DISUSUN OLEH :
Makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karna itu kami kelompok 1 menyadari
bahwa pada penulusan makalah ini kami banyak kesalahan. Maka keritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanna makalah ini. Semog makalah
ini memberi informasi bagi teman-teman dan sahabat sekalian dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang......................................................................................................................
B.Rumusan masalah.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
A.Kesimpulan............................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang perilaku, etika, dan moral yang tidak bisa
dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang
nilai-nilai yang harus ditaati oleh manusia dalam melakukan interaksi ekonomi.
Karenanya, aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial, budaya,
politik, lingkungan, dan keberlangsungan generasi di masa yang akan datang.
Sistem ekonomi menghendaki terpenuhinya kebutuhan semua orang,
pembagian pendapatan dan kekayaan yang adil, serta pemberian kesempatan kerja
sehingga setiap individu mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusinya
masingmasing. Prinsip syariah mencegah terjadinya eksploitasi individu oleh individu
lain atau eksploitasi sumberdaya alam. Karakteristik unik dari ekonomi syariah salah
satunya adalah menyeimbangkan ekonomi dari aspek dunia dan akhirat.
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi tidak dapat dilepaskan
dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan atas
prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan.
Prinsip ekonomi syariah mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak
(win win solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau
win lose. Prinsip syariah juga melarang investasi yang mengandung unsur riba,
gharar (mengubah kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk
mendapatkeuntungan), gambling, maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki,
dan berbagai transaksi lain yang merugikan salah satu pihak.
Ekonomi berprinsip syariah menolak konsep bebas-resiko (risk free) dalam
setiap perbuatan, termasuk investasi. Setiap pihak yang terlibat dalam investasi harus
menanggung bersama setiap resiko yang terjadi, tidak adil apabila salah satu pihak
bebas risiko sedangkan pihak lain harus menanggung risiko. Karena dasar inilah
prinsip syariah melarang sistem bunga (riba). Pada sistem bunga, pihak kreditur
dijamin akan mendapat pengembalian investasi, sedangkan pihak debitur yang
menerima dan mengelola belum pasti akan mendapatkan penghasilan sebesar bunga
yang ditetapkan atau diminta oleh kreditur. Bisa jadi debitur mendapatkan hasil yang
lebih tinggi dari bunga yang ditetapkan atau malah sebaliknya. Meminjamkan uang
dengan meminta bunga akan memberikan jaminan dan kepastian keuntungan kepada
satu pihak sementara pihak lain harus menanggung ketidakpastian yaitu mengalami
keuntungan atau kerugian.
B. Rumusan Masalah
1. apa penyebab munculnya ilmu ekonomi?
2. bagaimana ruang lingkup ekonomi makro?
3. apa saja perbedaan ilmu ekonomi mikro dan makro?
4. apa saja prinsip dasar ekonomi islam?
5. bagaimana konsep aggregate supply dan aggregate demand?
6. bagaimana model dinamika ibnu khaldun?
BAB II
PENDAHULUAN
Hal ini memicu seorang ekonom Inggris revolusioner, John Maynard Keynes,
merilis sebuah buku The General Theory of Employment, Interest and Money (1936).
Dimana buku ini berisi tentang kritik terhadap teori ilmu ekonomi klasik mengenai
pasar yang terlalu menekankan perekonomian dari sisi penawaran. Ia juga
menawarkan solusi yang mampu memulihkan keadaan ekonomi negara dengan
bantuan negara (pemerintah) itu sendiri di bidang ekonomi untuk memberikan
rangsangan dari sisi permintaan.
Dua ide radikal Keynes dalam buku tersebut memberikan angin segar bagi
dunia perekonomian. Ada tiga hal pembaruan yang perlu dilakukan. Pertama, ilmu
ekonomi perlu memperhatikan dimensi global / agregat (MAKRO) – inilah yang
memunculkan ilmu ekonomi makro seperti yang kita kenal sekarang ini. Kedua,
pemerintah berperan aktif dalam analisis ekonomi, sehingga memberikan asumsi
terhadap pentingnya peranan analis kebijakan ekonomi. Ketiga, perlunya dilakukan
studi-studi empiris terkait kebijakan ekonomi makro.
2. Kebijakan Pemerinatah
1. Aspek Analisis
2. Konsep Dasar
a. Teori produksi
b. Teori harga
c. Teori distribusi
Di balik produksi barang dan jasa, ada modal untuk pengadaan bahan
baku dan lainnya. Tak hanya itu, ada pula tenaga kerja yang harus
mendapatkan upah. Nah, teori distribusi menitikberatkan pada bahasan
seputar aspek-aspek tersebut. Distribusi juga dimaksudkan sebagai bagian
dari kegiatan pemasaran (marketing) atau penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Pada proses ini muncul rantai distribusi yang
melibatkan peran dari distributor, pedagang grosir, dan juga retail.
Sementara konsep dasar yang menjadi fokus bahasan dalam ekonomi makro, meliputi:
a. Keluaran (Output) dan Pendapatan (Income)
Output dan pendapatan dalam ekonomi makro tentu bukan dalam
lingkup perusahaan, tetapi nasional. Estimasi keluaran mencakup total
nilai dari produksi nasional secara keseluruhan. Adapun untuk pendapatan
total hasil penjualan produksi nasional. Jadi, output sering kali menjadi
cerminan pendapatan, demikian pula sebaliknya.
Ukuran output secara makro adalah Produk Domestik Bruto (PDB).
Tinggi rendahnya PDB suatu negara dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi, akumulasi modal, dan kualitas sumber daya manusia. Jika suatu
negara mampu mengadopsi teknologi canggih, memiliki akumulasi modal
yang tinggi, dan tingkat pendidikan yang menunjukkan kualitas sumber
daya manusia yang tinggi, maka akan memiliki PDB yang tinggi pula. Hal
ini berlaku sebaliknya.
b. Pengangguran
Diakui atau tidak masalah pengangguran atau kesempatan kerja
menjadi masalah krusial yang dihadapi suatu negara. Semakin rendahnya
kesempatan kerja yang tersedia, berakibat pada tingginya tingkat
pengangguran di negara tersebut.
Apa hubungannya dengan ekonomi makro? Tentu saja ada
hubungannya. Jika tingkat pengangguran tinggi, maka beban negara
semakin berat dan pertumbuhan ekonomi lambat karena produksi nasional
rendah. Selain itu, pengangguran juga berdampak pada tingkat daya beli
masyarakat yang rendah sehingga mengakibatkan lesunya perekonomian
suatu negara.
c. Inflasi dan Deflasi
Inflasi dan deflasi berkaitan dengan moneter. Inflasi merupakan
kenaikan harga umum, sedangkan deflasi kebalikannya, yakni penurunan
harga. Perubahan harga yang begitu drastis baik inflasi maupun deflasi
berisiko pada terjadinya krisis perekonomian negara secara menyeluruh.
Oleh sebab itu, penting untuk menstabilkan tingkat harga dengan
mengeluarkan kebijakan moneter seperti pengendalian jumlah uang
beredar, menaikkan tingkat suku bunga, atau yang lainnya.
3. Tujuan Analisis
Ditinjau dari tujuan analisisnya, ekonomi mikro berbeda dengan makro.
Ekonomi mikro lebih menitikberatkan pada analisis tentang cara mengalokasikan
sumber daya baik berupa modal, peralatan, maupun tenaga kerja agar diperoleh
kombinasi yang tepat sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang
diharapkan.
Adapun tujuan analisis pada ekonomi makro yaitu lebih menitikberatkan
pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara
agregat atau menyeluruh baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
Pada prinsipnya baik ekonomi mikro maupun makro merupakan cabang
ilmu ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam membahas
suatu perekonomian, tidak bisa hanya dengan indikator ekonomi mikro atau
makro saja, tetapi keduanya. Ekonomi mikro menjadi cikal bakal ekonomi makro.
D. Prinsip Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip ekonomi Islam yang merupakan bangunan ekonomi Islam
didasarkan atas lima nilai universal yakni : tauhid (keimanan), ‘adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil).
1. Prinsip Tauhid
Tauhid merupakan pondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia
menyaksikan bahwa “Tiada sesuatupun yang layak disembah selain Allah dan
“tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain daripada Allah” karena Allah
adalah pencipta alam semesta dan isinya dan sekaligus pemiliknya, termasuk
pemilik manusia dan seluruh sumber daya yang ada. Karena itu, Allah adalah
pemilik hakiki. Manusia hanya diberi amanah untuk memiliki untuk sementara
waktu, sebagai ujian bagi mereka.
Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi
memiliki tujuan. Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-
Nya. Karena itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam dan
sumber daya serta manusia (mu’amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan
dengan Allah. Karena kepada-Nya manusia akan mempertanggungjawabkan
segala perbuatan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
2. ‘Adl
Allah adalah pencipta segala sesuatu, dan salah satu sifat-Nya adalah adil.
Dia tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap makhluk-Nya secara dzalim.
Keadilan dalam hukum Islam berarti pula keseimbangan antara kewajiban yang
harus dipenuhi oleh manusia (mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk
menunaikan kewajiban itu. Di bidang usaha untuk meningkatkan ekonomi,
keadilan merupakan “nafas” dalam menciptakan pemerataan dan kesejahteraan,
karena itu harta jangan hanya saja beredar pada orang kaya, tetapi juga pada
mereka yang membutuhkan.
3. Nubuwwah
Karena sifat rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu
saja di dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu diutuslah para Nabi dan
Rasul untuk menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang
bagaimana hidup yang baik dan benar di dunia, dan mengajarkan jalan untuk
kembali (taubat) keasal-muasal segala sesuatu yaitu Allah. Fungsi Rasul adalah
untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat
keselamatan di dunia dan akhirat. Untuk umat Muslim,Allah telah mengirimkan
manusia model yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman,
Nabi Muhammad Saw. Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh
manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi serta bisnis pada khususnya adalah
Sidiq (benar, jujur), amanah ( tanggung jawab, dapat dipercaya, kredibilitas),
fathonah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualitas) dan tabligh (komunikasi
keterbukaan dan pemasaran).
4. Khilafah
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi khalifah dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi.
Karena itu pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin.
Dalam Islam pemerintah memainkan peranan yang kecil tetapi sangat
penting dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin
perekonomian agar berjalan sesuai dengan syari’ah, dan untuk memastikan tidak
terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam kerangka
mencapai tujuan-tujuan syari’ah untuk memajukan kesejahteraan manusia. Hal ini
dicapai dengan melindungi keimanan, jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan
manusia.
5. Ma’ad
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara
harfiah ma’ad berarti kembli. Dan kita semua akan kembali kepada Allah. Setiap
individu memiliki kesamaan dalam hal harga diri sebagai manusia. Pembedaan
tidak bisa diterapkan berdasarkan warna kulit, ras, kebangsaan, agama, jenis
kelamin atau umur. Hak-hak dan kewajibankewajiban eknomik setiap individu
disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya dan dengan peranan-peranan
normatif masing-masing dalam struktur sosial supaya mendapatkan hasil yag
baik.
E. Konsep Aggregat Supply dan Aggregat Demand
M × V =P ×Y
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa
kali uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan
nominal, yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan
jasa pada tahun tersebut.
Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas suatu hubungan
yang benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan bahwa
ketika uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan
arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V
yang membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah.
Teori jumlah permintaan uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman
menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang waktu dalam cara yang dapat
diprediksi yang tidak dihubungkan denagn perubahan uang beredar. Dengan
analisis ini, prsamaan pertukaran dibah menjadi suatu teori mengenai bagaimana
pengeluaran agregat ditentukan dan disebut sebagai teori jumlah uang ( quantity
theory of money ). Dengam demikian, teori jumlah uang menyimpulkan bahwa
perubahan pengeluaran agregat terutama ditentun oleh perubahan uang beredar.
2. Menurunkan Kurva Permintaan Agregat
Dimana :
C = pengeluaran konsumen,
I = pengeluaran investasi
G = pengeluaran pemerintah
NX = ekspor bersih
Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa
kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin
rendah tingkat harga (P ↓), dengan juml uang nominal yang konstan,
menyebabkan jumlah uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli,
(M/P ↑ ) yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P ↑
) yang dihasilkan dan tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku
bunga menurun (i ↓ ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik
baru membuat investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi
pengeluaran investasi yang direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi
yang direncanakan secara langsung menambah permintaan agregat (Yαd ),
tingkat harga yang lebih rendah mengakibatkan tingkat jumlah output agregat
yang diminta lebih tinggi (P↓ →Yαd↑ ), secara sistematis, persamaan itu dapat
dituliskan sebagai berikut :
P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑
Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai
kemiringan yang menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena
tingkat harga yang lebih rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang
lebih besar dan menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai
aset dollar relatif terhadap nilai mata uang lain. Nilai dollar yang semakin rendah
membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih murah terhadap barang-
barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an meningkatkan
permintaan agregat.
P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→ Yαd↑
Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat
Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan
uang beredar riil meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan permintaan
agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva permintaan
agregat ke kanan , hal ini dikarenakan kenaikan uang beredar akan menurunkan
suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang direncanakan dan ekspor
bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain juga merupakan
penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.
Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir
perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output
(pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan
barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku
dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva
penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.
Jika biaya produksi suatu outpu meningkat, keuntungan atas suatu unit output
menurun, dan umlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga
menurun.Kesimpulan : Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri
ketika biaya produksi meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.
2. perkiraan inflasi,
4. perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya
energi).
Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk
ajaran tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan
permintaan, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan
penduduk, makro ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik, daur perdagangan,
pertanian, industri dan perdagangan, hak milik dan kemakmuran, dan sebagainya. Ia
juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalam perkembangan
ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam kurva
penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, selain sebagai tokoh utama dalam bidang sosiologi dari
kalangan umat Islam, Ibn Khaldun juga membicarakan aspek- aspek ekonomi. Secara
singkat akan dipaparkan pemikiran-pemikiran Ibn Khaldun tentang ekonomi antara
lain:
1. Mekanisme Pasar
Ibn Khaldun secara khusus memberikan ulasan tentang harga dalam
bukunya muqaddimah “Hargaharga di Kota”. (Ibn Khaldun, terj., 2001 : 647-
650). Ia membagi jenis barang menjadi dua jenis yaitu barang kebutuhan dan
barang pelengkap. Menurutnya bila suatu kota berkembang dan populasinya
bertambah banyak, maka pengadaan barang-barang kebutuhan pokok menjadi
prioritas (Aditiawarman, 2008: 408). Di lain pihak, permintaan terhadap
barangbarang pelengkap akan meningkat sejalan dengan berkembangnya kota dan
berubahnya gaya hidup. Dalam bahasa ekonomi kontemporernya, terjadi
peningkatan disposable income dari penduduk kota dapat meningkatkan marginal
propensity to consumen terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk
kota tersebut. Hal ini menciptakan permintaan baru terhadap barang-barang
mewah. Akibatnya barang-barang mewah akan meningkat pula (Amalia, 2010:
238).
2. Keuntungan
Keuntungan menurut Ibn Khaldun adalah nilai yang timbul dari kerja
manusia yang diperoleh dari usaha untuk mencapai barang-barang dan perhatian
untuk memilikinya. Oleh karena itu kerja, manusia merupakan elemen penting
dalam proses produksi (Amalia, 2005: 241).
Nilai suat produk sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya.
Demikian pula, kekayaan bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki
bangsa tersebut, tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasanya dan
ditentukan pula oleh neraca pembayaran yang sehat. Neraca pembayaran yang
sehat merupakan konsekuensi alamiah dari tingkat produksi yang tinggi
(Abdullah, 2010: 290).
Teori nilai kerja Ibn Khaldun ini kemudian juga diungkapkan oleh David
Ricardo (1772- 1883) empat abad kemudian. Dalam teorinya tentang nilai kerja
dan upah alami, Ricardo menjelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan
oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut, yaitu
biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk
bertahan hidup bagi buruh yang bersangkutan. (Deliarnov, 2003:53)
Dalam hal ini Ricardo lebih menekankan pada maksimalisasi hasil produksi
dan minimalisasi ongkos produksi dengan memberikan upah minimum bagi
buruh. Hal ini berlawanan dengan konsep Ibn Khaldun yang menghargai kerja
manusia dalam proses produksi, sehinga gaji, upah dan keuntungan bagi pekerja
yang didapat
dari hasil produksi harus sesuai dengan kualitas yang dimiliki buruh tersebut.
4. Keuangan Publik
6. Konsep Uang
7. Kesejahteraan Masyarakat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut sejarah, kemunculan ilmu ekonomi makro dipicu oleh sebuah peristiwa
ekonomi yang disebut Great Depression (Depresi Besar) yang terjadi di Amerika
Serikat medio 1929 sampai 1933. Peristiwa ini memicu serangkaian
permasalahan di bidang ekonomi, seperti pengangguran, investasi merosot, dan
hasil dari perekonomian berkurang.
a. Aspek Analisis
b. Konsep Dasar
c. Tujuan Analisis
a. Tauhid (keimanan)
b. ’Adl (keadilan)
c. Nubuwwah (kenabian)
d. Khilafah (pemerintah)
e. Ma’ad (hasil)
b. Keuntungan, sebuah nilai yang akan timbul dari kerja manusia. Nilai suatu
produk
sama dengan jumlah tenaga kerja yang dikandungnya. Demikian pula,
kekayaan bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki bangsa
tersebut, tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasanya dan ditentukan
pula oleh neraca pembayaran yang sehat.
d. Keuangan Publik, berasal dari pajak. Penetapan pajak yang berprinsip pada
keadilan merupakan suatu keharusan. Ibnu Khaldun menegaskan bahwa
penetapan
dan pembebasan pajak harus sesuai dengan syariah, seperti sedekah, pajak
tanah, kharaj, jizyah, dan lain-lain. Semua itu memiliki batas yang tetap dan
tidak bisa dilebihkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mypurohith.com/pengertian-ekonomi-makro/
https://www.simulasikredit.com/perbedaan-antara-ekonomi-mikro-dengan-ekonomi-makro/
http://repository.uin-suska.ac.id/