Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANGGARAN

“Anggaran Operasional”

Dosen:
Ernawaty Usman,SE.AK,M.Si

Disusun Oleh:
Asriani Siska S-C30121211
Fatimah Azzahra-C30121180
Flasincy N.P-C30121198

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ANGGARAN OPERASIONAL” dapat saya
selesaikan dengan baik. saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang system informasi akuntansi pada siklus produksi. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Tuhan Maha Esa karuniai kepada saya sehingga
makalah ini dapat saya susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan saya semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. dosen pengampuh
mata kuliah Sistem informasi Akuntansi, Bapak Arif Gunarsa, SE., M.Si., Ak Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah saya selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
2.1 Pengertian Anggaran Operasional ................................................................................9
2.2 Anggaran Operasional Bulanan.....................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hampir setiap organisasi bisnis, terdapat sejumlah aktivitas berbeda yang berjalan serentak,
seperti penjualan, produksi, pembelian, distribusi, dan pendanaan. Semua aktivitas itu saling
berkaitan dengan cara sedemikian rupa sehingga aktivitas tersebut mempengaruhi pencapaian
tujuan organisasi. Dengan demikian, perencanaan bagi seluruh organisasi berarti perencanaan
bagi setiap aktivitas didalamnya. Anggaran operasional merupakan kuantifikasi rencana-rencana
pemasaran, produksi dan keuangan yang dipakai untuk membuat tujuan bagi pendapatan, biaya,
aktiva, kewajiban, dan kegiatan usaha lainnnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Anggaran Operasional
2. Anggaran Operasional Bulanan

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian anggaran operasional
2. Mengetahui pengertian anggaran operasional bulanan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Operasional

Anggaran komprehensif pada dasarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan,


anggaran biaya, dan anggaran operasi. Anggaran parsial, di sisi lain, adalah anggaran yang terdiri
dari satu jenis atau kelompok kegiatan tertentu saja, seperti anggaran untuk penjualan,
pemasaran, administrasi, dan sebagainya.

Anggaran operasional adalah bagian awal dari anggaran komprehensif yang akan disusun suatu
perusahaan, dan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh karena mencakup
semua aktivitas utama perusahaan yang menghasilkan pendapatan, yaitu menghasilkan produk
dan menjualnya.

Anggaran operasional mencakup :

1. Anggaran penjualan

2. Anggaran produksi

3. Anggaran pembelian bahan

4. Anggaran biaya tenaga kerja

5. Anggaran biaya overhad

6. Anggaran biaya pemasan

7. Anggaran biaya admistrasi dan umum

8. Anggaran laba

Anggaran operasional mencakup semua aktivitas utama perusahaan selama periode tertentu dan
merupakan miniatur dari anggaran komprehensif.

Anggaran harus disusun secara sistematis dan mengikuti serangkaian langkah yang harus
dilewati secara bertahap agar lebih mudah dipahami dan agar jelas bagi pembaca.

Untuk menyusun anggaran perusahaan, ada beberapa langkah yang harus dilewati:

Perusahaan membuat ramalan penjualan berdasarkan data penjualan tahun sebelumnya dan
faktor eksternal seperti inflasi, daya beli masyarakat, dan perubahan selera konsumen. Ramalan

5
penjualan tersebut terdiri dari prediksi penjualan dan pangsa pasar yang dapat diambil
perusahaan dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Berdasarkan ramalan
penjualan tersebut, perusahaan.

Perusahaan dapat membuat anggaran produksi untuk suatu periode tertentu berdasarkan
anggaran penjualan, yang berupa volume barang yang harus dihasilkan perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Untuk menentukan jumlah barang yang akan dihasilkan dalam suatu periode
tertentu, perusahaan juga harus mempertimbangkan jumlah barang yang tersedia pada awal dan
akhir periode tersebut.

Perusahaan dapat mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk periode tertentu dengan
menggunakan anggaran produksi. Jika jumlah bahan baku yang dibutuhkan di dalam periode
tertentu dikaitkan dengan jumlah bahan baku yang tersedia pada awal dan akhir periode
akuntansi, maka dapat dibuat anggaran pembelian bahan baku. Anggaran produksi ini juga dapat
digunakan untuk membuat anggaran biaya tenaga kerja dan overhead pabrik.

Anggaran biaya operasi dan komersial biasanya dibuat setelah anggaran penjualan dan produksi,
walaupun tidak terlalu terkait secara langsung. Biasanya, anggaran biaya pemasaran disusun
berdasarkan jumlah produk yang dijual, karena untuk menentukan biaya promosi, biaya angkut
penjualan, dan biaya lainnya, sangat dipengaruhi oleh jumlah penjualan yang dicapai.
Sebaliknya, biaya admistrasi dan umum tidak terkait secara langsung dengan jumlah penjualan
yang dicapai.

Anggaran laba dapat dibuat dengan menggabungkan semua anggaran penjualan, produksi, bahan
baku, tenaga kerja, overhead, dan komersial. Penyusunan dan pencapaian laba ini adalah tujuan
utama suatu perusahaan saat didirikan.

Anggaran investasi dibuat berdasarkan rencana jangka panjang perusahaan dan mencakup
rencana investasi masa depan dan sumber pembiayaan. Tahap akhir dari penyusunan anggaran
adalah dengan membuat anggaran keuangan, yang menentukan tujuan pencapaian kekayaan dan
sumber perusahaan selama periode waktu tertentu.

Anggaran kas dapat dibuat dengan menggabungkan anggaran penjualan, produksi, investasi, dan
biaya operasi. Ini akan menentukan berapa banyak uang yang akan diterima dan dikeluarkan
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Pada tahap terakhir, perusahaan dapat membuat anggaran neraca, yang merupakan perkiraan
kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu yang didasarkan pada kombinasi berbagai
jenis anggaran yang telah dibuat sebelumnya.

Gambar berikut dapat membantu menjelaskan proses pembuatan anggaran tahunan:

PT. Alaskakindo adalah produsen sepatu untuk anak-anak yang berbasis di Jakarta. Perusahaan
ini membuat tiga jenis sepatu anak yang diberi kode 1A1, 2B2, dan 3C3. Semuanya
menggunakan bahan baku yang sama, baik dari jenis maupun kualitasnya, yaitu kain, plastik, dan

6
karet. Manajemen perusahaan menyusun berbagai data untuk rencana kerja tahun 2010 pada
akhir November 2009.

Perusahaan berencana menjual 1A1 sebanyak 20.000 unit, 2B2 sebanyak 40.000 unit, dan 3C3
sebanyak 60.000 unit pada tahun 2010. Harga jual 1A1 adalah Rp 35.000, 2B2 adalah Rp
32.000, dan 3C3 adalah Rp 30.000 per unit.

Ketiga produk ini menggunakan bahan baku yang sama: kain, plastik, dan karet. Unit 1A1
membutuhkan 0,5 meter kain, 0,4 meter plastik, dan 0,7 meter karet. Unit 2B2 membutuhkan 0,5
meter kain, 0,5 meter plastik, dan 0,8 meter karet. Unit 3C3 membutuhkan 0,5 meter kain, 0,6
meter plastik, dan 0,9 meter karet.

Pada tahun 2010, harga beli semua bahan baku tersebut diperkirakan akan stabil. Di mana satu
meter kain seharga Rp 2.000, satu meter plastik seharga Rp 3.000, dan satu meter karet seharga
Rp 4.000?

Untuk awal tahun 2010, diperkirakan ada 2.250 meter kain, 5.000 meter plastik, dan 9.000 meter
karet. Untuk akhir tahun 2010, diperkirakan ada 6.000 meter kain, 8.000 meter plastik, dan 7.250
meter karet.
Untuk membuat unit 1A1 diperlukan empat jam kerja langsung, untuk unit 2B2 diperlukan tiga
jam kerja langsung, dan untuk unit 3C3 diperlukan dua jam kerja langsung. Setiap pekerja
langsung dibayar Rp 6.000 per jam kerja, dan overhead pabrik adalah Rp 2.000 per jam kerja
langsung.

Dianggarkan sebesar Rp 236.000.000 untuk pemasaran, termasuk biaya iklan sebesar Rp


64.000.000, biaya gaji dan komisi wiraniaga sebesar Rp 124.000.000, dan biaya angkut
penjualan sebesar Rp 48.000.000. Di sisi lain, dianggarkan sebesar Rp 124.000.000 untuk
administrasi dan biaya umum.

yang mencakup anggaran untuk membayar direksi sebesar 120.000.000 rupiah, pegawai
administrasi sebesar 60.000.000 rupiah, biaya listrik, air, dan telepon sebesar 36.000.000 rupiah,
dan penyusutan aktiva tetap sebesar 25.000.000 rupiah.
Berdasarkan informasi di atas, anggaran operasional PT. Alaskakindo untuk tahun 2010 dapat
digambarkan sebagai berikut:

Menyusun anggaran penjualan adalah langkah pertama dalam proses penyusunan anggaran
operasional, seperti yang ditunjukkan pada halaman sebelumnya. Anggaran penjualan, rencana
bisnis untuk menghasilkan uang, dihitung dengan mengalikan jumlah produk yang ingin dijual
dikalikan dengan harga jual per unit. Misalnya, PT. Alaskakindo ingin menjual 1A1 sebanyak
20.000 unit, lalu dikalikan dengan harga jual per unit.

anggaran penjualan sebesar Rp 3.780.000.000 per unit; ditambahkan dengan target penjualan
2B2 sebesar 40.000 unit dikalikan dengan harga jual sebesar 32.000 per unit; dan ditambahkan
dengan target penjualan 3C3 sebesar 60.000 unit dikalikan dengan harga jual sebesar 30.000 per
unit.

7
Anggaran produksi dapat dibuat berdasarkan anggaran penjualan yang telah dibuat. Anggaran
produksi dibuat dengan menjumlahkan volume penjualan setiap produk saat ini dengan
persediaan akhir yang diproyeksikan dan menguranginya dengan proyeksi persediaan awal setiap
produk yang dibuat. Misalnya, untuk produk 1A1, diproyeksikan penjualan sebanyak 20.000
unit, ditambah dengan prediksi persediaan barang pada akhir Desember 2010 sebesar 3.500 unit
dan dikurangi defisit.

Untuk 1A1, jumlah dan pengurangan itu menghasilkan anggaran produksi sebesar 21.500 unit.
Untuk produk lain, cara yang sama digunakan untuk menghitung anggaran produksi. Ini berarti
bahwa 42.000 unit akan diproduksi untuk produk 2B2 dan 59.000 unit untuk produk 3C3.

Setelah Anda membuat anggaran untuk produksi, Anda dapat membuat anggaran untuk bahan
baku. Setiap produk menggunakan tiga jenis bahan: kain, plastik, dan karet. Setiap produk
membutuhkan ketiga bahan baku tersebut dalam jumlah yang berbeda. Produk 1A1
membutuhkan 0,5 meter kain, 0,4 meter plastik, dan 0,7 meter karet. Karena 11.500 unit
diproduksi, 10.750 meter kain diperlukan, yang merupakan perkalian dari 21.500 unit dengan 0,5
meter kain.

Namun, ukuran plastik untuk 1A1 adalah 8.600 meter (0,4 x 21.500), dan ukuran karet adalah
15.050 meter (0,7 x 21.500). Untuk produk 2B2 dan 3C3, metode perhitungan yang sama
digunakan. Kemudian, kebutuhan untuk masing-masing jenis bahan baku dijumlahkan satu sama
lain sehingga diperoleh jumlah kebutuhan total untuk setiap jenis bahan baku yang ada.
Misalnya, kebutuhan kain adalah 61.250 meter, yang merupakan penjumlahan dari 10.750 meter
(1A1) dengan 21.000 meter (2B2) dan 29.500 meter (3C3). Metode yang sama digunakan untuk
menghitung jumlah total karet dan plastik yang diperlukan.

Anggaran pembelian bahan dapat dibuat dengan menjumlahkan anggaran produksi dengan
prediksi persediaan bahan baku pada akhir periode dan menguranginya dengan persediaan awal
periode.

Hasil dari penjumlahan dan pengurangan tersebut adalah volume bahan yang direncanakan untuk
dibeli. Volume ini dikalikan dengan taksiran harga setiap unit bahan akan menghasilkan
anggaran untuk membeli bahan baku setiap jenisnya.

Sebagai contoh, jika kita menggunakan pendekatan yang sama untuk menghitung anggaran
untuk membeli plastik dan karpet, kita akan menemukan bahwa jumlah kain yang dibutuhkan
untuk produksi sebesar 61.250 meter, jumlah persediaan akhir sebesar 6.000 meter, dan jumlah
persediaan awal sebesar 2.250 meter, akan menghasilkan total volume kain sebesar 65.000
meter, yang kemudian dikalikan dengan taksiran harga beli kain sebesar 2.000 per meter.

Anggaran pembelian bahan baku tidak terkait secara langsung dengan anggaran tenaga kerja.
Karena anggara tenaga kerja dihitung dengan mengalikan waktu yang dibutuhkan untuk
membuat 1A1 sebanyak 4 jam per unit, sedangkan produksi totalnya adalah 21.500 unit, maka
86.000 jam kerja dibutuhkan untuk membuat 21.500 unit 1A1 dengan tariff per jam Rp 6.000.
Untuk menghitung biaya tenaga kerja untuk 2B2 dan 3C3, metode yang sama harus digunakan.
Kemudian, biaya tenaga kerja total harus dijumlahkan.

8
Karena tarif biaya overhead ditetapkan dalam rupiah per jam kerja, Anda dapat menghitung
jumlah jam kerja total dari setiap jenis produk dan mengalikannya dengan tarif biaya overhead
per jam dari masing-masing jenis produk. Dengan demikian, Anda dapat mengetahui anggaran
biaya overhead total. Jika metode yang sama diterapkan untuk 2B2 dan 3C3 dan kemudian
hasilnya dijumlahkan, maka anggaran biaya overhead untuk periode tersebut akan diterima,
karena produk 1A1 membutuhkan 86.000 jam kerja dengan biaya overhead sebesar Rp 2.000 per
jam kerja.

Biaya komersial, yang terdiri dari biaya pemasaran dan administrasi, biasanya disusun
berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, disesuaikan dengan keadaan saat ini, dan
disesuaikan dengan anggaran lainnya. Namun, anggaran biaya pemasaran sangat terkait dengan
anggaran penjualan.

Biaya administrasi relatif tidak terpengaruh oleh fluktuasi penjualan dan produksi, tetapi jumlah
penjualan yang dianggarkan akan sangat mempengaruhi besarnya biaya iklan, angkut penjualan,
dan komisi wiraniaga. Oleh karena itu, biasanya disusun berdasarkan pengalaman tahun
sebelumnya, yang kemudian disesuaikan dengan kondisi saat ini dan kemungkinan yang akan
datang.

2.2 Anggaran Operasional Bulanan

Anggaran tahunan adalah dasar dari diskusi tentang anggaran operasional ini. karena untuk
memahami hubungan antara anggaran parsial satu dengan anggaran parsial lainnya dalam sistem
anggaran operasional. Mungkin lebih mudah untuk memulai dengan anggaran tahunan.
Memang, anggaran perusahaan biasanya dibuat berdasarkan anggaran tahunan.

Selain itu, perusahaan membuat anggaran bulanan yang lebih rinci berdasarkan anggaran
tahunan tersebut, yang digunakan sebagai patokan dasar untuk melakukan operasi bulanan.
Anggaran tahunan dibagi ke dalam dua belas bulan yang berbeda untuk menyusun anggaran
bulanan, tetapi pembagian ini tidak selalu dilakukan secara merata.

Anggaran operasional tahunan tidak dapat dibagi langsung ke dalam anggaran bulanan tetap. Ini
karena, setelah mengabaikan berbagai faktor lain yang berpengaruh, banyak faktor yang
berpengaruh langsung terhadap aktivitas operasional bisnis. Salah satu faktor yang berpengaruh
langsung terhadap aktivitas operasional bisnis adalah fluktuasi volume penjualan produk
perusahaan.

Namun, secara umum, anggaran operasional bulanan dan tahunan disusun dengan cara yang
sama. Anggaran produksi bulanan dibuat berdasarkan anggaran penjualan bulanan. Setelah
menyusun anggaran produksi bulanan, langkah berikutnya adalah membuat anggaran untuk
membeli bahan baku setiap bulan.

Anda dapat membuat anggaran untuk membeli bahan baku setiap bulan jika Anda tahu
kebutuhan bahan baku bulanan tersebut. Fase berikutnya adalah membuat anggaran biaya tenaga
kerja bulanan. Tarif biaya tenaga kerja yang telah ditetapkan menjadi dasar untuk anggaran ini.

9
Jika tarif didasarkan pada tarif per unit produk, volume produksi yang direncanakan akan
memengaruhi biaya tenaga kerja secara langsung; jika tarif didasarkan pada jam kerja langsung,
jumlah jam kerja yang direncanakan akan memengaruhi biaya tenaga kerja secara langsung; dan
jika tarif didasarkan pada jumlah hari kerja, jumlah hari kerja yang direncanakan akan
memengaruhi biaya tenaga kerja secara langsung. Namun, anggaran biaya overhead juga
bergantung pada tarif dasar yang digunakan.

Tarif overhead dapat didasarkan pada jumlah jam kerja langsung, volume produksi, atau hari
kerja. Ini juga berlaku untuk anggaran untuk biaya pemasaran. Walaupun tidak selalu mungkin
untuk mengetahui secara akurat berapa biaya pemasaran per unit produk suatu perusahaan,
jumlah produk yang direncanakan untuk dijual dalam jangka waktu tertentu akan berdampak
langsung pada besarnya biaya pemasaran yang dianggarkan. Di sisi lain, anggaran biaya
administrasi dan umum tidak dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi atau penjualan
produk suatu perusahaan. Sebaliknya, anggaran biaya administrasi dan umum cenderung lebih
besar daripada yang lain.

Untuk lebih memahami proses pembuatan anggaran bulanan, ilustrasi berikut dapat membantu:

PT.Indomebel adalah produsen rak buku dengan kantor pusat di Bogor. Untuk anggaran
operasional tahun 2010, manajemen perusahaan menyiapkan berbagai data terkait pada bulan
Oktober 2009. Perusahaan menjual 5.000 unit produk pada tahun 2008. Untuk tahun 2010,
perusahaan mengharapkan kenaikan 20% dari volume penjualan tahun 2008.

Untuk tahun 2010, dialokasikan 15% dari total penjualan untuk bulan Oktober dan Desember,
10% untuk bulan Januari, Februari, September, dan November, dan 5% untuk bulan-bulan
sisanya. Pengalokasian ini didasarkan pada data penjualan tahun sebelumnya.

Perusahaan merencanakan untuk menyediakan 200 unit produk pada awal tahun 2010, dan pada
akhir setiap bulan, menyediakan 10% dari total penjualan produk perusahaan pada bulan
tersebut.

Bahan baku yang diperlukan untuk 100 rak buku diperkirakan seharga Rp 90.000, sementara
persediaan bahan baku setiap akhir bulan adalah 20% dari kebutuhan bahan baku.

Produksi rak buku memerlukan 25 jam kerja langsung (JKL), dan tenaga kerja langsung dibayar
Rp 4.000 per jam kerja langsung.

Sementara tarif overhead per jam kerja langsung sebesar Rp 1.500 digunakan untuk menentukan
biaya overhead pabrik yang dianggarkan.

Perusahaan mengalokasikan biaya sebesar Rp 22.000 untuk pemasaran produk yang dibuat dan
Rp 14.000.000 untuk aktivitas administrasi dan umum.

Anggaran operasional bulanan dapat dibuat berdasarkan data dan informasi yang telah
dikumpulkan oleh manajemen PT. Indomebel:

10
Anggaran operasional bulanan dimulai dengan anggaran penjualan, seperti yang dilakukan pada
tahun sebelumnya. Penjualan PT.INDOMEBEL tahun 2010 naik 20% dari tahun 2008.
Perusahaan ini akan menjual 6.000 unit produk pada tahun 2010. Dari total penjualan 6.000 unit
ini, 15% atau 900 unit akan diberikan pada bulan Oktober dan Desember; 10% atau 600 unit
pada bulan Januari, Februari, September, dan November; dan 5% atau 600 unit pada bulan
Maret, April, Mei, Juni, Juli, dan Agustus masing-masing.

Jumlah penjualan setiap bulan dikalikan dengan harga jual produk sebesar Rp.350.000/unit akan
menghasilkan nilai penjualan bulan tersebut. Misalnya, penjualan 600 unit pada bulan Januari
dikalikan dengan harga jual produk sebesar Rp.350.000/unit akan menghasilkan nilai penjualan
sebesar Rp.210.000.000.

Dengan menghitung nilai setiap bulan dengan cara yang sama, perusahaan dapat membuat
anggaran produksi berdasarkan volume penjualan yang ditetapkan di dalamnya. Misalnya,
dengan harga jual 350.000 per unit selama satu tahun, nilai penjualan total tahunan adalah
Rp.2.100.000.000.

Setelah perusahaan menyusun anggaran produksi dan mengetahui berapa banyak barang yang
akan diproduksi setiap bulan dan sepanjang tahun 2010, volume produksi dapat dihitung dengan
mengalikan penjualan bulanan yang telah ditetapkan ditambah dengan persediaan akhir yang
diinginkan, dikurangi dengan persediaan awal yang ditetapkan. Anggaran biaya bahan baku
dapat dihitung dengan mengalikan volume produksi di tahun itu dengan biaya bahan baku yang
diperlukan untuk setia.

Anggaran biaya bahan baku adalah besarnya bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan
sejumlah produk yang telah ditetapkan dalam anggaran produksi. Jika harga bahan baku berubah,
itu juga dapat memengaruhi proses pembelian bahan baku. Oleh karena itu, perusahaan harus
membuat anggaran pembelian bahan baku dengan mempertimbangkan persediaan bahan baku
pada awal dan akhir setiap bulan. Persediaan ini digunakan sebagai cadangan untuk mengurangi
gejolak yang mungkin terjadi selama proses pembelian.

Jumlah bahan baku yang diperlukan setiap bulan ditambah dengan stok akhir bulan dikurangi
stok awal bulan akan menghasilkan nilai pembelian bulan tersebut. Misalnya, jumlah bahan baku
yang diperlukan untuk memproduksi barang pada bulan Januari adalah 41.400.000, dan stok
akhir bulan yang ditetapkan sebesar 20% dari bahan baku pada bulan tersebut akan
menghasilkan nilai sebesar 8.280.000, atau 41.400.000 kali 2% dari total bahan baku.
Jika dua puluh persen dari biaya bahan baku dibayarkan pada bulan Februari, itu akan
menghasilkan nilai sebesar sepuluh juta rupiah (dua puluh persen dari biaya bahan baku kali 54
juta rupiah). Barang yang dibeli pada akhir Februari akan dibeli pada awal Maret, dan begitu
seterusnya.

Karena biaya dalam bisnis ini didasarkan pada tarif per jam kerja langsung, jumlah jam kerja
total dapat dihitung dengan mengalikan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat setiap
unit produk dengan jumlah volume produksi.

11
Sebagai contoh, sebanyak 460 unit produk diproduksi pada bulan Januari. Namun, untuk
memproduksi setiap unit diperlukan 25 jam kerja langsung, sehingga jam kerja total untuk
Januari adalah 11.500 jam kerja langsung (JKL, total = 460 x 25). Jumlah jam kerja ini dikalikan
dengan tarif tenaga kerja (gaji) sebesar 4000 per jam akan menghasilkan biaya tenaga kerja total
sebesar 46.000.000 untuk bulan Januari. Untuk bulan-bulan berikutnya, metode yang sama akan
digunakan, menghasilkan

Karena biaya overhead perusahaan ini didasarkan pada tarif jam kerja langsung, kita dapat
menggunakan angka yang sama untuk menghitung biaya overhead yang dianggarkan. Ini dapat
dilakukan dengan menghitung anggaran biaya perusahaan di atas kemudian dikalikan dengan
tarif overhead per jam kerja langsung.

Seperti yang terlihat pada bulan Januari, jumlah jam kerja langsung yang diperlukan sebanyak
11.500 dikalikan dengan tarif overhead sebesar Rp 1.500 per jam kerja langsung akan
menghasilkan biaya overhead sebesar 17.250.000 pada bulan tersebut. Pada akhirnya, biaya
overhead total untuk tahun 2010 adalah Rp 220.875.000.

Tidak diragukan lagi bahwa target produk yang akan dijual akan memengaruhi biaya pemasaran
yang diperlukan, meskipun tidak ada korelasi langsung antara biaya pemasaran dan jumlah
produk yang dijual.

Dalam kasus PT. Indomebel, biaya pemasaran yang direncanakan dihitung dengan menggunakan
tarif per unit produk yang dijual. Dalam hal ini, perusahaan menetapkan tarif Rp 22.000 per unit
produk. Karena perusahaan berniat menjual 600 unit produk pada bulan Januari, maka biaya
pemasaran yang dibutuhkan untuk bulan Januari adalah Rp 13.200.000 (by.pemasaran = 600 x
22.000). Untuk bulan-bulan berikutnya, perusahaan menggunakan metode yang sama untuk
menghitung biaya pemasaran.

Sementara biaya administrasi dan umum relatif tidak berubah dari tahun ke tahun dan relatif
tidak dipengaruhi oleh volume produksi, kenaikan biaya ini lebih banyak dipengaruhi oleh
kebijakan internal, seperti kenaikan gaji karyawan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantatif,
biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun.

Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama
perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Rudianto, penganggaran perusahaaan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009

14

Anda mungkin juga menyukai