Disusun Oleh :
Ikrimah Yanti ( 221011200231)
Sri Mulyawati ( 221011200227 )
Tasya Ananda ( 221011200732 )
Pada umumnya angaran perusahaan disusun dari anggaran penjualan dan atas
dasar penjualan dapat disusun anggaran-anggaran lainnya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian aktivitas perusahaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. URAIAN MATERI
barang atau jasa karena ada sebagian jenis barang atau jasa yang hanya
diproduksi atas dasar pesanan dari pelanggan. Barang atau jasa yang
diproduksi secara spekulasi harus dicarikan pemasarannya.
a. Pengertian Anggaran Jualan
2. MenyusunAnggaranPenjualan
a. Anggaran promosi dan advertensi
b. Anggaran biaya-biaya penjualan
c. Rencana pemasaran.
(a) anggaran jualan sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya dan (b)
anggaran jualan sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan
memperoleh laba.
d. Tujuan dan Kegunaan Anggaran Penjualan
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) tujuan penyusunan anggaran penjualan
adalah :
“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan
memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami perusahaan di masa lalu,
khususnya di bidang penjualan “.
7. Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target penjualan yang dianggarkan
apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah.
8. Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah kebijaksanaan pemerintah
tidak berubah sampai lama anggaran yang disusun harus dapat dipertahankan.
Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus dipertimbangkan dalam
penyusunan anggaran penjualan menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:45) yaitu:
9. Faktor-faktor Internal
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya
d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan
f. Fasilitas lain yang menunjang
10. Faktor Ekternal
a. Keadaan persaingan di pasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat perumbuhan penduduk
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan.
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh
2) Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli hanya dikuasai oleh satu perusahaan
atau satu penjual contohnya perusahaan air minum (PDAM), perusahaan pemasok
listrik (PLN), perusahaan kereta api (PT Kereta Api Indonesia), dan perusahaan migas
(Pertamina), oligopoli ada dua atau lebih perusahaan yang menguasai pasar contohnya
perusahaan rokok Di pasaran kita mungkin akan mendapati banyak produsen rokok
dengan berbagai merek. Meskipun berbeda merek namun kebanyakan produk yang
mereka jual memiliki karakteristik dan harga yang nyaris sama., atau bebas (bahasa
Inggris: free market) adalah kondisi pasar ideal, di mana seluruh kegiatan
perekonomian sepenuhnya berada pada dinamika permintaan dan
penawaran pasar yang akan mempengaruhi keputusan ekonomi dan pergerakan setiap
individu yang berhubungan dengan uang, barang, dan jasa secara sukarela.
sebaliknya. Misalkan saat ini perusahaan mampu menjual 1.000 unit dengan
harga jual per unit Rp100, harga pokok per unit Rp80, dan beban usaha
sebulan Rp15.000, modal usaha yang diperlukan Rp20.000. Setelah itu
perusahaan ingin meningkatkan jualan menjadi 1.200 unit, modal usaha
menjadi meningkat Rp25.000, dan beban usaha meningkat menjadi
Rp18.000. Harga jual dan harga pokok tidak berubah. Pertanyaannya apakah
dengan meningkat jualan dapat meningkatkan rentabilitas ekonomis?
Perhitungan rentabilitas ekonomis semula sebagai berikut.
Jualan 1.000 unit @ Rp100 = Rp100.000
Harga pokok barang terjual 1.000 unit x Rp80 = Rp 80.000
Laba kotor = RP 20.000
Beban usaha = Rp 15.000
Laba usaha = Rp 5.000
5.000
Rentabilitas ekonomis = = 25%
20.000
2013 36 37 38 39 150
2014 40 40 42 43 165
2015 44 41 41 44 170
Jumlah 180 185 195 200 760
Rata-rata 36 37 39 40 -
% 23,68 24,34 25,66 26,32 100
Triwulan IV
Kecap sedang (26,32% x 61 = 16 botol) x Rp500 = Rp 8.000
Kecap manis (26,32% x 36 = 9 botol) x Rp600 = Rp 5.400
Kecap asin (26,32% x 24 = 6 botol) x Rp500 = Rp 3.000
Jumlah IV = 31 botol = Rp16.400
Martapura:
Triwulan I
Kecap sedang (23,68% x 31 = 7 botol) x Rp600 = Rp 4.200
Kecap manis (23,68% x 18 = 4 botol) x Rp750 = Rp 3.000
Kecap asin (23,68% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah I = 14 botol = Rp 9.000
Triwulan II
Kecap sedang (24,34% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (24,34% x 18 = 4 botol) x Rp750 = Rp 3.000
Kecap asin (24,34% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah II = 15 botol = Rp 9.600
Triwulan III
Kecap sedang (25,66% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (25,66% x 18 = 5 botol) x Rp750 = Rp 3.750
Kecap asin (25,66% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah III = 16 botol = Rp10.350
Triwulan IV
Kecap sedang (26,32% x 31 = 8 botol) x Rp600 = Rp 4.800
Kecap manis (26,32% x 18 = 5 botol) x Rp750 = Rp 3.750
Kecap asin (26,32% x 12 = 3 botol) x Rp600 = Rp 1.800
Jumlah IV = 16 botol = Rp10.350
1. Jadi, yang dimaksudkan dengan anggaran penjualan (Sales Budget) ialah anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahan selama periode yang
akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang
akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual,
waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya.
2. Ada beberapa metode atau teknik yang digunakan untuk membuat anggaran penjualan
diantaranya berdasarkan pendapat, perhitungan statistik dan spesific purpose method.
3. Anggaran penjualan yang tidak disusun dengan baik dapat mengakibatkan beberapa
risiko bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin timbul:
1. Ketidakakuratan Peramalan: Jika anggaran penjualan didasarkan pada peramalan
yang tidak akurat, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mengelola persediaan,
produksi, dan pemasaran. Ini dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok, yang
berdampak pada keuntungan dan efisiensi.
2. Kekurangan Dana: Jika anggaran penjualan terlalu rendah, perusahaan mungkin tidak
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Sebaliknya, jika
anggaran terlalu tinggi, perusahaan dapat mengalami pemborosan sumber daya.
3. Ketidaksesuaian dengan Realitas Pasar: Anggaran penjualan yang tidak
memperhitungkan perubahan tren pasar, persaingan, atau faktor eksternal lainnya dapat
mengakibatkan ketidaksesuaian dengan kenyataan. Perusahaan harus selalu memantau
kondisi pasar dan menyesuaikan anggaran secara berkala.
4. Ketidaksesuaian dengan Strategi Pemasaran: Jika anggaran penjualan tidak sejalan
dengan strategi pemasaran, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mencapai
target penjualan. Koordinasi antara tim penjualan dan pemasaran sangat penting.
5. Ketidaksesuaian dengan Kapasitas Produksi: Jika anggaran penjualan melebihi
kapasitas produksi, perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan.
Sebaliknya, jika anggaran terlalu rendah, kapasitas produksi mungkin tidak
dimanfaatkan secara optimal.
Cara mengatasi risiko ini meliputi:
• Perbaikan Peramalan: Gunakan metode peramalan yang lebih akurat berdasarkan data
historis dan tren pasar. Libatkan tim penjualan, pemasaran, dan keuangan dalam proses
peramalan.
• Fleksibilitas: Buat anggaran dengan ruang untuk penyesuaian. Jika ada perubahan
kondisi pasar, perusahaan dapat dengan cepat mengubah anggaran.
• Koordinasi Tim: Pastikan tim penjualan, pemasaran, dan produksi berkomunikasi
secara efektif. Koordinasi yang baik membantu mengurangi risiko.
• Evaluasi Berkala: Tinjau anggaran secara berkala dan bandingkan dengan kinerja
aktual. Lakukan perubahan jika diperlukan.
4. Anggaran penjualan adalah alat yang membantu perusahaan mencapai tujuan bisnisnya.
Oleh karena itu, perencanaannya harus dilakukan dengan cermat dan berkelanjutan.
B. Saran
Menurut penulis, dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengerti dan dapat
mengimplementasikan hal – hal mengenai apa pengertian dari anggaran penjualan, manfaat
anggaran penjualan, tujuan dan kegunaan anggaran penjualan, faktor yang mempengaruhi
anggaran penjualan, bagaimana periode anggaran penjualan, hal-hal yang diperhatikan dalam
menyusun anggaran penjualan, langkah dalam menyusun anggaran penjualan, daalam mata
kuliah manajemen keuangan.
Penulis menyadari teori literature yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap kedepannya ada pihak – pihak
yang mengangkat tema ini secara lebih sempurna dan pesan dari makalah ini dapat lebih
tersampaikan pada mahasiswa pada khusus nya dan pada masyarakat Indonesia pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
M. Narafin. 2013. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Adisaputro, Gumawan, dkk, 2013. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Mahira, Rizki. 2013. Pengertian Anggaran Penjualan.
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/11/anggaran-penjualan.html.(diakses 19 November 2013
Alteza, Muniya. Anggaran Penjualan.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muniya%20Alteza,%20SE.,M%20Si./Materi%2
0Penganggaran_Anggaran%20Penjualan.pdf