1. Keterhubungan antara perilaku konsumen dengan konsep pemasaran adalah dimana
perilaku konsumen sangatlah berkaitan dengan pemasaran. Kaitan antara perilaku konsumen dengan pemasaran adalah perilaku konsumen itu sendiri mempengaruhi kelancaran proses pemasaran. Pemasar harus bisa memahami perilaku atau sikap dari masing-masing individu yang menjadi sasarannya dalam memasarkan produk dan jasa. Perilaku setiap individu berbeda-beda. Perbedaan itu juga terdapat ketika mereka mengkonsumsi barang dan jasa. Konsumen dengan pendapatan yang tinggi dan kelas sosial atas, pasti mengkonsumsi barang yang berbeda dengan konsumen dengan pendapatan rendah dan kelas sosial bawah. Dalam hal ini, pemasar harus menerapkan strategi pemasaran yang berbeda antara konsumen kelas sosial atas dengan konsumen kelas sosial bawah. Dengan menerapkan strategi yang berbeda, maka pemasar dapat memasarkan barang dan jasanya kepada kedua jenis konsumen tersebut dan apabila didukung oleh produk dan pelayanan yang memuaskan konsumen, maka konsumen akan menjadi loyal terhadap produk dan jasa tersebut. Apabila konsumen bersikap loyal terhadap suatu produk dan jasa, maka pemasaran dari suatu produk maupun jasa akan menjadi lancar dan hal tersebut akan meningkatkan profit atau laba dari perusahaan tersebut. Semakin loyal seorang konsumen terhadap suatu barang dan jasa, maka produksi suatu barang dan jasa dalam perusahaan akan meningkat karena permintaan terhadap barang dan jasa meningkat. Dengan naiknya permintaan, maka produsen atau pemasar dapat meningkatkan produktivitas barang dan jasa dan akan meningkatkan pemasukan perusahaan.
2. Keunggulan dan kelemahan menggunakan faktor demografi sebagai basis untuk
segmentasi pasar yaitu dimana segmentasi demografis sendiri adalah salah satu jenis segmentasi pasar yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial, tingkat penghasilan, agama, ataupun pekerjaan. Maka dari itu terdapat beberapa hal yang bisa menjadi dampak dari menggunakan faktor demografis tersebut sebagai basis untuk segmentasi pasar. Yang pertama hal ini dapat memberikan keuntungan: - Cenderung mudah untuk mendapatkan data. Salah satu cara mendapatkan informasi untuk segmentasi pasar demografis adalah dengan mengakses data sensus pemerintah, dan ini tidak sulit untuk dicari. Ada banyak sumber di situs-situs pemerintah yang bisa didapatkan dengan cuma-Cuma. Selain itu, Anda juga bisa melakukan survey sendiri melalui berbagai media seperti survey online, media sosial, atau email. - Lebih hamat biaya. Data sensus bisa diakses setiap saat tanpa biaya, yang berarti tidak menambah total pengeluaran usaha Anda. Selain itu, banyak juga alat survey online yang bisa Anda manfaatkan tanpa biaya sehingga Anda tak perlu pusing memikirkan tentang biaya untuk memperoleh data. - Lebih mudah diukur. Data demografis cenderung lebih mudah dianalisis dan diukur karena ketersediaannya. Data ini juga lebih jelas daripada jenis data lain (misalnya data psikografis – sifat, karakter, preferensi orang) yang cenderung subjektif serta lebih sulit untuk dikumpulkan. Data demografis ada berdasarkan pada fakta, sehingga mudah diukur dan ditindaklanjuti. Meskipun memiliki banyak keuntungan, segmentasi pasar demografis ternyata juga memiliki beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan, kerugiannya: - Berdasarkan pada asumsi. Segmentasi pasar demografis memiliki pendekatan satu arah, yang berarti mengelompokkan orang berdasarkan informasi demografis bisa menciptakan stereotipe yang belum tentu benar. - Data demografis kadang tidak cukup jelas. Meskipun data demografis bisa memberi Anda informasi tentang berapa usia calon konsumen atau berapa penghasilan mereka, informasi ini belum tentu bisa Anda gunakan untuk memprediksi apa yang bisa menarik minat calon pelanggan. Misalnya, pengusaha makanan tradisional tidak bisa menentukan apakah sekelompok orang dengan pekerjaan karyawan swasta akan tertarik pada produk mereka. - Rawan salah tafsir. Data demografis yang tersedia belum tentu merupakan data paling baru. Dalam jangka waktu satu tahun saja, aspek demografis bisa berubah secara drastis. Tidak ada yang bisa menjamin apakah data yang Anda dapatkan saat ini merupakan data paling aktual.
3. Yang saya ketahui mengenai etnocentrism adalah sebuah kecendrungan kelompok
masyarakat tertentu untuk menutup diri dari kelompok lainnya dan sulit menerima segala sesuatu yang bukan berasal dari kelompok mereka sendiri. Ethnocentrism bermanfaat dalam upaya untuk menjamin keberlangsungan kelompok dan budaya mereka, meningkatkan solidaritas kelompok, perilaku yang sesuai dengan adat yang dipegang, kerjasama, loyalitas dan efektifitas kelompok. Ini juga mempengaruhi bagaimana perilaku pembelian konsumen baik dalam hal apa yang dibeli, kapan dan bagaimana mengkonsumsinya sangat dipengaruhi oleh faktor kepribadian mereka. Keputusan pelanggan atas pilihan produk dan merek dalam negeri ataupun luar negeri oleh beberapa peneliti membuktikan hal ini dilatarbelakangi terutama oleh faktor etnosentris konsumen. country of origin atau yang sering disingkat dengan COO merupakan isyarat dalam atribut produk yang mempengaruhi evaluasi konsumen dalam mengidentifikasi asal negara suatu produk atau juga. Meningkatnya globalisasi ekonomi mengakibatkan turunnya hambatan perda- gangan antar negara, sehingga ketersediaan produk asing di pasar lokal semakin luas dari pada sebelumnya. Dalam keadaan demikian, banyak produk dan jasa dievaluasi dengan memperhatikan COO sebagai pembeda kompetitif yang potensial di pasar lokal masing- masing negara. Hal inilah yang menjadikan COO dianggap sebagai salah satu bidang penelitian perilaku konsumen yang penting dan telah menarik banyak perhatian peneliti di bidang pemasaran. Contohnya : Misalnya Jerman dia- sosiasikan dengan produk- produk berkualitas tinggi, tetapi harga produknya mahal.
4. Persepsi adalah proses saat seseorang memilih, mengorganisasi, serta
menginterpretasikan informasi yang datang menjadi suatu arti sendiri untuk menciptakan gambaran secara keseluruhan. Dalam dunia pemasaran diperlukan persepsi konsumen yang merupakan proses saat konsumen memilih, mengorganisasi, serta menginterpretasikan informasi menjadi suatu arti tersendiri bagi dirinya. Persepsi ini sangat penting bagi pemasar karena persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Karena persepsi manusia sangat dipengaruhi oleh faktor internal (pengalaman, kebutuhan, nilai yang dianut, serta pengharapan) dan faktor eksternal (situasi, penampilan produk, serta sifat stimulus)
5. Teori Pavlov adalah pengkondisian klasik yang menggambarkan proses pembelajaran
melalui asosiasi stimulus dari lingkungan dan bersifat alamiah. Dapat diartikan juga bahwa classical conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan. Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat dibentuk melalui peraturan dan manipulasi lingkungan. Contohnya dalam kehidupan nyata dengan penggunaan aroma makanan atau tempat makan. Hal ini dapat dijumpai saat biasanya melewati toko roti baik di mall, di stasiun, ataupun di airport kita sering kali mencium aroma kue yang sangat pekat. Hal ini dilakukan dari pihak toko untuk memancing calon konsumennya agar membeli rotinya tersebut.
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar