Alfamart sebagai jaringan minimarket pertama di
Indonesia yang memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 untuk sistem manajemen
mutu. Jumlah gerai mencapai 2000 toko dan telah memasuki pasar lampung.
Awal 2009 menjadi perusahaan publik pada tanggal 15 januari 2009 di Bursa
Efek Indonesia disertai dengan penambahan jumlah gerai mencapai 3000 toko
dan juga memasuki pasar Bali.
Dari sekian banyak gerai alfamart yang ada di Indonesia, alfamart
wangun adalah salah satu gerai alfamart yang ada di cabang DC Bogor. Alfamart
Wangun didirikan pada tanggal 26 september 2016 yang di resmikan oleh Pak
Rinandar selaku Branch Manager DC Bogor. Alfamart wangun lebih tepatnya

17
beralamat di Jln Raya Wangun Rt005/001 Kel. Sindangsari Kec. Bogor Timur
Kota Bogor. Sejauh ini alfamart wangun berada di tempat yang strategis
dikarenakan berdekatan dengan sekolah dan terminal bis. Alfamart Wangun
pada tahun 2019 secara berturut-turut selama lima bulan dari bulan Januari
sampai bulan Mei mencapai target IKT. Target IKT (Intensif Kinerja Toko) adalah
intensif yang diberikan kepada toko yang dapat mencapai taget yang sudah
ditetapkan pusat setiap bulannya. Target yang harus dicapai berupa net profit,
net sales dan gross margin.
Tema kerja Alfamart 2019
“Alfamart Siap”
1. Siap melayani konsumen
2. Siap beradaptasi
3. Siap memasuki industry 4.0
4. Siap berkontribusi lebih besar untuk Indonesia
5. Siap memberikan yang terbaik
VISI
“Menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas,
berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan
harapan konsumen serta mampu bersaing seecara global.”
MISI-MISI
 Memberikan kepuasan kepada pelanggan / konsumen dengan berfokus
pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
 Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan selalu
menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tinggi.
 Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan menumbuh-
kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
 Membangun organisasi global yang terpercaya, sehat dan terus
bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok, karyawan,
pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
NILAI
Alfamart berpegang pada standar yang tinggi dalam integritas, inovasi, kualitas
dan produktivtas, kerjasama tim, dan kepuasan pelanggan. Prinsip-prinsip dasar
tersebut merupakan dasar dari budaya perusahaan.

18
3.2 Struktur organisasi dan uraian tugas
3.2.1. Struktur organisasi divisi operasi SAT Alfamart Raya Wangun, sebagai
berikut :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Toko
Struktur Organisasi Toko
Operation Division SAT Wangun

OPERATION GENERAL MANAGER


Tri Prasetyo

GENERAL MANAGER
kristanto Inwahyudi

DEPUTY BRANCH MANAGER


Daduk B.S

AREA MANAGER
Sugiyatno

AREA KOORDINATOR
Arief Suryanto

CHIEF OF STORE (COS)


Siti Ratu Khoerunisa

ASISTEN CHIEF OF STORE (COS)


M. Rosandi
Firda Nur’aeni

CREW MALE CREW FEMALE

Reynaldi Feby Triana

19
3.2.2. Uraian tugas pekerja
Dalam setiap toko terdiri atas empat bagian, diantaranya ada chief of
strore (kepala toko), assisten chief of store (wakil kepala toko), dan crew of store
(pegawai kontrak, seperti kasir dan pramuniaga). Berikut beberapa uraian tugas
pekerja :
1. Tugas chief of store (kepala toko)
COS adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam pelaskanaan
program kerja operasional toko dengan mendayagunakan sumber daya
yang ada untuk mencapaii target perusahaan yang telah ditetapkan
dengan sasaran kepuasasan pelanggan. Adapun tugas dan tanggung
jawab cos adalah sebagai berikut :
1. Mengkoordinir dan menjalankan kegiatan operasional toko dengan
melakukan 7 pengendalian (7p).
2. Mengkoordinir semua aktivitkas toko didalam memberikan
pelayanan kepada semua pelanggan yang di arahkan untuk
pemenuhan kepuasan pelanggan dan meningkatkan jumlah
pelanggan di toko.
3. Mengkoordinir dan mengelola bawahan.
4. Berkoordinasi dengan area coordinator atau departemen lain
sehubungan dengan adanya masalah atau program program
tertentu yang berkaitan dengan toko.
5. Melakukan evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan tugas tugas
operasional sehari – hari.
6. Berkoordinasi dengan lingkungan atau pejabat setempat.
2. Tugas assisten chief of store (asisten kepala toko)
ACOS (asisten kepala toko) adalah orang yang membantu COS
dalam melakukan program kerja operasioanl toko setiap hari, terima
pendelegasian dari COS tetapi tanggung jawab tetap pada COS. Adapun
tugas dang tanggung jawab Acos adalah ebagai berikut :
1. Mengkoordinir penerimaan barang dagangan dari DC dan supplier
BKL
2. Mengkoordinir pengeluaran atau retur barang dari toko ke DC atau
supplier BKL
3. Mengkoordinir pendisplayan barang dagangan baik di rak –rak
penjualan ataupun gudang

20
4. Mengkoordinir dan memastikan sarana promosi terpasang sesuai
petunjuk.
5. Menjaga dan merawat sarana promosi tersebut
6. Menggantikan COS apabila sedang off
7. Memastikan semua kerjasama promosi dengan supplier
3. Tugas crew of store (petugas toko)
Crew adalah seseorang yang bertugas terlaksananya program
toko yang telah ditentukan oleh Acos/Cos mengenai transaksi penjualan
dan pembayaran, perlengkapan, kebersihan, serta pelayanan pada
pelanggan. Adapun tugas dan tanggung jawab crew adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan kegiatan proses transaksi penjualan di kasir.
2. Memberikan pelayanan kepada pelanggan
3. Melaksanakan kebersihan, mempersiapkan sarana kerja yang
diperlukan
4. Melakukan pengawasan dan pengecekan barang hilang
5. Penurunan dan pengecekan barang – barang dari DC
6. Pemajangan barang (display) dan pemenuhan dari gudang kearea
penjualan
7. Persiapan retur barang
8. Informasi dan penawaran program promosi
9. Melakukan pengecekan harga dan mencetak harga baru
10. Melakukan penyebaran leafleat
11. Stock Opname
12. Informasi barang kosong kepada ACOS dan COS

3.1 Sumber daya manusia


Sumber daya manusia merupakan aset perusahan terutama bagi
perusahaan yang bergerak dibidang ritel. Dengan pengelolaan, pelayanan serta
penawaran yang baik dapat menghasilkan penjualan yang tinggi dengan profit
margin.
Karyawan Alfamart raya wangun terdiri atas tiga orang pegawai tetap dan
dua orang pegawai tidak tetap stsu kontrsk. Tiga orang pegawai tetap terdiri dari
kepala toko, dan dua asisten kepala toko serta dua orang pegawai kontrak yang
terdiri atas kasir dan pramuniaga.

21
3.2 Sarana dan prasarana
Sarana penjualan adalah semua prangkat peralatan, bahan dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses penjualan. Sedangkan prasarana
penjualan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang tidak secara
langsung menunjang pelaksanaan proses penjualan. Adapun sarana dan
prasarana yang ada di Alfamart Raya Wangun sebagai berikut :
1. Ruang sales atau penjualan
Dalam ruang sales Alfamart Raya wangun terdiri atas beberapa sarana
penjualan, diantaranya sebagai berikut :
Tabel.3.1 Sarana Penjualan Alfamart Raya Wangun
No. sarana jumlah keterangan
1. Meja kasir 1 set Terdiri atas meja kasir utama dan
meja server serta meja penjualan
2. kursi 1 unit Untuk kursi server
3. backwall 1 set Rak produk rokok, susu kaleng dan
rak kosmetik
4. Rak reguler 45 set Rak yang digunakan untuk
menyimpan barang dagangan
5. Chiller 4 unit Pendingin minuman
6. freezer 2 unit Rak freezer ice cream
7. Meja rtd (ready 1 set Meja untuk menyimpan minuman
to drinks) dan makanan seduh
18. dispenser 1 unit Pemanas air
9. Rak ambalan 5 unit Rak 3 tingkat untuk menyimpan
barang promo dan sewa
10. clearbox 9 unit Tempat berbentuk kotak untuk
memajang barang promosi
11. Rak roti 2 unit Rak untuk menyimpan roti
12. Ac 5 unit Pendingin ruangan

2. Ruang gudang
Ruang gudang alfamart terdiri atas 6 unit rak bertingkat, untuk
menyimpan barang-barang yang penuh atau tidak masuk area
penjualan. Diantaranya, 1 unit rak bertingkat untuk menyimpan food A
(makanan pokok), satu unit rak bertingkat untuk menyimpan food B

22
(snack), satu unit rak bertingkat untuk menyimpan beverage (minuman),
satu unit rak bertingkat untuk menyimpan non food produk home care
dan personal care (seperti sabun mandi, dan sabun pencuci pakaian),
satu rak bertingkat untuk menyimpan non food (popok, pembalut dan
tisu), serta satu unit rak bertingkat untuk menyimpan peralatan dan
perlengkapan atk (seperti kertas pop, kertas label price, pita printer, dan
lain-lain).
3. Ruang kantor
Prasarana ruang kantor terdiri atas beberapa sarana, diantaranya
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Prasarana Ruang Kantor Alfamart Raya Wangun
No Sarana jumlah keterangan
. kantor
1. Meja kantor 1 set Untuk menyimpan brankas dan
odner
2. brankas 1 unit Untuk menyimpan uang sales, kas
dan modal.
3. odner 12 unit Untuk menyimpan file-file.
4. lemari 1 unit Untuk menyimpan berkas-berkas.

4. Kamar mandi
Kamar mandi adalah prasarana pendukung.dimana terdapat satu unit wc
duduk, 1 unit ember dan tempat tisu serta wadah sabun pencuci tangan.
5. Selasar dan lahan parkir
Selasar Alfamart Raya Wangun terdapat empat unit kursi dan satu unit
meja, dan tempat sampah, serta satu unit genset.

3.3 Uraian singkat kegiatan Riset

23
Selama kegiatan kerja berlangsung, penyusun ditempatkan sebagai
asisten kepala toko (asisten chief of store). Dimana tugas penulis adalah
membantu cos dalam melakukan program kerja operasional toko setiap hari,
terima pendelegasian dari cos tetapi tanggung jawab tetap pada cos. Adapun
kegiatan yang penyusun lakukan antara lain :
1. Mengkoordinir dan menjalankan kegiatan operasional toko dengan
melakukan 7 pengendalian. 7 pengendalian tersebut diantaranya,
pengendlaian persediaan, pengendalian penjualan, pengendalian gross
margin, pengendalian biaya, pengendalian lingkungan, pengendalian
administrasi dan pengendalian pendapatan lain-lain
2. Mengkoordinir semua aktivitkas toko didalam memberikan pelayanan
kepada semua pelanggan yang di arahkan untuk pemenuhan kepuasan
pelanggan dan meningkatkan jumlah pelanggan di toko
3. Mengkoordinir penerimaan barang dagangan dari DC dan supplier BKL.
Dari mulai penerimaan, pengecekan, dan receipt faktur.
4. Mengkoordinir pengeluaran atau retur barang dari toko ke DC atau
supplier BKL. Kegiatan tersebut dimulai dari mengumpulkan barang-
barang yang akan diretur sesuai dengan jenisnya masing-masing (contoh
retur bke/kadaluarsa, retur tag discontinue/tidak bias dijual, retur
BR/barang rusak ,dll), lalu membuat faktur retur, dikemas, dan siap dikirim
ke DC atau supplier BKL.
5. Mengkoordinir dan memastikan sarana promosi terpasang sesuai
petunjuk, dan sarana sewa sesuai report sewa yang berlaku.
6. Memastikan barang dagangan yang ada di ruang sales full display dan
siap dijual. Jika barang kosong atau oos (out of stock), maka bisa
dilakukan mat (mutasi antar toko), dimana penulis mengirimkan faktur
permintaan barang kepada toko yang stok barang tersebut banyak agar
dikirimkan barang sesuai dengan faktur tersebut.
7. Melakukan stock opname, yaitu kegiatan untuk memonitoring atau
perhitungan jumlah barang agar fisik sama OH nya sesuai. SO partial
dilakukan setiap hari, dimana cos/acos so beberapa rak. Sedangkan so
grand (so keseluruhan barang ditoko) dilakukan 3 bulan sekali.

3.4 Perbandingan antara teori dan praktik

24
Alfamart Raya Wangun dalam melaksankan kegiatan usahanya
menggunakan sistem penjualan secara tunai. Jenis penjualan yang dilakukan
oleh Alfamart Raya Wangun berupa toko ritel. Penjualan adalah pendapatan
utama dari Alfamart. Maka dari itu perlu dilakukannya pengendalian penjualan
agar toko dapat menghasilkan laba atau profit. Dalam melakukan pengendalian
penjualan perlu dilakukannya pengendalian gross margin dan analisis direct to
sales ratio (rasio biaya langsung terhadap penjualan). Berikut penulis sampaikan
penjelasannya sebagai berikut :
3.6.1 Gambaran umum sistem penjualan pada Alfamart Wangun
Penjualan pada Alfamart dilakukan secara tunai sama halnya dengan
minimarket maupun supermarket pada umumnya, namun sebelum melakukan
penjualan, pihak toko melakukan pemesanan barang dengan dua cara, yaitu
sebagai berikut.
1. Toko mengirimkan pemesanan barang melalui database ke gudang DC
(Distributor Center) via e-mail, yang merupakan hasil transaksi dalam satu
hari.
2. Barang yang datang langsung seperti Yakult dan Campina, biasanya
pemesanan barang dilakukan dengan membuat PO (Purchasing Order)
ke supplier dengan mencetak dokumen tiga rangkap, untuk Distributor
Center, Toko, dan supplier sebagai bukti tertulis tentang pemesanan
barang.
Setelah pemesanan barang dilakukan, barang yang dipesan untuk dijual
telah tersedia, maka Alfamart siap melakukan penjualan dimulai dari pembeli
datang ke toko/gerai Alfamart, memilih barang, kemudian melakukan transaksi di
kasir melalui aplikasi POS (Point Of Sales), penjualan yang dilakukan pada
pembeli berupa tunai (uang cash) maupun non tunai (kartu debit, kartu kredit,
voucher, wallet) setelah melakukan transaksi selesai, pihak kasir memberikan
barang kepada pembeli.
Kegiatan penjualan berakhir pada malam hari sebelum pukul 00.00 wib
yang disebut dengan EOD (End Of Day). Hasil data EOD tersebut dikirim melalui
jaringan internet ke pusat melalui aplikasi SOA (Sistem Oriented Architecture)
dalam web portal.
Untuk lebih jelas, penulis menggambarkan bagan alir yang terjadi pada
Alfamart Raya Wangun. Bagan alir (flowchart) adalah suatu bagan dengan
symbol-simbol yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan

25
hubungan antara suatu proses dengan proses lainnya dalam suatu program.
Disini penulis menggambarkan 3 (tiga) macam flowchart sebagai berikut :
1. Bagan alir bagian penerimaan barang dari DC/pusat.
2. Bagan alir bagian kasir berupa transaksi penjualan dan proses klerek.
3. Bagan alir bagian penyetoran uang penjualan harian

Flowchart bagian penerimaan barang dari DC/Pusat

mulai

Menerima BTB Dan


Barang Dari DC

Memeriksa jumlah
Fisik barang
sama dengan
BTB
BTB

Menyimpan
barang di
gudang Bagian Administrasi

Mendis
play barang di
toko

BTB

26
1
Keterangan ;

BTB : Bukti Terima Barang

Gambar 3.2 Bagan Alir Penerimaan Barang Dari DC

Sumber : www.Alfamartku.com

Flowchart Bagian Kasir

Pelanggan

Barang

Memberikan salam Menghitung uang


dan promosi hasil penerimaan
kepada pelanggan kas harian

Mengoperasikan Mencet
mesin pita ak struk klerek
Register kas

Struk
Memindai barang klerek
pada mesin scanner

uang
2
Menerima uang
pembayaran dari
pelanggan

Mencetak pita
register kas

PRK

27
Barang
Pelanggan
Keterangan :
PRK :Pita Register Kas

Gambar 3.3 Bagan Alir Transaksi Penjualan dan proses klerek


Sumber : www.Alfamartku.com
Flowchart Bagian Penyetoran Uang Penjualan
2

Uang

Struk klerek

Mencocokan
jumlah uang
dengan struk
klerek

Menarik data
master dari
sistem kantor
pusat

Menceta
k data master

Mencetak
bukti setoran
toko (BST)

BST
Data Master
Struk Klerek

28
Uang

Keterangan :
BST : Bukti Setoran Toko T

Akhir

Gambar 3.4 Bagan Alir Penyetoran Uang


Sumber : www.Alfamartku.com
Pada gambar 3.2 menerangkan bagan alir penerimaan barang dari pusat.
Alur tersebut berawal dari datang barang menggunakan mobil pick up, lalu
menerima BTT (bukti terima barang) beserta barang. Setelah itu, melakukan
pemeriksaan antara fisik dan jumlah barang dengan BTB. Setelah barang di
periksa dan seseuai, maka barang di display sesuai dengan rak-raknya, dan
sebagian disimpan di gudang.
Pada gambar 3.3 menerangkan bagan alir bagian kasir. Alur tersebut,
berawal dari pelanggan memberikan belanjaannya ke bagian kasir, lalu kasir
mengucapkan salam dan menawarkan promosi tambahan. Setelah itu, kasir
mengoprasikan mesin pita register kas dan memindai barang. Setelah
menyebutkan total belanjaan pelanggan, kasir menerima uang pembayaran dan
mencetak pita register kas dan memberikan barangnya. Pada bagan alir kedua,
menerangkan bagan alir proses klerek. Klerek dilakukan setiap akhir shift.
Komputer kasir Kasir di klerek (penutupan), lalu dihitung uang hasil penerimaan
kas. Setelah itu, dilakukan proses klerek di server. Disamakan antara jumlah
sistem dengan uang yang ada di terima. Mencetak struk klerek dan disimpan
uangnya di brankas.
Pada gambar 3.4 menerangkan bagan alir bagian administrasi. Pada
bagian ini, uang klerek setiap shift dijumlahkan dan di cocokkan dengan hasil
klerek. Lalu mengunduh/ menarik data master dan mencetaknya. Selain itu juga
mencetak bukti setoran toko. Struk klerek, data master dan bukti setoran toko di
gabungkan bersama dengan uang. Uang siap dikirim ke pusat.

