PENGANTAR AKUNTANSI
ACCOUNTING FOR MERHANDISING
Dosen Pengampu:
Dini Haryati, SE, M.Ak
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Muhammad Ardiansyah (221610300)
2. Agustina Dwi (221610283)
3. Nurzannah (221610305)
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehinggga kami dapat menjelaskan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok unntuk mata kuliah pembelajaran Pengantar Akutansi, dengan judul
“Accounting for Merhandising.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas Dini Haryati, SE, M.Ak,
pada bidang studi mata kuliah pembelajaran Pengantar Akutansi selain itu, makalah ini juga
bertujun untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFATAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 2
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
A. Pengertian Pengawasan........................................................... 3
B. Proses Pengawasan.................................................................. 4
C. Pengawasan dan Sistem........................................................... 6
1. Tujuan Pengawasan ............................................................ 6
2. Pengawasan Menurut paham klasik..................................... 7
3. Pengawasan dan konsep sistem cybernetic......................... 7
4. Pengawasan sebagai suatu sistem informasi....................... 7
5. Jenis-jenis informasi pengawasan......................................... 8
6. Pendekatan sistem dan pengawasan (feed forward) ............ 8
D. Alat Evaluasi................................................................................ 9
1. Tenik notes............................................................................. 9
2. Tenik tes................................................................................ 10
BAB III PENUTUP.............................................................................. 12
A. Kesimpulan...................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Dosen dalam rangka membahas tentang Accounting For Merhandising atau Akutansi Untuk
Perdagangan, makalah ini membahas tentang Pengertian perusahaan dagang, karakteristik
perusahaan dagang,siklus berjalannya perusahaan dagang, dan bagaimana menulis transaksi–
transaksi yangterjadi di perusahaan dagang.Bila di kaitkan dengan dunia perusahaan di dalam
perusahaa diperlukan konsepyaang melandasi pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan,
produk, nilai,kepuasan, dan mutu, pertukaran, transaksi dan hubungan dengan pasar.Dalam dunia
usaha apapun termasuk dalam perusahaan dagang, peran akutansiadalah sangat strategis, sebaik
apapun output dari kegiatan usaha jika tifak di imbangidengan oleh sistem pencatatan akutansi
yang handal, maka tidak akan berarti apapun
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakan pengertian dari perusahaan dagang ?
2. Apa Saja ciri ciri perusahaan dagang ?
4. Apa yang di maksud dengan transaksi dagang ?
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak contoh dari perusahaan dagang, salah satunya yaitu minimarket atau toko
kelontong yang sering Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Awalnya, perusahaan dagang
terlebih dahulu membeli beragam produk, kemudian memelihara persediaannya, dan akhirnya
mendistribusikan produk tersebut ke pelanggan melalui transaksi.
Sama seperti jenis perusahaan pada umumnya, perusahaan dagang memiliki beberapa
karakteristik atau ciri khas tersendiri, di antaranya:
1. Kegiatan utama
Seperti yang diketahui, kegiatan utama dari perusahaan ini biasanya berupa
pembelian, pengelolaan dan pemeliharaan stok, pengeluaran biaya operasional, dan
penjualan produk tersebut. Dengan begitu, ciri khas dari perusahaan dagang yaitu tidak
mengolah atau mengubah produk yang akan dijual kepada konsumen.
2. Modal
Modal untuk jenis perusahaan ini biasanya didapatkan dari harga pokok barang atau
produk yang sudah terjual. Oleh karena itu, jika produk tidak segera terjual, maka
kemungkinan besar tidak ada modal lagi untuk membeli produk selanjutnya atau
istilahnya modal ‘mandek’ sehingga harus mencari alternatif untuk menutupi kredit
maupun kas perusahaan yang berkurang.
3. Pendapatan
Karakteristik selanjutnya yaitu pendapatan utama dari perusahaan dagang yaitu murni
hasil dari penjualan. Ini karena perusahaan tersebut tidak perlu mempersiapkan mesin
operasional dan bahan baku lain, sehingga tidak sama dengan perusahaan manufaktur
yang bisa menjadi tambahan pendapatan terhadap perusahaan.
Maka dari itu, apabila penjualannya menurun, maka otomatis pendapatannya pun
akan berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika penjualannya meningkat, maka keuntungan
atau laba yang didapatkan pun bisa jauh lebih besar.Itulah mengapa penjualan merupakan
hal penting yang harus terus diupayakan oleh perusahaan agar pendapatan meningkat.
Artinya, segala manajemen penjualan harus diarahkan dengan tepat agar bisa
meningkatkan omset penjualan dan ada perputaran modal yang baik.
4. Perhitungan laba
Karakteristik lainnya dari perusahaan dagang yaitu laba atau keuntungan didapatkan
dengan cara menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli. Dalam hal
ini, perhitungan total laba biasanya berupa selisih antara total hasil penjualan dengan total
harga pembelian dan biaya operasional.
3. Potongan Penjualan
Potongan penjualan di berikan oleh penjual agar pembeli melunasi utangnya pada masa
potongan sebelum jatuh tempo. transaksi ini menyebabkan piutang dagang menjadi berkurang.
bukti transaksi ini adalah kwitansi atau bukti kas masuk.
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus
ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan
kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan
dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin
yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran
dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari
netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu
30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM
(End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah
akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang
pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan ini adalah :
20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan
syarat 2/10,n/30)
Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan
2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal
30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli
harus membayar penuh yaitu 10.000.000.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode
persediaan perpetual.
a) Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening
persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak
dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
b) Metode persediaan perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat
pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus
mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
E. Pembelian
Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka pembelian
barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan
sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang
yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30)
seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :
5 Januari Pembelia Rp 530.000
Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30)
G. Potongan Pembelian.
Potongan pembelian dimaksudkan agar pembeli segera melunasi utangnya sebelum jatuh
tempo. Potongan akan diberikan kepada pembeli apabila telah melunasi utangnya selama masa
potongan.
contoh:
Januari 10, Dibeli barang dagang dari PT Sentosa sebesar Rp. 4000.000,00,syarat
2/10,n/30
Januari 15, Dibayar utang kepada PT Santosa atas transaksi tanggal 10.
Jurnal:
10 januari Utang Dagang Rp. 4.000.000
Potongan Pembelian Rp. 80.000
Kas Rp. 3.920.000
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4115/materi1.htm
file:///C:/Users/user/Documents/perusahaan%20dagang/Materi%20Akuntansi%2
perusahaan%20Dagang.htm
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/apa-itu-perusahaan-dagang-ini-
karakteristik dan-jenisnya