Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ILMU EKONOMI DAN ILMU EKONOMI MIKRO

DISUSUN OLEH :

1. BAIQ PUTRI MARTA WULANDARI (190502145)


2. NONI RICA MURTI (190502164)
3. ANNISA (190502147)
4. FIRZAL (190502151)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahhi wabarakatuh

Makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karna itu kami kelompok 1 menyadari
bahwa pada penulusan makalah ini kami banyak kesalahan. Maka keritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanna makalah ini. Semog makalah
ini memberi informasi bagi teman-teman dan sahabat sekalian dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan


makalah ini,terutama buat dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu dari
awal pembuatan makalah sampai akhir pembuatannya. Kami doakan semoga mereka sema
dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Wassalammu’alaikum warahmatullahhi wabarakatuh

Praya, 27 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang......................................................................................................................

B.Rumusan masalah.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Sejarah munculnya ilmu ekonomi.......................................................................................

B.Ruang lingkup ekonomi makro...........................................................................................

C.Perbedaan ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro..............................................

D.Prinsip dasar ekonomi islam ...............................................................................................

E.Konsep aggregate supplay dan aggregat demand..............................................................

F.Model dinamika ibnu khldun...............................................................................................

BAB III

A.Kesimpulan............................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang perilaku, etika, dan moral yang tidak bisa
dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang
nilai-nilai yang harus ditaati oleh manusia dalam melakukan interaksi ekonomi.
Karenanya, aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial, budaya,
politik, lingkungan, dan keberlangsungan generasi di masa yang akan datang.
Sistem ekonomi menghendaki terpenuhinya kebutuhan semua orang,
pembagian pendapatan dan kekayaan yang adil, serta pemberian kesempatan kerja
sehingga setiap individu mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusinya
masingmasing. Prinsip syariah mencegah terjadinya eksploitasi individu oleh individu
lain atau eksploitasi sumberdaya alam. Karakteristik unik dari ekonomi syariah salah
satunya adalah menyeimbangkan ekonomi dari aspek dunia dan akhirat.
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi tidak dapat dilepaskan
dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan atas
prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan.
Prinsip ekonomi syariah mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak
(win win solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau
win lose. Prinsip syariah juga melarang investasi yang mengandung unsur riba,
gharar (mengubah kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk
mendapatkeuntungan), gambling, maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki,
dan berbagai transaksi lain yang merugikan salah satu pihak.
Ekonomi berprinsip syariah menolak konsep bebas-resiko (risk free) dalam
setiap perbuatan, termasuk investasi. Setiap pihak yang terlibat dalam investasi harus
menanggung bersama setiap resiko yang terjadi, tidak adil apabila salah satu pihak
bebas risiko sedangkan pihak lain harus menanggung risiko. Karena dasar inilah
prinsip syariah melarang sistem bunga (riba). Pada sistem bunga, pihak kreditur
dijamin akan mendapat pengembalian investasi, sedangkan pihak debitur yang
menerima dan mengelola belum pasti akan mendapatkan penghasilan sebesar bunga
yang ditetapkan atau diminta oleh kreditur. Bisa jadi debitur mendapatkan hasil yang
lebih tinggi dari bunga yang ditetapkan atau malah sebaliknya. Meminjamkan uang
dengan meminta bunga akan memberikan jaminan dan kepastian keuntungan kepada
satu pihak sementara pihak lain harus menanggung ketidakpastian yaitu mengalami
keuntungan atau kerugian.
B. Rumusan Masalah
1. apa penyebab munculnya ilmu ekonomi?
2. bagaimana ruang lingkup ekonomi makro?
3. apa saja perbedaan ilmu ekonomi mikro dan makro?
4. apa saja prinsip dasar ekonomi islam?
5. bagaimana konsep aggregate supply dan aggregate demand?
6. bagaimana model dinamika ibnu khaldun?
BAB II

PENDAHULUAN

A. Sejarah Munculnya Ilmu Ekonomi

Menurut sejarah, kemunculan ilmu ekonomi makro dipicu oleh sebuah


peristiwa ekonomi yang disebut Great Depression (Depresi Besar) yang terjadi di
Amerika Serikat medio 1929 sampai 1933. Peristiwa ini memicu serangkaian
permasalahan di bidang ekonomi, seperti pengangguran, investasi merosot, dan hasil
dari perekonomian berkurang.

Sebagaimana diketahui peristiwa Depresi Besar diawali dari penerapan liberasi


ekonomi. Jangka waktu empat tahun, peristiwa ini memunculkan berbagai keragu-
raguan atas hipotesis dari ilmu ekonomi klasik, yang menyebutkan “invisible hand”
akan bergerak menyeimbangkan keadaan pasar. Hipotesis dari teori ini tidak terbukti
dalam peristiwa ini.

Hal ini memicu seorang ekonom Inggris revolusioner, John Maynard Keynes,
merilis sebuah buku The General Theory of Employment, Interest and Money (1936).
Dimana buku ini berisi tentang kritik terhadap teori ilmu ekonomi klasik mengenai
pasar yang terlalu menekankan perekonomian dari sisi penawaran. Ia juga
menawarkan solusi yang mampu memulihkan keadaan ekonomi negara dengan
bantuan negara (pemerintah) itu sendiri di bidang ekonomi untuk memberikan
rangsangan dari sisi permintaan.

Dua ide radikal Keynes dalam buku tersebut memberikan angin segar bagi
dunia perekonomian. Ada tiga hal pembaruan yang perlu dilakukan. Pertama, ilmu
ekonomi perlu memperhatikan dimensi global / agregat (MAKRO) – inilah yang
memunculkan ilmu ekonomi makro seperti yang kita kenal sekarang ini. Kedua,
pemerintah berperan aktif dalam analisis ekonomi, sehingga memberikan asumsi
terhadap pentingnya peranan analis kebijakan ekonomi. Ketiga, perlunya dilakukan
studi-studi empiris terkait kebijakan ekonomi makro.

Solusi radikal yang ditawarkan Keynes membuat namanya dikenang sebagai


“Bapaknya ilmu ekonomi makro” sekaligus ekonom perintis yang mengembangkan
analisis induktif. Sebab, sebelumnya ekonomi hanya dianalisis dengan menggunakan
analisis deduktif. Padahal analisis induktif juga perlu diterapkan.

B. Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Ruang lingkupnya ekonomi makro, antara lain:

1. Menentukan Kegiatan Perekonomian Negara


Ilmu ekonomi makro akan mampu menjelaskan pergerakan perekonomian
dalam menghasilkan barang dan jasa. Pendekatan yang digunakan akan memberi
detail pengeluaran secara keseluruhan, yaitu: pengeluaran pemerintah, ekspor /
impor, pengeluaran rumah tangga, dan pengeluaran perusahaan / investasi.

2. Kebijakan Pemerinatah

Sebuah negara takkan lepas dari persoalan tentang inflasi atau


pengangguran. Disini pemerintah berperan penting dalam mengatasi permasalahan
ini dengan serangkaian kebijakan – fiskal atau moneter.

Kebijakan fiskal adalah strategi pemerintah mengubah struktur dan jumlah


pajak, serta pengeluaran dengan tujuan mempengaruhi aktivitas ekonomi.
Sementara itu, kebijakan moneter merupakan strategi pemerintah dalam
mempengaruhi peredaran uang di masyarakat.

3. Pengeluaran Menyeluruh (Agregat)

Pengeluaran menyeluruh (agregat) yang tidak ideal bisa memicu masalah


perekonomian. Ketika pengeluaran menyeluruh berada dalam taraf yang ideal,
maka inflasi bisa dikontrol dan kesempatan kerja lebih baik.

C. Perbedaan Ilmu Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro

Ekonomi mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari tentang


variabel-variabel ekonomi dalam lingkup lebih kecil , seperti perusahaan, perilaku
konsumen, permintaan dan penawaran, produksi, harga, dan lainnya. Sementara
ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara menyeluruh (agregat),
seperti jumlah uang beredar, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan
kerja, inflasi, neraca pembayaran internasional, dan pertumbuhan ekonomi.

Baik ekonomi mikro maupun makro penting untuk mengukur dan


menganalisis tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam lingkup kecil dan
negara bahkan internasional dalam lingkup yang lebih luas. Keduanya memiliki
keterkaitan satu sama lain. Meski demikian, ekonomi mikro berbeda dengan ekonomi
makro. Berikut perbedaan diantara keduanya yang harus Anda ketahui.

1. Aspek Analisis

Dari penggunaan istilahnya mikro dengan makro sudah memiliki perbedaan


dalam cakupan atau ruang lingkup yang dipelajari. Ekonomi mikro mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup yang lebih kecil atau sempit.
Sebaliknya, ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam
lingkup yang lebih luas.

Ekonomi mikro difokuskan pada aspek analisis atau variabel-variabel


ekonomi seperti teori produksi, teori harga, permintaan dan penawaran,
elastisitas, analisis biaya dan manfaat, model-model pasar, industri, perilaku
konsumen, mekanisme pasar, dan lain sebagainya.

Adapun variabel-variabel yang menjadi aspek analisis dalam ekonomi


makro meliputi investasi, pendapatan nasional, pengangguran dan kesempatan
kerja, inflasi, moneter, neraca pembayaran, dan lainnya.

2. Konsep Dasar

Ekonomi mikro fokus pada tiga konsep dasar teori, yakni:

a. Teori produksi

Keberadaan barang dan jasa menjadi inti sari dalam kegiatan


ekonomi, utamanya pada lingkup mikro. Barang dan jasa tentu saja tak
muncul secara tiba-tiba tetapi harus diproduksi. Oleh sebab itu diperlukan
pemahaman tentang teori produksi yang berkaitan dengan kuantitas dan
faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya produksi,
dan lain sebagainya.

b. Teori harga

Harga berperan penting dalam menentukan nilai suatu barang atau


jasa. Selain itu, harga juga mempermudah dalam proses transaksi
ekonomi. Harga berkaitan erat dengan interaksi antara permintaan
(demand) dan penawaran (supply). Jadi, penentuan harga suatu barang
atau jasa dipengaruhi oleh tingkat permintaan konsumen dan penawaran
oleh produsen terhadap barang atau jasa tersebut. Oleh sebab itu, harga
bisa jadi fluktuatif.

c. Teori distribusi

Di balik produksi barang dan jasa, ada modal untuk pengadaan bahan
baku dan lainnya. Tak hanya itu, ada pula tenaga kerja yang harus
mendapatkan upah. Nah, teori distribusi menitikberatkan pada bahasan
seputar aspek-aspek tersebut. Distribusi juga dimaksudkan sebagai bagian
dari kegiatan pemasaran (marketing) atau penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Pada proses ini muncul rantai distribusi yang
melibatkan peran dari distributor, pedagang grosir, dan juga retail.

Sementara konsep dasar yang menjadi fokus bahasan dalam ekonomi makro, meliputi:

a. Keluaran (Output) dan Pendapatan (Income)
Output dan pendapatan dalam ekonomi makro tentu bukan dalam
lingkup perusahaan, tetapi nasional. Estimasi keluaran mencakup total
nilai dari produksi nasional secara keseluruhan. Adapun untuk pendapatan
total hasil penjualan produksi nasional. Jadi, output sering kali menjadi
cerminan pendapatan, demikian pula sebaliknya.
Ukuran output secara makro adalah Produk Domestik Bruto (PDB).
Tinggi rendahnya PDB suatu negara dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi, akumulasi modal, dan kualitas sumber daya manusia. Jika suatu
negara mampu mengadopsi teknologi canggih, memiliki akumulasi modal
yang tinggi, dan tingkat pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber
daya manusia yang tinggi, maka akan memiliki PDB yang tinggi pula. Hal
ini berlaku sebaliknya.
b. Pengangguran
Diakui atau tidak masalah pengangguran atau kesempatan kerja
menjadi masalah krusial yang dihadapi suatu negara. Semakin rendahnya
kesempatan kerja yang tersedia, berakibat pada tingginya tingkat
pengangguran di negara tersebut.
Apa hubungannya dengan ekonomi makro? Tentu saja ada
hubungannya. Jika tingkat pengangguran tinggi, maka beban negara
semakin berat dan pertumbuhan ekonomi lambat karena produksi nasional
rendah. Selain itu, pengangguran juga berdampak pada tingkat daya beli
masyarakat yang rendah sehingga mengakibatkan lesunya perekonomian
suatu negara.
c. Inflasi dan Deflasi
Inflasi dan deflasi berkaitan dengan moneter. Inflasi merupakan
kenaikan harga umum, sedangkan deflasi kebalikannya, yakni penurunan
harga. Perubahan harga yang begitu drastis baik inflasi maupun deflasi
berisiko pada terjadinya krisis perekonomian negara secara menyeluruh.
Oleh sebab itu, penting untuk menstabilkan tingkat harga dengan
mengeluarkan kebijakan moneter seperti pengendalian jumlah uang
beredar, menaikkan tingkat suku bunga, atau yang lainnya.
3. Tujuan Analisis
Ditinjau dari tujuan analisisnya, ekonomi mikro berbeda dengan makro.
Ekonomi mikro lebih menitikberatkan pada analisis tentang cara mengalokasikan
sumber daya baik berupa modal, peralatan, maupun tenaga kerja agar diperoleh
kombinasi yang tepat sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang
diharapkan.
Adapun tujuan analisis pada ekonomi makro yaitu lebih menitikberatkan
pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara
agregat atau menyeluruh baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
Pada prinsipnya baik ekonomi mikro maupun makro merupakan cabang
ilmu ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam membahas
suatu perekonomian, tidak bisa hanya dengan indikator ekonomi mikro atau
makro saja, tetapi keduanya. Ekonomi mikro menjadi cikal bakal ekonomi makro.
D. Prinsip Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam
didasarkan atas lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil).
1. Prinsip Tauhid
Tauhid merupakan pondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia
menyaksikan bahwa “Tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah dan
“tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain daripada Allah” karena Allah
adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk
pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Karena itu, Allah adalah
pemilik hakiki. Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki untuk sementara
waktu, sebagai ujian bagi mereka.
Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi
memiliki tujuan. Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-
Nya. Karena itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam dan
sumber daya serta manusia (mu’amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan
dengan Allah. Karena kepada-Nya manusia akan mempertanggungjawabkan
segala perbuatan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
2. ‘Adl
Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil.
Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara dzalim.
Keadilan dalam hukum Islam berarti pula keseimbangan antara kewajiban yang
harus dipenuhi oleh manusia (mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk
menunaikan kewajiban itu. Di bidang usaha untuk meningkatkan ekonomi,
keadilan merupakan “nafas” dalam menciptakan pemerataan dan kesejahteraan,
karena itu harta jangan hanya saja beredar pada orang kaya, tetapi juga pada
mereka yang membutuhkan.
3. Nubuwwah
Karena sifat rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu
saja di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu diutuslah para Nabi dan
Rasul untuk menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang
bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia, dan mengajarkan jalan untuk
kembali (taubat) keasal-muasal segala sesuatu yaitu Allah. Fungsi Rasul adalah
untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat
keselamatan di dunia dan akhirat. Untuk umat Muslim,Allah telah mengirimkan
manusia model yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman,
Nabi Muhammad Saw. Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh
manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi serta bisnis pada khususnya adalah
Sidiq (benar, jujur), amanah ( tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas),
fathonah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh (komunikasi
keterbukaan dan pemasaran).
4. Khilafah
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi khalifah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi.
Karena itu pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin.
Dalam Islam pemerintah memainkan peranan yang kecil tetapi sangat
penting dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin
perekonomian agar berjalan sesuai dengan syari’ah, dan untuk memastikan tidak
terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam kerangka
mencapai tujuan-tujuan syari’ah untuk memajukan kesejahteraan manusia. Hal ini
dicapai dengan melindungi keimanan, jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan
manusia.
5. Ma’ad
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara
harfiah ma’ad berarti kembli. Dan kita semua akan kembali kepada Allah. Setiap
individu memiliki kesamaan dalam hal harga diri sebagai manusia. Pembedaan
tidak bisa diterapkan berdasarkan warna kulit, ras, kebangsaan, agama, jenis
kelamin atau umur. Hak-hak dan kewajibankewajiban eknomik setiap individu
disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya dan dengan peranan-peranan
normatif masing-masing dalam struktur sosial supaya mendapatkan hasil yag
baik.
E. Konsep Aggregat Supply dan Aggregat Demand