3.6.2 Penjualan Pada Alfamart Wangun agar tercapai Profit


Dalam penjualan perlu dilakukannya pengendalian pengendalian
penjualan. Pengendalian penjualan adalah berbagai upaya yang berfokus pada
peningkatan penjualan toko. Tujuan dari pengendalian penjualan adalah agar
toko tersebut dapat terkontrol penjualannya agar dapat mencapai profit. Alur
proses penjualan di toko dapat dilihat pada gambar 3.5

29
input proses output

Gambar 3.5 Alur Proses Penjualan Di Toko


Sumber : www.alfamartku.com

1. Input
Input, merupakan proses penerimaan barang, yang dikirim dari
warehouse maupun dari supplier. Barang akan datang sesuai dengan
permintaan barang, dimana toko mengirimkan pemesanan barang ke
gudang/warehouse melalui email pada saat malam hari setelah eod (end
of day). Saat barang datang dan diterima serta sesuai dengan faktur PO,
maka barang di pajang/ display serta siap dijual. Pada alur input,
pengendalian yang perlu dilakukan adalah jangan sampai barang yang
dikirim dari DC/ supplier kurang karena akan berpengaruh terhadap stok
barang dan menyebabkan selisih saat stock opname. Serta jika terdapat
barang tidak sesuai seperti rusak maka harus segera di retur pengiriman,
karena barang yang rusak atau tidak sesuai tidak akan laku di jual dan
akan menyebabkan barang menumpuk di gudang yang nantinya akan
menjadi beban toko.
2. Proses
Pada alur proses ini, merupakan upaya apa saja yang harus dilakukan
crew ditoko agar dapat menghasilkan serta meningkatkan penjualan agar dapat
mencapai target sehingga menghasilkan profit. Pada alur proses, hal-al yang
dapat dilakukan diantaranya :
 Meningkatkan STD (Sales transaction day), yang artinya meningkatkan
jumlah konsumen yang datang ke toko dan melakukan transaksi
pembelian per hari. Dengan banyaknya konsumen yang berbelanja,
walaupun niat awal si pembeli hanya belanja sedikit, dengan adanya
penawaran menarik dari penjual, seperti promo-promo, akan membuat si
konsumen belanja lebih banyak. Hal tersebut dapat menambah
pendapatan toko. Faktor- faktor yang dapat meningkatkan STD Faktor
utama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan STD yaitu dengan
membuat persepsi positif kepada konsumen yang datang ke toko.
Caranya dengan memberikan pelayanan dan kenyaman. Dengan

30
pelayanan yang ramah serta kenyamanan di toko, dapat membuat daya
tarik konsumen untuk berbelanja, dan merasa puas serta dapat membuat
konsumen menjadi loyal dalam berbelanja.
 Meningkatkan APC (Average Purchase Costumer), yang artinya
meningkatkan rata-rata pembelian kosumen ditoko per hari. Dengan
peningkatan STD (banyaknya konsumen yang melakukan transaksi
pembelian) merupakan kesempatan bagi penjual untuk
membuat/mengajak konsumen lebih loyal dalam berbelanja. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan pemajangan barang yang rapih, promosi yang
menarik serta peningkatan penawaran. Pencapaian target sales, bukan
hanya disebabkan oleh peningkatan STD (banyaknya jumlah konsumen
yang berbelanja) tapi peningkatan APC (rata-rata pembelian konsumen).
3. Output
Output merupakan hasil yang diperoleh dari dilakukannya alur input dan
proses. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah sales/penjualan.
Dengan melakukan alur-alur pengendalian penjualan yang sesuai dapat
mencapai target penjualan yang profit. Dari STD dan APC maka akan
dihasilkannya SPD (sales per day). Sales per day adalah penjualan yang terjadi
perhari di toko, yang disebabkan kunjungan konsumen (langsung/online) yang
melakukan pembelanjaan di toko. Dengan meningkatnya STD serta APC di toko
dapat dipastikan SPDnya dapat sesuai target.

Formula : APC = SPD/STD


APC : Average Purchase Costumer (Rupiah/hari)
SPD : sales per day (Rupiah/hari)
STD : Sales transaction day (jumlah struk/hari)

Sumber : www.Alfamartku.com
Dari kegiatan tersebut, peran penulis dalam pengendalian penjualan ialah
melakukan monitoring penjualan setiap hari, menganalisis apakah penjualan
perharinya mencapai target atau tidak.

Formula pencapaian : (%) = (actual/target) x 100%

Sumber : www.Alfamartku.com

31
Untuk pengendalian penjualan agar dapat ,menghasilkan keuntungan
yang lebih optimal, perlu dilakukannya analisis pengendalian gross margin (laba
kotor) dan menganalisis pengendalian direct cost to sales ratio (rasio biaya
langsung terhadap penjualan). Berikut penulis sampaikan penjelasannya :

3.6.3 Pengendalian gross margin pada Alfamart Wangun


Dalam ilmu akuntansi, kita ketahui bahwa penjualan yang besar belum
tentu menghasilkan laba atau profit. Laba akan diperoleh jika dalam periode
akuntansi yang sama jumlah pendapatan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan. Sama halnya dengan toko Alfamart, penjualan di toko diharapkan
dapat mecapai target penjualan agar menghasilkan profit. Perlu diketahui, bahwa
tidak semua produk yang dipasarkan di toko memiliki margin (keuntungan) yang
tinggi. Semakin banyak penjualan produk-produk yang memiliki margin tinggi
maka akan semakin besar profit yang akan dihasilkan. Maka dari itu, perlu
dilakukannya pengendalian gross margin, yang meliputi tahap-tahap sebagai
berikut :

Input Proses Output

Pengendalian Pengendalian Pengendalian

Gambar 3.6 Alur Pengendalian Gross Margin


Sumber : www.Alfamartku.com
1. Input Pengendalian
Kegaiatan awal yang perlu dilakukan dalam pengendalian gross margin.
Dalam input hal-hal yang perlu dikendalikan, diantaranya :
1. Ketersediaan item gross margin tinggi, diantaranya :
 produk private label
Produk private label adalah produk yang biasanya
diproduksi atau disediakan oleh suatu perusahaan untuk
menawarkan dibawah merek perusahaan lain. Contoh : my
roti, paroti dan lain-lain.
 Produk home brand

32
Produk home brand adalah produk yang dikemas khusus
dengan label merek tempat yang menjualnya. Contoh :
alfamart tisu, alfamart air, alfamart pencuci piring, dan lain-
lain.
Produk private label dan produk home brand memiliki margin
yang tinggi, hal tersebut terjadi, karena biasanya produk tersebut
memiliki harga pokok penjualan yang kecil sehingga dapat dijual
dengan mendapatkan untung yang lebih besar, selain itu juga,
produk-produk tersebut biasanya merupakan produk yang
perputarannya cepat (fast moving). Sehingga dengan memiliki
produk tersebut untuk produk fast moving semakin besar
keuntungan yang langsung diterima oleh toko tersebut.
2. Pengetahuan personil toko item gross margin tinggi.
Seorang personil toko harus mengetahui dan paham item-item
produk apa saja yang memiliki margin tinggi. Hal tersebut
dilakukan, agar produk-produk yang memiliki margin tinggi dapat
terjual dengan dilakukannya penawaran kepada konsumen
3. Pelayanan konsumen toko
Pelayanan pada era saat ini merupakan hal yang sangat
diperlukan, pelayanan yang baik akan menarik perhatian
konsumen dan membuat konsumen nyaman dan datang kembali.
2. Proses Pengendalian
Proses pengendalian merupakan urutan pelaksanaan dari kegiatan
pengendalian gross margin. Dimana lebih ditekankan kepada sumber daya
manusia yang berperan. Dalam proses hal-hal yang perlu dikendalikan,
diantaranya :
1. Personil toko
Dimana personil toko harus dapat melakukan penawaran item margin
tinggi, menentukan skala prioritas mana yang harus lebih banyak dijual
dan tidak, serta harus ditumbuhkannya rasa percaya diri.
2. Pejabat toko
Seorang pejabat toko harus melakukan monitor penawaran yang
dilakukan oleh personil toko, stock item gross margin tinggi, selain itu juga
pejabat toko harus memonitor perkembangan gross margin toko dengan
menghitung pencapaian gross margin.

33
3. Output Pengendalian
Output pengendalian merupakan hasil dari dilakukannya alur input dan
proses. Dalam output dengan melakukan kedua kegiatan tersebut, maka
target gross margin dapat dipastikan tercapai, biaya operasional toko
tertutupi dan toko profit.
Untuk mengetahui perkembangan gross margin toko, dapat dilihat di
aplikasi SIS (Store information system) komputer server toko, dengan
nama report 22 laporan “perkembangan penjualan & gross margin”.

Formula :
GM (Rp) = Net Sales – HPP
GM (%) = (Net sales – HPP) x 100%

Net sales

Formula pencapaian (%) = (actual/target) x 100%

Formula pertumbuhan (%) = (GM bulan ini – GM bulan lalu)x100%

GM bulan lalu

Sumber : www.Alfamartku.com

Konsep Dasar Gross Margin

Gambar 3.7 Konsep Dasar Gross Margin


Sumber : www.alfamartku.com
Berikut, penulis jelaskan. Konsep dasar gross margin dalam Alfamart,
diantaranya ebai berikut :
 High volume low margin artinya bahwa setiap produk yang dijual
memberikan bagian keuntungan yang kecil, namun penjualannya tinggi

34
atau banyak. Contohnya penjualan kebutuhan rumah tangga sehari-hari
seperti minyak goreng.
 High volume volume high margin merupakan penjualan yang diharapkan.
Dimana banyaknya terjual produk-produk yang memiliki margin tinggi.
Contohnya penjualan produk-produk house brand dan private label
 Low volume high margin mempunyai arti bahwa produk tersebut
memberikan bagian keuntungan yang besar namun penjualannya kecil.
Contohnya mainan anak-anak yang tersedia di Alfamart memiliki margin
tinggi namun penjualannya sedikit.
Agar semua produk dapat terjual dengan menghasilkan high volume high
margin, yaitu dengan cara mix margin. Mix margin atau campuran margin adalah
segala upaya dalam penjualan untuk memaksimalkan pendapatan margin toko
agar mencapai target yang ditentukan. Tujuan utama mix margin adalah untuk
menghasilkan profit margin. Cara melakukan mix margin agar margin yang
diinginkan tercapai, diantaranya :
1. Identifikasi item high margin low volume dan item low margin high volume.
2. Fokus penawaran item high margin low volume. Hal tersebut dilakukan
agar item high margin dapat terjual.
3. Banded item high margin low volume dengan item low margin high
volume.
4. Monitoring penjualannya.
Berikut penulis menjelaskan alur pengerjaan dalam pengendalian
penjualan menggunakan metode gross margin pada bulan Juni 2019.
1. Menganalisi laporan perkembangan penjualan & gross margin
Dalam analisis laporan perkembangan penjualan & gross margin, dapat
dilihat dari laporan perkembangan penjualan & gross margin report 22 pada
bulan Juni 2019 di laporan toko dengan menggunakan aplikasi SIS (Store
Information System).
Dibawah ini, pada tabal 3.3 menerangkan tabel laporan perkembangan
penjualan dan gross margin selama satu bulan periode Juni 2019. Dimana pada
tabel ini, bisa kita lihat penjualan dari tanggal 1 Juni sampai 10 Juni 2019
mengalami peningkatan dengan rata-rata penjualan sebesar Rp. 10. 365.000,00.
Dengan rata-rata jumlah struk yang keluar sebanyak 338 struk, serta rata-rata
konsumen belanja sebesar Rp. 34.000. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada
tanggal 5 dan 6 Juni bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, sehingga dari tanggal

35
1 sampai 10 Juni penjualan meningkat karena toko berada di jalan raya jalur
arus mudik, sehingga pada saat itu yang berbelanja di toko bukan hanya warga
sekitar melainkan orang-orang yang transit. Terutama pada tanggal 6 Juni 2019,
yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri hari ke-2, pendapatan toko naik
sangat pesat sebesar Rp. 14.511.000 dengan harga pokok penjualan Rp.
11.378.000. Jumlah struk yang keluar sebanyak 455 struk serta rata-rata
konsumen belanja sebesar Rp. 31.000. Dengan penjualan yang lebih besar
dibandingkan dengan harga pokok penjualan, akan menghasilkan gross margin
yang tinggi. Bisa dilihat pada tanggal 6 Juni 2019, gross margin toko meningkat
sebsar 20,77%.
Dari tanggal 11 Juni sampai 30 Juni 2019, penjualan toko kembali normal
dengan rata-rata penjualan sebesar Rp. 8.089.000,00 dengan harga pokok
penjualan Rp. 6.550.000,00. Rata-rata struk yang keluar sebanyak 248 struk
dengan rata-rata per struk sebesar Rp. 32.000,00, serta gross margin sebesar
18,70%.
Tabel. 3.3 Laporan Perkembangan Penjualan & Gross Margin
LAPORAN PERKEMBANGAN PENJUALAN & GROSS MARGIN
BULAN JUNI 2019
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
ALFAMART WANGUN

36
37
2. Membuat dan menganalisis daily store performance
Cara perhitungan laporan Daily Store Performance Alfamart Raya
Wangun periode Juni 2019 pada tabel 3.4, sebagai berikut :
 SPD (sales per day)
SPD (sales per day), kolom ini diisi sesuai dengan total penjualan di toko
perharinya. Untuk melihat SPD dapat dilihat dari aplikasi SIS report 23 24.
STD (sales transaction day)
 STD (sales transaction day), kolom ini diisi sesuai dengan jumlah struk
yang keluar. Untuk melihat STD dapat dilihat dari report 23 24 pada
aplikasi SIS.
 APC (average purchase order)
APC (average purchase order), merupakan rata-rata pembelian
konsumen di toko. untuk menghitung APC menggunakan rumus dibawah
ini. contoh perhitungannya, dapat di lihat SPD dan STD pada tanggal 1.
Formula : APC = SPD/STD
APC = Rp. 10.602.757,00
277
= Rp. 38.277,00
Penjualan Alfamart Wangun pada tanggal 1 Juni 2019 Rp.10.602.757,00,
dengan jumlah struk yang keluar sebanyak 277 struk. Maka dapat
dihitung rata-rata konsumen belanja sebesar Rp.38.277,00.
 GM (Gross margin)
Untuk mengetahui persentase laba kotor yang didapatkan dari hasil
penjualan per harinya. Contoh perhitungannya dapat dilihat dari tanggal 1
pada report diatas.
GM (Rp) = Net Sales – HPP
GM (%) = (Net sales – HPP) x 100%
Net Sales
GM (Rp) = 10.602.757 – 8.799.000
=1.803.757
GM (%) = (10.602.757 –8.799.000) x 100%
10.602.757
= 17,01%

38
Tabel 3.4 Laporan Daily Store Performance toko Alfamart Raya Wangun

DAILY STORE PERFORMANCE


BULAN JUNI 2019
ALFAMART WANGUN

3. Merekap dan melakukan laporan TDP EOD


Dalam melakukan laporan TDP dapat dilihat dari laporan daily
performance toko tabel 3.4. TDP yang disajikan disertakan dengan target yang
telah ditetapkan oleh pusat yang setiap toko berbeda-beda.
Target SPD : Rp.8.456.646,00 /hari
Target STD : 300 struk / hari
Target APC : Rp. 34.000,00 / hari
Target GM (%) : 18% / hari
Pada kolom “Actual” di isi dari SPD, STD, APC dan GM yang dihasilkan
pada hari tersebut, di lihat dari laporan daily performance tabel 3.4.

39
Untuk kolom “average” merupakan rata-rata dari actual hari ini dengan
yang hari sebelumnya. Contoh perhitungannya lihat pada tabel 3.4 daily store
performance kolom SPD tanggal 1 Juni dan 2 Juni 2019.
Average SPD tanggal 2 Juni 2019 = Rp. 10.602.757,00 + Rp10.985.784
2
= Rp. 10.794.270,00
Dengan mengetahui rata-rata penjualan setiap harinya, maka penulis
dapat mengetahui pencapaian toko setiap harinya.
Formula pencapaian (%) = (average/target) x 100%
Contoh perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.4 daily performance toko pada
tanggal 1 Juni 2019 pada kolom SPD.
Pencapaian SPD (%) = Rp. 10.602.757 X 100%
Rp. 8.456.646
= 125%
Pada kolom “average bulan lalu” dilihat pada lampiran 1 (satu) actual
SPD, STD, APC, dan GM i daily store performance bulan Mei 2019.
Dalam kolom “Growth” Untuk mengetahui pertumbuhan SPD, STD, APC,
dan GM, menggunakan laporan daily performance bulan sebelumnya Contoh,
untuk mengisi kolom SPD growth dilihat pada report daily performance SPD
tanggal 3 Mei dan tanggal 3 Juni.
formula pertumbuhan (%) = (avg bulan ini – avg bulan lalu)x 100%
avg bulan lalu
Growth (%) = (Rp.10.804.935 – Rp. 9.360.795) X 100%
Rp. 9.360.795
= + 15,4%

40
Tabel. 3.5 Laporan SPD toko Alfamart Raya Wangun Periode Juni 2019
LAPORAN SPD (SALES PER DAY)
BULAN JUNI 2019
ALFAMART WANGUN
(RUPIAH)

pada tabel 3.5 di atas, bisa kita lihat penjualan dari tanggal 1 Juni sampai
dengan 6 Juni rata-rata penjualan per hari sebesar Rp. 11.773.511,00, dengan
pencapaian 139% dari target sebesar Rp. 8.456.646,00. Terutama pada tanggal
6 Juni 2019, yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri hari ke-2, pendapatan
toko selama satu hari naik sebesar Rp. 14.511.890,00 dengan pencapaian
139%. Dari tanggal 13 Juni sampai dengan tanggal 27 Juni penjualan di toko
menurun, bahkan dibawah target, dengan rata-rata penjualan sebesar
Rp.7.635.666,00. Naik kembali pada tanggal 28 Juni sampai tanggal 30 Juni
karena tanggal tersebut, tanggal para konsumen turun gaji, dengan rata-rata
penjualan Rp.9.669.000. dilihat dari pertumbuhan dengan bulan lalu, dari tanggal
1 Juni sampai tanggal 12 Juni 2019 meningkat sampai dengan 56,9%, lalu
menurun sampai tanggal 30 Juni sampai dengan 2.70%.

41
Tabel 3.6 LAPORAN STD Alfamart Raya Wangun Periode Juni 2019
LAPORAN STD (STRUK TRANSACTION PER DAY)
BULAN JUNI 2019
ALFAMART WANGUN
(JUMLAH STRUK)

Dari tabel 3.6, laporan STD Alfamart Raya Wangun periode Juni 2019.
Dapat di ambil kesimpulan, jumlah struk yang keluar pada bulan juni 2019
meningkat dari tanggal 1 Juni sampai dengan tanggal 10 Juni, dengan rata-rata
setiap hari struk yang keluar sebanyak 332 struk/hari. Dan mengalami penurunan
dari tanggal 11 Juni sampai dengan 30 Juni, dengan rata-rata setiap hari struk
yang keluar sebanyak 264 struk/hari. Tanggal 6 juni merupakan STD terbanyak
mencapai 455 struk/hari dengan pencapaian 111% serta pertumbuhan
disbanding bulan lalu sebesar 34%. Hal tersebut terjadi karena pada tanggal
tersebut bertepatan dengan hari Raya Idul fitri ke dua. Sehingga konsumen yang
datang ke toko meningkat.

42
Tabel 3.7 Laporan APC Toko Alfamart Raya Wangun Periode Juni 2019
LAPORAN APC (AVERAGE PURCHASE COSTUMERS)
BULAN JUNI 2019
ALFAMART WANGUN
(RUPIAH)

Pada tabel 3.7, dapat dilihat target rata-rata konsumen berbelanja adalah
sebesar Rp.34.000,00. Dari tanggal 1 Juni sampai tanggal 30 Juni APC terbesar
terjadi pada tanggal 28 Juni sebesar Rp. 42.994,00, dan terendah terjadi pada
tanggal 7 Juni sebesar Rp. 28.427.000,00. Di tanggal 28 Juni di daerah tersebut,
banyak perusahaan yang memberikan gaji karyawan di tanggal tersebut,
sehingga pada tanggal tersebut rata-rata konsumen berbelanja itu besar, karena
belanja untuk kebutuhan bulanan. Sedangkan pada tanggal 7 Juni SPD dan APC
nya kecil namun dari tabel 3.6 STD nya besar, karena pada tanggal tersebut
banyak pembeli yang datang hanya transit, yang hanya sekedar membeli
minuman dan snack, sehingga rata-rata pembelian tidak besar.di lihat dari
pertumbuhan average dibandingkan dengan bulan Mei, pertumbuhan dari
tanggal 1 Juni sampai dengan 30 Juni semakin menurun sampai dengan -13%.

43
Tabel 3.8 Laporan Gross Margin Toko Alfamart Raya Wangun Periode Juni 2019
LAPORAN GROSS MARGIN
BULAN JUNI 2019
ALFAMART WANGUN
(PERSENTASE)

Pada tabel 3.8, dapat di lihat target gross margin bulan Juni sebesar 18%.
Dari tanggal 1 Juni sampai tanggal 30 Juni actual gross margin naik turun,
dimana gross margin terbesar terjadi pada tanggal 6 Juni sebesar 21,59%, dan
terendah pada tanggal 1 Juni sebesar 17,01%. Rata-rata gross margin dari
tanggal 1 Juni sampai dengan tanggal 4 Juni dibawah target sebesar 17,69%,
dan naik dari tanggal 5 Juni sampai tanggal 30 Juni di atas target sebesar
18,90%. Jika di lihat perbandingan dengan bulan lalu, bulan Juni mengalami
pertumbuhan yang baik karena lebih besar dibanding bulan lalu, dengan
pertumbuhan dari tanggal 1 Juni sampai dengan 30 Juni sebesar 17%.

44
3.6.4 Penggunaan metode rasio biaya langsung pada Alfamart Wangun
Tabel 3.9 laporan target dan pencapaian IKT periode Juni 2019, Alfamart Raya
Wangun
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK
TARGET & PENCAPAIAN IKT
PERIODE JUNI 2019

Nama Toko/ kode toko : Wangun/x688


Hari kerja : 30 hari
Indikator Target Actual Pencapaian
net sales retail Rp. 253,699,390.00 Rp. 276,455,178.00 108.97%
net sales e-voucher Rp. 17,440,498.00 Rp. 20,210,545.00 115.88%
% Gross Margin 17.88% 18,90% 105.70%
NBH ( Rp. 406,710.00) (Rp. 294,118.00) 72.31%
pemusnahan BCTB (Rp. 27,114.00) (Rp. 150,710.00) -555.83%
Retur bad Stock (Rp. 271,140.00) (Rp. 2,224,330.00) -820.36%
gross Profit Rp. 47,774,847.00 Rp. 53,400,663.00 111.77%
       
Operating Expenses      
labour cost Rp. 25,287,390.00 Rp. 21,531,370.00  
lembur Rp. 4,630,006.00 Rp. 2,615,000.00  
listrik (PLN) Rp. 5,020,823.00 Rp. 5,000,000.00  
kantong plastik Rp. 892,478.00 -  
air (PDAM) Rp. 102,069.00 -  
Telepon dan speedy Rp. 590,274.00 Rp. 168,000.00  
perlengkapan toko Rp. 520,012.00 Rp. 510,000.00  
depreciation &
amortitation Rp. 22,007,113.00 Rp. 22,007,113.00  
total opex Rp. 59,050,165.00 Rp. 51,831,483.00  
       
fee base income Rp. 1,941,430.00 Rp. 1,941,430.00  
       
Net Profit Rp. 9,333,888.00 Rp. 3,510,610.00  

45
Direct cost to sales ratio atau rasio biaya langsung terhadap
penjualan, digunakan Alfamart dalam menganalisis rasio unsur-unsur biaya yang
mempengaruhi penjualan. Hal tersebut dilakukan dengan cara membandingkan
antara biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang diperoleh. Jika
pendapatan yang didapatkan pada periode tersebut lebih kecil dibanding biaya
yang dikeluarkan, otomatis profit toko tersebut akan menurun.
Pada awal bulan Juli 2019 penulis membuat laporan target dan
pencapaian IKT (Intensif Kinerja Toko) untuk mengetahui apakah dibulan Juni
tersebut toko dapat mencapai target yang telah ditentukan atau tidak, dan
menganalisis apa penyebabnya untuk diperbaiki dibulan selanjutnya.
Dari tabel 3.9 laporan target dan pencapaian IKT periode Juni 2019,
Alfamart Raya Wangun dapat mencapai target dan memperoleh net profit
sebesar Rp. 3,510,610.00.
Dengan analisis rasio biaya langsung terhadap penjualan, dapat kita lihat
pada gross profit dan OPEX (operation expenses). Dimana pendapatan yang
dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan, yaitu
pendapatan bulan Juni sebesar Rp 53,400,663.00 dan biaya operasional
sebesar Rp. 39,831,483.00.
Biaya operasional toko dapat lebih kecil dbandingkan dengan
pendapatan, hal itu terjadi, karena kepala toko meminimalisir beban gaji dan
lembur serta pemakaian beban listrik.
Pada beban gaji, seharusnya gaji yang dikeluarkan pada bulan Juni
adalah sebesar Rp. 25,287,390.00 dengan jumlah personil toko sebanyak 6
orang, namun pada bulan Juni jumlah personil hanya sebanyak 5 orang dengan
total beban gaji sebesar Rp. 21,531,370.00.
Beban lembur yang seharusnya sebesar Rp. 4,630,006.00 hanya
dikeluarkan sebesar Rp. 2,615,000.00. hal itu dilakukan kepala toko dengan
mengganti uang lembur dengan libur kerja.
Pemakaian listrik juga berpengaruh terhadap beban operasional toko,
maka dari itu dilakukannya penghematan pemakaian listrik. Sehingga beban
listrik yang dikeluarkan hanya sebesar Rp. 5000.000,00 lebih kecil disbanding
target.
Selain itu juga, peningkatan penjualan produk produk high margin sangat
diperlukan agar gross margin meningkat dan toko dapat mencapai profit.

46
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab III
mengenai pengendalian penjualan agar mencapai toko yang profitable pada
Alfamart Raya Wangun. Maka penulis bisa menarik kesimpulan yang dapat di
kemukakan sebagai pemahaman sebagai berikut :
1. Sistem penjualan pada Alfamart Wangun 1 telah dilakukan dengan baik, dapat
di lihat dari bagan alir penjualan. Semua kegiatan tersebut terdapat dokumen
yang dapat dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan berbagai fungsi
dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing. Meskipun, masih ada
kelemahan dari segi prosedur penyetoran uang hasil penjualan yang kurang
efektif dan terjadinya kerangkapan kerja, dimana semua kegiatan tersebut
dilakukan oleh COS/ACOS.
2. Penjualan pada Alfamart Wangun 1 menghasilkan profit yang maksimal pada
bulan Juni 2019 sebesar Rp.3.510.810,00. Keuntungan yang maksimal terjadi
karena dilakukannya penjualan dengan menggunakan analisis pengendalian
gross margin dan analisis direct to sales ratio (rasio biaya langsung terhadap
penjualan).

4.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, berikut beberapa saran
yang ingin disampaikan berdasarkan kemampuan penulis yang mungkin dapat
membantu perbaikan perusahaan, yaitu :
1. Untuk prosedur penyetoran uang penjualan ke kantor pusat, sebaiknya
disetorkan ke bank setiap harinya agar lebih efektif dan efisien serta dapat
meminimalisir terjadinya kehilangan yang disebabkan dari karyawan sendiri
ataupun terjadinya perampokan.
2. Laporan IKT (Intensif Kinerja Toko) yang di kirim oleh pusat sebaiknya
berisi seperti laporan laba rugi yang sesuai, Laporan IKT yang dikirim pusat
saat ini tidak terdapat biaya operasional toko hanya taget saja. Seharusnya
rincian biaya operasional toko dicantumkan, agar personil toko dapat

47
mengetahui dan dapat memperbaiki untuk bulan selanjutnya, agar dapat
menghasilkan profit yang optimal.
3. Kepada personil toko sebaiknya perlu diperkenalkan laporan laba rugi.
Agar para personil toko dapat mengetahui pendapatan serta biaya
operasional tokonya. Hal tersebut diperlukan agar personil toko dapat lebih
peduli/respect terhadap tokonya, dan mampu mengoptimalkan lagi
penjualan dan meminimalisir biaya operasional toko.

48

Anda mungkin juga menyukai