Anda di halaman 1dari 75

MANAJEMEN STRATEGI & KEPEMIMPINAN

PERENCANAAN BISNIS DAN STRATEGI FUNGSIONAL

Dosen Pengampu :
YENEY WIDYA PRIHATININGTIAS, SE., Ak., MSA., DBA

Disusun Oleh :
WAFI D. ALI 200020113111010
RAYHAN ALMAS 200020113111004

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
A. Perencanaan Bisnis
Pengertian perencanaan bisnis atau business plan adalah pernyataan tertulis yang
dapat menggambarkan bisnis, produk atau layanan anda di masa depan. Rencana
bisnis ini biasanya dibuat oleh pebisnis pada proses awal bisnis di mulai. Atau juga
dapat dibuat ketika bisnis sudah berjalan yang bertujuan untuk mengubah arah
strategi. Pengertian perencanaan bisnis juga dapat di definisikan sebagai dokumen
yang merangkum tujuan operasional dan keuangan bisnis. Rencana bisnis ini biasanya
berisi tentang rencana detail dan anggaran yang menunjukan bagaimana tujuan bisnis
dapat di wujudkan.

Biasanya sebagian perusahaan membuat rencana bisnis mencakup tiga sampai lima
tahun. Perencanaan bisnis ini merupakan langkah pertama yang penting bagi bisnis
dan juga peta sukses bagi siapapun yang ini memulai bisnis. Dengan adanya penulisan
rencana bisnis juga dapa membantu pengusaha untuk menganalisa kelemahan konsep,
kesalahan persepsi pasar, dan juga hal-hal spesifik lainnya yang dapat menyebabkan
tujuan bisnis tidak tercapai.

a. Manfaat Perencanaan bisnis

Manfaat perencanaan bisnis adalah memberikan informasi yang dibutuhkan


sebanyak mungkin kepada pemilik bisnis atau pimpinan perusahaan untuk
mencapai tujuan. Rencana bisnis dapat di bagi menjadi tiga bagian utama
yaitu:

i. Konsep bisnis

Pada bagian ini terdiri dari struktur bisnis, produk atau servis, dan
perencanaan yang membuat bisnis menjadi sukses.

ii. Bagian pasar

Bagian ini menggambarkan dan menganalisa tentang pelanggan


potensial, yang dilakukan adalah menganalisa siapa, dimana dan juga
apa saja yang membuat pelanggan menjadi membeli. Hal penting lain
yang juga harus dilakukan adalah menggambarkan kompetitor serta
bagaimana cara untuk mengalahkannya.

iii. Bagian keuangan


Pada bagian ini berisi tentang laporan pendapatan dan arus kas, neraca
dan rasio keuangan lainnya. Bagian rencana bisnis ini biasanya
memerlukan bantuan akuntan atau juga perangkat lunak spreadsheet
yang baik. Rencana bisnis ini dapat membantu pemiliki bisnis
diantaranya mencari:

 Jumlah pendanaan yang dibutukan untuk memulai bisnis

 Fasilitas atau peralatan yang diperlukan untuk menjalankan


bisnis

 Menentukan lokasi atau tempat usaha yang tepat

 Menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan

 Memahami kompetisi yang ada

 Mengetahui keunggulan perusahaan dengan kompetitor


sehingga dapat memanfaatkannya.

Dengan perencanaan bisnis yang tepat dan teliti serta dapat


menginformasikan semua hal yang harus dilakukan, maka hal ini dapat
membantu perkembangan bisnis.

b. Komponen perencanaan bisnis

Apa saja komponen yang termasuk dalam rencana bisnis? Apapun


penggunaannya, komponen rencana standar meliputi:

i. Ringkasan bisnis plan

ii. Deskripsi bisnis

iii. Deskripsi produk atau layanan

iv. Pernyataan misi

v. Kepemimpinan

vi. Analisis Pasar

vii. Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, kekuatan)

viii. Rencana pemasaran


ix. Proyeksi keuangan

x. Analisis arus kas

xi. Staffing

xii. Operasi

c. Jenis business plan

Rencana bisnis dapat dibagi menjadi empat jenis yang berbeda. Ada rencana
yang pendek atau miniplan, rencana kerja, rencana persentasi, dan rencana
elektronik. Semua jenis rencana kerja ini membutuhkan jumlah kerja yang
berbeda dan tidak selalu dengan hasil yang berbeda. Hal ini berarti bahwa
rencana yang rumit tidak menjadi menjamin berhasil di bandingkan dengan
rencana yang sederhana.

i. Miniplan

Sebuah miniplan dapt terdiri dari satu hingga 10 halaman dan harus
terkadung perhatian tentang hal penting seperti konsep bisnis,
kebutuhan biaya, rencana pemasaran serta laporan keuangan. Cara ini
merupakan cara yang bagus untuk menguji konsept bisnis dengan
cepta dan mengukur minat mitra atau investor. Miniplan juga dapat
berfungsi sebagai pondasi utama untuk menyusun rencana jangka
panjang nantinya.

ii. Rencana kerja

Rencana kerja merupakan alat yang dipergunakan untuk menjalankan


bisnis. Oleh sebab itu rencana ini harus panjang dan detail namun
minim presentasi. Dengan rencana kerja maka hal ini dapat
meningkatkan keterbukaan dan informalitas yang lebih tinggi. Suatu
rencana kerja yang ketat yang ditujuakan untuk ruang internal mungkin
dapat menghilangkan beberapa komponen penting yang ditujukan
untuk sesorang diluar perusahaan.

iii. Rencana presentasi


Jika ingin membuat rencana bisnis dengan tekanan yang rendah pada
impresi dan dapat menarik perhatian pada tampilannya. Maka rencana
presentasi sangat cocok untuk dilakukan. Rencana ini cocok untuk
ditujukan pada Investor, Bankir atau pihak lain diluar perusahaan.
Hampir seluruh informasi dalam rencana presentasi akan sama dengan
rencana kerja walaupun di susun berbeda. Rencana presentasi ini
biasanya tidak digunakan sebagai pegingat tapi hanya digunakan
sebagai pengantar saja.

iv. Rencana elektronik

Hampir seluruh rencana bisnis di buat di komputer atau sejenisnya


kemudian dicetak atau di sajikan dalam bentuk hard copy. Namun saat
ini tidak menutup kemungkinan seluruh informasi bisnis tersebut dapat
dikirim secara elektronik. Rencana elektronik ini dapat bermanfaat
untuk presentasi kepada banyak orang melalui proyektor.

Ketika memulai usaha maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menemukan rencana bisnis yang tepat. Rencana bisnis memiliki tujuan seperti
menghasilkan keuntungan atau mengumpulkan uang. Rencana bisnis setiap usaha
tidaklah sama tergantung pada bisnis dan tujuannya. Terkadang dibutuhkan rencana
yang berbeda dengan pebisnis lainnya. Pentingnya rencana bisnis diantaranya adalah
perencanaan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap keseluruhan jalannya dan
perkembangan usaha.

B. Penerapan Strategi

Implementasi strategi adalah tahapan manajemen strategis yang terdiri dari


kemampuan manajerial, administratif, dan persuasif dalam sebuah tindakan. Di
dalamnya terdapat proses dimana rencana strategis dan kebijakan dituangkan ke
dalam tindakan seperti pengembangan program, anggaran, dan prosedur.

Berarti, implementasi strategi bisnis adalah proses yang menempatkan rencana


strategis ke dalam tindakan-tindakan yang bertujuan untuk memperkuat bisnis Anda.
Dalam implementasi strategi bisnis terdapat rencana strategis yang berupa dokumen
tertulis yang berisikan langkah-langkah dan proses rinci untuk mencapai tujuan
perusahaan. Di dalamnya juga termasuk feedback dan report yang berguna sebagai
bahan evaluasi bahwa rencana tersebut telah berjalan dan mencapai target. Dalam
melakukan proses implementasi strategi bisnis, pembuat strategi wajib
memperhatikan aspek berikut:

 Siapa orang yang akan melaksanakan perencanaan strategis? Apakah


kompetensinya memadai atau tidak?

 Apa yang harus dilakukan untuk mensosialisasikan petunjuk operasi baru


yang diharapkan perusahaan?

 Bagaimana cara agar setiap orang mau melakukan apa yang diinginkan
untuk mencapai tujuan perusahaan?

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka perusahaan akan memetik manfaat dari
implementasi strategi bisnis, di antaranya:

 Visi dan misi strategi perusahaan menjadi lebih terarah dan konkret.

 Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dengan cepat dan tepat


diidentifikasi.

 Perencanaan dalam penyusunan anggaran perusahaan menjadi lebih jelas


dan efisien.

a. Langkah-Langkah untuk Implementasi Strategi Bisnis Perusahaan

Setelah memiliki tujuan strategis, perusahaan harus melakukan langkah-


langkah detail yang mencakup beberapa hal berikut ini:

i. Perusahaan harus membuat rumusan strategi yang berorientasi pada


pengembangan bisnis di masa depan. Rumusan strategi harus
beriringan dengan visi yang sudah ditetapkan pada saat mendirikan
perusahaan.

ii. Perusahaan harus mengutamakan kepuasan pelanggan. Kepuasan


pelanggan menjadi salah satu prioritas signifikan dalam merumuskan
rencana strategis. Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan dari menjaga pelanggan lama yang loyal dan mendapatkan
pelanggan baru.

iii. Perusahaan harus memikirkan bagaimana rencana untuk menghadapi


persaingan dengan kompetitor. Siapkan pula rencana untuk
mengantisipasi persaingan jangka pendek, menengah, dan panjang
apabila bidang usaha yang digeluti cukup populer.

iv. Perusahaan harus mengantisipasi perubahan kondisi pasar. Kondisi


pasar mampu mempengaruhi kinerja dan prestasi perusahaan. Hal-hal
yang mungkin muncul di dalam pasar adalah adanya persaingan baru,
inflasi, hingga kejadian-kejadian tak terduga seperti bencana alam atau
kelalaian manusia. Rumusan strategi harus mengakomodir ide agar
dapat membantu perusahaan tetap bekerja optimal dan bertahan dalam
kondisi-kondisi tersebut.

v. Perusahaan harus mengelola setiap bagian fungsional dan


mengembangkan kapabilitas bisnisnya. Perusahaan memiliki
komponen fungsional yang bermacam-macam. Terdapat berbagai
divisi seperti administrasi, keuangan, pemasaran, teknis, hingga SDM.
Semua bagian ini mempunyai peran yang berbeda satu sama lain
namun dapat menunjang kesuksesan perusahaan apabila semua bagian
bersinergi dengan baik. Kompetensi yang berbeda-beda di masing-
masing bagian juga harus dikembangkan oleh perusahaan agar
perusahaannya semakin kuat dan mampu menjalankan implementasi
strategi bisnis yang baik.

b. Cara Mengimplementasikan Strategi Bisnis yang Efektif

Saat selesai merumuskan rencana strategis, tugas selanjutnya adalah


mengimplementasikan ke dalam langkah konkret. Implementasi strategis ini
harus dilakukan sebuah perusahaan karena dengan menerapkannya, maka
perusahaan akan mampu menentukan perkiraan alokasi biaya dari awal hingga
akhir termasuk evaluasi dan komunikasi rencana strategis, pengembangan
struktur implementasi, pengembangan kebijakan dan program dukungan
implementasi, penganggaran dan alokasi sumber daya, serta melaksanakan
fungsi dan kegiatan. Berikut adalah cara mengimplementasikan strategi bisnis
yang efektif:

i. Analisis lingkungan eksternal dan internal

Analisis lingkungan eksternal seperti analisis pasar, komunitas,


kompetitor, supplier, kebijakan pemerintah baik makro maupun
mikro serta mengidentifikasi arah trend dalam bidang teknologi,
sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan.
Sedangkan analisis lingkungan internal meliputi kemampuan SDM,
suasana lingkungan kerja, aset penunjang, dan modal lainnya.

ii. Lakukan analisis SWOT dan STP

Identifikasi Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),


Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). Setelah itu lakukan
analisis STP yang meliputi: segmenting, yaitu segmentasi pasar
yang membagi-bagi target konsumen berdasarkan kriteria tertentu;
targeting, yaitu menentukan konsumen mana yang menjadi target
utama; positioning, yaitu menentukan promosi dan metode
penjualan yang tepat.

iii. Formulasikan strategi

Perhatikan visi, misi jangka pendek, menengah, dan panjang.

iv. Implementasikan strategi

Implementasikan strategi dalam kegiatan korporasi, bisnis, dan


fungsional.

v. Monitor dan evaluasi

Awasi seluruh aktivitas perusahaan apakah telah berjalan sesuai


rencana strategis dalam kurun waktu tertentu agar jika terdapat
penyimpangan dapat segera diperbaiki.

c. Tips Implementasi Strategi Bisnis

i. Membuat business plan tentang rencana jangka panjang yang ingin


dicapai perusahaan.
ii. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) keuangan dan
operasional sedetail mungkin.

iii. Budgeting: menyusun perencanaan anggaran pendapatan dan


beban untuk masa yang akan datang.

iv. Merumuskan program job description yang jelas dan terarah.

d. Rumusan strategi bisnis perusahaan secara umum

Sebelum menjalankan bisnis, ada baiknya jika mengetahui apa tujuan bisnis
tersebut didirikan. Dengan demikian, bisa merumuskan segala strategi yang
lebih terperinci supaya tujuan tersebut bisa tercapai sesuai harapan. Rumusan
strategi bisnis perusahaan ini harus meliputi beberapa hal, di antaranya:

i. Cara menumbuhkan bisnis

Sebelum membuat suatu strategi bisnis, pastikan dulu strategi tersebut


berorientasi pada pengembangan bisnis di masa mendatang supaya visi
yang telah dirumuskan oleh perusahaan tercapai. Dengan begitu,
perusahaan bisa lebih fokus dan terarah pada tujuan itu sendiri.

ii. Memuaskan pelanggan

Penting untuk diketahui, bahwa kepuasan pelanggan adalah prioritas


terbesar dalam perumusan rencana strategis yang mampu membantu
perusahaan kamu untuk terus maju dan berkembang. Tujuan dari
kepuasan pelanggan ini adalah demi menjaga derasnya arus
keuntungan perusahaan dengan mempertahankan para pelanggan loyal.
Peningkatan arus keuntungan ini juga bisa dilakukan dengan menarik
pelanggan baru.

iii. Bagaimana bersaing dengan kompetitor

Pada dasarnya, strategi manajemen bisnis harus meliputi rencana yang


bisa digunakan untuk menghadapi persaingan dengan para kompetitor,
termasuk di antaranya mengantisipasi persaingan di masa yang akan
datang apabila bidang usaha tersebut ternyata cukup populer. Melalui
strategi bisnis yang tepat, maka kemampuan perusahaan dalam
menghadapi ketatnya persaingan pasar pun bisa dilakukan dengan
baik.

iv. Merespon perubahan kondisi pasar

Secara umum, kondisi pasar dan seluruh tren yang berkembang di luar
sana menjadi faktor eksternal yang bisa memengaruhi performa
perusahaan kamu. Kondisi semacam ini bisa berupa munculnya inflasi,
persaingan baru, ataupun kejadian tak terduga seperti misalnya,
bencana alam. Intinya, segala bentuk strategi yang dirumuskan harus
mampu membantu perusahaan supaya bisa tetap bekerja secara
maksimal dan bertahan di dalam kondisi pasar apapun.

v. Mengelola setiap bagian fungsional bisnis

Setiap perusahaan, tak terkecuali perusahaan kamu pasti memiliki


bagian fungsional tersendiri. Misalnya, bagian SDM, pemasaran,
keuangan, dan lain sebagainya. Nah, setiap bagian ini sudah pasti
memiliki peran masing-masing, tapi tetap saling menunjang
kesuksesan perusahaan yang menaunginya. Oleh sebab itu, dibutuhkan
rencana pengelolaan yang baik supaya semua bagian ini bisa bersinergi
dengan sempurna.

vi. Mengembangkan kapabilitas yang dibutuhkan

Bisa dikatakan, setiap perusahaan merupakan organisasi besar yang


setiap bagiannya memiliki kompetensi berbeda-beda. Dengan
demikian, perusahaan yang baik harus memiliki rencana jangka
panjang guna mengembangkan kapabilitas setiap bagiannya supaya
organisasi tersebut mampu menjalankan sistem manajemen strategis
dengan baik dan kokoh.

e. Berbagai masalah yang sering muncul dalam implementasi strategi bisnis

Seringkali, proses implementasi strategi bisnis yang tidak didefinisikan


dengan baik justru menciptakan ketidakpastian dan kebingungan. Bahkan, tak
jarang pula membuatnya sulit untuk mengimplementasikan strategi dengan
sukses. Ada kalanya pula permasalahan semacam ini muncul karena strategi
yang lemah ataupun visi yang kurang jelas.

Permasalahan seperti ini juga kerap muncul karena kurangnya komunikasi,


sumber daya, dan tindak lanjut dari bagian manajemen perusahaan. Saat ada
perubahan strategi baru yang dinilai radikal, masalah tersebut akan muncul ke
permukaan karena perusahaan tidak bisa melatih karyawan dengan baik.
Padahal, inisiatif strategis baru tidak akan pernah berhasil tanpa adanya
pelatihan yang tepat untuk karyawan.

f. Manfaat monitoring dan evaluasi dalam implementasi strategi bisnis

Dalam implementasi strategi bisnis sangat diperlukan adanya kerja sama yang
baik dari seluruh pihak terkait, seperti sistem yang berjalan baik dan situasi
yang mendukung berjalannya pelaksanaan manajemen strategis.

Bukan hanya itu saja, monitoring pun sangat dibutuhkan untuk memastikan
supaya semua hal tersebut berjalan sesuai rencana. Apabila terjadi
penyimpangan ataupun perubahan situasi yang membahayakan pelaksanaan
seluruh rencana, maka bisa ditangani dengan secepatnya.

Implementasi strategi bisnis yang berjalan baik juga bisa jadi acuan untuk
mempertahankan kinerja bagi tahap perencanaan strategis selanjutnya.
Sementara implementasi yang tidak berjalan lancar bisa jadi bahan evaluasi
sekaligus diskusi. Hal ini bertujuan untuk menganalisis masalah yang jadi
pemicunya sebelum menerapkan solusi terbaik pada perencanaan strategis di
tahap berikutnya.

Dalam perencanaannya, implementasi semacam ini mengandung hierarki


strategi untuk membantu menerapkan fokus perencanaan dan implementasi
yang tepat di tiap bagian perusahaan.

g. Penerapan analisis dan strategi bisnis perusahaan


Supaya lebih jelas, kita ambil contoh usaha katering makanan pendamping
ASI yang bisa dipasarkan atau dijual secara online. Namun pertama-tama, kita
analisis dulu menggunakan metode SWOT.

 Strength

Sebagian besar ibu-ibu masa kini mulai memperhatikan gizi anak-


anaknya yang telah menginjak usia 6 bulan. Berdasarkan saran dari
Kementerian Kesehatan dan WHO, MPASI untuk anak-anak berusia 6
bulan ini harus dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapat,
bernutrisi, dan sesuai dengan menu keluarga. Nah, tren ini menjadikan
para ibu menghindari bubur bayi instan dan memiliki membuat MPASI
sendiri di rumah.

Namun sayangnya, tidak semua ibu mampu memasak MPASI sendiri


setiap hari, terutama bagi para ibu yang bekerja di luar rumah. Oleh
sebab itu, bisnis ini hadir sebagai solusi penyediaan MPASI buatan
rumah yang tak hanya sehat tapi juga bergizi untuk anak.

Para ibu cukup memilih atau meminta menu tertentu, lalu memesannya
melalui online. Bahkan, mereka juga bisa berlangganan sesuai
kebutuhan, misalnya untuk satu minggu ataupun satu bulan.

 Weakness

Bayi dan anak-anak kerap tidak bisa ditebak ataupun dipastikan selera
makannya. Bisa jadi, hari ini mereka mau makan menu katering, tapi
besoknya sudah berubah selera lain. Hal inilah yang membuat para ibu
berpikir dua kali untuk berlangganan layanan katering

Bukan hanya itu, proses pengantarannya pun bisa jadi kendala. Sebab,
usaha kecil seperti ini biasanya mengandalkan pengantaran oleh ojek
online. Pastinya, sejumlah pesanan pun lebih rentan mengalami
keterlambatan karena tidak dikirim serentak oleh kurir perusahaan
secara langsung.

 Opportunity
Bisnis MPASI online ini bakal terus berkembang selama masih banyak
para ibu yang peduli akan gizi anak-anaknya, tapi terkendala waktu
dan juga tenaga. Para pengusaha bisa bekerja sama untuk melakukan
promosi di beberapa instansi atau perkantoran, bahkan di fasilitas
kesehatan seperti Puskesmas dan posyandu.

 Thread

Setiap produsen makanan bayi instan juga pasti terus berinovasi untuk
menghasilkan produk yang diklaim bergizi sekaligus berkualitas. Pada
dasarnya, makanan bayi yang dibuat secara instan telah diberi
tambahan berbagai zat gizi yang belum tentu bisa dipenuhi oleh
makanan rumahan dalam setiap harinya. Selain itu, makanan instan
juga tergolong praktis dengan harga relatif terjangkau.

Setelah keseluruhan aspek bisnis tersebut dianalisis menggunakan metode


SWOT, maka berikutnya adalah penerapan strategi bisnis STP.

 Segmenting

Strategi satu ini merupakan segmentasi pasar yang membagi target


konsumen berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, perilaku dan juga
demografi.

Melalui bisnis MPASI online seperti ini bisa ditentukan, bahwa


segmen terbesarnya adalah para orangtua, terutama ibu yang memiliki
anak dengan rentang usia 6-24 bulan. Bukan hanya itu saja, konsumen
potensial lain adalah tempat penitipan anak, PAUD-TK, hingga
pelancong.

 Targeting

Setelah potensi pasar ditentukan melalui tahapan segmenting, maka


selanjutnya adalah menentukan konsumen mana yang jadi target
utamanya. Dalam bisnis satu ini, seorang ibu bekerja bisa jadi sasaran
utama. Sebab, mereka adalah target yang paling membutuhkan jasa
katering makanan anak di tengah kesibukannya sehari-hari. Sementara
sekolah ataupun tempat penitipan anak biasanya sudah memiliki tenaga
pribadi untuk mengatur makanan para siswa.

 Positioning

Setelah target utama ditentukan, maka berikutnya adalah menentukan


strategi pemasaran dan metode penjualan yang tepat sasaran. Salah
satu cara paling efektif untuk mempromosikan produk MPASI
rumahan secara online bagi para ibu yang sibuk bekerja di luar rumah
adalah melalui media sosial.

Jangan lupa untuk merencanakan pelayanan lain sebagai nilai tambah


yang pastinya semakin menguntungkan konsumen. Contohnya,
konsumen bisa memilih menu tertentu untuk menghindari reaksi alergi
anak. Sementara pilihan lainnya adalah layanan MPASI yang diantar
setiap hari langsung ke rumah konsumen.

Seiring dengan berkembangnya usaha, diperlukan implementasi strategi bisnis yang


efektif. Implementasi strategi bisnis yang efektif bertujuan agar perusahaan semakin
kuat dan mampu menghadapi persaingan dan keadaan tak menentu lainnya.

Dalam implementasi strategi bisnis diperlukan analisis akan aspek-aspek penting yang
meliputi aspek eksternal seperti trend dan aspek internal seperti kinerja karyawan.
Perusahaan juga membutuhkan karyawan dengan kemampuan memadai untuk
mengimplementasikan strategi bisnis.

C. Rencana Pemasaran

Sebenarnya apa rencana pemasaran itu? Rencana pemasaran merupakan ide awal
dalam suatu bisnis. Ini merupakan suatu bentuk umum dari sebuah keterkaitan proses
tata kelola dengan arah tujuan untuk mengembangkan strategi bisnis dalam
memperoleh pencapaian yang maksimal.

Dalam menerapkan suatu strategi pemasaran, tentunya sistem kelolaannya diambil


secara sistematis. Artinya, dalam setiap ketuk palu yang dilakukan, hal itu telah
mendapat persetujuan dari seluruh elemen yang terlibat didalamnya. Baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Bagi perusahaan dengan sistem perencanaan pemasaran yang tepat sasaran maka akan
mendapat hasil yang maksimal. Tentu saja, keuntungan yang didapatkan akan lebih
maksimal, efektif, serta efisien. Banyak hal yang menjadi kategori marketing plan.
Yang pertama adalah strategi dalam pengumpulan informasi.

Pengumpulan informasi sangat penting, karena merupakan tonggak awal dalam rantai
utama menciptakan strategi yang tepat sasaran. Yang kedua adalah pendistribusian
informasi, dalam langkah ini, informasi sangatlah penting untuk didistribusikan.
Mengingat persaingan yang ketat tentu saja informasi menjadi suatu hal yang riskan.
Karena itu harus memiliki strategi yang memadai dan benar-benar efektif.

Yang ketiga merupakan strategi promosi, dalam dunia bisnis, strategi yang tepat akan
membawakan hasil yang maksimal. Dengan memaksimalkan strategi awal, suatu
perusahaan akan lebih mudah dan cepat dalam menambah keuntungan bisnis yang
dikelolanya. Artinya, tonggak awal merupakan pengumpulan strategi yang tepat
sehingga tidak memerlukan perubahan di kemudian harinya.

Lalu yang terakhir adalah koordinasi marketing. Seluruh sistem pasti memerlukan
koordinasi untuk berkembang. Ini artinya, dalam melaksanakan rencana pemasaran,
juga dibutuhkan kelolaan koordinasi yang tepat guna. Sehingga, dalam kelolaannya
akan lebih maksimal dan tidak terjadi miss komunikasi.

a. Menyusun Rencana Pemasaran

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana


pemasaran. Karena ada komponen-komponen penting yang wajib masuk
didalamnya. Dalam marketing plan, fokus utamanya tidak hanya pada self
development, namun juga harus mencakup data lawan perusahaan atau bisa
disebut pesaing, produk apa yang diinginkan konsumen, dan mengenai
kelebihan serta kelemahan pesaing yang bisa dimanfaatkan.

Dalam suatu rencana pemasaran, ini berperan sebagai suatu alat yang dapat
membantu perusahaan mencapai tujuan. Sebuah organisasi atau bisnis yang
ingin sukses dalam pasar membutuhkan marketing plan untuk
menyebarluaskan jangkauan ke dalam target pemasaran. Sehingga tahu
tentang target pasar yang akan dibidik. Nah untuk itu ada beberapa langkah
dalam menyusun marketing plan.
i. Lakukan Analisis Situasi

Utamanya adalah melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT berperan


penting dalam proses pemetaan sebuah peluang permasalahan
perusahaan. Sehingga suatu perusahaan dapat mengetahui permasalah
yang akan muncul di pasar, serta membuat perkiraan tentang
kematangan sebuah perusahaan dalam proses pencapaian pemasaran.

ii. Tujuan Serta Sasaran Harus Terbentuk

Setelah analisis SWOT terbentuk, maka selanjutnya membentuk


sebuah tujuan marketing dan membidik target pemasaran. Permisalan
yang bisa diambil adalah perusahaan tahu mengenai informasi siapa
serta kemana produk harus dipasarkan.

Setelah tahu kemana arah tujuannya, maka langkah selanjutnya adalah


menyusun strategi guna mencapai target yang telah ditentukan.
Penyusunan sebuah strategi sangatlah penting karena memiliki peran
sebagai penimbang. Penimbang yang dimaksud adalah sebagai alat
untuk meminimalisir anggaran yang dikeluarkan serta usaha yang
diperlukan dalam berpromosi. Jika hal tersebut dicanangkan maka
tentu saja, hasilnya akan lebih maksimal.

iii. Penyusunan Strategi dan Program Berkelanjutan

Setelah tujuan dan target telah dibentuk, maka langkah akhir yang
harus dilakukan adalah membuat sebuah strategi dan program. Strategi
sendiri merupakan daya kemampuan sebuah organisasi dalam
menciptakan sebuah tindakan berjangka waktu panjang. Setelah semua
terlaksana, yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah program
berkelanjutan, sehingga tidak akan diam ditempat.

b. Tujuan Rencana Pemasaran

Kelolaan organisasi banyak sekali yang membuat rencana pemasaran namun


pada akhirnya tidak menggunakannya. Namun faktanya, marketing plan
menjadi sebuah kompas dalam mencapai sebuah tujuan bisnis. Sehingga dapat
disimpulkan bahwasanya marketing plan haruslah menjadi sebuah rujukan
yang hasilnya dapat dinilai secara berkelanjutan. Beberapa tujuan marketing
plan adalah:

i. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai arah


perubahan pasar serat kompetitor yang ada

ii. Sebagai kail untuk berafiliasi dengan banyak kelolaan organisasi lainya

iii. Menjadi sarana dalam menyesuaikan diri dalam lingkup bisnis modern

iv. Memaksimalkan benefit dengan effort yang sederhana namun dapat


terlaksana secara efektif dan efisien

c. Manfaat Rencana Pemasaran

Ada banyak manfaat yang akan diperoleh sebuah organisasi bisnis jika
menerapkan rencana pemasaran yang baik. Karena hal ini menjadi sesuatu
yang sangatlah penting dalam memajukan sebuah organisasi bisnis. Jadi perlu
diperhatikan bahwasannya, marketing memiliki kesetaraan dengan produk
atau layanan yang disajikan.

Tentu saja, karena tanpa adanya sebuah marketing promotion klien ataupun
konsumen tidak akan mengenalnya. Nah, jika tidak mengetahui informasi
detail mengenai suatu organisasi perusahaan tentunya manajemen akan
organisasi tersebut akan kesulitan dalam mendapatkan keuntungan yang
maksimal. Dampak terburuk dari situasi tersebut tentu saja keuntungan akan
tidak dapat tercapai sama sekali.

Lalu apa saja manfaat dari rencana pemasaran itu sendiri ? Nah ada beberapa
poin penting manfaat sebuah marketing plan.

Yang pertama tentu saja memberikan arah pemasaran yang lebih berkualitas.
Hal yang penting diperhatikan dalam tahap ini adalah memastikan sumber
daya organisasi yang tersedia untuk membuat perencanaan berjalan lancar.

Yang kedua, buatlah rencana tersebut menjadi sebuah pedoman utama dalam
menentukan arah kemana sebuah perusahaan akan berkembang dan berperan
sebagai pembatas sebuah perusahaan untuk menghindari risiko dan membantu
perkembangan sebuah perusahaan.
 Manfaat Marketing Plan Bagi Sebuah Bisnis

Yang paling utama adalah bahwa marketing plan dapat membentuk


karakteristik seorang manajer untuk memiliki sebuah pemikiran yang
lebih sistematis. Selain beberapa manfaat pokok tersebut ada beberapa
keuntungan lainnya bagi sebuah bisnis.

i. Dapat memberikan titik terang tentang siapa dan apa yang akan
menjadi target sebuah perusahaan dalam membidik targetnya.
Dengan begitu, akan jauh lebih mudah untuk memilih siapa
yang akan menjadi konsumen suatu perusahaan.

ii. Menjadi talking massage, artinya marketing plan ini nantinya


akan menjadi sebuah produk dengan tujuan yang jelas. Dimana
dalam pelaksanaannya, suatu produk yang dibuat oleh suatu
perusahaan dapat dengan mudah diterima pasar karena
memiliki tujuan yang jelas.

iii. Di era modern ini tentunya pemasaran bisa lewat mana saja.
Baik media sosial, maupun media cetak, dan lainnya. Nah
manfaat dari marketing plan sendiri adalah sebagai alat untuk
menentukan tindakan bagaimana suatu produk akan dipasarkan,
sehingga sudah jelas dimana dan melalui apa produk akan
dipasarkan.

Setelah membaca penjelasan diatas tentunya dapat ditarik kesimpulan bahwa rencana
pemasaran adalah bentuk konkrit dari sebuah planning. Planning tersebut mencakup
tentang bagaimana serta apa tindakan riil dari sebuah perusahaan dalam mencapai
target mereka guna mendapatkan keuntungan yang maksimal. Tentu saja, dalam
pencapaian tersebut efektivitas adalah kunci utamanya.

D. Perbaikan atas Strategi Pemasaran Produk


Tidak ada strategi pemasaran yang sempurna meskipun strategi pemasaran tersebut
dibuat oleh orang yang sangat pintar dalam bidang pemasaran. Setiap perusahaan
akan membuat strategi pemasarannya masing-masing sesuai kebutuhan perusahaan
tersebut. Jadi meskipun perusahaan bergerak dalam satu jenis usaha tetap saja strategi
pemasarannya mungkin berbeda. Maka janganlah malu untuk mengakui jika strategi
pemasaran yang dibuat gagal. Karena ada banyak sekali faktor yang dapat
mempengaruhi suatu strategi pemasaran menjadi gagal.

Strategi pemasaran yang gagal artinya strategi pemasaran tidak berjalan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat dan diharapkan. Sehingga tidak dapat melihat hasil yang
diprediksikan sebelumnya. Namun, tidak perlu bersedih terlalu lama jika strategi
pemasaran mengalami kegagalan. Justru adanya kegagalan tersebut merupakan
cambuk agar lebih bersemangat lagi. Oleh karena itu, saat strategi pemasaran gagal
maka harus mengoreksi atau memperbaikinya. Sehingga untuk masa yang akan
datang akan menjadi lebih baik lagi. Berikut ini adalah cara mengoreksi strategi
pemasaran yang gagal:

a. Berikan sesuatu yang unik

Dalam dunia pemasaran, persaingan sangat ketat. Terlebih pada pemasaran


konten dan pemasaran yang menggunakan social media, persaingan di sana
sangat kompetitif. Ada banyak ribuan produk, perusahaan pesaing yang juga
melakukan pemasaran sehingga untuk mendapatkan calon konsumen mereka
akan berlomba-lomba membuat konten yang menarik perhatian calon
konsumen.

Jika perusahaan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh pesaing
atau kompetitor maka dipastikan strategi pemasaran akan gagal. Perusahaan
tidak dapat meniru desain, latar, kalimat persuasif dari kompetitor. Berikan
sesuatu yang unik, yang berbeda dan menjadi ciri khas usaha bisnis
perusahaan. Sehingga semua orang dapat membedakan antara perusahaan dan
kompetitor.

b. Interaktif
Interaktif ini maksudnya ciptakan hubungan interaksi antara penjual dan
pembeli atau calon pembeli. Biasanya calon pembeli juga memiliki beberapa
pertanyaan sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk. Maka
perusahaan dapat membuat kolom atau ruang diskusi sehingga menciptakan
hubungan atau interaksi antara pembeli dan penjual. Selain itu dengan adanya
interaksi, sebagai penjual perusahaan dapat bertanya kepada calon konsumen
mengenai produk atau layanan apa yang diinginkan. Setelah mengetahuinya,
selanjutnya perusahaan dapat jadikan acuan untuk mengaplikasikannya di
periode berikutnya. Adanya ruang diskusi macam hal tersebut, juga akan
membuat konsumen atau pembeli merasa diperhatikan dan dihargai.

c. Membuat Target Baru

Salah satu sebab gagalnya pemasaran yakni mengenai sasaran atau target yang
salah. Coba lakukan evaluasi target audience dari strategi pemasaran yang
sebelumnya. Sesuaikan target audience dengan jenis usaha atau produk
perusahaan. Jika produk perusahaan ditunjukkan untuk masyarakat kelas atas
maka gencarkan promosi untuk kaum kelas menengah ke atas. Namun,
sebaliknya jika produk perusahaan merupakan produk umum maka targetkan
calon pembeli seumum mungkin sehingga nantinya perusahaan akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk melakukan penentuan target,
perusahaan juga dapat melakukan penelitian mengenai informasi demografi
dari target yang ingin dijangkau.

d. Buat Strategi Baru

Jika sudah tidak ada cara atau alternatif strategi pemasaran yang berhasil,
perusahaan dapat membuat strategi pemasaran yang baru. Strategi pemasaran
yang baru ini bisa merupakan strategi yang benar-benar baru atau perusahaan
membuat strategi baru dengan mengoreksi dan memperbaiki strategi lama
kemudian memodifikasinya sehingga strategi tersebut lebih baik dari strategi
sebelumnya.

Pasar memiliki kondisi yang sulit untuk ditebak. Sehingga strategi pemasaran yang
dibuat oleh perusahaan – perusahaan pun akan ada yang mengalami keberhasilan dan
kegagalan. Padahal strategi pemasaran dapat meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Pasar memiliki ketidakpastian dan faktor-faktor yang kadang tidak dapat
dijangkau. Untuk itu, menerapkan atau membuat strategi pemasaran saja tidak cukup
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan juga harus mengelola keuangan
perusahaan dengan baik.

E. Segmentasi, Target, dan Penentuan Posisi

Dalam pemasaran produk, terdapat tiga komponen utama yang harus dijalankan
sebagai rangkaian dari strategi promosi perusahaan. Tiga komponen tersebut adalah
segmenting targeting positioning (STP). Berikut penjelasannya:

a. Segmenting

Segmenting atau yang sering dikenal dengan segmentasi pasar merupakan


tindakan mengklasifikasikan pasar ke dalam kelompok-kelompok dengan
berbagai kategori. Sehingga kondisi tersebut memungkinkan kebutuhan
produk yang berbeda atau kombinasi pemasaran yang terpisah.

Singkatnya, segmentasi merupakan proses membagi pasar menjadi bagian-


bagian yang lebih kecil berdasarkan dari karakteristik yang memiliki nilai.
Melalui segmentasi pasar, aktivitas pemasaran bisa dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan memperoleh hasil yang maksimal dalam memberikan
kepuasan untuk konsumen.

Dalam segmentasi pasar, terdapat beberapa variabel yang harus diperhatikan


seperti aspek demografis, psikografis maupun behavior atau perilaku
konsumen. Pada aspek demografis misalnya, perusahaan membagi pasar ke
dalam kelompok-kelompok seperti umur, jenis kelamin, pendapatan,
pendidikan, ras, dan lain sebagainya. Kemudian dari aspek psikografis,
perusahaan akan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda
berdasarkan kelas sosial seperti kepribadian, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Terakhir adalah aspek perilaku, perusahaan akan membagi konsumen ke


dalam segmen-segmen sesuai dengan kategori dalam tingkah laku konsumen,
perasaan, cara mereka menggunakan produk atau kondisi pemakaian, serta
loyalitas terhadap brand. Upaya yang dapat perusahaan lakukan untuk
menentukan segmen ini adalah dengan membagi pasar ke dalam kategori user
dan non user atas produk perusahaan.

b. Targeting

Komponen kedua adalah targeting atau menetapkan target pasar yang ingin
perusahaan sasar. Targeting merupakan tindakan menilai ketertarikan dan
minat dari beragam segmen pasar, kemudian menentukan segmen pasar mana
yang akan perusahaan jadikan sebagai target pasar. Target pasar dipahami
sebagai kelompok yang dipilih oleh suatu bisnis untuk dijadikan sebagai calon
pelanggan dengan melakukan penargetan dan segmentasi.

Terdapat empat strategi yang bisa perusahaan pilih dalam melakukan targeting
di antaranya undifferentiated targeting strategy, differentiated targeting
strategy, concentrated targeting strategy, dan custom targeting strategy.
Berikut penjelasannya:

i. Undifferentiated targeting strategy menjelaskan bahwa strategi ini


ditujukan untuk pasar besar dengan kebutuhan yang serupa. Maka dari
itu, di dalamnya hanya akan ada satu jenis pemasaran yang diterapkan
untuk melayani semua jenis pasar. Perusahaan hanya mendapat
peluang untuk mengoptimalkan produksi, distribusi dan periklanan
massa untuk mendapatkan citra terbaik dari konsumen secara
mayoritas.

ii. Differentiated targeting strategy menjelaskan bahwa perusahaan


memproduksi berbagai produk dengan masing-masing ciri yang
berbeda. Setiap konsumen tentu saja menginginkan variasi produk
yang beragam, sehingga perusahaan harus berupaya menawarkan
beberapa jenis produk sesuai permintaan pasar.

iii. Concentrated targeting strategy, perusahaan hanya berfokus


menawarkan jenis produk tertentu dalam satu segmen yang dinilai
paling berpeluang pasar.

iv. Custom targeting strategy ditujukan pada pendekatan konsumen yang


bersifat individual.
Tidak hanya dapat dipilih, melainkan perusahaan juga dapat mengombinasikan
keempatnya untuk mengembangkan bisnis. Sehingga, targeting menjadi bagian
penting dari strategi segmenting, targeting, dan positioning.

c. Positioning

Yang terakhir adalah positioning atau penempatan produk yang merupakan


upaya untuk menempatkan posisi produk dalam menghadapi persaingan.
Pengembangan strategi pemasaran ini bertujuan untuk mempengaruhi tentang
bagaimana suatu segmen pasar tertentu menilai produk maupun jasa ketika
dibandingkan dalam kompetisi pasar. Sementara, dalam menentukan posisi
pasar perusahaan harus menunjukkan bahwa produk bisa dibedakan dari
kompetitornya.

F. Riset Pemasaran

Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset


pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah,
perumusan tujuan, pengumpulan data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil
riset pemasaran yang diperoleh. Riset pasar dilakukan sebagai upaya memberi
masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen
akan mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa yang
masih sesuai dilakukan untuk merebut peluang.

Riset pemasaran adalah bentuk kegiatan berupa perumusan masalah, pengumpulan


data, analisis, dan pelaporan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam
menentukan strategi pemasaran.

Menurut American Marketing Association, riset pemasaran merupakan fungsi yang


dapat menghubungkan antara konsumen dan publik dengan pemasar melalui adanya
informasi dalam mengidentifikasi peluang maupun masalah pemasaran. Dari sini akan
dilakukan penyempurnaan hingga evaluasi upaya pemasaran agar kinerja pemasaran
bisa dipantau serta aneka masalah yang muncul dapat diatasi.

a. Jenis-jenis Riset Pemasaran


Jenis riset pemasaran terdiri dari dua macam yaitu, riset primer dan riset
sekunder. Riset primer adalah riset yang datanya berasal dari responden
langsung atau objek riset. contoh riset primer: riset jumlah orang yang
menyukai smartphone A, riset daya beli konsumen.

Sedangkan riset sekunder adalah riset ketika data sudah diolah dan sedang
berlangsung. riset ini bertujuan sebagai evaluasi dan juga kontrol terhadap
kegiatan pemasaran yang sedang berlangsung. contoh riset sekunder: jumlah
orang yang membeli barang, jumlah orang yang berkunjung ke website
perusahaan.

b. Obyek Riset

Apapun risetnya, pasti memiliki objek riset. Sebuah subjek riset tergantung
dengan objek yang akan diteliti. Setiap riset memiliki objek riset yang
berbeda-beda. Sedangkan dalam riset pemasaran, obyek riset berupa;

i. Harga, obyek ini berguna untuk mengukur daya beli konsumen,


berapakah harga yang dapat menjadi peluang barang/jasa dibeli dan
digunakan.

ii. Produk, obyek riset produk dapat meliputi, kegunaan produk, nilai
produk, rupa produk dan juga tingkat kegunaan produk.

iii. Alat Pemasaran, topik ini digunakan untuk melihat seberapa efektif
alat yang digunakan dalam pemasaran.

iv. distribusi, obyek ini digunakan juga untuk melihat efektifitas alur
distribusi produk kepada konsumen.

v. konsumen, obyek riset yang tidak kalah penting adalah konsumen. hal
ini digunakan untuk menganalisis perilaku dan kebutuhan konsumen.

c. Fungsi Riset Pemasaran

Riset pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan


oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran. Program
pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil riset
pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset dapat dikatakan
sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana pandangan
dan keinginan konsumen terhadap perusahaan. Riset pasar memiliki tiga
fungsi utama, yaitu:

i. Evaluating

Fungsi yang pertama adalah evaluating. Riset yang dilakukan untuk


fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi program-program
pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya. Fungsi evaluating dalam
riset pemasaran ini juga termasuk ketika perusahaan ingin melakukan
review terhadap brand positioning yang dibandingkan dengan produk
pesaing.

Dalam proses evaluasi, seorang marketing researcher juga melakukan


pemecahan masalah terhadap hasil review. Pemecahan masalah juga
dapat dilakukan dengan memahami titik-titik permasalahan yang
membuat bisnis tidak berjalan dengan semestinya.

ii. Understanding

Fungsi kedua adalah understanding. Fungsi riset ini menekankan pada


tujuan untuk memahami konsumen sebagai salah satu insight atau
masukan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami
konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
dan keluhan konsumen. Dalam menjalankan fungsi ini, riset pemasaran
yang dilakukan biasanya adalah riset yang menggambarkan potret
kebiasaan dan perilaku konsumen serta harapan dan keluhan mereka
terhadap produk.

iii. Predicting

Fungsi ketiga adalah predicting. Fungsi riset pemasaran yang terakhir


ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit untuk dilakukan.
Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang
dilakukan dalam riset pemasaran sangatlah berisiko karena sifatnya
yang sangat relatif. Ketika sebuah brand ingin membidik pasar baru,
maka riset pemasaran selalu dijadikan bahan acuan utama. Begitu pun
ketika perusahaan ingin menyusun strategi pemasaran baru, riset
pemasaran masih menjadi penilaian utama.
iv. Controlling

Fungsi selanjutnya adalah controlling. fungsi ini digunakan untuk


melihat setiap proses bisnis yang sedang berjalan. Biasanya fungsi riset
ini melihat data aktivitas pemasaran yang sedang berlangsung. Data
tersebut dapat meliputi posisi produk kita di hadapan konsumen,
demografi, tren dan juga efektivitas marketing tools yang digunakan.

d. Metode Riset

Sebelum memulai langkah-langkah dalam melakukan riset pemasaran,


perusahaan perlu memahami metode-metode yang digunakan.

i. Kuesioner

Metode ini menggunakan formulir yang berisi daftar pertanyaan yang


dibutuhkan. Formulir akan disebar kepada sampel riset tergantung
dengan subyek riset yang digunakan. Misalnya, perusahaan ingin
melakukan riset bisnis minuman kekinian, perusahaan dapat memilih
responden dari komunitas usia 15 – 25 tahun yang tinggal di Jakarta.

ii. Riset Grup

Riset grup dilakukan dengan diskusi kelompok yang memiliki motivasi


sama terhadap suatu hal. Perusahaan dapat menanyakan kebutuhan
mereka, melakukan tes produk kepada mereka, dan juga memberikan
pertanyaan terkait opini yang berkaitan dengan bisnis perusahaan.

iii. Survei

Jika kuesioner dilakukan dengan responden tertentu, survei lebih


bersifat acak. Sejatinya metode ini digunakan untuk mendapat
gambaran umum yang berkaitan dengan bisnis perusahaan.

iv. Observasi

Metode ini lebih bersifat deskriptif. Dimana perusahaan mengamati


langsung situasi pasar baik mengamati tren melalui media sosial dan
outlet berita. Perusahaan dapat langsung mendatangi pasar dan juga
mengamati suatu peristiwa dengan menganalisis sebab-akibat.
e. Langkah Dasar Melakukan Riset Pemasaran

Langkah sistematis yang harus dilakukan dalam menjalankan riset pasar


diantaranya adalah sebagai berikut.

i. Merumuskan Masalah

Hal pertama kali yang harus dilakukan untuk menjalankan riset pasar
adalah merumuskan masalah. Proses perumusan masalah ini sangat
penting untuk dilakukan agar kita mengerti betul dengan tujuan yang
akan dicapai setelah riset selesai. Pada dasarnya riset disusun untuk
menghasilkan informasi yang akurat dan jelas sebagai kesimpulan atas
permasalahan yang sedang kita hadapi dalam bisnis.

Misalnya permasalahan kita adalah ingin menentukan besarnya biaya


yang akan digunakan untuk promosi atau iklan. Perumusan
masalahnya adalah bagaimana cara mengetahui besarnya biaya yang
diperlukan. Sedangkan kesimpulan yang akan didapat adalah dalam
bentuk kisaran nilai dari biaya promosi yang paling ideal.

ii. Menentukan Desain Riset

Desain riset dibutuhkan untuk menentukan prosedur secara rinci


mengenai cara pengumpulan data, cara pengujian hipotesis, dan
kemungkinan melakukan kuesioner dengan berbagai model yang
ditentukan. Penentuan desain riset biasanya didasarkan pada parameter
yang akan diambil untuk menghasilkan sebuah kesimpulan tertentu.

iii. Merancang Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari
lapangan, sedangkan data sekunder biasanya berupa data yang diambil
dari buku, Internet, dan pustaka lainnya yang relevan. Perusahaan perlu
menentukan bagaimana cara mengumpulkan data-data tersebut dan
dihimpun menjadi sebuah database.

iv. Mengambil Sampel & Mengumpulkan Data


Selanjutnya perusahaan melakukan pengambilan sampel dan
mengumpulkan data di lapangan. Perusahaan bisa melakukan
pengambilan sampel didasarkan pada metode sampling yang
digunakan, baik itu probability atau non-probability sampling.

v. Melakukan Analisis & Interpretasi Data

Sebuah pengumpulan data tidak akan pernah bisa menjadi sebuah


kesimpulan jika tidak dilakukan analisis dan interpretasi data.
Perusahaan bisa mulai dari editing, koding, tabulasi, analisa statistik,
dan interpretasi data. Data yang diolah inilah yang akan memberikan
petunjuk pada kesimpulan yang akan perusahaan ambil.

vi. Menyusun Laporan Riset

Laporan riset pasar bisa berupa laporan hasil, kesimpulan, serta


rekomendasi penelitian yang diberikan kepada pihak manajemen.
Kemudian pihak manajemen akan mengambil keputusan berdasarkan
hasil dari interpretasi data sebelumnya. Laporan riset inilah yang akan
menjadi standar penelitian oleh para eksekutif dalam mengevaluasi
manfaat riset pemasaran.

G. Branding dan Brand Equity

Sebagai salah satu cara menerapkan branding equity dapat lebih mudah dipahami
sebagai ekuitas merek, dimana branding equity merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan suatu trafik penghasilan untuk keberhasilan perusahaan.

Dengan memiliki nama brand dan terkenal dari berbagai kalangan produk yang
dipasarkan, bisa saja para pembeli ata konsumen akan merelakan pengeluaran
uangnya untuk membayar diatas standar karena produk tersebut telah memenuhi
branding equity maupun kualitas produk.

Branding equity merupakan suatu janji penjual yang disampaikan kepada konsumen
mengenai apa yang menjadi keunggulan atau keunikan produknya.
Meskipun berbanding terbalik ketika suatu perusahaan belum mencapai branding
equity. Maka, pencapaian branding equity bagi perusahaan merupakan suatu
keuntungan dan tentunya menghasilkan omset yang besar pada saat penjualan dan
dipasarkan.

a. Pengertian Brand Equity

Branding equity adalah suatu ekuitas merek yang bisa menciptakan nilai suatu
barang yang perusahaan jual sebagai produk yang sudah memiliki kualitas dan
kuantitas yang sangat baik. Untuk setiap konsumen pasti akan merasakan
kepuasan tersendiri dari apa yang dimiliki pada suatu produk perusahaan.
Dengan menciptakan branding equity yaitu cara berinovasi sekreatif mungkin
hingga para konsumen tidak merasakan kecewa akan suatu produk.

Meskipun suatu perusahaan mempunyai ekuitas merek yang unggul, akan


tetapi para pembeli akan memberanikan diri untuk membeli brand yang
disukai. Sebagai konsumen akan mempercayakan produk dari perusahaan
meskipun diluar sana lebih banyak produk yang lebih murah. Beberapa
komponen ekuitas merek ini dibagi menjadi 3 seperti :

i. Saran pembeli yaitu, setiap tanggapan apapun yang diberikan


konsumen akan menunjukkan positif negatifnya. Tinggal dimanakah
posisi konsumen berada, apakah Mereka merasa puas atau merasa
kecewa.

ii. Pengaruh pembeli yaitu, jika berdampak positif ini akan memberikan
keuntungan lebih karena naiknya laba yang diterima perusahaan,
begitupun sebaliknya.

iii. Hasil keuntungan yaitu, nilai yang dihasilkan bisa dilihat dari produk
yang dikeluarkan dan seberapa besar minat konsumen.

b. Contoh Brand Equity

Untuk membahas mengenai beberapa contoh produk yang telah mencapai


branding equity merupakan perusahaan yang pada awalnya telah menerapkan
suatu rencana strategi dagang yang kreatif. Dengan mencoba berbagai pola
promosi yang bisa menarik hati para kpembeli dan menentukan harga yang
pas dengan distribusi yang akan dikeluarkan. Berikut beberapa contoh produk
yang telah mencapai brand equity yaitu :

i. Branding Equity Starbucks

Kopi starbuck tidak hanya mendefinisikan sebuah produk, starbuck


juga meluncurkan berbagai rasa yang mencerminkan suasana hati dan
rasa yang berbeda. Oleh karena itu, starbuck berhasil membangun
tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi. Bahkan starbuck juga menjual
kopi dengan kualitas terbaik dan produk terkait seperti mug minuman.
Starbuck juga menjadi branding equity dengan pertumbuhan tercepat.

ii. Branding Equity Apple

Banyak keluaran gadgets yang lebih canggih dan lebih booming dari
pada apple. Namun karena telah memiliki branding equity, apple
menjadi salah satu merek yang banyak diambil para konsumen.
walaupu banyak merek lain yang lebih berkualitas namun untuk
mendapatkan sebuah branding equity perlu proses yang panjang.

iii. Branding Equity Sampoerna

Nilai asset yang dimiliki dari pembelian sampoerna ini lebih rendah
dari produk yang dipasarkan. Namun, branding equity dari sampoerna
ini telah membuahkan hasil dari semula hanya 2 miliar kini mencapai 6
miliar.

c. Brand Equity Dalam Marketing

Dengan branding equity pada marketing merupakan strategi pemasaran produk


untuk semenarik mungkin menambah pembeli atau konsumen. Perusahaan
perlu juga memperhatikan dari segi slogan, logo bahkan kualitas brand dan
produknya harus diperhatikan seperti beberapa contoh produk yang telah
mencapai brand equity yaitu :

i. Tentukan Nama Branding Equity

Pengaruh pemilihan nama sebuah bisnis bisa jadi sangat kecil atau
besar tergantung pada jenis bisnis yang perusahaan mulai. Menjadi
sebuah branding lebih dari sekedar nama produk. Bahkan karakteristik,
tindakan, dan reputasi dari sebuah branding yang akan membuatnya
dikenal dan membuatnya memiliki arti di pasaran atas penjualan.

Meskipun sebagai pemilik branding, merupakan salah satu komitmen


penting yang harus ditetapkan di awal pendiriannya nama brand.
Sebagai nama brand akan berpengaruh pada pembuatan logo,
penentuan nama domain website, marketing comuniccation, hingga
pendaftaran merk dagang keberhasilan bagi perusahaan.

Untuk itu coba buatlah sebuah merk yang sulit ditiru oleh pihak
pesaing, bahkan yang paling penting, buatlah nama brand yang unik
dan mudah diingat oleh perusahaan dan banyak orang. Pergunakanlah
waktu dalam memilih nama brand yang memiliki arti luas apabila
berencana untuk memiliki bisnis dengan produk jenis lainnya.

Beberapa penggunnaan tool berikut sebagai bantuan seperti :

o Business Name Generator dari BizNameWiz

o Company Name Generator dari NameMesh

o Business Name Generator dari Shopify

ii. Cari Tahu Siapa Target Pembeli dan Pesaingnya

Sebagai langkah kedua yang sangat signifikan untuk dilakukan adalah


dengan menentukan segmen pasar dan melakukan riset terhadap target
pembeli dan pesaing.

Jika perusahaan ingin membangun sebuah brand, tentukan kepada


siapa produk yang akan dijual dan perhatikanlah dari analisa branding
pesaing. Mencoba cari tahu siapa saja yang menjadi pesaing potensial
yang menjual produk yang mirip dengan yang akan dijual di pasaran.
Sehingga, dari sana perusahaan juga bisa mempelajari siapa pembeli
yang menjadi target.
Berikut beberapa cara untuk membantu perusahaan, seperti :

o Pergunakanlah Google dengan menggunakan kata kunci


pencarian yang berhubungan dengan produk yang dijual atau
kategori produk dan analisa setiap kompetitor yang muncul di
hasil pencarian yang akan dituju.

o Mencari informasi sebanyak mungkin lewat forum maupun


website di luar.

o Berbicaralah dengan beberapa orang yang termasuk kriteria


target pembeli dan tanyakan mengenai brand apa yang menjadi
preferensi yang sangat disukai.

o Cobalah cari tahu mengenai akun media sosial yang sesuai


dengan brand yang ingin dibangun dan cari tahu demografis
orang-orang yang mengikutinya melalui tanggapan konsumen.

iii. Tentukan Gaya, Logo Dan Visi Branding Equity

Dengan menentukan warna dan font yang terkandung dalam brand


merupakan sesuatu yang sangat penting untuk ditetapkan dalam
branding equity produk.

Selanjutnya menentukan nama dan slogan brand, dan kini saatnya


menentukan penampilannya secara visual yang baik. Untuk
menentukan warna apa yang menjadi warna utamanya, dan font apa
yang akan digunakan.

Cara memudahkannya bisa mencari inspirasi warna dengan


menggunakan tool seperti Stylify.me sehingga dapat menentukan font
yang digunakan dengan mencari inspirasi melalui font pair pada
website.

Seperti logo yang diinginkan juga bisa menggunakan pendekatan yang


lebih sederhana ketika mendesain logo, seperti konsep minimalis yang
ditawarkan Google lewat logonya, atau bahkan Facebook dan Twitter
yang bisa terinpirasi.

Bahkan seperti slogan yang baik dilihat akan mampu mewakili visi dan
misi brand yang merupakan sesuatu penting namun tetap saja sulit
untuk diciptakan dan ditiru oleh pesaing.

iv. Kembangkan Terus

Mempertahankan sebuah nama brand tidak berhenti saat perusahaan


membuat logo dan slogan tetapi juga memanfaatkan strategi marketing
communication sebagai branding. Branding equity juga harus selalu
ada dan tetap konsisten walaupun pelanggan dapat berpindah ke
produk yang lain.

Sebagai pebisnis akan terus membentuk dan mengembangkan bisnis


brand setiap kali mendapatkan pelanggan baru setiap tahunnya, dan
mempelajari keinginan mereka serta bagaimana caranya pelayanan
yang memuaskan dengan mereka untuk meningkatkan brand dan
produk yang berkualitas.

Sebagai pebisnis juga perlu menjaga reputasi di pasaran, terutama di


hadapan pelanggan setia, sehingga mampu menciptakan basis
pelanggan yang loyal terhadap bisnis. Sehingga, perusahaan sudah tahu
langkah-langkah apa saja yang perlu dijalani untuk membangun brand
bisnis dari awal untuk dipasarkan.

H. Marketing Mix

Salah satu tujuan dari marketing adalah memastikan agar produk atau jasa yang dibuat
oleh perusahaan dikenal masyarakat sehingga nantinya perusahaan dapat
mendapatkan laba dari penjualannya. Maka tidak aneh saat sebuah perusahaan rela
mengeluarkan banyak biaya untuk membuat strategi pemasaran. Strategi pemasaran
sebenarnya tidak hanya untuk perusahaan besar, perusahaan kecil juga harus
memilikinya, contohnya seperti strategi pemasaran 4P. Istilah strategi pemasaran 4P
merupakan dasar yang harus dijadikan patokan awal, saat Anda hendak menjalankan
bisnis. Khususnya bagi para pelaku usaha kecil menengah atau UKM yang semakin
hari semakin merangkak naik jumlahnya di Indonesia.

Namun, masalahnya beberapa usaha seperti UKM masih bingung dalam menerapkan
atau mengaplikasikan konsep dari strategi marketing. Setiap elemen dari strategi ini
saling memperkuat dan sangat berpengaruh pada perkembangan bisnis terutama
UKM. Padahal jika saja mereka mau menerapkan dan mengaplikasikan dengan baik
akan membantu bisnis mereka menjadi lebih berkembang dan maju. Biasanya, konsep
strategi pemasaran 4P termasuk dalam materi yang dipelajari pertama kali di setiap
pelajaran tentang marketing atau pemasaran. Bahkan sejak dulu, strategi pemasaran
ini tetap relevan. Tapi tentu saja, di era digital yang membuat bisnis tak mengenal
batas ini, strategi harus lebih jitu dan tepat sasaran.

Strategi pemasaran memiliki berbagai macam jenis, salah satunya yakni strategi
pemasaran 4P. Strategi pemasaran 4P merupakan kumpulan alat pemasaran taktis
yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (tepat) dan promotion
(promosi) yang dipadukan agar menghasilkan respon yang diinginkan di pasar.

1. Produk

Sebagai pelaku usaha, perusahaan harus bisa membuat produk atau jasa yang
diterima oleh masyarakat. Perusahaan dapat memulai dengan cara
mengembangkan produk atau jasa yang dimiliki menjadi lebih baik. Mintalah
kritik dan saran dari konsumen, kemudian tampung semua saran dan kritik
tersebut sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan. Selain itu, perusahaan
juga dapat membuat produk atau jasa apapun yang kualitasnya baik. Kualitas
produk atau jasa yang baik tentu saja akan memberikan kepuasan yang tinggi
dari konsumen. Sebaliknya, kualitas produk atau jasa yang buruk juga akan
membuat konsumen kecewa dan mereka tidak mau untuk membeli atau
menggunakan produk atau jasa perusahaan untuk yang kedua kalinya.
2. Tempat

Place atau tempat merupakan salah satu unsur P dari strategi pemasaran 4P.
Tempat atau lokasi merupakan salah satu faktor penentu bisnis. Karenanya
perusahaan harus memilih lokasi yang tepat atau yang pas. Maksudnya adalah
memilih lokasi yang strategis dan benar. Lokasi yang strategis merupakan
lokasi yang ramai, dilalui oleh banyak orang. Sehingga calon konsumen dan
konsumen tertarik serta mudah untuk menemukan tempat jualan produk
perusahaan. Namun, strategi saja tidak cukup, diperlukan tempat yang pas atau
tepat. Mengapa demikian? Karena tempat yang strategis jika tidak tepat atau
pas juga tidak memiliki efek apapun.

Perhatikan ilustrasi berikut: Jika pedagang menjual jilbab atau peralatan


muslim maka jualanlah di daerah masyarakat yang beragama Islam, dekat
masjid-masjid besar atau apapun tetapi jangan menjualnya di daerah kawasan
non-muslim. Jika pedagang menjual di kawasan non-muslim tentu penjualan
tidak akan sebanyak saat pedagang menjual di daerah dekat masjid-masjid
besar bukan? Untuk itulah memilih tempat juga perlu perusahaan perhatikan
dengan baik.

3. Promosi

Promosi merupakan ujung tombak untuk memperkenalkan produk atau jasa


perusahaan kepada masyarakat. Dengan strategi pemasaran yang baik, maka
diharapkan penjualan juga akan meningkat. Kini kegiatan pemasaran atau
promosi lebih mudah dilakukan, karena perusahaan dapat memanfaatkan
media sosial seperti Facebook, Instagram, memasang iklan, kerja sama
sponsorship, mengikuti bazar dan banyak lagi.

4. Harga

Harga merupakan salah satu hal yang sensitif dalam sebuah bisnis. Umumnya,
konsumen akan menjadikan harga sebagai patokan untuk membandingkan
perusahaan dengan kompetitor. Sehingga, penting untuk perusahaan dalam
menentukan harga yang baik, karena harga akan berpengaruh terhadap
penjualan. Jangan sampai perusahaan salah menentukan harga yang membuat
konsumen menjadi tidak tertarik untuk membeli produk atau jasa perusahaan.

Untuk menentukan harga sebenarnya mudah, perusahaan dapat melihat harga


pasar atau dengan menghitung HPP dan profit yang diinginkan dan
sebagainya. Intinya, harga yang perusahaan tawarkan atau tetapkan sebaiknya
adalah harga yang masuk akal.

Itulah pengertian dan cara menerapkan strategi pemasaran 4P. Tidak harus memiliki
usaha bisnis yang besar untuk menerapkan strategi 4P ini. Justru apapun bisnis
perusahaan adalah hal yang krusial untuk menerapkan strategi ini dengan maksimal.
Tapi ingat, tidak ada strategi yang sama satu dan lainnya. Sesuaikan kondisi lokasi,
target promosi, daya beli konsumen, hingga produk perusahaan dengan situasi sekitar.
Jangan memaksakan untuk menurunkan atau menaikkan standar hanya demi
mengikuti bisnis lain yang sudah lebih dulu hype. Tentu saja riset ini tidak akan
berlangsung dengan mudah. Ada proses trial and error yang perlu dilakukan sebelum
benar-benar menemukan pola penerapan strategi pemasaran 4P yang tepat.

I. Hubungan Pemasaran

Pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah kegiatan pemasaran yang


bertujuan membangun hubungan jangka panjang dengan pemangku kepentingan yang
berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan. Tujuannya adalah untuk memastikan
nilai jangka panjang dan menghasilkan kepuasan pelanggan yang bertahan lama. Ini
dilakukan dengan membuat mereka merasa nyaman tentang bagaimana perusahaan
melakukan bisnis dengan mereka dan dengan memberi mereka semacam koneksi
pribadi ke bisnis.

a. Unsur Hubungan Pemasaran

Empat unsur utama untuk pemasaran hubungan adalah pelanggan, karyawan,


mitra pemasaran (saluran, pemasok, distributor, dealer, agen), dan anggota
komunitas keuangan (pemegang saham, investor, analis). Pemasar harus
menciptakan kemakmuran di antara semua konstituen tersebut dan
menyeimbangkan pengembalian ke semua pemangku kepentingan utama.

Untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan mereka, dibutuhkan


pemahaman akan kemampuan dan sumber daya, kebutuhan, tujuan, dan
keinginan mereka.

b. Hasil akhir yang Diharapkan dari Hubungan Pemasaran

Membangun hubungan jangka panjang adalah menguntungkan. Perusahaan


dapat dengan lebih mudah dan lebih murah untuk melakukan penjualan
tambahan kepada pelanggan yang sudah ada daripada membuat penjualan baru
kepada pelanggan baru.

Hasil akhir dari pemasaran hubungan adalah aset perusahaan yang unik yang
disebut jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran tersebut terdiri dari
perusahaan dan pemangku kepentingan pendukungnya seperti pelanggan,
karyawan, pemasok, distributor peritel dan lain sebagainya.

Perusahaan dan pemangku kepentingan membangun hubungan bisnis yang


saling menguntungkan. Dengan membangun jaringan hubungan yang efektif
dengan pemangku kepentingan utama, dan keuntungan perusahaan akan
menyusul.

c. Karakteristik Hubungan Pemasaran

Ada sejumlah karakteristik yang membingkai pemasaran hubungan.


Diantaranya adalah:

 Fokus utama pada perhatian pelanggan;

 Orientasi terhadap manfaat produk daripada fitur produk;

 Penekanan pada komitmen dan kontak dengan pelanggan;

 Adopsi pendekatan kualitas total;

 Pengembangan hubungan yang berkelanjutan dengan pelanggan;


 Penyebaran karyawan di berbagai tingkatan untuk mempertahankan
kontak;

 Pemberdayaan pelanggan utama;

 Penekanan pada kepercayaan, kejujuran, dan janji.

J. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan SDM merupakan proses perencanaan sistematis untuk memaksimalkan


sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan. Tujuan dari perencanaan SDM
ini adalah untuk memastikan kesesuaian antara tenaga kerja dan pekerjaan, baik dari
segi jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan. Proses ini didasari oleh supply dan
demand dalam konteks SDM perusahaan.

Perencanaan SDM bermanfaat bagi perusahaan dalam berbagai hal, yaitu:

 Membantu HR mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja dengan berbagai


kualifikasi di kemudian hari.

 HR bisa bekerja secara proaktif dalam menemukan kandidat yang sesuai.

 Sesuai dengan tujuan masing-masing perusahaan, perencanaan SDM


memungkinkan HR untuk mengidentifikasi, memilih, dan
mengembangkan kompetensi atau tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan.

a. Proses Perencanaan SDM

Secara garis besar, proses perencanaan SDM dibagi menjadi 4 langkah yang
meliputi:

i. Persediaan Tenaga Kerja Saat Ini

Langkah paling awal yang bisa dilakukan dalam memulai perencanaan


SDM yaitu menilai ketersediaan sumber daya manusia yang ada di
perusahaan. Penilaian ini termasuk studi komprehensif dari berbagai
aspek SDM, seperti jumlah, skill, kompetensi, kualifikasi, pengalaman,
usia, jabatan, kinerja, kompensasi, dan lain sebagainya.
Dalam tahap ini, HR juga bisa melakukan wawancara dengan manager
tim untuk memahami tantangan dari sisi SDM yang sedang dihadapi,
serta kualifikasi yang dirasa penting untuk dimiliki oleh karyawan tim
tersebut.

ii. Kebutuhan SDM di Masa Mendatang

Langkah selanjutnya dari perencanaan SDM yaitu menganalisa


kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Dalam langkah ini,
berbagai variabel HR seperti pengurangan SDM, lowongan yang akan
dibuka, promosi jabatan, mutasi karyawan, dan lain sebagainya perlu
dimasukkan ke dalam pertimbangan. Selain itu, variabel tidak terduga
seperti pengunduran diri serta pemecatan juga perlu dijadikan bahan
pertimbangan dalam analisa.

iii. Perkiraan Permintaan SDM

Kemudian, HR bisa mencocokkan tenaga kerja yang ada saat ini


dengan perkiraan kebutuhan tenaga kerja di kemudian hari dan
membuat demand forecast (perkiraan permintaan). Dalam langkah ini,
penting juga untuk mengetahui strategi dan objektif bisnis jangka
panjang, agar perkiraan permintaan bisa sesuai untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan.

iv. Strategi dan Implementasi Pencarian SDM

Setelah mengetahui kekurangan yang dibutuhkan dari evaluasi supply


dan demand SDM, HR bisa mengembangkan strategi berdasarkan
perkiraan permintaan SDM yang sudah dibuat. Strategi yang dibuat
tentunya harus bisa memberikan solusi bagi kekurangan masalah SDM
di perusahaan. HR bisa melakukan relokasi, rekrutmen, outsourcing,
pelatihan, manajemen SDM, hingga melakukan perubahan kebijakan
terkait SDM. Perusahaan juga bisa menggunakan jasa konsultan untuk
meminimalisir reaksi negatif, terutama mengenai masalah hukum dan
legal.
b. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perencanaan SDM

i. Pertumbuhan (Growth)

Beda perusahaan, beda juga tingkat pertumbuhannya. Dalam


melakukan perencanaan SDM, penting juga bagi para HR untuk
mempertimbangkan faktor pertumbuhan finansial dan kebutuhan
perusahaan. Apakah perusahaan memiliki budget? Apakah perusahaan
akan melakukan ekspansi dan membutuhkan banyak SDM?

ii. Perubahan (Change)

Perubahan bisa terjadi kapan pun. Ketika perusahaan sedang


mengalami perubahan, usahakan agar HR memiliki fleksibilitas agar
bisa memenuhi kebutuhan perusahaan dengan lebih baik.

iii. Teknologi (Technology)

Di era yang didominasi oleh teknologi ini, penting bagi HR untuk


memahami pentingnya fungsi dan peran teknologi dalam operasional
perusahaan. Jika diperlukan, HR juga bisa merencanakan pelatihan
untuk karyawan mempelajari fitur ataupun perangkat yang digunakan
dalam perusahaan.

Perencanaan SDM yang dilakukan dengan baik akan bisa membantu HR memenuhi
kebutuhan tenaga kerja perusahaan, baik itu dari aspek skill, kemampuan, kualifikasi,
serta jumlah yang memadai.

K. Perencanaan Peneliti dan Pengembangan

Research and development (R&D) adalah salah satu bagian paling penting dalam
pembuatan produk atau jasa baru dari sebuah perusahaan. Ketika ingin unggul dari
kompetitor, tentu perusahaan tidak bisa diam di satu tempat dan melakukan hal yang
itu-itu saja. Harus selalu ada gebrakan baru, agar perusahaan yang dijalankan tetap
satu langkah di depan kompetitor.

a. Pengertian Research & Development (R&D)

Dilansir dari Investopedia, research and development adalah aktivitas yang


dilakukan oleh perusahaan ketika sedang berinovasi menciptakan produk atau
layanan baru. Seperti namanya, R&D berisikan rangkaian proses riset dan
pengembangan produk atau layanan yang ingin dibuat. Tujuan utamanya
adalah agar perusahaan dapat meluncurkan produk atau jasa yang orisinal
secara optimal. Hampir semua perusahaan menjalankan R&D. Pasalnya,
seperti yang sudah disebutkan di atas, mereka harus selalu satu langkah lebih
maju dari kompetitornya. Riset dan pengembangan produk tak hanya
dilakukan oleh perusahaan besar saja, tetapi juga bisnis-bisnis kecil. Meskipun
begitu, industri yang wajib dan sudah pasti menjalankan R&D adalah IT
(teknologi dan informasi), farmasi atau obat-obatan, fashion, dan masih
banyak lagi.

Katakanlah perusahaan bergerak di industri fashion, lalu ingin mengeluarkan


koleksi jaket terbaru. Sebelum membuat jaket, harus dijalankan R&D terkait
produk tersebut dan industri secara keseluruhan. Hal ini perlu dilakukan untuk
mengetahui kompetisi, tren apa yang sedang digemari, dan apakah ada
perusahaan atau bisnis lain yang pernah mengeluarkan produk serupa. Jangan
sampai tiba-tiba desain yang dibuat sama persis dengan apa yang sudah
dipatenkan, lalu perusahaan dituntut hanya karena tidak melakukan riset
terlebih dahulu.

b. Manfaat Research & Development (R&D)

Salah satu alasan mengapa research and development penting untuk dijalankan
adalah agar perusahaan bisa selalu lebih unggul dari kompetitor. R&D
memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data dan informasi yang
dibutuhkan, menggunakan teknologi terbaru, dan menciptakan produk atau
layanan terbaik. Melansir Business Hub, ada banyak manfaat research and
development yang bisa didapatkan oleh perusahaan dan bisnis. Beberapa di
antaranya adalah:

i. Mendapatkan hak paten

Keuntungan utama menjalankan research and development adalah


perusahaan bisa mengajukan hak paten atas produk atau layanan baru
yang dikembangkan. Dikarenakan tujuan utama menjalankan R&D
adalah agar perusahaan terus inovatif, hak paten ini menjadi penanda
akan hal tersebut. Perusahaan jadi lebih kredibel di dalam industri yang
dijalani, lalu bisa mendapatkan keuntungan jangka panjang lainnya.

Contohnya, ada dua perusahaan yang memproduksi mouse untuk


komputer dan laptop, yaitu perusahaan A dan B. Katakanlah pada
mouse perusahaan A, terdapat inovasi baru yang dapat mempermudah
scrolling. Tambahan tersebut sudah dipatenkan, sehingga perusahaan
A terdaftar sebagai pihak yang menciptakan dan mengembangkan
inovasi tersebut. Sebagai pelanggan, tentu kita akan lebih tertarik
dengan perusahaan yang menjadi pelopor dengan menawarkan fitur
baru, kan?

ii. Finansial perusahaan membaik

Alasan lain mengapa R&D penting untuk perusahaan adalah dalam


proses ini, perusahaan bisa memperlihatkan secara langsung visi
perusahaan kepada calon investor. Sebagai investor, tentu mereka
mengharapkan sales growth yang positif di saat ini dan di masa depan.
Dengan menjalankan R&D, perusahaan menandakan bahwa
perusahaan akan terus muncul dengan inovasi baru dan berkembang,
baik itu dari segi produk maupun bisnis.

iii. Mengurangi pengeluaran

Keuntungan research and development yang selanjutnya adalah


mengurangi biaya manufaktur. Dalam tahap awal riset, pasti
perusahaan sudah mengumpulkan informasi terkait pasar yang
ditargetkan, kompetisi, dan lain-lain. Hasil riset tersebut dapat
memperjelas arah pengembangan produk, sehingga biaya produksi
tidak terlalu tinggi dan perusahaan bisa menjual produk dengan harga
yang bersaing.

iv. Dapat merekrut kandidat berkualitas


Keuntungan research and development yang terakhir adalah
perusahaan dapat merekrut kandidat berkualitas. Tak hanya kandidat
yang berusaha mendapatkan perusahaan unggulan, setiap perusahaan
juga ingin mendapatkan kandidat terbaik. Kandidat unggulan biasanya
tertarik dengan perusahaan yang inovatif dan selalu melakukan hal
baru. R&D bisa menjadi semacam pemancing yang akan menarik
kandidat-kandidat berkualitas untuk perusahaan.

c. Tipe-tipe Research & Development (R&D)

Berikut adalah tipe-tipe R&D yang dikategorikan berdasarkan tahapannya:

i. Riset mendasar

Tipe research and development yang pertama adalah riset mendasar.


Pada tahap ini, tim yang ditunjuk untuk menjalankan R&D akan
mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut
nantinya akan digunakan untuk membangun pemahaman yang dapat
membantu bisnis terus berkembang dan menjadi lebih baik. Semua
informasi yang ditemukan dalam riset ini bisa dijadikan pedoman
R&D lainnya di masa depan, sekaligus membantu dalam pengambilan
keputusan bisnis yang strategis.

ii. Riset terapan

Tipe selanjutnya adalah riset terapan. Pada riset terapan, perusahaan


biasanya menggunakan teknologi baru, memasuki pasar yang baru
juga, dan meningkatkan keamanan atau menurunkan pengeluaran.
Tahap ini lebih berfokus ke aspek komersial dan bagaimana produk
atau layanan bisa dikembangkan sesuai dengan target pasar.

iii. Desain dan pengembangan

Tipe research and development yang selanjutnya adalah desain dan


pengembangan, mengubah data dan informasi terkumpul menjadi
sebuah produk atau layanan. Pada tahap ini, terdapat proses desain
produk, membuat prototype, uji coba, dan pengembangan produk atau
jasa.

Dapat disimpulkan bahwa research and development adalah aktivitas penting yang
harus dilakukan perusahaan, jika ingin tetap inovatif dan unggul di bidangnya.

L. Perencanaan dan Manajemen Operasi

Manajemen operasi adalah praktik administrasi bisnis untuk menciptakan tingkat


efisiensi setinggi mungkin dalam suatu organisasi. Hal ini berkaitan dengan
pengubahan bahan dan tenaga menjadi barang dan jasa seefisien mungkin untuk
memaksimalkan laba dari suatu organisasi. Tim manajemen operasi berusaha
menyeimbangkan biaya dengan pendapatan untuk mencapai laba operasional yang
lebih tinggi.

 Siapa Saja yang Terlibat Dalam Manajemen Operasi?

Dalam sebuah perusahaan, manajemen operasi melibatkan penggunaan sumber daya


dari staf, material, peralatan dan teknologi. Manajer operasi memperoleh,
mengembangkan, dan mengirimkan barang kepada klien berdasarkan keinginan klien
dan kemampuan perusahaan. Jadi, bisa dibilang jika hampir semua individu yang ada
dalam suatu perusahaan terlibat dalam manajemen operasi dan dikepalai oleh manajer
operasi

a. Tiga Aktivitas Utama Manajemen Operasi

Ada tiga kelompok besar kegiatan yang dilakukan oleh manajemen operasi,
yang berasal dari perencanaan atau perancangan, pengorganisasian, dan fungsi
pengawasannya. Semua kegiatan melibatkan pertimbangan aset, biaya, dan
sumber daya manusia dan didahului oleh analisis proses yang menyeluruh.

i. Desain

Sebelum merencanakan proses atau merancang produk, manajemen


operasi harus bisa menganalisis pasar untuk menguji permintaan pasar.
Jika itu memberikan hasil yang menjanjikam barulah dimulai untuk
menargetkan produk atau layanan untuk dikembangkan.
Dalam banyak kasus, perencanaan melibatkan perancangan produk
baru, dari konsep awal hingga peluncuran yang sebenarnya, dengan
beberapa fase pengujian yang terlibat. Selama perencanaan, Anda
harus mempertimbangkan persyaratan teknis dan bisnis. Jika produk
Anda adalah layanan atau jasa, proses desain bertujuan untuk
memenehui berbagai persyaratan dan regulasi juga meningkatkan
kontak pelanggan.

Rencana harus selalu mendukung tujuan bisnis: fokuslah ketika


mempertimbangkan biaya dan menemukan kualitas dan kapasitas yang
terbaik, atau menghitung persediaan dan kebutuhan tenaga kerja
manusia. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan langkah-langkah
yang tepat dalam tahap perencanaan desain, untuk mengetahui apakah
kinerja aktual telah terpenuhi, atau ada kebutuhan yang memerlukan
penyesuaian. Kapasitas adalah salah satu dari ukuran ini, seperti
kualitas produk atau waktu pengiriman. Data awal biasanya didapatkan
berdasarkan perkiraan analisis pasar yang dilakukan sebelumnya.

ii. Manajemen / Organisasi

Jadi, jika perusahaan sudah memiliki fasilitas untuk produksi, desain


produk perusahaan sudah siap. Begitu perusahaan sudah paham dengan
cara produksi yang menyangkut dengan bahan dan sumber daya
manusia, berapa biayanya, dengan alur kerja seperti apa. Ini
menandakan adalah basis awal yang solid untuk memaksimalkan
efisiensi operasi perusahaan. Namun, perusahaan akan memerlukan
manajemen yang konstan dan kompeten untuk memperbaiki jika ada
kesalahan yang tidak disengaja dalam perencanaan. Hal ini juga untuk
menyesuaikan produksi dengan mengubah biaya atau aturan, dan
menjaga mereka tetap efisien pada berbagai tingkatan dan ini juga
termasuk dalam perencanaan strategis

Manajer operasi memilih dan merancang proses untuk hasil yang


optimal dan memproses bahan terbaik untuk kualitas dan kapasitas
yang ideal. Pengorganisasian pemeliharaan peralatan juga merupakan
bagian dari kegiatan manajemen mutu. Selanjutnya, persediaan dan
seluruh rantai pasokan harus dikelola agar dapat menghasilkan output
yang lebih efisien.

Seperti dalam semua fungsi manajemen, manajemen sumber daya


manusia adalah kegiatan yang penting. Dalam manajemen operasi,
perencanaan dalam setiap pekerjaan dapat memiliki dampak besar pada
suatu organisasi, apakah organisasi ini dapat beroperasi secara efektif
atau tidak.

iii. Improvisasi

Selalu ada ruang untuk mengimprovisasi ketika masuk ke dalam proses


yang sudah lama kita pakai, kualitas dan kapasitas yang telah dicapai,
atau sejauh tingkat persediaan dan sumber daya manusia yang
bersangkutan, hal ini termasuk juga dalam manajemen risiko.

Oleh karena itu, banyak tugas manajemen operasi berasal dari


kebutuhan ini, dan di sinilah langkah perencanaan jangka panjang.
Namun ingat, perubahan yang dilakukan harus sesuai dengan rencana
peningkatan yang diinginkan dalam hal bisnis.

b. Fungsi Manajer Operasi

Seperti yang kita tahu, manajemen operasi adalah ilmu manajemen yang
berhubungan dengan mengelola operasi dan proses dalam organisasi.
Manajemen operasi yang efisien memastikan keberhasilan proyek. Manajer
operasi mengoptimalkan operasi dengan menggunakan sumber daya dan
modal secara bijaksana. Mereka mengelola semua aspek yang terkait dengan
operasi yang terjadi dalam bisnis. Manajer operasi tidak hanya ditemukan di
perusahaan tetapi juga di unit manufaktur. Mereka bekerja untuk melakukan
berbagai fungsi sebagai bagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.
Beberapa fungsi utama Manajer Operasi mencakup:

i. Keuangan
Keuangan memainkan peran utama dalam manajemen operasi. Penting
pula untuk memastikan bahwa keuangan organisasi telah digunakan
dengan benar untuk menjalankan fungsi utama seperti produksi barang
atau layanan sehingga kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi.

ii. Operasi

Fungsi ini dalam manajemen operasi terutama berkaitan dengan


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian semua
kegiatan organisasi yang membantu dalam mengkonversi bahan baku
dan daya manusia menjadi barang dan jasa berharga untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan.

iii. Strategi

Strategi dalam manajemen operasi mengacu pada taktik perencanaan


yang dapat membantu mereka mengoptimalkan sumber daya dan
memiliki keunggulan kompetitif dibanding yang lain. Dalam bisnis,
strategi mengimprovisasi konfigurasi rantai pasokan (suply chain),
penjualan, kapasitas untuk menyimpan kas, pemanfaatan sumber daya
manusia yang optimal dan banyak lagi.

iv. Desain produk

Menggabungkan teknologi inovatif memainkan peran penting dalam


penjualan suatu produk. Dengan demikian adalah tugas manajer
operasi untuk memastikan bahwa produk tersebut dirancang untuk
memenhi tren pasar dan kebutuhan pelanggan. Pelanggan modern lebih
peduli pada kualitas produk daripada kuantitasnya. Jadi, manajer
operasi fokus untuk menghasilkan produk berkualitas terbaik.

v. Perkiraan Permintaan

Hal ini mengacu pada proses membuat estimasi mengenai peristiwa-


peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa depan. Dalam
manajemen operasi, hal ini mengacu pada perkiraan permintaan
pelanggan sehingga produksi dapat dilakukan sesuai dengan itu.
Melalui ini, manajer mengetahui apa yang harus diproduksi, kapan
harus memproduksi dan bagaimana memproduksi sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.

vi. Konfigurasi Rantai Suplai

Motif utama dari konfigurasi rantai supli adalah untuk memastikan


manajemen yang efektif, memantau dan mengendalikan semua
kegiatan utama yang diadakan di perusahaan. Konfigurasi rantai pasok
dimulai dari pasokan bahan baku dan berlanjut hingga produksi produk
akhir yang kemudian dilakukan penjualan ke pelanggan yang akan
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

vii. Mengelola Kualitas

Manajemen kualitas memainkan peran penting dalam pemasaran


produk. Manajer operasi mengalokasikan tugas manajemen mutu ke
tim dan kemudian mengawasi tugas mereka. Para manajer
mengidentifikasi cacat proyek dan memperbaikinya untuk memastikan
kualitas terbaik. Dalam hal ini, sistem tertentu digunakan yang
mengukur dan menjaga kualitas produk.

M. Pembelian

Proses pembelian bisnis (Business buying process) adalah proses pengambilan


keputusan oleh pembeli bisnis untuk menentukan produk dan layanan yang perlu
dibeli oleh organisasi mereka, kemudian menemukan, mengevaluasi, dan memilih di
antara pemasok serta merek yang tersedia.

a. Proses Keputusan Pembelian Bisnis Delapan Tahap Dasar

Proses keputusan pembelian bisnis melibatkan delapan tahap dasar:

i. Pengenalan masalah (problem recognition) Bisa berasal dari


rangsangan internal, misalnya perusahaan merlukan peralatan produksi
atau bahan yang baru, suatu mesin rusak, atau kurang menyukai
kualitas produk dari pemasok saat ini Bisa dari rangsangan eksternal,
misalnya dari pameran dagang, iklan, atau penawaran wiraniaga

ii. Deskripsi kebutuhan umum (general need description) yaitu tahap


dalam proses pembelian bisnis di mana perusahaan menggambarkan
karakteristik umum dan kualitas produk yang dibutuhkan

iii. Spesifikasi produk (product specification) yaitu tahap pertama proses


pembelian bisnis di mana organisasi pembelian memutuskan dan
menetapkan spesifikasi karakteristik teknis produk terbaik untuk
produk yang diperlukan Analisis nilai (value analysis) yaitu suatu
pendekatan terhadap pengurangan biaya di mana komponen dipelajari
dengan seksama untuk menentukan apakah komponen itu dapat
dirancang kembali, distandarisasi, atau dibuat dengan metode produksi
yang lebih murah

iv. Pencarian pemasok (supplier search) yaitu tahap proses pembelian


bisnis di mana pembeli berusaha menemukan vendor terbaik

v. Pengumpulan proposal (proposal solicitation) adalah tahap proses


pembelian bisnis di mana pembeli mengundang pemasok bermutu
untuk mengumpulkan proposal

vi. Pemilihan pemasok (supplier selection) yaitu tahap proses pembelian


bisnis di mana pembeli meninjau ulang proposal dan memilih satu atau
beberapa pemasok

vii. Spesifikasi pesanan rutin (order routine specification) adalah tahap


proses pembelian bisnis di mana pembeli menulis pesanan akhir
dengan pemasok terpilih, menyebutkan spesifikasi teknis, kuantitas
yang diperlukan, waktu pengiriman yang diharapkan, kebijakan
pengembalian, dan jaminan

viii. Tinjauan ulang kinerja (performance review) yaitu tahap proses


pembelian bisnis di mana pembeli menilai kinerja pemasok dan
memutuskan untuk melanjutkan, memodifikasi, atau meninggalkan
suatu kesepakatan
N. Etika dan Tata Kelola

Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai pedoman atau
panduan untuk bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, seluruh aspek yang berkaitan
dengan bisnis tersebut dapat menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai, norma-
norma, dan perilaku yang adil, baik, sehat, serta professional, baik bagi seluruh orang
di dalam perusahaannya, klien, mitra kerja, pemegang saham, pelanggan dan
masyarakat luas. Dalam dunia bisnis, kita pasti akan mengenal istilah etika bisnis.
Banyak orang yang sangat setuju bahwa etika bisnis memang perlu dimiliki oleh
setiap bisnis.

Salah satu prinsip etika bisnis adalah menjadikan bisnis menjadi suatu kegiatan yang
beretika, sehingga dapat berjalan seiring dengan kaidah-kaidah etika, hukum dan
peraturan yang berlaku. Dalam banyak hal, norma-norma dan kaidah etika yang
berlaku tidak hanya baik untuk diterapkan pada bisnis, namun juga membantu kita
untuk bertanggung jawab dan berperilaku baik pada masyarakat. Itulah mengapa etika
bisnis dan tanggung jawab sosial selalu berjalan beriringan.

Selain itu, etika bisnis dan profesi juga memiliki kaitan yang erat satu sama lain.
Mengapa demikian? Karena etika bisnis dapat dijadikan sebagai pedoman yang sama
untuk diterapkan pada individu dalam bekerja dan berperilaku sesuai dengan kaidah
norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam tempat kerjanya. Oleh karena itu,
setiap individu yang terjun ke dalam dunia bisnis atau fokus pada profesinya harus
membaca dan memahami makalah etika bisnis serta materi etika bisnis yang mungkin
dimiliki masing-masing organisasi dan perusahaan. Tujuannya agar individu dapat
memahami etika bisnis yang diterapkan tempat kerjanya masing-masing.

 Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli

Bagaimana dengan pengertian etika bisnis menurut para ahli? Para profesional
mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat moral yang baik dan tepat untuk
dipraktikkan dalam suatu bisnis dan etika bisnis ini juga dapat menjadi pedoman
kebijakan yang tepat, ketika kita harus mempertimbangkan topik-topik bisnis yang
sekiranya dapat menjadi kontroversial.
Menurut Kirk O. Hanson, seorang pakar etika yang sangat terkenal dan juga
merangkap sebagai Direktur Eksekutif di Markkula Center for Applied Ethics
menyatakan pendapatnya tentang pengertian etika bisnis. Bagi Hanson, etika bisnis
bukan sekedar seperangkat moral yang menjadi pedoman untuk sebuah bisnis, namun
etika bisnis dapat menjadi sebuah studi tentang standar perilaku bisnis yang
mempromosikan kesejahteraan manusia dan kebaikan.

 Tujuan Etika Bisnis

Seringkali etika bisnis dipandu oleh hukum, sehingga dapat berjalan secara beriringan.
Meskipun begitu, ada beberapa organisasi yang lebih memilih untuk beroperasi secara
etis untuk mendapatkan penerimaan dari masyarakat. Salah satu tujuan etika bisnis
yang paling utama adalah membantu membangun tingkat kepercayaan yang lebih
tinggi antara para pemangku kepentingan dalam suatu organisasi dan para konsumen.

Ada beberapa tujuan penting lainnya yang akan kita dapatkan ketika menerapkan
etika bisnis, yaitu sebagai berikut ini:

1. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Pribadi (Personal).

Pada tingkat pribadi, etika bisnis diterapkan dengan tujuan untuk tidak
menyalahgunakan properti orang lain. Selain itu, ini juga bertujuan agar
organisasi atau perusahaan akan menepati janji dalam memperluas manfaat
bisnis mereka kepada masyarakat sekitar dan tidak mencari keuntungan yang
instan dengan melanggar norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.

2. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Kebijakan Internal Organisasi.

Pada tingkatan ini, etika bisnis membantu organisasi atau perusahaan untuk
mempraktikkan bisnis mereka secara adil, terutama dalam berurusan dengan
karyawan dan para pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, etika bisnis juga
bertujuan untuk membantu organisasi dan perusahaan dalam memiliki
komunikasi yang terbuka dan lebih baik di semua tingkatan. Dengan
komunikasi yang terjalin dengan baik, para karyawan akan terdorong untuk
memberikan produktivitas yang lebih baik dan mau menjalani segala
kebijakan internal yang berlaku.

3. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Sosial.

Tujuan ketiga dalam etika bisnis adalah membantu organisasi atau perusahaan
untuk memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi, sehingga ini menjadi
perhatian utama bagi organisasi bisnis. Beberapa contoh dari tujuan etika
bisnis ini seperti, menjaga lingkungan agar tetap bersih, berhati-hati dalam
menggunakan sumber daya alam yang langka dan memastikan kualitas hidup
yang lebih baik bagi masyarakat dan orang-orang penting yang terlibat.

4. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Pemangku Kepentingan.

Memiliki serta menerapkan etika bisnis juga bertujuan untuk menjaga


hubungan kita dengan para pemangku kepentingan seperti, pemegang saham,
pelanggan, pemasok barang, karyawan, bank dan lembaga keuangan,
pemerintah dan semua pihak lain yang terhubung dengan organisasi atau
perusahaan kita.

 Contoh Etika Bisnis

Setelah menyimak definisi dan tujuan dari etika bisnis, beberapa contoh etika bisnis,
yaitu sebagai berikut ini:

1. Menjaga data-data privasi yang bersifat sangat rahasia yang dimiliki oleh
klien, mitra bisnis dan pelanggan.

2. Memenuhi permintaan klien dan mitra bisnis yang telah disepakati dalam
perjanjian kerja atau kontrak.

3. Bersikap sopan dan baik terhadap orang-orang yang terlibat dengan bisnis kita
seperti, klien, mitra bisnis, pelanggan, karyawan dan publik, serta

4. Tidak merusak alam dan lingkungan sekitar sesuai dengan perjanjian hukum
yang telah disepakati.
 Mengapa Etika Bisnis diperlukan di dalam Perusahaan?

Etika bisnis dalam perusahaan akan membantu perusahaan untuk melindungi merek
(brand) dan reputasi perusahaan. Menurut suatu penelitian yang diikuti oleh 1.121
responden, mereka setuju bahwa organisasi atau perusahaan yang selalu mengikuti
kaidah-kaidah norma yang benar dalam etika bisnis akan lebih mudah dipercaya oleh
masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya seperti, klien, mitra bisnis dan
pelanggan.

 Manfaat Etika Bisnis dalam Perusahaan

Pentingnya etika bisnis dalam perusahaan juga memberikan banyak manfaat bagi
mereka yang menerapkannya. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang akan
dirasakan oleh organisasi atau perusahaan ketika mereka menerapkan etika bisnis
dengan konsisten.

1. Perlindungan dan Jaminan Aset yang Tetap Terjaga.

Manfaat pertama yang dirasakan oleh perusahaan ketika menerapkan etika


bisnis adalah biaya perlindungan dan jaminan aset yang stabil, bahkan
semakin lama semakin menurun. Mengapa demikian? Karena setiap karyawan
menyadari tugas dan tanggung jawab mereka terhadap perusahaan. Dengan
kata lain, mereka menyadari bahwa aset-aset perusahaan harus dijaga dengan
baik. Jika mereka merusaknya atau tidak menggunakannya dengan berhati-
hati, maka ini menandakan bahwa mereka telah melanggar etika bisnis yang
ada.

2. Kerjasama Tim akan Semakin Kuat.

Jika semua orang di dalam tim menerapkan etika bisnis dengan baik dan
konsisten, maka mereka akan menyadari dengan baik bagaimana caranya
bertanggung jawab. Sebagai contoh, mereka tahu bahwa pekerjaan yang
diberikan harus diselesaikan dengan tepat waktu dan mereka juga sadar bahwa
untuk mencapai suatu target, kerjasama tim sangatlah diperlukan. Dengan
begitu, etika bisnis yang dipraktikkan secara konsisten akan menciptakan
kerjasama tim yang semakin kuat.

3. Tingkat Produktivitas akan Semakin Meningkat.


Ketika kerjasama tim semakin kuat, setiap karyawan juga akan semakin
terdorong untuk meningkatkan produktivitas mereka. Dengan kata lain, setiap
karyawan akan terpacu untuk bekerja lebih keras dan lebih tekun untuk
menjadi karyawan yang unggul. Itulah mengapa etika bisnis erat kaitannya
dengan para karyawan yang berprestasi.

4. Citra Merek (Brand) dan Perusahaan akan Semakin Terkenal di Mata


Masyarakat.

Seperti yang sudah kami sampaikan di awal bahwa alasan mengapa etika
bisnis sangat diperlukan di dalam perusahaan adalah karena dengan
menerapkan etika bisnis secara konsisten, citra merek dan perusahaan akan
semakin terjaga dan terkenal dalam pandangan masyarakat luas. Hal ini
dikarenakan masyarakat semakin percaya dan yakin bahwa produk, layanan
jasa, serta organisasi bisnis kita adalah sesuatu yang berjalan sesuai dengan
etika.

5. Pengambilan dan Penerapan Keputusan Menjadi Lebih Mudah.

Organisasi atau perusahaan yang menerapkan etika bisnis secara konsisten


pastinya akan lebih mudah dalam mengambil dan menerapkan keputusan.
Mengapa demikian? Karena semua kebimbangan di dalam bisnis dapat
diselesaikan dengan berpacu kembali pada etika bisnis yang ada.

6. Perusahaan akan Lebih Adaptif terhadap Perubahan.

Para karyawan dengan etika bisnis yang profesional di tempat kerja jelas
menjadi kunci utama kesuksesan pada setiap perusahaan. Perusahaan dengan
sangat sadar percaya bahwa semua karyawan profesional dapat beradaptasi
dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan drastis, namun
mereka akan tetap bertindak sesuai dengan etika bisnis yang berlaku.

7. Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Sedikit Masalah.


Jika seandainya terjadi kesalahpahaman di antara karyawan, semua itu dapat
diselesaikan dengan baik karena setiap karyawan mengetahui dan memahami
etika bisnis yang selalu diterapkan bersama-sama di dalam perusahaan. Hal ini
membuat lingkungan kerja memiliki kondisi yang nyaman dan sedikit
masalah. Bahkan manajemen tidak perlu repot-repot untuk menangani konflik-
konflik kecil yang terjadi di dalam lingkungan kerja.

8. Seluruh Lapisan Perusahaan akan Bersikap Lebih Positif.

Etika bisnis akan mengajarkan semua orang yang terlibat dalam suatu
organisasi atau perusahaan semakin percaya dan paham bahwa segala apapun
yang ditetapkan oleh etika bisnis bukan hanya baik untuk diri sendiri, namun
juga untuk masa depan perusahaan dan orang-orang di sekitar kita (publik).
Dengan begitu, semua orang yang terlibat pada etika bisnis akan bersikap lebih
positif dan semangat dalam menjalani kehidupan agar lebih berarti.

9. Permasalahan dengan Hukum akan Semakin Sedikit.

Ketika semuanya berjalan secara sistematis dan fungsional, maka para


karyawan akan bekerja sesuai dengan etika bisnis yang berlaku, serta
memahami kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipatuhi. Hal ini membuat
lingkungan kerja menjadi semakin nyaman dan terhindar dari permasalahan
hukum.

10. Perusahaan akan Menuju Tingkat Kesuksesan yang Baru.

Ketika semuanya diatur secara sistematis oleh etika bisnis, maka secara
bersama-sama semua lapisan perusahaan akan menuju kesuksesan baru yang
diinginkan. Selain itu, pertumbuhan bisnis juga akan semakin berkembang
dengan sangat terjamin.
Tata kelola perusahaan yang baik merupakan faktor penting dalam memelihara
kepercayaan dan keyakinan para pemangku kepentingan. Zabihollah Rezae dalam
bukunya yang berjudul “Corporate Governance and Ethics” mengikhtisarkan bahwa
tujuan utama Corporate Governance adalah untuk menciptakan keseimbangan
pembagian kekuasaan yang tepat diantara semua partisipan, khususnya Pemilik
Modal/Pemegang Saham, Dewan Pengawas/Badan Pengawas/Dewan komisaris
(Dewas, Bawas, Dekom) dan Direksi dalam mencapai dan meningkatkan nilai saham
dengan tetap mempertimbangkan kepentingan stakeholder lainnya. Pihak-pihak yang
memiliki kepentingan pada suatu perusahaan disebut stakeholders. Manfaat yang
diperoleh dalam melaksanakan Tata kelola perusahaan yang baik, diantaranya adalah
sebagai berikut :

o Meningkatkan kinerja organisasi melalui terciptanya proses pengambilan


keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional organisasi,
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada pihak yang berkepentingan
(stakeholder)

o Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak


rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
organisasi (corporate value)

o Meningkatkan kepercayaan investor/donator untuk menanamkan modalnya.

 Pengertian GCG

Sebagai sebuah konsep, GCG ternyata tidak memiliki definisi tunggal. Komite
Cadburry misalnya pada tahun 1992-melalui Cadburry report-mengeluarkan definisi
tersendiri tentang GCG. Menurut Komite Cadburry, Good Corporate Governancce
adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawaban kepada shareholder khususnya dan stakeholders pada umumnya.

Beberapa Negara mendifinisikan GCG dengan pengertian yang agak mirip walaupun
ada sedikit perbedaan istilah. Kelompok negara maju (OECD), mendefinisikan GCG
sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggung jawab kepada shareholdernya.
Para pengambil keputusan di perusahaan di perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan keputusannya dan keputusan tersebut mampu memberikan
nilai tambah bagi stakeholders lainnya. Karena itu fokus utama OECD terkait dengan
proses pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung prinsip-prinsip
GCG transparebcy, responsibility, accountability dan fairness.

Pengertian lain datang dari Finance Committee on Corporate Governance Malaysia.


Menurut lembaga tersebut GCG merupakan suatu proses serta struktur yang
digunakan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan urusan perusahaan ke
arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.

The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinisikan CG


sebagai proses dan struktur yang ditetapkan dalam menjalankan perusahaan dengan
tujuan utama meningkatkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.

Monks 2003, GCG secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua stakeholder.

Tata Kelola perusahaan yang baik menurut Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor:
PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya GCG
adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan
perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

Moeljono, 2005, Sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk


menciptakan nilai tambah (value addes) bagi semua stakeholder. Ada 2 hal yang
ditekankan dalam konsep ini, yaitu pentingnya hak Pemegang Saham untuk
memeroleh informasi yang benar (akurat) dan tepat pada waktunya, serta kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu
dan transparan terhadap semua informasi kerja perusahaan, kepemilikan dan
stakeholders.

Dari berbagai definisi tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa pendekatan terhadap
definisi GCG lebih ditekankan pada pendekatan hard factors yang mengharuskan
adanya infrastruktur serta kebijakan atau SOP atau peraturan-peraturan yang
mendukung penerapan GCG. Disisi lain, TIM CG Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) mendefinisikan Good Corporate Governance dengan sudut
pandang yang sedikit berbeda dengan mencakupkan soft factors dalam menjelaskan
pengertian tersebut.Tata Kelola perusahaan yang baik atau GCG didefinisikan sebagai
komitmen, aturan main serta praktek penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika
dengan menekankan keharusan adanya komitmen dalam pengaplikasiannya.
Keberadaan kebijakan dan kelengkapan infrastruktur GCG menjadi kehilangan makna
tanpa didasari komitmen untuk melaksanakannya. Disinilah, betapa peran Pemilik
Modal/Pemegang Saham, Dewan/Bawas/Dekom dan Direksi (Top Management)
sebagai TOP LEADER menjadi pendorong dalam kesungguhan pembangunan
Perusahaan yang ber-GCG dengan prinsip-prinsip.

o Partisipasi

o Responsibilitas

o Independen

o Kewajaran (Fairness)

o Akuntabilitas

o Transparansi

Atau disingkat PRIFAT. Penomoran prinsip mulai dari partisipasi sampai dengan
transparansi bukan menggambarkan derajat kepentingan dalam penerapan praktik
GCG.

 Landasan Teori GCG

Teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah Agency Theory,
Stewardship Theory dan Stakeholder Theory.

1. Agenchy Theory

Perkembangan tata kelola perusahaan yang berangkat dari teori kegenan


(Agency Theory) dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976.
Teori tersebut mendasarkan pada konflik yang timbul antara principal dan
agen. Principal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk
bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi
amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan.
Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah
diamanahkan oleh prinsipal kepadanya. Manajemen sebagai ‘agents” dianggap
akan bertindak untuk kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif
dan bijaksana serta adil terhadap Pemegang Saham. Adanya pemisahan
kepemilikan dan perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen
menimbulkan agency problem (konflik kepentingan).

Sebagai pihak yang mengelola perusahaan, agen mempunyai lebih banyak


informasi mengenai kapasitas perusahaan, lingkungan kerja dan perusahaan
secara keseluruhan. Disisi lain prisipal tidak mempunyai informasi cukup
tentang kinerja agen. Hal ini mengakibatkan ketimpangan informasi antara
prinsipal dan agen yang disebut dengan aymmetric information. Hal tersebut
dapat menimbulkan dua permasalahan (Jensen dan Meckling, 1976)

i. Moral Hazard yaitu permasalahan yang terjadi jika agen tidak


melaksanakan bersama apa yang telah disepakati dalam kontrak kerja.

ii. Adverse selection yaitu prinsipal tidak dapat mengetahui apakah


keputusan yang diambil oleh agen didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya atau terjadi kelalaian dalam tugas.

2. Stewardship Theory

Tidak seperti teori keagenan, teori stewardship mengasumsikan bahwa


manajer adalah pengelola dengan perilaku yang selaras dengan tujuan
principal mereka. Teori ini mendasarkan pada adanya toleransi yang baik
dalam diri seorang manajer. Manajer dipandang setia kepada perusahaan dan
tertarik dalam pencapaian kinerja yang tinggi.

Motif dominan, yang mengarahkan para manajer untuk menyelesaikan


pekerjaan mereka, adalah keinginan mereka untuk melakukan tugas dengan
sangat baik. Secara khusus, manajer dipahami sebagai pihak yang termotivasi
oleh kebutuhan untuk mencapai kepuasan intrinsik melalui keberhasilan dalam
melakukan pekerjaan yang menantang, untuk melaksanakan tanggung jawab
dan wewenang dan dengan demikian untuk mendapatkan pengakuan dari
pimpinan dan pihak lainnya terhadap keberhasilannya. Oleh karena itu ada
unsur motivator yang bersifat non keuangan bagi manajer. Teori ini juga
berpendapat bahwa sebuah organisasi membutuhkan struktur yang
memungkinkan harmonisasi yang akan dicapai dari hubungan yang efektif
antara manajer dan pemilik.

Dengan kata lain, Stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak


yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
publik maupun stakeholder.

3. Stakeholders Theory

Stake holder Theory atau Teori Pemangku Kepentingan memposisikan


Pemeganag Saham/Pemilik Modal hanya merupakan salah satu dari sejumlah
kelompok stakeholder yang penting. Sama seperti pelanggan, pemasok,
karyawan dan masyarakat lokat. Pemegang saham memiliki saham di dan
dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan perusahaan.

Gibson 2000:247 menguraikan dalam jurnalnya bahwa dengan cara yang sama
bahwa bisnis juga memiliki tugas yang berbeda untuk berbagai kelompok
pemangku kepentimgan.

Dalam kasus dimana ada konflik kepentingan antara Pemilik Modal/Pemegang


saham dengan stakeholder lainnya, maka kepentingan para Pemilik
Modal/Pemegang Saham, harus dimoderasi atau dikorbankan untuk memenuhi
kewajiban dasar bagi pemangku kepentingan lainnya.

Dalam hukum perusahaan, Pemilik Modal/Pemegang saham diberi status


unggulan sebagai pemilik perusahaan. Mereka mampu memilih semua atau
sebagian besar anggota Direksi, memiliki hak untuk mempekerjakan dan
memecat para eksekutif senior dan menyetujui atau menolak kebijakan penting
dan strategi perusahaan.

Karena status yang luar biasa dan kendali yang dimiliki oleh Pemilik
Modal/Pemegang Saham berdasarkan hukum perusahaan, teori pemangku
kepentingan cenderung mencurahkan perhatian yang lebih sedikit untuk
membela hak-hak Pemilik Modal/Pemegang Saham.Asumsinya adalah bahwa
Pemilik Modal/Pemegang Saham sudah memiliki kekuatan untuk memastikan
bahwa kepentingan mereka diperhitungkan oleh perusahaan dan para
manajernya.

Teori stakeholder yang telah mempertimbangkan hak-hak Pemilik


Modal/Pemegang Saham biasanya mencoba untuk menunjukkan mengapa
hak-hak ini harus dibatasi oleh hak atau kepentingan kelompok stakeholder
lainnya.

Dari ketiga uraian konsep yang mendasari Good Corporate Governance terlihat bahwa
kesamaannya terletak pada pengamatan pola hubungan atau interaksi antara pemilik
modal/pemegang saham/Dewas/Bawas/Dekom dengan Direksi dalam pemenuhan
kepentingan masing masing pihak. Efektivitas interakti tersebut menciptakan
sinergitas hubungan yang memengaruhi laju pertumbuhan nilai perusahaan secara
positif dengan mempertimbangkan kepentingan stakeholdes lainnya.

 Prinsip dan Aturan Mengenai GCG di Indonesia

Dalam penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik, perlu disepakati
konsep/prinsip yang mendasari pemahaman terhadap Good Governance. Prinsip
merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual
yang dijadikan oleh seseorang/kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau
bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun
perubahan dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh
sebuah obyek atau subyek tertentu.

Tujuan penetapan prinsip-prinsip tersebut adalah untuk meletakkan landasan bagi


pengembangan pelaksanaan Good Corporate Governance di Lingkungan perusahaan
secara umum. Prinsip-prinsip dan asumsi dasar dimaksud akan menjadi pegangan
dalam penjabaran tindakan dan langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk
mewujudkan GCG dan akan menjadi patokan dalam pengujian keberhasilan aplikasi
GCG pada suatu organisasi. Nilai-nilai yang dikandung dalam prinsip tentunya dapat
bervariasi sesuai dengan keyakinan individu, maupun organisasi serta lingkungan
tempat seseorang/organisasi berkegiatan.

Secara umum terdapat enam prinsip corporate governance dalam Prinsip-prinsip


Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) 2004 mengenai
corporate governance. Keenam prinsip ini menjelaskan hal-hal yang mencakup:
kerangka dasar corporate governance, hak pemegang saham, kesetaraan perlakuan
Pemilik Modal/Pemegang Saham, peranan stakeholders, keterbukaan dan transparansi
serta tanggung jawab Dewas/Bawas/Dekom.

Dengan memperhatikan kesesuaian perangkat hukum dan lingkungan BUMD dengan


BUMN, penerapan Praktik Tata Kelola mengacu pada prinsip dasar yang telah
dikembangkan oleh BPKP dengan akronim PRIFAT sebagai berikut :

1. Participation (Partisipasi)

Partisipasi yang dimaksud disini adalah pemenuhan tanggung jawab, hak dan
wewenang serta tindakan-tindakan lain yang patut diambil sesuai dengan
posisinya.

Menurut kamus Collins “Participate means to become actively involve in”.


Jadi partisipasi merupakan keterlibatan yang aktif, kalau pada suatu
perusahaan tentunya dari setiap pelaku/organ perusahaan dalam menunjang
peningkatan nilai perusahaan. Eksistensi keberadaan badan usahan diakui dan
difasilitasi, baik secara langsung atau tidak langsung oelh masyarakat umum
lainnya. Karena itu, perusahaan semestinya memperhatikan kepentingan
masyarakat dalam tindakan-tindakannya.

Penerapan prinsip ini akan membantu kelanggengan perusahaan dan


menciptakan “sense of belonging” dari banyak pihak. Perusahaan perlu pula
membina hubungan dengan semua karyawan maupun anggota masyarakat
sekitar melalui hubungan bisnis yang langsung atau tidak langsung sehingga
perusahaan menjadi bagian dari masyarakat (corporate citizenship)

Perlu dihindari teradinya ketimpangan yang mencolok dengan keadaan sekitar


sehingga mengundang kecemburuan sosial. Selain itu upaya pemeliharaan
lingkungan serta kesehatan wilayah sekitar lokasi usaha juga tidak boleh
diabaikan. Beban sosial (Social cost) yang terkait pada umumnya dapat
diperhitungkan dan dimasukkan sebagai unsur biaya produksi.

Faktor-faktor yang memengaruhi Prinsip Partisipasi meliputi :

i. Kapabilitas
Seorang yang berada pada posisi tertentu tidak melakukan apa yang
seharusnya dilakukan pasti apa sebabnya. Salah satu sebab seseorang
tidak melakukan partisipasi adalah karena dia tidak mampu (capable)
untuk melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan tersebut.

ii. Budaya/Nilai-nilai pada Perusahaan

Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan perusahaan dipengaruhi oleh


budaya atau nilai-nilai yang berkembang di perusahaan

iii. Sistem Penghargaan

Penghargaan merupakan salah satu kebutuhan manusia, baik secara


materi maupun non materi. Apabila setiap partisipasi dari setiap orang
dihargai, maka akan timbul kepuasan.

iv. Kontrol dari masyarakat/Pemerintah

Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa perusahaan harus berpartisipasi


untuk peningkatan kemakmuran masyarakat sekitar. Disisi lain tekanan
masyarakat mengenai kepedulian perusahaan dalam memenuhi hak-
haknya misalnya agar ada operasi yang ramah lingkungan atau agar
dilakukan pembinaan kepada pengusaha ekonomi lemah, jelas
memengaruhi kemauan perusahaan untuk berpartisipasi
memperhatikan kepentingan stakeholders tersebut.

2. Responsibility (Responsibilitas)

Prinsip responsibilitas adalah kesesuaian atau kepatuhan di daam pengelolaan


perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan
yang berlaku.

3. Independency (Independen)

Independen merupakan suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terikat
dengan pihak manapun. Independen menunjukkan sikap bebas yang tidak
terpengaruhi oleh kepentingan pihak tertentu atau kelompok/organisasi
tertentu.

4. Fairness (Keadilan)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder desuai dengan oeraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan
fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan yang adil diantara beragam kepentingan dalam
perusahaan.

5. Accountability (Akuntabilitas)

Segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam


pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik sehingga masyarakat dapat
memberikan penilaian dan evaluasi. Melalui oenerapan prinsip ini, suatu
proses pengambilan keputusan atau kinerja dapat dimonitor, dinilai dan
dikritisi. Akuntabilitas juga menunjukkan adanya traceableness yang berarti
dapat ditelusuri ampai ke bukti dasarnya, serta reasonbleness yang berarti
dapat diterima secara logis.

6. Transparancy (Transparansi)

Secara sederhana transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan.


Transparansi akan mendorong diungkapknnya kondisi yang sebenarnya
sehingga pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat mengukur dan
mengentisipasi segala sesuatu yang menyangkut perusahaan. Dengan adanya
transparansi di setiap kebijakan dan keputusan di lingkungan korporasi, maka
keadilan (fairness) dapat ditumbuhkan.

O. Risiko

Persaingan menjadi lebih dinamis dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan risiko
bisnis bagi banyak perusahaan. Lingkungan bisnis berubah dengan cepat. Dan itu
menyebabkan beberapa tantangan dan masalah.
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dan dapat
menyebabkan kerugian atau kegagalan bisnis. Ketidakpastian menyulitkan perusahaan
untuk mencapai target.

Beberapa risiko mungkin berada dalam kendali perusahaan. Dalam arti, perusahaan
masih bisa mengelolanya. Namun, beberapa risiko berada di luar kendali perusahaan.
Mereka hanya dapat beradaptasi dan meminimalkan dampaknya terhadap perusahaan.

 Jenis risiko bisnis

Dalam klasifikasi umum, risiko bisnis dapat berupa:

1. Risiko strategis

Perusahaan perlu mengembangkan strategi penciptaan nilai untuk mencapai


keunggulan kompetitif. Mereka memiliki daya saing ketika mereka dapat
mengadopsi strategi yang tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses.

Kadang-kadang, strategi mereka tidak lebih baik dari pesaing. Itu tentu buruk
untuk bisnis. Atau, strategi perusahaan baik tetapi lemah dalam
pelaksanaannya, misalnya, karena komitmen yang rendah dari eksekutif dan
karyawan. Sekali lagi, itu merugikan perusahaan.

Misalnya, target pasar cenderung sadar harga. Namun, perusahaan


menerapkan strategi diferensiasi dan mencoba mengubah persepsi konsumen
bahwa produk mereka lebih baik. Alih-alih mendapatkan penjualan yang baik,
produk mereka tidak laku.

Risiko strategis memiliki implikasi paling signifikan dalam mencapai tujuan


perusahaan. Jika strategi perusahaan kurang efektif, kerugian akan muncul.

2. Resiko operasional

Risiko ini timbul dari kegiatan sehari-hari perusahaan. Itu mungkin karena
kesalahan karyawan, kegagalan sistem produksi, dan prosedur internal yang
tidak memadai. Sumber risiko juga dapat berasal dari luar, tetapi memengaruhi
operasi perusahaan.

Beberapa contoh risiko operasional adalah:

i. Perselisihan kontrak
ii. Kegagalan teknologi

iii. Kesalahan manusia

iv. Kerusakan sistem

3. Risiko kepatuhan

Risiko kepatuhan timbul karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang atau


peraturan lainnya. Saat melanggar, perusahaan mungkin mendapat sanksi atau
merusak kredibilitasnya. Dampak risiko kepatuhan sangat penting bagi
beberapa industri yang sangat diatur seperti bank dan asuransi.

4. Resiko keuangan

Risiko keuangan adalah ketidakpastian yang terkait dengan pengelolaan


perusahaan keuangan. Salah satunya adalah risiko karena ketidakcocokan arus
kas.

Perusahaan perlu berinvestasi, misalnya, fasilitas produksi baru, karena


dengan mana bisnis berkembang. Mereka dapat menggunakan berbagai opsi
modal, dari sumber internal (laba ditahan), sekuritas utang, atau ekuitas.
Aliran uang yang tidak memadai sering muncul. Perusahaan telah
menghabiskan uang untuk proyek, tetapi itu tidak segera menghasilkan lebih
banyak uang dengan cepat.

5. Risiko Pasar (Market Risk)

Teknologi yang terus berkembang membuat perubahan yang begitu cepat,


terutama dalam bisnis. Risiko bisnis yang pertama adalah risiko pasar yang
diakibatkan karena perubahan dalam pasar secara makro, di mana banyak
pebisnis yang tidak mampu membendungnya.

Misalnya, ketika menjalankan bisnis kopi kekinian dan baru membuat menu
baru ‘Kopi Gula Aren’ yang saat itu sedang tren dan diminati banyak
konsumen. Namun, tiba-tiba, keluarlah menu baru yang menjadi kegemaran
konsumen, misalnya ‘Kopi Regal’. Padahal, saat itu perusahaan sudah
membeli bahan untuk membuat Kopi Gula Aren yang cukup banyak. Inilah
hal yang merugikan, di mana perusahaan memiliki stok bahan yang tinggi
namun tidak lagi dibutuhkan.
Solusinya adalah, perusahaan perlu memahami kondisi pasar dan
kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Mulailah dengan melakukan
pendekatan personal dengan pelanggan. Misalnya ketika mereka datang,
mintalah sedikit waktu untuk meminta pendapat serta saran dari konsumen
untuk inovasi produk selanjutnya.

6. Risiko Strategi

Risiko ini sangat berkaitan dengan strategi, di mana terjadi risiko atau
ketidakpastian yang diakibatkan dari kurang matangnya strategi dalam
menjalankan bisnis. Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan dengan
matang dalam bisnis, atau terkadang strategi bisnis itu harus dijalankan ketika
ada persaingan yang mungkin mengancam bisnis. Misalnya saja perusahaan
ponsel bernama Nokia yang dulu sempat tren di segala kalangan, namun
setelah kedatangan sistem operasi terbaru yaitu Android, Nokia justru
menggunakan sistem operasi lain dan mengalami kerugian besar karena
konsumen lebih memilih untuk menggunakan Android. Contoh lainnya adalah
Yahoo yang pada masa keemasannya pada tahun 1990an seperti Google masa
kini, di mana Yahoo terlalu fokus untuk mengembangkan iklan banner namun
tidak mengembangkan salah satu produknya yakni mesin pencari sehingga
pada akhirnya produk mesin pencari ini dikuasai oleh Google.

Solusinya adalah harus mempersiapkan strategi apa yang mungkin akan


dijalankan ketika akan atau sedang memulai bisnis, agar nantinya bisnis bisa
berjalan di jalur yang benar sehingga dapat meminimalisir kerugian yang
mungkin bisa ditimbulkan. Sebagai pebisnis, tidak boleh egois dan
menganggap apa yang dipikirkan adalah benar, tapi tetap harus memikirkan
kondisi pasar yang ada dan berani untuk memilih strategi yang mungkin tidak
langsung mendatangkan profit, namun akan menghasilkan profit jangka
panjang ke depan.

7. Risiko Kredit

Risiko ini berlaku bagi yang menjalankan bisnis dengan sistem pembayaran
kredit, seperti perusahaan pembiayaan. Di mana, perusahaan harus memahami
risiko konsumen yang tidak membayar hingga lunas setelah barang dikirim.
Mungkin saja orang tersebut kabur, bangkrut, meninggal dunia, dan
sebagainya. Untuk menghindari risiko tersebut, perlu melakukan analisa
terhadap debitur atau calon konsumen, bagaimana kinerja perusahaan itu,
bagaimana karakter pemiliknya, kemampuannya untuk membayar, dan
sebagainya. Selanjutnya, juga perlu menentukan beberapa hal seperti berapa
batas utang yang dapat diberikan dan berapa lama maksimum jangka waktu
kredit yang bisa diberikan.

8. Risiko Operasional

Risiko ini biasanya akan lebih mengarah pada suatu kegagalan dalam
mengelola perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari.
Hal ini mungkin saja terjadi karena beberapa kegagalan teknis, seperti server
error, human error, maupun proses pada kegiatan operasional perusahaan yang
tidak efisien. Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki
lebih dari satu penyebab.

Misalnya, perusahaan melakukan rekrutmen untuk bidang business


development sebanyak 5 orang, padahal setelah dijalani, diketahui bahwa
sebenarnya kebutuhan merekrut 5 orang ini karena adanya pekerjaan yang
tidak efisien sehingga hanya dengan 3 orang saja sudah cukup. Tentunya ini
dapat merugikan perusahaan dari segi materi dan waktu, di mana perusahaan
perlu memberikan gaji bagi karyawan tersebut dan perusahaan juga
meluangkan waktu yang cukup lama ketika proses rekrutmen.

9. Risiko Finansial

Risiko ini biasanya akan berdampak kepada finansial perusahaan dan mengacu
secara khusus terhadap arus kas masuk dan keluar yang memungkinkan terjadi
kerugian finansial perusahaan. Sebagai contoh, pengusaha memiliki
perusahaan yang sebagian besar pemasukan perusahaan berasal dari sejumlah
klien besar yang melakukan proses pembayaran produk dengan beberapa
tahapan. Kemudian ketika tahap pelunasan, klien perusahaan tidak melakukan
pembayaran sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Hal ini tentunya dapat
merusak arus kas dan menimbulkan ketidakpastian kapan klien akan
membayar pelunasannya.
Contoh lain misalnya ketika perusahaan memiliki banyak utang dan harus
melunasinya dalam jangka pendek. Hal ini akan berpengaruh ke arus kas
perusahaan karena hutang ini perlu didahulukan untuk dibayar, terlebih jika
ada bunga yang tinggi, Solusinya adalah membuat sistem jual beli dengan
ketentuan yang lebih aman, misalnya pelunasan pembayaran hanya sebesar 5%
dari total biaya tagihan dan diatur mengenai denda bagi klien yang terlambat
melakukan pembayaran. Selain itu, hindari utang apabila bukan untuk
keperluan mendesak.

10. Risiko Legal & Kepatuhan

Risiko legal biasanya timbul karena adanya tuntutan dari pihak lain karena
adanya pelanggaran hukum, misalnya terjadi pelanggaran hak cipta,
mengingkari kesepakatan yang telah tertulis dalam kontrak (wanprestasi),
tidak mengikuti peraturan atau undang-undang yang berlaku, dan lain
sebagainya. Untuk menghindari risiko ini, perusahaan harus membuat kontrak
dan memahami isi di dalam kontrak dengan benar dan jelas sebelum
melakukan tanda tangan kontrak.

Selain itu, risiko kepatuhan juga berkaitan erat dengan risiko legal, di mana
risiko ini timbul karena adanya ketidakmampuan dalam memenuhi ketentuan
atau peraturan perundang-undangan. Misalnya pelanggaran di bidang
ketenagakerjaan seperti pemberian gaji di bawah UMR, di bidang Pajak, atau
tidak memiliki izin usaha dalam menjalankan bisnisnya. Di mana, jika
perusahaan melakukan pelanggaran ini, maka dapat dikenakan sanksi
bermacam-macam antara lain berupa teguran, denda, hingga pembekuan
kegiatan usaha.

Karena itulah penting untuk memastikan risiko legal dan kepatuhan dapat
dihindari. Di mana, risikonya bukan lagi kerugian materi namun kerugian
yang bisa menyebabkan bisnis dipaksa untuk tutup dan tidak beroperasi
kembali. Selain itu, jika mengabaikan pembuatan kontrak, mungkin saja
mengalami kerugian ketika klien tidak memenuhi kewajibannya, perusahaan
tidak memiliki dasar untuk mengajukan klaim ganti kerugian kepadanya
karena tidak pernah ada kontrak yang dibuat antara perusahaan dan klien.

 Sumber risiko bisnis


Ketidakpastian dapat muncul dari internal atau eksternal. Risiko internal timbul dari
dalam organisasi. Ini terjadi selama operasi reguler dan berasal dari kombinasi faktor
fisik, teknis, dan manusia.

Jenis risiko internal ini dapat dikendalikan dan, dalam beberapa kasus, dapat dihindari
atau dikurangi. Kelalaian di tempat kerja, mesin produksi usang, dan pemogokan
adalah dua contoh sumber risiko internal.

Risiko eksternal datang dari luar perusahaan. Perusahaan tidak memiliki kendali
atasnya. Mereka hanya dapat beradaptasi dan mengurangi paparan mereka terhadap
perusahaan.

Risiko eksternal dapat timbul karena perubahan kondisi ekonomi, politik, peraturan,
dan sosial demografis. Perubahan dalam lingkungan kompetitif juga merupakan
sumber risiko eksternal.

Beberapa contoh risiko eksternal adalah:

o Bencana alam, pandemi dan perubahan iklim

o Gangguan teknologi

o Kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan (misalnya resesi, hiperinflasi,


atau suku bunga tinggi)

o Risiko geopolitik

o Perubahan peraturan

o Perubahan dalam preferensi dan selera konsumen

o Persaingan semakin ketat

 Dampaknya terhadap perusahaan

Risiko bisnis menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi target atau tidak dapat
mencapai tujuan perusahaan. Mereka tidak mampu memberikan pengembalian yang
memadai bagi investor. Ketidakpastian juga dapat menyebabkan kegagalan bisnis dan
bahkan kebangkrutan.
Risiko memiliki dampak yang lebih signifikan ketika perusahaan memiliki leverage
yang tinggi. Itu membuat perusahaan sulit mendapatkan dana murah. Investor melihat
perusahaan memiliki risiko gagal bayar yang tinggi.

Kombinasi risiko bisnis dan leverage yang tinggi mempersulit perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya kapan saja. Ketika pendapatan turun, mereka tidak
dapat membayar kembali utangnya, dan itu dapat menyebabkan kebangkrutan.

 Cara Mengatasi Risiko Bisnis

1. Melakukan Riset Pasar

Apapun bisnis perusahaan, baik bisnis kelas kecil, menengah hingga kelas atas
sekalipun, melakukan riset pasar merupakan hal utama yang harus dilakukan.
Dari hasil riset tersebut perusahaan dapat mengetahui sejauh mana produk
perusahaan akan dapat terjual. Selain itu, dari hasil riset tersebut perusahaan
juga bisa mengetahui resiko yang mungkin terjadi dalam menjual produk
tersebut meliputi tingkat kegagalan, tingkat persaingan, tingkah kesulitan, dan
lain sebagainya.

2. Ketahui Kunci Kesuksesan Bisnis Perusahaan

Dengan mengetahui kunci dari kesuksesan untuk bisnis perusahaan,


perusahaan dapat menentukan langkah – langkah jitu yang berguna untuk
menangani resiko yang mungkin terjadi. Bukan malah mengambil langkah
yang justru menimbulkan resiko lain. Untuk dapat mengetahui kunci
kesuksesan ini, perusahaan dapat belajar melalui pengalaman perusahaan lain
atau mencari informasi di internet mengenai tips esensial dalam membangun
bisnis.

3. Menyesuaikan Modal Usaha Sesuai Dengan Kemampuan

Resiko besar dapat terjadi pada bisnis yang tidak memiliki modal cukup dan
sesuai dengan kebutuhan bisnis itu sendiri. Pastikan untuk memilih bisnis
dengan modal sesuai dengan kemampuan perusahaan. Walaupun mungkin
berbeda jauh dari apa yang perusahaan harapkan, setidaknya bisnis tersebut
bisa perusahaan jadikan sebagai modal awal untuk perusahaan membangun
bisnis yang perusahaan inginkan. Karena jika kita mau berusaha pasti selalu
ada jalan. Dari pada perusahaan menunggu hingga memiliki modal yang
cukup, perusahaan bisa mulai membuat bisnis kecil yang keuntungannya dapat
digunakan sebagai modal untuk membangun usaha yang lebih besar.

4. Memiliki Sebuah Aplikasi Manajemen

Sebuah manajemen merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat
diperlukan ketika perusahaan ingin membangun dan mengembangkan bisnis.
Dengan menggunakan aplikasi manajemen, perusahaan dapat mengambil
keputusan bisnis yang tepat untuk kemajuan bisnis yang dijalankan. Tidak
hanya itu, terdapat banyak keuntungan lain menggunakan aplikasi manajemen
yang pastinya dapat membantu perusahaan dalam menjalankan bisnis.

5. Sesuaikan Usaha Dengan Minat

Banyak orang berpendapat bahwa menjalani usaha sesuai dengan minat akan
lebih mudah dijalani. Dengan begitu, minimal sudah memiliki pengetahuan
yang cukup berkaitan dengan usaha tersebut.

Perusahaan juga akan memiliki keahlian lebih untuk mengatasi resiko yang
timbul ketika usaha sudah berjalan. Menjalani usaha yang tidak sesuai dengan
minat pemilik hanya akan menambah resiko saja.

Hindari memulai usaha hanya karena tren saja, lambat laun usaha seperti itu
akan mati juga. Mulailah usaha dari bawah sehingga perusahaan bisa belajar
sambil menjalani usaha. Pengalaman akan dibutuhkan ketika usaha tersebut
sudah jauh berjalan.

6. Gunakan Modal Sesuai Kebutuhan

Memiliki banyak modal bukan menjadi alasan untuk asal-asalan dalam


menggelontorkan modal. Bukannya usaha cepat berkembang, kemungkinan
bangkrut bisa saja terjadi.
Sebagai pengusaha harus bisa mengelola modal tersebut dengan baik.
Gunakanlah modal tersebut sesuai kebutuhan usaha. Jangan terbuai dengan
kesuksesan orang lain sehingga ingin cepat-cepat untuk seperti mereka. Jika
ingin memulai usaha resiko kecil, hindari usaha yang memakan modal yang
besar karena memiliki resiko tinggi.

7. Belajar Dari Perusahaan Lain

Sebagai pemula dalam berbisnis, tak ada salahnya jika belajar dari orang lain.
Belajar bagaimana orang lain mengelola usaha, memanajemen keuangan,
hingga strateginya. Dalam dunia bisnis hal itu sah-sah saja selama tidak
merugikan orang lain.

Terlebih jika usaha yang dijalani memiliki banyak pesaing, jangan jadikan
mereka sebagai hambatan. Amati secara perlahan bagaimana mereka bekerja,
kemudia bisa meniru dan menerapkan dalam usaha. Kekurangan dari usaha
orang lain bisa diubah menjadi kelebihan pada usaha.

8. Fokus Saat Menjalankan Usaha

Sebuah usaha memerlukan perhatian penuh untuk bisa tetap berkembang.


Jangan memulai usaha lain jika usaha sebelumnya masih belum jelas.
Ketahuilah, hal itu justru akan menghancurkan usaha. Fokus terhadap usaha
yang sedang dijalani akan mempercepat perkembangan usaha tersebut.

9. Menulis rencana bisnis (business plan)

Proses membuat dan menyusun rencana bisnis merupakan langkah pertama


yang harus dilakukan dengan tujuan untuk menilai, mengevaluasi dan
merencanakan risiko pada saat menjalankan bisnis dari berbagai sudut padang
termasuk dari segi operasional, keuangan atau pemasaran.

10. Membuat perencanaan manajemen risiko

Rencana manajemen risiko harus dibuat secara terpisah dari rencana bisnis
yang ada. Perencanaan manajemen risiko harus mencantumkan langkah-
langkah, prosedur serta cara untuk mengatasi resiko ketika risiko untuk
muncul.
Misalkan saja bisnis perusahaan merupakan bisnis yang memproduksi barang
yang mudah rusak maka perusahaan harus memiliki persiapan bagaimana
perusahaan meminimalkan risiko yang terkait dengan pendistribusian barang
agar tidak mudah rusak.

11. Mengikuti rencana yang telah dibuat

Ketika perusahaan telah membuat dan mengembangkan rencana dalam bisnis


maka langkah selanjutnya adalah menguraikan semua aspek operasional
termasuk pemasaran dan proyeksi pendapatan.

Walaupun perusahaan bisa mengalami perbedaan antara realita dan rencana


pada saat menjalankan bisnis, tapi dengan rencana tersebut perusahaan dapat
mengelola potensi risiko yang mungkin terjadi dalam bisnis.

Dengan mengikuti segala rencana yang telah dibuat maka perusahaan dapat
mengevaluasi kembali rencana tersebut untuk mengetahui efektivitasnya.

Dengan rencana bisnis yang fleksibel dan efisien dapat membantu untuk
mengatasi resiko yang mungkin timbul ketika menjalankan bisnis.

12. Melatih karyawan.

Salah satu cara mengatasi resiko bisnis yang efektif adalah dengan melatih
karyawan untuk menangani segala resiko yang mungkin terjadi.

Hal ini dapat membantu untuk menghindari dampak negatif yang timbul dari
resiko yang mungkin muncul.

13. Selalu memperbarui strategi penanganan risiko

Sebaik-baiknya perencanaan resiko pasti memiliki kemungkinan atau peluang


untuk mengalami kegagalan untuk mengatasi resiko. Oleh sebab itu
perusahaan harus bereaksi dan beradaptasi dengan meletakkan rencana dan
prosedur jika terjadi resiko yang sama. Untuk itu perusahaan harus
meluangkan waktu untuk menganalisis pasar dan menentukan target pasar.
Perusahaan juga harus memantau aktivitas bisnis yang sedang dijalankan dan
mencoba menganalisa bagian bisnis yang mungkin mengalami resiko. Hal ini
termasuk pemantauan terhadap pesaing, perubahan tren pasar, penipuan
pelanggan atau konsumen.
Dengan menemukan berbagai risiko tersebut maka perusahaan dapat mengembangkan
prosedur kontrol. Dengan mengidentifikasasi potensi risiko maka dapat membantu
perusahaan untuk mengatasi risiko usaha.

Setiap pebisnis pasti akan menghadapi resiko ketika memulai usaha mereka. Hal yang
dapat dilakukan adalah mengatasi semua resiko yang berpotensi muncul dengan fokus
pada langkah-langkah untuk mengurangi atau menghilangkan resiko tersebut. Dengan
beberapa cara mengatasi resiko bisnis setidaknya perusahaan dapat mengatasi segala
resiko yang kemungkinan besar muncul.

Anda mungkin juga menyukai