Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

TANTANGAN YANG DIHADAPI OLEH PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH:

1. HARIANDA WIJAYA (190502139)


2. FARIDATUL HAYATI (190502144)
3. NURRAHMANIA (190502149)
4. SINTIYEN VIVIA UTAMININGSIH (190502154)
5. ERA PARDIANI (190502159)
6. NONI RICA MURTI (190502164)
7. RAHAYU KAMALIA SALSABILA (190502169)
8. NURAINUN AGUSTI RAMADANI (190502174)
9. FITRAH NURINSANI (190502179)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
PERUSAHAAN

Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi
untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.1

Tantangan yang dihadapi oleh perusahaaan:

A. Klasifikasi konsumen
Beberapa jenis konsumen sbb:
1. Konsumen individu, yaitu orang-orang yang memmbeli produk untuk dikonsumsi
sendiri.
2. Konsumen organisasi, yaitu lembaga yang membeli produk untuk diperjualbelikan atau
untuk kepentingan lembaga itu sendiri.
B. Pengembangan konsep pemasaran
Tiga tahap pengembangan konsep pemasaran:
1. Orientasi produk
Fase ini dimulai sejak tahun 1850-1920, fokus perusahaan pada orientase ini adalah
memproduksi produk sebanyak-banyaknya, dan jumlah permintaan konsumen lebih
banyak dibandingkan dengan persediaan produk.
2. Orientasi penjualan
Fase ini dimulai awal tahun 1930-pertengahan 1950, fokus perusahaan pada
bagaimana menjual produk sebanyak-banyaknya, dan jumlah persediaan barang lebih
banyak dari permintaan konsumen.
3. Orientasi konsep pemasaran
Fase ini dimulai sejak tahun 1950 sampai sekarang, fokus perusahaan pada
konsumen, kepuasan konsumen lebih diutamakan dibandingkan dengan persaingan.

1
Dra. Murti Sumarni, Drs. John Soeprihanto, MIM., 2003, pengantar bisnis edisi ke-5. Hlm.5.
Konsep pemasaran menekankan perlunya memahami dengan baik pengelompokan pasar
(segmenting). Hal ini karena pasar itu kompleks, sulit bagi perusahaan untuk dapat memberikan
kepuasan kepada semua konsumen dengan berbagai karakteristik, jadi perlunya pengelompokan
pasar yang heterogen dan kompleks menjadi pasar yang homogeny dan sederhana. Setelah pasar
dikelompokkan berdasar kan kriteria tertentu, misalnya geografi, demografi, dan psikografi,
perusahaan selanjutnya menetapkan siapa target pasar yang diharapkan. Langkah selanjutnya
dalam proses  konsep pemasaran adalah pemosisian (positioning) atau nilai apa yang diinginkan
ditanamkan dibenak konsumen, misalnya produk dengan kualitas terbaik, harganya murah, atau
tehnologi yang paling canggih.

C. Membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dengan konsumen


Beberapa konsep yang harus dipertahankan ,
1. Nilai konsumen, nilai konsumen merupakan perbandingan antara manfaaat/keuntungan
yang dipersiapkan dengan seumua sumber daya yang digunakan untuk mendapatkan
manfaat dari produk yang dibeli.
2. Kepuasan konsumen, tercapainya kepuasan konsumen jika presepsi fundamental konsumen
terhadap kinerja produk (presepsi konsumen tentang kinerja produk yang riil) sama dengan
kinerja produk yang diharapkan.
3.  Kepercayaan konsumen, Kepercayaan merupakan sikap teguh konsumen pada pendirinya
tentang sesuatu, misalnya terhadap perusahaan, jika mempercayai perusahaan, konsumen
akan teguh dan loyal, tidak mudah berpaling ke perusahaan lain.
4. Loyalitas konsumen,mempertahankan kepuasan konsumen dari tujuan diciptakan
pemasaran.
D. Tantangan yang dihadapi Perusahaan
tantangan yang akan dihadapi perusahaan, sbb:
1. Tantangan pengangguran, Pengangguran erat hubungannya dengan kriminalitas, jika
keamanan suatu negara terganggu, kelangsungan operasionalisasi perusahaan pun sulit
untuk tidak terganggu
2. Tantangan tanggung jawab social, Perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk
menyejahterakan karyawannya. Perusahaan harus peduli dengan lingkungan
sekitarnya.perusahaan juga harus mempunyai tanggung jawab yang lebih luas, yaitu
tanggung jawab social.2
3.  Tantangan kesehatan, Kebutuhan dasar manusia wajib terpenuhi, agar terlahir masyarakat
yang sehat. Kesehatan adalah syarat utama karyawan atau masyarakat secara keseluruhan,
makanan, dan perusahaan untuk bisa produktif.
4. Tantangan etika, Perusahan yang berdiri dan beroprasi tentu saja harus mempertimbangkan
etika yang dianut karyawan dan masyarakat / lingkungan. Tiap etnis, tiap negara, bahkan
benua memiliki etika yang beragam, yang berlalu di wilayahnya. Tentu saja perusahaan
harus peduli dan memperhatikan etika dengan baik.
5. Tantangan keragaman angkatan kerja, Karakteristik angkatan kerja yang masuk dunia kerja
beragam: usia, pendidikan, etnis, agama, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya.
6. Tantangan pertumbuhan produk, Tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat melebihi
pertumbuhan sumber daya yang dimiliki. Jika tidak diwaspadai, tentu saja akan menjadi
masalah tersendiri.
7. Tantangan kompetisi global, Perusahaan harus mempunyai dan menemukan cara baru
untuk menghadapi kompetisi global dengan terus berusaha selalu memiliki keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan.
8. Tantangan teknologi, Teknologi berkembang dengan pesat. Perusahaan yang selalu
mengantisipasi dan bersiap untuk memanfaatkan, bahkan menciptakan teknologi tentu
akan memiliki keunggulan kompetetif.
E. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
1. Pengenalan masalah
Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang di
inginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis
kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan mereka, dan
bagaimana, dengan adanya masalah tersebut konsuemn termotivasi untuk memilih
produk tertentu.
2.  Pencarian informasi
Pencarian informasi (information search) merupakan tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembelian diamana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih

2
Ibid. hlm 9.
banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya akan meningkatkan perhatian
dan aktif mencari informasi.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari sumber mana pun, misalnya:
- sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
- sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan.
- sumber publik : media masa, organisasi penilai, dan pelanggan.
- sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan menggunakan produk.
3. Evaluasi berbagai alternative

Evaluasi berbagai alternalif (alternative evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek –
merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

4. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian
sampai konsumen benar – benar membeli produk. Namun ada dua fakror yang
memepengaruhi keputusan pembelian tersebut, faktor pertama adalah sikap orang lain
dan faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan.
5. Prilaku pascapembelian
Prilaku pascapembelian (post-purchase behavior) merupakan tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk
merupakan factor yang menentukan apabila pembeli puas atau tidak. Konsumen
mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman,
dan sumber lainnya.
F. Pengaruh Faktor Lingkungan dan Perbedaan Prilaku Individu terhadap Keputusan
Pembelian
Faktor utama yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah faktor lingkungan
kosumen dan perbedaan prilaku individu konsumen. Pemahaman terhadap faktor – faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen memberikan pengetahuan kepada pemasar
tentang bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik.
Salah satu tujuan pemasaran ialah memengaruhi konsumen untuk bersedia membeli
produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakuakan
kegiatan pemasaran, sebaiknya seorng manajer pemasaran mempelajari terlebih dahulu
berbagai faktor yang turut mempengaruhi prilaku konsumen ketika membeli suatu
produk. Seoramh manajer pemasaran harus memiliki kepekaan mengenai berbagai
strategi yang dapat digunakan oleh bagian pemasaran agar produk yang ditawarkan oleh
perusahaan dapat diterima oleh konsumen.
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : Faktor internal,
Faktor eksternal, dan Faktor situasional sbb;
1. Factor internal (factor pribadi)
Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh kelas sosial, pendidikan, kepercayaan,lingkungan
dll. Pengaruh faktor internal atau faktor pribadi ( persepsi, keluarga, motivasi, dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, pembelajaran, kelompok usia, dn gaya hidup ) kerap
memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada
keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan atas produk atau jasa yang memiliki
fasilitas public. Konsumen kerap berpaling kepada orang lain, khususnya teman dan anggota
keluarga, untuk meminta pendapat megenai produk dan jasa. Oleh karena itu, pemasar
sebaiknya sudah memikirkan komunikasi lisan yang bersifat negative tersebut agar tidak
menyebabkan kerugian bagi perusahannya.
2. Factor eksternal
Faktor eksternal terdiri atas budaya, kelas sosial, dan keanggotaan dalam suatu
kelompok.
a. Budaya
Budaya merupakan variable yang memengaruhi perilaku konsumen yang tercermin
pada cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam
barang dan jasa yang ditawarkan. Keanekaragaman dalam kebudayaan suatu daerah
akan membentuk perilaku konsumen yang beragam pula.
b. Kelas sosial
bahwa kelas social mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku
berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar. Kelas sosial ditentukan oleh banyak
faktor, antara lain pekerjaan, prestasi pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai, dan
kesadaran kelas. Pada dasarnya, semua masyarakat memiliki dan memperhatikan
tingktan sosial. Disadari atau tidak, tingkatan sosial yang terbentuk dari interaksi
masyarakat ini telah ikut membentuk perilaku seseorang ketika memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap berbagai hal, termasuk perilaku dalam pembelian.

c. Keanggotaan dalam suatu kelompok ( group membership )


Setiap orang akan bergabung dengan kelompok-kelompok tertentu. Alasan
bergabungnya individu dengan suatu kelompok bisa bermcam-macam, mislanya
karena adanya kesamaan hobi, profesi, pendidikan, suku, etnis, budaya, agama,
bangsa, dan lain-lain. Suatu kelompok akan memengaruhi perilaku anggotanya,
termasuk dalam pengambilan keputusan pembelian produk.
3. Faktor situasional

faktor situasional meliputi lingkungan fisik dan waktu.

Situasi konsumen sebenarnya dapat dipisahkan menjadi tiga, yaitu situasi


komunikasi, situasi pembelian, dan siuasi pemakaian. Situasi komunikasi dapat
didefinisikan sebagai latar konsumen ketika dihadapkan pada komunikasi pribadi atau
nonpribai. Komunikasi pribadi akan mencakup percakapan yang mungkin diadakan oleh
konsumen dengan orang lain seperti wiraniaga atau seama konsumen. Komunikasi
nonprobadi akan melibatkan spectrum stimulus seperti iklan dan program, serta
publikasi yang berorientasi konsumen.
MAKALAH ANALISIS PRILAKU KONSUMEN
“SUBBUDAYA DAN DEMOGRAFI”

Disusun Oleh Kelompok 4:


1. Mawaddah Aulia
2. Rizka Aulia
3. Haeriva Maolani
4. Ersa mawarni HS
5. Azmi
6. Ratu Qhamara Annisa Surenggana
7. Mita Handayani
8. Annisa
9. Lalu Muhammad Riora Alif Famada

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERASITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2020
PEMBAHASAN
LINGKUNGAN SUB BUDAYA DAN DEMOGRAPI

 Definisi Subbudaya

Menurut Kotler dan Armstrong (2001), subbudaya adalah sekelompok orang dengan sistem
nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Menurut Stanton dan
Lamarto (2001), subbudaya merupakan bagian yang integral dalam sebuah kebuadayaan yang
heterogen seperti di Amerika Serikat.

Sementara menurut Mowen dan Minor (2002), subbudaya adalah subdivisi kebudayaan nasional
yang berdasarkan atas beberapa karakteristik yang menyatukan.

Subbudaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan
situasi hidup yang sama. Setiap subbudaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih
kecil, atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang sama.

Subbudaya adalah grup budaya dalam cakupan berbeda, yang menggambarkan segmen yang
teridentifikasi dalam masyarakat yang lebih besar atau sebuah kelompok budaya tertentu yang
berbeda yang hadir sebagai sebuah segmen dalam sebuah masyarakat yang lebih besar dan
kompleks.

 JENIS-JENIS SUBBUDAYA

1. Usia

Salah satu temuan utama mengenai generasi tua adalah bahwa mereka merupakan
konsumen yang teliti, cenderung tidak menghadapi resiko berbuat salah karena bertindak cepat.
Dalam kenyataannya, semakin tinggi resiko yang dirasakan, semakin kurang generasi tua
mencoba suatu produk.

Perbedaan lain antara konsumen yang lebih tua dan lebih muda adalah bahwa ketika orang
semakin tua, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV. Meskipun semua
orang menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV dari pada melakukan kegiatan lainnya,
kecuali tidur dan bekerja, generasi tua menggunakan TV sebagai hiburan dan saluramn
informasi. Telivisi merupakan bagian yang sangat penting dari sumber informasi karena orang-
orang yang semakin tua mempunyai kontak sosial yang semakin sedikit juga.

Untuk seluruh persamaan diantara generasi tua ini, para pemasar masih menentukan sikap,
membandingkan usia untuk menentukan pasar yang matang. Generasi tua pada umumnya merasa
lebih muda dari pada usia mereka yang sesungguhnya. Satu implikasi bagi para manajer adalah
bahwa bahan-bahan promosi harus menggambarkan generasi tua pada usia yang mereka rasakan
dan bukan pada usia biologis mereka.

Kelompok usia juga dapat dianalisis sebagai sebuah subbudaya karena sering memiliki nilai dan
perilaku yang berbeda. Namun demikian, pemasar harus berhati-hati dalam penyegmentasian
konsumen jika mendasarkan diri pada usia mereka yang sebenarnya karena sebagian konsumen
remaja yang menganggap dirinya sudah dewasa.

2. Pasar anak dan remaja

Pasar anak dan remaja menjadi penting bukan hanya karena mereka memiliki pengaruh
yang besar dalam pembelian rumah tangga, tetapi juga karena daya beli mereka terpisah. Usia
untuk pasar anak dan remaja adalah antara 7 sampai 19 tahun. Selain alasan di atas, mereka
dianggap penting karena mereka juga sering ikut melakukan kegiatan pembelian, bahkan ikut
membuat/menentukan daftar barang belanjaan. Keadaan seperti ini membuat banyak pemasar
meluncurkan iklan ang melibatkan anak-anak dan remaja dalam komunitas suatu keluarga,
misalnya iklan kecap ABC, pasta gigi Pepsodent, sabun cuci Sunlight, dan lain-lain. Loyalitas
merek juga ditemukan mulai terbentuk di antara usia anak dan remaja. Bagi pemasar hal ini
merupakan salah satu alasan mengapa pasar ini begitu penting dalam usaha mengembangkan
loyalitas merek yang tidak akan habis waktu yang lama.

Pada masa kini mereka yang berusia antara 16-29 tahun disebut Generasi X Baru. Generasi ini
akan berbeda dalam beberapa hal. Salah satunya, misalnya, mereka sudah masuk ke dalam dunia
informasi di mana pengaksesan papan informasi dan berselancar di internet merupakan hal yang
biasa. Oleh karena itu, generasi ini cenderung akan menjadi sasaran utama komunikasi
pemasaran berteknologi tinggi. Sebagian dari meraka adalah pembelanja yang pandai, terutama
karena mereka selama bertahun-tahun ikut berbelanja dalam rangka membantu keluarga mereka,
terutama yang berpenghasilan ganda dan orang tua tunggal (single parent).oleh karena itu,
kelompok ini merupakan konsumen yang lebih berpengalaman dari generasi sebelumnya.

3. Pasar baby boomer

Baby boomer adalah mereka yang berumur antara 30-an sampai 40-an, di mana mereka
memasuki tahun-tahun puncak penghasilan dan pengeluarannya. Kelompok ini menekankan arti
penting kesehatan dan olah rag, serta pendidikan. Beby boomer memiliki dampak yang kuat pada
pasar perumahan, mobil, pangan, pakaian, kosmetik, dan jasa keuangan.

Para beby boomer yang berstatus orang tua baru adalah pasar yang paling menarik bagi para
pemasar. Pasar untuk produk anak-anak juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan
tersebut. Sebagai contoh, penjualan mainan diharapkan meningkat dua kali lebih cepat dari
populasi anak-anak yang menjadi sasaran mereka. Pasar lain seperti jasa perawatan anak, peranti
lunak komputer, dan ponsel untuk anak kecil dapat meningkat dua kali lipat dalam beberapa
tahun ke depan.

4. Pasar dewasa

Kelompok yang termasuk dalam pasar dewasa adalah mereka yang berumur 55-64 (lebih
dewasa), 65-74 (tua), 75-84 (sangat tua), dan di atas 85 tahun (renta). Biasanya pemasar
mengabaikan pasar dewasa, mungkin karena diasumsikan memiliki daya beli yang rendah.
Namun demikian, di samping jumlahnya yang besar, kerakteristik ekonomis pasar ini layak
mendapat perhatian penuh. Walaupun sebagian anggota kelompok ini tidak lagi bekerja, mereka
sering sekali memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan dalam jumlah yang cukup besar.
Tidak seperti kelompok yang lebih muda, anggota dari pasar dewasa biasanya bebas dari
sebagian besar beban keuangan yang berkaitan dengan pemeliharaan anak, anggaran rumah, atau
perabot rumah tangga.

5. Agama

Karena bervariasi dan pluralistis, serta sifatnya yang pribadi, kelompok agama
mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat. Kelompok keagamaan akan
memperlihatkan preferenssi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat memperhatikan
secara seksama preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan
memengaruhi perilaku pembeli dari subbudaya kelompok keagamaan yang dimaksud.
Banyaknya lembaga pendidikan yang belakang keagamaan menunjukkan bahwa saat ini
masyarakat sangat membutuhkan suatu lembaga pendidikan yang dapat memberikan nilai-nilai
agama yang lebih, contohnya sekolah Al-Azhar untuk yang beragama islam, Santo Angela dan
Aloysius untuk yang beragama Katolik, dan BPK Penabur untuk yang beragama Kristen
Protestan. Hal serupa juga dapat kita lihat dengan banyaknya tayangan yang bersifat rohani atau
keagamaan di setiap stasiun televisi saat ini.

6. Kelas sosial

Menurut Mowen dan Minor (2002), kelas sosial adalah strata yang relatif tetap dalam
masyarakat yang berbeda masyarakat yang berbeda status, kekayaan, pendidikan, pemilikan, dan
nilai. Aspek sosiobudaya lainnya yang ikut menentukan persepsi dan perilaku beli konsumen
adalah aspek kelas sosial. Perilaku beli konsumen sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang
ditempati konsumen atau kelas sosial yang ditambahkan konsumen, jadi bukan oleh segi
pendapatannya saja. Di Amerika Serikat kelas sosial benar-benar ada, meskipun ide tentang
struktur kelas sosial atau istilah-istilah kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas mungkin
menjengkelkan bagi kebanyakan orang Amerika. Namun demikian, para ahli sosiologi yang
mengidentifikasikan struktur kelas  dan para pemasar yang memakainya sama sekali tidak
bermaksud  untuk mengadakan diskriminasi pertimbangan nilai yang terkandung dalam setiap
kelas sosial. Kita tidak mengatakan bahwa kelas atas lebih berkuasa atau lebih bahagia
dibandingkan kelas bawah. Kita hanya menyadari bahwa kelas sosial memang ada di
masyarakat.

Kotler dan Armstrong (2001) mengidentifikasi tujuh kelas sosial di Amerika Serikat, yaitu

1. Kelas atas (kurang dari 1%);

2. Kelas atas rendah (sekitar 2%);

3. Kelas atas atas (12%);


4. Kelas menengah (32%);

5. Kelas pekerja (38%);

6. Kelas agak bawah (9%);

7. Kelas bawah (7%);

Kita perlu berhati-hati karena perilaku beli antara dua konsumen bisa sangat berbeda, meskipun
mereka berada dalam satu kelas sosial atau kelompok kerja yang sama. Perbedaan ini disebabkan
oleh adanya perbedaan tingkat pendapatan. Oleh karena itu, dasar yang lebih kuat untuk
segmentasi pasar adalah indeks yang menggabungkan pekerjaan dan pendapatan.

7. Jenis kelamin

Dengan adanya emansipasi wanita, yaitu kecenderungan modern untuk meniadakan


perbedaan antara pria dan wanita, banyak di dapati bukti bahwa pria dan wanita berbeda untuk
beberapa hal penting tertentu.Untuk beberapa tujuan pemasaran, mungkin cukup signifikan
untuk memandang kedua jenis kelamin sebagai suatu subbudaya yang berbeda. Sebagai contoh,
penelitian membuktikan bahwa wanita memperlakukan harta milik secara berbeda dibandingkan
pria. Kepemilikan produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk mendominasi dan
mengungkapkan atas kekuasaan atas orang lain, membedakan dirinya dari orang lain, dan
mungkin bentuk terselubung dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung
menilai tinggi barang milik yang dapat memperkuat hubungan personal dan sosial. Dibandingkan
dengan sebagian besar pria, sebagian besar wanita lebih menghargai perawatan dari pada
dominasi. Sebagian pemasar melihat bahwa sangatlah bermanfaat untuk mengembangkan
strategi pemasaran yang berbeda untuk subudaya pria dan wanita.

8. Etnis

Etnis dapat di artikan sebagai kelompo orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik
yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain
dalam masyarakat yang lebih luas. Nilai tersebut dapat terbentuk dari segi fisik, agama,
geografis, atau faktor lainnya, namun tidak mutlak, misalnya ernis sunda yang umumnya berkulit
sawo matang dan bergama Islam berbeda dengan etnis Papua yang umumnya bekulit hitam dan
bergama Kristen.

Di indonesia dengan 34 provinsinya ada begitu banyak kelompok etnis. Pemasar harus
menyadari dan mencermati hal ini karena penyebaran etnis tidak merata di seluruh indonesia
serta merupakan bangsa pasar yang berbeda. Wilayah yang paling beragam penyebaran secara
etnis di indonesia adalah di kota-kota besar di pulau jawa, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya,
serta Yogyakarta dengan etnis Jawa sebagai mayoritas.

Menurut Septiadi (2003), beberapa etnis kebudayaan yang memiliki latar belakang, sejarah,
norma, dan keunikan tersendiri adalah :

1. Suku bangsa Aceh;

2. Suku bangsa Batak;

3. Suku bangsa Minangkabau;

4. Suku bangsa Jawa;

5. Suku bangsa Sunda

Meskipun digunakan dengan berbagai cara, etnisitas umumnya mengacu pada kelompok yang
disatukan oleh ikatan-ikatan homogenitas budaya. Etnisitas erat sekali hubungannya dengan
kebangsaan atau daerah asal. Menurut Mowen dan Minor (2002), tiga etnis subbudaya yang
penting bagi pemasar adalah subbudaya Afrika-Amerika, Hispantik, dan Asia-Amerika.

1. Subbudaya Afrika-Amerika

Sejumlah faktor membentuk subbudaya Afrika-Amerika, yang mencakup hampir 13%


populasi Amerika Serikat. Salah satu kontributor utamanya adalah perampasan pendapatan. Pada
tahun 1990-an, 37% dari rumah tangga Afrika-Amerika mempunyai pendapatan dibawah
$15,000. Sebaliknya, 30% dari rumah tangga kulit putih dan Hispatik mempunyai pendapatan
yang rendah.

Subbudaya Afrika-Amerika juga ditandai oleh pentingnya organisasi dan sosial. Bangsa Afrika-
Amerika secara tidak seimbang termasuk kelompok Protestan fundamentalis dan Partai
Demokrat. Selain itu, ada juga pola pidato yang diakui dan dikenal sebagai African Amerika
Vernacular English (AAVE, Bahasa Inggris Sehari-Hari Afrika-Amerika) dan digunakan oleh
80% dari populasi Afrika-Amerika. Dialek ini ering kali muncul di program TV, tetapi
pemakaiannya dalam periklanan tertulis atau lisan cukup terbatas.

2. Subbudaya Hispanik

Orang-orang hispanik merupakan kelompok subbudaya etnis kedua yang tumbuh paling
cepat di Amerika Serikat (orang-orang Asia-Amerika berada di peringkat pertama). Dalam
kenyataannya, orang-orang hispanik akan menjadi etnis minoritas terbesar di AS menjelang
tahun 2010. Diperkiraan bahwa penerimaan orang Mexiko hanya mencapai 23% dari semua
imigrasi legal ke Amerika Serikat antara tahun 1971 hingga 1990. Suatu kombinasi angka
kesuburan yang tinggi, angka imigrasi yang tinggi, dan imigrasi ilegal yang terus-menerus
dengan cepat.

3. Subbudaya Asia-Amerika

Subbudaya etnis apa saja yang tumbuh paling cepat di Amerika Serikat? Jawabannya
bukanlah bangsa Afrika-Amerika atau Hispanik, melainkan subbudaya Asia Amerika. Pada
tahun 1980-an, lebih 40% dari semua imigran yang datang ke Amerika Serikat berasal dari Asia.
Sebagian memikirkan bahwa menjelang tahun 2050 jumlah bangsa Asia-Amerikahampir sama
jumlahnya dengan orang Hispanik, yang saat itu merupakan minoritas terbesar di Amerika
Serikat.

6. Subbudaya regional

Peralihan populasi regional terjadi karena pencarian kerja. Selama resesi yang berat pada
tahun 1980 sampai dengan 1982, banyak perkerja pindah dari negara bagian utara tengah ke
barat dan barat daya untuk mencari kerja. Masyarakat juga berpindah karena alasan gaya hidup.
Florida tumbuh dengan cepat pada dua dawarsa terakhir karena arus masuk yang besar dari
merekan yang pensiun dan mencari sinar matahari. Akibatnya, florida merupakan negara bagian
tertua dengan 18,4% penduduknya berusia 65 tahun ke atas.

 PENGARUH KEBUDAYAAN
Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam implikasi pemasaran seperti
perencanaan produk, promosi ,distribusi dan penetapan harga. Untuk mengembangkan strategi
yang efektif pemasar perlu mengidentifikasi aspek-aspek penting kebudayaan dan memahami
bagaimana mereka mempengaruhi konsumen. Sebagaimana strategi dalam penciptaan ragam
produk,segmentasi pasar dan promosi yang dapat disesuaikan dengan budaya masyarakat.

Beberapa perubahan pemasaran yag dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :

1. Tekanan pada kualitas

2. Perubahan peranan wanita

3. Perubahan kehidupan keluarga

4. Perubahan sikap terhadap kerja dan kesenangan

5. Peningkatan waktu senggang

6. Pembelian secara impulsif

7. Hasrat akan kenyamanan

 Pengertian Demografi

Menurut Kotler dan Armstrong (2001), demografi adalah ilmu tentang populasi manusia dalam
hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras mata pencaharian, dan statistik lainnya
lingkungan demografis adalah kepentingan utama bagi pemasar karena lingkungan ini
melibatkan orang-orang, dan orang-orang akan membentuk pasar.

Penduduk dunia berkembang dalam tingkat yang amat cepat. Total penduduk dunia sekarang
lebih dari 5,8 miliyar jiwa dan akan melebihi 7,5 miliyar pada tahun 2015. Pertumbuhan
penduduk dunia yang sangat cepat memiliki dampak yang besar bagi bisnis. Penduduk yang
berkembang berarti tumbuhnya kebutuhan manusia untuk dipuaskan. Bila berkaitan dengan daya
beli, berarti juga tumbuhnya kesempatan pasar.

 
 SUBBUDAYA VERSUS DEMOGRAFI

Konsep subbudaya dan demografi sangat erat hubungannya. Variabel demografis


menggambarkan karakteristik populasi. Contoh variabel demografi adalah:

1. Kebangsaan Status perkawinan

2. Usia Pendapatan

3. Agama Suku

4. Jenis kelamin Suku

5. Pekerjaan Pendidikan

Tentu saja, banyak di antara variabel demografi ini juga yang menggambarkan subbudaya. Jadi,
dalam kategori demografi agama dapat diindentifikasikan sejumlah kelompok kebudayaan.
Fokusnya adalah pada nilai kelompok, kebiasaan, simbol, dan perilaku. Ciri-ciri demografis
hanya menggambarkan karakteristik popullasi masyarakat. Alasan seorang pemasar berbicara
tentang subbudaya Afrika-Amerika adalah bahwa karakteristik demografis ini menggambarkan
sekelompok masyarakat yang mempunyai pola perilaku yang serupa.

Daftar Pustaka

https://manajemen2015uniwidyagama.wordpress.com/2017/03/13/lingkungan-sub-budaya-dan-
demogrfi/

http://kangom.blogspot.com/2013/06/pengertian-subbudaya-dan-pembagiannya.html

https://manajement.info/2012/05/14/budaya-dan-subbudaya/
MAKALAH
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN
KETERLIBATAN DAN PERSEPSI KONSUMEN

01 APRIL 2020

DISUSUN OLEH:
1. Sri Mulyani (190502141)
2. Afga Arif Subiantoro (190502146)
3. Firzal (190502151)
4. Rengganis Melinda Andrea (190502156)
5. Romi (190502161)
6. Ajang Sukran Hadi (190502166)
7. Dewi Hardianti (190502171)
8. Yunita Damayanti (190502176)
9. Tri Hartawan Dani (190502181)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
3.1 Pengertian Keterlibatan Konsumen
Konsep keterlibatan sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen.
Istilah tersebut pertama kali dipopulerkan dalam lingkungan pemasaran oleh krugman pada
tahun 1965 dan membangkitkan minat yang besar pada saat itu. Menurut McKechnie(2012),
Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang
dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi yang spesifik hingga jangkauan kehadirannya,
konsumen bertindak dengan sengaja untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan manfaat
yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian. Sementara menurut Jones(2008), keterlibatan
konsumen adalah pribadi yang dirasakan penting dan atau minat konsumen terhadap perolehan
konsumsi dan disposisi barang jasa atau ide. Keterlibatan konsumen adalah tindakan proaktif
yang dilakukan konsumen terhadap stimulus yang diberikan pemasar produsen yang ditunjukkan
untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan atau manfaat atas pembelian
produk.
3.2 jenis-jenis dimensi keterlibatan konsumen
Peter dan Olson(2000) membagi jenis keterlibatan menjadi dua yaitu keterlibatan
situasional(situational involvement) dan keterlibatan Abadi (enduring involvement).
1. Keterlibatan situasional, terjadi selama periode waktu yang pendek dan diasosiasikan dengan
situasi yang spesifik, seperti kebutuhan untuk mengganti sebuah produk yang telah
rusak( misalnya, kendaraan bermotor).
2. Keterlibatan Abadi, terjadi ketika konsumen menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten
terhadap sebuah produk dan seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk
tersebut.
Ada 4 macam dimensi keterlibatan yang telah diidentifikasi yaitu
1. Pentingnya ekspresi diri: produk-produk yang membantu orang untuk mengekspresikan
konsep diri mereka kepada orang lain, contohnya konsumen membeli sedan mewah untuk
menunjukkan situasi mereka pada lingkungannya.
2. Pentingnya hedonisme: produk-produk yang dapat menyenangkan, menarik,menggembirakan,
mempesona dan menggairahkan, contohnya seorang konsumen membeli baju mewah di butik
terkenal, sedangkan konsumen lain membeli perhiasan yang sangat mahal, padahal periasan itu
hanya untuk koleksi pribadi dan tidak akan dipakai.
3. Relevansi praktis: produk-produk yang mendasar atau bermanfaat untuk alasan yang
berfaedah, contohnya pulpen dan buku adalah barang-barang yang diperlukan oleh seorang
pelajar atau mahasiswa.
4. Resiko pembelian: produk-produk yang menciptakan ketidakpastian. Dalam jenis ini, pilihan
yang buruk Pasti akan sangat mengganggu pembeli, contohnya pembeli komputer, mobil, alat-
alat elektronik, dan lain-lain.
3.3 Fokus Keterlibatan
Pemasar tertarik untuk memahami keterlibatan konsumen terhadap produk dan merk.
Namun, masyarakat juga dapat terlibat dengan jenis lain dari objek fisik seperti iklan. Konsumen
dapat terlibat dengan orang lain, teman, kerabat, pacar, bahkan mungkin dengan WiraNiaga.
Seseorang mungkin juga dapat terlibat dalam suatu lingkungan tertentu( rumah atau kebun
belakang, taman bermain, danau, atau pantai). Beberapa di antaranya mungkin adalah
lingkungan pemasaran. Akhirnya mereka dapat terlibat dengan kegiatan atau perilaku yang khas
seperti bermain tenis, bekerja, atau membaca.
Pemasar perlu mengetahui dengan cepat Apa yang disebut sebagai relevan secara pribadi oleh
konsumen: produk atau merek, objek, perilaku, situasi, lingkungan, atau beberapa, bahkan semua
hal yang diatas.
3.4 makna keterlibatan bagi konsumen
Tingkatan keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan ditentukan oleh
Jenis pengetahuan arti akhir yang diaktifkan pada suatu situasi. Tingkat keterlibatan relevansi
pribadi konsumen tergantung pada dua aspek rantai arti akhir yang diaktifkan, yaitu (1)
pentingnya atau relevansi produk bagi konsumen dan (2) kekuatan hubungan antara tingkatan
pengetahuan produk dan tingkatan pengetahuan pribadi.

3.5 faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan serta dampaknya


Faktor terpenting yang memengaruhi tingkat keterlibatan konsumen adalah (1) jenis
produk yang menjadi pertimbangan, (2) karakteristik komunikasi yang diterima konsumen, (3)
karakteristik situasi dimana konsumen beroperasi,dan (4) kepribadian konsumen. Sebagai
contoh, umumnya keterlibatan konsumen meningkat apabila produk atau jasa yang
dipertimbangkan lebih mahal, diterima secara sosial, dan memiliki resiko pembelian. Contoh
produk adalah rumah, mobil, sepeda motor, alat-alat elektronik, dan lain-lain. Komunikasi juga
dapat meningkatkan keterlibatan seiring dengan naiknya emosi konsumen. Contohnya, penjualan
yang datang langsung ke rumah tentu memberikan banyak informasi, berbeda jika konsumen
hanya mendapatkan informasi dari brosur atau iklan di TV. Situasi atau konteks dimana
pembelian dilakukan juga mempengaruhi keterlibatan. Kepribadian konsumen yang berbeda
akan menimbulkan reaksi yang berbeda terhadap stimulus yang sama yang dibangun pemasar.
Skala pengukuran keterlibatan konsumen terhadap produk adalah sebagai berikut.
1. Saya tertarik untuk membaca produk ini.
2. Saya membaca artikel" consumer report" tentang produk ini.
3. Saya telah membandingkan karakteristik produk diantara merk-merk lainnya.
4. Saya biasanya memperhatikan iklan-iklan produk ini.
5. Saya biasanya membicarakan produk ini dengan orang lain.
6.Saya biasanya meminta saran dari orang lain dalam hal pembelian produk ini.
7. Saya biasanya mempertimbangkan banyak faktor sebelum melakukan pembelian produk ini.
8. Saya biasanya menghabiskan banyak waktu untuk memilih jenis yang hendak di beli.
3.6 beberapa faktor anteseden dari keterlibatan
Ada tiga faktor anteseden dari keterlibatan, yaitu faktor pribadi, produk, dan situasi.
1. Faktor pribadi
Tanpa adanya pengaktifan kebutuhan dan dorongan, tidak akan ada keterlibatan. Faktor ini
menjadi sangat kuat apabila produk atau jasa dipandang bisa meningkatkan citra diri konsumen.
2. Faktor produk
Produk tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri. Produk atau merek juga
menimbulkan keterlibatan Apabila ada semacam Resiko yang dirasakan dalam suatu pembelian
dan pemakaian. Hawkins dan coney (2005) mengajukan proposisi berikut : " perilaku konsumen
melibatkan resiko, dalam pengertian bahwa setiap tindakan Konsumen akan menimbulkan akibat
yang tidak dapat diantisipasi dengan apa yang saja yang mendekati kepastian, dan sebagian
mungkin tidak menyenangkan."
3. Faktor situasi
Meskipun keterlibatan yang langgeng dapat dipertimbangkan sebagai ciri yang stabil,
keterlibatan situasi akan berubah sepanjang waktu. Keterlibatan situasi bersifat operasional atas
dasar temporer dan akan memudar segera setelah hasil pembelian terpecahkan.
3.7 bentuk keterlibatan dan hasil
Bagian ini memperlihatkan bentuk-bentuk yang dapat diambil oleh keterlibatan dan cara
keterlibatan itu diekspresikan dalam perilaku konsumen.
Konsumen juga bisa terlibat dengan produk atau merek. Mereka akan lebih mungkin melihat
perbedaan dalam sifat yang ditawarkan oleh berbagai produk atau merek, ten hasil yang lazim
adalah kesetiaan atau loyalitas yang lebih besar ketika preferensi yang didasarkan atas
keterlibatan yang dirasakan tinggi.
Akhirnya, terdapat kemungkinan yang lebih besar dari pemecahan masalah yang diperluas
apabila tingkat keterlibatan tinggi, sementara keterlibatan yang relatif rendah akan menyebabkan
taktik atau teknik pilihan yang disederhanakan dari pemecahan masalah relatif terbatas.
3.7.1 loyalitas merek( brand loyalty)
Pada loyalitas merek tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain
merek produk yang sering dibeli. Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk mempelajari
loyalitas merek. Pendekatan yang pertama adalah pendekatan pengondisian instrumental
( instrumental conditioning) yang memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu
menunjukkan loyalitas merek. Jadi, pengukuran bahwa seorang konsumen itu loyal atau tidak
dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembeliannya terhadap suatu merek. Pendekatan
yang kedua didasarkan pada teori kognitif. Menurut pendekatan ini, loyalitas menyatakan bahwa
komitmen terhadap merek yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang
terus menerus. Konsumen Mungkin sering membeli merk tertentu Karena harganya murah, dan
ketika harganya naik, konsumen beralih ke merek lain.
Pendekatan behavioral menekankan bahwa loyalitas dibentuk oleh perilaku. Oleh karena itu,
perilaku pembelian berulang adalah loyalitas, sementara pendekatan kognitif memandang bahwa
loyalitas merek merupakan fungsi dari proses psikologi.
Menurut Collins (2009), ada empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal
yaitu
a. Konsumen yang loyal terhadap merek cenderung lebih percaya diri terhadap pilihannya
b. Konsumen yang loyal lebih mungkin merasakan tingkat Resiko yang lebih tinggi dalam
pembeliannya.
c. Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko.
d. Kelompok konsumen yang minoritas cenderung lebih loyal terhadap merek.

3.7.2 ekuitas merek


Setiap merek ( brand attitude) adalah Aspek penting dari ekuitas merek. Ekuitas merek
menyangkut Nilai suatu merek bagi pemasar dan konsumen. Dari sudut pandang pemasar,
ekuitas merek menyiratkan keuntungan, arus kas, dan pangsa pasar yang lebih besar. Dari sudut
pandang konsumen, ekuitas merek melibatkan Suatu sikap merek positif yang kuat( evaluasi
yang baik terhadap suatu merek) yang didasarkan pada kepercayaan dan arti yang baik yang
dapat diakses dari dalam ingatan( dengan mudah diaktifkan). Ketiga faktor ini menciptakan
hubungan konsumen dengan merek yang menyenangkan dan kuat atas aset yang sangat penting
bagi sebuah perusahaan dan dasar bagi ekuitas merek.

3.8 peenngertiaan presepsi konumen


Presepsi murupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi,di mana sensasi
adalah aktivitas meraskan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi juga
dapat di devinisikan sebai tanggapyangg cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar
seperti cahaya,warna,dan suara.dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul.
Menurut Stanton (2001),”persepsi dapat di definisikan sebagai makna yang kita petalikan
berdasarkan pengalaman masalalu, stimuli (rangsangan-rangsangan) ang kita terima melalu lima
indra. “menurut abkins dan coney (2005)”persepsi dalah proses bagai mana stimulasi itu
diseleksi, diorganisasi, dan diinterprestasikan.

Persepsi kita dibentuk oleh


1.karakteristik dari stimuli
2.hubungan stimuli dengan sekelilingnya
3.kondisi-kondisi didalam diri kita sendiri
3.9 stimuli pemasaran dan persepsi konsumen
Stimulasim atau stimulus merupakan bentuk fisik,visual,atan komunikasi verbal yang dapat
memengaruhi individu.stimli terdiri atas dua bentuk, yaitu stimuli lingkungan (social)dan
budaya.
1. Stimuli pemasaran
2. Stimuli lingkungan (sosial dan budaya)
Ada dua fakor kunci yang menentukan bagaimana stimuli akan dirasakan dan dipesepsikan, yaitu
a. Karakteristik stimulus yang mengaruhi persepsi karekteristik ini di bagi dalam dua
kelompok,yaitu elemen indrawi (censory element) dan elemen struktural (structural elemen)
b. Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam saura, cahaya,bau,dan stimuli
lainnya.ditentukan oleh tingkat ambang batas(threshold level).

3.10 karakteristik stimulus yang memengaruhi persepsi


Beberapa karekterisik iklan dan stimuli pemasaran lainnya akan mebuat pesan lebih
dirasakan konsumen seperti yang di harapkan oleh pemasar.karakteristik untuk tersebut dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu elemen indrawi (sensory lement),seperti
bau,rasa,suara,penglihatan,dan pendegaran:elemen struktural (structural element),seperti
ukuran ,bentuk dan posisi.barang/orang yang sangat besar yang berkumpul dengan barang/orang
yang berkumpul normal tentu akan lebih menarik perhatian.
1. Faktor indrawi
Factor-faktor indrawi memengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan,dan hal itu sangat penting
dalam desain produk.faktor-faktor indrawi adalah sebagai berikut:
a. Warna
b. Bau
c. Rasa
2. Factor struktural
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa factor-faktor structural dari iklan cetak
memengaruhi presepsi konsumen. Berikut adalah hasil-hasil penelitian oleh Simonson dan
Drolet (2004)
a. Ukuran
Ukura iklan cetak yang lebih besar lebih memungkinkan untuk diperhatikan.
b. Posisi
Penelitian menemukan bahwa untuk memaksimalkan pemahaman terhadap iklan,sebaiknya
stimuli yang berupa gambar diletakkan disebelah kanan halaman majalah dan iklan yang berupa
kata-kata verbal diletakkan di sebelah kiri.
c. Warna
Secara umum, iklan berwana menghasilkan perhatian yang lebih dari pada iklan cetak hitam
putih.
d. Kontras
Gambar sebuah produk diatas latar belakang warna putih akan diperhatikan,tetapi tidak
menjamin pemahaman dan ingatan.

3.11 karakteristik konsumen yang memengaruhi persepsi


Beberapa karakteristik konsumen yang memengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan stimulus
Salah satu hal yang sangat penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana
konsuman bisa membedakan dua stimulus atau lebih oleh karena itu,iklan akan sangat membantu
penciptaan perbedaan antar merek.
2. Tingkat ambang batas (threshold level)
Kemampuan konsuman untuk mendeteksi perbedaan dalam suara.cahaya,bau,atau stimuli
lainnya ditentukan oleh tingkat ambang batas (threshold level).ada dua jenis tingkat ambang
batas,yaitu ambang batas absolute (absolute threshold level) dan tingkat ambang batas
diferensial(differential threshold level),tingkat ambang batas absolute merupakan jumlah
rangsangan minimum yang dapat dideteksi oleh saluran indrawi(simonson dan
drolet,2004).sementara tingkat ambang batas diferensial merupakan kemampuan indrawi untuk
membedakan dua stimulus..
3. Presepsi bahwa sadar (subliminal perception)
Usaha para pemasar sampai saat ini selalu menekankan pada penciptaan iklan atau pesan
yang bisa dideteksi atau disadari oleh konsumen.artinya,pemasar selalu berubah menciptakan
iklan atau pesan di atas tingkat ambang batas kesadaran konsumen(consumer threshold level).
4. Tingkat adaptasi
Tingkat adaptasi merupakan salah satu konsep yang berkaitan erat dengan ambang batas
absolute(absolute threshold),dimana konsuman sudah merasa terbiasa dan tidak lagi mampu
memperhatiakan stimulus.maka,saat itu juga,ambang batas absolutnya berubah.
5. Generalisasi stimulus
Proses persepsi yang terjadi pada konsumen sebenarnya tadak hanya membedakan satu
stimulus dengan stimulus yang lain,tetapi konsumen juga berusaha menggeneralisasi stimulus.

3.12  proses persepsi


Proses presepsi mencakup seleksi,organisasi,dan interpretasi perceptual.
1. Seleksi perceptual
Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus
berdasarkan pada set psikologis (psychological set ) yang di miliki.set psikologis adalah berbagai
informasi yang ada dalam memori konsumen.
2. Organisasi perceptual
Organisasi perceptual (perceptual organization)berarti konsumen mengelompokkan
informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami secara
lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.prinsip dasar dari organisasi perceptual penyatuan
adalah bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang di kelompokkan secara
menyeluruh.prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi adalah penutupan
(closure),pengelompokan (grouping),dan kotesks(context).
a. Penutupan
Prinsip penutupan paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup di kenal oleh
para konsumen.prinsip ini di gunakan untuk memancing consume untuk menghisi huruf yang
kosong sehiga menjadi suatu nama merek yang utuh,misalnya tampilan iklan yang nama
mereknya tidak di tulis lengkap(iklan J&B ditulis ingle ells).
b. Pengelompokan
Proses penyebutan angka nomor telepon anda secara terpisah-pisah agar mudah diingat di
sebut pengelompokan.tiga prinsip pengelompokan untuk menggolongkan stimulus atau objek
adalah
1. Kedekatan (proximity):
2. Kesamaan (similarity);
3. Kesinambungan (continuity);
  terlihat bahwa orang akan cenderung mengelompokan lingkaran-lingkaran kecil sebagai
suatu kolom dari pada suatu baris.dengan kata lain,lingkaran-lingkaran kecil itu akan dikatakan
oleh orang melihat sebagai lingkaran kecil yang menbentuk kolom.
Konsumen juga akan mengelompokan produk berdasarkan kesamaan (similarity).
Delapan bujur sangkar dan empat lingkaran dalam gambar akan dikelompokkan ke dalam tiga
set karena masing-masing mempunyai kesamaan.set pertama adalah empat bujur sangkar,set
kedua empat lingkaran,dan set ketiga empat bujur sangkar..
Konsuman juga akan mengelompokkan stimuli kedalam bentuk yang berkesinambungan
dan tidak terpotong-potong.lingkaran-lingaran kecil itu membentuk sebuah arah anak panah dari
pada sebagai dua baris atau tujuh kolom,prinsip kontinuitas ini mrngisyaratkan bahwa pesan
dalam iklan seharusnya berkesinambungan mulai dari identifikasi merek sampai pada manfaat
yang bisa di perboleh oleh konsumen seandainya konsumen membeli produk yang diiklankan,
c. Konteks (context)
Stumuli yang diterima oleh konsumen cenderung dihubungkan dengan konteks atau
situasi yang melingkupi konsumen.oleh karena itu,latar dari iklan akan memengaruhi persepsi
konsuman terhadap produk.
3. Interprestasi perceptual
Proses terakhir dari presepsi adalah pemberian interprestasi atas stimuli yang diterima
konsumen.interprestasi ini didasarkan pada pengalaman penggunaan pada masa lalu, yang
tesimpan dalam memori panjang konsumen.
RESUME MAKALAH KELOMPOK 2
KUALITAS DAN LOYALITAS KONSUMEN

A. Kualitas Jasa

1. Pengertian Kualitas   
Kotler (2005) merumuskan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
2. Dimensi Kualitas Jasa
Parasuraman (2002) mengemukakakan lima dimensi kualitas jasa yaitu:
a. Keandalan (Releability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dengan
tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably).
b. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk
membantu memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen.
c. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, kesopanan, dan
sifat dapat di percaya dari kontak personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan
konsumen dan membuat mereka terbebas dari bahaya dan resiko.
d. Empati, yang meliputi sikap kontak personal atau perusahaan untuk memahami
kebutuhan dan kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan
untuk melakukan komunikasi atau hubungan.
e. Produk-produk fisik (tangibles), tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana
komunikasi, dan lain-lain yang bisa dan harus ada dalam proses jasa.  
3. kualitas jasa Model
Parasuraman (2002) mengidentifikasi lima anggapan yang menyebabkan kegagalan
penyampaian jasa. Kelima gap tersebut adalah:
a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, yaitu adanya perbedaan
antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen
mengenai harapan pengguna jasa.
b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas
jasa.
c. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (service delivery).
Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a. Ambiguitas pesan
b. Konflik pesan
c. Kesesuaian pegawai
d. Kesesuaian teknologi
e. Sistem pengendalian dari atasan
f. Kontrol yang dirasakan (perceived control)
g. Kerja tim (team work)
d. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal, ekspektasi pelanggan atas
kualitas pelayanan dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh
perusahaan  mengenai komunikasi pemasaran.
e.  Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.,Yaitu adanya perbedaan
persepsi antara jasa yang diharapkan dan yang diharapkan oleh pelanggan
4. Mengukur Kualitas Jasa
Mengukur Kualitas jasa berarti mengevaluasi atau membandingkan kinerja suatu jasa
dengan seperangkat standart atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk model
pengukuran.
B. LOYALITAS KONSUMEN
1. Pengertian Loyalitas Konsumen
Olliver dalam Hurriyati (2005) menyatakan bahwa loyalitas adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang
meskipun pengaruh situasi dan usaha–usaha pemasaran mempunyai potensi untuk
menyebabkan perubahan perilaku.
2. Karakteristik Loyalitas Konsumen
Griffin (2005) menyatakan bahwa konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchaes).
b. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and
service lines).
c. Merekomendasikan produk lain (refes other).
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates on
immunity to the full of the competition)
3. Merancang dan Menciptakan Loyalitas
Loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang oleh
pelanggan. Adapun tahap – tahap perancangan loyalitas sebagai berikut:
a. Mendefinisikan nilai pelanggan  (define customer value)
b. Merancang pengalaman pelanggan bermerek (design the branded custome
experience).
c. Melengkapi orang dan menyampaikan secara konsisten (eqip people and deliver
consistenly).
d. Menyokong dan meningkatkan kinerja (sustain and enchance performance).
4. Tahap – Tahap Loyalitas
Proses seorang calon pelanggan menjadi pelanggan yang loyal terhadap perusahaan
terbentuk melalui beberapa tahapan. Hill dalam Hurriyati (2005) mengemukakan loyalitas
pelanggan dibagi menjadi enam tahapan, yaitu Terduga (suspect), Prospek (prospect),
Pelanggan (customer), Pendukung klien (client advocast), dan mitra (Partners).
5. Prinsip  - prinsip Loyalitas
Kotler (2005) mengemukakan bahwa loyalitas konsumen pelanggan dapat
diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelanggan inti). Jalinan
realasi ini akan langsung bila dilandasi sepuluh prinsip pokok loyalitas pelanggan berikut: 

a. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integrasi utuh


b. Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu siklus, teknologi , profitabilitas dan
sebagainya )  , dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok .
c. Sikap salin percaya antara manajer dan karyawan, pelanggan dan Perusahaan.
d. Keterbukaan
e. Pemberian bantuan secara aktif dan konkret.
6. Mempertahankan Loyalitas Pelanggan
Zeithaml dan Bitner (2005) mengemukakan bahwa untuk mewujudkan dan
mempertahankan loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang saling terikat yaitu:
a. Komitmen dan keterlibatan manajeman puncak.
b. Tolak ukur (Internal)
c. Identifikasi kebutuhan pelanggan
d. Penilaian kapabilitas persaingan
Griffin (2005) mengemukakan keuntungan – keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal, antara lain :

a. Dapat mengurangi biaya pemasaran ( Karena biaya untuk menarik konsumen yang
baru lebih mahal)
b. Dapat mengurangi biaya transaksi
c. Dapat mengurangi biaya perputaran konsumen atau turn over (Karena pergantian
konsumen yang lebih sedikit )      
7. Mengukur Loyalitas
Untuk mengukur loyalitas diperlukan beberapa atribut, yaitu:
a. Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan kepada orang lain
b. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta saran
Tjiptono (2005) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur
loyalitas konsumen, yaitu

a. Pembelian ulang
b. Kebiasaan Mengkonsumsi merek
c. Rasa suka yang besar pada merek
8. Pengaruh Kualitas Jasa
Terhadap Loyalitas Nasabah
Mckevhine (2012) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah
fungsi dari harapan dan presepsi terhadap kinerja suatu produk setelah pelanggan
mendapatkan atau menggunakan layanan. pelanggan yang setia cenderung membeli lebih
banyak sehingga laba perusahaan akan bertambah dan perusahaan akan mempunyai
pelanggan yang loyal. Kotlet (2005).
RESUME KELOMPOK 5
PENGARUH TEKHNOLOGI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
KONSUMEN

1. Pengertian Prilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan


dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. 

2. Berikut dibawah ini beberapa pengertian perilaku konsumen menurut para ahli:

a.   Menurut Schiffman dan Kanuk [2000]: adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, & bertindak pasca konsumsi produk,
jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
b.   Lalu menurut, Schiffman & Kanuk: Merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu
membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia & dimiliki (waktu, uang
& usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi.

Dari pengertian di atas ada 5 butir perilaku yang akan dibahas di sini, sebagai
perbandingan antara dulu dan sekarang. Berikut penjelasannya:

 Pertama, Pencarian
 Kedua , Pemilihan
 Ketiga, Pembelian
 Keempat, Penggunaan
 Kelima, Pengevaluasian

. 3. Karakter Konsumen di Era Digital

a. SNOB
b. SMART
c. DUMB
d. ENTREPRENEUR

 Karakteristik Konsumen Generasi Digital


 a. konsumen punya segudang info sebelum membeli
 b.Konsumen yang mengagungkan hipster dan anti mainstream, dan enggan menggunakan
produk populer
 c. Konsumen yang lebih memilih menyewa, dibandingkan membeli
 d. Konsumen yang mementingkan pengalaman, dan story telling dalam memilih produk

4.   Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat
Rasional dan Irrasional
.

 Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
 1.     Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
 2.     Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
 3.     Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
 4.     Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen

 Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:
 ·        Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun
elektronik
 ·        Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
 ·        Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau
prestise

 5.   Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belanja melalui media internet
 Terdapat  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  belanja  melalui  media internet, yaitu:
(Kotler & Amstrong, 2001; Hawkins, Mothersbaugh & Best,2007).
 1. Kenyamanan: konsumen tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari
parkir dan berjalan ke toko. 
 2. Kelengkapan Informasi: konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual unutk
mencari informasi, produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan, kemudian
memesan atau men-download informasi di tempat. 
 3.Waktu: Konsumen dapat memeriksa harga dan memesan barang dagangan selama 24
jam sehari dari mana saja. 
 4.Kepercayaan konsumen: efek penyesalan dan kekecewaan pembelian terhadap evaluasi
pemilihan berikutnya, kejadian-kejadian dan tindakan konsumen yang mengawali
perilaku membeli sebenarnya, keamanan pengiriman barang, kerahasiaan data-data
pribadi termasuk penggunaan kartu kredit. 
 6.   Segmentasi Pasar Berdasarkan Letak Geografi Di Era Digital Marketing
 Dalam marketing konvensional, kita mengenal segmentasi pasar berdasarkan 3 hal,
yaitu :
 1.     Segmentasi berdasarkan letak geografi
 2.     Segmentasi berdasarkan demografi
 3.     dan segmentasi berdasarkan psikografi.
TUGAS INDIVIDU
Soal :

Jika kalian seorang pengusaha, usaha apa yang ingin anda buat jika
mempertimbangkan budaya dan kebiasaan masyarakat NTB!!

Jawab:

jika saya berada didesa sade Lombok tengah saya melihat kebudayaan
masyaratakatnya yang masih mendadalm disetiap individu saya akan membuka usaha
kerajinan dimana tempat itu sangat strategis karena wisatawan local atau manca Negara
akan membeli produk krajinan sebagai oleh-oleh setelah berkunjung dari pantai kuta
Lombok tengah karena dimana potensi dalam membuat kerajinan dimanfaatkan oleh
masyarakat dan saya sendiri akan memberikan produk mentah untuk diolah oleh mereka
dan dibuat menjadi kerajinan dan dijual kembali.
Quis
Kuis Analisis Perilaku Konsumen

Rabu, 18 Maret 2020

Soal

1. Jelaskan alasan mempelajari perilaku konsumen


2. Jelaskan konsep kebutuhan, keinginan dan permintaan
3. Jelaskan proses pengambilan keputusan konsumen
4. Jelaskan pengaruh factor lingkungan dan perbedaan perilaku terhadap keputusan konsumen
5. Jelaskan konsep keterlibatan dan presepsi konsumen
NAMA : FIRZAL
KELAS : II D PERBANKAN SYARIAH
NIM. : 190502151

jawaban
1. Jelaskan alasan mempelajari prilaku konsumen?
Terdapat beberapa alasan pentingnya mempelajari Perilaku Konsumen, antara lain :
 Analisis Konsumen sebagai Dasar Manajemen Pemasaran. Analisis ini akan membantu
para manajer untuk :

a. Mendesain bauran pemasaran


b. Mensegmen pasar bisnis
c. Memposisikan dan mendirensiasikan produk
d. Melaksanakan analisis lingkungan
e. Mengembangkan studi riset pasar
 Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan
kebijakan public
 Studi perilaku konsumen akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih
efektif
  Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
  Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
a. Orientasi Konsumen
b. Fakta-fakta tentang perilaku manusia
c. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran

2. Jelaskan konsep kebutuhan, keinginan dan permintaan?


a) Kebutuhan manusia adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar. Manusia
membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, keamanan, hak milik, dan
harga diri. Kebutuhan merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia. Kebutuhan
tidak perlu diciptakan oleh pemasar atau produsen karena melekat pada diri manusia
b)  Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Pemasar tidak
menciptakan kebutuhan, tetapi memengaruhi keinginan manusia. Contohnya, orang
Indonesia membutuhkan nasi, tetapi juga menginginkan kentang goreng, jagung,
minuman ringan, kacang-kacangan, dan sebagainya.
c)  Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Keinginan berubah menjadi permintaan
jika didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk melakukan pembelian.
3. Jelaskan proses pengambilan keputusan konsumen?
a) Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau
masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau
eksternal. Rangsangan internal, terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang
(seperti lapar dan haus) telah mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi
pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena seseorang
menonton iklan atau melihat produk baru milik tetangganya.
b) Pencarian Informasi
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi produk.
Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman, mendatangi
toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk membandingkan
spesifisikasi dan harga barang.
c) Evaluasi Alternatif
Evaluasi umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku
pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek
mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan
keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan
kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu
d) Keputusan Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan,
meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran.
Contohnya ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian
produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika
membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode
pembayaran.
e) Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang
mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli,
dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan
fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan
tentang merek lain.
4. Jelaskan pengaruh factor lingkungan dan perbedaan prilaku terhadap keputusan
konsumen?
6. Budaya
Yaitu budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi,preferensi dan perilaku dari
keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.
7. Subbudaya
Masing-masing budaya terdiri atas subbudaya yang lebih kecil yang memberikan
lebih banyak ciri dan sosialisasi khusu bagi anggota-anggotanya.Subbudaya terdiri
atas kebangsaaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak subbudaya
membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan
program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuha konsumen
8.  Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian didalam masyarakat berdasarkan kelas sosial yang
terdiri dari individu yang mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama. Konsumen
dibedakan atas perbedaan sosial ekonomi yang didasarkan pada tingkat yang paling
rendah hingga paling tinggi. Status sosual menghasilkan perilaku konsumen yang
didasarkan pada produk yang dikonsumsi, misalnya kendaraan yang dipakai, merk
pakaian yang dipakai,dsbnya blow up jumpers. Kelas sosial tidak hanya
mencerminkan penghasilan tetapi juga indikator lain, seperti pekerjaan, pendidikan
dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi
rekreasi dan ciri-ciri lain.
9. Pengaruh pribadi
Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh orang-orang yang berada
disekitar kita. Konsumen dipengaruhi oleh pendapat pribadi dari orang-orang yang
berada disekitarnya, bahkan peran opinion leader yang memberikan nasihat, saran dan
masukan kepada konsumen berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam proses
pembelian.
10.  Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah menjadi penelitian yang luas.Keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak kerap menjadi unit pengambilan keputusan yang utama. Anggota
keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga yang
terdiri atas ayah,ibu dan saudara kandung mendapatkan orientasi atas agama, politik
dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan, jika pembeli tidak
lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap
perilaku pembeli tetap signifikan. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku
pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak-anak
11. Situasi
Perilaku konsumen dapat berubah, kadangkala perubahan ini bisa tidak menentu dan
tidak dapat diramalkan, sehingga perubahan ini dapat diprediksi dengan
menggunakan penelitian dan dimanfaatkan sebagai strategi. Misalnya Pembelian
pakaian akan meningkat pada hari raya Idul Fitri,Natal,dsbnya.
5. Jelaskan konsep keterlibatan dan presepsi konsumen?
Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang di dasarkan yang didasarkan
kebutuhan. Sedangkan presepsi konsumen adalah yang membuat seseorang memilih ,
mengoordinasikan dll.
UJIAN TENGAH SEMESTER
Mata Kuliah : Analisis Perilaku Konsumen
Semester/Kelas : II C,D,E,F
Dosen Pengampu : Nur Awwalunnisa, M.SEI.
Soal 1
Jelaskan cara produsen menentukan konsumen dan langkah memperkenalkan produknya kepada
konsumen
Soal 2
a. Dalam situasi pandemic seperti saat ini, pastinya ada beberapa yang mengalami
penurunan penjualan dan peningkatan penjualan. Kelompokkan peusahaan/usaha-usaha
tersebut berdasarkan penurunan dan peningkatan penjualan
b. Bagi perusahaan yang mengalami peningkatan penjualan, bagaimana cara produsen
memproduksi lebih banyak barang agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen
c. Langkah apa pula yang diambil oleh perusahaan yang mengalami penurunan penjualan di
tengah keadaan pandemic seperti saat ini agar tidak mengalami kebangkrutan

Soal 3
Pada era saat ini, beberapa konsumen menganggap produk luar negeri masih sangat baik
dibandingkan dengan produk-produk dalam negeri. Sedangkan pemerintah menyerukan agar
masyarakatnya mencintai produk dalam negeri dengan cara membeli produk-produk dalam
negeri itu sendiri. Menurut saudara/i apa yang seharusnya diperbaiki atau mungkin diperbaharui
dari produk-produk dalam negeri itu sendiri agar diminati oleh masyarakat
Jawaban
Soal 1
1. Ketahui Target Pasar Anda
Anda harus benar-benar mengenali pasar Anda, kuasailah target pasar Anda. Langkah
yang dapat dilakukan yaitu lakukan riset siapa yang menjadi target pasar Anda. Semakin
spesifik target pasar Anda, semakin besar peluang Anda untuk sukses. Contohnya jika
Anda bergerak di bagian pakaian remaja perempuan.

2. Menggunakan Social Media
Kita semua pasti setuju, media sosial adalah alat pemasaran yang paling ampuh karena
hampir semua orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, sangat aktif
menggunakannya. Contohnya berpromosi menggunakan Instagram dan Facebook.

3. Menawarkan Produk Secara Gratis


Cara ini dianggap sangat ampuh untuk menjaring konsumen karena sesuatu yang gratis
akan sangat sulit dilewatkan begitu saja.  Alasan lain kenapa strategi ini dianggap perlu
juga, seringkali seorang costumer belum membeli sebuah produk karena mereka belum
pernah mencoba tentang produk tersebut

4. Memilih Tempat Strategis


Tempat strategis masih menjadi salah satu strategi pemasaran yang patut dipertimbangkan
karena dengan tempat penjualan yang strategis berarti produk Anda memiliki kemungkinan
terlihat lebih tinggi dan tentu saja memicu penjualan yang tinggi.
Soal 2
a). Top Glove: produsen sarung tangan medis terbesar di dunia.
 K12 : spesi alis pendidikan daring untuk anak-anak. Minggu lalu saham mereka melonjak 19%.

 Zoom Video: menyediakan layanan konferensi video untuk perusahaan.

 Teladoc: layanannya adalah menghubungkan dokter dengan pasien secara daring. Sahamnya
meningkat hampir 10% minggu ini, dan 50% dalam tahun ini.
Netflix: sekalipun saham

 mereka meningkat tipis saja dalam beberapa hari belakangan, tetapi akumulasi peningkatan hampir
mencapai 15%

b). dengan cara membuat suatu usaha yang menghasilkan output dalam bentuk
barang maupun jasa. Produsen harus bisa membaca pergerakan pasar agar poduk yang
dihasilkan dapat menarik konsumen, dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Memikirkan produk 42lternative, menentukan kemudahan dalam penggunaan


produk yang bisa saja meningkatkan minat konsumen, memberikan estetika dalam
tampilan produk sehingga menarik banyak pembeli dan juga produsen harus mampu
memperhatikan pola perilaku konsumen. 

c). langkah yang dapat di lakukan ada 6 cara yaitu

1. Melakukan Evaluasi Terhadap Bisnis

2. Pertimbangkan Ide Dari Karyawan

3. Minta Pendapat Dari Profesional

4. Memanfaatkan Media Sosial

5. Tingkatkan Pelayanan Terhadap Pelanggan

6. Tingkatkan Efisiensi
Soal 3
Adapun hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah, agar masyarakat atau penduduk rakyat
Indonesia mencintai, menyukai, dan menggunakan produk asli indonesaia menurut saya adalah
sebagai berikut:
1. Merubah pola pikir masyarakat
Ketika pemerintah ingin melihat rakyat Indonesia ingin mencintai produk dalam
negeri, pemerintah harus merubah pola atau menggunakan Medsos, bahwa produk
dalam negeri tidak kalah bagus kualitasnya dengan produk luar negeri. Kalaupun
bangsa Indonesia terus memproduksi produk-produk dalam negeri tanpa mencoba
atau meruntuhkan pola pikir masyarakat itu sendiri, yang masih mempercayai
bahwa produk luar negeri jauh lebih bagus dengan produk dalam negeri. Hal itu,
dibuktikan Sampai detik ini rakyat Indonesia masih percaya dan meyakini bahwa
produk luar negeri jauh lebih bagus dari produk dalam negeri. Merubah pola pikir
masyarakat dengan cara mensosialisasikannya dengan memanfaatkan komunikasi
masa
Sehingga, menurut saya hal yng pertama kali yang harus dilakukan oleh
pemerintah yaitu dengan cara melakukan atau merubah pola pikir masyarakat atau
rakyat Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri sebelum pemerintah
Indonesia membuat produk-produk dalam negeri. Merubah pola pikir masyarakat
itu dengan cara sosialisasikan melalui media masa dan memberikan keyakinan
kepada masyarakat dengan membuat produk-produk yang jauh lebih baik dan
bagus dari produk luar negeri. Dengan adanya pembuktian dari produk dalam
negeri, maka secara otomatis rakayat akan berpindah atau menyukai produk
dalam negetri.
2. Pembuktian dari pemerintah
Adapun yang dimaksudkan oleh penulis tentang pembuktian dari pemerintah itu
adalah Negara atau pemerintah menciptakna produk-produk dalam negeri yang
lebih bagus kualitasnya dengan produk luar negeri. Hal itu disebabkan karena,
dengan tidak adnya pembuktian dari pemerintah bahwa produk dalam negeri lebih
bagus dan berkulitas, maka tidak akan terwujudnya kesadaran dan berubhnya pola
pikir masyarakat tentang produk dalam negeri dan luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai