Anda di halaman 1dari 3

Bahasa 

produktif dapat diartikan bahasa yang dihasilkan oleh manusia, menulis dan berbicara,
sedangkan bahasa reseptif adalah pemaknaan simbol, lambang bunyi bahasa, dalam hal ini
menyimak atau mendengar dan membaca.

Keterampilan berbahasa yang memiliki sifat sama pasti memiliki hubungan yang erat. Keterampilan
menyimak dan membaca keduanya bersifat reseptif. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui
kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan membantunya ketika memahami isi bacaan,
demikian pula sebaliknya; pengetahuan yang diperoleh dari bacaan atau hasil membaca akan
menjadi skemata yang akan membantu dalam memahami isi simakan. Artinya, kedua keterampilan
berbahasa reseptif ini selalu saling mendukung. Dapat disimpulkan bahwa, seseorang yang terampil
membaca juga terampil menyimak atau sebaliknya.

Antarketerampilan berbahasa produktif juga memiliki hubungan yang erat.

Berbicara dan mendengarkan/menyimak merupakan dua aspek

keterampilan berbahasa lisan yang berkaitan erat. Berbicara bersifat

produktif, sedangkan mendengarkan atau menyimak bersifat reseptif.

Dua aspek keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menulis dan membaca.

Keduanya merupakan jenis keterampilan berbahasa ragam tulis.

Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif,

sedangkan membaca bersifat reseptif.

Dalam pemerolehan atau belajar suatu bahasa, keterampilan

berbahasa jenis reseptif tampak banyak mendukung pemerolehan bahasa

jenis produktif. Dalam suatu peristiwa komunikasi sering kali beberapa

yang bisa digunakan dalam komunikasi tulis. Dalam aktivitas

berkomunikasi, keempat aspek keterampilan berbahasa itu tidak

digunakan secara tunggal, melainkan digunakan secara bersama-sama

guna mencapai tujuan komunikasi.

Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca,


dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara berbicara dan
menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si pengirim pesan mengirimkan
pesan dengan menggunakan bahasa lisan.

3.

Terdapat dua aspek yang harus diperhatikan dalam penulisan ilmiah yakni “gaya

penulisan” dalam membuat pernyataan ilmiah serta “teknik notasi” dalam menyebutkan

sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Gaya penulisan
dalam mebuat pernyataan ilmiah mencakup (1) penggunaan bahasa, dan (2) penggunaan

bentuk-bentuk argumen.

Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang

tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan

predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar

akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika

berpikir, tata bahasa yang tidak cermat merupakan pencerminan dari logika berpikir yang

tidak cermat pula. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karya tulis ilmiah yang

baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Demikian juga, penggunaan kata

harus dilakukan secara tepat, artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan

pesan apa yang ingin disampaikan.

Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan-

pengetahuan ilmiah sebagai premis dalam argumentasi kita. Pengetahuan ilmiah tersebut

kita pergunakan untuk bermacam-macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang

diajukan. Kadang-kadang kita berpaling kepada pernyataan seseorang yang kita

pergunakan sebagai premis dalam mendefinisikan sesuatu. Untuk itu, kita harus

mengekspresikan hakikat dan tujuan pernyataan tersebut.

Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapa hal.

Pertama, harus dapat kita identifikasikan “orang” yang membuat pernyataan tersebut.

Kedua, harus dapat kita identifikasikan “media komunikasi ilmiah” di mana pernyataan

itu disampaikan, apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya, dan sebagainya. Ketiga,

harus dapat kita identifikasikan “lembaga yang menerbitkan” publikasi ilmiah tersebut

beserta “tempat berdomisili” dan “waktu” penerbitan itu dilakukan. Sekiranya pernyataan

ilmiah itu tidak diterbitkan melainkan disampaikan dalam bentuk makalah untuk seminar

atau lokakarya harus disebutkan tempat, waktu, dan lembaga yang melakukan kegiatan

tersebut. Cara mencantumkan ketiga hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut “teknik

notasi ilmiah” (Suriasumantri 1988:353).

4.

Keterampilan berbahasa sangat dibutuhkan bagi semua individu. Hal ini

disebabkan keterampilan berbahasa merupakan model untuk mengembangkan


kemampuan intelektual, sosial, dan karakter siswa. Bahasa adalah alat yang paling

utama untuk melakukan komunikasi. Unuk dapat berkomunikasi dengan baik, ada

empat keterampilan Berbahasa yang harus dilatihkan kepada siswa. Semakin sering

berlatih, siswa akan semakin lancar dan semakin baik komunikasinya. Oleh sebab itu,

siswa harus meningkatkan keempat keterampilan berbahasa tersebut melalui

pembelajaran bahasa.

Tujuan pembelajaran bahasa bahasa Inggris adalah dapat menggunakan bahasa itu

untuk tujuan komunikasi. Agar dapat mencapai tujuan tersebut perlu penyediaan materi

otentik dan proses pembelajaran yang lebih komunikatif dan menarik. Materi ajar

demikian memberi inspirasi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi sesuai

dengan konteks situasi. Dalam pembelajarn teresbut kompetensi komunikatif ini

dibangun oleh beberapa subkompetensi yang pada intinya bermuara pada peningkatan

mutu keempat keterampilan berbahasa khususnya speaking tetapi bukan penguasaan

leksikogramatika semata. Peranan konteks sosial berbahasa diangkat menjadi sumber

belajar fungsional dalam memberi nuansa baru belajar dan mendorong siswa

mengungkapkan ungkapan informatif sebagai realisasi makna sesuai dengan konteks

berbahasa. Untuk mencapai tujuan demikian LPTK perlu merekonstruksi program

perkuliahan yang lebih baik dengan penekanan pada penguasaan keempat keterampilan

di dua tahun pertama sampai mahasiswa bisa berkomunikasi lisan, menulis, membaca

dengan baik. Tanpa kepemilikan keterampilan demikian, lulusan LPTK tidak akan bisa

menjadi guru profesional yang dapat membelajarkan bahasa Inggris untuk tujuan

komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai