Anda di halaman 1dari 20

“ANGGARAN PENJUALAN”

Dosen Pengampu : Yenni Cahyani M.M.,S.E.

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas kelompok 3 Pada


Mata Kuliah Penganggaran

Disusun Oleh :
Ikrimah Yanti ( 221011200231)
Sri Mulyawati ( 221011200227 )
Tasya Ananda ( 221011200732 )

Program Studi Akuntansi S1


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pamulang
2024
Daftar Isi
BAB I ................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN .............................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................................................................................4
BAB II ...............................................................................................................................................................5
ANGGARAN PENJUALAN ............................................................................................................................5
D. URAIAN MATERI ...............................................................................................................................5
1. PENGERTIAN DAN MANFAAT ANGGARAN JUALAN ................................................................5
2. PENYUSUNAN ANGGARAN JUALAN ..........................................................................................10
BAB III ...........................................................................................................................................................18
PENUTUP ......................................................................................................................................................18
A. Kesimpulan ..........................................................................................................................................18
B. Saran ....................................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, khususnya dibidang


ekonomi memerlukan pengelolaan dan peningkatan yang lebih baik lagi agar dapat
bersaing dengan negara lain. Perusahaan sebagai salah satu komponen didalam
pembangunan ekonomi harus dapat meningkatkan pengelolaan dan pengoperasian
perusahaan maupun manajemennya, karena manajemen sangat menentukan proses
pengambilan keputusan dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Bagian penjualan dan pemasaran mempunyai peranan penting dalam


mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. berdasarkan hal tersebut,
manajemen harus berupaya sebaik-baiknya agar seluruh kegiatan opeasional
perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efesien demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu memperoleh laba dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.

Agar tujuan tersebut dapat tercapai, manajemen bertumpu pada fungsi


perencanaan dan pengendalian. Salah satu cara yang dapat yang dapat digunakan
manajemen untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut adalah dengan mengunakan
anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci dan menyeluruh dari kegiatan
perusahaan yang dijabarkan dalam suatu kuantitatif untuk periode tertentu dimasa yang
akan datang, agar angaran dapat berfungsi baik maka anggaran harus disusun terperinci
dan terpadu serta didukung oleh seluruh komponen perusahaan.

Pada umumnya angaran perusahaan disusun dari anggaran penjualan dan atas
dasar penjualan dapat disusun anggaran-anggaran lainnya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian aktivitas perusahaan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari anggaran penjualan ?

2. Apa saja konsep dasr anggaran penjualan?

3. Apa saja manfaat anggaran penjualan?

4. Apa tujuan dan kegunaan anggaran penjualan?

5. Apa saja faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan?

6. Bagaimana politik harga dalam anggaran penjualan?

7. Bagaimana periode anggaran penjualan?

8. Apa saja hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun anggaran penjualan?

9. Bagaimana langkah dalam menyusun anggaran penjualan?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian & kegunaan anggaran penjualan.

2. Menyusun anggaran penjualan.


BAB II
ANGGARAN PENJUALAN

A. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN DAN MANFAAT ANGGARAN JUALAN

Kegiatan penjualan memegang peranan penting dalam meningkatkan


jualan. Tidak ada satu pun perusahaan yang mampu bertahan apabila
perusahaan tersebut tidak mampu menjual barang atau jasa yang dihasilkannya.
Oleh karena itu, bila sebuah perusahaan diumpamakan tubuh manusia maka
kegiatan penjualan dapat diumpamakan jantung manusia. Dengan kata lain,
apabila kerja jantung terganggu maka terganggulah seluruh tubuhnya. Apabila
jantungnya berhenti bekerja maka meninggal lah manusia tersebut. Apa yang
dikemukakan di atas hanyalah sekadar perumpamaan betapa pentingnya
kegiatan penjualan bagi perusahaan yang dapat diumpamakan kerja jantung
pada tubuh manusia. Secara eksterm dapat dikatakan bahwa betapa pun
baiknya kegiatan lainnya, tetapi apabila sampai perusahaan tidak mampu
menjual barang atau jasa maka lonceng kematian akan segera berbunyi.
Sebaliknya, apabila perusahaan mampu meningkatkan jualan, maka perusahaan
mempunyai kemungkinan untuk memperbesar atau meningkatkan laba.
Salah satu ciri dari sistem ekonomi kapitalis adalah adanya produksi
spekulasi, yaitu memproduksi barang atau jasa sebelum menerima pesanan dari
pelanggan. Perusahaan industri yang melaksanakan produksi spekulasi ini
memproduksi barang yang sekiranya disukai oleh konsumen dan mencoba
untuk menjualnya. Produksi spekulasi ini tidak dilakukan untuk semua jenis

barang atau jasa karena ada sebagian jenis barang atau jasa yang hanya
diproduksi atas dasar pesanan dari pelanggan. Barang atau jasa yang
diproduksi secara spekulasi harus dicarikan pemasarannya.
a. Pengertian Anggaran Jualan

Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil


proses menjual. Menjual (sell) berarti menyerahkan sesuatu kepada pembeli
dengan harga tertentu dan pada saat tertentu. Penjualan (selling) berarti
proses kegiatan menjual, yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai
produk didistribusikan ke tangan konsumen (pembeli). Jualan (sales)
badalah hasil penjualan atau hasil proses menjual. Jadi, penjualan memiliki
arti yang berbeda dengan jualan. Anggaran jualan disusun oleh fungsi
penjualan (dalam hal ini fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi
fungsi manajer pemasaran). Anggaran jualan merupakan rencana tertulis
yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada
periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut
dapatan jualan (sales revenues). Jualan terdiri atas jualan kotor dan jualan
bersih. Jualan bersih diperoleh setelah dikurang dengan potongan dan retur
jualan.
Retur jualan (sales return) adalah dikembalikannya sejumlah barang
yang dijual oleh pembeli kepada penjual akibat tidak sesuai dengan pesanan,
misalnya terdapat cacat tersembunyi, tidak sesuai ukuran, dan kualitas tidak
sesuai.
Potongan penjualan (sales discount) adalah potongan harga jual yang
diberikan penjual kepada pembeli, misalnya mendapat potongan karena
membeli dalam jumlah yang besar atau membayar secara tunai.
b. Konsep Dasar Anggaran Penjualan
Komponen-komponen pokok dalam penyusunan anggaran penjualan
1. Dasar-dasar Penyusunan Anggaran:
a. Menyusun tujuan perusahaan
b. Menyusun strategi perusahaan
c. Menyusun forecast penjualan

2. MenyusunAnggaranPenjualan
a. Anggaran promosi dan advertensi
b. Anggaran biaya-biaya penjualan
c. Rencana pemasaran.

c. Manfaat Anggaran Jualan

Anggaran jualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan


umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya.
Oleh karena itu, anggaran jualan sering disebut dengan anggaran kunci.
Berhasil tidaknya sebuah perusahaan tergantung pada keberhasilan
bagian penjualan dalam meningkatkan jualan. Jualan merupakan ujung
tombak dalam mencapai tujuan perusahaan mencari laba secara maksimal.

Kesalahan dalam penyusunan anggaran jualan mengakibatkan kesalahan


pada anggaran yang lain.
Dikatakan jualan merupakan ujung tombak dalam mencapai tujuan
perusahaan karena jualan bagi perusahaan merupakan dapatan, yang umum
disebut dengan dapatan jualan. Bila dapatan jualan lebih besar dari beban
(expenses) maka perusahaan memperoleh laba, dan sebaliknya. Bila dapatan
jualan lebih kecil dari beban maka perusahaan menderita rugi. Agar
perusahaan memperoleh laba yang maksimal, maka dapatan jualan
diusahakan setinggi-tingginya dan beban ditekan serendah-rendahnya.
Untuk meningkatkan jualan dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kuantitas barang yang dijual atau menaikkan harga jual per
unit barang yang dijual. Bila memungkinkan, kedua cara bisa ditempuh.
Namun jika tidak memungkinkan, cara lain yang dapat ditempuh yaitu
menurunkan harga jual per unit untuk meningkatkan kuantitas barang yang
dijual. Contoh: saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan harga
jual per unit Rp10. Kemudian perusahaan meningkatkan harga jual per unit
menjadi Rp11 dan barang yang dijual meningkat menjadi 1.100 unit.
Perusahaan juga dapat menurunkan harga jual per unit menjadi Rp9 untuk
meningkatkan kuantitas barang yang dijual sebanyak 1.500 unit. Misalnya
semula harga pokok barang terjual per unit (beban) Rp6 dapat ditekan
menjadi Rp5. Dengan cara demikian laba dapat ditingkatkan seperti pada
Tabel 3.1.
Perhitungan harga pokok barang terjual tersebut sebagai berikut.
Semula = 1.000 unit x Rp6 = Rp6.000
Kuantitas dan harga meningkat = 1.100 unit x Rp5 = Rp5.500
Harga turun dan kuantitas meningkat = 1.500 unit x Rp5 = Rp7.500
Tabel 3.1 Peningkatan Laba
Kuantitas Harga Turun
Keterangan Semula dan Harga dan Kuantitas
Meningkat Meningkat
Kuantitas terjual 1.000 unit 1.100 unit 1.500 unit
Harga jual per unit Rp10 Rp11 Rp9
Jualan Rp10.000 Rp12.100 Rp13.500
Harga pokok barang terjual Rp6.000 Rp5.500 Rp7.500
Laba kotor Rp4.000 Rp6.600 Rp6.000

Kesimpulannya, anggaran jualan memiliki dua manfaat utama, yaitu

(a) anggaran jualan sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya dan (b)
anggaran jualan sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan
memperoleh laba.
d. Tujuan dan Kegunaan Anggaran Penjualan
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan anggaran penjualan
adalah :
“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan
memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu,
khususnya di bidang penjualan “.

Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah :


“ Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar bagi penyusunan
budget-budget lainnya “.

e. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan


Menurut M. Nafarin (2007 : 169), bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
1. Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional; keadaan persaingan,
apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas; keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen
apakah konsumen akhir atau konsumen industri.
2. Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung
pencapaian target penjualanyang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar
upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
3. Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya penjualan berarti
meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
4. Faktor Kebijakan Perusahaan
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu sehingga kesempatan untuk
menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup
5. Faktor Perkembangan Penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan kelahiran
dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain.
6. Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan

7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang dianggarkan
apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
8. Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan pemerintah
tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat dipertahankan.

Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) yaitu:
9. Faktor-faktor Internal
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya
d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan
f. Fasilitas lain yang menunjang
10. Faktor Ekternal
a. Keadaan persaingan di pasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat perumbuhan penduduk
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan.
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh

f. Periode Anggaran Penjualan


Menurut Welsch Hilton dan Gordon (2000 : 175), ada dua jenis periode anggaran penjualan
yaitu:
a. Anggaran Penjualan Jangka Panjang (Strategi Sales Plan)
Anggaran penjualan yang waktunya sesuai dengan corporate plan, anggaran penjualan jangka
panjang biasanya dalam jumlah tahunan dan menyangkut analisis mendalam mengenai potensi
pasar di masa mendatang yang dapat diakibatkan oleh perubahan populasi, keadaan perekonomian
dan lain-lain.
b. Anggaran Penjualan Jangka Pendek (Tactical Sales Plan)
Anggaran penjualan yang periodenya biasanya hanya mencangkup satu tahun atau dua belas bulan, lalu
dirinci lagi dalam triwulan atau bulanan.Anggaran penjualan jangka pendek harus disusun berdasarkan
daerah pertanggung jawaban untuk memudahkan perencanaan dan pengendaliannya

2. PENYUSUNAN ANGGARAN JUALAN

Sebelum menyusun anggaran jualan, biasanya dibuat ramalan jualan


(sales forecast). Selain ramalan jualan, perlu juga dipertimbangkan faktor yang
dapat berpengaruh terhadap jualan. Pada bahasan pokok ini dikemukakan
tentang faktor yang mempengaruhi anggaran jualan dan ilustrasi penyusunan
anggaran jualan.
a. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Jualan

Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran jualan, antara lain faktor


pemasaran, faktor keuangan (modal kerja), faktor ekonomis, faktor teknis,
faktor kebijakan perusahaan, faktor perkembangan penduduk, faktor kondisi
negara, dan faktor-faktor lainnya.
Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan seperti:
1) Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional, atau internasional biasanya
semakin luas jangkauan pemasaran akan semakin membutuhkan anggaran yang
besar.

2) Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli hanya dikuasai oleh satu perusahaan
atau satu penjual contohnya perusahaan air minum (PDAM), perusahaan pemasok
listrik (PLN), perusahaan kereta api (PT Kereta Api Indonesia), dan perusahaan migas
(Pertamina), oligopoli ada dua atau lebih perusahaan yang menguasai pasar contohnya
perusahaan rokok Di pasaran kita mungkin akan mendapati banyak produsen rokok
dengan berbagai merek. Meskipun berbeda merek namun kebanyakan produk yang
mereka jual memiliki karakteristik dan harga yang nyaris sama., atau bebas (bahasa
Inggris: free market) adalah kondisi pasar ideal, di mana seluruh kegiatan
perekonomian sepenuhnya berada pada dinamika permintaan dan
penawaran pasar yang akan mempengaruhi keputusan ekonomi dan pergerakan setiap
individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa secara sukarela.

3) Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli konsumen,


apakah konsumen akhir atau konsumen industri.

Faktor keuangan (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan


antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung pencapaian target
jualan yang dianggarkan, seperti untuk membeli bahan baku, membayar
upah, biaya promosi produk, dan lain-lain.
Faktor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain
dengan meningkatnya jualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas), atau

sebaliknya. Misalkan saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan
harga jual per unit Rp100, harga pokok per unit Rp80, dan beban usaha
sebulan Rp15.000, modal usaha yang diperlukan Rp20.000. Setelah itu
perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha
menjadi meningkat Rp25.000, dan beban usaha meningkat menjadi
Rp18.000. Harga jual dan harga pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah
dengan meningkat jualan dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis?
Perhitungan rentabilitas ekonomis semula sebagai berikut.
Jualan 1.000 unit @ Rp100 = Rp100.000
Harga pokok barang terjual 1.000 unit x Rp80 = Rp 80.000
Laba kotor = RP 20.000
Beban usaha = Rp 15.000
Laba usaha = Rp 5.000
5.000
Rentabilitas ekonomis = = 25%
20.000

Perhitungan rentabilitas ekonomis setelah jualan meningkat sebagai berikut.


Jualan 1.200 unit @ Rp100 = Rp120.000
Harga pokok barang terjual 1.200 unit x Rp80 = Rp 96.000
Laba kotor = RP 24.000
Beban usaha = Rp 18.000
Laba usaha = Rp 6.000
6.000
Rentabilitas ekonomis = = 24%
25.000
Pada perhitungan tersebut tampak bahwa jualan meningkat dari Rp100.000 menjadi
Rp120.000 dan laba usaha juga meningkat dari Rp5.000 menjadi Rp6.000, tetapi
rentabilitas ekonomis turun dari 25% menjadi 24%. Hal ini berarti rencana untuk
meningkatkan jualan dengan menambah modal usaha perlu dikaji kembali (belum dapat
disetujui).
Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu memenuhi


target jualan yang dianggarkan.
2) Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.

Faktor kebijakan perusahaan seperti kebijakan membuat produk


dengan kualitas nomor satu, sehingga kesempatan untuk menjual produk
nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup. Contoh lain, misalnya
kebijakan untuk tidak memperluas pabrik, walaupun dari segi manajemen
menguntungkan tetapi karena perusahaan ini perusahaan keluarga, maka
dipandang dari sudut pemilik (keluarga), hal ini berarti akan ada pemilik
modal baru yang bukan keluarga. Jadi faktor kebijakan perusahaan dapat
membatasi ruang gerak untuk menyusun anggaran.
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran,
misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu,
pakaian, mainan, dan lain-lain.
Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan juga
mempengaruhi jualan. Misalnya dalam keadaan perang (tidak aman) akan
menghambat barang yang dijual karena harus melalui pemeriksaan yang
ketat, bahkan dirampas dan mengalami kecelakaan perang. Atau kondisi
lain, seperti barang yang dijual apakah tidak bertentangan dengan sosial dan
budaya masyarakat, apakah tidak mengganggu lingkungan, dan apakah tidak
dibatasi oleh peraturan pemerintah.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan seperti apakah pada musim
tertentu anggaran jualan ditambah atau sampai berapa lama anggaran yang
disusun masih dapat dipertahankan.
b. Ilustrasi Penyusunan Anggaran Jualan

Sebagai ilustrasi penyusunan anggaran jualan digunakan data


Perusahaan Kecap Asli yang mempunyai data jualan kecap selama 5 tahun
seperti yang tampak pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Perusahaan Kecap Asli
Jualan
Tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015
(dalam botol)
Triwulan
Tahun I II III IV Setahun
2011 28 32 36 34 130
2012 32 35 38 40 145

2013 36 37 38 39 150
2014 40 40 42 43 165
2015 44 41 41 44 170
Jumlah 180 185 195 200 760
Rata-rata 36 37 39 40 -
% 23,68 24,34 25,66 26,32 100

Daerah penjualan, yaitu Banjarmasin (Bjm) dan Martapura (Mtp)


dengan perbandingan 2 : 1. Berikut harga jual per botol kecap:
Banjarmasin Martapura
Kecap sedang Rp500 Rp600
Kecap manis Rp600 Rp750
Kecap asing Rp500 Rp600
Distribusi penjualan tiap jenis produk (barang) ditaksir untuk kecap
sedang sebanyak 50%, kecap manis sebanyak 30%, dan kecap asin sebanyak
20%.
Dari data tersebut dibuatlah ramalan jualan tahun 2016. Apabila
ramalan jualan menggunakan metode kuadrat terkecil maka perhitungannya
akan tampak seperti pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Ramalan Jualan
N Tahun Jualan (N) X X2 XY
1 2011 130 0 0 0
2 2012 145 1 1 145
3 2013 150 2 4 300
4 2014 165 3 9 495
5 2015 170 4 16 680
 760 10 30 1.620

Persamaan tren garis lurus Y = a + bX


Y = 132 + 10X
Ramalan jualan tahun 2016 = 132 + 10 (5) = 182
Ramalan jualan kecap tahun 2016 sebanyak 182 botol untuk daerah
Banjarmasin dan Martapura dengan perbandingan 2 : 1.
Banjarmasin 2/3 x 182 = 121 botol
Martapura 1/3 x 182 = 61 botol +
Jumlah = 182 botol
Banjarmasin
Kecap sedang 50% x 121 = 61 botol
Kecap manis 30% x 121 = 36 botol
Kecap asin 20% x 121 = 24 botol +
Jumlah 121 botol
Martapura
Kecap sedang 50% x 61 = 31 botol
Kecap manis 30% x 61 = 18 botol
Kecap asin 20% x 61 = 12 botol +
Jumlah 61 botol
Total 182 botol
Banjarmasin:
Triwulan I
Kecap sedang (23,68% x 61 = 14 botol) x Rp500 = Rp 7.000
Kecap manis (23,68% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (23,68% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah I = 29 botol = Rp15.400
Triwulan II
Kecap sedang (24,34% x 61 = 15 botol) x Rp500 = Rp 7.500
Kecap manis (24,34% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (24,34% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah II = 30 botol = Rp15.900
Triwulan III
Kecap sedang (25,66% x 61 = 16 botol) x Rp500 = Rp 8.000
Kecap manis (25,66% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (25,66% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah III = 31 botol = Rp16.400

Triwulan IV
Kecap sedang (26,32% x 61 = 16 botol) x Rp500 = Rp 8.000
Kecap manis (26,32% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (26,32% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah IV = 31 botol = Rp16.400

Total triwulan I + II + III + IV = 121 botol (bt) = Rp64.100

Martapura:
Triwulan I
Kecap sedang (23,68% x 31 = 7 botol) x Rp600 = Rp 4.200
Kecap manis (23,68% x 18 = 4 botol) x Rp750 = Rp 3.000
Kecap asin (23,68% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah I = 14 botol = Rp 9.000
Triwulan II
Kecap sedang (24,34% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (24,34% x 18 = 4 botol) x Rp750 = Rp 3.000
Kecap asin (24,34% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah II = 15 botol = Rp 9.600
Triwulan III
Kecap sedang (25,66% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (25,66% x 18 = 5 botol) x Rp750 = Rp 3.750
Kecap asin (25,66% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah III = 16 botol = Rp10.350
Triwulan IV
Kecap sedang (26,32% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (26,32% x 18 = 5 botol) x Rp750 = Rp 3.750
Kecap asin (26,32% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah IV = 16 botol = Rp10.350

Total triwulan I + II + III + IV = 61 botol (bt) = Rp39.300


Setelah membuat perhitungan jualan untuk masing-masing daerah dan
tiap jenis produk untuk tiap triwulan, kemudian langkah selanjutnya adalah
menyusun anggaran jualan seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Jualan
Tiap Triwulan pada Tahun 2016
Daerah Triwulan
Setahun
Penjualan dan I II III IV
Jenis Kecap Bt Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp Bt Rp
Banjarmasin:
Kecap sedang 14 7.000 15 7.500 16 8.000 16 8.000 61 30.500
Kecap manis 9 5.400 9 5.400 9 5.400 9 5.400 36 21.600
Kecap asin 6 3.000 6 3.000 6 3.000 6 3.000 24 12.000
Total 1 29 15.400 30 15.900 31 16.400 31 16.400 121 64.100
Martapura:
Kecap sedang 7 4.200 8 4.800 8 4.800 8 4.800 31 18.600
Kecap manis 4 3.000 4 3.000 5 3.750 5 3.750 18 13.500
Kecap asin 3 1.800 3 1.800 3 1.800 3 1.800 12 7.200
Total 2 14 9.000 15 9.600 16 10.350 16 10.350 61 39.300
Total 1 + 2 43 24.400 45 25.500 47 26.750 47 26.750 182 103.400
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Jadi, yang dimaksudkan dengan anggaran penjualan (Sales Budget) ialah anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahan selama periode yang
akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang
akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya.
2. Ada beberapa metode atau teknik yang digunakan untuk membuat anggaran penjualan
diantaranya berdasarkan pendapat, perhitungan statistik dan spesific purpose method.
3. Anggaran penjualan yang tidak disusun dengan baik dapat mengakibatkan beberapa
risiko bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin timbul:
1. Ketidakakuratan Peramalan: Jika anggaran penjualan didasarkan pada peramalan
yang tidak akurat, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mengelola persediaan,
produksi, dan pemasaran. Ini dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok, yang
berdampak pada keuntungan dan efisiensi.
2. Kekurangan Dana: Jika anggaran penjualan terlalu rendah, perusahaan mungkin tidak
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Sebaliknya, jika
anggaran terlalu tinggi, perusahaan dapat mengalami pemborosan sumber daya.
3. Ketidaksesuaian dengan Realitas Pasar: Anggaran penjualan yang tidak
memperhitungkan perubahan tren pasar, persaingan, atau faktor eksternal lainnya dapat
mengakibatkan ketidaksesuaian dengan kenyataan. Perusahaan harus selalu memantau
kondisi pasar dan menyesuaikan anggaran secara berkala.
4. Ketidaksesuaian dengan Strategi Pemasaran: Jika anggaran penjualan tidak sejalan
dengan strategi pemasaran, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mencapai
target penjualan. Koordinasi antara tim penjualan dan pemasaran sangat penting.
5. Ketidaksesuaian dengan Kapasitas Produksi: Jika anggaran penjualan melebihi
kapasitas produksi, perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan.
Sebaliknya, jika anggaran terlalu rendah, kapasitas produksi mungkin tidak
dimanfaatkan secara optimal.
Cara mengatasi risiko ini meliputi:
• Perbaikan Peramalan: Gunakan metode peramalan yang lebih akurat berdasarkan data
historis dan tren pasar. Libatkan tim penjualan, pemasaran, dan keuangan dalam proses
peramalan.
• Fleksibilitas: Buat anggaran dengan ruang untuk penyesuaian. Jika ada perubahan
kondisi pasar, perusahaan dapat dengan cepat mengubah anggaran.
• Koordinasi Tim: Pastikan tim penjualan, pemasaran, dan produksi berkomunikasi
secara efektif. Koordinasi yang baik membantu mengurangi risiko.
• Evaluasi Berkala: Tinjau anggaran secara berkala dan bandingkan dengan kinerja
aktual. Lakukan perubahan jika diperlukan.
4. Anggaran penjualan adalah alat yang membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya.
Oleh karena itu, perencanaannya harus dilakukan dengan cermat dan berkelanjutan.

B. Saran

Menurut penulis, dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengerti dan dapat
mengimplementasikan hal – hal mengenai apa pengertian dari anggaran penjualan, manfaat
anggaran penjualan, tujuan dan kegunaan anggaran penjualan, faktor yang mempengaruhi
anggaran penjualan, bagaimana periode anggaran penjualan, hal-hal yang diperhatikan dalam
menyusun anggaran penjualan, langkah dalam menyusun anggaran penjualan, daalam mata
kuliah manajemen keuangan.
Penulis menyadari teori literature yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap kedepannya ada pihak – pihak
yang mengangkat tema ini secara lebih sempurna dan pesan dari makalah ini dapat lebih
tersampaikan pada mahasiswa pada khusus nya dan pada masyarakat Indonesia pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
M. Narafin. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Adisaputro, Gumawan, dkk, 2013. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Mahira, Rizki. 2013. Pengertian Anggaran Penjualan.
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/11/anggaran-penjualan.html.(diakses 19 November 2013
Alteza, Muniya. Anggaran Penjualan.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muniya%20Alteza,%20SE.,M%20Si./Materi%2
0Penganggaran_Anggaran%20Penjualan.pdf

Anda mungkin juga menyukai