Permintaan Agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa


oleh pengguna dalam ekonomi.) Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregat
dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai
jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. Kurve
permintaan agregat mempunyai slope negatif.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif
adalah:
1. Efek Kekayaan
Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki.
Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada
pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan
yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)
2. Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi
harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi
3. Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestic &
asing
Kurva Permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang
menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat
harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. ada dua cara yang digunakan
untuk menurunkan kurva permintaaan agregat.
1. Pendekatan Teori Jumlah Uang terhadap Permintaan Agregat
Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah
pengeluaran nominal  atas barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga
dan Y adalah output riil agregat atau secara ekuivalen adalah  pendapatan riil
agregat. Keterkaitan antara jumlah uang dan total pengeluaran dari barang dan
jasa akhir dikemukakan oleh Irving Fisher.  Untuk memperoleh hubungan ini,
teori jumlah uang menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money )
yaitu rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang
(misalya rupiah ) yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian. Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih
jelas sebagai total pengeluaran P xY dibagi dengan jumlah uang M :
P ×Y
v=
M
Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah
uang sebesar Rp, 1 triliun, barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah
sebanyak 5 kali.
Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan
persamaan pertukaran (equation of change) yang menghubungkan pendapatan
nominal dengan jumlah uang dan percepatan.

M × V =P ×Y
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa
kali uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan
nominal, yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan
jasa pada tahun tersebut.
Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas  suatu hubungan
yang benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa
ketika uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan
arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V
yang membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah.
Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman
menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat
diprediksi yang tidak dihubungkan denagn perubahan uang beredar. Dengan
analisis ini, prsamaan pertukaran dibah menjadi suatu teori mengenai bagaimana
pengeluaran agregat ditentukan  dan disebut sebagai teori jumlah uang ( quantity
theory of money ). Dengam demikian, teori jumlah uang menyimpulkan bahwa
perubahan pengeluaran agregat terutama  ditentun oleh perubahan uang beredar.
2. Menurunkan Kurva Permintaan Agregat

Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana


uang memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan
kurva permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu :

a. Pengeluaran konsumen ( customer expenditure )


Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.
b. Pengeluaran investasi yang direncanakan (planned investment
spending)
Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas
mesin pabrik, dan barang modal lain yang bar ditambah pengeluaran
yang direncanakan atas  rumah baru.
c. Pengeluaran pemerintah ( goverment spending )
Yaitu pengeluaran  oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa .
d. Ekspor bersih (net export )
Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik,
sama dengan ekspor dikurangi impor.
Maka persamaan permintaan agregat dapat diperoleh :

Dimana :
C = pengeluaran konsumen,
I   = pengeluaran investasi
G  =  pengeluaran pemerintah
NX = ekspor bersih
Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa
kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin
rendah tingkat harga (P ↓), dengan juml uang nominal yang konstan,
menyebabkan jumlah uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli,
(M/P  ↑  ) yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P ↑
) yang dihasilkan dan tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku
bunga menurun (i ↓ ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik
baru membuat investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi
pengeluaran investasi yang direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi
yang direncanakan secara langsung menambah permintaan agregat (Yαd ),
tingkat harga yang lebih rendah mengakibatkan tingkat jumlah output agregat
yang diminta lebih tinggi (P↓  →Yαd↑ ), secara sistematis, persamaan itu dapat
dituliskan sebagai berikut :
P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑
Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai
kemiringan yang menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena
tingkat harga yang lebih rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang
lebih besar dan menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai
aset dollar relatif terhadap nilai mata uang lain. Nilai dollar yang semakin rendah
membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih murah terhadap barang-
barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an meningkatkan
permintaan agregat.
                                            P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→ Yαd↑
Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat
Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan
uang beredar riil  meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan permintaan
agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan
agregat ke kanan , hal ini dikarenakan  kenaikan uang beredar akan menurunkan
suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang direncanakan dan ekspor
bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain juga merupakan
penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.
Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir
perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output
(pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan
barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku
dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva
penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.

Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output
menurun, dan umlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga
menurun.Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri
ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.

Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Penawaran Jangka Pendek

Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser


adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ;

1. tingkat kekakuan pasar tenaga kerja,

2. perkiraan inflasi,

3. upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan

4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti  biaya
energi).

Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan


Keynesian perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis
Keynesian sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di
pasaran tenaga kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat
harga tidak akan mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh
dicapai. Tingkat harga tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat
harga tersebut adalah P0. Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan
sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih
terus berlaku, pendapatan nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan
meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah
pendapatan nasional. Dengan demikian peningkatan harga akan menambah
pendapatan nasional riil. Sifat dari hubungan ini digambarkan oleh kurva
penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh golongan
Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat
golongan Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara
penawaran agregat jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS)
dengan penawaran agregat jangka panjang (long run aggregate supply atau
LRAS). Yang dimaksudkan dengan “jangka pendek” dalam konsep diatas adalah
jangka waktu dimana hanya harga-harga barang dan harga bahan mentah (seperti
minyak) yang akan mengalami perubahan. Sedangkan dalam “jangka panjang”
perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat harga barang-barang tetapi juga ke
atas harga-harga input (bahan mentah dan faktor-faktor produksi) yang digunakan
dalam proses produksi.
Kurva Phillips Dan Penawaran Agregat
Kurva Phillips menggambarkan ciri perhubungan diantara tingkat kenaikan
upah dengan tingkat pengangguran, atau di antara tingkat harga dengan tingkat
pengangguran. Nama kurva tersebut diambil dari orang yang mula-mula sekali
membuat studi dalam aspek tersebut. Dalam tahun 1958 A.W. Phillips, yang pada
waktu itu menjadi Profesor di London School of Economics, menerbitkan satu
studi mengenai cirri-ciri perubahan tingkat upah di Inggris dalam periode 1861-
1957. Studi tersebut meneliti sifat hubungan diantara tingkat pengangguran dan
kenaikan tingkat upah. Kesimpulan dari studi tersebut adalah : terdapat suatu sifat
hubungan yang negative (berbalikan) diantara kenaikan tingkat upah dengan
tingkat pengangguran. Pada ketika tingkat pengangguran tinggi, persentasi
kenaikan tingkat upah adalah rendah dan apabila tingkat pengangguran rendah,
persentasi kenaikan tingkat upah adalah tinggi.
Kurva Phillips
Contoh hipotetikal sesuatu kurva Phillips ditunjukkan pada gambar 3.1.
Titik-titik dalam grafik tersebut menunjukkan hubungan diantara kenaikan tingkat
upah nominal dan tingkat pengangguran. Perhatikan dua contoh berikut : dalam
tahun t0– yaitu tahun 1990, tingkat pengangguran adalah m0 dan persentasi
kenaikan upah adalah DW0’ dan dalam tahun t1 yaitu tahun 1995 tingkat
pengangguran adalah m1 dan tingkat kenaikan upah adalah DW1. Titik to dan
t1 menggambarkan hubungan tersebut. Maksudnya titik t0 menunjukkan pada
tahun 1990 kenaikan upah adalah DW0 dan pada waktu itu tingkat pengangguran
adalah m0 dan titik t1 menunjukkan pada tahun 1995 besarnya kenaikan upah
adalah DW1 dan pada tahun yang sama tingkat pengangguran adalah m1. kurva
Phillips ditentukan (secara analisis statistik) berdasarkan kedudukan titik-titik
yang dicontohkan di atas. Walau bagaimanapun kurva Phillip telah memberi
gambaran yang berguna mengenai pertalian di antara perubahan tingkat upah dan
tingkat pengangguran. Kurva itu dapat digunakan sebagai suatu titik tolak untuk
memahami bentuk yang lebih realistis dari kurva penawaran agregat.
gambar 1. kurva philips.

Kurva Phillips Dan Penawaran Agregat


Untuk memahami bentuk yang lebih realistis dari kurva penawaran agregat
AS, dua langkah perlu dilakukan. Yang pertama, berdasarkan kepada kurva
Phillips, perlu ditentukan sifat hubungan di antara tingkat upah dengan tingkat
kesempatan kerja. Ini ditunjukkan oleh grafik (a) pada gambar 3.2. Kedua,
berdasarkan sifat hubungan di antara tingkat upah dan tingkat kesempatan kerja
dalam grafik (a) ini, selanjutnya ditentukan pula hubungan diantara tingkat harga
dengan pendapatan nasional riil. Hubungan tersebut menggambarkan kurva
penawaran agregat dalam perekonomian dan ditunjukkan dalam grafik (b). Kurva
Phillips menunjukkan bahwa : semakin kecil tingkat pengangguran, semakin
tinggi tingkat kenaikan upah. Dengan kata lain, peningkatan kesempatan kerja
akan mempercepat kenaikan upah dan mempertinggi tingkat upah.
gambar 2. membentuk kurva penawaran agregat

F. Model Dinamika Ibnu Kaldun

Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk
ajaran tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan
permintaan, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan
penduduk, makro ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik, daur perdagangan,
pertanian, industri dan perdagangan, hak milik dan kemakmuran, dan sebagainya. Ia
juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalam perkembangan
ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam kurva
penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, selain sebagai tokoh utama dalam bidang sosiologi dari
kalangan umat Islam, Ibn Khaldun juga membicarakan aspek- aspek ekonomi. Secara
singkat akan dipaparkan pemikiran-pemikiran Ibn Khaldun tentang ekonomi antara
lain:

1. Mekanisme Pasar
Ibn Khaldun secara khusus memberikan ulasan tentang harga dalam
bukunya muqaddimah “Hargaharga di Kota”. (Ibn Khaldun, terj., 2001 : 647-
650). Ia membagi jenis barang menjadi dua jenis yaitu barang kebutuhan dan
barang pelengkap. Menurutnya bila suatu kota berkembang dan populasinya
bertambah banyak, maka pengadaan barang-barang kebutuhan pokok menjadi
prioritas (Aditiawarman, 2008: 408). Di lain pihak, permintaan terhadap
barangbarang pelengkap akan meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan
berubahnya gaya hidup. Dalam bahasa ekonomi kontemporernya, terjadi
peningkatan disposable income dari penduduk kota dapat meningkatkan marginal
propensity to consumen terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk
kota tersebut. Hal ini menciptakan permintaan baru terhadap barang-barang
mewah. Akibatnya barang-barang mewah akan meningkat pula (Amalia, 2010:
238).

Naik turunnya sebuah permintaan terhadap suatu barang, menurut Ibn


Khaldun berdampak terhadap harga. Ketika barang-barang yang tersedia sedikit
maka harga akan naik. Namun bila jarak antar suatu kota dekat dan aman untuk
melakukan perjalanan, maka akan banyak barang yang dapat diimpor sehingga
ketersediaan barang akan melimpah, dan harga akan turun. Dengan demikian Ibn
Khaldun telah mengidentifikasi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai
penentu keseimbangan harga

2. Keuntungan

Keuntungan menurut Ibn Khaldun adalah nilai yang timbul dari kerja
manusia yang diperoleh dari usaha untuk mencapai barang-barang dan perhatian
untuk memilikinya. Oleh karena itu kerja, manusia merupakan elemen penting
dalam proses produksi (Amalia, 2005: 241).

Nilai suat produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya.
Demikian pula, kekayaan bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki
bangsa tersebut, tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasanya dan
ditentukan pula oleh neraca pembayaran yang sehat. Neraca pembayaran yang
sehat merupakan konsekuensi alamiah dari tingkat produksi yang tinggi
(Abdullah, 2010: 290).

Teori nilai kerja Ibn Khaldun ini kemudian juga diungkapkan oleh David
Ricardo (1772- 1883) empat abad kemudian. Dalam teorinya tentang nilai kerja
dan upah alami, Ricardo menjelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan
oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut, yaitu
biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk
bertahan hidup bagi buruh yang bersangkutan. (Deliarnov, 2003:53)

Dalam hal ini Ricardo lebih menekankan pada maksimalisasi hasil produksi
dan minimalisasi ongkos produksi dengan memberikan upah minimum bagi
buruh. Hal ini berlawanan dengan konsep Ibn Khaldun yang menghargai kerja
manusia dalam proses produksi, sehinga gaji, upah dan keuntungan bagi pekerja
yang didapat
dari hasil produksi harus sesuai dengan kualitas yang dimiliki buruh tersebut.

Dengan demikian Ibn Khaldun mengemukakan bahwa nilai sesuatu itu


terletak pada kerja manusia yang dicurahkan kepadanya, atau dengan kata lain
substansi nilai itu adalah kerja, dan segala yang terpenting dalam kerja tersebut
adalah pencurahan
tenaga untuk memproduksi sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
(Amalia, 2005:241). Sebagaimana yang dikatakan oleh Khalifah Ali bahwa nilai
setiap orang terletak pada keahlian yang dimilikinya.

3. Division of labor dan Perdagangan Internasional

Ibn Khaldun berpendapat bahwa apabila pembagian pekerjaan kepada


masyarakat berdasarkan kepada spesialisasi dan keahlian masyarakat tersebut,
maka menurutnya akan menghasilkan output yang lebih besar. Konsep ini
berdampak terhadap adanya peningkatan hasil dari suatu produksi. Dan
sebagaimana teori division of labor-nya Adam Smith (1729-1790), bahwa
pembagian kerja akan mendorong spesialisasi, dimana orang akan memilih
pekerjaan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing pekerja. Hal ini akan meningkatkan produktivitas dari tenaga
kerja, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil produksi secara total
(Deliarnov, 2003: 36).

Ibn Khaldun menyarankan adanya kerja sama yang saling menguntungkan


dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam teori ekonomi modern teori ini
dikenal dengan teori comparative advantage. Selain itu melalui spesialisasi dan
kerja sama sosial, maka kinerja manusia menjadi berlipat ganda. Produksi agregat
yang dihasilkan oleh manusia yang bekerja sama akan lebih besar bila
dibandingkan dengan jumlah total produksi individu dari setiap orang yang
bekerja secara individu dan lebih besar pula dibandingkan dengan jumlah yang
dibutuhkan mereka untuk dapat bertahan hidup. Ada surplus yang tersisa yang
dapat digunakan untuk diperdagangkan.

4. Keuangan Publik

Pemerintah tidak dapat menciptakan uang. Uang yang dibelanjakan oleh


pemerintah berasal dari penduduk melalui pajak. Pajak sebagai sumber
pemasukan negara harus dikelola dengan baik sehingga dapat memberikan hasil
yang maksimal dan nantinya bisa digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan
sosial rakyat. Karena itulah menurut Ibn Khaldun keberadaan departemen
perpajakan sangat penting bagi
kekuasaan raja. Departemen ini berkaitan dengan operasional perpajakan dan
memelihara hakhak negara terkait pendapatan dan pengeluaran negara (Ibn
Khaldun, 2000: 249).

Perekonomian yang meningkat di awal pemerintahan akan mendatangkan pajak


yang lebih tinggi dari tarif pajak yang lebih rendah, sementara perekonomian
yang depresi akan mendatangkan pajak yang lebih rendah dengan tarif yang lebih
tinggi. Alasan terjadinya hal tersebut adalah rakyat yang mendapatkan perlakuan
tidak adil dalam kemakmuran mereka akan mengurangi keinginan mereka untuk
menghasilkan dan memperoleh kemakmuran. Ketika rasa keinginan itu hilang,
maka mereka akan berhenti bekerja karena semakin besar beban maka akan
semakin besar efek terhadap usaha mereka dalam berproduksi.

5. Standar Kekayaan Negara

Menurut Ibn Khaldun kakayaan sebuah negara tidak ditentukan oleh


banyaknya uang di negara tersebut, tetapi kekayaan negara ditentukan oleh
tingkat produksi domestik dan neraca pembayaran yang positif dari negara
tersebut (Karim, 2006: 190).

Dengan demikian, negara yang makmuradalah negara yang mampu


memproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan, sehingga kelebihan hasil
produksi tersebut diekspor, dan pada akhirnya akan menambah kemakmuran di
negara tersebut. Berikut merupakan konsep ekonomi menurut Ibn Khaldun
sebagai indikator dari kekayaan suatu negara.

6. Konsep Uang

Ibn Khaldun mengemukakan bahwa emas dan perak selain berfungsi


sebagai uang juga digunakan sebagai medium pertukaran dan alat pengukur nilai
sesuatu. Uang itu tidak harus mengandung emas dan perak, hanya saja emas dan
perak dijadikan standar nilai uang, sementara pemerintah menetapkan harganya
secara konsisten. Oleh karena itu Ibn Khaldun menyarankan agar harga emas dan
perak itu konstan meskipun harga-harga lain berfluktuasi (Karim, 2001: 4).

Berdasarkan pendapat Ibn Khaldun di atas, sebenarnya standar mata uang


yang ia sarankan masih merupakan standar emas hanya saja standar emas dengan
sistem the gold bullion standard, yaitu ketika logam emas bukan merupakan alat
tukar namun otoritas moneter menjadikan logam tersebut sebagai parameter
dalam menentukan nilai tukar uang yang beredar. Koin emas tidak lagi secara
langsung dipakaisebagai mata uang. Dalam sistem ini, diperlukan suatu
kesetaraan antara uang kertas yang beredar dengan jumlah emas yang disimpan
sebagai back up. Setiap orang bebas memperjualbelikan emas, tetapi pemerintah
menetapkan harga emas.

7. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan dan pembangunan, menurut Ibn Khaldun bergantung pada


aktivitas ekonomi, jumlah dan pembagian tenaga kerja, luasnya pasar, tunjangan
dan fasilitas yang disediakan negara, serta peralatan. Pada gilirannya tergantung
pada tabungan atau surplus yang dihasilkan setelah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan, maka negara akan
semakin besar. Pendapatan yang besar akan memberikan kontribusi terhadap
tingkat tabungan yang lebih tinggi dan investasi yang lebih besar untuk peralatan
dan dengan demikian akan ada kontribusi yang lebih besar di dalam
pembangunan dan kesejahteraan (Amalia, 2005: 249)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Munculnya Ilmu Ekonomi

Menurut sejarah, kemunculan ilmu ekonomi makro dipicu oleh sebuah peristiwa
ekonomi yang disebut Great Depression (Depresi Besar) yang terjadi di Amerika
Serikat medio 1929 sampai 1933. Peristiwa ini memicu serangkaian
permasalahan di bidang ekonomi, seperti pengangguran, investasi merosot, dan
hasil dari perekonomian berkurang.

2. Ruang Lingkup Ekonomi Makro

a. Menentukan Kegiatan Perekonomian Negara


b. Kebijakan Pemerinatah
c. Pengeluaran Menyeluruh (Agregat)

3. Perbedaan Ilmu Ekonomi Mikro Dan Ilmu Ekonomi Makro

a. Aspek Analisis

b. Konsep Dasar

c. Tujuan Analisis

4. Prinsip Dasar Ekonomi Islam

a. Tauhid (keimanan)

b. ’Adl (keadilan)

c. Nubuwwah (kenabian)

d. Khilafah (pemerintah)

e. Ma’ad (hasil)

5. Konsep Aggregate Supply Dan Aggregate Dinmika

a. pendekatan teori jumlah uang terhadap permintaan aggegate


b. menurunkan penurunan aggregate

6. Model Dinamika Ibnu Khaldun

a. Mekanisme Pasar, yang mengambarkan bahwa kekuatan permintaan dan


penawaran
sebagai faktor penentu untuk keseimbangan harga.

b. Keuntungan, sebuah nilai yang akan timbul dari kerja manusia. Nilai suatu
produk
sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya. Demikian pula,
kekayaan bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki bangsa
tersebut, tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasanya dan ditentukan
pula oleh neraca pembayaran yang sehat.

c. Division of labour, spesialisasi dan keahlian msyarakat akan menghasilkan


output yang
lebih besar. Konsep ini berdampak terhadap adanya peningkatan hasil dari
suatu produk, ketika pekerjaan tersebut diserahkan kepada ahlinya.

d. Keuangan Publik, berasal dari pajak. Penetapan pajak yang berprinsip pada
keadilan merupakan suatu keharusan. Ibnu Khaldun menegaskan bahwa
penetapan
dan pembebasan pajak harus sesuai dengan syariah, seperti sedekah, pajak
tanah, kharaj, jizyah, dan lain-lain. Semua itu memiliki batas yang tetap dan
tidak bisa dilebihkan.

e. Standar Kekayaan Negara, Menurut Ibn Khaldun kakayaan sebuah negara


tidak
ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi kekayaan negara
ditentukan oleh tingkat produksi domestik dan neraca pembayaran yang
positif dari negara tersebut.

f. Standar mata uang dengan memprediksi tentang perkembangan


perekonomian. Dilihat perkembangan perekonomian zaman sekarang hal ini
terbukti bahwa untuk penetapan mata uang harus berpijak pada standar dari
mata uang yang ditetapkan oleh pemerintah.

g. Kesejahteraan masyarakat, teorinya tentang produksiyang didalamnya


membahas masalah pembagian kerja dan eϐisiensi menjelaskan pada negara
bahwa proses produksi harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan
kekayaan negara. Produksi maksimum akan memungkinkan swasembada dan
kelebihan supply yang kemudian biasa dijual di pasar luar negeri. Ekspor
barang akan membuat neraca pembayaran Negara positif dan kesejahteraan
rakyat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.mypurohith.com/pengertian-ekonomi-makro/
https://www.simulasikredit.com/perbedaan-antara-ekonomi-mikro-dengan-ekonomi-makro/

http://repository.uin-suska.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai