DISUSUN OLEH:
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi
untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.1
A. Klasifikasi konsumen
Beberapa jenis konsumen sbb:
1. Konsumen individu, yaitu orang-orang yang memmbeli produk untuk dikonsumsi
sendiri.
2. Konsumen organisasi, yaitu lembaga yang membeli produk untuk diperjualbelikan atau
untuk kepentingan lembaga itu sendiri.
B. Pengembangan konsep pemasaran
Tiga tahap pengembangan konsep pemasaran:
1. Orientasi produk
Fase ini dimulai sejak tahun 1850-1920, fokus perusahaan pada orientase ini adalah
memproduksi produk sebanyak-banyaknya, dan jumlah permintaan konsumen lebih
banyak dibandingkan dengan persediaan produk.
2. Orientasi penjualan
Fase ini dimulai awal tahun 1930-pertengahan 1950, fokus perusahaan pada
bagaimana menjual produk sebanyak-banyaknya, dan jumlah persediaan barang lebih
banyak dari permintaan konsumen.
3. Orientasi konsep pemasaran
Fase ini dimulai sejak tahun 1950 sampai sekarang, fokus perusahaan pada
konsumen, kepuasan konsumen lebih diutamakan dibandingkan dengan persaingan.
1
Dra. Murti Sumarni, Drs. John Soeprihanto, MIM., 2003, pengantar bisnis edisi ke-5. Hlm.5.
Konsep pemasaran menekankan perlunya memahami dengan baik pengelompokan pasar
(segmenting). Hal ini karena pasar itu kompleks, sulit bagi perusahaan untuk dapat memberikan
kepuasan kepada semua konsumen dengan berbagai karakteristik, jadi perlunya pengelompokan
pasar yang heterogen dan kompleks menjadi pasar yang homogeny dan sederhana. Setelah pasar
dikelompokkan berdasar kan kriteria tertentu, misalnya geografi, demografi, dan psikografi,
perusahaan selanjutnya menetapkan siapa target pasar yang diharapkan. Langkah selanjutnya
dalam proses konsep pemasaran adalah pemosisian (positioning) atau nilai apa yang diinginkan
ditanamkan dibenak konsumen, misalnya produk dengan kualitas terbaik, harganya murah, atau
tehnologi yang paling canggih.
2
Ibid. hlm 9.
banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya akan meningkatkan perhatian
dan aktif mencari informasi.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari sumber mana pun, misalnya:
- sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
- sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan.
- sumber publik : media masa, organisasi penilai, dan pelanggan.
- sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan menggunakan produk.
3. Evaluasi berbagai alternative
Evaluasi berbagai alternalif (alternative evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek –
merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
4. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian
sampai konsumen benar – benar membeli produk. Namun ada dua fakror yang
memepengaruhi keputusan pembelian tersebut, faktor pertama adalah sikap orang lain
dan faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan.
5. Prilaku pascapembelian
Prilaku pascapembelian (post-purchase behavior) merupakan tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk
merupakan factor yang menentukan apabila pembeli puas atau tidak. Konsumen
mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman,
dan sumber lainnya.
F. Pengaruh Faktor Lingkungan dan Perbedaan Prilaku Individu terhadap Keputusan
Pembelian
Faktor utama yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah faktor lingkungan
kosumen dan perbedaan prilaku individu konsumen. Pemahaman terhadap faktor – faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen memberikan pengetahuan kepada pemasar
tentang bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik.
Salah satu tujuan pemasaran ialah memengaruhi konsumen untuk bersedia membeli
produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakuakan
kegiatan pemasaran, sebaiknya seorng manajer pemasaran mempelajari terlebih dahulu
berbagai faktor yang turut mempengaruhi prilaku konsumen ketika membeli suatu
produk. Seoramh manajer pemasaran harus memiliki kepekaan mengenai berbagai
strategi yang dapat digunakan oleh bagian pemasaran agar produk yang ditawarkan oleh
perusahaan dapat diterima oleh konsumen.
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : Faktor internal,
Faktor eksternal, dan Faktor situasional sbb;
1. Factor internal (factor pribadi)
Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh kelas sosial, pendidikan, kepercayaan,lingkungan
dll. Pengaruh faktor internal atau faktor pribadi ( persepsi, keluarga, motivasi, dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, pembelajaran, kelompok usia, dn gaya hidup ) kerap
memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada
keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan atas produk atau jasa yang memiliki
fasilitas public. Konsumen kerap berpaling kepada orang lain, khususnya teman dan anggota
keluarga, untuk meminta pendapat megenai produk dan jasa. Oleh karena itu, pemasar
sebaiknya sudah memikirkan komunikasi lisan yang bersifat negative tersebut agar tidak
menyebabkan kerugian bagi perusahannya.
2. Factor eksternal
Faktor eksternal terdiri atas budaya, kelas sosial, dan keanggotaan dalam suatu
kelompok.
a. Budaya
Budaya merupakan variable yang memengaruhi perilaku konsumen yang tercermin
pada cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam
barang dan jasa yang ditawarkan. Keanekaragaman dalam kebudayaan suatu daerah
akan membentuk perilaku konsumen yang beragam pula.
b. Kelas sosial
bahwa kelas social mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku
berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar. Kelas sosial ditentukan oleh banyak
faktor, antara lain pekerjaan, prestasi pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai, dan
kesadaran kelas. Pada dasarnya, semua masyarakat memiliki dan memperhatikan
tingktan sosial. Disadari atau tidak, tingkatan sosial yang terbentuk dari interaksi
masyarakat ini telah ikut membentuk perilaku seseorang ketika memberikan
tanggapan atau reaksi terhadap berbagai hal, termasuk perilaku dalam pembelian.
Definisi Subbudaya
Menurut Kotler dan Armstrong (2001), subbudaya adalah sekelompok orang dengan sistem
nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Menurut Stanton dan
Lamarto (2001), subbudaya merupakan bagian yang integral dalam sebuah kebuadayaan yang
heterogen seperti di Amerika Serikat.
Sementara menurut Mowen dan Minor (2002), subbudaya adalah subdivisi kebudayaan nasional
yang berdasarkan atas beberapa karakteristik yang menyatukan.
Subbudaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan
situasi hidup yang sama. Setiap subbudaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih
kecil, atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang sama.
Subbudaya adalah grup budaya dalam cakupan berbeda, yang menggambarkan segmen yang
teridentifikasi dalam masyarakat yang lebih besar atau sebuah kelompok budaya tertentu yang
berbeda yang hadir sebagai sebuah segmen dalam sebuah masyarakat yang lebih besar dan
kompleks.
JENIS-JENIS SUBBUDAYA
1. Usia
Salah satu temuan utama mengenai generasi tua adalah bahwa mereka merupakan
konsumen yang teliti, cenderung tidak menghadapi resiko berbuat salah karena bertindak cepat.
Dalam kenyataannya, semakin tinggi resiko yang dirasakan, semakin kurang generasi tua
mencoba suatu produk.
Perbedaan lain antara konsumen yang lebih tua dan lebih muda adalah bahwa ketika orang
semakin tua, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV. Meskipun semua
orang menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV dari pada melakukan kegiatan lainnya,
kecuali tidur dan bekerja, generasi tua menggunakan TV sebagai hiburan dan saluramn
informasi. Telivisi merupakan bagian yang sangat penting dari sumber informasi karena orang-
orang yang semakin tua mempunyai kontak sosial yang semakin sedikit juga.
Untuk seluruh persamaan diantara generasi tua ini, para pemasar masih menentukan sikap,
membandingkan usia untuk menentukan pasar yang matang. Generasi tua pada umumnya merasa
lebih muda dari pada usia mereka yang sesungguhnya. Satu implikasi bagi para manajer adalah
bahwa bahan-bahan promosi harus menggambarkan generasi tua pada usia yang mereka rasakan
dan bukan pada usia biologis mereka.
Kelompok usia juga dapat dianalisis sebagai sebuah subbudaya karena sering memiliki nilai dan
perilaku yang berbeda. Namun demikian, pemasar harus berhati-hati dalam penyegmentasian
konsumen jika mendasarkan diri pada usia mereka yang sebenarnya karena sebagian konsumen
remaja yang menganggap dirinya sudah dewasa.
Pasar anak dan remaja menjadi penting bukan hanya karena mereka memiliki pengaruh
yang besar dalam pembelian rumah tangga, tetapi juga karena daya beli mereka terpisah. Usia
untuk pasar anak dan remaja adalah antara 7 sampai 19 tahun. Selain alasan di atas, mereka
dianggap penting karena mereka juga sering ikut melakukan kegiatan pembelian, bahkan ikut
membuat/menentukan daftar barang belanjaan. Keadaan seperti ini membuat banyak pemasar
meluncurkan iklan ang melibatkan anak-anak dan remaja dalam komunitas suatu keluarga,
misalnya iklan kecap ABC, pasta gigi Pepsodent, sabun cuci Sunlight, dan lain-lain. Loyalitas
merek juga ditemukan mulai terbentuk di antara usia anak dan remaja. Bagi pemasar hal ini
merupakan salah satu alasan mengapa pasar ini begitu penting dalam usaha mengembangkan
loyalitas merek yang tidak akan habis waktu yang lama.
Pada masa kini mereka yang berusia antara 16-29 tahun disebut Generasi X Baru. Generasi ini
akan berbeda dalam beberapa hal. Salah satunya, misalnya, mereka sudah masuk ke dalam dunia
informasi di mana pengaksesan papan informasi dan berselancar di internet merupakan hal yang
biasa. Oleh karena itu, generasi ini cenderung akan menjadi sasaran utama komunikasi
pemasaran berteknologi tinggi. Sebagian dari meraka adalah pembelanja yang pandai, terutama
karena mereka selama bertahun-tahun ikut berbelanja dalam rangka membantu keluarga mereka,
terutama yang berpenghasilan ganda dan orang tua tunggal (single parent).oleh karena itu,
kelompok ini merupakan konsumen yang lebih berpengalaman dari generasi sebelumnya.
3. Pasar baby boomer
Baby boomer adalah mereka yang berumur antara 30-an sampai 40-an, di mana mereka
memasuki tahun-tahun puncak penghasilan dan pengeluarannya. Kelompok ini menekankan arti
penting kesehatan dan olah rag, serta pendidikan. Beby boomer memiliki dampak yang kuat pada
pasar perumahan, mobil, pangan, pakaian, kosmetik, dan jasa keuangan.
Para beby boomer yang berstatus orang tua baru adalah pasar yang paling menarik bagi para
pemasar. Pasar untuk produk anak-anak juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan
tersebut. Sebagai contoh, penjualan mainan diharapkan meningkat dua kali lebih cepat dari
populasi anak-anak yang menjadi sasaran mereka. Pasar lain seperti jasa perawatan anak, peranti
lunak komputer, dan ponsel untuk anak kecil dapat meningkat dua kali lipat dalam beberapa
tahun ke depan.
4. Pasar dewasa
Kelompok yang termasuk dalam pasar dewasa adalah mereka yang berumur 55-64 (lebih
dewasa), 65-74 (tua), 75-84 (sangat tua), dan di atas 85 tahun (renta). Biasanya pemasar
mengabaikan pasar dewasa, mungkin karena diasumsikan memiliki daya beli yang rendah.
Namun demikian, di samping jumlahnya yang besar, kerakteristik ekonomis pasar ini layak
mendapat perhatian penuh. Walaupun sebagian anggota kelompok ini tidak lagi bekerja, mereka
sering sekali memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan dalam jumlah yang cukup besar.
Tidak seperti kelompok yang lebih muda, anggota dari pasar dewasa biasanya bebas dari
sebagian besar beban keuangan yang berkaitan dengan pemeliharaan anak, anggaran rumah, atau
perabot rumah tangga.
5. Agama
Karena bervariasi dan pluralistis, serta sifatnya yang pribadi, kelompok agama
mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat. Kelompok keagamaan akan
memperlihatkan preferenssi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat memperhatikan
secara seksama preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan
memengaruhi perilaku pembeli dari subbudaya kelompok keagamaan yang dimaksud.
Banyaknya lembaga pendidikan yang belakang keagamaan menunjukkan bahwa saat ini
masyarakat sangat membutuhkan suatu lembaga pendidikan yang dapat memberikan nilai-nilai
agama yang lebih, contohnya sekolah Al-Azhar untuk yang beragama islam, Santo Angela dan
Aloysius untuk yang beragama Katolik, dan BPK Penabur untuk yang beragama Kristen
Protestan. Hal serupa juga dapat kita lihat dengan banyaknya tayangan yang bersifat rohani atau
keagamaan di setiap stasiun televisi saat ini.
6. Kelas sosial
Menurut Mowen dan Minor (2002), kelas sosial adalah strata yang relatif tetap dalam
masyarakat yang berbeda masyarakat yang berbeda status, kekayaan, pendidikan, pemilikan, dan
nilai. Aspek sosiobudaya lainnya yang ikut menentukan persepsi dan perilaku beli konsumen
adalah aspek kelas sosial. Perilaku beli konsumen sangat dipengaruhi oleh kelas sosial yang
ditempati konsumen atau kelas sosial yang ditambahkan konsumen, jadi bukan oleh segi
pendapatannya saja. Di Amerika Serikat kelas sosial benar-benar ada, meskipun ide tentang
struktur kelas sosial atau istilah-istilah kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas mungkin
menjengkelkan bagi kebanyakan orang Amerika. Namun demikian, para ahli sosiologi yang
mengidentifikasikan struktur kelas dan para pemasar yang memakainya sama sekali tidak
bermaksud untuk mengadakan diskriminasi pertimbangan nilai yang terkandung dalam setiap
kelas sosial. Kita tidak mengatakan bahwa kelas atas lebih berkuasa atau lebih bahagia
dibandingkan kelas bawah. Kita hanya menyadari bahwa kelas sosial memang ada di
masyarakat.
Kotler dan Armstrong (2001) mengidentifikasi tujuh kelas sosial di Amerika Serikat, yaitu
Kita perlu berhati-hati karena perilaku beli antara dua konsumen bisa sangat berbeda, meskipun
mereka berada dalam satu kelas sosial atau kelompok kerja yang sama. Perbedaan ini disebabkan
oleh adanya perbedaan tingkat pendapatan. Oleh karena itu, dasar yang lebih kuat untuk
segmentasi pasar adalah indeks yang menggabungkan pekerjaan dan pendapatan.
7. Jenis kelamin
8. Etnis
Etnis dapat di artikan sebagai kelompo orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik
yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain
dalam masyarakat yang lebih luas. Nilai tersebut dapat terbentuk dari segi fisik, agama,
geografis, atau faktor lainnya, namun tidak mutlak, misalnya ernis sunda yang umumnya berkulit
sawo matang dan bergama Islam berbeda dengan etnis Papua yang umumnya bekulit hitam dan
bergama Kristen.
Di indonesia dengan 34 provinsinya ada begitu banyak kelompok etnis. Pemasar harus
menyadari dan mencermati hal ini karena penyebaran etnis tidak merata di seluruh indonesia
serta merupakan bangsa pasar yang berbeda. Wilayah yang paling beragam penyebaran secara
etnis di indonesia adalah di kota-kota besar di pulau jawa, yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya,
serta Yogyakarta dengan etnis Jawa sebagai mayoritas.
Menurut Septiadi (2003), beberapa etnis kebudayaan yang memiliki latar belakang, sejarah,
norma, dan keunikan tersendiri adalah :
Meskipun digunakan dengan berbagai cara, etnisitas umumnya mengacu pada kelompok yang
disatukan oleh ikatan-ikatan homogenitas budaya. Etnisitas erat sekali hubungannya dengan
kebangsaan atau daerah asal. Menurut Mowen dan Minor (2002), tiga etnis subbudaya yang
penting bagi pemasar adalah subbudaya Afrika-Amerika, Hispantik, dan Asia-Amerika.
1. Subbudaya Afrika-Amerika
Subbudaya Afrika-Amerika juga ditandai oleh pentingnya organisasi dan sosial. Bangsa Afrika-
Amerika secara tidak seimbang termasuk kelompok Protestan fundamentalis dan Partai
Demokrat. Selain itu, ada juga pola pidato yang diakui dan dikenal sebagai African Amerika
Vernacular English (AAVE, Bahasa Inggris Sehari-Hari Afrika-Amerika) dan digunakan oleh
80% dari populasi Afrika-Amerika. Dialek ini ering kali muncul di program TV, tetapi
pemakaiannya dalam periklanan tertulis atau lisan cukup terbatas.
2. Subbudaya Hispanik
Orang-orang hispanik merupakan kelompok subbudaya etnis kedua yang tumbuh paling
cepat di Amerika Serikat (orang-orang Asia-Amerika berada di peringkat pertama). Dalam
kenyataannya, orang-orang hispanik akan menjadi etnis minoritas terbesar di AS menjelang
tahun 2010. Diperkiraan bahwa penerimaan orang Mexiko hanya mencapai 23% dari semua
imigrasi legal ke Amerika Serikat antara tahun 1971 hingga 1990. Suatu kombinasi angka
kesuburan yang tinggi, angka imigrasi yang tinggi, dan imigrasi ilegal yang terus-menerus
dengan cepat.
3. Subbudaya Asia-Amerika
Subbudaya etnis apa saja yang tumbuh paling cepat di Amerika Serikat? Jawabannya
bukanlah bangsa Afrika-Amerika atau Hispanik, melainkan subbudaya Asia Amerika. Pada
tahun 1980-an, lebih 40% dari semua imigran yang datang ke Amerika Serikat berasal dari Asia.
Sebagian memikirkan bahwa menjelang tahun 2050 jumlah bangsa Asia-Amerikahampir sama
jumlahnya dengan orang Hispanik, yang saat itu merupakan minoritas terbesar di Amerika
Serikat.
6. Subbudaya regional
Peralihan populasi regional terjadi karena pencarian kerja. Selama resesi yang berat pada
tahun 1980 sampai dengan 1982, banyak perkerja pindah dari negara bagian utara tengah ke
barat dan barat daya untuk mencari kerja. Masyarakat juga berpindah karena alasan gaya hidup.
Florida tumbuh dengan cepat pada dua dawarsa terakhir karena arus masuk yang besar dari
merekan yang pensiun dan mencari sinar matahari. Akibatnya, florida merupakan negara bagian
tertua dengan 18,4% penduduknya berusia 65 tahun ke atas.
PENGARUH KEBUDAYAAN
Budaya pada gilirannya akan mempengaruhi pengembangan dalam implikasi pemasaran seperti
perencanaan produk, promosi ,distribusi dan penetapan harga. Untuk mengembangkan strategi
yang efektif pemasar perlu mengidentifikasi aspek-aspek penting kebudayaan dan memahami
bagaimana mereka mempengaruhi konsumen. Sebagaimana strategi dalam penciptaan ragam
produk,segmentasi pasar dan promosi yang dapat disesuaikan dengan budaya masyarakat.
Pengertian Demografi
Menurut Kotler dan Armstrong (2001), demografi adalah ilmu tentang populasi manusia dalam
hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, ras mata pencaharian, dan statistik lainnya
lingkungan demografis adalah kepentingan utama bagi pemasar karena lingkungan ini
melibatkan orang-orang, dan orang-orang akan membentuk pasar.
Penduduk dunia berkembang dalam tingkat yang amat cepat. Total penduduk dunia sekarang
lebih dari 5,8 miliyar jiwa dan akan melebihi 7,5 miliyar pada tahun 2015. Pertumbuhan
penduduk dunia yang sangat cepat memiliki dampak yang besar bagi bisnis. Penduduk yang
berkembang berarti tumbuhnya kebutuhan manusia untuk dipuaskan. Bila berkaitan dengan daya
beli, berarti juga tumbuhnya kesempatan pasar.
SUBBUDAYA VERSUS DEMOGRAFI
2. Usia Pendapatan
3. Agama Suku
5. Pekerjaan Pendidikan
Tentu saja, banyak di antara variabel demografi ini juga yang menggambarkan subbudaya. Jadi,
dalam kategori demografi agama dapat diindentifikasikan sejumlah kelompok kebudayaan.
Fokusnya adalah pada nilai kelompok, kebiasaan, simbol, dan perilaku. Ciri-ciri demografis
hanya menggambarkan karakteristik popullasi masyarakat. Alasan seorang pemasar berbicara
tentang subbudaya Afrika-Amerika adalah bahwa karakteristik demografis ini menggambarkan
sekelompok masyarakat yang mempunyai pola perilaku yang serupa.
Daftar Pustaka
https://manajemen2015uniwidyagama.wordpress.com/2017/03/13/lingkungan-sub-budaya-dan-
demogrfi/
http://kangom.blogspot.com/2013/06/pengertian-subbudaya-dan-pembagiannya.html
https://manajement.info/2012/05/14/budaya-dan-subbudaya/
MAKALAH
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN
KETERLIBATAN DAN PERSEPSI KONSUMEN
01 APRIL 2020
DISUSUN OLEH:
1. Sri Mulyani (190502141)
2. Afga Arif Subiantoro (190502146)
3. Firzal (190502151)
4. Rengganis Melinda Andrea (190502156)
5. Romi (190502161)
6. Ajang Sukran Hadi (190502166)
7. Dewi Hardianti (190502171)
8. Yunita Damayanti (190502176)
9. Tri Hartawan Dani (190502181)
A. Kualitas Jasa
1. Pengertian Kualitas
Kotler (2005) merumuskan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
2. Dimensi Kualitas Jasa
Parasuraman (2002) mengemukakakan lima dimensi kualitas jasa yaitu:
a. Keandalan (Releability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dengan
tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably).
b. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk
membantu memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen.
c. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, kesopanan, dan
sifat dapat di percaya dari kontak personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan
konsumen dan membuat mereka terbebas dari bahaya dan resiko.
d. Empati, yang meliputi sikap kontak personal atau perusahaan untuk memahami
kebutuhan dan kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan
untuk melakukan komunikasi atau hubungan.
e. Produk-produk fisik (tangibles), tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana
komunikasi, dan lain-lain yang bisa dan harus ada dalam proses jasa.
3. kualitas jasa Model
Parasuraman (2002) mengidentifikasi lima anggapan yang menyebabkan kegagalan
penyampaian jasa. Kelima gap tersebut adalah:
a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen, yaitu adanya perbedaan
antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen
mengenai harapan pengguna jasa.
b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas
jasa.
c. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (service delivery).
Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a. Ambiguitas pesan
b. Konflik pesan
c. Kesesuaian pegawai
d. Kesesuaian teknologi
e. Sistem pengendalian dari atasan
f. Kontrol yang dirasakan (perceived control)
g. Kerja tim (team work)
d. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal, ekspektasi pelanggan atas
kualitas pelayanan dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh
perusahaan mengenai komunikasi pemasaran.
e. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.,Yaitu adanya perbedaan
persepsi antara jasa yang diharapkan dan yang diharapkan oleh pelanggan
4. Mengukur Kualitas Jasa
Mengukur Kualitas jasa berarti mengevaluasi atau membandingkan kinerja suatu jasa
dengan seperangkat standart atau yang telah ditetapkan terlebih dahulu untuk model
pengukuran.
B. LOYALITAS KONSUMEN
1. Pengertian Loyalitas Konsumen
Olliver dalam Hurriyati (2005) menyatakan bahwa loyalitas adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang
meskipun pengaruh situasi dan usaha–usaha pemasaran mempunyai potensi untuk
menyebabkan perubahan perilaku.
2. Karakteristik Loyalitas Konsumen
Griffin (2005) menyatakan bahwa konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchaes).
b. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and
service lines).
c. Merekomendasikan produk lain (refes other).
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates on
immunity to the full of the competition)
3. Merancang dan Menciptakan Loyalitas
Loyalitas pelanggan tidak bisa tercipta begitu saja, tetapi harus dirancang oleh
pelanggan. Adapun tahap – tahap perancangan loyalitas sebagai berikut:
a. Mendefinisikan nilai pelanggan (define customer value)
b. Merancang pengalaman pelanggan bermerek (design the branded custome
experience).
c. Melengkapi orang dan menyampaikan secara konsisten (eqip people and deliver
consistenly).
d. Menyokong dan meningkatkan kinerja (sustain and enchance performance).
4. Tahap – Tahap Loyalitas
Proses seorang calon pelanggan menjadi pelanggan yang loyal terhadap perusahaan
terbentuk melalui beberapa tahapan. Hill dalam Hurriyati (2005) mengemukakan loyalitas
pelanggan dibagi menjadi enam tahapan, yaitu Terduga (suspect), Prospek (prospect),
Pelanggan (customer), Pendukung klien (client advocast), dan mitra (Partners).
5. Prinsip - prinsip Loyalitas
Kotler (2005) mengemukakan bahwa loyalitas konsumen pelanggan dapat
diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelanggan inti). Jalinan
realasi ini akan langsung bila dilandasi sepuluh prinsip pokok loyalitas pelanggan berikut:
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran ( Karena biaya untuk menarik konsumen yang
baru lebih mahal)
b. Dapat mengurangi biaya transaksi
c. Dapat mengurangi biaya perputaran konsumen atau turn over (Karena pergantian
konsumen yang lebih sedikit )
7. Mengukur Loyalitas
Untuk mengukur loyalitas diperlukan beberapa atribut, yaitu:
a. Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan kepada orang lain
b. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain yang meminta saran
Tjiptono (2005) mengemukakan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur
loyalitas konsumen, yaitu
a. Pembelian ulang
b. Kebiasaan Mengkonsumsi merek
c. Rasa suka yang besar pada merek
8. Pengaruh Kualitas Jasa
Terhadap Loyalitas Nasabah
Mckevhine (2012) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah
fungsi dari harapan dan presepsi terhadap kinerja suatu produk setelah pelanggan
mendapatkan atau menggunakan layanan. pelanggan yang setia cenderung membeli lebih
banyak sehingga laba perusahaan akan bertambah dan perusahaan akan mempunyai
pelanggan yang loyal. Kotlet (2005).
RESUME KELOMPOK 5
PENGARUH TEKHNOLOGI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
KONSUMEN
2. Berikut dibawah ini beberapa pengertian perilaku konsumen menurut para ahli:
a. Menurut Schiffman dan Kanuk [2000]: adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, & bertindak pasca konsumsi produk,
jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
b. Lalu menurut, Schiffman & Kanuk: Merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu
membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia & dimiliki (waktu, uang
& usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi.
Dari pengertian di atas ada 5 butir perilaku yang akan dibahas di sini, sebagai
perbandingan antara dulu dan sekarang. Berikut penjelasannya:
Pertama, Pencarian
Kedua , Pemilihan
Ketiga, Pembelian
Keempat, Penggunaan
Kelima, Pengevaluasian
a. SNOB
b. SMART
c. DUMB
d. ENTREPRENEUR
4. Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2 yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat
Rasional dan Irrasional
.
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional:
1. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan
2. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
3. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin
4. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan kemampuan konsumen
Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional:
· Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media cetak maupun
elektronik
· Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang sudah dikenal luas
· Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan gengsi atau
prestise
5. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belanja melalui media internet
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belanja melalui media internet, yaitu:
(Kotler & Amstrong, 2001; Hawkins, Mothersbaugh & Best,2007).
1. Kenyamanan: konsumen tidak perlu bergelut dengan lalu lintas, tidak perlu mencari
parkir dan berjalan ke toko.
2. Kelengkapan Informasi: konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual unutk
mencari informasi, produk atau jasa yang benar-benar konsumen inginkan, kemudian
memesan atau men-download informasi di tempat.
3.Waktu: Konsumen dapat memeriksa harga dan memesan barang dagangan selama 24
jam sehari dari mana saja.
4.Kepercayaan konsumen: efek penyesalan dan kekecewaan pembelian terhadap evaluasi
pemilihan berikutnya, kejadian-kejadian dan tindakan konsumen yang mengawali
perilaku membeli sebenarnya, keamanan pengiriman barang, kerahasiaan data-data
pribadi termasuk penggunaan kartu kredit.
6. Segmentasi Pasar Berdasarkan Letak Geografi Di Era Digital Marketing
Dalam marketing konvensional, kita mengenal segmentasi pasar berdasarkan 3 hal,
yaitu :
1. Segmentasi berdasarkan letak geografi
2. Segmentasi berdasarkan demografi
3. dan segmentasi berdasarkan psikografi.
TUGAS INDIVIDU
Soal :
Jika kalian seorang pengusaha, usaha apa yang ingin anda buat jika
mempertimbangkan budaya dan kebiasaan masyarakat NTB!!
Jawab:
jika saya berada didesa sade Lombok tengah saya melihat kebudayaan
masyaratakatnya yang masih mendadalm disetiap individu saya akan membuka usaha
kerajinan dimana tempat itu sangat strategis karena wisatawan local atau manca Negara
akan membeli produk krajinan sebagai oleh-oleh setelah berkunjung dari pantai kuta
Lombok tengah karena dimana potensi dalam membuat kerajinan dimanfaatkan oleh
masyarakat dan saya sendiri akan memberikan produk mentah untuk diolah oleh mereka
dan dibuat menjadi kerajinan dan dijual kembali.
Quis
Kuis Analisis Perilaku Konsumen
Soal
jawaban
1. Jelaskan alasan mempelajari prilaku konsumen?
Terdapat beberapa alasan pentingnya mempelajari Perilaku Konsumen, antara lain :
Analisis Konsumen sebagai Dasar Manajemen Pemasaran. Analisis ini akan membantu
para manajer untuk :
Soal 3
Pada era saat ini, beberapa konsumen menganggap produk luar negeri masih sangat baik
dibandingkan dengan produk-produk dalam negeri. Sedangkan pemerintah menyerukan agar
masyarakatnya mencintai produk dalam negeri dengan cara membeli produk-produk dalam
negeri itu sendiri. Menurut saudara/i apa yang seharusnya diperbaiki atau mungkin diperbaharui
dari produk-produk dalam negeri itu sendiri agar diminati oleh masyarakat
Jawaban
Soal 1
1. Ketahui Target Pasar Anda
Anda harus benar-benar mengenali pasar Anda, kuasailah target pasar Anda. Langkah
yang dapat dilakukan yaitu lakukan riset siapa yang menjadi target pasar Anda. Semakin
spesifik target pasar Anda, semakin besar peluang Anda untuk sukses. Contohnya jika
Anda bergerak di bagian pakaian remaja perempuan.
2. Menggunakan Social Media
Kita semua pasti setuju, media sosial adalah alat pemasaran yang paling ampuh karena
hampir semua orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, sangat aktif
menggunakannya. Contohnya berpromosi menggunakan Instagram dan Facebook.
Teladoc: layanannya adalah menghubungkan dokter dengan pasien secara daring. Sahamnya
meningkat hampir 10% minggu ini, dan 50% dalam tahun ini.
Netflix: sekalipun saham
mereka meningkat tipis saja dalam beberapa hari belakangan, tetapi akumulasi peningkatan hampir
mencapai 15%
b). dengan cara membuat suatu usaha yang menghasilkan output dalam bentuk
barang maupun jasa. Produsen harus bisa membaca pergerakan pasar agar poduk yang
dihasilkan dapat menarik konsumen, dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
6. Tingkatkan Efisiensi
Soal 3
Adapun hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah, agar masyarakat atau penduduk rakyat
Indonesia mencintai, menyukai, dan menggunakan produk asli indonesaia menurut saya adalah
sebagai berikut:
1. Merubah pola pikir masyarakat
Ketika pemerintah ingin melihat rakyat Indonesia ingin mencintai produk dalam
negeri, pemerintah harus merubah pola atau menggunakan Medsos, bahwa produk
dalam negeri tidak kalah bagus kualitasnya dengan produk luar negeri. Kalaupun
bangsa Indonesia terus memproduksi produk-produk dalam negeri tanpa mencoba
atau meruntuhkan pola pikir masyarakat itu sendiri, yang masih mempercayai
bahwa produk luar negeri jauh lebih bagus dengan produk dalam negeri. Hal itu,
dibuktikan Sampai detik ini rakyat Indonesia masih percaya dan meyakini bahwa
produk luar negeri jauh lebih bagus dari produk dalam negeri. Merubah pola pikir
masyarakat dengan cara mensosialisasikannya dengan memanfaatkan komunikasi
masa
Sehingga, menurut saya hal yng pertama kali yang harus dilakukan oleh
pemerintah yaitu dengan cara melakukan atau merubah pola pikir masyarakat atau
rakyat Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri sebelum pemerintah
Indonesia membuat produk-produk dalam negeri. Merubah pola pikir masyarakat
itu dengan cara sosialisasikan melalui media masa dan memberikan keyakinan
kepada masyarakat dengan membuat produk-produk yang jauh lebih baik dan
bagus dari produk luar negeri. Dengan adanya pembuktian dari produk dalam
negeri, maka secara otomatis rakayat akan berpindah atau menyukai produk
dalam negetri.
2. Pembuktian dari pemerintah
Adapun yang dimaksudkan oleh penulis tentang pembuktian dari pemerintah itu
adalah Negara atau pemerintah menciptakna produk-produk dalam negeri yang
lebih bagus kualitasnya dengan produk luar negeri. Hal itu disebabkan karena,
dengan tidak adnya pembuktian dari pemerintah bahwa produk dalam negeri lebih
bagus dan berkulitas, maka tidak akan terwujudnya kesadaran dan berubhnya pola
pikir masyarakat tentang produk dalam negeri dan luar negeri.
.