Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di era globalisasi yang ketatakan persaingan ini, perusahaan harus mampu untuk mengenal
apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat maupun yang akan datang. Konsumen
dihadapkan pada berbagai jenis produk yang ditawarkan oleh setiap perusahaan. Konsumen sebagai
individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan
terlebih dahulu seperti mendapatkan informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain sampai
akhirnya pada keputusan membeli produk tersebut.

Persaingan bisnis menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat
dalam menghadapi persaingan dilingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan
ketidak pastian (Pudji, 2010).Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif
dalam hal menciptakan dan mempertahankan pembeli yang loyal.

Perkembangan teknologi dan industry membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama
pada dunia bisnis saat ini. Di samping itu, banyaknya usaha bermunculan baik perusahaan kecil
maupun besar berdampak pada persaingan antar perusahaan, terutama perasaingan yang berasal dari
perusahaan sejenis. Hal ini menyebabkan perusahan yang menerapkan konsep pemasaran perlu
memerhatikan atau mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembeliannya dalam usaha-usaha pemsaran sebuah produk dilakukan.

Persaingan bisnis dalam usaha minuman bubble semakin ketat dalam menghasilkan dan
menjual produknya, memberikan pengaruh terhadap pandangan konsumen bahwa perusahaan harus
memperkenalkan dan memberitahu produknya agar konsumen terdorong untuk membeli produk
perusahaan yang mereka jual. Ketika persaingan semakin kuat akan menuntut adanya perubahan
dalam segala bidang. Salah satunya adalah bidang pemasaran.Tujuan kegiatan pemasaran adalah
mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang atau jasa perusahaan disaat mereka
membutuhkan. Dalam pasar yang semakin cepat ini harga dan teknologi tidaklah cukup. Desain
menawarkan suatu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta memposisikan produk dan jasa
perusahaan. Desain merupakan faktor yang memberi keunggulan yang kompetitif kepada perusahaan.
Persaingan ini ditandai dengan semakin banyaknya produsen minuman di Kota Palangka Raya.

Menurut Kotler (2009:13) Tren mengungkapkan bentuk masa depan dan memberikan banyak
peluang karena telah menjadi tren di Kota Palangka Raya, saat ini sudah ada pesaing dengan jenis
minuman yang sama. Pada minuman Miltie Bubble juga memperhatikan harga yang diberikan kepada
konsumen. Harga yang ditetapkan oleh usaha ini dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Menurut Fandy Tjiptono (2008) harga yang diteta pkan atas suatu produk harus dapat
memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar.Selain itu juga mungkin dapat mencegah
persaingan sengit. Harga merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pendapatan bagi organisasi. Keputusan mengenai harga tidaklah mudah dilakukan. Disatu sisi , harga
yang terlalu mahal dapat meningkatkan laba jangka pendek , tetapi disisi lain akan sulit dijangkau
oleh konsumen. Sedangkan bila harga terlalu murah , pangsa pasar dapat melonjak . Banyak
konsumen yang mempercayai minuman miltea bubble ini adalah minuman yang kualitasnya baik
dengan harga yang terjangkau terbukti dengan harga yang ditetapkan tersebut namun produsen
mampu memberikan minuman bubble yang terjamin kualitasnya. Minuman bubble ini tidak
mengandung bahan pengawet sama sekali . Dengan harga yang diberikan tersebut konsumen masih
bisa menjangkau dan mendapatkan minuman bubble yang berkualitas. Hal ini yang menyebabkan
konsumen lebih memilih untuk memutuskan membeli Miltea Bubble daripada produk minuman
bubble yang lainnya.

Melihat pendapat dari para ahli diatas tentang produk dan harga dapat membuat konsumen untuk
memutuskan melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa.

Menurut Kotler (2002) :

Keputusan Pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak produk . Dari
berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,
biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh
masyarakat.

Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap
terlebih dahulu yaitu, (1) Pengenalan masalah , (2) Pencarian informasi, (3) Evaluasi Alternative, (4)
Keputusan membeli atau tidak, (5) Perilaku pasca pembelian.

Pengertian lain tentang keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000 : 437 )
adalah “ the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan , keputusan
pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternative
pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahawa keputusan pembelian adalah tindakan
yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa
alternative penyelesaian masalah dengan tindak lanjut nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan
evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh
mana harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada produk Minuman Miltea
Bubble. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Harga dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Miltea Bubble ”.

Rumusan Masalah

1. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Minuman Miltea Bubble
?
2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen Minuman
Miltea Bubble ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen


Minuman Miltea Bubble
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
konsumen Minuman Miltea Bubble
Manfaat Penulisan

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Konsumen
Memberi pemahaman dan tambahan informasi kepada para konsumen dalam proses pembelian
Minuman Miltea Bubble.
2. Bagi Perusahaan
Memberi kontibusi dan tambahan informasi kepada perusahaan dalam seberapa besar pengaruh harga
dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Minuman Miltea Bubble. Sehingga
dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam menjual dan memasarkan produknya.
3. Bagi Kalangan Akademik
Memberi Kontribusi dan tambahan referensi kepada kalangan akademik terutama mahasiswa yang
akan melakukan penelitian mengenai ““Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Minuman Miltea Bubble ”. Dalam hal pengembangan studi
mengenai pemasaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005).

Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) pemasaran adalah analisis, perencanaan,

implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli

sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen adalah proses perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan. Jadi dapat diartikan

bahwa manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian

dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan pemasaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai

kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasikan yang meliputi pendistribusian barang,

penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang

tujuannya untuk mendapatkan tempat di pasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.

2.1.2 Keputusan Pembelian

Pengertian mengenai perilaku konsumen oleh perusahaan selaku produsen sangat penting dan

perlu diperhatikan lebih lanjut. Menurut Kotler (2005) perilaku konsumen merujuk pada perilaku

membeli konsumen akhir-individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk

konsumsi pribadi. Seluruh konsumen akhir yang digabungkan akan membentuk pasar konsumen.

Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para

konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan keputusan


pembelian (Kotler, 2005). Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam

keputusan pembelian:

1. Pencetus: Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau

jasa.

2. Pemberi pengaruh: Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

3. Pengambil keputusan: Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen

keputusan pembelian-apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan

dimana akan membeli.

4. Pembeli: Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

5. Pemakai: Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.

Ada beberapa tipe perilaku keputusan dalam membeli. Semakin kompleks keputusan biasanya

akan melibatkan semakin banyak pihak yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Empat

jenis perilaku pembelian menurut Kotler (2005) antara lain:

1. Perilaku pembelian yang rumit

Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam

pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar antarmerek.

2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan

antarmerek. Keterlibatan yang tinggi disadari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang

dilakukan, dan berisiko.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan

antarmerek yang signifikan.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan

antarmerek signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan

merek terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena ketidakpuasan.


Hal ini menyimpulkan bahwa ada beberapa jenis perilaku dalam keputusan pembelian, yang

masing-masing perilaku konsumen dipengaruhi oleh kebiasaan, merek, situasi, dan juga

banyaknya pilihan alternatif yang ada. Perilaku pembelian untuk produk makanan cenderung

masuk ke dalam tipe perilaku yang ketiga yaitu membeli karena kebiasaan, tetapi bisa juga masuk

tipe perilaku membeli yang mencari keragaman.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan landasan teori diatas tersebut, maka dapat disusun suatu kerangka
pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan pada gambar sebagai berikut :

HARGA (X1)

H1
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Y)
KUALITAS
PRODUK H2
(X2)

Sumber : Penelitian terdahulu yang dimodifikasi

Kerangka pemikiran teoritis yang disajikan di atas menjelaskan bahwa ada hubungan
antara variabel harga produk dengan keputusan pembelian. Jika terjadi perubahan harga maka
konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk membeli sebuah produk. Kualitas produk
juga mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Apabila suatu produk
mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka konsumen akan memutuskan untuk
membeli produk tersebut.

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan


pengujian.
Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan kerangka pemikiran
yang telah diuraikan adalah sebagai berikut :

H1 : Diduga harga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

H2 : Diduga kualitas produk mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan untuk penelitian kali ini adalah riset kuantitatif, dimana data
penelitian berupa angka-angka dan analisis yang menggunakan statistik (Sugiyono, 2010).

Tujuan penelitian ini adalah tujuan studi deskriptif. Studi deskriptif sering kali didesain
untuk mengumpulkan data yang menjelaskan karakteristik orang, kejadian, atau situasi. Hal
ini melibatkan data kuantitatif seperti tingkat kepuasan, jumlah produksi, jumlah penjualan
atau data demografi, namun studi deskriptif juga memerlukan informasi kualitatif (Sekaran
dan Bougie, 2017).

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

Terdapat dua variabel di dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel bebas (independent)


Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel
terikat. Metode dependen inilah yang menguji untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua set variabel (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi
variable bebas adalah :
a. Harga
b. Kualitas produk
2. Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Tujuan dari
metode dependen ini adalah untuk menentukan apakah variabel bebas dipengaruhi
variabel terikat secara individual atau bersamaan (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembelian.

3.1.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel-variabel tersebut. Definisi operasional variabel dalam
penelitian ini akan diuraikan menjadi beberapa indikator meliputi :

3.1.2.1 Variabel Bebas


1. Harga (X1)
Harga adalah sjumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan produk atau
pelayanannya. Memiliki indikator sebagai berikut :
a. Terjangkau atau tidaknya harga
b. Kesesuaian antara harga dengan kualitas/rasa
c. Persaingan harga
d. Kesesuaian antara harga dengan kuantitas
2. Kualitas Produk (X2)
Kualitas produk merupakan persepsi konsumen terhadap ciri produk, baik atau buruknya
kualitas suatu produk. Memiliki indikator sebagai berikut :
a. Kualitas bahan baku
b. Kebersihan dalam penyajian
c. Rasa minuman miltie bubble
d. Menarik atau tidaknya tampilan dari minuman miltie bubble
3.1.2.2 Variabel Terikat : Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah sebuah keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli
sebuah produk dengan mempertimbangkan berbagai alasan terlebih dahulu. Memiliki
indikator sebagai berikut :
a. Mudah dijangkau atau tidaknya minuman Miltie Bubble
b. Kesesuaian dengan kemampuan finansial
c. Kesesuaian variasi minuman Miltiee Bubble dengan selera konsumen
d. Kenyamanan minuman Miltie Bubble sebagai tempat bersantai

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi
penelitian adalah pembeli minuman Miltie Bubble di (alamat)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2008). Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sampel
penelitian ini adalah semua pembeli yang datang ketika peneliti terjun ke lapangan dan
membagikan kuesioner.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang didapat langsung dari sumber, yeitu dari individu atau perseorangan,
seperti wawancara maupun hasil dari pengisian kuesioner (Umar, 2000). Data primer dalam
penelitian ini adalah hasil kuesioner.

Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang
sudah ada (Sekaran dan Bougie, 2017). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari
jumlah penjualan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang dapat digunakan untuk pengumpulan data adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang membeli produk
minuman Miltie Bubble di (alamat) dengan mengisi serta mengikuti panduan yang ada pada
kuesioner. Adapun prosedur dalam metode pengumpulan data, yaitu membagikan kuesioner
tersebut; lalu responden diminta mengisi kuesioner pada lembar jawaban yang telah
disediakan; kemudian lembar kuesioner dikumpulkan, diseleksi, diolah, dan dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai