Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANGGARAN OPERASIONAL BIAYA TENAGA KERJA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran Perbankan Syariah
Dosen Pengampu: Restu Fahdiansyah, M. S.A

DI SUSUN :

NAMA : FIRZAL

NIM 190502151

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITA ISLAM NEGERI MATARAM

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. .Latar Belakang
Pada hampir setiap organisasi bisnis, terdapat sejumlah aktivitas berbeda yang berjalan
serenpak, seperti penjualan, produksi, pembelian, distribusi, dan pendanaan. Semua aktivitas itu
saling berkaitan dengan cara sedemikian rupa sehingga aktivitas tersebut mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, perencanaan bagi seluruh organisasi berarti
perencanaan bagi setiap aktivitas didalamnya. Anggaran operasional merupakan kuantifikasi
rencana-rencana yang salah satunya berhubungan dengan kegiatan tenaga kerja. Dimana tenaga
kerja pendukung proses pemasaran, produksi dan keuangan yang dipakai untuk membuat tujuan
bagi pendapatan, biaya, aktiva, kewajiban, dan kegiatan usaha lainnya.
Pada setiap perusahaan tentu ada tenaga kerja untuk melakukan semua aktifitas
produksinya. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan
selalu ada dalam perusahaan, meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin.
Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun
mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis, dan untuk itu perusahaan
mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk keperluan buruh atau sebagai balas jasa yang diterima
tenaga kerja. Untuk membiayai tenaga kerja dan untuk mengefisienkan waktu dan biaya
perusahaan maka sudah seharusnya perusahaan menghitung biaya tenaga kerja agar tidak dalam
proses produksinya optimal.
Biaya ini harus sudah dihitung sebelum perusahaan melakukan aktifitas produksinya dan
biaya seperti ini sering disebut dengan Anggaran Tenaga Kerja Perusahaan. Perhitungan
anggaran biaya perusahaan ini sangat bermanfaat sekali bagi perusahaan karena untuk
mengoptimalisasikan dari segi biaya yang dikeluarkan perusahaan juga akan berdampak pada
segi harga jual ke pasaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan pada makalah
ini adalah:
1. Apa yang dimaksud Dengan Anggaran Opersional ?
2. Bagaimana Penyusunan Anggaran Operasional ?
3. Bagaimana Perencanaan Tenaga Kerja ?
4. Apa Jenis-jenis Tenaga Kerja ?
5. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja ?
6. Bagaimana Persiapan-persiapan dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja ?
7. Bagaimana Perencanaan dan Pengawasan dari Anggaran Tenaga Kerja ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian anggaran operasional.
2. Mengetahi sistematika penyusunan anggaran operasional.
3. Mengetahui Perencanaan Tenaga Kerja.
4. Mengetahui Jenis-jenis Tenaga Kerja.
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran tenaga kerja.
6. Mengetahui perhitungan Persiapan-persiapan dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja.
7. Mengetahui Perencanaan dan Pengawasan dari Anggaran Tenaga Kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Anggaran Operasional


Anggaran parsial adalah anggaran yang terdiri dari satu jenis atau kelompok kegiatan
tertentu saja, misalnya anggara penjualan saja, anggaran biaya pemasaran saja, anggaran biaya
administrasi saja, dan sebagainya. Sedangkan anggaran komprehensif adalah keseluruhan
anggaran yang terdiri dari gabungan anggaran-anggaran parsial didalam suatu periode waktu
tertentu. Pada dasarnya anggaran komprehensif merupakan gabungan dari anggaran pendapatan,
anggaran biaya dan anggaran laba serta anggaran keuangan. Anggaran komprehensif
menggambarkan keseluruhan rencana yang ingin dicapai perusahaan didalam kurun waktu
tertentu.
Salah satu bagian yang penting dan berpengaruh terhadap anggaran komprehensif yang
akan disusun perusahaan adalah anggaran operasional. Karena anggaran operasional merupakan
fase awal dari keseluruhan anggaran yang akan disusun suatu perusahaan.
Anggaran operasional mencakup semua aktivitas utama perusahaan didalam proses
menghasilkan produk dan penjualan produk yang menjadi sumber utama pendapatan perusahaan.
Anggaran operasional mencakup :
1. Anggaran penjualan
2. Anggaran produksi
3. Anggaran pembelian bahan
4. Anggaran biaya tenaga kerja
5. Anggaran biaya overhad
6. Anggaran biaya pemasan
7. Anggaran biaya admistrasi dan umum
8. Anggaran laba

Anggaran operasional merupakan bentuk sederhana dari anggaran komprehensif. Anggaran


operasional merupakan miniatur dari anggaran komprehensif. Karena anggaran operasional
mencakup seluruh aktivitas utama perusahaan didalam suatu periode tertentu. Dan diantara satu
anggaran parsial dengan anggaran parsial lainnya memiliki keterkaitan.
Karena anggaran harus disusun secara sistematis, agar pihak pembaca anggaran lebih
mudah mengerti dan agar terlihat hubungan antara satu bagian anggaran dengan bagian anggaran
yang lain, maka di dalam menyusun anggaran harus mengikuti serangkaian langkah yang harus
dilewati secara bertahap agar lebih mudah dan jelas.

2. Penyusunan anggaran operasional


Berdasarkan data penjualan tahun-tahun sebelumnya dan mempertimbangkan berbagai
factor eksternal yang relevan, seperti tingkat inflasi, daya beli masyarakat, perubahan selera
konsumen dan sebagainya, perusahaan membuat ramalan penjualan. Ramalan penjualan tersebut
berupa serangkaian prediksi penjualan di masa mendatang dan pangsa pasar yang dapat diambil
oleh perusahaan dengan mempertimbangkan factor-faktor internal dan eksternal. Berdasarkan
ramalan penjualan tersebut, peruhaan menyusun anggaran berupa volume penjualan yang ingin
dicapai perusahaan di dalam suatu kurun waktu tertentu untuk setiap jenis produk yang
dihasilkan, untuk setiap wilayah pemasaran, untuk setiap kelompok konsumen dan untuk setiap
wiraniaga yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan anggaran penjualan tersebut, perusahaan dapat menyusun anggaran produksi
di dalam suatu periode tertentu. Anggaran produksi tersebut berupa volume barang yang harus
dihasilkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan jumlah barang yang
akan dihasilkan di dalam suatu periode tertentu, di samping mengacu pada volume penjualan,
perusahaan harus memperhatikan jumlah persediaan barang pada awal dan akhir periode
tersebut.
Dari anggaran produksi, perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku yang
dibutuhkan untuk periode tersebut. Jika jumlah bahan baku yang dibutuhkan di dalam suatu
periode tersebut dikaitkan dengan jumlah persediaan bahan baku pada awal dan akhir periode
akuntansi, maka dapat disusun anggaran pembelian bahan baku. Berdasarkan anggaran produksi
tersebut, dapat disusun anggaran biaya tenaga kerja dan anggaran biaya overhead pabrik.
Walaupun tidak terlalu terkait secara langsung, anggaran biaya operasi/komersial biasanya
disusun setelah anggaran penjualan dan produksi disusun. Anggaran biaya pemasaran biasanya
disusun berdasarkan volume produk yang akan dijual. Karena untuk menentukan besarnya biaya
promosi, biaya angkut penjualan dan sebagainya, sangat dipengaruhi oleh besarnya volume
penjualan yang dicapai. Sedangkan biaya admistrasi dan umum, tidak terkait secara langsung
dengan besarnya volume penjualan atau produksi. Hanya biasanya, semakin besar volume
produksi dan volume penjualan akan cenderung mengakibatkan semakin besar pula volume
pekerjaan dan biaya admistratif dan umum.
Berdasarkan gabungan dari kesuluruhan anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran
biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead dan anggaran biaya
komersial tersebut dapat dihasilkan anggaran laba. Penyusunan dan pencapaian laba ini
merupakan tujuan utama dari didirikannya suatu perusahaan.
Tahap akhir dari penyusunan anggaran adalah dengan disusunya anggaran keuangan, yaitu
target pencapaian kekayaan perusahaan beserta sumber-sumbernya pada suatu periode tertentu.
Anggaran investasi disusun perusahaan berdasarkan rencana perusahaan dalam jangka panjang.
Anggaran investasi disusun mencakup rencana investasi perusahaan di dalam periode mendatang
beserta sumber pembiayaan.
Dari gabungan anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya operasi dan
anggaran investasi, dapat disusun anggaran kas, yang merupakan rencana penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu.
Dan pada tahap akhir dapat disusun anggaran neraca yang merupakan taksiran kondisi
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu berdasarkan gabungan dari berbagai macam
anggaran yang telah disusun sebelumnya.

3. Perencanaan tenaga kerja


Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikenakan untuk keperluan buruh. Buruh atau
tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan selalu ada dalam perusahaan,
meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam
perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun mesin-mesin zaman
sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis. Tenaga kerja yang bekerja di pabrik
dikelompokkan menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik
yang secara langsung terlibat dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi
atau pada barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung pengertiannya terbatas
pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan
biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik.
Anggaran tenaga kerja, seperti halnya anggaran bahan mentah hanya merencanakan unsur
tenaga kerja langsung. Dan seperti halnya anggaran produksi yang telah disusun sebelumnya.
Perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yang luas sekali, sehingga perlu diperhitungkan secara
matang oleh pimpinan perusahaan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah :
1. Kebutuhan tenaga kerja
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja
yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai keterampilan khusus umumnya mudah dicari di Indonesia saat ini. Tetapi untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus, seperti tanaga teknis dan
manajerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan
menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa
perusahaan besar bahkan mendapatkannya dengan melalui kaderisasi, umpamanya dengan
penawaran beasiswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul
pada saat tenaga itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap.
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara. Selain diadakan ujian tertulis
dan lisan, juga diadakan psychotest untuk mengetahui secara lebih pasti siapa yang paling cocok
untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja bukan untuk mencari orang-
orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi
untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal harganya juga ada
kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari pekerjaan merupakan suatu aktiva bagi
perusahaan.
Latihan (training) biasanya diberikan kepada para tenaga kerja baru. Latihan ini dapat
diberikan oleh pihak perusahaan sendiri dan dapat pula diberikan oleh lembaga khusus yang
memberikannya secara bersama-sama dengan para tenaga kerja baru dari perusahaan lain.
Latihan dapat dilakukan ditempat khusus (di kelas) tetapi dapat pula dilakukan di tempat bekerja.
Latihan yang dilakukan di tempat bekerja dan smabil bekerja dikatakan sebagai on the job
training.
Sesudah selesai masa latihan, maka tenaga kerja siap untuk di tempatkan. Potensi masing-
masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu adanya evaluasi
dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka.
Semua aspek diatas tidak hanya berlaku pada satu timgkatan saja, tetapi pada semua
tingkat jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan
komponen yang cukup besar bagi harga pokok barang yang dihasilkan. Kesalahan para pimpinan
dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan,
sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.

4. Jenis-Jenis Tenaga Kerja


Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan harga produk, maka biasanya
tenaga kerja dibedakan menjadi:
 Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung pengertiannya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara
langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada
barang yang dihasilkan. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung pengertiannya terbatas pada
tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan biayanya
dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Tenaga kerja langsung memiliki sifat :
a) Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.
b) Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.
c) Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam
penentuan harga pokok).
Yang dikategorikan sebagai tenaga kerja langsung antara lain adalah para buruh pabrik
yang ikut serta dalam kegiatan proses produksi dari bahan mentah sampai berbentuk barang jadi.
 Tenaga kerja tidak langsung
Sedangkan tenaga kerja tidak langsung mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang
semi variabel. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tapi tidak
secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi.
c. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu dalam
pabrik, tetapi dapat di luar pabrik.
Apabila tenaga kerja jenis ini bekerja dalam lingkungan pabrik maka biaya yang
dikeluarkan untuk mereka dikelompokkan dalam penganggaran biaya pabrik
Dalam penyusunan anggaran tenaga kerja terdapat manfaat dan rencana sebagai berikut :
1. Penggunaan tenaga kerja secara efisien.
2. Pengeluaran\biaya tenaga kerja dapat diatur lebih efisien.
3. Harga pokok barang dapat dihitung dengan tepat.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja adalah :
1. Kebutuhan tenaga kerja
2. Pencarian dan penarikan tenaga kerja
3. Latihan bagi tenaga kerja baru
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi pera tenaga kerja
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
6. Pengawasan tenaga kerja
Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja
yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Tenaga kerja yang tidak
mempunyai keterampilan khusus pada umumnya mudah dicari di Indonesia saat ini. Tetapi untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidang khusus seperti tenaga teknis dan
managerial harus diperoleh secara khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan
menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap. Beberapa
perusahaan besar bahkan mendapatkannya melalui kaderisasi, umpamanya dengan penawaran
beasiswa yang mengikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul pada saat
tenaga kerja itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga kerja itu siap.
Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara. Selain diadakan ujian tertulis
dan lisan juga diadakan psychotest untuk mengetahui secara lebih pasti siapa yang paling cocok
untuk bidang pekerjaan yang tersedia. Tujuan seleksi tenaga kerja bukan untk mencari orang-
orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi
untuk berkembang. Tenaga kerja yang sudah berpengalaman selain mahal harganya juga ada
kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Tenaga kerja yang memperoleh pengalaman dari pekerjaan merupakan suatu aktiva bagi
perusahaan.
Latihan(training) biasanya diberikan pada para tenaga kerja yang baru. Latihan ini dapat
diberikan oleh perusahaan sendiri dan dapat pula diberikan oleh lembaga khusus yang
memberikannya secara bersama-sama dengan para tenaga kerja baru diperusahaan lain. Latihan
dapat dilakukan ditempat khusus tetapi dapat pula dilakukan di tempat bekerja. Latihan yang
dilakukan ditempat bekerja sambil bekerja dikatakan sebagai on the job training.
Sesudah selesai masa latihan, maka tenaga kerja siapa untuk ditempatkan. Potensi masing-
masing tenaga kerja dan jabatan yang tersedia bermacam-macam sehingga perlu adanya evaluasi
dan spesifikasi pekerjaan bagi mereka.
Semua aspek diatas tidak hanya berlaku bagi satu tingkatan saja, tetapi pada semua
tingkatan jabatan dalam perusahaan. Sehingga jelaslah bahwa biaya tenaga kerja merupakan
komponen yang cukup besar bagi harga pokok barang yang dihasilkan. Kesalahan para pimpinan
dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan,
sehingga berpengaruh pula terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.

6. Persiapan-persiapan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja


Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan
utama yang digunakanuntuk menghitungnya. Kerapkali ditemui dalam praktek yakni satuan
hitung atas dasar jam buruh langsung (direct labor hour) dan biaya buruh langsung (direct labor
cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat manning table.
Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibuthkan.
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.
Manning table disusun sebagai hasil kerjanya langsung masing-masing kepala bagian.
Perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu
yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam
buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau masing-masing bagian
tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya
dengan analisa gerak dan waktu.
Analisa gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka
proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan terhadap
waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi.
Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standar yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tetentu, yang dinyatakan dengan DLH.
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat
perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang
bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat upah rata-rata per orang per jam buruh
langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja
langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.

7. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan dari Anggaran Tenaga Kerja


Penyusunan secara baik dari anggaran tenaga kerja dapat mendatangkan beberapa manfaat
bagi perusahaan, seperti :
1. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien karena rencana yang matang.
2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien.
3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.
4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi
perusahaan. Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik
terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar yang
telah ditentukan. Pengawasan terhadap para buruh, (di pabrik) dapat diserahkan pada seorang
mandor pengawas atau suvervisor. Seorang suvervisor bertugas mengawasi dan melaporkan apa
yang dilakukan oleh para buruh yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang suvervisor perlu
membuat laporan yang bersifat harian atau bulanan. Pada laporan yang bersifat harian, apa yang
terjadi pada hari itu dibandingkan dengan rencana untuk hari itu.
 Anggaran biaya tenaga kerja langsung
Anggaran ini merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja. Secara terperinci pada
anggaran ini harus dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
1. Jumlah barang yang diprodusir, yang dilihat dari anggaran produksi.
2. Jam buruh langsung (DLH) yang di perlukan untuk mengerjakan 1 unit barang.
3. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
4. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
5. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).
 Anggaran jam buruh langsung
Anggaran ini merupakanbagian lain dari anggaran tenaga kerja. Secara terperinci pada
anggaran ini harus di cantumkan hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
2. Bagian-bagian yang turut dalam proses produksi.
3. Jumlah DLH yang diperlukan untuk tiap jenis barang.
4. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).
Dalam pembuatan anggaran tenaga kerja, perlu diestimasi standar waktu dan tingkat upah
per jam untuk masing-masing kegiatan/bagian dengan sebaik-baiknya, karena anggaran tenaga
kerja bukanlah hanya merupakan ikhtisar, akan tetapi hasilnya adalah untuk dijadikan rencana
operasional dan alat pengawasan terhadap efisiensi kerja daripada tenaga kerja.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran
kuantatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan penggunaan sumber-
sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun.
Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan
utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu.
Anggaran operasional yang mempunyai unsur aktivitas tenaga kerja sehingga mempunyai
hubungan terhadap perhitungan untuk anggaran biaya tenaga kerja yang dilakukan oleh
perusahaan agar penggunaan tenaga kerja lebih efisien karena rencana yang matang,
pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien, harga pokok
barang dapat dihitung secara tepat, dan dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Emil, M. Salim Nugraha, SE, ME, 2017, Penganggaran Perusahaan untuk kalangan sendiri,
Buntok, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dahani Dahanai Buntok.
Adisaputro, Drs. Gunawan, M.B.A dan Asri, Drs. Marwan, M.B.A, 2003, Anggaran
Perusahaan, Yogyakarta, BPFE-YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai