Anda di halaman 1dari 4

1.

a) Setiap orang memiliki keinginan dan pandangan masing–masing dalam menggunakan sebuah produk sesuai dengan kebutuhan
mereka. Karenanya, agar dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan produk yang kita jual, diperlukan suatu pemahaman
tentang perilaku konsumen yang nantinya akan berdampak pada peningkatkan tingkat penjualan perusahaan. Dengan mengetahui
perilaku pelanggan, maka perusahaan dapat mengidentifikasi kapan, bagaimana, di mana dan mengapa seorang pelanggan membeli
suatu produk.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen terhadap perilaku beli :

• Kultur

• Kelompok referensi

• Keluarga

• Situasi

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi konsumen terhadap perilaku beli :

• Persepsi

• Sikap

• Kepribadian

• Gaya hidup

• Pengalaman terdahulu

b) Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi
(high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Pada dasarnya, perilaku konsumen secara umum dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

• perilaku konsumen yang bersifat rasional dan


• irrasional. Untuk lebih jelasnya

2. a) China adalah negara yang paling produktif yang mampu menghasilkan berbagai barang dengan harga lebih rendah dibandingkan
dengan produk dari negara lain. Mereka telah mengadopsi serangkaian halus kebijakan perdagangan untuk membangun produk
mereka (Engardio, 2007 & Hou, JW, 2011). Sebagai daya beli konsumen produk Cina adalah persen tinggi dari populasi dunia,
dengan demikian, industri konsumen besar ini akan memiliki dampak yang luar biasa pada perekonomian dunia melalui perdagangan
internasional (Meredith, Robyn 2009,& Pennington, 2002). Selain itu, sebagai biaya tenaga kerja meningkat di dunia barat, banyak
perusahaan internasional sudah menyiapkan pabrik-pabrik mereka di China untukmanfaat dari biaya tenaga kerja ekonomis sekaligus
memaksimalkan keuntungan mereka, China menjadi ekonomi terbesar kedua setelah AS telah berkelana ke banyak perkembangan
produk untuk bersaing dengan raksasa internasional (Reich, dan Robert, 2005).

Munculnya produk Cina dan popularitasnya tumbuh telah menjadi fenomena bagi para peneliti ilmu sosial. Namun demikian, reputasi
untuk “Made in China” masih perlu jauh untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan sebagai reputasi mereka tidak banyak positif
dalam hal kualitas produk mereka. “Murah” citra produk-produk Cina bersama-sama dengan kualitas produk mereka telah
mengangkat masalah untuk menyelidiki lebih lanjut mengapa konsumen membeli produk China dan apa yang mereka anggap sebelum
membeli. Sejumlah besar penelitian telah dilakukan tentang pengaruh negara-of-asal gambar pada perilaku pembelian konsumen
(Ahmed, Johnson & Chen, 2004) . Namun, sebagian besar studi tentang persepsi konsumen membeli produk asing lebih terkonsentrasi
dalam peran berpengaruh proaktif mereka di negara pembentukan asal gambar dan (Ahmed, S. dan A. d'Astous, 1996). Oleh karena
itu, penelitian ini mencoba untuk mengisi kesenjangan yang jarang telah dipelajari pada persepsi konsumen terhadap membeli produk-
produk Cina terutama pada konteks Indonesia.

“Era globalisasi yang semakin dekat di mana perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang perlu kita hadapi dengan kesiapan
yang matang dari berbagai faktor- faktor produksi yang dimiliki pasar” (Pater dan Olson, 2000). Pengaruh perdagangan bebas itu
sendiri sudah dirasakan oleh seluruh negara di dunia, tidak ada negara yang mampu membendung arus perdagangan bebas tersebut.

b) Mengubah pandangan negatif itu memerlukan pemasaran tempo lama, uang yg besar, dan kemampuan humas yg kuat, sehingga
mampu menangkal atau setidaknya mengaburkan stigma tersebut. Memperkuat brand dengan cara mengelontorkan dana jor-joran.
Jorjoran beriklan diberbagai media, televisi, koran dan majalah, maupun online.

3. a) Segmentasi yang menyangkut usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, agama, ras,kewarganegaraan, pendidikan, dll..Produk
Wuling motors ini cocok untukkonsumen berusia30 - 40 tahun dengan satu atau dua anak. Dan cocok untuk jenis kelamin laki-laki
maupunperempuan. strategi Wuling dengan menyiapkan produk yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen Indonesia.
Khususnya di segmen low MPV yang menjadi segmen pertama yang bakal digarap Wuling.

b) Pentingnya pemahaman terhadap karakteristik demografi konsumen dalam penyusunan strategi pemasaran adalah:

- Pemahaman demografi konsumen akan memungkinkan suatu perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya.

- Memahami Karakteristik demografi konsumen juga termasuk dasar dalam menentukan komponen strategi atau taktik secara
keseluruhan.

- Memahami Karakteristik demografi konsumen merupakan kunci sukses agar dapat mengalahkan pesaing.

- Memahami Karakteristik demografi konsumen memiliki berbagai tujuan dan manfaat yang berdampak signifikan terhadap
pertumbuhan suatu perusahaan.

- Dengan mengetahui segmen pasar yang tepat, perusahaan akan lebih terkonsentrasi dalam melakukan kegiatan pemasaran.

- Dengan pemasaran yang terarah, maka peluang profit yang dihasilkan oleh perusahaan akan semakin lebih besar.

- Dengan adanya segmen pasar yang tepat, perusahaan juga akan lebih lincah dalam melakukan scale-up bisnis, sehingga perusahaan
atau brand perusahaan akan lebih cepat bertumbuh.

4. Pengambilan keputusan konsumen dapat dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun berhubungan satu sama lain yaitu: tahap
masukan (input), tahap proses dan tahap keluaran (output). Tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan
atas produk. Pada tahap ini terdiri dari dua sumber informasi utama: usaha pemasaran perusahaan (bauran pemasaran perusahaan
yangterdiri dari: produk, harga, promosi dan saluran distribusi) dan lingkungan sosial budaya adalah berbagai macam pengaruh non
komersial yang terdiri dari: keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya dan sub budaya.

Dua sumber informasi utama ini merupakan masukan terhadap apa yang dibeli konsumen dan bagaimana mereka mereka menggunakan
apa yang mereka beli. Tahap proses berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Untuk memahami proses ini kita harus
mempertimbangkan pengaruh berbagai bidang psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, gaya hidup yang mereka
butuhkan, kesadaran mereka terhadap berbagai pilihan produk, kegiatan mereka dalam pengumpulan informasi dan penilaian mereka
mengenai berbagai alternatif).
Dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan, konsumen mungkin juga membentuk
maksud untuk membeli merek yg disukai, dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan
yaitu: keputusan merek, penyalur, kuantitas, waktu dan keputusan metode pembayaran.

Tahap keluaran dalam model pengambilan keputusan konsumen menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat
yaitu perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan kedua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasaan konsumen
terhadap pembeliannya. {( Schiffman & Kanuk ( 2007:492-497), Kotler dan Keller, 2009: 235)}

Menurut {(Engel, 2001:31), Ujang sumarwan, 2011:10)} keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan
guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat
dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk,cukup mudah untuk mengenali siapa
yang mengambil keputusan.

Menurut Engel (2001:31) Ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen:Pemecahan masalah yang diperluas, Pemecahan masalah
terbatas serta pemecahan masalah rutin.

Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: (i)
Pengenalan kebutuhan, (ii) Pencarian informasi, (iii) Evaluasi Alternatif, (iv)Pembelian, (v) Perilaku setelah pembelian.

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedan antara
keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan,yaitu
waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu dan pengaruh pemasaran.

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal).Ada tiga
faktor yang menentukan proses pencarian informasi yang ekstensif, faktor risiko produk, karakteristik konsumen,dan faktor situasi.

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen.
Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.Setelah
konsumen menentukan kriteria atau atribut dari produk atau merek yang dievaluasi, maka langkah berikutnya konsumen menentukan
alternatif pilihan. Setelah melakukan alternatif yang dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk atau merek yang akan
dipilihnya.

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia akan melakukan
pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana
membeli, dan bagaimana cara membayarnya.Setelah mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen akan memiliki rasa puas atau tidak
puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk
tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan
konsumsi produk tersebut.

Setiap Tahap dalam Proses pengambilan keputusan konsumen ini dipengaruhi oleh Faktor eksternal (budaya, sub budaya, kelas sosial
dan kelompok referensi) serta Faktor internal/Proses psikologis ataupun perbedaan individu yaitu: motivasi, sikap, kepribadian, konsep
diri, gaya hidup serta pengetahuan. Hasil penelitiandari Bunga Geofanny fredeca (2010) menunjukkan bahwa dari variabel yang diteliti
yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran serta sikap terhadap keputusan pembelian kembali Blackbery, hanya variabel sikap yang
mempengaruhi kecenderungan pembelian kembali produk Blackberry.

Hasil penelitian Tjoa (2013) menyatakan bahwa motif tertinggi masyarakat surabaya menggunakan iPhone adalah karena entertainment,
dimana dalam hal ini karena apple memang menggunggulkan iPhone dari segi multimedia atau entertainment, sehingga fitur- fitur
andalan iPhone yang menyajikan beragam fitur multimedia lah yang mengikat minat responden dalam menggunakannya, baik multi
media dari segi foto,video, games dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai