Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Lembaga Pembiayaan

A. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengertian lembaga pembiayaan, peranan lembaga
pembiayaan, bentuk hukum perusahaan pembiayaan, bidang usaha lembaga pembiayaan,
kedudukan lembaga pembiayaan dalam lembaga keuangan, dan perbedaan lembaga
pembiayaan dengan lembaga perbankan.

B. PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN


Istilah lembaga pembiayaan merupakan padanan dari istilah bahasa Inggris financing institution.
Lembaga pembiayaan adalah kegiatan usaha yang lebih menekankan pada fungsi pembiayaan
yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat. Kebijakan di bidang pengembangan lembaga pembiayaan diatur
berdasarkan Kepres No.61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan dan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan lembaga
pembiayaan.
Menurut pasal 1 angka (2) Keppres No. 61 tahun 1988 jo. Pasal 1 huruf (b) SK. Menkeu
No.1251/KMK.013/1988 yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan adalah yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik
dana secara langsung dari masyarakat.

C. PERANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN


Kegiatan lembaga pembiayaan ini dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal
dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat berbentuk giro, deposito, tabungan
dan surat sanggup bayar. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan lembaga pembiayaan
mempunyai peran yang penting karena siapapun orangnya baik pribadi maupun badan usaha
tentu memerlukan dana untuk memenuh kebutuhannya.
Lembaga pembiayaan juga dikatakan sebagai sumber pembiayaan alternative karena diluar
lembaga pembiayaan masih banyak lembaga keuangan lain yang dapat memberi bantuan dana
seperti pegadaian, pasar modal, bank dan sebagainya. Disamping berperan sebagai sumber
dana alternative lembaga pembiayaan juga memiliki peran penting dalam hal pembangunan
yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi dan minat masyarakat untuk berperan aktif dalam
pembangunan dimana bisa terwujud jikan ada pihak yang memfasilitasinya.

D. BENTUK HUKUM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN


Menurut pasal 1 angka(5) Kepres No.61 tahun 1988 lembaga pembiayaan adalah badan usaha
diluar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan
yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Menurut pasal 3 ayat 2 Kepres No. 61
tahun 1988 perusahaan pembiaayaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi. Menurut
Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Perseroan terbatas adalah
badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan usahanya dengan
modal tertentu yang seluruhnya terbagi dalam usaha dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang.
Adapun yang dimaksud dengan koperasi menurut undang-undang No.25 tahun 1992 tentang
pengoperasian adalah yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
mendasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaaan

E. BIDANG USAHA LEMBAGA PEMBIAYAAN


Paket kebijaksanaan pemerintah yang dikeluarlkan pada tanggal 20 Desember 1988(Pakdes
1988) mulai memperkenalkan usaha lembaga pembiayaan yang tidak hanya kegiatan sewa guna
usaha saja, tetapi juga meliputu jenis usaha pembiayaan lainnya. Pakdes 1988 tersebut
dituangkan dalam Keppres No.61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan dan Keputusan
Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan
lembaga pembiayaan.
Adanya Keppres No.61 tahun 1988 ini, maka kegiatan pembiayaan diperluas menjadi 6
bidang usaha yaitu :
1. Sewa guna usaha (leasing)
2. Modal ventura (venture capital)
3. Anjak piutang (factoring)
4. Pembiyaan konsumen ( consumer finance)
5. Kartu kredit (credit card)

F. KEDUDUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM LEMBAGA KEUANGAN


Istilah lembaga keuangan digunakan sebagai oadanan istilah bahasa inggris financial institution.
Lembaga keuangan merupakan badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset
keuangan ( financial asset).kekayaan berupa asset keuangan ini digunakan untuk menjalankan
usaha dibidang jasa keuangan , baik penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan
kebutuhan konsumtif , maupun jasa keuangan bukan pembiayaan. Jadi secara umum yang
dimaksud dengan lembaga keuangan setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan,
menghimpun dana, menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Fungsi utama system keuangan adalah mentransfer dana dari pihak yang mengalami surplus
dana pada pihak –pihak yang mengalami kekurangan dana (deficit unit), baik dari unit rumah
tangga , badan usaha maupun dari pemerintah.
Secara garis besar , lembaga keuangan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar
yaitu lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank dan lembaga pembiayaan
1. Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank(bank finance institution)adalah badan usaha yang
melkukan kegiatan dibidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentu kredit
atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Lembaga Keuangan Bank diatur dalam Undang- undang No 7 tahun 1992 tentang
Perbankkan Juncto . Undang –undang No 10 1988 tentang penyempurnaan UU No.
7 tahun 1992, dan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Peraturan
Pemerintah No.70 tahun 1992 tentang Bank Umum, Peraturan Pemerintah No. 71
Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat, dan Peraturan Pemerintah No. 72
tahun 1992 tentang Bank Syariah.
Menurut pasal 4 UU No.23 tahun1999 Bank Indonesia juga mempunyai 3 macam
status yaitu sebagai Bank Sental ,Lembaga Negara Independen, dan Badan Hukum
Politik.

2. Lebaga Keuangan Bukan Bank


Dalam perkembangan system keuangan Indonesia pernah dikenal suatu jenis
lembaga keuangan yang disebut lembaga keuangan bukan bank (non bank financial
institution . pendirian lembaga keuangan ini didasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan No.792/MK/IV/12/70 tanggal 7 Desember 1970, yang kemudian diubah
dan ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 38/MK/IV/72 tanggal 18
Januari 1972 lembaga keunagan buakn bank adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan dibidang keuangan secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana
dengan jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya ke dalam
masyarakat guna membiayaai investasi perusahaan
MODAL VENTURA

A. PENDAHULUAN
Keberadaan usaha ventura di Indonesia dalam arti institusional dan formal merupakan
pranata hukum dan bisnis yang relatif masih baru. Usaha ini baru diperkenalkan melalui
Kebijaksanaan Paket Deregulasi tanggal 20 Desember 1988 (Pakdes 1988) yang diikuti dengan
dikeluarkannya Keppres Nomor 61 Tahun 1988. Meskipun demikian, usaha modal ventura ini ke
depan mempunyai prospek yang cukup baik mengingat keberadaannya mempunyai peranan yang
sangat penting bagi pengembangan usaha, khususnya bagi usaha kecil di Indonesia. Kendala-kendala
secara umum yang selama ini dihadapi oleh usaha kecil, seperti keterbatasan modal, kemampuan
manajemen dan teknologi akan dapat dieliminasi dengan adanya lembaga pembiayaan modal
ventura.

B. PENGERTIAN DAN PENGATURAN MODAL VENTURA


1. Pengertian Modal Ventura
istilah modal ventura sudah meluas penggunaannya, baik di kalangan dunia usaha
maupun dalam tata pergaulan hukum di Indonesia. Isitlah modal ventura merupakan
terjemahan dari terminology bahasa Inggris, venture capital yang berarti sesuatu yang
mengandung resiko atau dapat pula berarti sebagai usaha. Jadi, secara harfiah modal ventura
berarti modal yang diinvestasikan pada suatu usaha yang mengandung risiko. Dikatakan
mengandung risiko karena dalam investasi ini tidak menekankan aspek jaminan (collateral)
melainkan pada prospek dan kelayakan dari usaha yang dibiayai.
menurut Pasal 1 angka (11) Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan ditentukan bahwa Perusahaan Modal Ventura (venture capital company)
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke
dalam usaha yang melaukkan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam
suaut perusahaan Pasangan Usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu.
Berdasarkan definisi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka (11) Keppres Nomor 61
Tahun 1988 di atas, dapat diidentifikasi lima unsur dari perusahaan modal ventura, yaitu :
a. Adanya badan usaha (company) ;
b. Bidang usaha, yaitu kegiatan di bidang pembiayaan (finance business) ;
c. Bentuk kegiatan, yaitu penyertaan modal (equity participation) ;
d. Pada perusahaan pasangan usaha (investee company) ;
e. Dalam jangka waktu tertentu (long term).

2. Pengaturan Modal Ventura


Modal ventura merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang keberadaannya masih
relatif baru. Secara institusional dan formal usaha modal ventura ini baru ada setelah keluarnya
Keppres Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan
No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pembiayaan. Kedua
peraturan ini merupakan tonggak sejarah perkembangan hukum modal ventura.

a. Segi Hukum Perdata


Hukum perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan perdata
para pihak yang terikat dalam suatu hubungan hukum. Dari segi hukum perdata, ada dua
sumber hukum yang mendasari usaha modal ventura, yaitu kebebasan berkontrak dan
perundang-undangan bidang hukum perdata.
1) Asas Kebebasan Berkontrak
Hubungan hukum yang terjadi dalam modal ventura selalu dibuat secara tertulis
(kontrak) sebagai dokumen hukum yang menjadi dasar kepastian hukum (legal
certainty).
Kontrak modal ventura merupakan dokumen hukum utama (main legal
document) yang dibuat secara sah, maka akan berlaku sebagai undang-undang bagi
perusahaan modal ventura dan pihak perusahaan pasangan usaha (Pasal 1338 ayat (1)
KUH Perdata). Konsekuensi yuridis selanjutnya, kontrak tersebut harus dilaksanakan
dengan itikad baik (in good faith) dan tidak dapat dibatalkan secara sepihak (unilateral
unavoidable). Kontrak modal ventura berfungsi sebagai dokumen bukti yang sah bagi
perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha.

2) Undang-Undang di Bidang Hukum Perdata


Sumber hukum modal ventura yang berupa undang-undang di bidang hukum
perdata adalah KUH Perdata, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Undandg-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) hingga sekarang masih
berlaku sebagai sumber hukum utama, khususnya ketentuan-ketentuan tentang
perikatan /perjanjian dalam buku III KUH Perdata yang relevan dengan kontrak modal
ventura. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 dan peraturan pelaksanaannya menjadi
sumber hukum dalam modal ventura karena bentuk badan usaha perusahaan modal
ventura dapat berupa Perseroan Terbatas (PT).
Adapun Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 berlaku bagi usaha modal
ventura apabila bentuk badan usaha perusahaan modal ventura tersebut adalah
koperasi, sehingga di dalam pendirian dan kegiatannya juga harus mematuhi ketentuna-
ketentuan yang diatur dalam undang-undang tersebut. Selanjutnya apabila perusahaan
modal ventura melakukan jual beli saham di pasar modal, maka Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1995 menjadi sumber hukum modal ventura.

b. Segi Hukum Publik


Sebagai usaha yang bergerak di bidang jasa pembiayaan, modal ventura banyak
menyangkut kepentingan public terutama yang bersifat administratif. Perundang-undangan
tersebut terdiri atas undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden dan
keputusan menteri.
1) Undang-Undang di Bidang Hukum Publik
Berbagai undang-undang di bidang administrasi negara yang menjadi sumber
hukum utama modal ventura adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok Agraria dan
peraturan pelaksanaannya. Berlakunya undang-undang ini apabila perusahaan
modal ventura mengadakan perjanjian mengenai dan/atau berurusan dengan hak-
hak atas tanah.
b. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1983 tentang Wajib Daftar Perusahaan dan
peraturan pelaksanaannya. Berlakunya undang-undang ini apabila perusahaan
modal ventura berurusan dengan pendaftaran perusahaan pada waktu pendirian,
pendaftaran ulang dan pendaftaran likuidasi perusahaan.
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1991 dan peraturan pelaksanaannya, semuanya
tentang Perpajakan. Berlakunya undang-undang ini karena perusahaan modal
ventura wajib membayar pajak bumi dan bangunan, penghasilan dan pertambahan
nilai serta pajak jenis lainnya.

2) Peraturan tentang Lembaga Pembiayaan


Peraturan tentang lembaga pembiayaan yang mengatur usaha modal ventura
antara lain adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973 yang mengatur tentang pendirian PT
(Persero) Bahana Pembiayaan Usaha Indonesia. Ini adalah perusahaan modal
ventura yang pertama di Indonesia, yang sahamnya dipegang oleh Departemen
Keuangan dan Bank Indonesia.
b. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
Didalamnya memuat tentang pengakuan bahwa modal ventura sebagai salah satu
bentuk model penyaluran pembiayaan. Bentuk hukum perusahaan modal ventura
adalah Perseroan Terbatas atau Koperasi, dan dalam kegiatannya dilarang menarik
dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan
surat sanggup bayar (promissory note).
c. Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan yang kemudian diubah dan disempurnakan
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468 Tahun 1995. Dalam Keputusan
Menteri Keuangan ini mengatur tentang sasaran kegiatan perusahaan modal
ventura, jangka waktu penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha, izin
usaha, besaran modal, pembinaan dan pengawasan, serta sanksi apabila
perusahaan modal ventura melakukan kegiatan yang bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Keputusan Menteri Keuangan tersebut.

C. TUJUAN DAN MANFAAT MODAL VENTURA


Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura sudah barang tentu berorientasi untuk
memperoleh keuntungan yang besar mengingat usaha ini mempunyai tingkat risiko yang tinggi (high
risk). Meskipun demikian, bukan bearrti usaha modal ventura ini tidak mempunyai misi humanistic
(humanistic institution), yaitu lembaga penolong bagi usaha yang masih lemah. Disini usaha modal
ventura dapat memberikan banyak manfaat bagi pengembangan usaha, khususnya bagi usaha kecil
yang banyak terdapat di Indonesia.

D. KARAKTERISTIK MODAL VENTURA


Konsep dasar modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal equity ke
dalam perusahaan pasangan usaha. Pembiayaan modal ventura mempunyai cirri-ciri atau
karakteristik tertentu yang membedakan dengan usaha lain sekalipun usaha tersebut sejenis.
Beberapa karakteristik yang melekat pada usaha modal ventura tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bantuan pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha bukan dalam bentuk pinjaman (loan),
tetapi dalam bentuk penyertaan modal (equity participation) atau setidak-tidaknya pinjaman
yang dapat dialihkan ke equity (convertible).
2. Bantuan pembiayaan bersifat sementara, sampai pada waktunya dilakukan divestasi, dengan
ketentuan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun.
3. Penyertaan modal bersifat jangka panjang (long term), biasanya di atas 3 (tiga) tahun.
4. Pembiayaan ini berisiko tinggi (high risk) karena tidak didukung dengan jaminan (collateral).
5. Motif utamanya tetap bisnis, yaitu mengharapkan keuntungan yang tinggi berupa capital gain
sebagai imbalan atas risiko yang tinggi.
6. Perusahaan modal ventura terlibat dalam manajemen (hand on management) pada perusahana
pasangan usaha.
7. Investasi modal biasanya dilakukan terhadpa perusahaan yang tidak punya akses untuk
memperoleh kredit dari bank.
8. Umumnya ditujukan pada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi memiliki potensi besar
untuk berkembang.
9. Pemodal ventura merupakan personitifikasi manusia unggul yang mampu mencari dan melihat
peluang bisnis, professional, kreatif, inovatif dan dinamis, serta memiliki jiwa entrepreneurship.

E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN MODAL VENTURA


Berdasarkan karakteristik di atas, dapat diidentifikasi beberapa keunggulan dan kelemahan
dari lembaga pembiayaan modal ventura. Munir Fuady menginventarisasi keunggulan dan
kelemahan lembaga pembiayaan modal ventura sebagai berikut :
1. Keunggulan Modal Ventura
Beberapa keunggulan model pembiayaan modal ventura adalah :
a. Merupakan dana jangka pendek dan menengah yang relatif murah dan dengan system
repayment yang cukup fleksibel.
b. Merupakan sumber dana bagi perusahaan baru yang belum memenuhi syarat untuk
mendapatkan dana dari sumber pembiayaan lainnya ;
c. Bantuan manajemen yang diberikan oleh Perusahaan Modal Ventura terhadap perusahaan
pasangan usaha biasanya ikut menambah majunya perusahaan ;
d. Biasanya perusahaan modal ventura sangat konsern terhadap maju mundurnya perusahaan,
sehingga jalannya perusahaan pasangan usaha selalu dimonitor ;
e. Tambahan modal baru dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
pinjaman / bantuan modal dalam bentuk lainnya ;
f. Pamor perusahaan pasangan usaha ikut naik mengingat perusahaan modal ventura biasanya
sudah mempunyai reputasi yang baik ;
g. Perusahaan pasangan usaha dapat memperluas jaringan usaha lewat partner baru yang
dimiliki oleh perusahaan modal ventura ‘;
h. Karena pembiayaan ini umumnya diberikan kepada perusahaan yang masih kecil. Hal ini
menjadi salah satu upaya untuk mengangkat dan melindungi pengusaha kecil dan
memperluas kesempatan kerja.

2. Kelemahan Modal Ventura


Adapun beberapa kelemahan dari lembaga pembiayaan modal ventura adalah sebagai
berikut :
a. Apabila dilihat dari segi jangka waktu yang panjang, pembiayaan lewat modal ventura dapat
menjadi sangat mahal karena system bagi hasil yang diterapkannya. Pengembalian (return)
yang diperoleh perusahaan modal ventura dari perusahaan pasangan usaha sangat besar
terutama jika bisnisnya sukses.
b. Bantuan pembiayaan lewat modal ventura hanya dapat diberikan kepada perusahaan
tertentu secara selektif. Perusahaan yang berprospek super bagus saja yang dapat dilayani.
Dalam praktiknya lebih banyak perusahaan yang ditolak daripada yang diterima
proposalnya.
c. Para pendiri perusahaan pasangan usaha yang dibiayai oleh perusahaan modal ventura
dapat kehilangan kontrol dan kepemilikan atas perusahaannya karena manajemen dan
saham yang dipegang oleh perusahaan modal ventura. Apabila perusahaan menunjukkan
gejala kegagalan, perusahan yang bersangkutan cenderung diambil alih (take over) atau
bahkan langsung dilikuidasi.

F. PENYERTAAN MODAL OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA


Pasal 13 ayat (1) huruf c Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988
menentukan bahwa untuk memperoleh izin usaha, permohonan diajukan kepada menteri dengan
melampirkan contoh perjanjian pembiayaan yang akan digunakan. Berdasarkan pasal tersebut
dapat disimpulkan, yaitu pertama, kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal
ventura dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha harus dilakukan dengan
membuat perjanjian. Kedua, perjanjian tersebut harus dibuat dalam bentuk tertulis. Secara umum,
isi dari perjanjian modal ventura memuat :
a. Bentuk pembiayaan / penyertaan modal yang digunakan ;
b. Besarnya jumlah dan persentase penyertaan modal ;
c. Jangka waktu penyertaan modal ;
d. Penggunaan pembiayaan oleh perusahaan pasangan usaha ;
e. Besarnya hasil dan imbal jasa pembiayaan ;
f. Cara divestasi termasuk divestasi yang dipercepat ;
g. Ketentuan put option, yaitu setelah jangka waktu tertentu perusahaan pasangan usaha
diharuskan membeli kembali saham perusahaan modal ventura ;
h. Ketentuan call option, yaitu hak perusahaan pasangan usaha untuk membeli kembali bagian
penyertaan perusahaan modal ventura setelah jangka waktu disepakati ;
i. Opsi pembelian saham ;
j. Antidilusi, yaitu berupa ketentuan yang berisi kepastian perusahaan pasangan usaha untuk tidak
melibatkan investor baru yang dapat menyebabkan berkurangnya persentase penyertaan modal
perusahaan modal venture ;
k. Ketentuan unlocking provision, yaitu perusahaan modal ventura tidak diperkenankan
mengalihkan penyertaan modalnya kepada pihak ketiga. Untuk itu perusahan pasangan usaha
harus membeli kembali penyertaan modal perusahaan modal ventura tersebut sesuai dengan
harga penawaran.

G. KEGIATAN / BIDANG USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA


Usaha atau kegiatan bisnis yang dapat menjadi sasaran pembiayaan dari perusahaan modal
ventura cukup luas, karena tidak terbatas pada jenis usaha industri tertentu jasa. Menurut
ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan modal ventura dalam rangka penyertaan modal
pada perusahaan pasangan usaha adalah untuk :
a. Mengembangkan suatu penemuan baru ;
b. Mengembangkan perusahaan yang pada tahap awalnya mengalami kesulitan dana ;
c. Membantu perusahaan yang sedang berada pada tahap pengembangan ;
d. Membantu perusahaan yang sedang berada pada tahap kemunduran ;
e. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa ;
f. Mengembangkan berbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi ;
g. Membantu pengalihan pemilikan perusahaan.

H. BENTUK-BENTUK PENYERTAAN MODAL


1. Penyertaan Secara Langsung
Penyertaan langsung (direct investment) adalah penyertaan perusahaan modal ventura
ke dalam perusahaan pasangan usaha secara langsung dalam bentuk penyertaan modal saham
(equaity investment).
Pembiayaan dengan cara penyertaan secara langsung ini dilakukan dalam hal badan
usaha perusahaan pasangan usaha sudah atau akan berbentuk perseroan terbatas . Pendirian
suatu usaha bersama dalam bentuk perseroanterbatas dilakukan antara perusahaan modal
ventura dan perusahaan pasangan usaha. Dalam melakukan pendirian tersebut harus
berpedoman pada ketentuan hukum perjanjian, khususnya ketentuan tentang kebebasan
berkontrak (Pasal 1338 KUH Perdata) dan ketentuan tentang syarat sahnya perjanjian (Pasal
1320 KUH Perdata). Disamping itu, harus memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya.
Peraturan lain yang juga harus diperhatikan dalam rangka pendirian usaha bersama ini adalah
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang usaha modal ventura, yaitu Keppres Nomor 61
Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251
Tahun 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

2. Penyertaan Secara Tidak Langsung


Penyertaan secara tidak langsung (indirect investment) adalah penyertaan modal oleh
perusahaan modal ventura pada perusahaan pasangan usaha tidak dalam bentuk modal saham
(equity), tetapi dalam bentuk obligasi konversi (convertible bond) atau partisipasi terbatas / bagi
hasil (profit sharing). Kedua bentuk penyertaan secara tidak langsung ini sudah barang tentu
dalam operasionalnya akan mempunyai konsekuensi yang berbeda satu sama lainnya, begitu
pula dengan bentuk-bentuk dari penyertaan secara langsung.
a. Obligasi Konversi (Covertible Bond)
Obligasi merupakan salah satu jenis surat berharga alternative yang dapat dipilih
para investor untuk melakukan investasi. Pada investor ini tertarik untuk membeli obligasi
karena nilai bunga yang diberikan pada umumnya lebih tinggi dari bunga deposito. Atau jika
bunganya rendah, mungkin tertarik karena ada kelebihan lainnya, seperti dapat ditukarkan
dengan saham (convertible) sehingga ada jenis obligasi yang disebut obligasi konversi
(convertible bond).
b. Partisipasi Terbatas / Bagi Hasil
Penyertaan modal dengan pola bagi hasil (profit sharing) adalah merupakan bentuk
penyertaan oleh perusahaan modal ventura yang didasarkan pada prinsip-prinsip bagi hasil
dalam suatu usaha bersama antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan
usaha.

I. MEKANISME OPERASIONAL PENYERTAAN MODAL


Adapun mekanismenya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Calon perusahaan pasangan usaha datang sendiri ke perusahaan modal ventura untuk mengisi
surat permohonan pembiayaan.
b. Surat permohonan pembiayaan diserhakan kembali ke perusahana modal ventura setelah
dilengkapi dengan data dan persyaratan serta ditandatangani oleh calon perusahaan pasangan
usaha.
c. Perusahaan modal ventura melakukan survey pada perusahaan calon perusahaan pasangan
usaha.
d. Calon perusahaan pasangan usaha menunggu tindak lanjut hasil analisis tentang dapat tidaknya
usaha tersebut dibiayai.
e. Apabila perusahaan modal ventura setuju untuk dilakukan pembiayaan, selanjutnya dibuat
suatu dokumen perjanjian pembiayaan yang dilakukan di depan notaries.
f. Perusahaan modal ventura merealisasikan penyertaanya, yaitu menyalurkan dananya pada
perusahaan pasangan usaha.
g. Perusahaan melakukan pembinaan pada perusahaan pasangan usaha.
h. Perusahaan modal ventura melakukan divestasi, yaitu menarik kembali penyertaan modalnya
dari perusahaan pasangan usaha.

J. DIVESTASI
Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (2) Keputusan Menteri Keuangan No.
1251/KMK.013/1988, bahwa penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat
sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 tahun. Dengan demikian, dalam usaha modal
ventura diharuskan adanya divestasi atas modal yang telah ditanam pada perusahaan pasangan
usaha.
Divestasi adalah tahap atau langkah bagian akhir dari keterlibatan perusahaan modal
ventura dalam perusahaan pasangan usaha yang menjadi mitranya. Dengan divestasi, berarti
perusahaan modal ventura memutuskan hubungan hukum dengan perusahaan pasangan usaha
dengan cara menjual saham atau instrument lain yang dimiliki, misalnya obligasi konversi baik
secara wajar (memperoleh nilai tambah) maupun tidak wajar (mengalami kerugian).

K. PENGAMANAN INVESTASI OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA


Salah satu karakteristik yang khas dari modal ventura adalah adanya risiko yang tinggi atas
investasi yang ditanam pada perusahaan pasangan usaha. dalam rangka untuk mengamankan dana
atau modal yang ditanam pada perusahaan pasangan usaha (PPU), maka perusahaan modal
ventura (PMV) melakukan berbagai upaya atau langkah guna mengurangi risiko tersebut. Berbagai
upaya atau langkah pengamanan yang dilakukan perusahaan modal ventura tersebut dapat
dipaparkan ke dalam matrik sebagai berikut :

Upaya Pengamanan Investasi oleh PMV

No. Upaya Pengamanan Keterangan


1 Penetapan sasaran atau criteria a. Memiliki manajemen yang solid
PPU b. Memiliki pangsa pasar yang baik
c. Memiliki arus kas yang baik
d. Memiliki alternative divestasi
e. Memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional
2 Penetapan persyaratan Meliputi berbagai identitas dan dokumen tentang
legalitas PPU (KTP, KK, SIUP, TDP, NPWP, PKP, Bukti
Kepemilikan, Sertifikat, Laporan Keuangan, Rekening
Koran)
3 Pencairan dan penggunaan dana a. Membuka rekening bersama
b. Pencairan dana secara bertahap atau dengan
cara mengajukan permohonan setipa kali akan
mencairkan dana
c. Penggunaan dana harus sesuai dengan maksud
dan tujuan
4 Terlibat dalam manajemen PPU PMV terlibat dalam pengelolaan usaha PPU (produksi,
pemasaran, financial, sumber daya manusia)
5 Pembukuan dan laporan a. PPU membuat pembukuan / administrasi
b. Laporan keuangan secara periodic
6 Divestasi PPU menyisihkan dana setiap bulan da diserahkan kepada
PMV untuk diperhitungkan pada saat divestasi
G. BENTUK DAN ISI PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA
Pasal 9 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa
Guna Usaha ditentukan bahwa setiap transaksi Sewa Guna Usaha wajib diikat dalam suatu
perjanjian Sewa Guna Usaha (lease agreement). Kegiatan sewa guna usaha merupakan suatu
bentuk perjanjian yang dibuat secara tertulis (kontrak). Mengenai isi dari kontrak sewa guna
usaha, baik dalam pengumuman Jenderal Moneter No. Peng. 307/DJM/III. 1/7/1974 maupun
dalam keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tentang kegiatan sewa guna usaha
sudah menentukan hal-hal apakah yang minimal harus dimuat dalam kontrak sewa guna usaha.
1. Subjek Perjanjian Sewa Guna Usaha
Subjek yang terlibat dalam perjanjian Sewa Guna Usaha adalah lessor dan lessee. Yang boleh
menjadi lessor adalah hanya pihak yang dengan tegas diizinkan untuk berusaha dalam
bidang Sewa Guna Usaha. Adapun yang menjadi lesse adalah badan usaha atau
perserorangan yang mempunyai izin usaha.
2. Objek Perjanjian Sewa Guna Usaha
Objek perjanjian Sewa Guna Usaha adalah barang modal yang dibeli oleh lessor atas
permintaan lesse.
3. Jangka Waktu Perjanjian Sewa Guna Usaha
Jangka waktu perjanjian sewa guna usaha dimulau sejak saat lessee menerima barang
modal sampai dengan perjanjian sewa guna usaha berakhir sesuai dengan waktu yang telah
disepakati bersama.
4. Imbalan Jasa Sewa Guna Usaha dan Cara Pembayarannya
Imbalan jasa Sewa Guna Usaha adalah bagian dari pembayaran sewa guna usaha yang
diperhitungkan sebagai pendapatan sewa guna usaha lessor.
5. Hak Opsi
Dalam finance lease, lessee mempunyai hak opsi untuk membeli barang modal pada akhir
masa perjanjian sewa guna usaha.
6. Kewajiban Perpajakan
Jika ada beban pajak yang harus dibayae, maka lessee yang bertanggung jawab atas biaya
tersebut
7. Penutupan Asuransi
Semua kerugian akibat kerusakan atau kehilangan barang modal menjadi tanggung jawab
lessee.
8. Tanggung Jawab atas Objek Perjanjian Sewa Guna Usaha
Lessee wajib untuk menjaga serta melihat barang modal secara baik dan layak.
9. Akibat Kejadian Lalai
Apabila lessee lalai untuk melakukan kewajibannya membayar sewa, lessor berhak menagih
semua pembayaran yang masi terhutang.
10. Akibat Rusak atau Hilangnya Objek Perjanjian Sewa Guna Usaha
Jika terjadi barang modal rusak, lessee berkewajiban untuk membayar seluruh imbalan jasa
sewa.

H. HUBUNGAN HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA


Hubungan hukum adalah hubungan antara pihak yang diatur atau dikualifikasi oleh hukum.
Dalam transaksi sewa guna usaha para pihak tersebit adalah lessor, lessee, dam supplier.

Anda mungkin juga menyukai