Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Disusun Oleh:
Ayu Amelia Resanti (5150211230)
Andika Bayu S (5150211241)
Zuhrotul Amanah (5150211242)
Farandy Amru Baihaqi (5150211267)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena Atas Berkat
Dan Pertolongannya Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini. Dalam Makalah Ini
Kami Membahas Tentang Anggaran Penjualan Dalam Mata Kuliah Penganggaran Bisnis

Makalah Ini Akan Menjelaskan Anggaran Penjualan Yang Kami Rangkum Dari
Berbagai Sumber Baik Melalui Buku Penunjang (Modul) Maupun Dari Sumber-Sumber
Lainnya.

Untuk Itu Semoga Makalah Yang Saya Buat Ini Dapat Menjadi Dasar Dan Acuan
Agar Kita Menjadi Lebih Kreatif Lagi Dalam Membuat Suatu Laporan Atau Makalah.

Yogyakarta, 13 0kt 2017

Team Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... I
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................3


2.1 Pengertian Anggaran ..........................................................................................4
2.2 Pengertian Anggaran Penjualan .........................................................................4
2.3 Kegunaaan Anggaran Penjualan ........................................................................4
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan ............6
2.4.1 Faktor Intern...........................................................................................7
2.4.2 Faktor Ekstern ........................................................................................7
2.5 Cara-Cara Melakukan Penaksiran Penjualan .....................................................8
2.5.1 Penaksiran Yang Bersifat Kualitatif ......................................................9
2.5.2 Penaksiran Yang Bersifat Kuantitatif ....................................................9
2.5.3 Metode Trend Moment .........................................................................10
2.5.4 Metode Least Square.............................................................................13
2.6 Bentuk Anggaran Penjualan .............................................................................15
2.7 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan
Anggaran Penjualan ..........................................................................................12
2.8 Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan .............................................17
2.9 Tujuan, Manfaat, Dan Fungsi Anggaran Penjualan ..........................................20

BAB III PENUTUPAN.................................................................................................21


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................22


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, khususnya dibidang ekonomi


memerlukan pengelolaan dan peningkatan yang lebih baik lagi agar dapat bersaing
dengan negara lain. Perusahaan sebagai salah satu komponen didalam pembangunan
ekonomi harus dapat meningkatkan pengelolaan dan pengoperasian perusahaan maupun
manajemennya, karena manajemen sangat menentukan proses pengambilan keputusan
dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Bagian penjualan dan pemasaran mempunyai peranan penting dalam


mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. berdasarkan hal tersebut, manajemen
harus berupaya sebaik-baiknya agar seluruh kegiatan opeasional perusahaan dapat
berjalan secara efektif dan efesien demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yaitu
memperoleh laba dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Secara umum, faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaram penjualan antara


lain; faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah data dan informasi
pengalaman yang terdapat di perusahaan sendiri sedangkan faktor ekstern.

Anggaran perusahaan disusun dari anggaran penjualan dan atas dasar penjualan
dapat disusun anggaran-anggaran lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas pengendalian aktivitas perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana pengertian dari Anggaran dan Anggaran Penjualan ?


1.2.2 Apa saja kegunaan Anggaran Penjualan ?
1.2.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Angggaran Penjualan ?
1.2.4. Apa saja cara-cara melakukan penaksiran penjualan ?
1.2.5 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Anggaran Penjualan ?
1.2.6 Apa saja tujuan dari fungsi Anggaran Penjualan ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui pengertian dari Anggaran dan Anggaran Penjualan
1.3.2 Mengetaui kegunaan Anggaran Penjualan
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Angggaran
Penjualan
1.3.4 Mengetahui cara-cara melakukan penaksiran penjualan
1.3.5 Mengetahui Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
Anggaran Penjualan
1.3.6 Mengetahui tujuan dari fungsi Anggaran Penjualan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, dalam bentuk
angka yang meliputi semua kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dimasa yang akan datang secara berkelanjutan.
Menurut adisaputro dan asri (2010:35) agar anggaran dapat berfungsi sebagai alat
perencanaan sekaligus pengendalian, maka partisipasi dari pusat pertanggungjawaban
sangatlah dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Selain itu dibutuhkan juga organisasi
anggaran dimana terdapat pemisahan fungsi yang jelas antara penyusun anggaran,
penelaah (reviewer) dan pengesah (approval).

2.1.1 Pengertian penganggaran menurut beberapa para ahli:


Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: “Profit planning and
control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for
accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management”.
Dari pengertian tersebut, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen
yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran
dihubungkan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan,
mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang
organisasional didalam badan usaha.
Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha
untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang
diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi
atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana
yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang
dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan
ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.
Menurut Supriyono (1990, p.15), penganggaran merupakanperencanaan keuangan
perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan
untuk periode yang akan datang.
Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya
lainnya selama suatu periode waktu tertentu”.
Menurut diskusi kelompok, “Anggaran Penjualan ialah rencana pendapatan
(revenue) perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih”.

2.2 Pengertian Anggaran Penjualan


Budget penjual atau sales budget adalah anggaran yang direncanakan secara
terperinci tentang penjualan suatu perusahaan selama periode tertentu. Budget penjualan
merupakan salah satu bagian dari seluruh rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales
planing).

Anggaran penjualan adalah rencana kerja perusahaan dimasa yang akan datang
dibidang penjualan produk perusahaan. Didalam anggaran penjualan ini tercakup
beberapa hal yang terkait, seperti volume penjualan (dalam unit, meter, lembar, kilogram,
ton, buah, liter, barel dan sebagainya) dan harga jual per unitnya. Perkalian antara volume
barang yang akan dijual dengan harga haga jual produk per unit menghasilkan nilai
penjualan secara keseluruhan. Anggaran penjualan merupakan dasar dari penyusunan
anggaran yang lainnya. Karena itu anggaran penjualan harus merupakan target yang
diyakini dapat dicapai oleh perusahaan. Perusahaan harus memperhitungkan sunber daya
yang dimiliki perusahaan (kapasitas produksi, saluran distribusi, tim wiraniaga yang
dimiliki, armada angkutan perusahaan, dan sebagainya agar target penjualan dapat dicapai
oleh manajemen. (Zulhawati., Ifah (2016). Penganggaran dan Etika Bisnis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).

Dimaksudkan dengan Budget penjual (Sales Budget) ialah budget yang


merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang
akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan
dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu
penjualan serta tempat (daerah penjualannya)
Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa budget penjualan hanyalah merupakan
salah satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan dibidang pemasaran (sales
planning).
Beberapa rencana perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:
2.2.1 Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan datang,
seperti misalnya mencapai laba maksimal, penetrasi pasar (market penetration ),
pengembangan pasar (market develovment), mempertahankan market share,
memperkenalkan produk baru, dan sebagainya.
2.2.2 Rencana tentang organisasi penjualan yang akan dipergunakan selama periode
yang akan datang.
2.2.3 Rencana tentang saluran disrtibusi yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
2.2.4 Rencana tentang biaya distribusi selama periode yang akan datang.
2.2.5 Rencana tentang media-media promosi yang akan dipergunakan selama periode
yang akan datang.
2.2.6 Rencana tentang biaya promosi selama periode yang akan datang.
2.2.7 Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang, dan
sebagainya.

2.3 Kegunaan Anggaran Penjualan


Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan mempunyai tiga kegunaan
pokok yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasi dan sebagai alat pengawasan
kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan. Sedanagkan secara khusus, budget penjualan berguna sebagai dasar
penyusunan semua budget-budget dalam perusahaaan, sebab bagi perusahaan yang
menghadapi pasar pesain, budget penjualan hanya disusun paling awal dari pada semua
budget yang lain yang ada dalam perusahaan.
Anggaran penjualan sangatlah diperlukan dalam memulai suatu usaha dalam
perusahaan. Karena perusahaan dapat mengetahui berapa target penjualan dan berapa harga
yang akan dijual untuk setiap produknya pada periode yang akan datang. Dengan begitu
perusahaan dapat menargetkan penjualan pada periode yang akan datang sesuai apa yang
diharapkan oleh perusahaan.
Anggaran penjualan sebagai alat perencanaan keuangan suatu perusahaan merupakan
pedoman untuk menilai kinerja manajer dan bawahannya dengan cara mem- bandingkan
target anggaran dengan realisasinya. Selisih anggaran kemungkinan dapat bersifat
menguntungkan atau tidak menguntungkan.
2.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan
2.4.1 Bahwa anggaran penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
2.4.1.1 Faktor Pemasaran
Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional,atau internasional;
keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, oligopoli, atau bebas;
keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen apakah konsumen akhir
atau konsumen industri.
2.4.1.2 Faktor Keuangan
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan
modal kerja mendukung pencapaian target penjualanyang dianggarkan,
seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi
produk dan lain-lain.
2.4.1.3 Faktor Ekonomis
Yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan meningkatnya
penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas) atau sebaliknya.
2.4.1.4 Faktor Kebijakan Perusahaan
Yaitu seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu
sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga
menjadi tertutup.
2.4.1.5 Faktor Perkembangan Penduduk
Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya
peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian,
mainan dan lain-lain.
2.4.1.6 Faktor Kondisi Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan
2.4.1.7 Faktor Teknis
Apakah kapasitas seperti mesin dan alat mampu memenuhi target
penjualan yang dianggarkan apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah
dan murah.
2.4.1.8 Faktor Lainnya
Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah
kebijaksanaan pemerintah tidak berubah sampai lama anggaran yang
disusun harus dapat dipertahankan.
Sedangkan ada dua faktor lagi yang akan disebutkan dan harus
dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran penjualan menurut modul, yaitu :

2.4.2 Faktor Intern


Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan
biasanya dapat dikendalikan oleh perusahaan. faktor intern meliputi penjualan tahun lalu,
kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, kapasitas produksi, tenaga
kerja dan modal. (Zulhawati., Ifah (2016). Penganggaran dan Etika Bisnis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).
Yang termasuk dalam faktor intern adalah data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor tersebut yaitu:
2.4.2.1 Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga,
waktu maupun tempat penjualannya.
2.4.2.2 Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-
media promosi, cara penetapan harga jual dan sebagainya.
2.4.2.3 Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
2.4.2.4 Tenaga kerja tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan
keahliannya, kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan
datang.
2.4.2.5 Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
2.4.3 Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang dapat dikendlaikan prusahaan, perusahaan
hanya dapat mengantisipasi berdasarkan data masa lalu dan prediksi masa depan. Faktor
ekstern misalnya persaingan pasar, posisi perusahaan dalam persaingan , tingkat
pertumbuuhan dll. (Zulhawati., Ifah (2016). Penganggaran dan Etika Bisnis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).
Yang termasuk dalam faktor ekstern adalah data, informasi, dan pengalaman yang
terdapat di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget
penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:
2.4.3.1 Keadaan persaingan dipasar.
2.4.3.2 Posisi perusahaan dalam persaingan.
2.4.3.3 Tingkat pertumbuhan penduduk.
2.4.3.4 Tingkat penghasilan masyarakat.
2.4.3.5 Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
perusahaan, yang terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan
harga jual dalam budget penjualan yang akan disusun.
2.4.3.6 Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
2.4.3.7 Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, maupun keamanan.
2.4.3.8 Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
2.4.3.9 Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan
kemungkinan perubahannya, dan sebagainya.

2.4.4 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memprediksi penjualan yang


akan datang adalah :
2.4.4.1 Pengalaman masa lalu (volume penjualan).
2.4.4.2 Prospektif kebijaksanaan harga jual.
2.4.4.3 Jumlah pesanan penjualan yang belum terpenuhi.
2.4.4.4 Studi penelitian pasar.
2.4.4.5 Kondisi ekonomi secara umum.
2.4.4.6 Promosi.
2.4.4.7 Persaingan dalam industri
2.5 Cara-Cara Melakukan Penaksiran Penjualan

Dalam proses penyusunan anggaran penjualan perusahaan, pihak penyusun


anggaran tidak dapat menyusun rencana kerja secara sembarangan,tanpa memperhatikan
faktor-faktor terkait. Dalam mneyusun anggaran penjualan, perusahaan harus menetapkan
volume penduduk yang akan dijual dan harga jual dari setiap produk yang akan dijual
tersebut. Dengan kata lain, perusahaan harus membuat taksiran atau ramalan penjualan.
(Zulhawati., Ifah (2016). Penganggaran dan Etika Bisnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Untuk menyusun budget penjualan diperlukan penaksiran-penaksiran (forecasting)
khususnya penaksiran tentang jumlah produk yang diperkirakan akan mampu dijual
beserta harga jualnya, dengan waktu serta tempat penjualannya dan menurut sifatnya cara
untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
2.5.1 Penaksiran Yang Bersifat Kualitatif
Merupakan cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang.
Dengan demikian ketetapan hasil taksirannya menjadi diragukan. Adapun
beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini diantara lain :
2.5.1.1 Pendapat pimpinan bagian pemasaran.
2.5.1.2 Pendapat para petugas penjualan.
2.5.1.3 Pendapat lembaga-lembaga penyalaur.
2.5.1.4 Pendapat konsumen.
2.5.1.5 Pendapat para ahli yang dipandang memahami konsultan.
Merupakan suatu teknik proyeksi penjualan yang didasarkan atas
pendirian/sikap, kepercayaan/keyakinan, perasaan, pengalaman dan intuisi
manajer sehingga hal ini benar-benar bersifat subjektif. Metode kualitatif ini
meliputi:
o Pendapat dewan eksklusif, yaitu suatu kelompok menajer yang dibentuk
untuk mengestimasi permintaan konsumen.
o Gabung kemampuan penjualan, merupakan estimasi dari sikap tenaga
penjualan yang meraka yakini dapat dicapai untuk periode yang akan
datang dari setiap tenaga penjualan untuk kemudian digabung dalam
wilayah penjualanlainnya sehingga menjadi taksiran penjualan
perusahaan secara keseluruhan.
o Pendapat dari para pakar.
o Melakukan riset pasar, dimana perusahaanm ,menyurvei konsumen
untuk mengetahui produk apa yang mereka inginkan beserta perkiraan
permintaan atas jumlah produk tersebut. (Zulhawati., Ifah (2016).
Penganggaran dan Etika Bisnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
2.5.2 Penaksiran Yang Bersifat Kuantitatif
Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan angka
dengan menggunakan berbagai metode statistika. Adapun kelemahan yang tidak
bisa diukur misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat pendidikan,
dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat dan sebagainy. Adapun
beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif antara lain :
2.5.2.1 Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari suatu variabel saja,
yaitu variabel yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode
trend bebas, trend setengah rata-rata, trend moment, tren least-square,
dan kuadrit.
2.5.2.2 Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap
perkaembangan variabel. Misalnya dengan metode regresi tunggal dan
regresi berganda.
2.5.2.3 Cara penaksiran yang menggunakan metode-metode statistik yang
diterapkan pada berbagai analisa khusus. Misalnya analisa industri,
analisa jenis-jenis produk yang dihasilkan perusahaan, dan analisa
pemakai akhir dari produk.
Dengan menggunakan berbagai cara penaksiran yang berbeda, akan diperoleh
angka taksiran yang berbeda pula. Angka-angka taksiran ini dengan sendirinya
menjadi angka yang dimuat dalam budget penjualan melainkan merupakan bahan
pertimbangan yang masih akan dibahas lebih lanjut dalam panitia budget.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh cara penaksiran yang bersifat
kuantitatif (metode trend moment dan metode least square), sehingga mendapat
gambaran yang lebih jelas.
Metode kuantitatif hasilnya masih kurang dapat dipercaya , sebab banyak hal
yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, misalnya:
a. Perubahan situasi politik, dapat pula berpengruh terhadap daya beli
masyarakat. Situasi polotik yang membaik atau memburuk akan
memengaruhi rasa aman, keinginan untuk konsumsi dan sebagainya.
b. Perubahan sosial masyarakat dan selera konsumen, dapat pula
bepengaruh terhadap kemampuan perusahaan dapat menjual.
c. Perubahan ekonomi dan kebiijakan pemerintah yang tercermin didalam
pertumbuhan pendapat nasional, nilai tuar mata uang, cadangan devisa,
dan sebagainya akan mempengaruhi volume transaksi secara
keseuruhan. (Zulhawati., Ifah (2016). Penganggaran dan Etika Bisnis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
2.5.3 Metode Trend Moment
Metode trend moment menggunakan cara-cara perhitungan statistika dan
matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis
patah-patah yang dibentuk leh daa historis perusahaan.
Prinsip-prinsipmpengerjaan metode trend moment adalah sebagai berikut :
2.5.3.1 Barang tahan lama minimal satu tahun.
2.5.3.2 Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako.
2.5.3.3 Kegiatan usaha sudah berjalan minimal sua tahun, digunakan sebagai
data penjualan tahun yang lalu.
2.5.3.4 Jumlah data tahun lalu baik tahun ganjil mapun genap tetap diurut dari
0, 1, 3,....dst pada kolom x.

Rumus metode trend moment:


Ι. Y = a + bx
ΙΙ. ∑y = n. a + b. ∑ xΙΙΙ. ∑x = a. ∑x + b. ∑x2

Contoh soal:
Sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan minuman air galon untuk beberapa
tahun mendatang didaerah Singkawang, dengan menggambarkan garis trend data
penjualan tahun yang lalu adalah sebagai berikut:

Tahun Penjualan

2008 130.000

2009 145.000

2010 150.000

2011 165.000

2012 170.000

Hitunglah forecast penjualan dengan metode trend moment!


Jawab :
Tahun x Penjualan xy x2

2008 0 130.000 0 0

2009 1 145.000 145.000 1

2010 2 150.000 300.000 4

2011 3 165.000 495.000 9

2012 4 170.000 680.000 16

∑ 10 760.000 1.620.000 30

Ι. Y = a + bx
ΙΙ. ∑y = n. a + b. ∑ x
760.000 = 5a + 10b

ΙΙΙ. ∑x = a. ∑x + b. ∑x2
1.620.000 = 10a + 30b
Dibuat persamaan menjadi :

760.000= 5a + 10b x 2 1.520.000= 10a + 20b


1.620.000= 10a + 30b x 1 1.620.000= 10a + 30b- -100.000= -10b
b= 10.000

760.000= 5a + 10b
760.000= 5a + 10 (10.000)
760.000= 5a + 100.000
660.000= 5a
a= 132.000

Y= 132.000 + 10.000x
Maka nilai trend tiap tahun sampai tahun 2013 dan 2014 dihitung sebagai berikut:
2008 Y= 130.000 + 10.000 (0) =132.000

2009 Y= 130.000 + 10.000 (1) =142.000

2010 Y= 130.000 + 10.000 (2) =152.000

2011 Y= 130.000 + 10.000 (3) =162.000

2012 Y= 130.000 + 10.000 (4) =172.000

2013 Y= 130.000 + 10.000 (5) =182.000

2014 Y= 130.000 + 10.000 (6) =192.000

= 1.134.000

2.5.4 Metode Least Square


Sebenarnya metode trend least square hanyalah merupakan penyerderhanaan
dari metode trend moment dengan cara mengusahakan sedekemikian rupa sehingga
jumlah parameter sama dengan nol (∑ x = 0 ). Oleh karena ∑x = 0, maka rumus
tersebut akan menjadi lebih sederhana, yaitu :
I.Y=a + bx
II. ∑ y= n.a atau a=∑
III. ∑xy = b ∑x2 atau b = ∑xy/∑x2

Prinsip penyelesaian dengan metode least square :


a. barang tahan lama minimal satu tahun.
b. barang yang selalu diperlukan, misalkan sembako.
c. kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun digunakan sebagai data
penjualan tahun yang lalu.
d. jika jumlah data tahun yang lalu adalah ganjil, maka pada kolom x ditengahnya
adalah nol (0).
e. jika jumlah data tahun yang lalu adalah genap, maka pada kolom x ada dua
loncatan dua angka baik keatas maupun kebawah.
Misalnya,

2009 -3

2010 -1

2011 1

2012 3 Contoh soal :


Sebuah perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan minuman air galon ingin membuat forecast penjualan air galon utuk
bebrapa tahun mendatang didaerah Singkawang, dengan menggambarkan garis trend
data penjualan tahun yang lalu adalah sebagai berikut :

Penjualan

Tahun

2008 130.000

2009 145.000

2010 150.000

2011 165.000

2012 170.000

Hitunglah forecast penjualan dengan metode trend square !

Tahun X Penjualan xy x2
y

2008 -2 130.000 -260.000 4

2009 -1 145.000 -145.000 1

2010 0 150.000 0 0

2011 1 165.000 165.000 1

2012 2 170.000 340.000 4

∑ 0 760.000 100.000 10

∑y 760.000
II.∑y = n. a atau a = = = 152.000
na 5a
∑𝐱𝐲 2
III.∑xy= b. ∑ 2 atau b = ∑𝐱

b= 100.000/ 10b = 10.000


Y=152.000 + 10.000x
Maka nilai tiap tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:
2008 Y= 152.000 + 10.000 (-2) = 132.000

2009 Y= 152.000 +10.000 (-1) = 142.000

2010 Y= 152.000 + 10.000 (0) = 152.000

2011 Y= 152.000 + 10.000 (1) = 162.000

2012 Y= 152.000 + 10.000 (2) =172.000

2013 Y= 152.000 + 10.000 (3) = 182.000

2014 Y= 152.000 + 10.000 (4) = 192.000

= 1.134.000

2.6 Bentuk Anggaran Penjualan


Tidak ada suatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan jika akan
mneyusun budget penjualan. Ini berarti tiap-tiap perusahaan memberikan kebebasan
untuk menentukan bentuk serta formatnya. Namun harus mencaup rencana tentang jenis
(kualitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta
tempat (daerah) penjualan.

2.7 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Anggaran Penjualan
2.7.1 Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan.
Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang
akan dijual serta jumlah unit dari masing-masing produk tersebut. Walaupun
nantinya seluruh penjualan akan dijumlahkan, namun untuk keperluan pengawasan
perlu masing-masing jenis peroduk yang dijual tersebut diketahui jumlahnya.
2.7.2 Rincian daerah pemasaran.
Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan mempunyai
daerah pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam
penyusunan anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja
produk perusahaan tersebut akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana
penjualan serta memudahkan pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah
pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi beberapa daerah pemasaran dengan
dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dasar yang paling
umum digunakan adalah letak geografis dan tidak jarang pula yang mempergunakan
pembagian atas dasar kota tujuan atau kelompok kota tujuan pemasaran.
2.7.3 Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang
menetapkan harga yang sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah
pemasaran yang ada. Namun demikian tidak disangkal pula bahwa terdapat beberapa
perusahaan yang menerapkan kebijakan diskriminasi harga untuk daerah yang
berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan semacam ini harga yang dapat ditentukan
untuk masing-masing daerah pemasaran tersebut harus jelas sehingga dapat
diketahui dan diawasi pelakksanaannya dengan mudah. Jika harga untuk masing-
masing daerah pemasaran ini tidak dijelaskan maka penjualan produk perusahaan
tersebut akan mengalami beberapa kesulitan didalam pemantauannya, karena
terdapat beberapa harga yang berbeda antara satu daerah dengan daerah pemasaran
yang lainnya.
2.7.4 Potongan harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai
adanya potongan harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah
tertentu, atau pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan
perlakuan harga yang berbeda. Untuk memudahkan pengawasan penjualan produk
perusahaan ini, maka didalam anggaran yang disusun seharusnya disebutkan
seberapa banyak potongan yang akan diberikan oleh perusahaan sehubungan dengan
pembelian dengan persyaratan-persyaratan khusus tersebut. Pengawasan pemberian
potongan pembelian ini akan lebih mudah apabila perusahaan telah mempersiapkan
didalam anggaran yang ddisusun tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan dimana
potongan pembelian ini merupakan hal yang rutin, misalnya dihubungkan dengan
waktu pembayaran, maka lebih baik bila anggaran penjualan yang disusun tersebut
dilengkapi dengan anggaran potongan pembelian. Pelaksanaan penyusunan anggaran
ini dapat disusun sendiri atau berdiri sendiri, namun tidak jarang pula yang langsung
digabungkan dengan anggaran penjualan yang ada.

2.7.5 Pada umumnya anggaran penjualan ini disusun untuk satu periode atau
satu tahun.
Namun untuk keperluan perencanaan, koordinasi dan pengawasan dalam
perusahaan tersebut selayaknya anggaran penjualan yang disusun ini juga dilengkapi
dengan rincian penjualan bulanan. Bahkan beberapa perusahaan yang mendasarkan
penyusunan anggaran penjualan dari pada pengecer, agen dan distributor, tidak
jarang disusun perencanaan penjualan produk perusahaan perbulan dahulu baru
kemudian dijadikan perencanaan tahunan dengan jalan menjumlahkan seluruh
penjualan bulanan yang ada. Namun bagi perusahaan yang menyusun peramalan
penjualan tahunan, pada umumnya pemecahan perencanaan penjualan bulanan ini
akan dilaksanakan atas dasar pola penjualan bulanan yang telah ada dari beberapa
periode yang telah lalu. Atas dasar pola ini ditentukan berapa besarnya jumlah
penjualan perbulan pada periode yang bersangkutan.
Semakin jelas anggaran penjualan dalam perusahaan tersebut disajikan,
semakin mudah pula manajemen perusahaan yang bersangkutan melaksanakan
koordinasi dan pengawasan kegiatan penjualan perusahaan ini.
2.8 Langkah Dalam Menyusun Anggaran Penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:
2.8.1 Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
2.8.2 Menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu.
2.8.3 Membuat taksiran (ramalan penjualan) tiap jenis produk yang akan dijual dan
penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu.
2.8.4 Memperhitungkan anggaran penjualan.
2.8.5 Menyusun anggaran penjualan.
Dalam proses penyusunan anggaran, terdapat tiga 3 metode pendekatan yaitu sebagai berikut:
a. Top-Down-Approach
Proses penyusunan anggaran dari manajer puncak sebagai pemegang
keputusan utama, kemudian rencana anggaran tersebut didistribusikan kepada
tingkatan manajer di bawahnya yang berperan sebagai pelaksana anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Bottom-Up-Approach
Proses penyusunan anggaran dengan cara masing-masing kepala bagian
membuat perencanaan anggarannya masing-masing, kemudian rencana anggaran yang
telah disusun tersebut disampaikan kepada manajer yang lebih tinggi tingkatannya
untuk disetujui dan disahkan.
c. Combination Top-Down dan Botto Up Approach
Metode ini merupakan kombinasi antara top down dan bottom up, dimana
keduanya ikut terlibat dan saling mempengaruhi dalam penyusunan anggaran
perusahaan. Berdasarkan pembahasan dalam menganalisis data ini dapat
menggunakan 3 metode yaitu:
o Analisis varians anggaran
o Rasio Efektivitas
o Rasio Pertumbuhan

Teknis Penyususan Anggaran Penjualan dan Ilustrasi


Ketika ingin menyusun anggaran penjualan, terlebih dahulu harus melihat data
penjualan pada periode yang lalu.
Contoh : PT. Usaha Maju yang berdiri pada tahun 2009 adalah perusahaan yang
memproduksi berbagai macam jenis boneka. Dalam menyusun anggaran penjualan PT.
Usaha Maju mengumpulkan data penjualan tahun lalu.

Table 1, Data Penjualan untuk bulan berakhir Desember 2012

Keterangan Ukuran Besar Ukuran sedang Ukuran Kecil


Penjualan
(unit) 3000 5000 8000

Harga Jual
(unit) Rp100.000 Rp55.000 Rp20.000

Rp300.000.000 Rp275.000.000 Rp160.000.000

Untuk bulan Januari 2013, manajemen PT. Usaha Maju menargetkan penjualan
masing-masing sebanyak 5%.

PT. Usaha Maju

Anggaran Penjualan untuk Bulan Berakhir pada Januari 2013

Keterangan Ukuran Besar Ukuran sedang Ukuran Kecil


Penjualan (unit) 3150 5250 8400
Harga Jual (unit) Rp100.000 Rp55.000 Rp20.000

Rp315.000.000 Rp288.750.000 Rp168.000.000

Caranya :

1. Dengan Menambahkan Persentase Kenaikan Penjualan Pada Periode Yang Lalu.


Penjualan Bulan Januari = Penjualan Bulan Desember X (1+ Pertumbuhan
Bulan Januari).
Jadi penjualan (unit) untuk boneka di bulan Januari 2013 ialah
· Ukuran Besar 3000x(1+5%) = 3150 unit
· Ukuran Sedang 5000x(1+5%) = 5250 unit
· Ukuran Kecil 8000x(1+5%) = 8400 unit
2. Menghitung Harga Penjualan
Penjualan (Rp) = Penjualan (Unit) X Harga Jual Perunit
· Ukuran Besar 3150x Rp 100.000 = Rp 315.000.000
· Ukuran Sedang 5250x Rp 55.000 = Rp 288.750.000
· Ukuran Kecil 8400x Rp 20.000 = Rp 168.000.000
Dalam memperkirakan penjualan ada 4 metode yang dapat di pakai yaitu :
1. Metode Rata-rata Bergerak
2. Metode Trend Moment
3. Metode Perkiraan Asosiatif; Regresi dan Analisis Kolerasi
4. Metode Analisis Industri
Berikut contoh anggaran penjualan berdasarkan metode analisis industri
Pada bulan Desember 2012, PT. Usaha Maju menjual produknya sebesar 16.000 unit
dan penjualan industri pada saat itu 50.000 unit. Pada bulan Januari, Februari dam
Maret tahun 2013 mengalami kenaikan penjualan industri sebesar 5%, 10%, dan 5%.
Pangsa pasar untuk ketiga bulan tersebut sama seperti tahun sebelumnya.

Caranya :
1. Hitunglah pangsa pasar untuk perusaah PT. Usaha Maju
· Pangsa pasar bulan Desember 2013 = penjualan perusahaan/ penjualan indutri
· Pangsa pasar bulan Desember 2013 = 16.000/50.000 = 32%
2. setelah mendapatkan pangsa pasar perusahaan, kemudian menghitung kenaikan
penjualan industri dan penjualan perusahaan.
Bulan Januari 2013

· Penjualan industri 2013 = 50.000 x(1+5%) = 52.500 unit

· Penjualan perusahaan 2013 = 52.500 x 32% = 16.800 unit

Bulan Februari 2013

· Penjualan industri = 52.500 x (1+10%) = 57.750 unit

· Penjualan perusahaan = 57.750 x 32% =18.840 unit

Bulan Maret 2013

· Penjualan industri = 57.750 x (1+5%) =60.638 unit

· Penjualan perusahaan =60.638 x 32% =19.405 unit

PT. Usaha Maju

Anggaran Penjualan untuk Triwulan yang berakkhir 31 Maret 2013

Keterangan Ukuran Besar Ukuran Sedang Ukuran kecil Total


Januari 4000 5000 6800 16800

Februari 4840 6000 8000 18840


Maret 4905 6500 8500 19405

2.9 Tujuan, Manfaat, Dan Fungsi Anggaran Penjualan


2.9.1 Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah :
2.9.1.1 Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.
2.9.1.2 Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam
proses perencanaan (contoh dalam rencana pemasaran).
2.9.1.3 Memberikan informasi dalam profit planing control.
2.9.1.4 Untuk mepermudah pengendalian penjualan.
Tujuan penyusunan anggaran penjualan adalah :
“ Untuk merencanakan setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan
datang dengan memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang
dialami perusahaan di masa lalu, khususnya di bidang penjualan “.
Sedangkan kegunaan dari anggaran penjualan ialah :
“ Sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja serta sebagai dasar bagi
penyusunan budget-budget lainnya “.
2.9.2 Fungsi dari anggaran penjualan dalam suatu perusahaan dapat
disimpulkan yaitu:
2.9.2.1 Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan
perusahaan pada umumnya.
2.9.2.2 Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap
pelaksanaan divisi pemasaran.
2.9.2.3 Anggaran penjualan sebagai alat pengorganisasian.
2.9.2.4 Anggaran penjualan sebagai alat pengawasan bagi manajemen.

BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Anggaran penjualan (Sales Budget) ialah anggaran yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang penjualan perusahan selama periode yang akan datang, yang
di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah
(kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan
serta tempat (daerah) penjualannya.
Didalam anggaran penjualan terdapat sedikitnya dua metode penaksiran, yang
pertama metode trend moment dan yang kedua adalah metode trand least square.
Adapun tujuan dibuatnya anggaran penjualan pada perusahaan adalah:
3.1.1 Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.
3.1.2 Memasukkan pertimbangan keputusan manajemen dalam proses
perencanaan.
3.1.3 Memberikan informasi dalam profit planing control.
3.1.4 Untuk mempermudah pengendalian penjualan.
Pada umumnya dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya suatu
perusahaan akan menghadapi dua permasalahan utama yang mempunyai hubungan
timbal balik sangat erat, yaitu permasalahan yang berhubungan dengan penjualan dan
permasalahan yang berhubungan dengan produksi. Dari permasalahan ini terdapat dua
alternatif hubungan timbal balik antara anggaran penjualan dan anggaran produksi.
Alternatif pertama adalah besar kecilnya perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya
penjualan. Sedangkan alternatif kedua adalah besar kecilnya penjualan dipengaruhi
oleh besar kecilnya produksi. Dan lebih baik menggunakan trend garis lengkung untuk
semua produk agar dapat melihat metode mana yang lebih baik bagi produk tertentu
dengan melihat standar kesalahan prediksi masing-masing produk dengan kedua
metode.

DAFTAR PUSTAKA

Asri Sw., Marwan. (1982). PeramalanPenjualan. Yogyakarta: PenerbitFakultasEkonomi


UGM.
Munandar. (1989). Budgeting. (Edisi 1). Yogyakarta: BPFE.
Wulandari, iinwulandari13.blogspot.co.id
Zulhawati., Ifah (2016). Penganggaran dan Etika Bisnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai