Anda di halaman 1dari 19

Formula For Success :

Target Costing For Cost-Plus Pricing Companies


Executive Summary

Akhir-akhir ini, beberapa perusahaan luar negeri telah


mengimplementasikan target costing.
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan system cost-
plus pricing menghadapi beberapa masalah besar dalam
pengaplikasian pendekatan target costing ini.
Menawarkan seperangkat solusi sehingga cost-plus
pricing companies bisa menggunakan pendekatan target
costing dengan optimal.
Definisi Target Costing dan Cost-
plus Pricing
Banyak perusahaan yang menggunakan cost-plus pricing system, terutama dalam industry
medis dan elektronik dan perusahaan-perusahaan yang mencari posisi pasar yang unik
melalui diferensiasi produk-produk mereka dari produk pesaing.
Dengan menggunakan cost-plus pricing, defense contractors (kontraktor pertahanan) dan
pihak lainnya bisa menetapkan harga dengan menggunakan salah satu dari 2 cara berikut:
1. Berdasarkan biaya actual, penambahan fixed fee pada pengadaan pabrikasi, atau
2. Berdasarkan biaya estimasi, penambahan fixed fee (memberikan estimasi biaya
yang reasonable atau dengan kata lain, close to actual cost (menutup ke biaya
actual)).
Target costing adalah suatu kemampuan dan teknik yang mengajak kontraktor-kontraktor
untuk memiliki kesadaran akan biaya dan efisiensi.
Target Costing Method

a. Metode Additive
=> fokus pada komponen-komponen individu dari suatu
produk
Equation 1 :

b. Metode Deductive
Equation 2 :
=> laba produk (mi) mengurangi harga jual produk (Pi)
sehingga menentukan target cost (TCi) produk.
Cost-Plus Pricing Method

Equation 3 :

Biaya (Ci) mencakup total cost, total manufacturing


cost, variable manufacturing cost, atau biaya utama.
Beberapa studi telah mengemukakan bahwa full manufacturing cost
merupakan metode cost-plus pricing yang paling popular.
System biaya-biaya utama bisa juga disebut dengan “engineering target
costing”, karena komponen-komponen dari biaya utama itu secara
umum mengandung hubungan sebab dan akibat dari biaya-biaya input
dan output.
Digunakan variable manufacturing costs (biaya bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan variable manufacturing overhead) sebagai
dasar umum dari pengaplikasian target costing.
Fixed manufacturing costs mempelihatkan dana-dana signifikan yang
secara normal berjalan dalam jangka panjang, dan hal ini menutupi
kapasitas produksi para pekerja atau divisi secara menyeluruh.
INTREGRATING TARGET COSTING AND COST PLUS
PRICING
Persamaan 4

Pi = TCi + rTCi

Persamaan 5

Pi = TCi ( 1+ r )

Persamaan 6
r = Ci + Mi
TCi ( Qi )
Dimana :
Ci = biaya lain selain TCi, biaya tetap manufaktur dan biaya hilir
Mi = total profit dari produk i
Qi = kuantitas produk i
Subtitusi nilai dari markup ( r ) dalam
persamaan 5 menghasilkan persamaan 7

Persamaan 7

Pi = TCi ( 1 + Ci + Mi )
TCi ( Qi )
EVALUASI METODE TARGET
COSTING

persamaan 7 tidak memiliki variable dependent


atau independent tapi membentuk suatu system
variable interdependent ( keadaan saling
bergantung ). Harga unit ( Pi ), target cost ( TCi ),
kuantitas produk (Qi ) dan produk dari target
profit ( Mi ) , berbanding terbalik yang
mengandalkan pada ketentuan masing –
masingnya.
COST PLUS PRICING USING THE
DEDUCTIVE METHOD

Persamaan 7 diaplikasikan pada target


costing dengan metode deduktif ke system
cost plus pricing .

Persamaan 5 variabel : unit price, target


cost , kuantitas produk , biaya lain dari target
cost , dan target profit menunjukkan keadaan
saling ketergantungan, tapi dalam prakteknya
boleh diprioritaskan. Dengan strategi target
profit lebih penting jumlahnya dari variable
lain.
Analisis Sensitifitas

Menggunakan data yang terlihat dalam exhibit 1, bisa


menunjukkan bagaimana system pricing yang ditunjukkan
pada persamaan 7 bisa membantu dalam pengurangan biaya,
memilih harga penjualan yang sesuai, dan seperangkat level
target laba perusahaan.
Contoh :
 objek kontraknya (Qi) = 1 radar
 Ada 6 level analisis sensitifitas, dimana level 1
merupakan hasil analisis exhibit 2 yang ditampilkan di
exhibit 3. level 2 – 6 menunjukkan modifikasi dari
exhibit 1 dan equation 7.
Level 1

Dari data Exhibit 1, harga penjualan yang ditargetkan di


dalam kontrak adalah $1.720.000 (hasil analisis pada
exhibit 2 yang ditampilkan pada baris pertama exhibit
3). Harga ini memenuhi 3 target penting :
 Laba sejumlah $400.000 memenuhi 20% target ROA
 Harga menutupi fixed manufacturing overhead cost
sebesar $300.000
 Harga juga menutupi aliran dana ke bawah
(downstream cost) $200.000
Level 2

baris ke 2 Exhibit 3,
jika design engineer bisa mengurangi
variable manufacturing costs dari
820.000 menjadi 800.000, 20.000
nya diakui konsumen semata-mata
sebagai pengurangan harga jual (dari
1.720.000 menjadi 1.700.000).
Level 3

Pada baris ke 3 exhibit 3


simpanan 20.000 disebutkan di
bawah level 2 tidak diberikan pada
costumers dan harga jual tetap
1.720.000
adanya peningkatan laba dari
400.000 menjadi 420.000
Level 4

menampilkan suatu alternative


profit – sharing dimana biaya yang
tersimpan sebesar 20.000
ditanggung secara bersama-sama
oleh pengusaha pabrikan dan
costumer
Level 5

Pengusaha pabrikan menghendaki


target laba sebesar 500.000
Variable manufacturing costs tidak
melebihi 800.000
harga jual harus meningkat menjadi
1.800.000
Level 6

Menampilkan gabungan strategi-strategi dengan


tujuan akhir dari keputusan target costs yang bisa
menuntun menuju harga jual yang rendah yaitu
1.700.000 dan mewujudkan laba target sebesar
450.000

menekan variable manufacturing costs mencapai


770.000 dan fixed manufacturing costs dan
downstream expenses pada 480.000

Adanya peningkatan downstream activities.


Pengimplementasian alternative
strategi pada level 6
menghendaki upaya value
engineering dan Kaizen costing.

analisis sensitifitas bisa


membantu memperlihatkan
efek dari beragam strategi dan
trade-off decisions atau
prosedur dengan normal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai