Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan Proyeksi Usaha


Rencana bisnis adalah suatu dokumen tertulis yang menggambarkan secara
sistematis suatu usaha yang diusulkan mengenai yang berisi rincian kegiatan operasi
dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran serta keterampilan dan
kemampuan manajer. 
Rencana bisnis biasanya digunakan oleh wirausaha yang sedang mencari calon
investor atau penanam modal untuk menyampaikan visi mereka kepada calon investor
atau penanam modal. Rencana bisnis adalah pernyataan formal atas tujuan berdirinya
sebuah bisnis, serta alasan mengapa pendirinya yakin bahwa tujuan tersebut dapat
dicapai, serta strategi atau rencana-rencana apa yang akan dijalankan untuk mencapai
tujuan tersebut. Rencana bisnis juga dapat mengandung informasi tentang latar
belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab memenuhi tujuan itu

Rencana bisnis akan sangat bermanfaat untuk banyak hal berikut beberapa alasan
mengapa rencana bisnis merupakan alat yang penting :

1. Rencana bisnis akan menjabarkan dan fokus pada tujuan usaha karena memakai
informasi dan analisis yang tepat
2. Kita dapat menggunakan rencana bisnis sebagai alat penjualan dalam suatu urusan
penting pada usaha kita yang meliputi urusan dengan kreditor,investor dan bank
3. Rencana bisnis dapat menjabarkan kelemahan yang mungkin terjadi pada suatu
proses perencanaan usaha.
Perencanaan usaha adalah sejumlah tindakan atau langkah-langkah dalam
menjalankan bisnis. Manfaat utamanya adalah membangun perencanaan bisnis
yang matang sehingga meminimalisir potensi kebangkrutan dan kerugian besar.
Komponen - komponen perencanaan usaha diantaranya :
1. Deskripsi usaha
Deskripsi usaha adalah salah satu elemen terpenting dari rencana bisnis Anda.
Fungsinya adalah memperkenalkan tujuan dan peluang atau potensi bisnis Anda
kepada calon investor, mitra, atau pihak pendukung lainnya.
Memberikan penjelasan kepada pihak terkait tentang usaha yang dijalankan,
deskripsi bisnis membuka peluang untuk pengembangan usaha yang lebih besar.
Ini karena deskripsi usaha memberikan stakeholder informasi mengenai ide usaha
yang akan dilakukan. 
2. Analisis competitor
Analisis kompetitor membantu membandingkan bisnis dengan bisnis pesaing.
Informasi tentang pesaing dari analisis kompetitor berguna untuk meningkatkan
usaha Anda sendiri.
Tujuan dari analisis kompetitor adalah memahami kekuatan dan kelemahan
pesaing dibandingkan usaha sendiri. Dengan begitu, berpeluang menemukan celah
di pasar. Analisis kompetitor penting karena akan membantu mengenali
bagaimana cara meningkatkan strategi usaha.
3. Perencanaan dan pengembangan produk
Perencanaan dan pengembangan produk bertujuan untuk menyelaraskan berbagai
faktor bisnis dan operasional. Komponen perencanaan usaha satu ini membantu
lebih fokus dalam mengenali produk, baik dari segi fungsi hingga kelebihannya.
Dengan begitu pun bisa lebih mudah mempromosikannya kepada calon
pelanggan. 
Pastikan mengutamakan kebutuhan pelanggan, menentukan masalah yang
mungkin dihadapi pelanggan, mendiskusikan solusi potensial dengan tim,
membuat prototipe produk, dan menguji solusi. Lakukan kolaborasi dengan tim
kecil agar dapat membuat perencanaan dan pengembangan produk yang efektif.
4. Strategi pemasaran
Komponen perencanaan usaha satu ini mencakup strategi untuk mengubah calon
pelanggan menjadi pelanggan produk atau layanan bisnis Anda. Dalam
menyusun strategi pemasaran, ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan, mulai
dari nilai perusahaan, pesan utama brand Anda, hingga data demografi pelanggan.
Contoh strategi pemasaran adalah email marketing yang berfungsi meningkatkan
penjualan dan engagement pelanggan.
5. Rencana manajemen dan operasional
Rencana manajemen dan operasional menjelaskan bagaimana usaha beroperasi
secara berkelanjutan. Komponen perencanaan usaha ini mencakup hal-hal yang
penting untuk operasional usaha, seperti penggunaan bahan baku, tenaga kerja,
fasilitas, peralatan untuk proses produksi, dan proses bisnis.
Contohnya, perusahaan manufaktur yang ingin membuat rencana operasional akan
menguraikan strategi untuk setiap produk yang diproduksi atau untuk setiap
pabrik yang dioperasikan. Di sisi lain, manajemen operasional menguraikan
proses merekrut anggota staf baru.
Rencana manajemen dan operasional yang jelas membantu lebih lancar dalam
menjalankan usaha. Khususnya dalam memilih SDM yang berkualitas, butuh
tenaga kerja yang dapat membantu efisiensi aktivitas produksi agar kegiatan usaha
jadi lebih maksimal.
6. Proyeksi keuangan
Dengan menghitung biaya yang harus dikeluarkan saat memulai usaha, sehingga
bisa memperhitungkan laba dan rugi. Pastikan agar biaya memulai bisnis tidak
lebih besar dari keuntungan bisnis yang mungkin diperoleh. Tujuan utamanya
adalah memperhitungkan kondisi bisnis di masa depan sesuai rencana bisnis
awal. 
7. Evaluasi
Saat mengevaluasi perencanaan usaha, penting untuk melihat tren industri dan
memastikan bahwa memanfaatkan tren terkini yang berdampak positif terhadap
bisnis. Contohnya, dulu pasar didominasi oleh ponsel biasa. Beberapa tahun
kemudian, ponsel pintar mengambil alih. Perubahan di pasar komunikasi ini
adalah contoh tren industri.
B. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya adalah perkiraan bujet belanja yang dibuat
berdasarkan pendapatan dan pengeluaran. rencana bujet sebagai estimasi pendapatan
dan pengeluaran selama periode tertentu di masa depan dan biasanya disusun serta
dievaluasi secara berkala. Rancangan bujet ini dapat dibuat oleh individu, badan
usaha, pemerintahan, atau entitas apapun yang pada dasarnya memiliki penghasilan
dan pengeluaran.
Dalam konteks bisnis, rencana anggaran biaya usaha adalah perkiraan atau
estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan
usahanya dalam periode tertentu. Rencana ini dibuat berdasarkan perkiraan
pendapatan perusahaan selama periode tersebut dan realisasi biaya serta pendapatan di
periode sebelumnya.
Rencana anggaran biaya usaha atau yang sering juga disebut sebagai rencana
bujet bisnis, umumnya mencakup rencana anggaran dari berbagai fungsi perusahaan,
mulai dari marketing, pengadaan, sales, human resources, dan seterusnya. Manfaat
membuat RAB untuk bisnis di antaranya:
1. Mengontrol dan mengelola keuangan bisnis
2. Memastikan perusahaan mampu membiayai kebutuhan saat ini
3. Menganalisa pengeluaran bisnis
4. Memastikan kesiapan dana untuk kebutuhan usaha di masa depan
5. Acuan dalam membuat keputusan finansial dan rencana bisnis
6. Membantu perusahaan mengalokasikan anggaran dengan lebih efisien
7. Memonitor performa perusahaan

RAB usaha diperlukan tak hanya ketika seseorang akan memulai suatu bisnis,
tapi juga saat bisnis sudah berjalan - biasanya saat memasuki periode akuntansi
baru. RAB juga perlu dievaluasi tiap akhir periode untuk mengetahui efektivitas
kinerja bisnis dan merencanakan anggaran bisnis dengan lebih baik. cara membuat
rencana anggaran biaya usaha

1. Evaluasi pendapatan usaha

Hal pertama yang perlu dilakukan saat akan membuat RAB adalah
mengevaluasi pendapatan usaha di periode-periode sebelumnya. Tidak
hanya melihat angka dari pendapatan, Anda juga perlu melacak sumber
dari pendapatan tersebut. Semakin lengkap data yang Anda miliki, akan
semakin baik pula perencanaan anggaran usaha nanti.

Usahakan untuk melihat data pendapatan usaha selama 12 bulan ke


belakang agar data lebih komprehensif. Dari data historis tersebut, cek
berapa rata-rata pendapatan yang diperoleh perusahaan tiap bulan dan dari
mana saja datangnya. 

Lihat fluktuasi pendapatan yang terjadi tiap bulan. Apakah ada bulan-
bulan tertentu di mana pendapatan lebih tipis dibanding biasanya? Atau
bulan apa saja yang biasanya memberikan potensi pendapatan paling
besar? Dengan mengetahui hal-hal ini, Anda bisa menyesuaikan anggaran
dengan lebih baik untuk memastikan tidak terjadi defisit di bulan-bulan
tertentu. 
Jika akan membuat RAB untuk memulai bisnis, maka komponen
pendapatan ini bisa diganti dengan modal usaha. Berapa modal yang
dimiliki untuk memulai usaha tersebut akan menjadi landasan dalam
menentukan anggaran belanja ke depan.

2. Hitung biaya tetap 

Cara membuat anggaran biaya usaha selanjutnya adalah menghitung biaya


tetap, yakni biaya rutin yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjamin
kegiatan operasional berjalan lancar. Contoh dari biaya tetap, di antaranya:

a. Sewa kantor atau usaha


b. Pembayaran utang atau cicilan usaha
c. Gaji karyawan
d. Pajak
e. Depresiasi aset
f. Tagihan rutin, seperti listrik, air, Internet, dst.

3. Hitung biaya variabel 


Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya kerap berubah-ubah,
tergantung penggunaanya. Yang termasuk ke dalam biaya variabel usaha,
misalnya:
a. Biaya perbaikan perlengkapan kantor
b. Biaya langganan SaaS
c. Biaya marketing
d. Perawatan mobil operasional
e. Biaya produksi

4. Alokasikan dana darurat


Cara membuat rencana anggaran biaya usaha yang satu ini sama dengan
pembuatan rencana bujet personal. Dalam kehidupan sehari-hari, perlu
melakukan budgeting untuk memastikan gaji kita cukup untuk memenuhi
semua kebutuhan bulanan. Salah satu pos yang perlu kita sisihkan adalah
dana darurat. 
5. Cek histori laba-rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang penting bagi suatu
bisnis, baik itu UKM maupun bisnis skala besar. Dari laporan ini,
perusahaan dapat mengetahui apakah bisnisnya memberikan keuntungan
atau justru berujung rugi. Tentunya tiap pemilik bisnis berharap untuk bisa
selalu cuan, tapi terkadang ada situasi dan kondisi tertentu yang
mengakibatkan kerugian. Dan ini adalah hal yang wajar dalam bisnis.
6. Menyusun RAB usaha 
Rinci anggaran untuk setiap bulan dengan memperhitungkan semua
komponen di atas. Dimulai dari menentukan proyeksi pendapatan tiap
bulan, dan menguranginya dengan biaya tetap. Setelah itu tentukan biaya
variabel dan alokasi dana darurat dengan mengacu kepada histori
pendapatan dan laba-rugi dari periode-periode sebelumnya. Catat semua
biaya-biaya ini secara terperinci, termasuk tujuan penggunaan dana dan
waktunya penggunaannya.
C. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah sebuah format catatan informasi keuangan suatu
perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu yang dapat digunakan untuk
menggambarkan situasi kinerja usaha atau perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. (Munawir 1995)
Laporan keuangan adalah format informasi yang dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan
manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan ini akan memberikan informasi
mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan
mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan (Hanafi 2003)
Suatu format laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas keuangan
tersebut. (Ridwan Inge (2003))
Di dalamnya berisi pencatatan transaksi baik itu transaksi pembelian,
penjualan, maupun transaksi bisnis lainnya yang bernilai ekonomi dan moneter.
Laporan bisnis perusahaan ini biasanya akan dibuat dalam periode tertentu saja,
apakah dibuat setiap sebulan sekali, setiap satu tahun sekali, atau setiap periode
tertentu tergantung dari kebijakan perusahaan.
Biasanya perusahaan membuatnya ketika periode akuntansi perusahaan
mereka memasuki akhir. Laporan akuntansi ini bisa dibuat secara manual. semua
transaksi dicatat dengan akurat sehingga jenis laporan keuangan memiliki
perhitungan yang tepat. Karena keuntungan, kerugian, bahkan pembayaran pajak
perusahaan tergantung isi laporan keuangan tersebut
Tujuan juga fungsi dari keberadaan laporan keuangan dalam akuntansi ini
sendiri yaitu untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan usaha atau perusahaan
secara keseluruhan dalam periode tertentu. Hasilnya bisa digunakan untuk evaluasi
ataupun melakukan pencegahan jika ternyata kondisi keuangan perusahaan sedang
bermasalah atau memerlukan suatu tindakan.
Selain tujuan tersebut, adapun fungsi lain dari laporan keuangan adalah:
1. Untuk evaluasi kondisi perkembangan bisnis dan usaha
Dengan menggunakan data informasi keuangan perusahaan pada peridode
tertentu, akan terlihat kondisi perusahaan sebenarnya. Misalnya, dalam
laporan laba rugi, akan terlihat apakah kondisi perusahaan sedang untung
atau rugi.
2. Untuk menilai kondisi bisnis, apakah perlu modal tambahan
Sebagai contoh, dengan mengetahui kondisi usaha atau bisnis dari bentuk
format laporan keuangan dalam akuntansi, bisa diputuskan apakah akan
diberi tambahan modal untuk ekspansi bisnis atau perusahaan memerlukan
modal tambahan untuk menutupi kerugian yang terjadi.

Terdapat 5 jenis atau format laporan keuangan akuntansi sederhana yang biasa
digunakan oleh berbagai tipe usaha, yaitu adalah: 

1. Laporan Laba Rugi


laporan laba rugi ( income statement atau profit and loss statement   ) merupakan
jenis laporan keuangan yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui
posisi laba dan rugi perusahaan sehingga dapat menilai kinerja keuangan.
Biasanya laporan laba rugi ini berisi informasi seputar pendapatan, beban,
laporan harga pokok produksi, beban pajak, laba atau rugi perusahaan.
Ada dua cara yang digunakan untuk menyusun laporan laba rugi perusahaan,
yang pertama adalah single step atau yang juga dikenal dengan cara bertahap dan
juga multiple step atau cara langsung.

a. Single step
Pada format ini semua pendapatan dan keuntungan yang didapat ditempatkan
di bagian awal laporan keuangan laba rugi kemudian dikurangi dengan
seluruh beban atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selisih antara
total pendapatan dan total beban inilah yang menunjukan laba-rugi
perusahaan pada periode tersebut
Persamaan yang digunakan adalah
Penghasilan Bersih = ( Pendapatan + Keuntungan ) – ( Beban +
Kerugian )
b. Multiple step
Bentuk laba rugi multiple step lebih kompleks. Untuk membuat laporan laba
rugi multiple step, pertama harus memisahkan transaksi operasional dan non-
operasional. Selanjutnya harus membandingkan biaya dan beban dengan
pendapatan yang berkaitan. Setelah itu baru dapat menghitung laba
operasionalnya.
Laporan laba rugi multiple step menggunakan beberapa rumus
akuntansi untuk mengetahui nilai akhir pada laba bersih seperti:
Laba kotor = Penjualan bersih – Harga pokok penjuala
Pendapatan operasional = Laba kotor – Biaya operasional
Penghasilan bersih – Penghasilan operasi + Item non operasonal

2. Laporan Perubahan Modal


Pengertian laporan perubahan modal atau ekuitas merupakan jenis laporan
keuangan yang menggambarkan perubahan baik berupa peningkatan atau
penurunan aktiva bersih sebuah usaha selama satu periode akuntansi.
Pada format laporan ini berisi tentang besarnya perubahan modal keuangan yang
terjadi sehingga Anda dapat memiliki gambaran terhadap perencanaan
perusahaan kedepan. Misalnya, jika pada periode berjalan perusahaan mengalami
kerugian maka modal akan berkurang. Sebaliknya jika perusahaan mengalami
keuntungan, modal akan bertambah.
Komponen yang diperlukan untuk membuat jenis format laporan keuangan
perubahan modal adalah: 

a. Modal yang dimiliki perusahaan di awal periode berjalan


b. Pengambilan dana pribadi oleh pemilik bisnis, serta jumlah laba dan rugi
bersih dalam periode tersebut.

Beberapa data yang diperlukan untuk membuat laporan ini adalah modal
awal, prive atau pengambilan dana pada periode tersebut dan total laba atau rugi bersih
yang diperoleh.
3. Laporan Neraca

neraca atau balance sheet merupakan salah satu jenis laporan keuangan


sederhana yang terdiri dari beberapa informasi yang menunjukkan posisi dan
informasi keuangan sebuah usaha atau perusahaan. Dalam laporan neraca,
terdapat informasi tentang aset, kewajiban dan modal perusahaan secara lengkap
dan rinci. Dengan kata lain, elemen dalam laporan neraca hanya tiga akun
tersebut yang telah disebutkan.

Laporan neraca sangat penting bagi perusahaan agar bisa merencanakan


proyek kedepan.
Untuk menyusun format laporan keuangan neraca perusahaan, terdapat beberapa
komponen neraca yang perlu disiapkan yaitu jumlah aktiva baik berupa harta atau aset,
kewajiban berupa hutang, dan ekuitas atau modal perusahaan. Dalam neraca juga
terdapat 3 unsur yaitu aset, liabilitas ( liability ), dan ekuitas. Untuk membuat neraca,
dapat menggunakan pedoman persamaan dasar akuntansi yaitu:

Aset = Kewajiban + Modal

Aset untuk sisi aktiva lancar sementara kewajiban dan modal untuk sisi pasiva. Ingat,
antara sisi aktiva dan pasiva harus seimbang.
4. Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan akuntansi yang keempat yakni laporan arus kas
atau cash flow statement, yaitu format laporan yang memberikan informasi
tentang aliran kas yang masuk dan keluar pada sebuah usaha. Selain itu, laporan
arus kas juga berfungsi sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode
yang akan datang.

Sumber laporan arus kas ada bermacam-macam, misalnya dari hasil kegiatan
operasional perusahaan, kas perusahaan, hingga pendanaan atau pinjaman yang
didapat oleh perusahaan.

Dalam format yang standar, laporan keuangan arus kas sederhana terdiri dari 3
aktivitas utama yaitu adalah:

a. Aktivitas Operasi (Operating Activities)

Merupakan arus kas yang terdiri dari kegiatan operasional usaha atau perusahaan.
Dengan kata lain, aktivitas ini dapat diperoleh dengan memasukkan nilai dari
pengaruh kas/bank pada transaksi yang dilibatkan dalam penentuan keuntungan
dengan menghitung laba bersih. Contohnya seperti, penjualan barang dan jasa
dari pelanggan, pembelian persediaan, dan lainnya.

b. Aktivitas Investasi (Investing Activities)


Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari
penjualan atau pun pembelian aktiva tetap.
c. Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Seperti namanya, aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal dari
penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, dapat
memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari
kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Pengertian Catatan atas laporan keuangan ( CALK ) merupakan salah satu jenis
laporan keuangan suatu entitas perusahaan atau usaha. Biasanya perusahaan yang
membuat catatan atas laporan keuangan adalah perusahaan-perusahaan dengan
skala besar atau perusahaan yang sudah go public.

Tujuan pembuatan laporan terkait informasi keuangan di perusahaan ini adalah


untuk memberikan penjelasan yang rinci. Terutama tentang hal-hal yang ada pada
jenis laporan bisnis lainnya seperti yang telah disebutkan, sehingga letaknya
biasanya ada pada bagian paling belakang.

Anda mungkin juga menyukai