Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Pemasaran pada umumnya sering dihubungkan dengan mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat, hal ini sering dikenal dengan segi

konsumen dan pasar secara spesifik, pemasaran itu lebih memiliki arti dan

memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan suatu

organisasi atau perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008 : 6) Pemasaran

merupakan sebuah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan

dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk tujuan

mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Pemasaran menurut Kurtz (2008 : 7) yaitu Pemasaran adalah fungsi

organisasi dan sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

mengirimkan nilai untuk konsumen dan mengatur hubungan dengan konsumen

sebagai cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan.

Pemasaran, menurut Tjiptono (2008 : 5) adalah fungsi yang memiliki kontak

yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya

memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu,

pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.

Berbagai definisi mengenai pemasaran diatas, pada dasarnya mempunyai

tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan suatu serangkaian aktivitas untuk menciptakan dan

mengkomunikasikan nilai melalui proses pertukaran barang dan jasa dengan

10
11

tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia serta

memperoleh keuntungan bagi individu dan perusahaan.

2.2. Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan manajemen pemasaran adalah seni dan

ilmu untuk memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul (Kotler & Keller, 2009). Sedangkan menurut (Shinta,

2011 : 2). Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,

mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,

mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan

pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien

dan efektif.

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dan prinsip

dari manajemen pemasaran adalah sama, yaitu kegiatan penganalisaan,

pelaksanaan, pengendalian atas program yang telah ditetapkan untuk mencapai

tujuan dan memperoleh keuntungan.

2.3. Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Aspek penting untuk dapat bertahan di pasar dan memenangkan persaingan

usaha adalah pemahaman tentang perilaku konsumen. Konsumen cenderung

memilih tempat yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap

menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas keragaman barang yang ditawarkan

oleh penjual (Ali & Listyorini, 2013:1). Semua hal tersebut dilakukan perusahaan
12

untuk meningkatkan pembelian konsumen, sehingga keunggulan produk dapat

diketahui oleh konsumen dan menarik konsumen untuk memutuskan membeli

produk yang ditawarkan.

Keputusan pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kesimpulan terbaik

konsumen untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2010:148). Konsumen dalam

memutuskan untuk melakukan pembelian pada dasarnya melalui lima tahapan

pembelian yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif

pilihan, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler & Keller,

2012 : 51). Pada tahapan keputusan pembelian adalah tahapan yang paling

penting karena pada tahap ini konsumen menentukan apakah konsumen membeli

atau tidak membeli produk yang ditawarkan.

Definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli. Menurut

Winardi (2010 : 200) menyatakan keputusan pembelian konsumen merupakan

titik suatu pembelian dari proses evaluasi. Menurut Setiadi (2010 : 332)

pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Menurut Peter dan Olson (2010 : 162) keputusan pembelian adalah proses

pengintegrasian yang dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satu di antaranya. Menurut Kotler (2015) keputusan

membeli yaitu beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum

melakukan keputusan pembelian suatu produk. Dalam tahap evaluasi, konsumen

membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin


13

juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai dapat

membentuk lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode

pembayaran.

Menurut Setiadi (2013) perilaku membeli mengandung makna yakni

kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam pertukaran uang

pertukaran uang dengan jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang

mementukan kegiatan tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli suatu

produk selalu melibatkan aktivitas secara fisik (berupa kegiatan langsung

konsumen melalui tahapan – tahapan proses pengambilan keputusan pembelian)

dan aktivitas secara mental (yakni saat konsumen menilai produk sesuai dengan

kriteria tertentu yang ditetapkan oleh individu).

Faktor - faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pengambilan

Keputusan Membeli. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 214) Perilaku

konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih,

membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman

untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Setiap pembelian konsumen

tercipta karena adanya needs (kebutuhan keperluan) atau wants (keinginan) atau

campuran keduanya.
14

Faktor - faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan

keputusan membeli:

a. Faktor Lingkungan yang terdiri atas:

Faktor budaya yang meliputi, Nilai - nilai yaitu norma yang dianut

masyarakat, Persepsi yaitu cara pandang sesuatu, Preferensi yaitu rasa suka pada

satu produk dibandingkan produk lain, Behaviour yaitu kebiasaan.

b. Faktor Sosial meliputi:

Faktor ini adalah kelompok yang mempengaruhi anggota/ komunitas dalam

membuat keputusan terhadap pembelian suatu barang atau jasa. Keluarga Faktor

ini adalah juga penting pengaruhnya bagi seseorang dalam memilih suatu barang

atau jasa. Peran dan status seseorang di masyarakat atau perusahaan akan

mempengaruhi pola tindakannya dalam membeli barang atau jasa.

c. Faktor Teknologi yang meliputi :

Transportasi pribadi, alat rumah tangga. Audio visual, internet dan

seluler.Faktor Pribadi dari:

- Aspek pribadi yaitu seorang konsumen akan berbeda dari seorang konsumen

lainnya karena faktor - faktor pribadi dalam hal berikut: usia, pekerjaan,

kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian, konsep diri.

- Aspek psikologis yaitu faktor kejiwaan atau psikologi yang mempengaruhi

seseorang dalam tindakan membeli suatu barang/jasa yang terdiri dari:

motivasi, persepsi, kepercayaan dan perilaku.


15

2.3.2 Proses Kebutuhan Pembelian

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam

pembelian mereka. Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam

memahami bagaimana konsumen benar - benar membuat keputusan pembelian

mereka Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai proses pengambilan

keputusan membeli yang dilakukan konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk

(2008 : 485) keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternative

atau lebih. Konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk pasti

memiliki alternatif untuk menjadi pertimbangan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2008 : 491), model pengambilan

keputusan konsumen tidak dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang

menyeluruh mengenai kerumitan pengambilan keputusan konsumen. Sebaliknya

dirancang untuk menyatukan dan menyelaraskan berbagai konsep yang relevan

menjadi suatu keseluruhan yang berarti.

Keputusan pembelian adalah tahap dalam pengambilan proses pengambilan

keputusan konsumen benar-benar membeli suatu produk/jasa. (Kotler, 2009:

226). Seperti yang dinyatakan oleh Kotler dan Keller (2009 : 184) terdapat lima

tahapan dalam konsep proses keputusan pembelian konsumen, yaitu sebagai

berikut :

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku pasca


kebutuhan informasi Alternatif pembelian pembelian

Gambar 2.1
Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler dan Keller (2009 : 184)
16

1. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari

suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau

eksternal.

2. Pencarian informasi, ternyata konsumen sering mencari jumlah informasi

yang terbatas. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan

pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada

tingkat berikutnya seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif.

3. Evaluasi alternatif, beberapa konsep dasar yang akan membantu kita

memahami proses evaluasi, pertama konsumen berusaha memuaskan sebuah

kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

Ketiga, konsumen melihat masing - masing produk sebagai sekelompok

atribut dengan berbagai kemampuan dalam menghantarkan manfaat yang

diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

4. Keputusan Pembelian, dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi

antar merek dan dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin

membentuk maksud untuk membeli merk yang paling disukai. Dalam

melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub

keputusan di antaranya, merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode

pembayaran.

5. Perilaku pasca pembelian, setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami

konflik dikarenakan melihat fitur menghawatirkan tertentu atau mendengar hal

- hal menyenangkan tentang merk lain dan waspada terhadap informasi yang

mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok


17

keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan

membantunya merasa nyaman tentang merk tersebut. Karena itu tugas

pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati

kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk

pasca pembelian.

Kotler dan Amstrong (2008:347) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

merupakan kemampuan suatu jasa untuk melakukan fungsi-fungsinya yang

meliputi keandalan, daya tahan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan

serta atribut lainnya. Kualitas pelayanan perlu perhatian besar dari pengusaha

karena pelayanan yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Dita, 2018). Konsumen yang

mendapatkan pelayanan yang berkualitas cenderung melakukan pembelian

berulang dan mengajak konsumen baru untuk mencoba produk atau layanan yang

ditawarkan oleh perusahaan. Sehingga, dengan kualitas pelayanan yang baik

perusahaan akan memicu konsumen untuk lebih memilih produk yang ditawarkan

oleh perusahaan bila dibandingkan dengan produk yang ditawarkan oleh

perusahaan lain.

2.4. Cita Rasa

2.4.1 Pengertian Cita Rasa

Pertimbangan terpenting saat memilih sesuatu untuk dimakan adalah rasa

makanan. Menurut Drummond & Brefere (2010) cita rasa merupakan suatu cara

pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa (taste) makanan tersebut.

Sebagian besar konsumen berpikir bahwa rasa dan cita rasa adalah hal yang sama,
18

tetapi cita rasa sebenarnya adalah komponen rasa. Cita rasa adalah atribut

makanan yang meliputi rasa, bau, rasa di mulut, tekstur, suhu, dan bahkan suara

yang dibuat ketika dikunyah. Flavour atau Cita Rasa adalah kombinasi dari

kelima indera: penampakan, bau (ciri khas, wangi, dan aroma), rasa, tekstur, dan

suhu (Drummond & Brefere, 2010 : 3).

Makanan yang memiliki cita rasa yang tinggi adalah makanan yang

disajikan dengan menarik, menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa

yang lezat. Cita rasa makanan mengandung 2 aspek utama yaitu penampilan

makanan sewaktu dihidangkan dan rasa makanan waktu dimakan (Sri, 2016). Ada

kalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun

kandungan gizinya tinggi, dengan arti lain kualitas dari suatu produk makanan

sangat ditentukan oleh tingkat kesukaan konsumen terhadap makanan tersebut.

Umumnya pengolahan makanan selalu berusaha untuk menghasilkan

produk yang berkualitas baik. Kualitas makanan adalah keseluruhan sifat-sifat

dari makanan tersebut yang berpengaruh terhadap konsumen. Definisi bahan

makanan tambahan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam

makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita

rasa, tekstur flavor dan memperpanjang daya simpan (Wahida, 2010). Menurut

Kemenkes (2013) bahwa cita rasa makanan menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi sisa makanan.

2.4.2 Indikator Cita Rasa

Berdasarkan pendapat Drummond & Brefere (2010: 4) ada lima indikator

yang akan digunakan untuk mengukur variabel cita rasa ini, yaitu:
19

a. Penampakan

Bentuk makanan dapat juga digunakan untuk menimbulkan ketertarikan

dalam menu. Bentuk makanan yang serasi akan memberikan daya tarik tersendiri

bagi setiap makanan yang disajikan. Hal yang perlu diperhatikan adalah makanan

yang disajikan harus beraneka ragam bentuknya serta serasi dalam penyajiannya

(Sri, 2016).

b. Bau

Aroma Makanan adalah aroma yang disebarkan oleh makanan yang

mempunyai daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera

penciuman sehingga mampu membangkitkan selera. Aroma yang dikeluarkan

oleh makanan berbeda – beda, demikian pula cara memasak makanan yang

berbeda akan memberikan aroma yang berbeda pula. Aroma yang disebarkan oleh

makanan merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera

penciuman sehingga membangkitkan selera (Sri, 2016).

c. Rasa

Secara normal, keberadaan rasa suatu makanan selain dikenali oleh manusia

melalui sel-sel pencicip, juga ada yang dipengaruhi oleh sensasi bau, tekstur,

warna dan suhu dari makanan tersebut. Dari seluruh rasa di lidah yang dikenal

manusia ada empat rasa utama yang cenderung universal, dapat ditemukan hampir

di seluruh umat manusia, yakni rasa manis, pahit, asam, dan asin (Sri, 2016).

d. Tekstur
20

Tekstur makanan adalah derajat kekerasan, kepadatan atau kekentalan. Cair,

kenyal, dan keras merupakan karakteristik dari konsistensi. Tekstur makanan akan

menjadi hal yang berkaitan dengan struktur makanan yang dapat dideteksi dengan

baik, yaitu dengan merasakan makanan di dalam mulut. Sifat yang digambarkan

dari tekstur makanan antara lain renyah, lembut, kasar, halus, berserat, empuk,

keras, dan kenyal. Bermacam-macam tekstur makanan dalam suatu hidangan lebih

menyenangkan dari pada satu macam tekstur saja (Sri, 2016).

e. Suhu

Temperatur makanan waktu disajikan memegang peranan penting dalam

penentuan cita rasa makanan. Namun makanan yang terlalu panas atau terlalu

dingin akan sangat mengurangi sensivitas sarang pengecap terhadap rasa

makanan.Temperatur makanan waktu disajikan mempunyai peranan dalam

penentuan cita rasa makanan (Sri 2016).

Cita rasa juga memliki peranan penting dalam keputusan pembelian

konsumen, khususnya dalam bisnis kuliner. Dengan cita rasa yang khas

konsumen akan lebih tertarik untuk melakukan pembelian (Dita, 2018). Cita rasa

adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa makanan

tersebut. Cita rasa merupakan atribut makanan yang meliputi penampakan, bau,

rasa, tekstur dan suhu makanan (Drummond & Brefere, 2010:3).

Konsumen yang merasa puas terhadap cita rasa dari suatu produk yang ciri

khas tersendiri cenderung melakukan pembelian ulang dan mengajak konsumen

baru untuk mencoba produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Sehingga dengan

cita rasa yang memuaskan, akan menarik pembeli dan lebih memilih produk yang
21

ditawarkan oleh perusahaan dibandingkan dengan produk yang ditawarkan oleh

perusahaan lain.

2.5 Lokasi (Place)

2.5.1 Pengertian Lokasi

Lokasi menurut Tjiptono (2015:345) Lokasi mengacu pada berbagai

aktivitas pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

penyampaian atau penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2014:76) lokasi termasuk kegiatan perusahaan

yang membuat produk tersedia untuk menargetkan konsumen. Foster (2008:52),

menyatakan bahwa lokasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis konsumen yang akan

tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana transportasi

yang ada, serta kapasitas parker yang cukup memadai bagi konsumen. Beberapa kriteria

lokasi yang strategis seperti letak lokasi yang berada disekitar aktivitas perdagangan dan

perkantoran, lokasi mudah dilalui transportasi umum atau jelas dari sisi jalan dan akses ke

lokasi baik (accesbility), dan ketersedian lahan parkir yang memadai.

Sedangkan menurut Swastha (2009) Lokasi adalah tempat di mana suatu usaha

atau aktivitas usaha dilakukan. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan

penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat

bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang

strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Pemilihan

lokasi harus memperhatikan potensi pasar yang tersedia di sekitar lokasi tersebut.

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan

mengenai di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan, yang paling penting dari

lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Terdapat tiga macam tipe
22

interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan yang berhubungan dengan pemilihan

lokasi, yaitu sebagai berikut (Hurriyati, 2010).

a. Pelanggan mendatangi penyedia jasa.

b. Penyedia jasa mendatangi pelanggan.

c. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara.

2.5.2 Pemilihan Lokasi

Faktor kunci dalam memilih lokasi yang idel menurut Saban Echdar

(dalam Mimi SA, 2015:93) adalah sebagai berikut:

a. Tersedianya sumber daya. Tersedianya sumber daya, terutama bahan mentah

sebagai bahan baku produksi, tenaga kerja, dan sarana transfortasi akan

membantu pengusaha dalam banyak hal. Paling tidak, sumber daya tersebut

dapat menghemat biaya, sehingga produk dapat dibuat dengan rendah biaya

yang pada akhirnya mampu bersaing dengan produk pesaing terdekat.

b. Pilihan pribadi wirausahawan. Pertimbangan pilihan dalam menentukan

tempat usaha disesuaikan dengan keinginan kuat wirausaha itu sendiri.

c. Pertimbangan gaya hidup dengan fokus untuk semata-mata lebih

mementingkan keharmonisan keluarga daripada kepentingan bisnis.

d. Kemudahan dalam mencapai konsumen. Seorang pengusaha dalam

menentukan tempat usahanya berorientasi pada pasar (pusat konsentrasi para

konsumen berada).

Faktor kunci dalam menentukan lokasi, juga dikemukakan oleh Hendra Fure

(2013:276) sebagai berikut :

1. Lokasi mudah dijangkau.


23

2. Ketersediaan lahan parkir.

3. Tempat yang cukup.

4. Lingkungan sekitar yang nyaman.

2.5.3 Indikator Lokasi

Indikator lokasi menurut Fandy Tjiptono (dalam Kuswatiningsih, 2016:15)

yaitu sebagai berikut :

1. Akses. Misalnya lokasi yang sering dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi.

2. Visibilitas. Yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic). Menyangkut dua pertimbangan utama:

a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap

pembelian, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa

perencanaan, dan atau tanpa melalui usahausaha khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi peluang.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua

maupun roda empat.

5. Ekspansi. Yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan

dikemudian hari.

6. Lingkungan. Yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.

Sebagai contoh, restoran atau rumah makan berdekatan dengan daerah

pondokan, asrama, kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.


24

7. Persaingan (lokasi pesaing). Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi restoran

perlu dipertimbangkan apakah di jalan atau daerah yang sama terdapat restoran

lainnya.

8. Peraturan pemerintah. Misalnya ketentuan yang melarang rumah makan

berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk atau tempat ibadah.

2.6. Promosi

2.6.1 Pengertian Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran

(marketingmix) yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam memasarkan

produk maupun jasa. Promosi memegang peranan penting dalam menghubungkan

jarak antar produsen dengan konsumen. Kegiatan promosi ini tidak bisa dilakukan

secara sembarangan karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka panjang.

Menurut Kotler dan Keller (2016:47) promosi merupakan aktivitas yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk

membelinya. Menurut William Shoell yang dikutip oleh Alma (2013:179):

“Promosi ialah usaha yang dilakukan oleh marketer untuk berkomunikasi dengan

calon pelanggan”.Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi

merupakan salah satu alat komunikasi dalam kegiatan pemasaran yang berperan

dalam menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali manfaat dari

suatu produk sehingga mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut.

Penjelasan mengenai promosi dari para ahli di atas, sampai pada

pemahaman penulis bahwa promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang
25

merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada calon konsmen atau

calon pembeli yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala

sesuatu mengenai produk atau jasa yang dihasilkan untuk konsumen. Segala

kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarik

minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut.

Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan untuk meningkatkan penjualan, Dalam promosi tidak hanya sekedar

berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga menginginkan

komunikasi yang mampu menciptakan suasana atau keadaan dimana para

pelanggan bersedia memilih dan memiliki. Dengan demikian promosi yang akan

dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai.

Kotler dan Amstrong (2014:429) mengemukakan bahwa “promotion mix

(marketing communications mix) is the specific blend of promotion tools that the

company usess to persiuasively communicate customer value and build customer

relationship”. Bauran promosi (bauran komunikasi pemasaran) adalah campuran

spesifik alat promosi yang digunakan perusahaan untuk secara persuasif

mengkomunikasikan nilai pelanggan dan membangun hubungan pelanggan ”.

2.6.2 Bauran Promosi

Kemudian Kotler dan Keller (2016:582) mengemukakan bahwa bauran

promosi terdiri dari delapan alat-alat promosi, yaitu Advertising, Sales Promotion,

Event and Experience, Public Relationship and Publicity, Online and Social
26

Media Marketing, Mobile Marketing, Direct and Database Marketing, Personal

Selling. Untuk memahami lebih dalam, penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Advertising (Periklanan)

Periklanan menurut Widiana (2010:90) “adalah salah satu bentuk promosi

yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya”.

Iklan adalah bentuk promosi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang

keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa

sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran

seseorang untuk melakukan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2016:608)

terdapat lime keputusan besar dalam periklanan, yaitu:

a. Mission (Misi).

b. Money (Uang atau biaya).

c. Massage (Pesan).

d. Media (Media).

e. Measurement (Pengukuran).

2. Sales promotion (Promosi penjualan)

Promosi penjualan merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran yang

merupakan kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek

dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih

cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedangan. Berikut adalah alat yang

digunakan digunakan dalam promosi penjualan menurut Kotler dan Keler

(2016:623) yaitu:

a. Sampel produk.
27

b. Pengurangan harga.

c. Hadiah barang.

d. Iklan bersama.

3. Event and experience (Acara dan pengalaman)

Acara dan pengalaman menawarkan banyak keuntungan selama mereka

memiliki karakteristik. Alat yang digunakan event and experience menurut Kotler

dan Keller (2016:626) yaitu:

a. Meningkatkan kesadaran nama perusahaan atau produk sponsorship.

b. Komitmen pada komunitas.

c. Citra perusahaan sponsorship.

d. Aktivitas pemasaran lainnya pada sebuah event.

4. Public relationship and publicity (Hubungan masyarakat dan publisitas).

Hubungan masyarakat meliputi berbagai program yang dirancang untuk

mempromosikan atau melindungi citra perusahaan ataupun masing-masing

produknya. Alat yang dipakai dalam publisitas sebagaimana menurut Kotler dan

Keller (2016:629) yaitu:

a. Publisitas produk.

b. Komunikasi perusahaan.

c. Melobi.

5. Online and social media marketing (Pemasaran media online dan sosial)

Media sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks,

gambar, audio, dan video antara satu sama lain dan dengan perusahaan ataupun

sebaliknya. Alat yang digunakan menurut Kotler dan Keller (2016:639) yaitu:
28

a. Situs web.

b. Iklan pencarian.

c. Iklan bergambar.

d. Surat elektronik (email).

6. Mobile marketing (Pemasaran seluler)

Mobile marketing adalah peluasan dari istilah internet marketing, yang sangat

tergantung dalam bentuk marketing yang meminta persetujuan dari pengguna.

Dalam rangka untuk memasarkan secara aktif ke dalam perangkat mobile,

perusahaan pertama kali harus mendapatkan nomor telepon pelanggan, yang

umumnya hanya dapat dilakukan dengan meminta nomor telepon sebagai bagian

dari pelayanan informasi atau menjanjikan reward untuk pelanggan. Alat yang

digunakan dalam mobile marketing ini menurut Kotler dan Keller (2016:643)

adalah sebagai berikut:

a. Periklanan melalui smartphone.

b. Promosi penjualan melalui smartphone.

c. Pemasaran langsung melalui seluluer.

d. Manajemen hubungan pelanggan melalui seluler.

7. Direct and database marketing (Pemasaran langsung dan berbasis data)

Munculnya basis data telah memberikan kesempatan kepada pemasar untuk

belajar lebih banyak lagi tentang konsumen dan mengembangkan komunikasi

pemasaran yang lebih pribadi dan relevan. Alat yang digunakan sebagaimana

menurut Kotler dan Koller (2016:659) yaitu:

a. Surat langsung.
29

b. Pemasaran katalog.

c. Media lainnya untuk respon pemasaran langsung dan berbasis data.

8. Personal selling (Penjualan perorangan)

Penjualan perorangan adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa

kepada calon konsumen dan membentuk pemahaman calon konsumen tersebut

terhadap produk atau jasa sehingga mereka kemudian akan mencoba membeli

atau mengkonsumsinya. Menurut Kotler dan Keller (2016:673) alat yang

digunakan dalam melakukan penjualan perorangan adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan pendahuluan (Preapproach).

b. Mengatasi keberatan (Overcoming objections).

c. Tidak lanjut pemeliharaan (Follow up and maintenance).

Promosi yang diciptakan haruslah memperkuat produk yang ditawarkan,

jika kafe salah dalam penciptaan promosi, bisa saja para pelanggan daya tari

pengunjung untuk berbelanja menurun sehingga persepsi yang diciptakan

konsumen tidak akan menguntungkan bagi pihak Kafe Burger Abah.


30

2.7. Pandangan Islam tentang Keputusan Pembelian terhadap Produk yang

Berkualitas

Salah satu standar berkualitas atau tidaknya transaksi dalam islam adanya

asas saling ridha. Setiap jual beli layak menganut asas saling ridha dan

berorientasi saling restu antara penjual dan pembeli. Menurut Al-futhy al-hanbal,

dalam buku Muhammad Sholihin menuliskan tiga syarat transaksi berkualitas

pertama menganut asas saling ridha, kedua transaksi itu melahirkan hak

menguasai bagi pembeli, ketiga produk itu rill dan nyata bukan fiktif. Ketiga

kriteria ini adalah pra syarat untuk merebut kepercayaan pembeli.

Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha yang baik berupa

barang maupun pelayanan jasa hendaknya memberikan yang berkualitas, jangan

memberikan yang buruk atau yang tidak berkualitas kepada orang lain. Seperti

yang dijelaskan dalam Al-qur‟an surat Al-Baqarah : 267


۟ ‫ْلرْ ض ۖ َو ََل تََُ َّم ُم‬
َ ‫ىا ٱ ْن َخ ِث‬
َ‫ُث ِمىْهُ تُىفِقُىن‬ َ ْ ‫ت َما َك َس ْثتُ ْم َو ِم َّمآَٰ أَ ْخ َزجْ ىَا نَ ُكم ِّمهَ ٱ‬ ۟ ُ‫ََََٰٰٓأََُّهَا ٱنَّ ِذَهَ َءا َمىُ َٰٓى ۟ا أَو ِفق‬
ِ َ‫ىا ِمه طَُِّ َٰث‬
ِ

َ َّ ‫ُىا فُِ ِه ۚ َوٱ ْعهَ ُم َٰٓى ۟ا أَ َّن‬


‫ٱَّلل َغىِ ًٌّ َح ِمُد‬ ۟ ‫َل أَن ت ُ ْغ ِمض‬
َٰٓ َّ ِ‫َونَ ْستُم ِتـَا ِخ ِذَ ِه إ‬

Artinya : Hai orang - orang yang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah), sebagian

dari hasil usahamu yang baik - baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan

dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk - buruk lalu

kamu dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan

dengan memincingkan mata terhadapnya, dan ketahuilah bahwa Allah maha kaya

lagi maha terpuji ( QS Al - Baqarah : 267)

Menurut Thorik G. dan Utus H pentingnya memberikan pelayanan yang

berkualitas disebabkan pelayanan (service), tidak hanya sebatas mengantarkan


31

atau melayani. Service berarti mengerti, memahami, dan merasakan sehingga

penyampaiannya pun akan mengenai heart share konsumen pada akhirnya

memperkokoh posisi dalam mind share konsumen. Dengan adanya heart share

dan mind share yang tertanam. Loyalitas seorang konsumen pada produk atau

usaha perusahaan tidak akan dirugikan.

Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian

konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen akan

cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan, bila kualitas produk yang tidak

baik maka konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang.

Kualitas produk sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dari

pemasaran, rekayasa pembikinan dan pemeliharaan yang membuat produk yang

digunakan memenuhi harapan pelanggan. Jadi kualitas produk adaalah sejumlah

atribut atau sifat - sifat yang dideskripsikan di dalam produk (barang dan jasa) dan

digunakan untuk memenuhi harapan - harapan pelanggan.

Sebagaimana firman Allah SWT QS. An-Naml : 88 sebagai berikut:

ٌۢ ‫ي أَ ْتقَهَ ُك َّم َش ًْ ٍء ۚ إِوَّ ۥهُ َخ ِث‬


َ‫ُز تِ َما تَفْ َعهُىن‬ َٰٓ ‫ٱَّلل ٱنَّ ِذ‬
ِ َّ ‫صىْ َع‬ ِ ‫َوتَ َزي ٱ ْن ِجثَا َل تَحْ َسثُهَا َجا ِم َدجً َو ِه ًَ تَ ُمزُّ َم َّز ٱن َّس َحا‬
ُ ۚ‫ب‬

Artinya : „‟Dan kamu lihat gunung - gunung itu, kamu sangka dia tetap di

tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan

Allah yang membuat dengan kokoh tiap - tiap sesuatu, sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.‟‟

Ayat ini menjelaskan bahwa dalam memproduksi suatu barang harus

diselesaikan dengan kualitas yang sempurna dan sebaik - baiknya karena Allah

sendiri sudah menciptakan semua yang ada dilangit dan dibumi dengan kualitas
32

yang sangat sempurna. Bila suatu produk telah dapat dikatakan sebagai produk

yang memiliki kualitas yang baik.

Perilaku konsumen menjadi hal - hal yang mendasari konsumen untuk

membuat keputusan pembelian. Adapun hal - hal tersebut adalah peroses dan

aktivitas ketika seorang konsumen berhubungan dengan pencairan, pemilihan,

pembelian, penggunaan, serta pengavaluasi produk dan jasa memenuhi kebutuhan

dan keinginan.

Dalam islam prilaku seorang konsumen harus mencerminkan hubungan

dirinya dengan Allah Swt. Setiap pergerakan dirinya, yang berbentuk belanja

sehari - hari tidak lain adalah menifestasi zikir darinya atas nama allah dengan

tidak memilih barang haram, tidak kikir, dan tidak tamak, supaya hidupnya

selamat akhirat (Muflih, 2006).

Dalam Firman Allah SWT dalam Qs Al - Maidah : 100 yang berbunyi:

َ‫ب نَ َعهَّ ُك ْم تُ ْف ِهحُىن‬ َ ْ ٍ‫َّللا ََا أُو ِن‬


ِ ‫اْل ْنثَا‬ َ َّ ‫ث ۚ فَاتَّقُىا‬ َ َ‫ُث َوانطَُِّّةُ َونَىْ أَ ْع َجث‬
ِ ُ‫ك َك ْث َزجُ ا ْن َخ ِث‬ ُ ‫قُمْ ََل ََ ْستَ ِىٌ ا ْن َخ ِث‬

Artinya „‟Katakanlah : tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun

banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah hai

orang - orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".

Ayat di atas menjelaskan bahwa sedikit perkara halal yang bermanfaat lebih

baik dari pada banyak perkara haram yang menimbulkan madarat. Orang - orang

yang berakal akan menjauhi hal - hal yang haram dan akan menerima hal -hal

yang halal yang cukup baginya. Hal itu akan memberikan keuntungan di akhirat

kelak.
33

Dalam islam boleh mengambil keuntungan dari transaksi barang yang

diperjual belikan selama tidak merugikan kedua belah pihak dan keduannya sama

- sama ikhlas. Disamping itu islam menganjurkan untuk tidak berbuat kecurangan

atau kemadharatan dalam jual beli karena itu dapat merugikan.

Preferensi pada apa yang disebut dengan thayyib (baik) dan yang halal

dengan dihadapkan dengan sesuatu yang khabits (jelek) serta haram adalah salah

satu cara yang bisa dianggap baik untuk pengambilan keputusan yang sehat, dan

sesuatu yang jelek tidak pernah sama. Bisnis yang menguntungkan selalu

diberikan pada hal yang thayyib, meskipun dari kuantitasnya lebih banyak dari

yang jelek (khabits).

Bisnis yang menguntungkan selalu diberikan pada hal yang thayyib,

meskipun dalam kuantitasnya ia lebih banyak dari yang jelek (khabits). Islam

banyak memberikan kebebasan individual kepada manusia dalam masalah

konsumsi, mereka bebas menjalankan harta untuk membeli barang - barang yang

baik, halal demi memenuhi kebutuhan mereka dengan ketentuan tidak melanggar

batas - batas konsumen.


34

2.8. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Nama
No Judul Persamaan Perbedaan Kesimpulan
peneliti
1. Nian Pengaruh Lokasi  Lokasi  Cita rasa Hasil penelitian ini
Wafirotul Dan Promosi  Promosi menunjukkan bahwa variabel
Fitria Terhadap  Keputusan lokasi dan variabel promosi
(2018) Keputusan pembelian berpengaruh signifikan
Pembelian Di terhadap keputusan pembelian.
BMT Surya Dengan melihat uji t bahwa
Abadi Jenangan variabel lokasi > promosi
Ponorogo (5,869 > 4,904), maka dapat
disimpulkan bahwa variabel
lokasi lebih dominan
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian di BMT
Surya Abadi Jenangan
Ponorogo.
2. Indri Pengaruh Lokasi  LokasI  Cita rasa Hasil penelitian membuktikan
Anela Dan Promosi  Promosi bahwa pengaruh lokasi dan
Dunant Terhadap  Keputusan promosi mempunyai pengaruh
(2018) Keputusan pembelian positif dan signifikan terhadap
Pembelian keputusan pembelian (Survei
(Survei Pada Pada Konsumen Krang Kring
Konsumen Krang Foodcourt Bandung)
Kring Foodcourt
Bandung)
3. Fatih Pengaruh Citra  Cita rasa  Citra Tiga variabel yang mempunyai
Imantoro Merek, Iklan, Dan  Keputusan merek pengaruh signifikan terhadap
(2018) Cita Rasa pembelian  Iklan Keputusan
Terhadap Pembelian yaitu Citra Merek
Keputusan (X1), Iklan (X2), Cita Rasa
Pembelian (X3). Sedangkan pada hasil uji
(Survei Terhadap t di dapatkan bahwa
Konsumen Mi variabel Cita Rasa mempunyai
Instan Merek nilai t hitung yang paling
Indomie besar terhadap Keputusan
Di Wilayah Um Pembelian .
Al- Hamam
Riyadh)
35

4. Rissa G. Pengaruh Promosi  Promosi  Cita rasa Hasil penelitian menunjukkan


P. S Yan Penjualan Dan  Lokasi bahwa promosi penjualan dan
(2018) Lokasi Terhadap  Keputusan lokasi secara simultan
Proses Keputusan pembelian berpengaruh signifikan
Pembelian terhadap keputusan pembelian
Kendaraan pada PT Tridjaya Mulia
Bermotor Di PT Sukses, promosi penjualan dan
Tridjaya Mulia lokasi memiliki pengaruh yang
Sukses Manado signifikan serta memberikan
kontribusi yang cukup besar
terhadap keputusan pembelian
pada Trijaya Motor, maka PT
Tridjaya Mulia Sukses harus
memperhatikan faktor Promosi
Penjualan dan Lokasi.
5. Duwi Pengaruh Variasi  Cita rasa  Variasi Adanya pengaruh signifikan
Ernawati Produk, Cita  Keputusan produk variasi produk, cita rasa, dan
(2018) Rasa, Dan pembelian  Internet internet marketing
Internet marketing terhadap keputusan pembelian
Marketing Terang Bulan Jessy Kota
Terhadap Kediri yang artinya dapat
Keputusan mempengaruhi naik turunnya
Pembelian Pada keputusan pembelian pada
Terang Bulan Terang Bulan Jessy
Jessy Di Kota
Kediri
36

2.9. Konsep Operasional Variabel Penelitian

Tabel 2.2.
Definisi Konsep Operasional Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Indikator Skala


Keputusan Keputusan pembelian 1. Pengenalan kebutuhan Likert
Pembelian adalah tahap dalam 2. Pencarian informasi
pengambilan proses 3. Evaluasi alternatif
pengambilan keputusan 4. Keputusan Pembelian
konsumen benar-benar 5. Perilaku pasca pembelian
membeli suatu (Kotler dan Keller (2009 :
produk/jasa. (Kotler, 184)
2009: 226)
Cita Rasa Cita rasa merupakan suatu 1. Penampakan Likert
cara pemilihan makanan 2. Bau, ciri khas, wangi dan
yang harus dibedakan dari aroma
rasa (taste) makanan 3. Rasa
tersebut. (Drummond & 4. Tekstur
Brefere, 2010 : 3) 5. Suhu
(Drummond & Brefere, 2010 :
4)
Lokasi Lokasi adalah tempat di 1. Akses Likert
mana suatu usaha atau 2. Visibilitas
aktivitas usaha dilakukan. 3. Lalu lintas (traffic)
Swastha (2009) 4. Tempat parkir
5. Ekspansi
6. Lingkungan
7. Persaingan
(Tjiptono, 2016)
Promosi Promosi merupakan 1. Advertising (Periklanan) Likert
aktivitas yang 2. Sales promotion (Promosi
mengkomunikasikan penjualan)
keunggulan produk dan 3. Event and experience
37

membujuk pelanggan (Acara dan pengalaman)


sasaran untuk 4. Public relationship and
membelinya. (Kotler & publicity (Hubungan
Keller, 2016:47) masyarakat dan publisitas)
5. Online and social media
marketing (Pemasaran
media online dan sosial)
6. Personal selling
(Penjualan perorangan)
Kotler dan Keller (2016)

2.10. Variabel Penelitian

Variabel menurut Sugiyono (2009 : 38) variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

1. Variabel terikat (dependent variable)/(Y)

Variabel dependent (variabel output/ criteria/ konsekuen/ endogen/ terikat)

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Jadi variabel dependent dalam penelitian ini adalah : (Y):

Keputusan Pembelian

2. Variabel Bebas (indpendent variable)/(X)

Variabel independent (variabel stimulus/ prediktor/ antecendent/ eksogen/

bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).(Sugiyono, 2009). Jadi,


38

variabel independent dalam penelitian ini ada tiga : ( ) : cita rasa, ( ):

lokasi, ( ): promosi.

2.11. Kerangka Penelitian

2.11.1. Pengaruh cita rasa terhadap keputusan pembelian

Cita rasa merupakan suatu hal yang penting karena digunakan untuk

membedakan suatu makanan dengan makanan lain dan merupakan bentuk

kerjasama dari kelima macam indera manusia, yakni perasa, penciuman,

perabaan, penglihatan, dan pendengaran, Stanner dan Butriss (2009). Cita rasa

merupakan atribut makanan yang meliputi penampakan, bau, rasa, tekstur, dan

suhu (Drummond Brefere, 2010). Cita rasa yang sesuai dapat memengaruhi

perilaku pembelian konsumen, dimana konsumen menyukai produk yang

memberikan kualitas. Kualitas produk menurut Kembaren (2009), cita rasa

merupakan salah satu unsur kualitas produk.

2.11.2. Pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian

Dengan pemilihan lokasi yang baik diharapkan dapat mempermudah

konsumen dan mempermudah mendapatkan konsumen atau mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian. Lokasi yang baik juga lebih

mempermudah perusahaan untuk memenangkan pasar dengan pemilihan lokasi

yang strategis.Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Foster (2008:52)

bahwa lokasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis konsumen yang akan tertarik

untuk datang ke lokasi dan melakukan pembelian. Perusahaan harus memilih

lokasi yang strategis dalam menempatkan gerainya. Faktor lokasi berpengaruh

terhadap keputusan yang diambil konsumen untuk membeli suatu produk..


39

2.11.3. Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran

(marketingmix) yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam memasarkan

produk maupun jasa. Promosi memegang peranan penting dalam

menghubungkan jarak antar produsen dengan konsumen. Kegiatan promosi ini

tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena dapat mempengaruhi

kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

Promosi merupakan inti dari kampanye pemasaran yang dirancang untuk

menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa

tertentu oleh konsumen (Kotler, 2009:219). Maka dari itu promosi merupakan

faktor penting dalam kemajuan perusahaan dalam menjual maupun menawarkan

produk/ jasa.
40

2.12. Paradigma Pemikiran

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan paradigma

penelitian mengenai dimensi kompetensi yang terdiri dari cita rasa, lokasi dan

promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dinyatakan dalam

gambar sebagai berikut:

Gambar 2.2
Kerangka Penelitian

Cita Rasa (X1)


H1

Lokasi (X2) H2 Keputusan Pembelian


(Y)
H3

Promosi (X3)

H4

Cita rasa (X1), Lokasi (X2) dan Promosi (X3) terhadap Keputusan

pembelian (Y) dikafe Abah burger Jl. Dahlia kota Pekanbaru

Sumber: Kembaren (2009) Foster (2008), dan Kotler (2009)


41

2.13. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang telah di

uraikan diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga cita rasa secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian pelanggan kafe Abah burger di jalan Dahlia kota Pekanbaru.

H2: Diduga lokasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian pelanggan kafe Abah burger di jalan Dahlia kota Pekanbaru.

H3: Diduga promosi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian pelanggan kafe Abah burger di jalan Dahlia kota Pekanbaru.

H4: Diduga cita rasa, lokasi dan promosi secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian pelanggan kafe Abah burger di jalan Dahlia kota

Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai