Anda di halaman 1dari 103

Tgl.

6 September 2017
RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini
karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu
memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman
yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-
variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang
efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar
(Subarianto, 2000)

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu


1.       berdasarkan media
2.       berdasarkan cara pandang penutur
3.       berdasarkan topik pembicaraan.
1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
·         Ragam bahasa lisan
·         Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita
berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak
mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam
kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi
pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau
santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan,
hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis,
walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-
masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:


a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.  Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam
bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata,
penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
·         Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
·         Ragam terpelajar
Contoh :  ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

3.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan


Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
1.       Ragam bahasa ilmiah
2.       Ragam hukum
3.       Ragam bisnis
4.       Ragam agama
5.       Ragam sosial
6.       Ragam kedokteran
7.       Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)
Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
• Faktor Budaya atau letak Geografis
• Faktor Ilmu pengetahuan
• Faktor Sejarah
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicara.

Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menguasai EYD, sedangkan
untuk ragam bahasa lisan kita harus mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan.
Tgl. 13 September 2017

KALIMAT EFEKTIF
Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.
Syarat Kalimat Efektif adalah :
a) Kejelasan gagasan kalimat.
b) Kepaduan unsur kalimat.
c) Kecermatan pembentukannya.
d) Kevariasian penyusunannya

A. Kejelasan Gagasan Kalimat.


Contoh :
Dari segi kekomunikatifan, kejelasan bahasa, keterbatasan penyajian gambar, grafik dan rumus-rumus, disepakati untuk ditinjau
dan diempurnakan.

Pembenaran :
Segi kekomunikatifan, kejelasan bahasa, keterbacaan, penyajian gambar, grafik, dan rumus-rumus disepakati untuk ditinjau dan
disempurnakan.
B. Kepaduan Unsur Kalimat
Kepaduan mengacu kepada hubungan yang serasi antarbagian kalimat. Oleh karena itu, penataan unsur-unsur kalimat secara tepat
menjadi bagian penting
Contoh :
Apakah menurut anda Penataran ini adalah cara yang terbaikuntuk mencapai tujuan tersebut?

Menurut Anda, apakah penataran ini adalah cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut?
Cara Penulisan Kutipan yang Benar di Penulisan Ilmiah
Penulisan tulis ilmiah memerlukan perujukan, penegasan, dan penguatan dari peneliti sebelumnya atau sumber-sumber
yang memperkuat dan memperkaya penelitian. Untuk itu, perlu dilakukan pengutipan terhadap hasil penelitian sebelumnya
dan sumber-sumber lain untuk mendukung penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengobjektifkan dan memperkaya materi
penelitian di samping mencegah terjadinya plagiarisme. Ketika menetapkan penegutipan dengan sistem atau gaya tertentu,
peneliti harus konsisten dengan sistem atau gaya tersebut.

Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “Kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi,
rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan)
terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan”.

Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan
secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab.

Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan
sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata dengan oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: (1)
mengutip sehemat-hematnya, (2) mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip
mengganggu kelancaran bahasa.

Cara Mengutip

Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.
1. Kutipan Langsung.
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63).
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
– Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman).Contoh:

Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan
Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu
Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan
Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

2. Kutipan Tidak Langsung.


Mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005:
64).Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Dikutip apa adanya.
– Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis.
– Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan).
– Dibubuhi tanda kutip (“….”).
– Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH
atau Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
– Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif).
– Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi.
– Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik sebanyak tiga biah jika yang
dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat.
– Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung, nislnya, (penggarisbawahan oleh
penulis).Contoh:

Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30) mengatakan, “Menurut salah satu
historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang
berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun.
Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda.”

Diakui Secara Internasional

Berikut akan dibahas bagaimana cara menulis kutipan, mengacu pada APA Style (American Psychological Association)
yang sudah diakui secara internasional.

Gaya kutipan APA mengacu pada aturan yang telah disetujui dalam konvensi American Psychological Association untuk
menulis sumber yang digunakan dalam makalah penelitian . Gaya APA ini digunakan baik dalam teks kutipan maupun
dalam daftar referensi . Karena  untuk setiap kutipan dalam teks, harus ada di dalam daftar referensi dan begitu juga
sebaliknya. Di bawah ini adalah cara – cara menulis kutipan dan contohnya.

1. Memasukkan nama penulis di dalam tanda kurung.


Contoh :
Fotosintesis adalah proses yang terjadi pada daun untuk menghasilkan makanan hasil dari proses kimiawi yang terjadi
di dalamnya (Nugraha, 1995, p. 17).
2. Memasukkan nama penulis di dalam pembahasan.
Contoh :
Menurut Nugraha (1995), Fotosintesis adalah proses kimiawi yang terjadi di dalam daun untuk menghasilkan
makanan (p. 17).
3. Kutipan dengan dua penulis berbeda
Contoh :
Fakta membuktikan bahwa pria yang sudah menikah berpenghasilan lebih tinggi daripada pria yang belum menikah
(Chun & Lee, 2001).
4. Kutipan dengan tiga hingga lima penulis
Contoh :
Al baironi, Munandar, Nyoman, dan Susanto (1889) berpendapat bahwa kesusksesan seseorang ditentukan oleh
kemauan kuat yang ada pada dirinya.Bisa juga dengan menggunakan : et al yang berarti dan lainnya.
Contoh:
Menurut Al baironi et al. (1889), kesuksesan bergantung pada kemauan yang ada pada diri pribadi.
5. Kutipan dengan 6 atau lebih penulis
Contoh :
Gracia et al. (2003) berpendapat, “Pendidikan karakter di masa kanak – kanak akan mencetak remaja – remaja yang
memiliki karakter.”
6. Kutipan tanpa adanya nama penulis
Contoh :
Penyakit banyak sekali tumbuh di masa pencaroba ini (“Dampak Perubahan Musim,” 2015).
7. Penulis dengan nama yang sama
Contoh:
Menahan diri untuk tidak makan atau diet bisa mencegah obesitas (A. Nugraha, 1997). Namun, faktanya diet bisa
menimbulkan penyakit lain seperti mag, dan mal nutrisi (B. Nugraha, 2000).
8. Karya yang sama dikutip lebih dari sekali
Contoh :
Ekonomi mikro adalah penunjang pertumbuhan ekonomi suatu Negara (Afriando, 2012, p.3). Namun, Afriando
mengatakan “jumlah ekonomi mikro di Indonesia masih sangat jauh dari cukup” (p. 4).
9. Dua atau lebih sumber di dalam kutipan
Contoh :
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa kekuasaan dengan pekerjaan yang didapatkan berhubungan dengan
performa di tempat kerja (Faire 2002; Hall, 1996, 1999).
10. Dua atau lebih informasi yang dikutip dari sumber dan tahun yang sama
Contoh :
Schmidt (1997a, p. 23) menyatakan, “kesuksesan dapat dicapai dengan usaha yang tekun.”
11. Mengutip informasi dari sumber lain
Contoh :
Menurut Pablo (1976), Olahraga dapat menyegarkan pikiran (as cited in Wayan, 2013).
12. Kutipan yang diambil dari organisasi atau kelompok
Contoh :
Kutipan pertama :Hewan – hewan yang dilindungi oleh pemerintah masih terancam keberadaannya. Bahkan sebagian
telah punah (Kelompok Pemerhati Satwa [KPS], 2014).

Kutipan kedua :
Penyebab punahnya hewan – hewan itu tidak lain dan tidak bukan adalah faktor pemburu dan perdagangan gelap
(KPS, 2014).

13. Kutipan yang berasal dari wawancara langsung, e-mail, surat, atau memoContoh :
Menurut Sudirman berpuasa bisa melatih diri dari rasa marah (personal communication, 12 May 2015).
CATATAN PUSTAKA DAN DAFTAR PUSTAKA

Menuliskan Catatan Pustaka dan Daftar Pustaka – Penulisan karya tulis ilmiah tentulah harus berdasarkan beberapa
sumber rujukan sebagai data yang nanti akan kita analisis, dan karya ilmiah yang baik dan benar adalah yang
mencantumkan sumber tersebut agar karya tulis yang kita buat terjamin keorisinalannya dan terhindar dari plagiarisme.
Sumber-sumber yang dapat digunakan pun terdiri atas beberapa jenis, seperti buku dan internet.

Pencantuman sumber dalam karya ilmiah ada yang ditulis di dalam pembahasan secara langsung atau pada tiap lembar
yang bersangkutan yang biasa kita sebut catatan pustaka atau disebut juga catatan kaki (footnote). Ada juga yang ditulis
pada halaman khusus di akhir penulisan karya ilmiah yang biasa kita sebut daftar pustaka (bibliografi). Namun, keberadaan
catatan kaki dalam karya tulis tidak harus selalu ada, sedangkan keberadaan daftar pustaka harus selalu ada sebab dari
daftar pustakalah kita akan mengetahui sumber rujukan dalam karya tulis yang kita buat.

Sistematika penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut.

1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik, dan tanpa gelar akademik.
2. Judul buku ditulis miring (italic).
3. Nama penerbit
4. Kota penerbit
5. Tahun terbit
6. Nomor halaman

Istilah-istilah yang sering digunakan dalam catatan kaki yaitu sebagai berikut.

1. Ibid, singkatan dari ibidan (sama dengan di atas). Maksudnya sumber sama dengan catatan kaki yang tepat di
atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti tanda koma, lalu halaman.
2. op.cit., singkatan dari opere citato (dalam karya yang telah dikutip). Digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang
pernah dikutip tetapi sudah disisipi catatan kaki lain dari sumber yang lain. Urutan penulisannyanya yaitu nama
pengarang, op.cit, halaman.
3. loc. cit., singkatan dari loco citato (tempat yang telah dikuti). Maksudnya seperti di atas tetapi dari halaman yang
sama. Urutan penulisannya yaitu nama pengarang, loc.cit.

Perhatikan Contoh

       Sementara itu, sistematika penulisan daftar pustaka berupa buku adalah sebagai berikut.
1. Menuliskan nama secara terbalik, yakni nama paling belakang penulis diikuti nama depan. Jika nama paling
belakangnya disingkat, tulislah nama lengkapnya tanpa harus dibalik.
2. Tahun terbit.
3. Judul ditulis miring (italic).
4. Kota penerbit.
5. Nama penerbit.

Selain sistematika, daftar pustaka pun memiliki teknik penulisan yaitu sebagai berikut.

1. Daftar pustaka harus disusun secara alfabetis.


2. Spasi dalam penulisan antarbaris adalah 1 spasi, sedangkan spasi antarbuku adalah 2 spasi.
3. Jika penulisan sebuah buku terdiri atas dua baris, baris kedua harus ditulis agak menjorok ke dalam dengan
hitungan lima ketukan.
4. Jika nama penulis terdiri atas dua orang, nama penulis pertama tetap sesuai aturan tadi sementara nama penulis
kedua ditulis dengan nama asli tanpa perlu dibalik.
5. Jika penulis terdiri atas tiga orang atau lebih, tambahkan kata dkk. atau et al. setelah nama penulis pertama.
Perhatikan Contoh

       Telah kita bahas penulisan daftar pustaka jika sumbernya dari buku. Sekarang, kita akan membahas sistematika
penulisan daftar pustaka dengan mengambil sumber dari internet. Sistematikanya sebagai berikut.

1. Nama penulis ditulis seperti yang telah disampaikan sebelumnya.


2. Tahun dipublikasikan.
3. Judul ditulis miring (italic).
4. Jenis medium.
5. Alamat situs internet dengan menuliskan terlebih dahulu kata tersedia.
6. Tanggal diakses.
Perhatikan Contoh

Poin Penting

 Catatan kaki dalam sebuah karya tulis ilmiah boleh ada, sedangkan daftar pustaka wajib ada.
 Sistematika penulisan catatan kaki yaitu:

1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik, dan tanpa gelar akademik.
2. Judul buku ditulis miring (italic).
3. Nama penerbit
4. Kota penerbit
5. Tahun terbit
6. Nomor halaman

 Sistematika penulisan daftar pustaka buku yaitu:

1. Menuliskan nama secara terbalik, yakni nama paling belakang penulis diikuti nama depan. Jika nama paling
belakangnya disingkat, tulislah nama lengkapnya tanpa harus dibalik.
2. Tahun terbit buku.
3. Judul buku ditulis miring (italic).
4. Kota penerbit.
5. Nama penerbit.

 Sistematika penulisan daftar pustaka internet yaitu:

1. Nama penulis ditulis terbalik seperti yang telah disampaikan sebelumnya.


2. Tahun terbit.
3. Judul buku ditulis miring (italic).
4. Jenis medium.
5. Alamat situs internet dengan menuliskan terlebih dahulu kata tersedia.
6. Tanggal diakses.
Jenis-Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia (Deskripsi, Narasi, Eksposisi, Argumentasi, Persuasi) - Karangan adalah
suatu bentuk karya tulis yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan kepada para pembaca. Berdasarkan
tujuannya, karangan terbagi ke dalam 5 jenis karangan, diantaranya adalah karangan deskripsi, narasi, eksposisi,
argumentasi dan peruasi. Di bawah ini adalah jenis-jenis karangan yang biasa kita temukan sehari-hari.

1. Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karya tulis yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek atau benda
kepada para pembaca seolah-olah pembaca merasakan, melihat atau mengalami sendiri topik di dalam tulisan.

Ciri-ciri karangan deskripsi

1. Melukiskan suatu objek dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca.


2. Melibatkan observasi panca indera.
3. Metode penulisan menggunakan cara objektif, subjektif, atau kesan pribadi penulis terhadap suatu objek.

Contoh karangan deskripsi

Kucingku
Aku memiliki sebuah kucing yang bernama meow di rumah. Meow adalah jenis kucing Persia yang dihadiahkan
keapadaku setahun yang lalu. Seperti kebanyakan kucing Persia lainnya, Meow sangat gemuk dengan bulu-bulu yang
sangat halus menutupi seluruh tubuhnya. Meow memiliki bulu berwarna putih seperti salju, hidung yang sangat pesek,
dan ekor yang panjang.

Meow sangatlah lucu, dia selalu mengikutiku kemanpun aku pergi. Dia juga sangat manja terhadapku, setiap kali dia
lapar, meow akan menjilati kakiku. Meow sangatlah rakus, dia gemar menghabisi makanannya dan meminum susu
dengan sangat cepat. Tak hanya rakus, Meow juga pemalas, dia selalu menghabiskan harinya dengan tidur di sofa
rumahku.

2. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah suatu bentuk karya tulis yang berupa serangkaian peristiwa baik fiksi maupun non fiksi yang
disampaikan sesuai dengan urutan waktu yang sistematis dan logis. Pada karangan narasi terdapat tahapan-tahapan
peristiwa yang jelas, dimulai dari perkenalan, timbul masalah, konflik, penyelesaian dan ending.

Ciri-ciri karangan narasi


1. Menyajikan suatu cerita yang berupa berita, peristiwa, pengalaman yang menarik kepada pembaca.
2. Cerita-cerita tersebut disajikan dengan urutan kronologis yang jelas.
3. Ada konflik dan tokoh yang menjadi inti dari sebuah karangan.
4. Memiliki setting yang disampaikan dengan jelas.
5. Betujuan untuk menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang disampaikan.

Contoh karangan narasi

Pertemuan yang Terindah

Pagi hari itu aku duduk termenung di sebuah taman. Ku pandangi semua bunga-bunga indah yang sedang bermekaran
dengan indahnya. Ketika aku sedang menikmati pemandangan dalam kesunyian, tiba-tiba aku mendengar jeritan
seorang wanita dari arah belakangku. Aku pun terdiam dan heran, lalu dengan penasaran aku segera menuju sumber
suara tersebut.

Betapa terkejutnya diriku ketika mengetahui bahwa jeritan tersebut berasal dari seorang wanita manis berbaju biru.
Lalu aku dekati wanita itu, “Kamu baik-baik saja?” tanyaku. “Kamu siapa?” jawab wanita itu. Suaranya sangat lembut
dan wajahnya yang manis membuat aku terpana oleh pendangan sesat itu. Tanpa sadar bibirku mengeluarkan kata,
“Aku mendengar suara teriakan, jadi ku kira Anda sedang dalam masalah,” “oh, aku tidak apa-apa, hanya terkena duri
yang ada di tumbuhan ini” jawabnya. Lalu terjadi hening yang panjang dan terjadi pergolakan di dalam hatiku, ingin
rasanya berkenalan dengan dirinya, tetapi aku takut.

Tak berapa lama, wanita itu pergi meninggalkanku yang berdiri bodoh tanpa berani berkenalan dengannya. Aku pun
menyesal, hingga saat ini aku selalu pergi ke taman itu dan berharap bisa bertemu, “gadis manis berbaju biru” itu
sekali lagi.

Advertisement

3. Karangan Eksposisi

Karangan eksposisi adalah sebuah karangan yang berisi tentang penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai
suatu informasi kepada pembaca. Tujuan karangan ini adalah untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca.

Ciri-ciri karangan eksposisi

1. Menyajikan atau menyampaikan sebuah informasi kepada pembacanya.


2. Informasi yang disajikan bersifat fakta atu benar-benar terjadi.
3. Tidak berusaha mempengaruhi pemabaca
4. Menjelaskan sebuah proses atau analisa suatu topik.
Contoh karangan eksposisi

Cara menanam singkong

Singkong adalah tumbuhan umbi akar yang kaya akan karbohidrat. Singkong sangat mudah untuk ditanam dengan
hanya meletakan batang singkong di tanah singkong akan tumbuh. Tak hanya itu singkong juga  dapat tumbuh di
semua jenis tanah. Meskipun proses penanamannya sangat mudah, proses penanaman singkong memerlukan
perhatian khsusus untuk hasil yang maksimal sebagi berikut:

Pilihlah batang singkong yang paling bawah, potong kira-kira sekitar 15 cm dan tajamkan ujungnya. Kemudian letakan
pada tempat yang lembab selama 2 minggu hingga tumbuh tunas kecil.

Setelah 2 mingggu, tanam singkong pada tanah yang sudah digemburkan sebelumnya. Usahakan jangan menanam
singkong saling berdekatan karena akan mengganggu umbi yang akan dihasilkan. Tancapkan ujung singkong pada
tanah jangan terlalu dalam agar singkong mudah di cabut saat panen.

Demikianlah cara menanam singkong yang baik untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan menguntungkan.

 
4. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat atau argument penulis tentang suatu hal. Karangan ini
bertujuan untuk meyakinkan penulis agar memiliki pandangan yang sama akan suatu hal dengan pandangan penulis.

Ciri-ciri karangan argumentasi

1. Terdapat pendapat-pendapat penulis mengenai suatu topik yang sedang di bahas.


2. Pendapat-pendapat tersebut di lengkapi dengan pembuktian-pembuktian yang berupa fakta, data, contoh, maupun
grafik.
3. Bertujuan untuk menyakinkan pembaca.
4. Pengarang menghindari keterlibatan emosi dalam menyampaikan pendapatnya.

Contoh karangan argumentasi

Smart Phone Stupid People

Saat ini kita telah mamasuki zaman tekhnologi yang luar biasa perkembangannya. Semua urusan manusia sekarang
sudah dimudahkan oleh hadirnya tekhnologi ini. Salah satu tekhnologi yang sangat berkembang saat ini adalah alat
komunikasi atau telephone pintar. Namun, tanpa kita sadari telephone pintar selama ini membuat manusia menjadi
bodoh dan malas.

Kenapa bisa seperti itu? Hal ini bisa terjadi karena kita telah dimanjakan dengan fitur-fitur yang ada. Kemudahan
informasi yang bisa didapatkan manusia tersebut membuat manusia semakin malas untuk mencari atau mempelajari
suatu informasi sehingga mereka akan terbiasa untuk mengandlkan smart phone.

Tak hanya itu, smart phone juga membuat manusia menjadi pasif dan acuh tak acuh dengan lingkungannya. Ada
banyak fitur-fitur yang dapat mengalihkan manusia dari dunianya seperti game, social media, video, dan musik, fitur-
fitur tersebut membuat manusia sibuk terhadap smart phone bahkan saat kumpul bersama teman pun mereka saling
sibuk dengan smart phonenya masing-maing.

Yang terakhir adalah smart phone menghilangkan budaya-budaya yang ada di dalam masyarakat. Saat ini ada fitur
peta atau GPS yang memudahkan manusia mencari tempat, kemudahan itu membuat nilai menyapa seseorang di jalan
untuk bertanya menjadi hilang. Padahal dengan bertanya mereka bisa saja menjadi teman yang baik.

Demikianlah pengaruh buruk smart phone yang tidak kita sadari telah membuat mansia, malas, bodoh, dan pasif.
Padahal manusia adalah makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. 

5. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah salah satu bentuk karya tulis yang berisi ajakan-ajakan kepada para pembacanya untuk
melakukan atau mempercayai suatu hal. Sama halnya dengan karangan argumentasi, karangan persuasi juga
dilengkapi dengan pendapat-pendapat penulis yang disertai dengan pembuktian agar pembaca yakin dan mau
mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis. Karena sifatnya yang berupa ajakan, karangan ini bertujuan untuk
meyakini pembaca yang disampaikan oleh penulis untuk melakukan atau mempercayai sesuatu.

Ciri-ciri karangan persuasi

1. Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya


2. Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta, dan lain-lain untuk meyakinkan pembaca.
3. Karangan ini berusaha menghindari konflik agar pembaca tidak kehilangan kepercayaan.
4. Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan atau kepercayaaan antara penulis dan pembaca.

Contoh karangan persuasi

Ayo Hidup Bersih

Hidup bersih merupkan dambaan bagi semua orang, Dengan perilaku hidup bersih, akan menciptakan lingkungan yang
sehat sehingga akan berdampak baik pula bagi penghuninya. Seperti yang ada pada pepatah latin, di dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat, oleh karena itu, marilah jaga lingkungan kita agar menjadi bersih.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk berperilaku hidup bersih yaitu, bersihkanlah lingkungan terdekat seperti
rumah, halaman, dan lingkungan sekitar rumah. Dengan lingkungan yang bersih, semua bibit penyakit tidak akan
tumbuh dan berkembang. Kemudian jaga pula kebersihan diri sendiri seperti, mandi yang teratur, menyikat gigi, dan
memotong kuku. Menjaga kebersihan tubuh dengan teratur membuat kita terhindar dari berbagai macam penyakit.
Dan yang terakhir konsumsilah makanan sehat dan bergizi agar tubuh menjadi sehat dan kuat.

Perilaku hidup bersih di atas sangat penting untuk dilaksanakan agar kita sehat dan terhindar dari penyakit. Oleh
karena itu, mulai dari sekarang marilah kita semua menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan diri dan kebersihan
makanan kita.
.   Keterampilan Menulis  

A.     Pengertian Menulis

Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan
mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur (Donn Byrne. 1988: 1). Sejalan dengan itu, menurut Lado (1964:
14) menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat
membaca simbol grafis itu,  jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa. Semi (1990: 8)  jugamengatakan
bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.

Menurut Gere (1985: 4), menulis dalam arti komunikasi ialah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek.
Menulis berarti mendukung ide. Byrne  (1988: 1), mengatakan bahwa menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya
beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang
lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek, mungkin hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu
diletakkan secara teratur dan berhubungan satu dengan yang lain, dan berbentuk kesatuan yang masuk akal. Crimmon (1984:
191), berpendapat bahwa menulis adalah kerja keras, tetapi juga merupakan kesempatan untuk menyampaikan sesuatu
tentang diri sendiri mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain, bahkan dapat mempelajari sesuatu yang belum diketahui.
Lebih lanjut Rusyana(1984: 191), memberikan batasan bahwa kemampuan menulis atau mengarang adalah kemampuan
menggunakan pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Kemampuan menulis
mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunaka
unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.

Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa
pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan
simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh  simbol tersebut.

Mengkombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan
bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan
yang efektif. Kosakata dan kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Di
samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang
berkualitas. Dengan kata lain hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan  yang
dimiliki seorang penulis.

terampilan Menulis

            Setiap guru menulis harus sudah memahami karakteristik keterampilan menulis  karena sangat menentukan dalam
ketepatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian keterampilan menulis. Sudah dapat dipastikan tanpa
memahami karakteristik keterampilan menulis guru yang bersangkutan tak mungkin menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran menulis yang akurat, bervariasi, dan menarik. Ada empat karakteristik keterampilan menulis yang
sangat menonjol, yakni;
1.  keterampilan menulis merupakan kemampuan yang kompleks;

2.  keterampilan menulis condong ke arah skill atau praktik;

3.  keterampilan menulis bersifat mekanistik;

4.  penguasaan keterampilan menulis harus melalui kegiatan yang bertahap atau akumulatif.            

            Keterampilan menulis menuntut kemampuan yang kompleks. Penulisan sebuah karangan yang sederhana sekalipun
menuntut kepada penulisnya kemampuan memahami apa yang hendak ditulis dan bagaimana cara menulisnya. Persoalan
pertama menyangkut isi karangan dan persoalan kedua menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau struktur karangan.
Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak memperhatikan kedua hal tersebut di atas pasti akan mengalami
ketidakberesan atau kegagalan.
            Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang teori. Ini tidak berarti pembahasan teori menulis
ditabukan dalam pengajaran menulis. Pertimbangan antar praktek dan teori sebaiknya lebih banyak praktek dari teori.

            Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa penguasaan keterampilan menulis tersebut harus melalui
latihan atau praktik. Dengan perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan kegiatan menulis semakin terampil menulis
yang bersangkutan. Karakteristik keterampilan menulis seperti ini menuntut pembelajaran menulis yang memungkinkan siswa
banyak latihan, praktek, atau mengalami berbagai pengalaman kegiatan menulis.

Di samping harus bervariasi, menulis juga perlu sistematis, bertahap, dan akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah
apalagi kurang diawasi guru membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering membingungkan siswa. Mereka tidak tahu
apakah mereka sudah bekerja benar, atau mereka tidak tahu membuat kesalahan yang berulang. Latihan mengarang
terkendali disertai diskusi di mana sangat diperlukan dalam memahami dan menguasai keterampilan menulis.

C.Jenis-jenis Tulisan

Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Di
berikut ini akan dijelaskan satu per satu.

1. Eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan
atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha
memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan.
Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering
digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau
majalah.

Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya,
maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera (1993: 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada
kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi, penulis harus memiliki pengetahuan
memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan
berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya
wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.

Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk
kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian
pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus
diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci
lagi menjadi sub-sub bab.

Contoh eksposisi :

Masa remaja adalah saat yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Namun, masa itu juga merupakan saat mulai timbulnya
jerawat. Suatu pertanda bahwa Anda telah memasuki masa dewasa, namun merupakan suatu hal yang Anda harapkan tidak
begitu tampak. Cobalah Clearasil krem pengobatan jerawat. Clearasil memiliki tiga daya ampuh yang khas untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan jerawat serta membantu menghindari timbulnya jerawat baru. Jadikanlah dirimu salah satu
dari berjuta-juta pemakai Clearasil di dunia dan tampilkan wajah  Anda  dengan  banggga !

2. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang
penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat  ‘mendengar’ apa
yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada  ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata
(Marahimin. 1993: 46)

Contoh deskripsi

            Pasar Blaura merupakan pasar perbelanjaan yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di bagian terdepan berderet toko
sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai  satu terdapat toko pakaian yang lengkap berderet-deret. Di sampaing kanan pasar
terdapat stan-stan kecil penjual perkakas dapur. Di samping kiri ada pula jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat
menemukan berpuluh-puluh pedagang kecil yang berjualan makanan dan minuman. Belum lagi kalau kita melihat lantai di
atasnya

           ( Adisampurno. 2003: 11)

           

3. Narasi (kisahan)

            Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu
pembaca atau pendengar tentang sesuatu yang telah diketahui atau sesuatu  yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih
menekankan pada dimensi latar  dan adanya alur atau konflik.
Contoh.

            Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa
waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak
tidak semewah rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka pelan. Seorang
gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas dalam pelukanku ( Pusat Bahasa .2003:  47).

4. Argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi
pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat
dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001:  45).

Contoh.

Kedisiplinan lalu lintas  masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini terbukti pada bertambahnaya jumlah
pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin
meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003:
45).

5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan
kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.

Contoh:

Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut dan menegakkan kemerdekaan. Apa yang mereka
lakukan bukan semata-mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi penerus.

Setiap generasi memikul beban berupa warisan yang harus dipelihara sebaik-baiknya.  Warisan adalah amanat.
Melecehkan amanat sama maknanya dengan memalsukan sumpah. Hal ini yang tidak boleh dilakukan oleh generasi mana
pun.

D.    Tahap-tahap Menulis

1.    Memilih topik

Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika menulis suatu karangan menentukan topik. Hal ini untuk menentukan apa yang akan
dibahas dalam tulisan. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih topik yaitu;

1)    topik itu ada menfaatnya dan layak dibahas. Ada manfaatnya mengandung pengertiam bahwah bahasan tentang topik itu
akan memberikan sumbangan kepada ilmu atau propesi yang ditekuni, atau berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Layak dibahas berarti topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.

a)        topik itu cukup menarik terutama bagi penulis;


b)        topik itu dikenal baik oleh penulis;

c)        bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai;

d)        topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit;

Setelah berhasil memilih topik sesuai dengan syarat-syarat pemilihan di atas maka yang akan dilakukan selanjutnya membatasi
topik tersebut. Proses pembatasan topik dapat dipermudah dengan membuat diagram pohon atau diagram jam. 

  

            Ide induk yang menjadi benih atau pangkal awal sesuatu karangan yang akan ditulis hendaknya juga dikembangkan.
Setelah ide induk dikembangbiakkan sampai cukup tuntas, langkah berikutnya ialah memilih salah satu saja di antara rincian
ide-ide yang muncul itu untuk dijadikan topik karangan. Topik inilah yang kemudian perlu diolah lebih lanjut dengan membatasi
topik dengan sebuah tema tertentu. Jadi, pada topik ini ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang dijadikan
pembicaraan.
Agar tulisan atau karangan itu lebih terkuasai dan lebih kaya, penulis memerlukan langkah berikutnya, yakni
mengumpulkan bahan. Sumbernya bisa berupa buku, internet, surat kabar, hasil observasi lapangan, pengalaman sendiri,
wawancara, dan yang lainnya. Hal ini penting terutama di dalam menulis karangan ilmiah.

Langkah yang terakhir yang perlu dilakukan pengarang ialah menguraikan atau mengudar rumusan kalimat ide pokok
menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka atau disebut juga outline adalah suatu rencana kerangka yang
menunjukkan ide-ide yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan
yang lengkap dan utuh.

            Di bawah ini secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan menempuh enam langkah sebagai berikut

Langkah Aktivitas Pengarang Hasil

1 Menemukan ide yang akan Ide pokok


diungkapkan  menjadi
karangan

2 Mengembangkan ide induk Rincian ide

3 Memilih salah satu ide menjadi Topik


pokok soal yang

4 Membatasi topik dengan Tema


sesuatu segi/unsur/faktor

5 Merumuskan topik berikut Kalimat ide


temanya dalam sebuah pokok
pernyataan

6 Menguraikan rumusan ide Garis besar


pokok menjadi rangka karangan
2.    Proses penulisan

Setelah mengetahui cara-cara memulai dan teknik memberikan napas ke dalam tulisan. Sekarang kita melangkah ke proses
penulisan. Pada tahap ini, kita hanya membangun suatu fondasi untuk topik yang berdasarkan pada pengetahuan, gagasan,
dan pengalaman. Adapun proses penulisan tersebut sebagai berikut.

a.  Darf kasar dimulai menelusuri dan mengembangkan gagasan-gagasan. Pusatkan pada isi daripada tanda baca, tata bahasa,
atau ejaan. Ingat untuk menunjukkan bukan memberitahukan saat menulis.

b.  Berbagi; sebagi penulis kita sangat dekat tulisan kita sehingga sulit bagi kita untuk menulai secara objektif. Untuk mengambil
jarak dengan tulisan. Oleh sebab itu perlu meminta orang lain untuk membaca dan memberikan umpan balik. Mintalah seorang
teman membacanya dan mengatakan bagian manayang benar –benar kuat dan menunjukkan ketidakkonsistenan, kalimat yany
tidak jelas, atau transisi yang lemah. Inilah beberapa petunjuk untuk berbagi.

c.   Perbaikan (revisi); setelah mendapat umpan balik dari teman tentang mana yang baik dan mana yang perlu digarap lagi,
ulangi dan perbaikilah. Ingat bahwa penulis adalah tauan dari tulisan Anda jadi Andalah yang membuat umpan balik itu.
Manfaatkanlah  umpan balik yang dianggap membantu. Ingat tujuan menulis membuat sebaik mungkin.

d.  Menyunting (editing); inilah saatnya untuk membiarkan “editor” otak kini melangkah masuk. Pada tahap ini, perbaikilah semua
kesalahan  ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Pastikanlah semua transisi berjalan mulus, penggunaan kata kerja tepat, dan
kalimat-kalimat lengkap. 
e.  Penulisan kembali ; tulis kembali tulisan Anda, masukkan isi yang baru dan perubahan –perubahan penyuntingkan.

f.    Evaluasi; periksalah kembali untuk memastikan bahwa Anda telah menyelesaikan apa yang Anda rencanakan dan apa yang
ingin Anda sampaikan. Walaupun ini merupakan proses yang terus berlangsung tahap ini menandai akhir

            Kegiatan menulis dibaratkan seperti seorang arsitektur akan membangun sebuah gedung, biasanya ia membuat
rancangan terlebih dahulu dalam bentuk gambar di atas kertas. Demikian pula seorang penulis, membuat kerangka tulisan atau
outline merupakan kebiasaan yang perlu dipupuk terus untuk menghasilkan sebuah  karya tulis yang baik. Penulis dalam hal ini
dibaratkan sebagai seorang arsitek bahasa, yang selain mengetahui bagaimana  membangun sebuah tulisan secara utuh, ia
tidak boleh mengabaikan dasar-dasar penulisan.  Dasar-dasar penulisan ini menjadi fondasi utama dalam penulisan adalah
pemahaman kita tentang paragraf. Dengan memahami makna dan ciri-ciri paragraf yang baik, kita akan lebih mampu
menuangkan gagasan dan pikiran kita secara lebih runtut, sistematis, dan teratur. Pada dasarnya sebuah tulisan
mencerminkan cara berpikir seseorang dan bagaimana ia memandang suatu persoalan.

                                       
Agar hasil karangan baik maka Halim (1982: 114) mengemukakan ada lima unsur dalam karangan, yaitu.

a.  isi karangan: hal atau gagasan yang dikemukakan;

b.  bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi ke dalam pola kalimat;

c.   tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat;
d.  gaya: pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna terhadap karangan;

e.  penggunaan ejaan dan tanda baca

Hairston (1982.114),. Ada lima komponen menulis prosa yang baik yaitu ;

a.  penggunaan bahasa, yaitu kemampuan menulis kalimat yang tepat dan baik;

b.  kemampuan mekanis; yaitu kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat;

c.   kemampuan menjaga isi kalimat; yaitu kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan ide, dan membuang informasi yang tidak
relevan;

d.  gaya menulis; yaitu kemampuan memanipulasi kalimat dan paragraf, serta kemampuan menggunakan bahasa secara efektif;

e.  kemampuan mengambil keputusan; yaitu kemampuan menulis dengan  gaya yang tepat untuk tujuan dan untuk pembaca
tertentu, serta kemampuan memilih, mengorganisasi, dan menyusun informasi yang relevan.

Adapun  keuntungan yang dapat dipetik dari menulis ialah;

a.  menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar serta mengembangkan daya nalar;

b.  memperluas wawasan, baik mengenai teori maupun mengenai fakta yang berhubungan;

c.   menjelaskan masalah yang semula masih samar bagi diri sendiri;
d.  dapat meninjau serta menilai gagasan sendiri secara lebih objektif;

e.  lebih mudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret;

f.  mendorong kita belajar secara aktif, menjadi penemu sekaligus pemecah masalah;

g. menulis terencana membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.

Untuk menghasilkan tulisan seperti itu, penulis harus memiliki sejumlah pengetahuan dan keterampilan (walaupun untuk
menulis sebuah karangan sederhana) seperti dalam memilih topik, membatasinya, mengembangkan gagasan, menyajikan
gagasan ke dalam kalimat dan paragraf yang tersusun secara logis.
            Kejelasan dalam menuangkan tulisan merupakan asas yang pertama dan utama bagi hampir semua karangan,
khususnya ragam karangan faktawi. Setiap pembaca betapa pun terpelajarnya menghargai karangan yang dapat dibaca dan
dimengerti secara jelas. Karangan yang kabur, ruwet, dan gelap maksudnya akan membosankan pembaca dan melatih
pikirannya. Berikut ini dijelaskan ciri-ciri karangan yang jelas.

a.  mudah; karangan yang jelas mudah dimengerti oleh pembaca.  Setiap orang menyukai karangan yang dapat dipahami tanpa
susah payah;

b.  sederhana; karangan yang jelas tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata. semakin sederhana, semakin

     dapat karangan itu menggambarkan sesuatu buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca;
c.   langsung; karangan yang jelas tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok soalnya;

d.  tepat; karangan yang jelas dapat melukiskan secara betul ide-ide yang terdapat dalam    pikiran penulis. 
         Gunning juga mengemukakan sepuluh pedoman untuk menghasilkan sesuatu karangan yang jelas adalah.
 a.  Usahakan kalimat-kalimat yang pendek

Panjang rata-rata yang kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolak ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-
kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. Pemakaian kalimat yang panjang harus diimbangin oleh kalimat-
kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.

f.    Pilihlah yang sederhana ketimbang yang rumit

Kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih meningkatkan keterbacaan sesuatu
karangan.
c.  Pilih kata yang umum dikenal

Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang diungkapkan dapat secara
mudah dan jelas ditangkap pembaca.

d.  Hindari kata-kata yang tak perlu

     Setiap kata harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan
melenyapkan perhatian.

e. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja

     Kata kerja yang aktif mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenanga
untuk menyampaikan informasi yang dimaksud. Kalimat “Bola itu menjebol gawang lawan” lebih bertenaga ketimbang “Gawang
lawan kemasukan bola”

   f.   Menulislah seperti bercakap-cakap


Kata tertulia hanyalah pengganti kata yang diucapkan lisan. Dengan   mengungkapkan gagasan  seperti halnya bercakap-
cakap, karangan menjadi lebih jelas.

g.  Pakailah istilah-istilah yang pembaca dapat menggambarkan.

        Kata yang konkret lebih jelas bagi pembaca ketimbang kata yang abstrak.

h. Kaitkan dengan pengalaman pembaca

Karangan yang jelas bilaman dapat dibaca dan dipahami pembaca      sesuai dengan latar belakang pengalamannya.

 i.    Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman

Karangan harus ada variasi  dalam kata, frasa, kalimat maupun ungkapan lainnya. Keaneragaman dalam karangan adalah
sumber kesenangan dalam pembacaan.

j.     Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan

Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai
kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya. 
Ada lima komponen menulis prosa yang baik yaitu ;

a.    penggunaan bahasa, yaitu kemampuan menulis kalimat yang tepat dan baik;

b.    kemampuan mekanis; yaitu kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat;

c.     kemampuan menjaga isi kalimat; yaitu kemampuan berpikir   kreatif, mengembangkan ide, dan membuang informasi yang
tidak relevan;
d.     gaya menulis; yaitu kemampuan memanipulasi kalimat dan paragraf, serta kemampuan menggunakan bahasa secara efektif;

e.    kemampuan mengambil keputusan; yaitu kemampuan menulis dengan  gaya yang tepat untuk tujuan dan untuk pembaca
tertentu, serta kemampuan memilih, mengorganisasi, dan menyusun informasi yang relevan.

E.     Kendala atau Hambatan dalam Menulis

Untuk mengatasi kendala atau hambatan dalam peningkatan keterampilana menulis, sebaiknya  guru menyelidiki
kesulitan dalam proses menulis sehingga mengetahui  kelemahannya dan   dapat mengatasi kelemahan tersebut.. Misalnya
sebagian anak memiliki pengendalian motorik yang buruk sehingga fisik saat menulis terasa sukar baginya. Anak yang
sangat visual sering lambat dalam menulis. Anak-anak yang memiliki masalah emosional sering takut menulis karena
mereka pikir kemarahan atau kekecewaan mereka akan tumpah-ruah sehingga harus disembunyikan; mereka tidak berani
menuangkannya ke atas kertas. Kelemahan dalam belajar awal dalam menulis akan demikian kacau dan tidak terbaca
sehinggga anak akan menjadi kecil hati dan tidak mau mencoba lagi. Atau anak diajarkan menulis dengan tidak
menyenangkan dan penuh tekanan sehingga anak menulis merupakan musuh dan anak membenci segala hal yang berbau
menulis (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. 1992: 309-315)

       Langkah pertama dalam menghadapi permasalahn di atas adalah. 

a.  menyelidiki apa persisinya yang terjadi dengan cara menghitung berapa banyak yang dihabiskan anak  untuk membaca. Jika
anak sedikit sekali membaca, anggapalah itu merupakan inti dari banyak, atau semua, permasalahan menulis. Jika anak tidak
banyak membaca anak akan menggunakan bahasa lisan . kosakata mereka belum sempurna dan mereka sering menulis tanpa
keterlibatan emosional dan hanya menguraikan kejadian yang mereka tonton. Buatlah anak sering membaca dengan hal itu
tulisan mereka biasanya meningkat secara dramatis.

b.     Anak-anak yang tulisan tangannya buruk harus diperbolehkan untuk mengetik atau menggunakan komputer. Anak menulis
buruk bukan disengja, mereka bermasalah dengan kemampuna motorik halusnya-atau kadang mereeka sangat pintar dan
berpikir jauh libih cepat daripada  tangannganya menulis.

c.      Anak -anak yang banyak membuat kesalahan tata bahasa harus dikelilingi oleh bahan bacaaan apa saja seperti komik,
majalah, surat kabar, dan lain sebagainya. Anak yang terbiasa membaca mandiri akan mencapai tingkat melek huruf yang
berterima dengan sendirinya. Mereka akan mendapatkan rasa kebahasaan tertulis yang tidak akan bisa diajarkan secara
langsung.

d.     Carilah kegiatan menulis yang akan memotivasi anak yang belum menulis dengan baiak itu untuk menulis demi kesenangan.
Misalnya anak yang senang olahraga untuk menulis tentang pertandingan mereka untuk koran lokal, atau sekadar membuat
kliping untuk mereka sendiri, dengan foto dan penjelasan tertulis tentang pertandingan mereka.

e.     Memberi sedikit mungkin bantuan untuk tugas menulis dari sekolah. Ajarlah anak untuk bertanggung jawab atas tulisanya.
Jangan selalu mendampinginya, mendesak, dan mengatur segala sesuatunya. Jadi siap membatu tapi jangan ikut campur.

f.       Jika anak membawa hasil tulisan kepada Anda dan minta bantuan, hargailah dia sebagai penulis. Tanyakan bantuan apa
yang diinginkan ejaan, tanda baca, penyusunan dan lain-lain. Tujuannya adalah menjaga agar mereka tetap merasa  tulisa itu
miliknya. Jangan ambil alih menjadikan tulisan tersebut lebih baik. Tetapi tulisan tersebut bukan tulisanya. Anda hanya
berusaha membantu anak berkembang sebagai penulis.

Apabila anak berhenti menulis sama sekali. Hal itu biasanya karena mereka sedang bergulat dengan masalah emosinya.
Rasa tertekan, takut atau trauma yang dialaminya bisa menimbulkan masa sulit untuk menulis. Jadi, bersikaplah sangat lembut
dan mendorong. Bersikap tegas dan menuntut hanya akan membuat anak semakin takut, dan semakin tidak dapat menulis.
Cobalah menciptakan banyak kesempatan untuk tugas menulis sehari-hari, seperti menulis pesan, menjawab surat, menulis
puisi dan lain-lain. 

F.       Beberapa Keterampilan Menulis untuk Siswa MTS

            Berikut beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasi siswa kerdasarkan KTSP bahasa Indonesia MTS.

1.     Menulis buku harian berdasarkan pengalaman

            
Teknik penulisan

         Catatlah peristiwa-peristiwa penting saja

         Urutkan peristiwa dengan rujukan waktu

         Tulislah kalimat-kalimat yang jelas dan ringkas

         Buatlah judul sesuai dengan isi karangan

         Panjang karangan 150 kata (20 baris)

            Contoh 
            Cakep –Cakep Bodoh

            “Pas libur saya dan teman jalan-jalan. Waktu diangkot kami kumpulkan uang buat bayar. Saya bilang, “ tarif satu
orangnya Rp 700,- kan? Teman-teman mengiyakan. Uang yang saya kasih kepada Pak sopir Rp 2500,- tapi sopir bilang
‘kurang neng’! Dasar supir enggak tau dir, pikir saya. Lalu dengan ngotoynya saya bilang, ‘tarifnya Rp 700,- kan dikali empat
orang jadiu Rp. 2.400,- dong itu juga masih sisa saratus kan? Ambil aja’ Karena si sopir diam saja, kami tinggal pergi.  Tiba-tiba
dengan suara nyaring pak sopir teriak Rp 700,- dikali empat itu Rp 2.800,- tau’  Ups, ternyata saya salah hitung! Tengsin euy,
apalagi orang-orang di sekitar situ bilang“.Cakap-cakep sih bego”  ( Cosmos Girl,  November 2004)

                                                 

2.     Menulis Ringkasan


            Meringkas sebagai kegiatan mereproduksi yang sudah dikenal para pelajar. Meringkas teknik dan sistematikanya
cenderung diserahkan sepenuhnya kepada para pembelajar. Contohnya, pembelajar disuruh menceritakan kembali cerita yang
telah dibaca atau didengarnya.

            Berlatih membuat ringkasan merupakan suatu cara yang efektif untuk mengembangkan daya ekspresi pembelajar.
Pelatihan – pelatihan yang intensif sangat fungsional untuk meningkatkan daya kreasi pembelajar. Dengan meringkas,
pembelajar terdorong untuk membaca atau mendengarkan secara cermat. Seseorang tidak dapat membuat ringkasan secara
baik, bila ia kurang cermat dalam membaca atau mendengar. Dalam membaca, pembaca harus dapat membedakan gagasan
utama dengan gagasan penjelas. Kemampuan membedakan tingkat gagasan akan membantu dalam menentukan gagasan
pokok dari apa yang dibaca atau didengar. Dengan demikian maka akan diperoleh  ringkasan yang baik.

            Adapun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam meringkas sebagai berikut. 

a.    Membaca Naskah Asli                  

Penulis ringkasan harus membaca naskah asli secara menyeluruh beberapa kali untuk mengetahui kesan umum, maksud
pengarang, dan sudut pandang pengarangnya. Judul dan daftar isi dapat dijadikan pegangan dalam meringkas. Rincian daftar
isi pengarang mempunyai keterkaitan dengan judul karangan itu. Sebaliknya paragraf-paragraf dalam karangan itu menunjang
pokok-pokok yang tercantum dalam daftar isi.

b.  Mencatat Gagasan Utama.


Semua gagasan utama atau gagasan yang penting dicatat atau digarisbawahi. Pencatatan gagasan utama itu dilakukan
untuk dua tujuan. Pertama, untuk tujuan pengamanan agar penulis ringkasan lebih mudah meninjau kembali apakah pokok-
pokok yang dicatat itu penting atau tidak. Kedua, catatan itu juga dapat dijadikan dasar untuk pengolahan selanjutnya untuk
memudahkan menulis ringkasan.

       c. Membuat Reproduksi

Sebagai langkah ketiga, penulis ringkasan menulis kembali suatu karangan singkat (ringkasan) berdasarkan gagasan-
gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas. Mengingat catatan yang dibuat sesuai dengan urutan
dalam karangan asli, maka urutan isi tidak jadi masalah. Yang harus diperhatikan adalah menyusun kalimat-kalimat baru,
merangkaikan ke dalam wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat sekaligus menggambarkan kembali isi karangan
asli.  

Teknik penulisan karangan (Reproduksi)

1).       Bacalah teks  secara cermat!

2).       Pahami isi teks tersebut!

3).       Pilihlah atau tentukan kata-kata kunci atau mengidentifikasi kalimat topik setiap paragraf dari teks tersebut!

4).       Rangkaikan kata-kata kunci tersebut menjadi sebuah rangkuman sehingga menjadi sebuah karangan.

3.     Menulis Surat


             Salah satu wujud pemanfaatan bahasa Indonesia dalam tulisan ialah korespondensi. Kegiatan korespondensi ini
muncul karena keterbatasan manusia yang tidak selamanya dapat bertemu dengan lawan bicaranya.

            Berdasarkan sifatnya, kita mengenal surat pribadi/keluarga, surat resmi/dinas/jabatan, dan surat niaga/dagang. Surat
pribadi ialah surat yang dikirim oleh keluarga/sahabat/kenalan/teman dan sebagainya. Sifat surat ini terasa adanya hubungan
yang santai dan sering diwarnai unsur humor yang menyenangkan.

            Surat resmi ialah surat yang dikirimkan oleh perseorangan atau kantor pemerintah/swasta kepada perseorangan atau
kantor pemerintah/swasta yang isinya masalah kedinasan. Ciri kedinasan suatu surat tidak hanya ditandai oleh isi dan
penulisannya, tetapi juga ditandai oleh bentuk dan segala formalitasnya (kebakuan bahasa, ketepatan ejaan, dan aturan
penulisannya).

            Surat niaga ialah surat yang ditulis oleh suatu badan perusahaan perdagangan yang isinya membicarakan masalah
niaga atau perdagangan. Surat ini dapat ditujukan kepada semua pihak.

            Berdasarkan bentuk surat (style), susunan atau tata letak bagian surat pada setiap jenis surat dapat dikategorikan
sebagai berikut.

- bentuk lurus penuh  (full block style)

- bentuk lurus (block style)

- bentuk  setengah lurus (semi block style)


- bentuk lekuk (indented style) dan

- bentuk resmi (official style)    

Surat pribadi mempunyai bagian surat yang hampir sama dengan surat resmi. Tetapi bagian yang terdapat pada surat
resmi tidak terdapat dalam surat pribadi. Bagian surat pribadi adalah; (1)tempat dan tanggal surat, (2)alamat surat,  (3)salam
pembuka, (4)isi surat  dan, (5)salam penutup. Adapun bagian surat resmi  adalah; kop surat, tanggal surat, nomor, lampiran,
hal, alamat surat, salam pembuka, isi surat, salam penutup, tembusan.       

Teknik penulisan surat


-                 perhatikan dua contoh surat pribadi dan surat resmi

-                 Bedakan kedua jenis surat

-                 Tentukan kedua surat tersebut mana yang disebut surat pribadi dan yang  mana surat resmi tulis diatasnya

-                 Isi format pengamatan yang sudah disediakan

No. Uraian Pertanyaan Contoh 1 Contoh


2

1 Resmikah format suratnya?

2 Formalkah bahasa yang digunakan?

3 Lengkapkah bagian surat yang ada?

4 Adakah kop surat tersebut?

5 Bernomorkah surat tersebut?

6 Adakah tembusan pada surat


tersebut?

7 Siapa yang dituju oleh surat tersebut


individu atau lembaga?

      
Setelah Anda mengisi format pengamatan. Anda dapat mengatahui bagian-bagian surat resmi  dan juga dapat
menyimpulkan surat tidak resmi (surat pribadi). Sekarang cobalah Anda buat surat resmi dengan langkah-langkah sebagai
berikut.

-           Pilihlah model surat , Bentuk lurus atau bentuk setengah lurus.
-           Tentukan posisi Anda sebagai penulis surat.

-           Tentukan alamat surat yang akan Anda tuju.

-           Tentukan isi surat yang akan dikirim sesuai dengan keperluan Anda.

-           Gunakan bahasa yang tepat dan resmi.

-           Tanda tanganilah pada tempat yang tepat, dan bubuhkan stempel.

4. Iklan Baris

Iklan baris di surat kabar ditulis dengan menggunakan singkatan, meskipun tidak lengkap unsur-unsur yang dibutuhkan dapat
dilacak keberadaannya tanpa menimbulkan kebingungan atau kesalahan pengertian pembaca.

Contoh

Toyota All New CorollaXLI/97, coklat mentalik& SEG 9, biru mentali, kondisi mulus, hub 0811998514  (Kompas 7 Des 2004)

Untuk mempermudah membuat iklan, informasi data yang diperoleh dimasukkan dalam lembar pengamatan yang pada
prinsipnya akan mencatat hal-hal yang akan dimasukkan surat kabar. Jawaban-jawaban yang tertera pada lembaran
pengamatan inilah yang nantinya akan Anda gunakan sebagai data penulisdan iklan baris
N Pertanyaan Jawaban
o

1 Jenis apakah kendaraan yang Toyota


dimaksud?

2 Tahun berapa kendaraan tersebut ? 97

3 Berapa harganya? 80 juta

4 Bagaimana kondisi kendaraan Mesin baik, body  baik


tersebut?

5 Di mana peminat dapat melihatnya? Jln. Margonda 50,


Depok

Langkah-langkah membuat iklan baris

a.     Tentukan jenis iklan yang akan Anda Tulis, iklan lowongan atau iklan jual beli.

b.     Jika iklan jual beli yang Anda pilih tentukan barang atau jasa apa yang akan ditawarkan.
c.      Tuliskan unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam pembuatan iklan tersebut. Unsur-unsur atau butir-butir tersebut akan
sangat bergantung kepada pilihan jenis iklan yang akan digunakan.

d.     Tulislah unsur-unsur tersebut dengan bahasa yang jelas dan singkat.

   

Format lembar isian surat pribadia

No. Bagian Surat Contoh (tulis sesuai dengan


yang surat dibaca)

1. Tanggal surat

2. Alamat surat

3. Salam pembuka

4. Isi surat

5. Salam Penutup
2. Tulislah sebuah surat pribadi !

3. Tulislah sebuah surat resmi!

4. Bedakan kedua bentuk  surat tersebut dari segi;  format, isi (bahasa, dan penulisannya).

  5.                                          5. Menulis Pengalaman

  Bacalah teks  pengalaman di

  bawah ini tentukan alur ceritanya dan isilah format berikut

No. Alur Pengenala Konflik Klimaks Penyelesa


n
(kutipan) (kutipan) (kutipan) ia

(kutipan)

Dikejar Tibun

       Tahun 1997, di kotaku, Cimahi, sedang digalakkan pembersihan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dianggap mengganggu
ketertiban dan pandangan. Karenanya tak jarang terjadi kejar-kejaran antara petugas penertiban umum dan PKL. Tapi, dasar
PKL atau mungkin terdesak kebutuhan pokok mencari sesuap nasi, mereka tak kapok juga berdagang di kaki lima. Risiko
harus diambil; langkah seribu bila petugas tibun datang bukan hal berat bagi mereka. Kalau telat kabur, tak jarang barang
dagang mereka jadi porak poranda dihancurkan petugas tibun.

       Suatu sast karena sedang kantong tipis, saya memilih membeli sandal di kaki liam. Stelah tawar menawar penjual
memberikan harga Rp. 7.500,- untuk sepasang sandal. Saya tak punya uang kecil dan memberikan uang lima puluh riburupiah
pada si pedagang. Ketika pedagang merogoh sakunya untuk mengembal kembalian, tiba-tiba bunyi sirene mobil petugas tibun
terdengar. Sontak pedagang itu kaget dan dengan refleks langsung membereskan dagangannya lalu mengambil langkah
seribu. Saya berteriak-teriak meminta uang kembalian sebesar Rp 42.500, tapi pedagang itu lebih konsentrasi untuk kabur dari
petugas tibun. Saya menjadi kesal dan ikut mengejarnya.

        “Sayang betul aung harus raib sebanyak itu,” pikir saya. Dan lucunya, di belakang saya, petugas tibun ikut berlari
mengejar kami. Walhasil, terjadi kejar-kejaran anatar penjual sandal, saya, dan petugas tibun. Oalah, mengejar PKL yang
belum memberi kembalian uang, kok malah saya ikut dikejar-kejar petugas tibun jaga.

G.   Evaluasi

1. Menulis berarti ….

un atau mengatur  kata-kata ke dalam kalimat


ur kalimat secara berurutan

c.   menata kata/frase untuk menyampaikan suatu pesan

d.  menyusun gagasan hingga suatu kesatuan

2. Menulis itu merupakan suatu proses. Olek karena itu….


lisan itu tidak perlu dikerjakan sampai tuntas
lisan itu harus dikerjakan dalam waktu lama

enulis itu perlu dicoba dulu, diubah, dan diperbaiki

lisan itu perlu diabadikan

3.  Bahasa ragam tulis ….

A.  tidak berbeda dengan bahasa ragam lisan


B.  merupakan bahasa lisan yang ditulis

C.    merupakan ragam bahasa yang telah dibakukan

D.   merupakan ragam bahasa yang berbeda dengan ragam lisan

4.    Khusus mengenai buku-buku terdapat beberapa masalah. Pertama jumlah dan jenis buku yang diperlukan oleh guru dan
murid belum memadai. Kedua, perpustakaan sekolah belum memadai, Ketiga, buku-buku pelajaran masih banyak yang belum
memenuhi persyaratan, baik mengenai bahasa, isi maupun ejaannya. Wacana tersebut termasuk ...
A.      melukiskan
B.      memberitahukan
C.      mengemukakan
D.     menjeleskan  

5  Dalam kegiatan menulis/mengarang  terjadi kegiatan mencoba mengubah, memperbaiki,dan menyusun kembali. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan mengarang….

pakan kegiatan yang tersusun dengan sistematis

pakan kegiatan yang sekaligus jadi

pakan suatu proses

pakan kegiatan bertahap

6.    Seorang penulis dapat memetik manfaat dari pembuatan kerangka karangan, yaitu…. 

A.   mempercepat proses pembuatan karangan

B.   mudah dinilai oleh pembaca


C.   menertibkan dalam menyusun topik pembicaraan

D.   dapat mempermudah mengembangkan gagasannya

7. Salah satu fungsi membatasi topik dengan diagram pohon adalah ….

A.   agar topik dibuat seluas-luasnya

B.   agar topik mencakup semua materi pembahasan

C.   agar topik itu menjadi sempit

D.   agar topik dapat dibatasi

8. Kerangka karangan dapat menyusun karangan secara tertib dan teratur, artinya….

A.   mencengah penulis mengulanmg ide-ide atau keluar dari pembahasan yang telah direncanakan

B.   penulis lebih mudah menetapkan ide yang akan dikembangkan

C.   penulis dapat melihat dan dapat memasukkan materi pembantu dan karangan
D.   penulis akan lebih mudah menilai hasil karangannya dengan tepat

9. Salah satu ciri yang menonjol dalam karangan jenis deskripsi adalah….

A.   pembaca merasa jelas setelah membaca karangan

B.   adanya usaha penulis menghadirkan sesuatu

C.   pembaca dapat membayangkan, merasakan, dan melihat sendiri

D.   adanya karangan faktual dan rekaan

10. Ciri yang paling menonjol dari karangan argumentasi adalah ….

A.   pembuktian atau pembantahan

B.   penarikan kesimpulan dari pembuktian-pembuktian

C.   penalaran yang digunakan penulis secara objektif

D.   adanya pembuktian fakta-fakata dan kesasksian orang lain 


     H.                 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DI MTS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

ah                     :

Mata Pelajaran         : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester        : VII/1

si waktu           : 4x 40 menit ( 2x Pertemuan )

A.   Standar Kompetensi

4. Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi
B.   Kompetensi Dasar

4.3 Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar

C.   Tujuan Pembelajaran

Pertemuan pertama:

  Peserta didik dapat Mengamati dan mencermati teks pengumuman

  Peserta didik dapat menentukan topik pengumuman lain yang sesuai dengan konteks kegiatan  kelas/sekolah dan  menentukan
pokok-pokoknya

  Peserta didik dapat menulis teks pengumuman dengan  bahasa yang efektif, baik, dan benar

Pertemuan kedua:

  Peserta didik dapat menyunting teks pengumuman

  Peserta didik dapat memajang pengumuman di papan pamer kelas/sekolah

  Karakter siswa yang diharapkan :      Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )


Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Ketulusan ( Honesty )

D.   Materi Pembelajaran    

      Penulisan pengumuman

E.   Metode Pembelajaran

1.   Pemodelan

2.   Tanya jawab

3.   Penugasan

F.    Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama: 2 x 40’

1.      Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi :
a.    Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang teks pengumuman

b.    Peserta didik mengungkakan kebermaknaan pembelajaran kan pengalaman dalam teks pengumuman

Motivasi :

a.    Peserta didik Mengamati dan mencermati teks pengumuman

b.    Peserta didik Berdiskusi untuk menentukan topik pengumuman lain yang sesuai dengan konteks kegiatan  kelas/sekolah dan 
menentukan pokok-pokoknya    

2.    Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

 Peserta didik dapat Mengamati dan mencermati teks pengumuman

 Peserta didik dapat menentukan topik pengumuman lain yang sesuai dengan konteks kegiatan  kelas/sekolah dan  menentukan
pokok-pokoknya

 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 Peserta didik dapat menulis teks pengumuman dengan  bahasa yang efektif, baik, dan benar

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
  Konfirmasi

 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,

 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

  berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;

  membantu menyelesaikan masalah;

  memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

  memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

  memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3.    Kegiatan Penutup

      Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;


 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedua: 2 x 40’

1.    Pendahuluan

Apersepsi :

a.     Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang menulis teks pengumuman dengan  bahasa yang efektif, baik, dan benar

Motivasi :

a. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan

b. Peserta didik berkelompok sesuai dengan kelompok pertemuan sebelumnya

  

2.      Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:


 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;

 Peserta didik dapat menyunting teks pengumuman

 Peserta didik dapat memajang pengumuman di papan pamer kelas/sekolah

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

 Peserta didik dapat menulis teks pengumuman dengan  bahasa yang efektif, baik, dan benar

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;

 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;

 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

    Konfirmasi

 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,

 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

  berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
  membantu menyelesaikan masalah;

  memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

  memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

  memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3.      Kegiatan Penutup

      Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;

 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

G.   Sumber Belajar

a.     Bagian identifikasi pengalaman


b.     Gambar

c.     VCD

d.     Narasumber

e.     Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

H.   Penilaian

Indikator Penilaian
Pencapaian Teknik Bentuk
Kompetensi Instrumen
Penilaian Penilaian

    Mampu Tes Uji petik   Tulislah pokok-


menentukan praktik/kinerja kerja pokok
pokok-pokok pengumuman
pengumuman kegiatan sekolah

    Mampu menulis   Tulislah teks


teks pengumuman
pengumuman sesuai dengan
dengan bahasa pokok-pokok
yang efektif pengumuman
yang kamu tulis!
Mengetahui, Jakarta, Juli 2011

Kepala Sekolah Guru Mapel BHS


Indonesia.

I.    Rangkuman                           

Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis
melibatkan unsur penulisan sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca
sebagai penerima pesan.

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang komplek karena penulis dituntut untuk dapat
menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konversi
penulisan lainnya.

Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi.
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau
menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Deskripsi adalah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata   suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya dapat ‘melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘ mendengar’ apa yang didengarnya,
‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada’ kesimpulan’ yang sama dengannya. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa deskripsi merupakan hasil dari obeservasi melalui panca indera yang disampaikan dengan kata-kata. Argumentasi
merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar
amenerima pendapanya.
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia
berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

III.           PENUTUP
Dari paparan modulketerampilan menulis dapat diambil kesimpulan Pembelajaran menulis dapat dapat tercapai dengan baik
jika dilatihkan dengan latihan yang memadai secara terus menerus.agar terampil menulis/mengarang. Keterampilan ini harus
dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman.

  Pada hakikatnya menulis adalah menuangkan sesuatu yang telah ada dalam pikirannya.akan tetapi harus mempunyai modal
yang cukup tentang ejaan, kosakata, dan pengetahuan tentang mengarang itu sendiri. Oleh sebab irtu guru sebaiknya
mempersiapkan siswa agar terampil menulis dimulai dari tahap yang paling sederhana, ke yang biasa, hingga pada yang paling
sukar sesuai dengan tingkat pemikiran siswa.

Macam-macam kegiatan menulis yang menghasilkan produk menulis yaitu karangan deskripsi, eksposisi, narasi, argumentasi
dan persuasi, hal ini harus dikuasai siswa tahap demi tahap. Adapun proses penulisan penulisan meliputi tiga tahap utama,
yaitu; pra-penulisan, penulisan dan revisi akan tetapi tidak berarti bahwa kegiatan menulis dilakukan secara terpisah-pisah
merupakan satu kesatuan yang sistematis.

  

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, et al. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:    IKAPI.
Byrne, Dom. 1988.Teaching Writing Skill. London dan New York: Longman.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Sekolah Menengah
Pertama/Mts. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Gere, Anne Ruggles. 1985. Writing and Learning an Overniew. New York: Macmilan  Publishing Company.

Guntur, Hendri  Taringan. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa. Gunning, Robert. The technigue Of Clear
Writing. New York: Mc Graw-Hill.

IMtsil Taufik. 2003.  Mengarang itu senang. Yayasan Indonesia: Jakarta.

Hadiyantoro. 2001. Membudayakan Kebiasaan Menulis.  Jakarta: Fikahati Aneska.

Heaton, J.B. 1975. Writing English Language Test. USA: Longman Handook.

Lado, Robert. 1964.  Language Teaching. Amerika: MC Grow Hill.

Semi, Atar. 1998. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.


Glapsarium
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda.

Eksposisi adalah menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran


yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang

Narasi atau kisahan adalah menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia (tokoh) berdasarkan perkembangan
dari waktu ke waktu
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi.

Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran
pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulismbaca agar menerima
pendapanya.

Karangan Faktawi adalah karangan yang bersifat dunia nyata atau yang benar benar terjadi.

Kemampuan mekanis adalah kemampuan menggunakan tanda baca dengan tepat.

Grafologi adalah ilmu tentang aksara atau sisstem tulisan

Simbol adalah  sesuatu yang  berbentuk simbol atau tanda-tanda


 

Posisinya bisa dibagian tengah atau dibagian margin kiri. Pada umumnya sumber kata kunci adalah judul makalah atau artikel. Selain
itu juga juga dapat diambilkan dari permasalahan yang ditulis. Jumlah kata kunci sangat ditentukan oleh sumber kata kunci tersebut
umumnya  berkisar anatara 3 sampai 5 atau 6 kata.

 
7.Penulisan Komponen Kata Pengantar Karya Tulis Ilmiah

Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah  bagian karangan yang berisi penjelasan
mengapa menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah
harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut: 1.

Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2.

Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah). 3.

Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah). 4.

Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga. 5.

Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu. 6.

Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan. 7.
 

Harapan penulis atas karangan tersebut. 8.

Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran. 9.

Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus
ditulis dengan Bahasa Indonesia yang  baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang
tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis
ulang dalam isi karangan.

10.

Hal-hal yang harus dihindarkan: a.

Menguraikan isi karangan.  b.

Mengungkapkan perasaan berlebihan. c.


 

Menyalahi kaidah bahasa. d.

Menunjukkan sikap kurang percaya diri. e.

Kurang meyakinkan f.

Kata pengantar terlalu panjang. g.

Menulis kata pengantar semacam sambutan. h.

Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif. Teknik penulisan 1.

Penulisan komponen kata pengantar didahului oleh penulisan frasa “KATA PENGANTAR” yang diletakkan di bagian tengah atas, jenis
huruf yang digunakan
adalah Times New Roman, ukuran 14, bentuk huruf kapital, dan dicetak tebal (bold), sedangkan butir-butir pernyataan pengiring ditulis
dengan huruf yang sama, ukuran 12, huruf kecil 2.

Jarak spasi anatara baris pertama dengan baris berikutnya adalah satu koma lima (1,5 atau satu setengah spasi) 3.

Bagian berisi nama daerah dimana karya tulis ilmiah ditulis serta tanggal, bulan, tahun  penyusunan tulisan. Penulisan bulan dilakukan
secara verbal (dengan kata) bukan dengan angka, Misalnya september, bukan 09 atau 9. 4.

Menggunakan nomor halaman dalam bentuk romawi kecil, merupakan kelanjutan dari nomor halaman sebelumnya yaitu komponen
abstrak 5.

Ucapan terimakasih pada pihak-pihak dapat dibuat dalam bentuk yaitu : secara  berurutan dan secara diintegrasikan ke dalam paragraf

BAB III PENUTUP

A.

 
Kesimpulan Masing-masing jenis karya tulis ilmiah memiliki komponen tertentu sesuai dengan karakteristik karya tulis ilmiah yang
bersangkutan. Artinya ada komponen-komponen tertentu yang pada suatu karya tulis ilmiah harus ada, sementara pada karya tulis
ilmiah yang lainnya tidak harus ada. Pemahaman terhadap apa, bagimana, dan seperti apa masing-masing komponen yang membangun
karya tulis ilmiah tersebut sangat besar  peranannya dalam menerampilakn seseorang di dalam menulis karya tulis ilmiah. B.

Saran Mahasiswa lebih menggali kembali pengetahuan dan wawasan informasi dari  berbagai sumber buku, jurnal, artikel ataupun
makalah mengenai teknik penulisan karya tulis ilmiah terutama mangenai Penulisan judul, Maksud Penyusunan, Lembar Persetujuan,
Abstrak dan Prakata (Kata Pengantar). Mahasiswa Melakukan latihan penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan benar dalam
bimbingan pembimbing

DAFTAR PUSTAKA

Erizal, Gani.2013.

 Komponen-komponen karya tulis ilmiah.

Bandung :Pustaka Reka Cipta  Nasucha, Yakub dkk. 2009.

 Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Yogyakarta :Media Perkasa http://makalahpgsdums.blogspot.com/2011/10/teknik-penulisan-karya-ilmiah.html

 
2009,

Teknik Menulis Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis

 Disertasi, Artikel, Makalah,  Laporan)

, Jakarta: Rineka Cipta.

 
Langkah-Langkah Penulisan Karangan Ilmiah

Pengertian

Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan yang mengungkapkan buah
pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat dipertanggung
jawabkan.

Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan
tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis
merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan.

Adapum jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi,
tugas akhir, skripsi, tesis, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

Adapun tahap-tahap dalam penyusunan karangan ilmiah

A. Tahap Persiapan

Di dalam tahap ini ada beberapa tahap yaitu :

1. Menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian (didukung oleh latar belakang, identifikasi
masalah, batasan, dan rumusan masalah).
Menentukan  Tema
o Tema terbentuk berdasarkan satu topik yang akan dibahas. Topik haruslah berupa tesis.
o Tema ditentukan lebih dahulu sebelum topik karena ruang lingkupnya lebih luas dan abstrak
o Pokok masalah yang ditentukan sebelum menyusun karangan
o Tesis adalah pernyataan yang didalamnya terdapat tema karangan

 Dalam pemilihan masalah/topik juga mempertimbangkan beberapa hal :

 Harus topik yang paling menarik perhatian.


 Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
 Memiliki data dan fakta yang obyektif.
 Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
 Harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan referensi.

Dalam pembatasan topik/penentuan judul harus memperhatikan beberapa hal berikut :

 Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.


 Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan judul karya
ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How
(bagaimana).

2. Menentukan Tujuan
Dalam penulisan, tujuan merupakan pedoman dalam menyusun karangan maupun mencari bahan dan data yang diperlukan. Setiap
penulis memiliki tujuan tertentu sehubungan dengan kegiatan menulisnya. Misalnya untuk mempengaruhi, meyakinkan, memberi
informasi, menceritakan, dan sebagainya.
3. Mengumpulkan Bahan/Data
o Bahan dapat diperoleh melalui apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami, dibantu dengan membaca dan daya khayal.
o Bahan dan data yang sudah terkumpul diinventariskan dan diseleksi untuk disusun menjadi kerangka karangan.
4. Mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis

Kerangka karangan adalah Garis besar karangan yang memuat pokok pikiran.
Disusun berdasarkan :

o Urutanwaktu
o Urutan peristiwa
o Urutan penting
o Urutan tidak langsung
o Urutan tempat

Fungsi dari membuat kerangka karangan :

o Mempermudah dalam penyusunan karangan


o Menyusun karangan secara teratur
o Menghindari penggunaan kalimat atau pokok pikiran yang berulang
o Miniatur dari seluruh karangan

Pola Penyusunan kerangka karangan :

Mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan.

o Pola Alamiah berdasarkan faktor alamiah


o Pola Logis berdasarkan jalan pikiran

Mengembangkan Kerangka Karangan

Yang perlu diperhatikan adalah bahasa, susunan Isi, dan susunan pengutaraan.

5. Hipotesis  perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang kita angkat. Ini penting untuk
kita lakukan agar kita bisa menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis untuk kepentingan karya
tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis
ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar bisa mengantisipasi apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan
permasalahan yang kita hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
6. Metodologi (mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data)

Adapun Tahap Pengumpulan data :

 Pencarian keterangan dari bahan bacaan / referensi.


 Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah.
 Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti. Percobaan di laboratorium/ pengujian di lapangan.

B. Tahap Penulisan

Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

I. Bagian Pembuka

 Cover
 Halaman judul.
 Halaman pengesahan.
 Abstraksi
 Kata pengantar.
 Daftar isi.
 Ringkasan isi.

II. Bagian Isi


II.1 Pendahuluan

 Latar belakang masalah.


 Perumusan masalah.
 Pembahasan/pembatasan masalah.
 Tujuan penelitian.
 Manfaat penelitian.

II.2 Kajian teori atau tinjauan kepustakaan

 Pembahasan teori
 Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
 Pengajuan hipotesis

II.3 Metodologi penelitian

 Waktu dan tempat penelitian.


 Metode dan rancangan penelitian
 Populasi dan sampel.
 Instrumen penelitian.
 Pengumpulan data dan analisis data.

II.4 Hasil Penelitian

 Jabaran varibel penelitian.


 Hasil penelitian.
 Pengajuan hipotesis.
 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
III. Bagian penunjang

 Daftar pustaka.
 Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
 Daftar Tabel

C. Tahap Penyuntingan atau Evaluasi

Tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai. Tahap penyuntingan ini bertujuan untuk :

 Melengkapi yang kurang.


 Membuang yang kurang relevan.
 Menghindari penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih (overlapping).
 Menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, misalnya dalam penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat,
penyusunan paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan.

Di samping itu penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian karya ilmiah harus memperhatikan:

 Segi kerapian dan kebersihan.


 Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka dan lain-lain.
 Standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar penulisan kutipan, catatan kaki (foot note), daftar pustaka &
penggunaan Bahasa Indonesia sesuai EYD.

Dalam petunjuk teknis penulisan atau pengetikan ini terdiri dari format Jenis dan Ukuran Kertas, Format Jenis dan Tipe Huruf, Pengaturan
Ruang Ketikan (lebar margin halaman kertas) , Indensi serta Penomoran Halaman.
1. Jenis dan Ukuran Kertas dalam Skripsi dan Makalah Standar Jenis dan ukuran kertas yang digunakan dalam karya ilmiah terutama
penulisan Skripsi dan makalah biasaanya menggunakan kertas HVS putih, dengan berat 80 gram, dengan ukuran A4 (lebar 21 cm serta
panjang 29,7 cm)

2. Jenis dan Tipe Huruf

 Jenis huruf yang biasa digunakan dalam membuat Skripsi dan Makalah yaitu Huruf Times New Roman dengan ukuran 11. Atau juga
bisa menggunakan beberapa huruf lain selain times new roman yaitu huruf Book Antiqua ukuran 10, Arial ukuran 10 serta Tahoma
ukuran 9.
 Tinta yang digunakan dalam penulisan Karya Ilmiah Makalah dan Skripsi ini menggunakan warna hitam.

3. Format Pengaturan Ruang Ketikan dan ruang tepi (margin) dalam makalah, skripsi dan laporan Ruang ketikan adalah ruang yang
disediakan pada kertaas pengetikan isi makalah / Laporan / Skripsi dan karya ilmiah lainnya. Sedangkan Ruang Tepi adalah ruangan di
sekeliling ruang ketikan dan ruang tepi ini harus dikosongkan. Biasanya dikenal dengan lebar margin atas, bawah, kiri serta kanan. Berikut
ini pengaturannya :

 Format Penulisan Skripsi


Ukuran Lebar Ruang Tepi Kiri (margin Kiri) : 2 Cm
Ukuran Lebar Ruang Tepi Kanan (margin Kanan) : 2 Cm
Ukuran Lebar Ruang Tepi atas (margin atas) : 2 Cm
Ukuran Lebar Ruang Tepi bawah (margin bawah) : 2 Cm

 Format Penulisan Makalah / Laporan Ilmiah lain


Ukuran Lebar Ruang Tepi Kiri (margin Kiri) : 2,5 Cm
Ukuran Lebar Ruang Tepi Kanan (margin Kanan) : 2,5 Cm
Ukuran Lebar Ruang Tepi atas (margin atas) : 2,5 Cm
Ukuran Lebar Ruang Tepi bawah (margin bawah) : 2,5 Cm
Perlu diperhatikan bahwa untuk di tepi margin kanan, baik dalam makalah, skripsi maupun laporan karya ilmiah lainnya jangan
mengorbankan kaidah pemotongan kata.

4. Indensi
Indensi memiliki pengertian permulaan pengetikan baris pertama pada setiap paragraf baru.
Pengetikan paragraf baru dimulai pada ketukan ke-7.

5. Format Penomoran Halaman Karya Ilmiah, Makalah dan Skripsi


Penomoran halaman dilakukan pada seluruh halaman yang ada dalam makalah, skripsi serta laporan karya ilmiah lain mulai dari bagaian
awal hingga lampiran, kecuali untuk lembar Judul, Lembar pernyataan, lembar pengesahan, lembar persetujuan serta lembar pengesahan tim
penguji tidak perlu dilakukan penomoran. Adapun ketentuan penulisan nomor halaman adalah sebagai berikut :

1. Nomor Halaman untuk bagaian awal ditempatkan ditengah bagian bawah halaman dengan menggunakan huruf Romawi kecil
(misalnya : i, ii, iii, dst).
2. Nomor halaman untuk bagian isi dan lampiran ditempatkan di sudut kanan atas setiap halaman dengan menggunakan angka arab
( misalnya : 1,2,3 dst), kecuali halaman yang membuat awal bab.
3. Nomor halaman untuk bagian isi yang memuat awal bab ditempatkan ditengah bagian bawah halaman dengan menggunakan angka
arab (misalnya 1,2,3, dst)

6 . Penulisan Kata Bilangan Pengejaan, Pemenggalan dan Penyingkatan Kata

 Penulisan kata bilangan


Semua kata bilangan dari satu sampai sembilan harus ditulis dengan huruf dan tidak boleh diikuti dengan angka dalam kurung.
Demikian juga bilangan-bilangan kelipatan sepuluh sampai dengan seratus dan kelipatan seribu ditulis dengan huruf, misalnya :
empat puluh, lima puluh, lima ratus, dan lima ribu. Ketentuan-ketentuan diatas berlaku untuk penulisan kata bilangan dalam uraian.
Sedangkan untuk nomor rumah, tanggal, nomor telepon, bilangan dalam tabel, bilangan persentase dan nomor halaman, boleh
ditulis dengan angka arab.
Bilangan yang terdiri dari empat angka atau lebih ditulis dengan memberikan satu tanda titik menyekat ribuan dan jutaan, misalnya
7.450 , 25.550 , 6.333.059 sedangkan untuk bilangan desimal, digunakan tanda koma (,) sebagai penyekat berlaku. Sedangkan
penulisan nama bulan harus dengan huruf.
 Pengejaan, pemenggalan dan penyingkatan kata harus sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku.

7. Penandatanganan Lembar Persetujuan dan Pengesahan.


Format Penandatanganan Lembar Persetujuan dan Pengesahan biasanya melibatkan para penguji, pembimbing serta Ketua Fakultas, dekan
atau kepala Jurusan / Program Studi. Ditulis dengan tinta berwarna hitam serta menggunaka kertas jeruk.

Kutipan

Pengertiannya Pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang/seorang yang terkenal yang terdapat dalam sebuah buku
Fungsinya :

1. Sebagai landasan teori


2. Memeperjelas permasalahan yang
3. dibahas
4. Memperkuat pendapat yang dibahas

Jenis kutipan

1. Kutipan langsung
kutipan pendek (kurang dari empat baris)
kutipan panjang (lebih dari empat baris)
2. Kutipan tak langsung
3. Kutipan bervariasi

Cara mengutipan
 Kutipan langsung yang kurang dari empat baris
 Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
 Kutipan yang ditulis pada catatankaki

Catatan Kaki

Pengertian adalah semua keterangan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis dibagian bawah halaman yang sama.
Tata cara membuat catatan kaki

 Penomoran
 Pengunaan singkatan
Singkatan – singkatan itu adalah:
o Ibid
o Loc. Cit
o Op. Cit

Singkatan-singkatan yang lain:

o C atau Ca dari Circa


o Cap atau Chap dari Caput
o Et al. Dari et aliii
o Et seq dari et seqwens atau et seqwentes

Daftar Pustaka (Bibilografi)


Pengertian adalah sumber yang digunakan sebagai acuan saat menulis karya tulis. Fungsinya :

1. Sebagai pertanggung jawaban penulis


2. Penghargaan terhadap orang yang dijadikan sumber
3. Indikasi bobot karangan yang dibuat
4. Membantu pembaca yang tertarik mempelajari lebih lanjut
5. Melengkapi catatan kaki
6. Menjelaskan lebih lanjut tentang sumber pustaka

Penulisan Daftar Pustakaa

 Buku
nama pengarang
tahun terbit
judul buku
tempat terbit
nama penerbit
 Majalah dan Surat Kabar
Majalah:
nama pengarang. tahunterbit. judulartikel. tanggal terbit. tempat terbit
Antologi:
nama pengarang. tahun terbit. judul buku. tempat terbit : nama penerbit

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah

http://www.slideshare.net/

http://www.wayankatel.com/2012/09/cara-penulisan-karya-ilmiah-remaja-baikbenar.html

http://www.docs.google.com/
Sri Astuti Puspita Rini

26210664

3eb02

Advertisements

Related

 
Cara Menulis Surat Dinas dan Contohnya
Posted by Taufik Rohman at 10.58

Surat resmi mempakan surat yang dikirim oleh instansi, lembaga, atau organisasi untuk kepentingan kedinasan. Bagian-bagian surat
resmi terdiri atas (1) kepala surat, (2) tanggal, (3) nomor lampiran dan hal atau perihal, (4) alamat tujuan, (5) salam pembuka, (6) isi
surat, (7) salam penutup, (8) pengirim surat, (9) tembusan, dan (10) inisial.

1. Kepala surat
Kepala surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3) nomor telepon, (4) nomor kotak pos, (5) alamat kawat,
dan (6) lambang atau logo nama instansi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi, termasuk di dalamnya telepon, kotak pos, dan
alamat kawat (jika ada) ditulis dengan awal kata kapital, kecuali kata tugas.Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat instansi
itu berada DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV,
Rawamangun Jakarta 13220 Kotak pos 2625 Telepon 489558, 4894564, 4894584

Contoh : Kepala surat dapat pula seluruhnya ditulis dengan huruf kapital Contoh:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
JALAN DAKSINAPATI BARAT IV, RAWAMANGUN JAKARTA 13220
KOTAK POS 2625 TELEPON 4896558, 4894564, 4894584

Dalam penulisan surat hendaklah diperhatikan hal-hal berikut.


a.    Nama instansi jangan disingkat, misalnya Biro Diklat, Depdikbud, Badan Bimas, tetapi Biro Pendidikan dan Pelatihan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Bimbingan Masyarakat.
b.    Kata jalan jangan disingkat Jln, atau Jl, tetapi jalan
c.    Kata telepon hendaknya ditulis dengan cermat, yaitu Telepon, bukan Tilpon atau Telpon dan jangan pula di singkat menjadi TIp,
Tilp, atau Telp.
d.    Kata kotak pos hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos dan jangan disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula, jangan
digunakan PO. Box atau Post Office Box.
e.    Kata alamat kawat hendaklah ditulis dengan cermat, yaitu Alamat Kawat dan jangan digunakan Cable Address.
f.    Kata telepon dan kotak pos diikuti oleh nomor tanpa disertai tanda titik dua (:). Sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya tidak
diberi titik pada setiap hitungan tiga angka karena bukan merupakan suatu jumlah.

Contoh: Telepon : 489.655.8: Kotak Pos : 265.5

Seharusnya: Telepon 4896668: Kotak Pos 2655

2. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tanggal dltulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf, dan tahun dengan angka. Sebelum
tanggal tidak dlcantumkan nama kota karena nama kota itu sudah tercantum pada kepala surat. Setalah angka tahun tidak di ikuti
tanda baca apapun, seperti tanda titik, titik koma, titik dua dan garis hubung. Selain itu perlu diperhatikan hal berlkut.

a.    Nama bulan jangan dltulis dengan angka, tetapi dengan huruf. Nama bulan yang ditulis dengan huruf tidak boleh disingkat,
misalnya Januari, Fabruari, Agustus, atau November, bukan Jan,, Feb., Agt., atau Nov
b.    Nama bulan hendaklah dltulis dengan cermat, misalnya Februari, November, bukan Pebruari, Nopember Contoh penullsan tanggal
surat:
KEPALA SURAT 22
Maret 2009
3. Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata nomor, lampiran, dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital, Nomor, Lampiran dan Hal dengan diikuti oleh tanda titik dua yang
dltulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.

Penullsan kata Nomor dan Lamplran yang dapat disingkat menjadi No. dan Lamp. Harus taat asas. Jika kata nomor dltulis lengkap, kata
lampiran pun ditulis lengkap. Jika kata nomor disingkat menjadl No., kata lampiran juga harus disingkat menjadi Lamp.

Kata Nomor diikuti oleh nomor berdasarkan nomor urut surat dengan kode yang berlaku pada instansi pengiriman surat Nomor surat
dan kode yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda hubung.

Penullsan nomor dan kode surat yang benar:


- Nomor: 110/U/PPHPBI/2003
- No.: 10/U/PPHPBI/2003

Penulisan nomor dan kode surat tidak harus dibatasi garis miring, tetapi dapat pula dibatasi tanda titik atau tanda hubung. Demikian
pula, isi kode surat tidak harus dengan huruf, tetapi dapat pula dengan angka. Misalnya :
- Nomor: 10.10.3.03.90 atau
- Nomor: 10-10-3-03-90

Kata Lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata Lampiran tidak perlu
ditulis.
Kata Lampiran atau Lamp, diikuti tanda titik dua disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang dltulis dengan huruf, tidak
dengan angka dan tidak diakhiri dengan tanda baca lain. Pada awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan huruf kapital.
Contoh penulisan lampiran yang dianjurkan :
-    Lampiran : Satu berkas
-    Lamp.: Satu berkas

Kata Hal diikuti tanda titik dua disertal pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda
titik atau tanda baca lain. Pokok surat hendaklah dapat menggambarkan pesan yang ada dalam isi surat Penulisan yang dianjurkan :
-    Hal: Permohonan tenaga pelajar
-    Hal: Penyeragaman bentuk surat

4. Alamat Surat
Dalam penullsan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di
bawah tanggal surat dan bentuk yang kedua adalah alamat yang ditulis di sebelah kiri atas di bawah bagian Hal atau sebelum salam
pembuka.
Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas itu lebih menguntungkan daripada di sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan
tidak ada sehingga alamat yang panjang pun dapat dituliskan.

Untuk penulisan alamat surat perlu diperhatikan hal berikut.


a.    Penulisan nama penerima harus cermat dan lengkap, sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh yang bersangkutan (pemlllk
nama)
b.    Nama diri penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya, bukan menggunakan huruf kapital seluruhnya.
c.    Penulisan alamat penerima surat juga harus cermat dan lengkap serta Informatif.
d.    Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup dituliskan Yth Dengan huruf awal huruf kapital disertai
tanda titik singkatan itu. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. Tidak diperlukan karena kata kepada berfungsi sebagai penghubung
antar bagian kalimat yang menyatakan arah. Apalagi kalau diingat bahwa alamat penglrim tidak didahului kata dari yang berfungsi
sebagai penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan asal.
e.    Kata sapaan seperti Ibu, bapak, saudara digunakan pada alamat surat sebelum nama penerima surat Jika digunakan kata pada awal
penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh, yaitu Bapak, dengan huruf awal huruf kapital dan tanpa tanda titik atau tanda baca apa
pun pada akhir kata Itu. Kata saudara cukup ditulis Sdr Dengan huruf awal huruf kapital dengan tanda titik pada akhir singkatan itu.
Kata ibu hendaklah ditulis penuh Ibu dengan huruf awal huruf kapital tanpa tanda titik atau tanda baca apa pun pada akhir kata itu.
f.    Jika nama orang yang dituju bergelar akademlk sebelum namanya seperti Dr. dr. Ir. atau Drs., atau memiliki pangkat, seperti kapten
atau kolonel kata sapaan Ibu, Bapak, dan Sdr. tidak dlgunakan.
g.    Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak dlgunakan agar tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.

Share on Facebook

Share on Twitter

Share on Google+

Anda mungkin juga menyukai